Pengaruh Model Pembelajaran Guided Inquiry terhadap Kemampuan Proses Sains Siswa pada Konsep Sistem Gerak Manusia

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY TERHADAP
KEMAMPUAN PROSES SAINS SISWA PADA KONSEP
SISTEM GERAK MANUSIA
(Kuasi Eksperimen Pada Kelas XI SMA Negeri 6 Depok)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan

Oleh
Tina Novasari
NIM 1111016100046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016


LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Guided Inquiry terhadap
Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Sistem GerakManusia disusun
oleh Tina Novasari, NIM. 1111016100046, Program Studi Pendidikan Biologi,
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah lakarta telah melalui bimbingan dan

dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang
munaqasah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Tangerang, 25

Juli 2016

Yang mengesahkan,

Pembimbing


I

Pembimbing

II

l.

fd-,^^g*
Yr. Suiivo Miranto. M.Pd
NIP. 19681228 200303

1 004

---'

Yuke Mardiati. M.Si
NIP. 19760117 200701 2 013

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul "Pengaruh Model Pembelajaran Guided Inqairy terhadap

Kemampuan Proses Sains Siswa pada Konsep Sistem Gerak Manusia" disusun oleh

Tina Novasari, NIM

1111016100046, diajukan kepada Fakultas

Ilmu Tarbiyah

dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan

LULUS dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 12 Agustus 2016 dihadapan dewan penguji.
Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana 51 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan

Biologi.
Tangerang. 26 Agustus 2016


Panitia Sidang Munaqosah,

Tanggal

Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA)

Dr. Yanti Herlanti. M.Pd
NIP. 19710119 200801 2 010
Penguji

!.1

'1 aLu

1

Dr. Yanti Herlanti" M.Pd
NrP. 19710119 200801 2 010


6lTlde

Penguji 2
Baiq Hana Susanti. M.Sc
NIP. 19700209 200003 2 001

lu(,

V*7^/

-

+
i.r.:1

KEMENTERIAN AGAMA
r;rr-.TAKARTA
llll\


{alry

JL h. H.

Jwndo Noes ciw@ t51t2

No.

roRM

Dokumen

Terbit
No. Revisi:
Tgl.

(FR)

btdwt


:

FITK-FR-AKD-089

:
:

0l

Hal

I Maret 2010

1tl

SURAT PERIiYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama


Tina Novasari

Tempat/Tgl.Lahir

Jakarta 5 Agustus 1993

NIM

I I I 1016100046

Jurusan /

hodi

Pendidikan IPA / Pendidikan Biologi

Pengaruh Model Pembelajaran Guided Inquiry Terhadap

Judul Skripsi


Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Sistem Gerak
Manusia
Dosen Pembimbing

:

1.

Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd

2. Yuke Mardiati, M.Si

dengan ini menyatakan bahwa slaipsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri
dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta,26 Juli2016


TinaNovasari
NIM.1111016100046

ABSTRAK
Tina Novasari (1111016100046), Pengaruh Model Pembelajaran Guided Inquiry
terhadap Kemampuan Proses Sains Siswa pada Konsep Sistem Gerak Manusia.
Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran guided
inquiry terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep sistem gerak pada
manusia. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2015 di SMAN 6 Depok.
Metode yang digunakan adalah quasi experiment dengan desain Pretest-Posttest
control group design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik
simple random sampling. Sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol
masing-masing 31 dan 30 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen
tes tertulis keterampilan proses sains dalam bentuk essai. Hasil analisis data kelompok
kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol menggunakan uji-t diperoleh thitung
sebesar 2,255 dan ttabel pada taraf signifikansi (α=0,05) sebesar 2,001 maka thitung > ttabel.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari model pembelajaran guided inquiry

terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep sistem gerak pada manusia.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Guided Inquiry, Kemampuan Proses Sains
pada Konsep Sistem Gerak Manusia

ABSTRACT
Tina Novasari (1111016100046). The influence of Guided Inquiry Learning Models
on Student’s Science Process Skill in the Concept of Musculoskeletal Systems.
Skripsi of Biology Education Studies Program, Natural Sciences Departement,
Tarbiyah and Teacher Training Faculty, Islamic State University Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2016.
This research purposed to know the influence of guided inquiry learning models
on student’s science process skill on the concept of musculoskeletal systems. This
research was conducted at SMAN 6 Depok in November 2015. The type of this
research was used quasi experimental with Pretest-Posttest control group design. The
sample was taken by using simple random sampling technique. The total number of
each research sample for experimental class are 31 students and control class are 30
students. The data collecting technique of this research was using an instrument of
wruten test about science process skill in the form of essay. The result of data analysis
for the class experiment and class control group using t-test result t count was 2,255 and
t table on significance level (α=0,05) at 2.001, then t count > t table,. This showed from this
research was that there was an influence of the implementation of guided inquiry based
learning model toward science process skill on the concept of musculoskeletal systems.
Keywords: Guided Inquiry Learning Models, Science Process Skill
Musculosceletal Systems.

in

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin,

puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat

Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir yaitu skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Guided Inquiry
terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Sistem Gerak Manusia”.
Skripsi ini merupakan syarat untuk mendapat gelar sarjana pendidikan (S.Pd) pada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Skripsi ini mungkin tidak terlaksana dan selesai tanpa adanya izin, bantuan,
bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Karena itu, penulis ingin mengucapkan
banyak terimakasih kepada:
1.

Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.

