Analisis fundamental dan teknikal saham-saham dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di Jakarta Islamic Index Periode 2010-2013

(1)

ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL SAHAM-SAHAM

DENGAN NILAI KAPITALISASI PASAR TERBESAR DI

JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE 2010-2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E. Sy)

MUHAMMAD ZUBAYR NIM: 1111046200029

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

2015 M / 1436 H


(2)

(3)

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Neger i (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Neger i (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 30 April 2015

Muhammad Zubayr Penulis


(5)

ABSTRAK

Muhammad Zubayr. NIM 1111046200029. ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL SAHAM_SAHAM DENGAN NILAI KAPITALISASI PASAR TERBESAR DI JII PERIODE 2010-2013. Program Studi Muamalat, Jurusan Asuransi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Unversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1436 / 2015 M.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan investasi portofolio saham-saham dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar (ASII, TLKM, dan UNVR) di

Jakarta Islamic Index pada periode 2010-2013 secara fundamental dan teknikal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian ini diawali dengan analisis fundamental melalui analisis makro ekonomi Indonesia, analisis industri (industri otomotif, telekomunikasi, dan barang konsumsi), dan analisis rasio keuangan. Kemudian dilanjutkan dengan penilaian harga saham (nilai intrinsik) dengan dividend discounted model (DDM), price earning ratio (PER), dan Price Book Value (PBV) lalu ditutup dengan analisis teknikal melalui moving average (MA), moving average convergence divergence (MACD), dan relative strength index (RSI). Analisis makro ekonomi Indonesia memberikan sinyal negatif untuk berinvestasi pada market capital. Lalu hasil dari analisis industri yang menunjukkan baik ASII, TLKM, dan UNVR ketiganya berada dalam fase maturity. Kemudian analisis rasio keuangan ASII adalah yang terbaik berdasarkan komponen likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan rasio aktifitas perusahaan. Berdasarkan perhitungan DDM dan PER, nilai intrinsik saham ASII dan TLKM adalah undervalued, sedangkan hasil penilaian saham UNVR adalah

overvalued, dan hasil perhitungan metode PBV yang menunjukan bahwa saham ASII mempunyai nilai terbaik dibandingkan saham TLKM dan saham UNVR. Analisis Teknikal MA, MACD, dan RSI yang dilakukan menunjukkan bahwa saham ASII berada pada trend bullish, sedangkan TLKM dan UNVR berada pada trend bearish. Kesimpulan penilaian nilai saham diatas adalah bahwa saham ASII merupakan saham yang baik untuk dibeli, sedangkan TLKM dan UNVR sebaiknya dijual.

Kata kunci :

Nilai Intrinsik Analisis Fundamental

Analisis Teknikal Dividend Discounted Model Price Earning Ratio Price Book Value

Relative Strength Index Moving Average Convergence Divergence

Pembimbing : Aini Masruroh, SEI, MM Daftar Pustaka : Tahun 1993 s.d. tahun 2014


(6)

i

Puji syukur atas asma-Mu Ya Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang memberikan rahmat dan karunia-Nya dan memberikan kemudahan dari kesulitan dan kelebihan dari kekurangan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai bagian dari tugas akademik di Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S. E. Sy). Teriring pula shalawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW, pelita dari kegelapan umatnya yang telah menjadi suri tauladan bagi umat manusia, beserta keluarga dan para sahabat.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini ditemui beberapa kesulitan, namun berkat arahan, motivasi, bimbingan, dan doa dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, izinkanlah Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Ah. Azharuddi Lathif, M.Ag, MH, selaku Ketua Jurusan Muamalat


(7)

ii

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pengarahan dan membantu penulis secara tidak langsung dalam menyiapkan skripsi ini.

3. Ibu Aini Masruroh, SEI, MM, selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan bimbingan, tuntunan, masukan dan solusi yang amat baik kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Ibu Tini Anggraini, ST, M.Si yang senantiasa memberikan pendapat serta dengan sudi meluangkan waktunya untuk berdiskusi dan membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah dengan sabar memberikan bekal ilmu yang tak terhingga nilainya. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat, Aamiin.

