Analisis Pendekatan Metode Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PE.R) untuk Menilai Harga Saham

ANALISIS PENDEKATAN METODE DIVIDEND DISCOUNT MODEL
(DDM) DAN PRICE EARNING RATIO (PE.R) UNTUK MENILAI HARGA
SAHAM
(Studi Pada Perusahaan-Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang
Tercatat di BEI Tahun 2011-2013)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

Oleh
Siti Asiah
1111081000053

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M

ANALISIS PENDEKATAN METODE DIVIDEND DISCOUNT MODEL
(DDM) DAN PRICE EARNING RATIO (PE.R) UNTUK MENILAI HARGA

SAHAM
(Studi Pada Perusahaan-Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang
Tercatat di BEI Tahun 2011-2013)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

Oleh
Siti Asiah
1111081000053

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M

DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.


IDENTITAS PRIBADI
1.

Nama

: Siti Asiah

2.

Tempat Tanggal Lahir

: Bogor, 10 November 1992

3.

Usia

: 22 tahun

4.


Jenis kelamin

: Perempuan

5.

Alamat

: Kp. Palsigunung RT 06/ RW 02 No. 31,
Tugu, Cimanggis, Depok.

6.

Telepon

: 085695598358

7.


E-mail

: sitiasiah101@ymail.com

8.

Agama

: Islam

9.

Kewarganegaraan

: Indonesia

10. Status
II.

: Belum Menikah


PENDIDIKAN
1.

SDN Tugu 8

Tahun 1999-2005

2.

SMPN 179 Jakarta

Tahun 2005-2008

3.

SMAN 64 Jakarta

Tahun 2008-2011


4.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2011-2015

III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah

: Kusno

2. Ibu

: Syamsiah

3. Alamat

: Kp. Palsigunung RT 06/ RW 02 No. 31,
Tugu, Cimanggis, Depok.


i

ABSTRACT
Each investor who invests in stocks expected capital gains, and therefore we need
a method that may assist investors in assessing the stock in order to obtain the
maximum capital gain. This study aimed to analyze the stock price suffered
Undervalued (inexpensive) or overvalued (expensive), analyzing the differences in
the calculation results with the stock price method Dividend Discounted Model
(DDM) and the stock price by the method of Price Earning Ratio (PE.R). The
study sample originated Property and Real Estate sectors listed in Indonesia
Stock Exchange in the period 2011-2013. The total sample consisted of 39
companies selected by purposive sampling technique. Data obtained from the
Internet Data Exchange (IDX). This study using SPSS 22. The analysis tool used
is the Kolmogorov-Smirnov normality test and test different t-test with a
s
fc
l l (α = 5%). T s
s ls
c
c m

's s
c
the property sector and real estate are assessed using Dividend Discounted Model
for the year 2011, six companies assessed undervalued (cheap) because of
reasonable price stock> share price formed on the stock market, and seven
companies overvalued (expensive ) because the price is reasonable stock share price formed on the stock market and the
eight companies overvalued (expensive) because the price is reasonable stock

share price formed on the stock market, only there is one company that is
experiencing overvalued (expensive) because the price is reasonable stock harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai
undervalued

(harganya

terlalu

rendah),

dan


karenanya

seharusnya dibeli atau ditahan apabila saham tersebut telah
dimiliki.

19

2. Apabila NI < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai
overvalued (harganya terlalu mahal), dan karenanya seharusnya
dijual.
3. Apabila NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai
wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.
2. Analisis Fundamental
Analisis Fundamental menyatakan bahwa setiap instrument
investasi mempunyai landasan yang kuat yaitu nilai instrinsik yang
dapat ditentukan melalui suatu anlisis yang sangat hati- hati terhadap
kondisi pada saat sekarang dan prospeknya di masa yang akan datang.
Ide dasar pendekatan ini adalah bahwwa harga saham dipengaruhi oleh
kinerja perusahaan (Kodrat dan Indonanjaya, 2010:1). Analisis
fundamental merupakan suatu metode yang mengukur nilai asset pada