Dr. Yanti Herlanti, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus
validator instrumen penelitian saya yang telah memberikan banyak waktu, tenaga,
pikiran, motivasi dan membimbing saya.

4.

Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd, selaku Dosen Pendidikan Biologi dan sebagai
pembimbing I yang telah memberikan banyak waktu, tenaga, pikiran, dan motivasi
dalam membimbing penulis pada penyusunan skripsi ini.

5.

Yuke Mardiati, M.Si, selaku Dosen Pendidikan Biologi dan sebagai pembimbing
II yang telah memberikan banyak waktu, tenaga, pikiran, dan motivasi dalam
membimbing penulis pada penyusunan skripsi ini.

6.

Tugino, S.Pd, MM, selaku Kepala Sekolah SMAN 6 Depok.

7.

Abdul Malik J, S.Pd, selaku Guru Biologi SMAN 6 Depok.

i

ii

8.

Kedua orang tua, Bapak Sukarjo dan Ibu Murtamah, kedua kakak, Eko Sulistiawan
dan Tri Hartono, serta seluruh keluarga yang telah memberikan do’a dan dukungan
baik moril ataupun materi pada penulis.

9.

Elyana Nugraheni, Fitriasari, Ratna Endah, Qonita Rahmi, Risyca Nova, Marlina
Septiani, Serlin Nur, Nona Tiara, Dessy Amalia, dan teman-teman Pendidikan
Biologi B 2011, dab Biologi 2011 atas segala bantuan dan kerjasamanya selama
ini.

10. Siswa/i SMAN 6 Depok atas kerjasama nya selama penelitian skripsi ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang terlibat dalam
penelitian dan selama penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa sripsi ini masih belum sempurna, oleh karena itu
penulis menerima kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun
terhadap skripsi ini agar dapat memperbaiki dalam penyusunan karya tulis selanjutnya.
Akhir kata penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang ada pada skripsi ini
dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Tangerang, Agustus 2016

Tina Novasari

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ........................................................................................ 6
D. Rumusan Masalah ............................................................................................ 6
E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian .................................................... 6

BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori ................................................................................................. 8
1. Model Pembelajaran Inquiry .................................................................... 8
a. Pengertian Model Pembelajaran Inquiry ............................................. 8
b. Tujuan Pembelajaran Inquiry ............................................................ 10
c. Tingkatan Pembelajaran Inquiry ....................................................... 10
d. Langkah-langkah Pembelajaran Inquiry ........................................... 11
e. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inquiry ........................... 12
2. Model Pembelajaran Guided Inquiry ........................................................ 13
a. Tahapan Pembelajaran Guided Inquiry .............................................. 15

iii

iv

3. Keterampilan Proses Sains ...................................................................... 16
a. Pengertian Keterampilan Proses Sains .............................................. 16
b. Dasar-dasar Keterampilan Proses Sains ............................................ 17
c. Tingkatan Keterampilan Proses Sains ............................................... 18
d. Jenis-Jenis Keterampilan Proses Sains ............................................. 18
e. Peranan Guru dalam Pendekatan Keterampilan Proses ..................... 22
B. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................................... 22
C. Kerangka Berpikir .......................................................................................... 24
D. Hipotesis Penelitian ........................................................................................ 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 28
B. Metode dan Desain Penelitian .................................................................. 28
C. Subjek Penelitian ...................................................................................... 29
D. Variabel Penelitian ................................................................................... 30
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 30
F. Instrumen Penelitian ................................................................................. 30
1. Tes Keterampilan Proses Sains ............................................................ 30
2. Lembar Observasi ................................................................................ 31
G. Kalibrasi Instrumen .................................................................................. 34
1. Uji Validitas ......................................................................................... 34
a. Validitas Isi ..................................................................................... 35
b. Validitas Butir Soal ......................................................................... 35
2. Uji Reliabilitas ..................................................................................... 36
3. Uji Tingkat Kesukaran ......................................................................... 37
4. Uji Daya Beda ..................................................................................... 38
H. Teknik Analisis Data ................................................................................ 40
1. Uji Normalitas ..................................................................................... 40
2. Uji Homogenitas .................................................................................. 41
3. Uji N-Gain ........................................................................................... 42

v

4. Teknik Analisis Kemampuan Keterampilan Proses Sains ................... 43
5. Teknik Analisis Lembar Observasi ...................................................... 43
6. Uji Hipotesis ........................................................................................ 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ........................................................................................... 45
1. Deskripsi Data Kualitatif ...................................................................... 45
a. Data Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains ............................ 45
2. Deskripsi Data Kuantitatif ................................................................... 49
a. Data Hasil Pretest dan Posttest ....................................................... 49
b. Nilai Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 49
c. Data Hasil Ketercapaian Aspek Keterampilan Proses Sains Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................. 51
d. Deskripsi Data N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........ 52
e. Data Kategori Ketercapaian Aspek Keterampilan Proses Sains Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .............................................. 53
B. Pengujian Prasyarat Analisis dan Uji Hipotesis ...................................... 54
1. Uji Normalitas ..................................................................................... 54
2. Uji Homogenitas .................................................................................. 54
3. Uji Hipotesis ........................................................................................ 55
C. Pembahasan ............................................................................................ 57

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 67
B. Saran .......................................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 68
LAMPIRAN ........................................................................................................ 72