6. Kepada keluarga kecilku yaitu Bapak Affanda Kristaldy dan Ibu Retno Yuniarty, lalu kakak Asma Az Zahra dan Adik Yahya Ayyasy, yang tak pernah lelah memberikan semangat, serta iringan do’a yang tak pernah putus, dan jasa yang tidak akan pernah bisa terbayar sampai kapanpun. Maafkan atas segala kesalahan, dan semoga skripsi ini bisa memberikan senyuman dan rasa bangga kepada Abi dan Ummi. Semoga semua anakmu ini selalu bisa membuat Abi dan Ummi bangga dan membuat Abi dan Ummi selalu tersenyum bahagia atas keberhasilan kami. Aamiin.


(8)

iii

7. Kepada teman-teman yang berjasa membantu penyelesaian skripsi ini, (Kak Sari Ardiyanti (penunggu pojok IPOT fakultas), Hasyyati Sharfina (yang mirip vokalis Vierratale), dan Tiara Fitri Yanti (A.K.A cumi-cumi). Terimakasih banyak dan rasa syukur atas bantuan juga solusi dari kalian selama ini.

8. Sahabat dan keluarga ketemu gede dari Asuransi Syariah 2011 untuk perjuangan bersama selama masa kuliah dan rekan-rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Bahagia bisa mengenal kalian, semoga tetap terjalin silaturahim dan tetap erat tali kekeluargaan sampai akhir hayat.

9. Kepada semua teman dan sahabat di kampus, sahabat gunung Yomstriip (Tile, Guspur, Icad, Kinoy, Mira, Puput, Viki, Deden, Padli, Tibo, Peri, Pirda, Paijo, dkk), sahabat asrama turki (Husni, Bangkit, Mulki, dkk), sahabat KKN (Karyo, Vina, Wawah, Ateng, dkk). Peluk erat, kecup basyah :* ;)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati Penulis mengharapkan saran, arahan maupun kritikan demi penyempurnaan hasil penelitian ini. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, bagi pengembangan diri Penulis khususnya dan bagi para pembaca yang


(9)

iv

budiman pada umumnya. Akhirnya, segala urusan Penulis pasrah dan tawakalkan kepada Dzat Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Tangerang Selatan, 2015


(10)

v

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GRAFIK ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Perumusan Masalah ... 10

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

F. Kerangka Konsep ... 13

G. Sistematika Penulisan ... 14

Bab II LANDASAN TEORI A. Jakarta Islamic Index ... 17

B. Analisis Fundamental ... 20

1. Economic Analysis (Analisis Ekonomi) ... 21

a. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product) ... 22

b. Inflasi ... 23

c. Tingkat Suku Bunga BI (BI Rate) ... 23

d. Kurs Rupiah ... 24

2. Analisis Industri ... 25

a. Development... 26

b. Growth ... 27

c. Expansion ... 27

d. Maturity ... 28

e. Decline ... 28

3. Company Analysis (Analisis Perusahaan) ... 29

a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)... 31


(11)

vi

c. Rasio Rentabilitas (Profitability Ratios) ... 33

d. Rasio Aktivitas (Activity Ratios) ... 35

4. Penilaian Saham ... 37

a. Dividend Discounted Model ... 37

b. Price Earning Ratio ... 42

c. Price Book Value ... 43

C. Analisis Teknikal ... 43

1. Prinsip Dasar Analisis Teknikal ... 44

2. Teknik Teknik Analisis Teknikal ... 46

3. Trading Rule of Technical Analysis ... 48

4. Metode Pengemplotan Grafik ... 49

5. Identifikasi Pergerakan Trend Dasar ... 51

D. Review Studi Terdahulu ... 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 55

B. Objek Penelitian ... 55

1. Populasi ... 55

2. Sampel ... 57

C. Sumber Data ... 57

D. Teknik Pengumpulan Data ... 58

E. Metode Analisis ... 59

F. Variabel Penelitian ... 61

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PERHITUNGAN NILAI SAHAM A. Profil Emiten ... 65

