59
3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer
Data primer diperoleh melalui hasil observasi dan wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah dimodifikasi dengan pedoman Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor: 1204MENKESSKX2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit dan penelitian sebelumnya.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari pihak RSUD Dr. Pirngadi Medan berupa data mengenai petugas cleaning service dan profil RSUD Dr. Pirngadi Medan.
3.5 Variabel dan Definisi Operasional
1. Pengetahuan adalah hasil dari tahu petugas cleaning service terhadap pemakaian alat pelindung diri dalam penanganan sampah medis
.
2. Si
kap adalah
reaksi atau respon petugas cleaning service sehubungan dengan pemakaian alat pelindung diri
dalam penanganan sampah medis
.
3. Tinda
kan adalah
segala pra
ktekperbuatan
petugas cleaning service dalam penanganan sampah medis
untuk memakai alat pelindung diri pada saat bekerja sesuai peraturan yang ditetapkan
.
4.
Umur adalah usia petugas cleaning service yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun.
5.
Pendidikan adalah pendidikan terakhir petugas cleaning service.
6.
Masa kerja adalah jangka waktu petugas cleaning service sudah bekerja dari pertama mulai masuk hingga sekarang masih bekerja.
60
7.
Petugas cleaning service dalam penanganan sampah medis adalah semua petugas yang menangani sampah medis yang di lakukan di rumah sakit.
8.
Alat pelindung diri adalah
seperangkat alat keselamatan yang digunakan oleh
petugas cleaning service disediakan oleh rumah sakit bertujuan untuk
melindungi tubuh dari kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja
.
3.6 Metode Pengukuran
3.6.1 Pengetahuan
Pengetahuan responden di ukur berdasarkan jawaban dari pertanyaan- pertanyaan yang terdapat pada kuesioner. Menggunakan skala Guttman yaitu
multiple choise. Pertanyaan berjumlah 9 dengan total skor 9. Adapun ketentuan pemberian skor yaitu “benar” diberi skor 1 dan “salah” diberi skor 0. Menurut
Arikunto 2006, pengetahuan dibagi dalam 3 kategori, yaitu: a. Baik : Bila subyek mampu menjawab
dengan benar 75 dari seluruh pertanyaan
b. Cukup : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 56 - 75 dari seluruh pertanyaan
c. Kurang : Bila subyek ma mpu menjawab dengan benar ≤ 55 dari seluruh
pertanyaan
3.6.2 Sikap
Sikap diukur melalui 8 pernyataan dengan menggunakan skala Guttman responden yang menjawab
“setuju” diberi skor 1 dan “tidak setuju” diberi skor 0 pada pernyataan positif no. 1,3,7,8 sedangkan pada pernyataan negatif no. 2,4,5,6
61
jika menjawab “setuju” diberi skor 0 dan “tidak setuju” diberi skor 1. Sehingga
total skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 8. Menurut Irianto 2004, sikap responden dikategorikan sebagai berikut:
a. Positif : bila jumlah nilai skor nilai rata-rata
b. Negatif : bila jumlah nilai sk
or ≤ nilai rata-rata
3.6.3 Tindakan
Pengukuran tindakan dalam pemakaian alat pelindung diri APD pada saat bekerja pada jam kerja selama 1 hari. Dikategorikan sebagai berikut :
1. Lengkap : Bila memakai semua APD yang disyaratkan.
2. Tidak lengkap : Bila tidak memakai semua APD yang disyaratkan.
3.7 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data Notoatmodjo, 2002. Instrumen penelitian ini dapat berupa:
3.7.1 Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden Arikunto, 2002. Kuesioner dalam
penelitian ini digunakan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap pemakaian alat pelindung diri dalam penanganan sampah medis
pada petugas cleaning service di RSUD Dr. Pirngadi Medan.
3.7.1.1 Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur Notoadmodjo, 2002. Sebelum kuesioner digunakan
dalam penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dengan rumus korelasi
62
Pearson product moment. Bila nilai r hitung r tabel berarti valid sedangkan r hitung r tabel berarti tidak valid Hidayat, 2007.
Pada tabel product moment, nilai r untuk 30 responden yaitu 0,361 dengan taraf signifikansi 5 atau taraf kepercayaan 95.
Hasil perhitungan validitas didapatkan dari jumlah 12 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan,
terdapat 3 pertanyaan yang dinyatakan tidak valid yaitu pertanyaan nomor 4 - 0,101 0,361, pertanyaan nomor 5 0,244 0,361 dan pertanyaan nomor 7
0,106 0,361. Kemudian didapatkan dari jumlah 10 pernyataan dalam kuesioner tentang sikap, terdapat 2 pernyataan yang dinyatakan tidak valid yaitu
pertanyaan nomor 6 0,067 0,361 dan pertanyaan nomor 7 0,025 0,361. Pertanyaan yang tidak valid dikendalikan dengan cara dihilangkan dikarenakan
pertanyaan tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap hasil penelitian.