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keterampilan Proses Sains dan Indikator .........................................21
Tabel 3.1 Desain Penelitian...............................................................................29
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Soal Keterampilan Proses Sains ........................31
Tabel 3.3 Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa Praktikum 1 ..32
Tabel 3.4 Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa Praktikum 2 ..33
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen ...........................................................36
Tabel 3.6 Kriteria Koefisien Reliabilitas ..........................................................36
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas .........................................................................37
Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Kesukaran ...............................................................38
Tabel 3.9 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ...........................................38
Tabel 3.10 Klasifikasi Daya Pembeda ................................................................39
Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda ...................................................................40
Tabel 3.12 Kriteria N-Gain .................................................................................42
Tabel 3.13 Kategori Keterampilan Proses Sains .................................................43
Tabel 4.1 Data Hasil Observasi Praktikum 1 ....................................................46
Tabel 4.2 Data Hasil Observasi Praktikum 2 ....................................................47
Tabel 4.3 Data Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen ......................................................................49
Tabel 4.4 Perbedaan Nilai Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol .............................................................................50
Tabel 4.5 Data hasil Ketercapaian Aspek Keterampilan Proses Sains
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...............................................51
Tabel 4.6 Data Skor N-Gain..............................................................................52
Tabel 4.7 Frekuensi N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................52
Tabel 4.8 Kategori Ketercapaian Aspek Keterampilan Proses Sains
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...............................................53
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol

vi

vii

dan Kelas Eksperimen .......................................................................54

Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen..............................................................................55
Tabel 4.11 Hasil Uji-t Pretest Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen ......................................................................56
Tabel 4.12 Hasil Uji-t Posttest Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen ......................................................................56

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ..........................................................................26
Gambar 4.1 Diagram rata-rata Skor Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen ..........................................................................57
Gambar 4.2 Diagram skor Pretest dan Posttest Keterampilan Proses Sains
pada Kelas Eksperimen..................................................................60
Gambar 4.3 Diagram skor Posttest Keterampilan Proses Sains
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ............................................63

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (kelas eksperimen)...............72
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (kelas kontrol) .....................100
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa ......................................................................121
Lampiran 4 Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa .............................................138
Lampiran 5 Penilaian Lembar Kerja Siswa ......................................................154
Lampiran 6 Soal Tugas .....................................................................................158
Lampiran 7 Kunci Jawaban Tugas ....................................................................163
Lampiran 8 Lembar Observasi Guru.................................................................167
Lampiran 9 Lembar Observasi Siswa ...............................................................183
Lampiran 10 Lembar Observasi Praktikum ........................................................198
Lampiran 11 Lembar Permohonan Validasi Isi ..................................................203
Lampiran 12 Lembar Validasi Instrumen Keterampilan Proses Sains ...............204
Lampiran 13 Lembar Kesesuaian Validasi Soal .................................................220
Lampiran 14 Instrumen Validasi .........................................................................222
Lampiran 15 Kunci Jawaban Instrumen Validasi ...............................................232
Lampiran 16 Analisis Hasil Validitas .................................................................240
Lampiran 17 Instrumen Penelitian ......................................................................249
Lampiran 18 Kunci Jawaban Instrumen Penelitian ...........................................234
Lampiran 19 Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
Dan Kelas Eksperimen ...................................................................263
Lampiran 20 Analisis Keterampilan Proses Sains Posttest Kelas Eksperimen ..264
Lampiran 21 Analisis Keterampilan Proses Sains Pretest Kelas Eksperimen ....267
Lampiran 22 Analisis Keterampilan Proses Sains Posttest Kelas Kontrol .........270
Lampiran 23 Analisis Keterampilan Proses Sains Pretest Kelas Kontrol ..........273
Lampiran 24 Hasil Uji N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...............276
Lampiran 25 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen...........................................................................278

ix

x

Lampiran 26 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen ....................................................................280
Lampiran 27 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest .........................282
Lampiran 28 Hasil Uji Hipotesis Data Pretest dan Posttest ...............................284
Lampiran 29 Dokumentasi .................................................................................286
Lampiran 30 Surat Permohonan Bimbingan ......................................................287
Lampiran 31 Surat Izin Penelitian ......................................................................288
Lampiran 32 Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian .............................289
Lampiran 33 Uji Referensi ..................................................................................290

BAB I
PENDAHULUAN

A. MASALAH PENELITIAN
1.

Latar Belakang Masalah
Hakikat

Sains

adalah sebagai a way of thinking (cara berfikir), a way of

investigating (cara penyelidikan) dan a body of knowledge (sekumpulan pengetahuan).
Sebagai cara berfikir, sains merupakan aktivitas mental (berpikir) orang-orang yang
bergelut dalam bidang yang dikaji. Sebagai sekumpulan pengetahuan, sains merupakan
susunan sistematis hasil temuan para ilmuan yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum,
teori, maupun model ke dalam pengetahuannya sesuai bidang kajiannya seperti fisika,
kimia, biologi, dan sebagainya.1
Hakikat sains meliputi tiga aspek yakni: produk, proses, dan sikap ilmiah.2 Aspek
produk meliputi pengetahuan, konsep, prinsip-prinsip sains, sementara aspek proses
terkait dengan serangkaian kegiatan ilmiah dimana seorang peneliti harus memiliki
keterampilan proses sains yang yang memungkinkan produk ilmiah pengetahuan dan
sikap ilmiah yang meliputi rasa ingin tahu, jujur, disiplin, teliti, dan terbuka.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains merupakan pendidikan bidang studi
dengan alam semesta serta segala proses yang terjadi didalamnya sebagai objeknya. Ilmu
pengetahuan tentang alam semesta mencakup kegiatan penyelidikan atau penelitian yang
diawali dengan kesadaran adanya masalah. Pada dasarnya seorang ilmuwan tentang alam
adalah pengamat (observer)3.
Idealnya, dalam pembelajaran IPA, siswa tidak hanya belajar menghafal atau teori
di kelas saja, tetapi siswa juga belajar dari alam dan lingkungan sekitar yang melibatkan

1

Siti Fatonah dan Zuhdan K. Prasetyo, Pembelajaran Sains, (Jakarta: Penerbit Ombak, 2014), h.