B. Analisis Fundamental ... 67

1. Analisis Makro Ekonomi ... 67

a. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product) ... 68

b. Inflasi ... 69

c. Tingkat Suku Bunga BI (BI Rate) ... 71

d. Kurs Rupiah ... 73

2. Analisis Industri ... 77

a. Analisis Industri Otomotif ... 77

b. Analisis Industri Telekomunikasi ... 78


(12)

vii

d. Rasio Aktivitas ... 87

4. Penilaian Saham ... 91

a. Dividend Discounted Model ... 91

b. Price Earning Ratio ... 98

c. Price Book Value ... 100

E. Analisis Teknikal ... 102

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 110

B. Saran ... 112


(13)

viii

DAFTAR GRAFIK

1. Grafik 2.1 Industry Life Cycle ... 29

2. Grafik 2.2 Trading Rule of Techncal Analysis ... 49

3. Grafik 2.3 Line Chart ... 50

4. Grafik 2.4 Bar Chart ... 51

5. Grafik 2.5 Candlestick Chart ... 52

6. Grafik 4.1 Rata-Rata Nilai Tukar Terhadap Dollar AS ... 73

7. Grafik 4.2 Current Ratio ... 80

8. Grafik 4.3 Debt To Asset Ratio ... 82

9. Grafik 4.4 Debt To Equity Ratio ... 82

10.Grafik 4.5 Return On Asset ... 83

11.Grafik 4.6 Return On Equity ... 84

12.Grafik 4.7 Net Profit Margin ... 85

13.Grafik 4.8 Earning Per Share ... 85

14.Grafik 4.9 Fix Asset Turn Over ... 87

15.Grafik 4.10 Total Asset Turn Over ... 87

16.Grafik 4.11 Moving Average ASII ... 104

17.Grafik 4.12 Moving Average TLKM ... 106


(14)

ix

1. Tabel 1.1 Indeks Utilisasi ... 2

2. Tabel 1.2 10 Saham dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar ... 7

3. Tabel 2.1 Indikator Ekonomi ... 23

4. Tabel 3.1 Daftar Saham Konsisten di JII 2010-2013 ... 55

5. Tabel 3.2 Saham dengan Nilai Kapitalisasi Pasar Terbesar ... 56

6. Tabel 4.1 Innitial Public Offering ... 66

7. Tabel 4.2 PDB Atas Dasar Harga Konstan 2010-2013 ... 67

8. Tabel 4.3 Tingkat Inflasi di Indonesia ... 69

9. Tabel 4.4 Tingkat Suku Bunga Indonesia ... 71

10.Tabel 4.5 Hasil Analisis Makro Ekonomi 2010-2013 ... 74

11.Tabel 4.6 Hasil Analisis Rasio Keuangan ... 89

12.Tabel 4.7 Risk Free Rate ... 91

13.Tabel 4.8 Return Market ... 92

14.Tabel 4.9 Beta Saham ... 93

15.Tabel 4.10 Growth ASII ... 94

16.Tabel 4.11 Growth TLKM ...94

17.Tabel 4.12 Growth UNVR ...95

18.Tabel 4.13 Payoutratio ...95

19.Tabel 4.14 Required Rate Of Return ...96

20.Tabel 4.15 Dividend Discounted Model ...97

21.Tabel 4.16 Price Earning Ratio ...99

22.Tabel 4.17 Price Book Value ...101

23.Tabel 4.18 Penilaian Saham ...102

24.Tabel 4.19 Simple Moving Average ...102


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.1 Ketika pengusaha atau individu atau pemerintah melakukan investasi, maka ada sejumlah modal yang ditanam atau dikeluarkan dan dengan artian lain terdapat pula sejumlah modal yang diterima dan dimanfaatkan sehingga terdapat kolaborasi mutual yang bersifat ekonomi dan produktif. Hal tersebut tentunya merupakan perangsang dari keberlanjutan perputaran roda kegiatan ekonomi secara positif.