saat ini dan waktu yang akan datang berdasarkan kondisi internal asset,
ekonomi, politik dan lingkungan lainnya yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran atas asset tersebut (Ahmad Rodoni,
2005:2).
Analisis fundamental, analisis ini menyatakan bahwa saham
memiliki nilai intrinsic (nilai yang seharusnya) tertentu. Analisis ini
membandingkan antara nilai intrinsic suatu saham dengan harga
pasarnya guna menentukan apakah harga pasar saham tersebut sudah
mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum (Abdul Halim, 2005:21).
Analisis fundamental mempraktikan harga saham di masa yang akan
20

datang dengan mengestimasi nilai faktor- faktor fundamental yang
memengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan
hubungan variabel- variabel tersebut (Martalena dan Maya, 2011:47).
Menurut Suad Husnan (2001:315), analisis fundamental
mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang
dengan (i) mengestimate nilai faktor-faktor fundamental yang
mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan (ii)
menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh

taksiran harga saham. Sedangkan menurut Sunariyah

(2006:169)

menyatakan bahwa analisis ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa
tiap saham memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik inilah yang
diestimasi oleh para pemodal atau analis. Hasil estimasi nilai intrinsik
kemudian dibandingkan dengan harga pasar yang sekarang (current
market

price).

Terdapat

dua

pendekatan fundamental

yang

umumnya digunakan dalam melakukan penilaian saham, yaitu
pendekatan nilai sekarang dan pendekatan laba atau Price Earning
Ratio (PER).
a. Pendekatan Nilai Sekarang
Pendekatan

nilai

sekarang

menganalisis

harga

saham

berdasarkan harga saham saat ini adalah sama dengan present
value arus kas yang diharapkan akan diterima oleh pemegang
saham (Sharpe, 2006).

21

1) Dividend Discount Model (DDM) Pertumbuhan Konstan
(Constant Growth)
Asumsi dividen bertumbuh secara konstan ini biasanya
diterapkan pada perusahaan yang telah mapan atau memasuki
tahap kedewasaan (Kodrat dan Indonanjaya, 2010:275).
DDM

pertumbuhan

konstan merupakan

metode

penilaian harga saham yang mengasumsikan harga saham
setara dengan jumlah seluruh pembayaran dividen masa
depan yang
penilaian

didiskontokan

harga saham

ke

nilai sekarang.

menggunakan

Formula

DDM pertumbuhan

konstan yaitu:

Nilai intrinsik =

D1
r-g

Sumber: Damodaran (2002:206)
Keterangan:
D1

= Dividen pada tahun 2013

r

= Required return on equite

g

= Pertumbuhan
Beberapa perusahaan memilih kebijakan dividen yang

meningkat secara tetap, dengan demikian dividen yang
dibagikan akan meningkat setiap periodenya dengan tingkat

22

kenaikkan yang sama. Dalam keadaan demikian rumus
penilaian saham yang dipakai adalah: (Dewi Astuti, 2004:93)
P0 =

D1
ks – g

Rumus penilaian saham untuk constant growth cukup
terkenal dan dikenal sebagai rumus Gordon Model. Jika
dividen diasumsikan bertumbuh secara konstan dari waktu ke
waktu, maka nilai saham dapat dihitung sebagai berikut
(Atmaja, 2008:101).
Jika g adalah konstan, dan Ks > g, maka
P0 =

D0 (1+g)
ks – g

=

D1
ks – g

Dimana:
Po = Nilai/ harga saham biasa pada t = 0
D0 = Dividen terakhir yang dibagikan (dividen yang telah
berlaku, tidak akan kita terima jika kita membeli saham
sekarang/ pada t = 0).
g = growth atau tingkat pertumbuhan dividen.
ks

= Tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham
tersebut

23

Asumsi dividen bertumbuh secara konstan ini biasanya
diterapkan pada perusahaan yang telah mapan atau memasuki
tahap kedewasaan. Jika dividen diasumsikan bertumbuh
secara konstan dari waktu ke waktu, maka nilai saham dapat
dihitung sebagai berikut: (David dan Kurniawan, 210:275).
Po = D1/(1+Ks)1 + D2/(1+Ks)2 + …. + D∞/(1+Ks)∞
Po = {D0 (1+g)1/(1+ks)1} + {D0(1+g)2/(1+Ks)2} + … + {D0
(1+g) D∞/(1+ks)∞}
Po = ∑∞
t 1 D0 1+g / (1+ks )
Asumsi-asumsi Dividen Discounted Model (DDM)
(Husnan, 2001,293)
a. Tidak semua laba dibagi, tetapi ada sebagian ditahan.
Proporsi laba yang ditahan (diberi notasi b) diasumsikan
konstan.
b. Laba yang ditahan dan diinvestasikan kembali tersebut bisa
menghasilkan tingkat keuntungan, disebut Return On
Equity, sebesar R.
c. Sebagai akibat dari asumsi-asumsi tersebut, maka laba per
lembar saham (=E) dan juga dividen (=D) meningkat
sebesar bR. Peningkatan ini kita beri notasi g. Dengan kata
lain g=bR.

24

Dengan menggunakan asumsi tersebut maka,
P0 = D1/(r-g)
Model peretumbuhan kontan (constant growth model)
karena diasumsikan pertumbuhan laba (dan juga dividen)
meningkat

secara

konstan.

Bagi

perusahaan

yang

beroperasi pada industri yang telah berada pada tahap
maturity (kedewasaan) pada siklus kehidupan produk,
penggunaan model ini mungkin cukup memadai untuk
menaksir nilai intrinsik saham (Husnan, 2001:294).
Syarat-syarat saham dengan pertumbuhan konstan
(Brimingham, 2006:417).
1. Dividen diharapkan akan tumbuh selamanya dengan
tingkat yang konstan, g.
2. Harga saham diharapkan akan tumbuh dengan tingkat
yang sama.
3. Imbal hasil dividen yang diharapkan adalah konstan.
4. Imbal hasil keuntungan modal yang diharpkan adalah
juga konstan, dan nilainya sama dengan g.
5. Total tingkat pengembalian yang diharapkan, k, adalah
sama dengan imbal hasil dividen yang diharapkan plus
tingkat pertumbuhan yang diharapkan: k= imbal hasil
dividen + g.

25

Model constant growth merupakan model
penilaian saham yang paling banyak dikutip. Model ini
berasumsi bahwa dividen yang dibayarkan perusahaan
akan tumbuh konstan selamanya. Tingkat pertumbuhan
konstan yang dinotasikan dengan g diasumsikan lebih
kecil dibandingkan dengan required return, ks. dengan
karakteristik dividen seperti ini maka formula akan
menjadi (Zaenal Arifin, 2005:150)

P0 =

D0 (1+g)1
ks – g

=

D1
ks – g

b. Pendekatan Laba
Selain menggunakan arus kas atau arus dividen dalam
menghitung nilai intrinsik saham dapat juga menggunakan nilai
laba perusahaan (earnings). Dengan penggunaan metode Relative
Valuation

Techniques.

Melalui

pendekatan

ini,

penulis

menggunakan metode Price Earnings Ratio (PE.R).
1) Price Earning Ratio (PE.R)
Menurut Darmadji et al., (2006:198), Price Earning
ratio

(P/E Ratio) menggambarkan apresiasi pasar terhadap

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. PER
dihitung dalam satuan kali. Misalnya, jika suatu saham memiliki
PER sebesar 10 kali, berarti pasar menghargai 10 kali atas

26

kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Bagi investor,
semakin kecil PER suatu saham, semakin bagus, karena saham
tersebut termasuk dalam kategori murah. Selain itu, price
earning ratio ini menunjukkan berapa besar investor menilai
harga dari saham terhadap kelipatan dari earnings. Rumus P/E
Ratio dapat djelaskan sebagai berikut :

