menimbulkan kerugian, karena pemalsuan surat, dengan pidana penjara paling lama 6 tahun.
2 Diancam dengan pidana yang sama barang siapa dengan sengaja memakai
surat palsu atau yang dipalsukan seolah-olah sejati, jika pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian.
Dilihat dari ketentuan Pasal 263 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana selanjutnya disebut KUHP jika Notaris terbukti melakukan pemalsuan dapat
dikenakan sanksi pidana sedangkan sanksi pidana tersebut tidak diatur dalam UUJN-P sehingga dapat dikatakan penelitian ini mengkaji mengenai norma
kosong. Kemudian hal tersebut akan dibahas dalam penelitian ini dengan judul “Pemalsuan Tandatangan Akta Oleh Para Pihak Dalam Pembuatan Akta Notariil.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang yang dikemukakan diatas, maka
dapat ditarik suatu rumusan masalah sebagai berikut;
1. Apakah akibat hukum terhadap akta notariil yang tandatangannya
dipalsukan oleh para pihak ? 2.
Bagaimana pertanggungjawaban Notaris terhadap pemalsuan tandatangan oleh para pihak dalam pembuatan akta notariil?
1.3 Ruang Lingkup Masalah
Dalam mendekatkan permasalahan untuk menghindari pembahasan menyimpang dari pokok permasalahan, diberikan batasan-batasan mengenai ruang
lingkup permasalahan yang akan dibahas. Adapun ruang lingkup permasalahan
yang akan dibahas, yaitu mencakup uraian-uraian dari tinjauan umum dalam hal
pemalsuan tandatangan akta oleh para pihak dalam pembuatan akta notariil.
1.4 Orisinalitas
Penelitian ini merupakan penelitian yang masih original atau asli karena belum ada penelitian secara khusus menulis dengan judul ini, meskipun demikian
ada beberapa tulisan yang mirip tetapi tidak sama secara substansial. Adapun judul beserta rumusan masalahpenelitian lain yang tidak sama dengan penelitian
ini : a. Tesis berjudul Tanggung Jawab Notaris Terhadap Akta Otentik Yang Dibuat
Dan Berindikasi Perbuatan Pidana, yang disusun pada tahun 2009 oleh Agustining mahasiswa Program Studi Kenotariatan Universitas Sumatera Utara
Medan. Rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah : 1. Faktor apakah yang menyebabkan Notaris diperlukan kehadirannya dalam
pemeriksaan perkara pidana? 2. Bagaimana tanggung jawab Notaris sebagai pejabat umum terhadap akta
otentik yang dibuat dan berindikasi perbuatan pidana? 3. Bagaimana fungsi dan peranan Majelis Pengawasan Daerah terhadap
pemanggilan Notaris pada pemeriksaan perkara pidana? Tesis ini membahas tentang keterlibatan Notaris dalam perkara pidana dan
diperlukannya kehadiran Notaris dalam pemeriksaan perkara pidana yang melibatkan kliennya.
b. Skripsi berjudul Pertanggungjawaban Notaris Terhadap Akta Otentik Yang Dibuat Di Hadapannya Studi Terhadap Notaris Di Kota Semarang, yang
disusun pada tahun 2015 oleh Ida Nurkasanah mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Universitas Negeri Semarang. Rumusan yang terdapat dalam penelitian
ini adalah : 1. Bagaimana pertanggungjawaban notaris terhadap akta otentik yang dibuat di
hadapannya ? 2. Bagaimana akibat hukum terhadap akta otentik yang dibuat di hadapan
notaris jika memuat keterangan tidak benar ? Penelitian ini lebih ditekankan untuk mengkaji dan meneliti seberapa jauh
dan bagaimana tanggung jawab profesi Notaris dalam mempertanggungjawabkan akta otentik yang dibuat di hadapan Notaris, serta bagaimana akibat hukum jika
dalam akta otentik yang dibuat di hadapan Notaris suatu saat terjadi kekeliruan yang menimbulkan kerugian secara perdata bagi salah satu atau lebih para pihak.
1.5 Tujuan Penulisan