3.7.1.2 Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Notoadmodjo, 2002. Uji
reliabilitas kuesioner dari 9 pertanyaan tentang pengetahuan, 8 pernyataan tentang sikap diketahui bahwa Alpha Cronbach lebih besar dari r tabel dan bernilai positif
0,656 0,361 untuk pertanyaan tentang pengetahuan, 0,451 0,361 untuk pernyataan tentang sikap. Dapat disimpulkan bahwa 9 pertanyaan tentang
pengetahuan, 8 pertanyaan tentang sikap tersebut reliabel.
63
3.7.2 Formulir Observasi
Formulir observasi digunakan untuk mengetahui penggunaan alat pelindung diri pada petugas cleaning service yang menangani sampah medis di
RSUD Dr. Pirngadi Medan.
3.8
Pelaksanaan Perolehan Data
Kegiatan yang akan dilakukan dalam perolehan data ini secara garis besar adalah sebagai berikut:
Adapun pelaksanaan perolehan data dari awal hingga akhir penelitian secara rinci Tabel 3.1:
Tabel 3.1 Pelaksanaan Kegiatan Perolehan Data NO
Hari Tanggal Pelaksanaan Kegiatan
Pukul 1.
Senin, 7 September 2015
Koordinasi dengan koordinator dan pengawas cleaning service RSUD
Dr. Pirngadi
Medan tentang
pelaksanaan perolehan data. 10.00 WIB
2.
Jumat, 11 September 2015
Wawancara dan
pengisian kuesioner
penelitian petugas
cleaning service shift pagi RSUD Dr. Pirngadi Medan
11.00 WIB
3.
Sabtu, 12 September 2015
Wawancara dan
pengisian kuesioner
penelitian petugas
cleaning service shift sore RSUD Dr. Pirngadi Medan
15.00 WIB
4. Senin,
14 September 2015 Observasi
pemakaian alat
pelindung diri petugas cleaning service shift pagi RSUD Dr.
Pirngadi Medan. 09.00 WIB
5.
Selasa, 15 September 2015
Observasi pemakaian
alat pelindung diri petugas cleaning
service shift sore RSUD Dr. Pirngadi Medan.
15.00 WIB
64
3.9 Metode Analisis Data
Data yang diperoleh berupa hasil kuesioner dan observasi dengan petugas cleaning service yang menangani sampah medis di RSUD Dr. Pirngadi Medan
akan diolah dan disajikan ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, dan diagram pie. Kemudian akan dianalisa secara deskriptif untuk menjelaskan gambaran
pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap pemakaian alat pelindung diri dalam penanganan sampah medis pada petugas cleaning service di RSUD Dr. Pirngadi
Medan.
65
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum RSUD Dr. Pirngadi Medan 4.1.1 Sejarah RSUD Dr. Pirngadi Medan
Rumah Sakit Pirngadi didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda dengan nama
“Gemente Zieken Huis”. Peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Maria Constantia Macky pada tanggal 11 Agustus 1928 dan diresmikan pada tahun
1930. Sebagai pimpinan yang pertama adalah Dr. W. Bays. Pada tahun 1939 pimpinan rumah sakit ini diserahkan kepada Dr. A. A. Messing.
Setelah masuknya Jepang ke Indonesia pada tahun 1942, rumah sakit ini diambil alih oleh bangsa Jepang dan berganti nama menjadi
“Syuritsu Byusono Ince
” dan pimpinannya dipercayakan kepada seorang putera Indonesia yaitu Dr. Raden Pirngadi Gonggo Putro.
Setelah bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 menyatakan kemerdekaannya, Rumah Sakit Umum Pirngadi langsung diambil alih dan diurus
oleh Pemerintah Negara Bagian Sumatera Timur Republik Indonesia Sementara RIS, dengan pergolakan politik yang sangat cepat saat itu pada tanggal 17
Agustus 1950 semua negara bagian RIS dihapus diganti dengan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam periode Tahun 1950 sd 1952 Rumah Sakit Pirngadi mempunyai peran yang sangat penting dalam sejarah proses pendirian Fakultas Kedokteran
USU, karena salah satu syarat pendidikan Fakultas Kedokteran tersebut harus ada Rumah Sakit sebagai pendukung disamping harus adanya dosen pengajar yang