Indikator Ketercapaian Kompetensi Modul Bina SMA-SMK KK E Prof

8 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok KOmpetensi Profesional E penyesuaian diri seseorang, termasuk dalam rangka mempelajari dan mengontrol kondisi dan lingkungan sekitar. Ketika seseorang ingin diakui sebagai bagian dari komunitas masyarakatnya, salah satu cara yang harus ia tempuh adalah dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan masyarakatnya itu. Demikian halnya apabila ingin mempelajari budaya sekitarnya, sesorang harus memahami pula bahasa masyarakat itu secara mendalam. Bagaimanapun bahasa merupakan mengejawantahan dari budaya suatu kelompok masyarakat. 2. Berbicara adalah ekspresi kreatif Melalui kegiatan berbicara, seseorang tidak sekadar menyatakan ide, tetapi juga mengungkapkan sikap dan kepribadiannya. Dalam hal in i ada ungkapan, “bahasa adalah pembeda kelas.” Melalui pembicaraan seseorang akan tergambar banyak hal tentang keadaan jiwa orang itu, termasuk latar belakang sosial, tingkat pendidikan, dan kemampuan intelektualnya. 3 Berbicara dipengaruhi kekayaan pengalaman Berbicara juga sangat dipengaruhi oleh kekayaan ataupun keluasan pengalaman seseorang. Semakin kaya pengalaman seseorang semakin mendalam dan berkualitas pembicaraan orang itu. Sebaliknya, seseorang yang kurang pengalaman, akan tampak kering dan dangkal prmbicaraan orang itu. Pembicaraan orang itu pun tidak menarik. 4 Berbicara sarana memperluas cakrawala Di samping sarana untuk menuangkan pengalaman, berbicara dapat menjadi sarana untuk mengetahui banyak hal. Dengan pmengungkapkan pertanyaan, orang itu sesungguhnya sedang berusaha untuk memperluas sesuatu yang dikutahuinya.. 5 Berbicara adalah tingkah laku yang dipelajari Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok KOmpetensi Profesional E 9 Seseorang yang ingin meningkatkan kemampuan berbicaranya, ia perlu belajar dengan orang lain yang lebih fasih. Baik itu dalam hal ekspresi, intonasi, lafal, dan unsur- unsur berbahasa lainnya, dapat ditingkatkan melalui proses pembelajaran.Semakin banyak berlatih berbicara, semakin dikuasai keterampilan itu. Dengan banyaknya sekolah-sekolah dan pelatihan berbicara, hal itu membuktikan bahwa keterampilan tersebut dapat dipelajari. Tidak ada orang yang langsung terampil berbicara tanpa proses latihan. Berbicara adalah tingkah laku yang harus dipelajari, dan bisa dikuasai.

3. Berbicara sebagai Keterampilan Terintegratif

Berbicara memiliki kaitan dengan keterampilan berbahasa yang lainnya, yaitu dengan menyimak, membaca, dan menulis. a Hubungan Berbicara dengan Menyimak Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan yang berbeda namun berkaitan erat dan tak terpisahkan. Kegiatan menyimak didahului oleh kegiatan berbicara. Kegiatan berbicara dan menyimak saling melengkapi dan berpadu menjadi komunikasi lisan, seperti dalam bercakap-cakap, diskusi, bertelepon, tanya- jawab, interview, dan sebagainya. b Hubungan Berbicara dengan Membaca Berbicara dan membaca berbeda dalam sifat, sarana, dan fungsi. Berbicara bersifat produktif, ekspresif melalui sarana bahasa lisan dan berfungsi sebagai penyebar informasi. Membaca bersifat reseptif melalui sarana bahasa tulis dan berfungsi sebagai penerima informasi. Bahan pembicaraan sebagian besar didapat melalui kegiatan membaca. Semakin sering orang membaca semakin banyak informasi yang diperolehnya. Hal ini merupakan pendorong bagi