83
Akan tetapi pada responden yang memiliki pengetahuan yang baik, bisa juga memiliki praktik yang buruk dalam hal pemakaian APD. Hal ini sesuai
dengan penelitian Wekoyla 2012, menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara responden yang memiliki pengetahuan baik dan kurang baik terhadap perilaku
penggunaan APD secara lengkap. Didukung dengan penelitian Putra 2012, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap
perilaku penggunaan APD.
5.7 Sikap Petugas Cleaning Service dalam Penanganan Sampah Medis di
RSUD Dr. Pirngadi Medan
Sikap adalah reaksi atau respon seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan
Notoatmodjo, 2005. Sikap responden pada penelitian ini adalah sikap yang meliputi persepsi
petugas cleaning service sehubungan dengan pemakaian alat pelindung diri dalam penanganan sampah medis. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa secara
umum responden yang memiliki sikap positif berjumlah 7 orang 63,6 dan responden yang memiliki sikap negatif berjumlah 4 orang 36,4.
Pada umumnya responden setuju bahwa penanganan sampah medis merupakan pekerjaan yang wajib memakai APD 100, merasa nyaman
memakai sarung tangan saat mengangkut sampah medis 100, dan juga setuju akan memakai APD secara lengkap demi menjaga kesehatan dan keselamatan
pada saat menangani sampah medis 100. Hal tersebut dipengaruhi oleh
84
pengetahuan responden tentang alat pelindung diri dalam penanganan sampah medis.
Responden sebanyak 10 orang 90,9 setuju terhadap pernyataan bahwa akan terhindar dari gangguan kesehatan jika menggunakan APD saat menangani
sampah medis, dan 1 orang 9,1 tidak setuju. Responden sebanyak 10 orang 90,9 tidak setuju bahwa alat pelindung diri masker, sarung tangan, sepatu
boot sangat mengganggu saat menangani sampah medis dan 1 orang tidak setuju dengan alasan tidak nyaman menggunakan alat pelindung diri. Responden
sebanyak 9 orang 81,8 tidak setuju bahwa merasa tidak nyaman memakai masker ketika menangani sampah medis karena mengganggu saya dalam
berkomunikasi, dan 2 orang setuju merasa tidak nyaman memakai masker dengan alasan menghambat komunikasi dan merasa panas. Sebanyak 6 orang 54,5
responden bersikap tidak setuju untuk memakai sepatu biasa dibandingkan sepatu boot saat bekerja menangani sampah medis, dan 5 orang 45,5 responden
bersikap setuju disebabkan karena responden merasa tidak nyaman memakai sepatu boot dan merasa sepatu boot dapat menghambat gerak langkah responden
pada saat bekerja. Responden sebanyak 2 orang 18,2 tidak setuju bahwa hanya memakai
alat pelindung diri sarung tangan, masker, sepatu boot jika disediakan oleh rumah sakit, 9 orang 81,8 setuju dan ini berarti bahwa petugas cleaning sevice
tidak akan memakai alat pelindung diri pada saat menangani sampah medis jika pihak rumah sakit tidak menyediakan alat pelindung diri.
85
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa diantara responden yang memiliki sikap negatif terdapat responden memiliki pengetahuan yang baik,
dan responden yang memiliki pengetahuan yang cukup memiliki sikap yang negatif terhadap pemakaian alat pelindung diri dalam penanganan sampah medis.
Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik belum tentu memiliki sikap yang baik pula.
Mayoritas responden memiliki sikap positif terhadap pemakaian alat pelindung diri pada saat menangani sampah medis. Dengan sikap yang positif ini
diharapkan tindakan pemakaian alat pelindung diri akan baik nantinya. Akan tetapi sikap yang baik belum tentu diiringi hasil yang baik pula, seperti menurut
Notoadmodjo, 2003 yang menyatakan bahwa sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu
perilaku. Hal ini sesuai dengan penelitian Shobib dkk 2013, bahwa tidak ada hubungan antara sikap dengan pemakaian APD.
5.8 Tindakan Petugas Cleaning Service dalam Penanganan Sampah Medis di