48
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok KOmpetensi Profesional E
III. Keterampilan Menulis A. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini, Anda dapat memiliki keterampilan bahasa Indonesiamenulis dengan baik.
B. Indikator Ketercapaian Kompetensi
Kompetensi Guru Indikator
Memiliki keterampilan berbahasa Indonesia
menulis 20.4.1. Mengaplikasi prinsip dan prosedur berbahasa
secara lisan berbicara dan menyimak dan tertulis membaca dan menulis
20.4.2. Mengaplikasikan prinsip dan prosedur berbahasa secara deskrit: menyimak, berbicara, membaca,
menulis
20.4.3. Mengaplikasikan prinsip dan prosedur berbahasa secara
integratif: menyimak,
berbicara,
membaca, menulis.
20.4.4. Mengaplikasikan prinsip dan prosedur berbahasa berdasarkan
konteks akademis,
formal, vokasional.
20.4.5 Mengaplikasikan prinsip dan prosedur berbahasa
secara tertulis produktif. Menulis: fiksi pantun, puisi, cerpen, dongeng, novel, drama dan
nonfiksi catatan harian, iklan, surat, memo, pengumuman, laporan, esai, artikel, karya
ilmiah. Jenis-jenis karangan: deskripsi, narasi, persuasi, argumentasi, dan eksposisi.
C. Uraian Materi
1. Pengertian dan Konsep Menulis
Menulis bukan sesuatu yang diperoleh secara spontan, tetapi memerlukan usaha sadar “menuliskan” kalimat dan mempertimbangkan
cara mengkomunikasikan dan mengatur Donn Byrne. 1988:1 Sejalan
dengan itu, menurut Lado 1964:14 menulis adalah meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain. Jadi, orang lain
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok KOmpetensi Profesional E 49
dapat membaca simbol grafis itu, jika mengetahui bahwa itu menjadi bagian dari ekspresi bahasa. Semi 1990: 8 juga mengatakan bahwa
menulis pada hakikatnya merupakan pemindahan pikiran atau perasaan ke dalam bentuk lambang bahasa.
Menurut Jago Tarigan 1995:117 menulis berarti mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Sarana
mewujudkan hal itu adalah bahasa. Isi ekspresi melalui bahasa itu akan dimegerti orang lain atau pembaca bila dituangkan dalam bahasa yang
teratur, sistematis, sederhana, dan mudah dimengerti. Menulis bukan sesuatu yang diperoleh secara spontan, tetapi memerlukan usaha sadar
“menuliskan” kalimat dan mempertimbangkan cara mengkomunikasikan dan mengatur.
Semi 1990:8 juga mengatakan bahwa menulis pada hakikatnya merupakan pemindahan pikiran atau perasaan ke dalam bentuk lambang
bahasa. Menurut Gere 1985:4, menulis dalam arti komunikasi ialah menyampaikan pengetahuan atau informasi tentang subjek. Menulis
berarti mendukung ide. Byrne 1988: 1, mengatakan bahwa menulis tidak hanya membuat satu kalimat atau hanya beberapa hal yang tidak
berhubungan, tetapi menghasilkan serangkaian hal yang teratur, yang berhubungan satu dengan yang lain, dan dalam gaya tertentu. Rangkaian
kalimat itu bisa pendek, berupa dua atau tiga kalimat. Akan tetapi, kalimat tersebut disusun secara teratur dan saling berhubungan padu. Crimmon
1984.191, berpendapat bahwa menulis adalah kerja keras, tetapi juga merupakan kesempatan untuk menyampaikan sesuatu tentang diri sendiri
atau mengomunikasikan gagasan kepada orang lain, bahkan mempelajari sesuatu yang belum diketahui.