Investasi dapat dilakukan oleh pemodal atau investor pada berbagai sektor perekonomian. Diantaranya adalah investasi pada aktiva riil, serta aktiva finansial atau keuangan. Aktiva riil adalah aktiva berwujud seperti emas dan perak, intan, barang-barang seni, dan real estate. Sedangkan aktiva finansial adalah surat-surat berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva riil yang dikuasai oleh suatu entitas yakni sekuritas.2

1

Eduardus Tandelilin. 2010. Portofolio dan Investasi.Yogyakarta: Kanisisus Yogyakarta, h.2

2


(16)

Berbicara mengenai investasi finansial, Indonesia memiliki potensi investasi modal yang belum termaksimalkan yaitu, potensi akan besarnya penambahan basis keikutsertaan investor lokal dengan potensi sumber daya jumlah penduduk yang sekitar 240 juta jiwa.3 Persoalannya lagi, di Indonesia kesenjangan menyangkut pemahaman terhadap produk keuangan masih sangat besar. Karena pemahaman yang rendah, tingkat pemanfaatan produk-produk keuangan itu juga rendah seperti yang tercermin pada indeks utilitasi. Di sektor perbankan, tercatat indeks utilitasi sebesar 57%, yang artinya 57% dari seluruh masyarakat Indonesia sudah memanfaatkan jasa perbankan. Sedangkan di asuransi, hanya 11% penduduk yang memanfaatkannya. Indeks utilitasi terendah terjadi di sektor pasar modal, karena hanya 0,11% penduduk yang memanfaatkannya.4

Tabel 1.1 Indeks Utilisasi

Perbankan Asuransi Pasar Modal

Indeks Utilisasi 57% 11% 0,11%

Investasi finansial yang tidak kalah menarik lima tahun belakangan ini adalah investasi yang berbasis pada investasi syariah, khususnya saham syariah. Selain merupakan Investasi yang menggiurkan, investasi di pasar modal yang notabene dapat menghasilkan return, saham syariah juga halal yang artinya baik dalam aspek

3“Literasi Keuangan & Basis Pemodal lokal”

IDX News Letter 12.02.2014

4“Momentum Membangun Kemandirian”


(17)

3

keIslaman. Dengan memperhatikan beberapa catatan, investasi saham di pasar modal boleh dilakukan. Oleh karenanya, berkembangnya kebutuhan muamalah akan investasi berdasarkan prinsip syariah diakomodir dengan adanya pasar modal syariah yang direalisasikan dengan diresmikannya Jakarta Islamic Index.

Ketakutan dari resiko kerugian yang akan diperoleh, pergerakan harga saham yang berfluktuatif, dan kurangnya kedalaman keterampilan dan ilmu berinvestasi merupakan permasalahan yang mayoritas dialami oleh masyarakat selaku calon investor pada Bursa Efek Indonesia (yang dalam hal ini berarti sektor Jakarta Islamic Index). Oleh karenanya, dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman mengenai segala hal yang terkait dengan informasi penunjang investasi saham pada suatu perusahaan yakni nilai pasar, kinerja keuangan, serta nilai intrinsik dari suatu saham yang dikeluarkan oleh emiten. Untuk mendapatkan pengetahuan informasi dan pemahaman dari berbagai macam pilihan saham yang tersedia di Jakarta Islamic Index tersebut, maka calon investor harus melakukan analisis terlebih dahulu terhadap saham-saham yang ada guna mendapatkan high return yang optimal dari modal yang terbelanjakan.

Tujuannya adalah, terdisiplinkannya opsi-opsi yang tersedia dalam memilih dan memilah saham pada Jakarta Islamic Index. Lebih jauh lagi adalah, analisis yang calon investor lakukan berguna untuk menilai apakah harga penetapan saham yang ditetapkan oleh perusahaan wajar atau tidak serta apakah risiko yang diperoleh dapat diminimalisir atau direduksi.