6.
2

Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 161.
3
Anna Poedjiadi, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, (Bandung: PT. IMTIMA), h. 191.

1

2

keterampilan proses sains siswa sehingga mengasah keterampilan proses sains siswa dan
kemampuan proses sains siswa dapat diamati.
Observasi yang dilakukan di SMA Negeri 6 Depok berdasarkan hasil wawancara
guru mata pelajaran, pembelajaran umumnya menggunakan metode ceramah dan metode
diskusi. Penilaian pada umumnya hanya mengukur hasil belajar pada ranah kognitif saja.
Hal tersebut dapat dilihat dari soal-soal ulangan harian yang dibuat oleh guru yang hanya
mengukur hasil belajar siswa. Menurut guru mata pelajaran, soal-soal Ujian Nasional pun
sebagian besar berupa soal hafalan dan hanya mengukur hasil belajar siswa di ranah
kognitif sehingga guru lebih memilih metode ceramah dan diskusi serta membiasakan
siswa belajar dengan cara menghafal materi-materi pembelajaran.
Pembelajaran yang bersifat eksperimen umumnya dilakukan dengan metode
demonstrasi yang dilakukan oleh guru. Alasan lain dari guru mata pelajaran jarang
melakukan praktikum dan tidak menilai keterampilan proses sains siswa secara khusus
adalah karena membutuhkan waktu yang lama, keterbatasan alat-bahan dan
membutuhkan pengamat yang banyak, sehingga penilaian lebih difokuskan pada hasil
belajar siswa saja karena dari pihak sekolah pun tidak ada tuntutan untuk melakukan
penilaian terhadap kemampuan proses sains secara rinci.
Observasi yang dilakukan pada sebagian siswa pun memberikan jawaban yang sama.
Siswa biasa belajar dengan metode ceramah dan metode diskusi serta terbiasa belajar
dengan cara menghafal. Akibatnya sebagian siswa sudah ter mindset bahwa pelajaran
biologi adalah pelajaran yang penuh dengan hafalan, bukan belajar berdasarkan
pengalaman, sehingga keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran biologi kurang
tergali. Selain itu, pembelajaran menjadi membosankan bagi siswa dan kurang
mengaktifkan siswa karena dalam sesi diskusi hanya beberapa siswa saja yang aktif.
Dengan pembelajaran yang biasa diterapkan di sekolah, kemampuan proses sains
siswa tidak tergali dan tidak bisa diukur karena pembelajaran lebih terfokus pada diskusi
dan menghafal saja. Pembelajaran tidak melibatkan siswa dalam penyelidikan dan tidak
merangsang siswa untuk berfikir dan menemukan jawaban sendiri berdasarkan hasil
penyelidikan yang mereka lakukan.

3

Dalam pembelajaran IPA kemampuan proses sains siswa harus dikembangkan
khususnya biologi agar sejalan dengan hakikat sains sesungguhnya yaitu produk, proses,
dan sikap ilmiah. Di dalam pembelajaran biologi, harus menghasilkan suatu produk yang
berupa teori, konsep, dan hukum; proses yaitu dalam pembelajaran terdapat proses ilmiah
seperti mengamati, mengukur, mengelompokkan, membedakan, dan sebagainya; dan
sikap ilmiah yang meliputi rasa ingin tahu, teliti, jujur, terbuka, dan kritis.
Keterampilan proses sains melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif, manual,
dan sosial. Keterampilan kognitif terlibat karena dalam proses siswa/peneliti
menggunakan pikirannya. Keterampilan manual terlibat karena dalam proses siswa
menggunakan alat inderanya untuk penggunaan alat bahan, pengukuran, dan pengamatan.
Keterampilan sosial terlibat karena dalam prosesnya siswa berinteraksi dengan orang lain
dalam satu kelompok.
Melalui keterampilan proses, dapat dikembangkan sikap dan nilai yang meliputi rasa
ingin tahu, jujur, terbuka, kritis, tidak percaya tahayul, tekun, ulet, cermat, disiplin, peduli
terhadap lingkungan, memperhatikan keselamatan kerja, dan bekerja sama dengan orang
lain.4
Untuk meningkatkan kemampuan proses sains siswa dalam pembelajaran IPA,
dibutuhkan model dan metode pembelajaran yang efektif. Keterampilan proses sains
siswa diharapkan dapat ditingkatkan dengan model pembelajaran inquiry. Model
pembelajaran inquiry memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penyelidikan
dalam pembelajaran dalam bentuk praktikum/eksperimen. Experimental inquiry adalah
proses menghasilkan dan menguji penjelasan dari fenomena yang diamati. Selain itu,
experimental inquiry adalah sebuah proses yang berguna untuk orang yang mencoba
untuk memahami apa yang siswa amati sebagai ilmuwan atau peneliti.5 Dalam

4
I Made Tangkas, Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap
Kemampuan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siawa Kelas X SMAN 3 Amlapura,
Tesis Program Studi Pendidikan Sains Universitas Pendidikan Ganesha, 2012, h. 4.
5
Robert J. Marzano, Dimensions of Learning, (Alexandria: Mid-continent Research for
Education and Learning, 1997), p. 224.