PER = (D1/E1)
(k-g)
Dimana:
D1/E1 = Rasio pembayaran dividen terhadap earnings
(disebut dividend payout ratio)
k

= tingkat keuntungan yang diharapkan

g

= tingkat pertumbuhan dividen normal
Rumus di atas menunjukkan faktor-faktor yang

menentukan besarnya P/E Ratio, yaitu:
a) P/E Ratio berhubungan positif dengan rasio pembayaran
dividen terhadap earnings (dividend payout ratio).
b) P/E

Ratio

berhubungan

negatif

dengan

tingkat

pengembalian atau keuntungan yang diharapkan.
c) P/E Ratio berhubungan positif dengan tingkat pertumbuhan
dividen.

27

Metode laba atau Price Earnings Ratio (PER)
merupakan metode yang menggunakan nilai earnings untuk
estimasi nilai intrinsic. Metode PER disebut juga dengan
metode multiplier, dalam metode ini investor akan menghitung
berapa kali (multiplier) nilai earnings yang tercermin dalam
harga suatu saham (Tandelilin, 2010:320).

PER = (D1/E1)
(k-g)
Sumber: Tandelilin (2010:375)
Dimana:
D1

= Estimasi deviden tunai/ DPS

E1

= Estimasi EPS

k

= tingkat return yang diharapkan investor

g

= Expected earnings growth

C. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

No
1

Nama Peliti
Ananda Rizky
(2014)

Judul
Penelitian
Penilaian Harga
wajar Saham
Dengan Realative
Valuation
Techiques PT.
Bank Mandiri,
Tbk dan PT.
Bank Rakyat
Indonesia, Tbk

Sampel

Alat
Penelitian

PT. Bank
Mandiri,
Tbk dan PT.
Bank Rakyat
Indonesia,
Tbk

Analisis
deskriptif, uji
normalitas,
kolmogorov
smirnov dan
uji beda t-test

Hasil
PT Bank Mandiri, Tbk,
harga saham dari tahun
2009 sampai dengan
2012 lebih besar dari
harga wajar yang
dinilai dengan Price
Earning Ratio maupun
Price Book Value
Ratio. Pada PT Bank

28

2

Charumathi
(2014)

The Reabilty Of
Dividend Disount
Model In
Valuation Of
Bank Stocks At
The Bombay Stock
Exchange

14 bank
yang
termasuk
dalam BSE
Bankex.

3

Dewi, Rustam,
Nila (2014)

Penerapan
Analisis
Fundamental
Untuk Penilaian
Kewajaran Harga
Saham dan
Keputusan
Investasi Dengan

Perusahaan
subsektor
cosmetic
and
household
yaitu
MRAT,
TCID dan

t– test

Rakyat Indonesia, Tbk,
harga saham tahun
2009 sampai dengan
2012 lebih besar dari
harga wajar yang
dinilai dengan Price
Earning Ratio maupun
Price Book Value
Ratio. Hasil pengujian
pada signifikansi
perbedaan
menunjukkan bahwa
perbedaan yang
signifikan antara harga
wajar saham yang
dinilai dengan Price
Earning Ratio dan
Price Book Value Ratio
terhadap harga saham
terdapat pada PT Bank
Mandiri, Tbk. Dan
pada PT Bank Rakyat
Indonesia, Tbk juga
terjadi perbedaan yang
signifikan antara harga
wajar saham yang
dinilai dengan Price
Earning Ratio maupun
Price Book Value Ratio
terhadap harga saham.
Hasil dari penelitian ini
yaitu dari 14
perusahaan yang
diteliti, hanya empat
perusahaan yang
menunjukkan
perbedaan yang
signifikan. Oleh karena
itu dapat disimpulkan
bahwa Dividend
Discount Model tidak
dapat diandalkan oleh
perusahaan dalam
penilaian saham bank
mereka di BSE
tahun 2010 saham
TCID berada dalam
keadaan undervalued
sehingga keputusan
yang diambil adalah
mem beli atau
menahan saham
tersebut apabila telah

