6
responden penelitian didapat dari 5 kelurahan di wilayah Kecamatan Gondokusuman, yaitu Kelurahan Demangan, Baciro, Kotabaru, Terban, dan Klitren dengan jumlah
responden tiap masing-masing kelurahan sebanyak 20 orang. Tabel karakteristik
demografi responden penelitian dapat dilihat pada Tabel I.
Tabel I. Karakteristik Demografi Responden
Karakteristik Demografi Total Responden n = 100 orang
Usia 16 Tahun
17 Tahun 46
18 Tahun 21
19 Tahun 33
Jenis Kelamin Laki-Laki
59 Perempuan
41 Pendidikan Yang
Sedang Ditempuh SMA
70 Strata
– 1 30
Penghasilan Bulanan Orangtua
Rp. 1.5 Juta 81
Rp. 1.5 Juta 19
Keterangan: n = jumlah responden
B. Pengetahuan dan Sikap Responden tentang Pola Hidup terkait Faktor Resiko
Diabetes Melitus Tipe 2
Diabetes melitus tipe 2 disebabkan oleh faktor pola makan dan aktivitas fisik Rios and Fuentes, 2010. Dalam mewujudkan tindakan nyata pencegahan diabetes melitus tipe
2 diperlukan unsur pendukung, seperti pengetahuan dan sikap Notoadmojo, 2011.
Tabel II. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden tentang Pola Makan terkait Faktor
Resiko Diabetes Melitus Tipe 2
Kategori n
Karakteristik Demografi Usia
Jenis Kelamin Pendidikan
Penghasilan 17
18 19
L P
SMA S-1
A B
Baik
52 51.9
13.5 34.6
61.5 38.5
75.0 25.0
84.6 15.4
Cukup
20 50.0
30.0 20.0
50.0 50.0
70.0 30.0
75.0 25.0
Kurang
28 32.1
28.6 39.3
60.7 39.3
60.7 39.3
78.6 21.4
Keterangan: n = jumlah responden L = laki-laki
P = perempuan A = lebih dari 1.5 juta rupiah
B = kurang dari 1.5 juta rupiah
7
Dari hasil penelitian, ada dua perbedaan hasil jika dibandingkan dengan teori. Pertama, responden dengan usia 17 tahun memiliki persentase lebih baik 51.9 dalam
hal pengetahuan tentang pola makan yang berkaitan dengan faktor resiko diabetes melitus tipe 2. Hasil tersebut berbeda dengan teori semakin bertambahnya usia seseorang, maka
semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya. Dengan demikian, pengetahuan yang diperoleh juga semakin baik Budiman dan Riyanto, 2013. Kedua,
responden yang sedang menempuh pendidikan SMA memiliki persentase lebih baik 75.0 dalam hal pengetahuan tentang pola makan yang berkaitan dengan faktor resiko
diabetes melitus tipe 2. Hasil tersebut berbeda dengan teori semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin mudah bagi orang tersebut untuk menerima informasi
Budiman dan Riyanto, 2013. Kemungkinan, hasil tersebut disebabkan oleh dua faktor:
Status Ekonomi. Faktor tersebut terlihat dimana 84.6 responden memiliki penghasilan
bulanan orangtua di atas 1.5 juta rupiah. Semakin tinggi status ekonomi seseorang, maka semakin memerlukan fasilitas untuk menunjang kegiatan, seperti gadget dan internet
dengan tujuan mencari dan menemukan informasi. Artinya, status ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang Budiman dan Riyanto, 2013.
Media Massa. Semakin sering seseorang terpapar media massa, maka semakin banyak
memperoleh informasi jika dibandingkan dengan orang yang tidak pernah atau jarang terpapar informasi dari media massa Budiman dan Riyanto, 2013.
Tabel III. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden tentang Aktivitas Fisik terkait
Faktor Resiko Diabetes Melitus Tipe 2
Kategori n
Karakteristik Demografi Usia
Jenis Kelamin Pendidikan
Penghasilan 17
18 19
L P
SMA S-1
A B
Baik
75 53.3
17.3 29.4
60.0 40.0
74.7 25.3
82.7 17.3
Cukup
21 14.3
33.3 52.4
57.1 42.9
57.1 42.9
71.4 28.6
Kurang
4 75.0
25.0 50.0
50.0 50.0
50.0 100
Keterangan: n = jumlah responden L = laki-laki
P = perempuan A = lebih dari 1.5 juta rupiah
B = kurang dari 1.5 juta rupiah
8
Dari hasil penelitian, ada dua perbedaan hasil jika dibandingkan dengan teori. Pertama, responden dengan usia 17 tahun memiliki persentase lebih baik 53.3 dalam
hal pengetahuan tentang aktivitas fisik yang berkaitan dengan faktor resiko diabetes melitus tipe 2. Hasil tersebut berbeda dengan teori semakin bertambahnya usia seseorang,
maka semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya. Dengan demikian, pengetahuan yang diperoleh juga semakin baik Budiman dan Riyanto, 2013. Kedua,
responden yang sedang menempuh pendidikan SMA memiliki persentase lebih baik 74.7 dalam hal pengetahuan tentang pola makan yang berkaitan dengan faktor resiko
diabetes melitus tipe 2. Hasil tersebut berbeda dengan teori semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin mudah bagi orang tersebut untuk menerima informasi
Budiman dan Riyanto, 2013. Kemungkinan, hasil tersebut disebabkan oleh dua faktor:
Status Ekonomi. Faktor tersebut terlihat dimana 82.7 responden memiliki penghasilan
bulanan orangtua di atas 1.5 juta rupiah. Semakin tinggi status ekonomi seseorang, maka semakin memerlukan fasilitas untuk menunjang kegiatan, seperti gadget dan internet
dengan tujuan mencari dan menemukan informasi. Artinya, status ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang Budiman dan Riyanto, 2013.