4

mengamati dan memahami apa yang siswa amati, diharapkan keterampilan proses sains
siswa akan meningkat.
Model pembelajaran inquiry sendiri terbagi menjadi 3 tingkatan, yaitu:
1)

Discovery atau structured inquiry; 2) Guided inquiry; 3) Open inquiry. Pemilihan

model pembelajaran guided inquiry ini diperlukan untuk meningkatkan keterampilan
proses sains siswa dengan alasan: Pertama, guru berperan sebagai fasilitator yaitu
menentukan masalah, siswa yang menentukan proses dam menyelesaikan masalah,
sehingga akan menggugah rasa ingin tahu siswa. Kedua, model pembelajaran guided
inquiry dilakukan dengan cara diskusi dan eksperimen/praktikum yang melibatkan
keterampilan proses sains siswa sehingga membantu siswa memahami konsep
berdasarkan hasil temuannya dan melatih keterampilan proses sains siswa. Ketiga,
pembelajaran dengan model guided inquiry dilakukan secara berkelompok sehingga akan
membangun rasa tanggung jawab siswa, dan keterampilan bekerja sama siswa.
Guided inquiry (inkuiri terbimbing) merupakan cara belajar yang efektif untuk
mempersiapkan siswa berpikir secara mendalam tentang suatu pelajaran sehingga siswa
dapat berhasil dalam belajar. Inkuiri terbimbing menargetkan penilaian pada siswa dari
situasi yang dihubungkan pada suatu proses, sehingga siswa mendapatkan pembelajaran
yang berarti dalam kehidupannya.6
Process-Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) merupakan metode

yang

menggunakan struktur pembelajaran kelompok proses pembelajaran berpusat pada siswa,
dimana siswa mendapat tugas mengumpulkan jawaban bersama dalam suatu kelompok.
Siswa bekerja bersama dan mendapat tugas pada salah satu peran berikut: ketua
kelompok, pencatat, penyampai materi, dan reflektor.

Siswa bertanggung jawab dalam

menjalankan peran di dalam grup sehingga hasilnya siawa mendapatkan sendiri, bukan
berdasarkan instruksi dimana memotivasi untuk melengkapi tugas satu sama lain untuk

Carol C Kuhlthau, et al., Guided Inquiry: Learning in 21st Century Second Edition, (California:
Libraries Unlimited, 2015), p. 4.
6

5

memuaskan instruktur.7
Dengan pembelajaran berbasis guided inquiry (inkuiri terbimbing), diharapkan
kemampuan proses sains siswa bisa meningkat dan menumbuhkan kesadaran siswa
sebagai peneliti, sikap ilmiah siswa, ketelitian, kedisiplinan, dan kejujuran siswa juga
dapat dikembangkan.
Pemilihan model pembelajaran guided inquiry didukung pula oleh hasil kajian yang
relevan dari penelitian yang dilakukan oleh Sri Wulaningsih, Baskoro Adi, dan Riezky
Maya dengan judul “Pengaruh Model pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap
Keterampilan Proses Sains Siswa Ditinjau dari Kemampuan Akademik siswa SMA
Negeri 5 Surakarta” dalam penelitian tersebut diungkapkan bahwa model pembelajaran
guided inquiry memiliki tahapan-tahapan belajar yang dapat digunakan untuk melatih
keterampilan proses sains siswa.8 Berdasarkan uraian tersebut, penulis mengangkat
penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Guided Inquiry terhadap
Kemampuan Proses Sains Siswa pada Konsep Sistem Gerak Manusia”.
B. Identifikasi Masalah
Latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat diidentifikasikan
masalah sebagai berikut:
a.

Model pembelajaran kurang efektif dan tidak sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran biologi.

b.

Siswa cenderung menghafal, bukan belajar berdasarkan pengalaman.

c.

Penilaian hanya menekankan pada hasil belajar aspek kognitif saja.

d.

Keterampilan proses sains siswa tidak tergali.

7

Jarrod Trevathan, Towards Online Delivery of Process-Oriented Guided Inquiry Learning
Techniques in Information Technology Courses, Journal of Learning Design Griffith University, Vol. 6
No. 2, 2013, p. 2.
8
Sri Wulaningsih, Baskoro Adi. P, dan Riezky Maya. P, Pengaruh Model pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Ditinjau dari Kemampuan Akademik siswa SMA
Negeri 5 Surakarta, Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 4 No. 2, 2012, h. 36.

6

C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini meliputi:
a.

Model pembelajaran yang digunakan pada kelas eksperimen adalah model
pembelajaran guided inquiry

b.

Langkah-langkah model pembelajaran guided inquiry mengacu pada langkahlangkah menurut Carol C. Khulthau.

c.

Materi yang disampaikan adalah sistem gerak manusia Aspek eterampilan proses
sains mengacu pada Nuryani Y. Rustaman dan yang diukur ada 10 aspek meliputi:
mengamati,

mengklasifikasi,

interpretasi,

prediksi,

membuat

pertanyaan,

berhipotesis, merancang percobaan, menerapkan konsep, dan berkomunikasi.

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh
model pembelajaran guided inquiry terhadap kemampuan proses sains siswa pada konsep
sistem gerak manusia?”

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.

Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui pengaruh model pembelajaran

guided inquiry terhadap kemampuan proses sains siswa pada konsep sistem gerak
manusia.
2.

Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini antara lain:

a.

Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan tentang model pembelajaran
guided inquiry terhadap kemampuan proses sains dan memacu peneliti kedepannya
untuk melakukan penelitian yang lebih variatif lagi.

b.

Bagi guru, dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran sains sehingga
pembelajaran sains benar-benar pembelajaran yang berdasarkan pengalaman.

7

c.

Bagi siswa, diharapkan dapat membantu meningkatkan keterampilan proses sains
siswa dan meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran biologi.

d.

Bagi masyarakat, dapat dijadikan acuan sumber penelitian pada penelitian
selanjutnya.

BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1.

Model Pembelajaran Inquiry

a.

Pengertian Model Pembelajaran Inquiry
Inkuiri yang dalam bahasa inggris Inquiry, berarti pertanyaan, pemeriksaan, atau

penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk
mencari atau memahami informasi. Strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan
belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari
dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis sehingga siswa dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.1
Inkuiri berangkat dari asumsi bahwa sejak lahir ke dunia, manusia memiliki
dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang
keadaan alam di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak lahir ke dunia. Sejak
kecil, manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indera
pendengaran, pengecapan, pengelihatan, peraba, dan indera lainnya. Hingga dewasa
keingintahuan manusia terus berkembang menggunakan otak dan pikirannya.
Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna apabila rasa ingin tahu
dikembangkan. Dalam rangka itulah strategi inkuiri dikembangkan.2
Inkuiri merupakan pembelajaran yang pengajarannya berusaha meletakkan dasar
dan mengembangkan cara berfikir ilmiah. Siswa lebih banyak belajar sendiri,
mengembangkan kekreatifan dalam memecahkan masalah, sedangkan guru berperan
sebagai pembimbing belajar dan fasilitator. Dalam pembelajaran inkuiri, tugas utama
guru memikih masalah yang perlu dilontarkan kepada kelas untuk dipecahkan oleh
siswa sendiri.3

1

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Pranada Media Grup,
2009), h. 166.
2
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Pranada Media Grup, 2012), h. 196.
3
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 196.

8

9

Model pembelajaran inkuiri pertama kali dikembangkan oleh Richad Suchman
(1962) yang memandang hakikat belajar sebagai latihan berpikir melalui pertanyaanpertanyaan. Inti dari gagasan Suchman adalah siswa akan bertanya bila dihadapkan
pada masalah yang membingungkan, kurang jelas, atau kejadian aneh, siswa memiliki
kemampuan menganalisis strategi berfikir siswa, siswa dapat mengembangkan
strategi berfikir siswa, dan inkuiri akan lebih bermakna bila dilakukan dalam konteks
kelompok.4
Model pembelajaran inkuiri biologi pada mulanya dikembangkan oleh Schwab
tahun 1965 yang termuat dalam Biological Science Curriculum Study. Esensi dari
model pembelajaran ini adalah mengajarkan pada siswa untuk memperoleh
pengetahuan seperti halnya pada peneliti biologi melakukan penelitian. Sedangkan
prosedurnya adalah melibatkan siswa dalam menyelidiki masalah yang sebenarnya
dengan cara melibatkan dalam penelitian membantu siswa mengidentifikasi konsep,
dan mendorong siswa menemukan cara untuk memecahkan masalah yang dihadapi.5
Salah

satu

prinsip

utama

inquiry,

yaitu

siswa

dapat

mengkonstruk

pemahamannya dengan melakukan aktivitas aktif dalam pembelajarannya. Inquiry
digunakan sebagai model yang memungkinkan siswa melakukan penyelidikan yang
dilakukan pembelajar.6
Belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh
manusia dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik. Berusaha sendiri
untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya
menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.7
Uraian-uraian

mengenai

inquiry

tersebut

menunjukkan

bahwa

inquiry

merupakan model pembelajaran mandiri yang dapat mengembangkan pola pikir
siswa, jiwa peneliti siswa, dan berpusat pada siswa, dimana dalam proses

4
5

Siti Fatonah dan Zuhdan K. Prasetyo, Op. Cit., h. 74.
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h.

67.
6
7

Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini., Op. Cit., h. 119.
Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 79.

10

pembelajarannya siswa diarahkan untuk memecahkan suatu masalah dan menemukan
sendiri jawaban-jawaban dari pertanyaannya sehingga pembelajaran menjadi lebih
bermakna.

b.

Tujuan Pembelajaran Inquiry
Tujuan pembelajaran inquiry adalah agar siswa memperoleh pengetahuan

berdasarkan pengalaman, sehingga pembelajaran lebih bermakna dan tersimpan
dalam memori jangka panjang siswa.
Model pembelajaran inkuiri sangat penting untuk membangun nilai dan sikap
yang sangat dibutuhkan agar siswa mampu berpikir ilmiah seperti:8 1) Keterampilan
melakukan pengamatan, pengumpulan dan pengorganisasian data, merumuskan
masalah, menguji hipotesis, dan menjelaskan suatu fenomena. 2) Kemandirian
belajar. 3) Keterampilan mengekspresikan secara verbal. 4) Kemampuan berfikir
logis. 5) Kesadaran bahwa ilmu bersifat dinamis dan tentative.

c.