Mengombinasikan dan menganalisis setiap unsur kebahasaan dalam sebuah karangan merupakan suatu keharusan bagi penulis. Dari sinilah
akan terlihat sejauh mana pengetahuan yang dimiliki penulis dalam menciptakan sebuah karangan yang efektif. Kosakata dan kalimat yang
digunakan dalam kegiatan menulis harus jelas jenisnya agar mudah dipahami oleh pembaca. Di samping itu, jalan pikiran dan perasaan
penulis sangat menentukan arah penulisan sebuah karya tulis atau
50
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok KOmpetensi Profesional E
karangan yang berkualitas. Dengan kata lain, hasil sebuah karangan yang berkualitas umumnya ditunjang oleh keterampilan bahasa yang dimiliki
penulis. Mengombinasikan dan menganalisis setiap unsur kebahasaan dalam
sebuah karangan merupakan suatu keharusan bagi penulis. Dari sinilah akan terlihat sejauh mana pengetahuan yang dimiliki penulis dalam
menciptakan sebuah karangan yang efektif. Kosakata dan kalimat yang digunakan dalam kegiatan menulis harus jelas agar mudah dipahami oleh
pembaca. Di samping itu, jalan pikiran dan perasaan penulis sangat menentukan arah penulisan sebuah karya tulis atau karangan yang
berkualitas. Dengan kata lain, hasil sebuah karangan yang berkualitas umumnya ditunjang oleh keterampilan kebahasaan yang dimiliki seorang
penulis.
2. Paragraf dalam Tulisan
Paragraf merupakan sarana menuangkan gagasan dengan arti kata segala sesuatu yang kita rasakan, berupa rangkaian kata, yang tersusun
dengan sebaik-baiknya dalam bentuk paragraf sehingga gagasan kita dapat dipahami dengan mudah.
Menuangkan gagasan secara tertulis dapat kita analogikan dengan merangkai karangan bunga atau membingkiskan kado untuk orang lain.
Karangan bunga atau bingkisan kado mewujudkan suatu gagasan, bingkisan gagasan itu harus merupakan karangan yang jadi utuh dan
lengkap. Paragraf pada dasarnya adalah miniatur sebuah karangan. Kalau sebuah
karangan mempunyai tujuan yang dinyatakan dalam tesis, paragraf mempunyai tujuan yang dinyatakan dalam kalimat topik. Seperti halnya
sebuah karangan yang utuh, paragraf juga harus mempunyai struktur yang jelas. Kalau karangan dikembangkan oleh uraian yang memadai,
gagasan utama yang terkandung dalam setiap paragraf juga harus terurai tuntas. Dengan kata lain, proses pembuatan paragraf pun tidak jelas
berbeda dengan proses pembuatan sebuah karangan.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok KOmpetensi Profesional E 51
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa paragraf mempunyai gagasan utama yang dituangkan dalam bentuk kalimat topik. Bagi penulis
gagasan utama merupakan pengendali isi paragraf. Gagasan utama haruslah ada dalam setiap paragraf yang baik.Tidak demikian halnya
dengan kalimat topik meskipun memuat gagasan utama, hal ini tidak berarti bahwa kalimat topik harus ada dalam setiap paragraf. Dengan kata
lain, tidak semua gagasan utama perlu dituangkan dalam kalimat topik untuk lebih jelasnya lihat contoh di bawah ini.
Pukul 5 pagi biasanya ia sudah bangun tidur. Setelah menggosok gigi dan mencuci muka. Ia berlari-lari di tempat sambil menggerak-gerakkan
seluruh anggota badannya sebentar kemudian mandi dengan air hangat yang telah disiapkan ibunya. Sambil masih mengunyah roti bakar
sarapannya , ia mulai menggoyang-goyang membangunkan saya dan minta jajan. Ia akan terus begitu sebelum beberapa lembar ribuan saya
ulurkan. “Terima Kasih”, katanya sambil berjingkat-jingkat meninggalkan kamar dan berangkat sekolah Pusat Bahasa. 2001: 2
3. Jenis-jenis Tulisan
Secara umum, tulisan terbagi ke dalam jenis-jenis berikut: narasi, eksposisi, deskripsi, argumentasi, dan persuasi. Di berikut ini akan
dijelaskan satu per satu. a. Eksposisi
Eksposisi biasa juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk karangan
yang berusaha
menerangkan, menguraikan
atau menganalisis
suatu pokok pikiran
yang dapat
memperluas pengetahuan
dan pandangan
seseorang. Penulis
berusaha memaparkan kejadian atau masalah secara analisis dan terperinci
memberikan interpretasi terhadap fakta yang dikemukakan. Dalam tulisan eksposisi, teramat dipentingkan informasi yang akurat dan
lengkap. Eksposisi merupakan tulisan yang sering digunakan untuk menyampaikan uraian ilmiah, seperti makalah, skripsi, tesis, desertasi,
atau artikel pada surat kabar atau majalah.