(18)

Calon investor baiknya melakukan analisis fundamental dan analisis teknikal terhadap saham-saham yang hendak dibeli. Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) di waktu yang lalu. Sedangkan analisis fundamental adalah metode mengukur nilai aset, ekonomi, politik, dan lingkungan lainnya yang mempengaruhi permintaan dan penawaran atas aset tersebut.

Analisis fundamental menitik beratkan pada data-data kunci dalam laporan keuangan dan memberikan data-data kecil tentang kesehatan sebuah perusahaan. Analisis ini juga berpendapat bahwa harga bergerak karena adanya berita dan dan kebijakan kebijakan, serta respon balik pasar terhadap berita yang dikeluarkan. Faktor-faktor yang membentuknya tidak hanya mengenai kesehatan sebuah perusahaan tapi juga mengenai makro ekonomi. Analisis fundamental merupakan analisis yang bersifat subjektif karena banyak menggunakan asumsi dan opini pada interpretasi data. Oleh karenanya, analisis fundamental lebih menitik beratkan pada ilmu analisis ekonomi dan psikologi pasar.

Berbeda dengan analisis fundamental, analisis teknikal merupakan teknik matematis yang memperhatikan data pergerakan harga saham di masa lalu. Analisis ini bersifat eksak dan matematis yang sebagian besarnya menggunakan chaos theory (pattern recognition / pengenalan pola) dan ilmu statistik, sehingga hasil yang diperoleh berupa angka-angka yang baku dan pasti. Analisis teknikal merupakan suatu teknik analisis yang menggunakan data catatan mengenai pasar itu sendiri untuk


(19)

5

berusaha mengakses penawaran suatu saham tertentu maupun pasar secara keseluruhan. Secara garis besar, analisis teknikal merupakan analisisis yang bekerja dalam fokus trend yang sedang berlangsung, rentan waktu trend , volume transaksi dan level-level psikologis yang ada. Oleh karenanya, para investor / calon investor dapat menganalisis tanpa harus mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi nilai intrinsik dari saham yang akan dibeli dengan lebih mudah dan juga cepat. Namun, bukanlah hasil yang terbaik yang diperoleh dari hanya dilakukannya analisis teknikal, akan lebih baik jika hasil dari analisis fundamental dan analisis teknikal di selaraskan dan dikombinasikan agar mendapatkan hasil yang tepat.

Inti dari analisis fundamental dan teknikal diatas dilakukan merupakan optimalisasi reduksi risiko yang diterima, analisis ini juga berguna untuk menghindari spekulasi yang sangat dekat dengan maysir yang dilarang dalam prinsip berinvestasi sesuai syariah islam. Karena pada dasarnya, kegiatan spekulasi dalam trading saham merupakan tindakan yang tanpa dasar dan analisis yang jelas karena tidak berdasarkan pada ilmu dan usaha-usaha tertentu (hanya mengikuti rumor yang beredar). Dengan dilakukannya analisis yang cermat dalam mengambil keputusan berinvestasi, maka spekulasi dapat dihindari.

Persoalan selanjutnya adalah dari berbagai macam opsi saham yang tersedia didalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang kurang lebih berjumlah 313


(20)

saham, 30 saham yang berada didalam Jakarta Islamic Index5, maka saham dengan kriteria seperti apakah yang akan kita analisis sehingga kita mendapatkan tujuan dari investasi finansial kita, yaitu return atau keuntungan. Hal tersebutlah yang melatarbelakangi pentingnya perhitungan nilai kapitalisasi pasar (Market Capitalization) terhadap saham yang berada di bursa.6