29

Metode Price
Earning Ratio
(PER) (Studi
Pada Perusahaan
Cosmetic And
Household Yang
Terdaftar Di
Bursa Efek
Indonesia Tahun
2010-2012 )

UNVR

4

Oky, Suhandak,
Sri (2014)

Penerapan
Metode
Diskonto
Dividen
Dengan Model
Pertumbuhan
Konstan dan
Metode Price
Earning Ratio
(PER) Untuk
Menilai
Kewajaran
Harga Saham
Sebagai dasar
Pengambilan
Keputusan
Investasi (Studi
Pada
Perusahaan Sub
Sektor
Otomotif dan
Komponennya
yang Terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia
Tahun 20092012)

8
Perusahaan
Sub Sektor
Otomotif
dan
Komponenn
ya di Bursa
Efek
Indonesia

5

Ulfa Yulfita
(2013)

Penilaian Harga
Saham Sektor
Manufaktur Yang

14 Sektor
yang
terdaftar di

dimiliki. Tahun 2011
saham MRAT, TCID
dan UNVR dalam
keadaan overvalued
sehingga keputusan
yang diambil adalah
menjual atau menahan
untuk tidak membeli
saham tersebut.
Sedangkan tahun 2012
saham MRAT dan
UNVR berada dalam
kondisi undervalued
sehingga keputusan
yang diambil adalah
membeli atau menahan
saham tersebut apabila
telah dimiliki
Metode Diskonto
Dividen dengan
Model Pertumbuhan
Konstan
menunjukkan bahwa
seluruh sampel
penelitian berada pada
posisi undervalued,
keputusan investasi
yang
tepat adalah membeli
saham-saham tersebut.
Kedua, Metode Price
Earning Ratio (PER)
menunjukkan
bahwa saham GJTL
dan saham SMSM
berada pada posisi
overvalued, keputusan
investasi yang tepat
adalah
menjual kedua saham
tersebut. Saham ASII,
AUTO, BRAM,
GDYR, TURI dan
UNTR berada pada
posisi
undervalued,
keputusan investasi
yang tepat adalah
membeli saham-saham
tersebut
Kedua metode yang
digunakan untuk
menghitung harga

30

6

Radim
(2012)

Gottwald

7

Marmono Singgih
(2012)

Terdaftar Di
Bursa Efek
Indonesia
(Periode 2009 2011)

Bursa efek
Indonesia
periode
2009- 2013

The Use of the
P/E Ratio to
Stock Valuation

Harga
saham di
Standard &
Poors

Cox-Pesaran-,
DavidsonMacKinnondan MizonTes Richard

“Penila

Dokumen yang terkait

Penilaian Harga Wajar Saham dengan Price Earning Ratio pada PT Bank Mandiri, Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk dan PT Bank Negara Indonesia, Tbk

1 65 83

Analisis Pengaruh Dividend Payout Ratio Dan Return On Investment Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 103 114

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Saham-saham Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 35 92

Analisis Pengaruh Price Earning Ratio Dan Dividen Tunai Terhadap Harga Saham Perusahaan Di Bursa Efek Indonesia

0 61 101

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Dengan Price Earning Ratio Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 40 121

Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia

0 50 79

Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. Serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.)

0 36 85

Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Book Value Per Share, dan Price To Book Value terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Hotel dan Pariwisata yang Terdaftar di BEI Tahun 2009 - 2011

0 25 102

Analisis fundamental dan teknikal saham-saham dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di Jakarta Islamic Index Periode 2010-2013

0 12 0

this PDF file PENERAPAN ANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN DIVIDEND DISCOUNT MODEL (DDM) DAN PRICE EARNING RATIO (PER) UNTUK MENILAI INTRINSIK SAHAM | Ibrahim | Jurnal Administrasi Bisnis 1 PB

0 0 10