Tingkatan Pembelajaran Inquiry
Standar for Science Teacher Preparation mengemukakan terdapat 3 tingkatan

inkuiri, yakni:9 1) Discovery atau structured inquiry. Pada tingkatan discovery atau
structured inquiry tindakan utama guru adalah mengidentifikasi permasalahan dan
proses, sementara siswa mengidentifikasi alternatif hasil. 2) Guided inquiry. Pada
tingkatan ini tindakan utama guru ialah mengajukan permasalahan, siswa menentukan
proses dan penyelesaian masalah. 3) Open inquiry. Tingkatan ini guru menjelaskan
konteks penyelesaian masalah kemudian siswa mengidentifikasi masalah dan
menyelesaikannya.
Carl J. Wenning membagi inkuiri menjadi 6 tingkatan, yaitu: 10 1) Discovery

8

Khoiru Ahmadi, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: Prestasi Pustaka,
2011), h. 25.
9
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Op. Cit., h. 121-122.
10
Carl J. Wenning, The Levels of Inquiry Model of Science Teaching, Journal of Physics
Teacher Education Online Ilinois University, 6(2), 2011, p. 10.

11

Learning.

Merumuskan

konsep,

memperkirakan,

menarik

kesimpulan,

mengkomunikasikan, dan mengklasifikasikan hasil. 2) Interactive Demonstration.
Memprediksi, menjelaskan, memperkirakan, memperoleh dan mengolah data, serta
merumuskan dan merevisi penjelasan ilmiah menggunakan logika dan bukti. 3)
Inquiry Lesson. Mengumpulkan dan mencatat data, membuat tabel data, merancang
dan melakukan penyelidikan ilmiah, serta menggunakan teknologi dan matematika
selama penyelidikan. 4) Inquiry Laboratory. Mengukur secara metrik, menetapkan
hukum secara empiris berdasarkan bukti dan logika, merancang dan melakukan
penyelidikan ilmiah, serta menggunakan teknologi dan matematika selama
penyelidikan. 5) Real-world Applications. Mengumpulkan, menilai dan menafsirkan
data dari berbagai sumber, membangun argument yang logis berdasarkan bukti
ilmiah, membuat dan mempertahankan fakta berdasarkan keputusan dan penilaian,
mengklarifikasi nilai-nilai dalam kaitannya dengan alam dan norma kehidupan, dan
melatih kemampuan interpersonal. 6) Hyphothetical Inquiry. Mensitesis hipotesis
yang kompleks, menganalisis dan mengevaluasi pendapat ilmiah, merevisi hipotesis,
dan memecahkan masalah nyata yang kompleks.
d.

Langkah-langkah Pembelajaran Inquiry
Bruce Joyce mengungkapkan inkuiri memiliki 5 tahapan atau langkah-langkah

pembelajaran, yaitu:11 1) Menyajikan masalah: menjelaskan prosedur inquiri dan
menyajikan ketidaksesuaian peristiwa. 2) Mengumpulkan data melalui verifikasi:
memeriksa objek dan kondisi objek, serta memeriksa kejadian dari situasi masalah. 3)
Mengumpulkan data melalui eksperimen: menentukan variabel yang relevan dan
menyusun hipotesis hubungan sebab akibat. 4) Mengorganisasi, menyusun
penjelasan: menyusun penjelasan atau membahas hasil eksperimen. 5) Menganalisis
proses inkuiri: melakukan analisis strategi inkuiri dan mengembangkan strategi yang
lebih efektif.

11

Bruce Joyce, Models of Teaching, (United State of Canada: Pearson Education
International, 2011), p. 179.

12

Trianto menjelaskan 5 langkah pembelajaran inkuiri sebagai berikut:12 1)
Mengajukan Pertanyaan atau Permasalahan. Kegiatan inkuiri dimulai ketika
pertanyaan atau permasalahan diajukan. Untuk meyakinkan bahwa pertanyaan sudah
jelas, pertanyaan tersebut dituliskan di papan tulis, kemudian siswa diminta untuk
merumuskan hipotesis. 2) Merumuskan Hipotesis. Hipotesis adalah jawaban
sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat diuji dengan data.
Untuk memudahkan proses ini, guru menanyakan pada siswa gagasan mengenai
hipotesis yang mungkin. Dari semua gagasan yang ada, dipilih salah satu hipotesis
yang relevan dengan permasalahan yang diberikan. 3) Mengumpulkan Data.
Hipotesis digunakan untuk proses pengumpulan data. Data yang dihasilkan dapat
berupa tabel, matrik, atau grafik. 4) Analisis Data. Siswa bertanggung jawab menguji
hipotesis yang telah dirumuskan dan menganalisis data yang telah diperoleh. Setelah
memperoleh data kesimpulan dari data percobaan, siswa dapat menguji hipotesis
yang telah dirumuskan. “benar” atau “salah”. 5) Membuat Kesimpulan. Langkah
penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat kesimpulan sementara
berdasarkan data yang diperoleh siswa.
Kedua langkah pembelajaran inkuiri di atas memiliki persamaan dan perbedaan.
Persamaannya, kedua langkah pembelajaran tersebut sama-memulai pembelajaran
dari menyajikan masalah, dari situ proses berinkuiri siswa dimulai. Perbedaannya
pada tahapan terakhir, Joyce mengungkapkan melakukan analisis strategi inkuiri dan
mengembangkan strategi yang lebih efektif, sedangkan Trianto hanya sampai
membuat kesimpulan dari data yang diperoleh siswa.

e.

Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Inquiry
Model Pembelajaran inkuiri memiliki keunggulan dan kelemahan yaitu sebagai

berikut:13

12
13

Trianto, Op. Cit., h. 169.
Wina Sanjaya, Op. Cit., h. 208.