Media Massa. Semakin sering seseorang terpapar media massa, maka semakin banyak
memperoleh informasi jika dibandingkan dengan orang yang tidak pernah atau jarang terpapar informasi dari media massa Budiman dan Riyanto, 2013.
Tabel IV. Distribusi Tingkat Sikap Responden tentang Pola Makan terkait Faktor Resiko
Diabetes Melitus Tipe 2
Kategori n
Karakteristik Demografi Usia
Jenis Kelamin Pendidikan
Penghasilan 17
18 19
L P
SMA S-1
A B
Baik
46 56.5
23.9 19.6
58.7 41.3
78.3 21.7
71.7 28.3
Cukup
52 38.5
17.3 44.2
59.6 40.4
63.5 36.5
88.5 11.5
Kurang
2 50.0
50.0 50.0
50.0 50.0
50.0 100
Keterangan: n = jumlah responden L = laki-laki
P = perempuan A = lebih dari 1.5 juta rupiah
B = kurang dari 1.5 juta rupiah
9
Hasil penelitian menunjukkan ada persamaan jika dibandingkan dengan teori. Pertama, responden dengan usia 17 tahun memiliki persentase lebih baik 56.5 dalam
hal sikap tentang pola makan yang berkaitan dengan faktor resiko diabetes melitus tipe 2. Kedua, responden yang sedang menempuh pendidikan SMA memiliki persentase lebih
baik 78.3 dalam hal sikap tentang pola makan yang berkaitan dengan faktor resiko diabetes melitus tipe 2. Kedua hasil tersebut sesuai dengan teori bahwa salah satu faktor
yang menentukan perubahan sikap seseorang adalah pengetahuan Triastuti, 2010. Jika melihat tingkat pengetahuan responden tentang pola makan yang berkaitan dengan faktor
resiko diabetes melitus tipe 2, responden dengan usia 17 tahun 51.9 dan yang sedang menempuh pendidikan SMA 75.0 memiliki persentase yang lebih baik jika
dibandingkan dengan responden lainnya. Dengan demikian, pengetahuan yang baik dapat mempengaruhi sikap dari responden.
Kemungkinan, hasil tersebut disebabkan oleh dua faktor:
Lingkungan Rumah. Sikap anak sangat dipengaruhi oleh sikap orang-orang yang
tinggal satu rumah dengannya. Selanjutnya, orangtua juga berperan besar dalam perkembangan moral dan pembentukan pengetahuan anak Rusmanto, 2013.
Lingkungan Sekolah. Dalam pendidikan dasar SD, peran guru sangat besar dalam
mempengaruhi pola pikir, sikap, dan perilaku, serta membentuk kepribadian anak. Namun ketika anak masuk ke SMP atau SMA, peran guru menjadi terbatas oleh peran
anak tersebut karena anak dapat menentukan sikapnya masing-masing Rusmanto, 2013.
Tabel V. Distribusi Tingkat Sikap Responden tentang Aktivitas Fisik terkait Faktor Resiko
Diabetes Melitus Tipe 2
Kategori n
Karakteristik Demografi Usia
Jenis Kelamin Pendidikan
Penghasilan 17
18 19
L P
SMA S-1
A B
Baik
65 53.8
18.5 27.7
60.0 40.0
78.5 21.5
78.5 21.5
Cukup
35 31.4
25.7 42.9
57.1 42.9
54.3 45.7
85.7 14.3
Kurang
Keterangan: n = jumlah responden L = laki-laki
P = perempuan A = lebih dari 1.5 juta rupiah
B = kurang dari 1.5 juta rupiah
10
Dari hasil penelitian, ada dua persamaan hasil jika dibandingkan dengan teori. Pertama, responden dengan usia 17 tahun memiliki persentase lebih baik 53.8 dalam
hal sikap tentang pola makan yang berkaitan dengan faktor resiko diabetes melitus tipe 2. Kedua, responden yang sedang menempuh pendidikan SMA memiliki persentase lebih
baik 78.5 dalam hal sikap tentang pola makan yang berkaitan dengan faktor resiko diabetes melitus tipe 2. Kedua hasil tersebut sesuai dengan teori bahwa salah satu faktor
yang menentukan perubahan sikap seseorang adalah pengetahuan Triastuti, 2010. Jika melihat tingkat pengetahuan responden tentang pola makan yang berkaitan dengan faktor
resiko diabetes melitus tipe 2, responden dengan usia 17 tahun 51.9 dan yang sedang menempuh pendidikan SMA 75.0 memiliki persentase yang lebih baik jika
dibandingkan dengan responden lainnya. Dengan demikian, pengetahuan yang baik dapat mempengaruhi sikap dari responden.
Kemungkinan, hasil tersebut disebabkan oleh dua faktor:
Lingkungan Rumah. Sikap anak sangat dipengaruhi oleh sikap orang-orang yang
tinggal satu rumah dengannya. Selanjutnya, orangtua juga berperan besar dalam perkembangan moral dan pembentukan pengetahuan anak Rusmanto, 2013.
Lingkungan Sekolah. Dalam pendidikan dasar SD, peran guru sangat besar dalam
mempengaruhi pola pikir, sikap, dan perilaku, serta membentuk kepribadian anak. Namun ketika anak masuk ke SMP atau SMA, peran guru menjadi terbatas oleh peran
anak tersebut karena anak dapat menentukan sikapnya masing-masing Rusmanto, 2013.
C. Pola Makan