Harsojuwono, 2008. CSAM atau sistem penilaian komiditi adalah suatu metode penilaian sistem komoditi hortikultura yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan
mendeskripsikan masalah serta mengidentifikasi dan
memformulasikan pemecahan masalah yang tepat dari faktor-faktor dan cara-cara penanganan yang
mempengaruhi mutu, kehilangan, kerusakan, kerugian secara ekonomi dalam rantai distribusi Harsojuwono, 2008. Penerapan CSAM dan dengan
diperkuatnya rantai distribusi maka akan diperoleh produk-produk hortikultura berkualitas dan bermutu yang mampu bersaing di pasaran.
Untuk menjaga mutu sawi hijau maka diperlukan penanganan yang benar sehingga dihasilkan komoditi yang siap dipasarkan dengan mutu seperti keinginan
konsumen. Perlu dilakukan penelitian pascapanen sawi hijau untuk mengetahui penanganan menggunakan metode Commodity System Assessment Method
CSAM. Melalui metode CSAM diharapkan bisa mengevaluasi penanganan pascapanen sawi hijau dari petani ke konsumen. Dengan metode tersebut,
penanganan pascapanen sawi hijau sejak awal sampai pemasarannya bisa dipantau.
1.2. Rumusan Masalah Adapun masalah dalam penelitian ini, adalah
1 Ada berapa jalur dan jenis distribusi sawi hijau Brassica rapa I. Subsp.
Perviridis Bayley dari petani di Kecamatan Banjarangkan sampai ke pengecer?
2 Bagaimana penanganan pascapanen dan dampak kehilangan sawi hijau
Brassica rapa I. Subsp. Perviridis Bayley dari petani di Kecamatan Banjarangkan sampai ke pengecer?
3 Berapakah kandungan logam berat Pb dan Cd pada sawi hijau Brassica rapa
I. Subsp. Perviridis Bayley yang didistribusikan dari Kecamatan Banjarangkan sampai ke pengecer?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan masalah dalam penelitian ini, adalah 1
Mengetahui banyaknya jalur dan jenis distribusi sawi hijau Brassica rapa I. Subsp. Perviridis Bayley dari Kecamatan Banjarangkan sampai ke pengecer.
2 Mengetahui penanganan pascapanen dan dampak kehilngan sawi hijau di
setiap jalur distribusi Brassica rapa I. Subsp. Perviridis Bayley yang dilewati.
3 Mengetahui kandungan logam berat Pb dan Cd pada sawi hijau Brassica rapa
I. Subsp. Perviridis Bayley yang didistribusikan dari petani di Kecamatan Banjarangkan sampai ke pengecer.
1.4. Manfaat
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada konsumen dan masyarakat luas tentang jenis jalur distribusi penanganan
pascapanen disetiap jalur distribusi, dan mengetahui kandungan logam berat Pb dan Cd sawi hijau Brassica rapa I. Subsp. Perviridis Bayley selama proses
distribusi dari Kecamatan Banjarangkan sampai ke pengecer.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sawi Hijau Brassica rapa I. Subsp. Perviridis Bayley
Sawi hijau merupakan suku sawi-sawian atau Brassicaceae merupakan jenis sayuran yang cukup populer. Dikenal pula sebagai caisim, caisin, atau sawi bakso,
sayuran ini mudah dibudidayakan dan dapat dimakan segar atau diolah menjadi asinan, lalapan, dan berbagai masakan lainnya. Sawi hijau umumnya dikonsumsi
dalam bentuk olahan karena sawi mentah rasanya pahit karena ada kandungan alkaloid carpaine.
Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat ditanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara
teratur, tanaman ini cocok bila di tanam pada akhir musim penghujan. Daerah penanaman yang cocok untuk sawi hijau adalah mulai dari ketinggian 5 m sampai
dengan 1.200 m di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 m sampai 500 m di atas permukaan laut.
Umur panen sawi paling lama 40 hari, dan paling pendek 30 hari dan terlebih dahulu melihat fisik tanaman seperti warna, bentuk, dan ukuran daun. Cara panen
ada 2 macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan dengan memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah dengan pisau tajam
Margiyanto, 2007. Klasifikasi tanaman sawi hijau dapat dijabarkan sebagai berikut: Kingdom:
Plantae Tumbuhan; Divisi: Spermatophyta; Subdivisi: Angiospermae; Kelas: Dicotyledone;
Ordo: Rhoeadales
Brassicales; Famili:
Cruciferae
Brassicaceae; Genus: Brassica serta Spesies: Brassica rapa I. Subsp. Perviridis Bayley Margiyanto, 2007. Sayuran sawi hijau disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Sawi Hijau Sumber: Anonim 2012
Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap sehingga apabila dikonsumsi sangat baik untuk mempertahankan
kesehatan tubuh. Sawi hijau merupakan sayuran yang bermanfaat untuk membantu mencegah dari terserangnya penyakit kanker, hal ini di sebabkan
karena dalam sawi hijau mengandung senyawa fitokimia khususnya glukosinolat yang cukup tinggi. Dengan rutin mengkonsumsi sawi hijau mampu menurunkan
resiko terserangnya kanker prostat. Kandungan gizi sawi hijau Brassica rapa I. Subsp. Perviridis Bayley setiap 100 g dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan gizi sawi hijau setiap 100 gr
No Komposisi
Jumlah 1
Protein g 2,3
2 Lemak g
0,4 3
Karbohidrat g 4,0
5 Kalsium mg
220 6
Fosfor mg 38,0
7 Besi mg
2,9 8
Vitamin A mg 1.940,0
9 Vitamin B mg
0,09 10
Vitamin C mg 102
11 Energi kal
22,0 12
Serat g 0,7
13 Air g
92,2 14
Natrium mg 20,0
Sumber: Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI 2012
2.2. Logam Berat