13

Keunggulan: 1) Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik secara seimbang sehingga pembelajaran lebih bermakna. 2)
Memberikan ruang pada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar siswa. 3)
Sesuai dengan perkembangan psikologi modern yang menganggap belajar adalah
proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. 4) Siswa yang memiliki
kebutuhan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Kelemahan: 1) Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa. 2) Sulit dalam
merencanakan pembelajaran karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3) Mengimplementasikannya perlu waktu yang panjang sehingga sulit menyesuaikan
dengan waktu yang ditentukan. 4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan
oleh

kemampuan

siswa

menguasai

materi,

pembelajaran

inquiry

sulit

diimplementasikan oleg guru.

1.

Model Pembelajaran Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing)
Inkuiri terbimbing merupakan cara belajar yang efektif untuk mempersiapkan

siswa berpikir secara mendalam tentang suatu pelajaran sehingga siswa dapat berhasil
dalam belajar. Inkuiri terbimbing menargetkan penilaian pada siswa dari situasi yang
dihubungkan pada suatu proses, sehingga siswa mendapatkan pembelajaran yang
berarti dalam kehidupannya.14
Inkuiri terbimbing merupakan tangga untuk mencari inti dari sebuah informasi
dimana hal itu tidak dapat diolah tanpa adanya masalah. Pembelajaran inkuiri
terbimbing menuntut siswa dan guru untuk mengembangkan kesadaran dalam proses
penelitian dan mengembangkan pengetahuan, pemikiran, tindakan, dan hukum para
peneliti.15
Inkuiri terbimbing sering didefinisikan sebagai teknik pengajaran. Menurut
National Science Education Standards of Michigan instruksi dalam pembelajaran
Carol C Kuhlthau, et al., Guided Inquiry: Learning in 21st Century Second Edition,
(California: Libraries Unlimited, 2015), p. 4.
15
Lee Fitz Gerald, The Twin Purposes of Guided Inquiry: guiding student inquiry
andevidence based practice, Journal of Scan Research, Vol. 30, 2011, p. 26.
14

14

inkuiri

melibatkan

pembelajaran

aktif

yang

menekankan

pada

pertayaan,

menganalisis data, dan berpikir kritis. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing, guru
menyediakan pertanyaan, siswa yang mendesain dan melakukan prosedur atau
praktikum dalam pembelajaran. 16
Process-Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) merupakan metode yang
menggunakan struktur pembelajaran kelompok proses pembelajaran berpusat pada
siswa, dimana siswa mendapat tugas mengumpulkan jawaban bersama dalam suatu
kelompok. Siswa bekerja bersama dan mendapat tugas pada salah satu peran berikut:
ketua kelompok, pencatat, penyampai materi, dan reflektor.

Siswa bertanggung

jawab dalam menjalankan peran di dalam grup sehingga hasilnya siawa mendapatkan
sendiri, bukan berdasarkan instruksi dimana memotivasi untuk melengkapi tugas satu
sama lain untuk memuaskan instruktur.17
Pembelajaran

inkuiri

terbimbing

menjanjikan

membantu

siswa

untuk

mempelajari sains secara bebas dengan konsep alternatif. Aktivitas dalam
pembelajaran inkuiri terbimbing focus di tengah-tengah konsep dan proses sains
mendorong dan membantu siswa mengerti secara mendalam rangkaian materi dengan
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. 18
Guided inquiry (Inkuiri terbimbing) berdasarkan uraian diatas merupakan model
pembelajaran yang dapat digunakan guru dengan cara membimbing siswa untuk
dapat menemukan pemahamannya sendiri terhadap suatu materi melalui suatu
masalah yang disajikan oleh guru agar memahami materi secara mendalam. Dengan
pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing, kesadaran siswa sebagai peneliti, sikap
ilmiah siswa, ketelitian, kedisiplinan, dan kejujuran siswa juga dapat dikembangkan.

16
Laura Florence, Question & Answer Guided Inquiry, Venturing Into Science Education,
Michigan Sea Grant education’s program, Vol 33, 2011, p. 6.
17
Jarrod Trevathan, Towards Online Delivery of Process-Oriented Guided Inquiry Learning
Techniques in Information Technology Courses, Journal of Learning Design Griffith University, Vol. 6
No. 2, 2013, p. 2.
18
Erl C. Villagonzalo, Process Oriented Guided Inquiry Learning: An Effective Approach in
Enhancing Students’ Academic Performance, De La Salle University, 2014, p. 2.

15

a.

Tahapan Pembelajaran Guided Inquiry
Alberta mengemukakan bahwa ada 6 tahapan dalam pembelajaran guided

inquiry (inkuiri terbimbing), yaitu:19 1) Planning (perencanaan). Guru menyajikan
permasalahan suatu materi pembelajaran yang terkait dengan kehidupan sehari-hari.
Menentukan prosedur untuk menyelesaikan masalah dengan melakukan eksperimen
yang ditentukan oleh siswa. 2) Retrieving (mendapatkan informasi). Siswa mencari
dan mengumpulkan data mengenai masalah yang diajukan guru dari berbagai sumber.
3) Processing (memproses informasi). Siswa menguji dan membuktikan hipotesisnya
dengan melakukan percobaan dan menganalisa hasil pengamatannya pada
eksperimen. 4). Creating (menciptakan informasi). Siswa membuat kesimpulan dari
hasil pengamatannya. Membuat laporan kegiatan eksperimennya. 5) Sharing
(mengkomunikasikan informasi). Siswa mempresentasikan hasil pengamatannya.
Guru mengomentari jalannya diskusi dan memberikan penguatan serta meluruskan
hal-hal yang kurang tepat. 6) Evaluating (mengevaluasi). Guru membe