Kapitalisasi pasar dihitung dari harga saham (tercatat pada hari tertentu) dikali jumlah saham yang dikeluarkan.7 Oleh karenanya, saham-saham dengan nilai kapitalisasi pasar yang besar adalah saham-saham favorit atau best seller. Mengacu pada data statistik, year to date, imbal hasil atau perubahan indeks saham di Bursa Efek Indonesia mayoritas berwarna merah. Misalnya, imbal hasil indeks harga saham gabungan (IHSG) adalah -2,81% dilihat darisaham liquid dan memiliki market capitalization besar, kinerja bursa adalah 5,01% (LQ45), 4,46% (IDX30), dan -5,51% (Kompas 100).8 Hal tersebut mengindikasikan bahwa pengaruh dari saham-saham dengan nilai (Market Capitalization) besar sangat dominan pengaruhnya, baik itu menguat ataupun melemah terhadap IHSG. 9

5

Indonesia Stock Exchange, Pengumuman perubahan komposisi saham dalam perhitungan ISSI per 15 Januari 2014

6

Adriansyah, Basri Pohan dan Bayu Husodo. “On Free Float Shares Adjustment.” Kertas diskusi bagian riset ekonomi No. 1, Maret 2007.

7

Diakses pada 27 November 2014 dari

Id.wikipedia.org/wiki/Daftar_perusahaan_menurut_kapitalisasi_pasar

8

Berita diakses pada 27 November 2014 dengan revisi dari

Kolom.kontan.co.id/news/189/Rapor-bursa-saham-2013

9

Diperkuat oleh berita mengenai Nilai Kapitalisasi Pasar Saham Indonesia dari


(21)

7

Menurut data yang dikeluarkan oleh BEI yang kemudian diolah oleh pusat Informasi (pusatis) didapatkan dan dirilislah daftar 10 besar saham dengan kapitalisasi pasar terbesar pada penutupan akhir tahun 2010, 2011, 2012, 2013:

Tabel 1.2

10 Saham dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar

Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

No. Kode CM No. Kode CM No. Kode CM No. Kode CM

1. ASII 220.837.782 1. ASII 299.578.293 1. ASII 307.675.004 1. ASII 275.288.161 2. TLKM 160.271.994 2. BBCA 195.267.673 2. HMSP 262.541.700 2. HMSP 273.499.200 3. BBCA 156.214.138 3. HMSP 170.937.000 3. BBCA 222.116.978 3. BBCA 234.321.208 4. BMRI 135.112.216 4. BBRI 164.851.675 4. BMRI 187.110.000 4. TLKM 216.719.992

5. BBRI 128.277.806 5. BMRI 155.925.000 5. TLKM 182.447.993 5. UNVR 198.380.000 6. UNVR 125.895.000 6. UNVR 143.444.000 6. BBRI 169.736.169 6. BMRI 181.334999 7. HMSP 123.381.450 7. TLKM 142.127.995 7. UNVR 159.685.500 7, BBRI 177.062.910 8. PGAS 107.268.674 8. GGRM 119.389.660 8. PGAS 111.510.938 8. PGAS 108.480.749 9. ADRO 81.264.503 9. UNTR 98.289.961 9. GGRM 108.326.154 9. SMGR 83.931.008 10. UNTR 791.179.679 10. PGAS 76.966.789 10. SMGR 94.014.592 10. GGRM 80.811.696

Sumber: BEI, diolah Pusatis

Berdasarkan data diatas, terdapat beberapa saham yang konsisten rapornya berada dalam List 10 daftar saham dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar sepanjang periode 2010-2013. Saham-saham tersebut tidaklah semua merupakan jawaban dari saham apa yang nantinya akan baik untuk dianalisis dan di nilai, dengan pertimbangan kesyariah-an juga maka variabel Jakarta Islamic Index haruslah juga


(22)

menjadi penyaring dari daftar saham-saham tersebut. Atas dasar pertimbangan diatas, maka didapatkanlah tiga saham yang terdaftar pada JII yang juga merupakan saham dengan kategori nilai kapitalisasi pasar terbesar, yaitu saham PT Astra International, PT Unilever Indonesia, PT Telekomunikasi Indonesia (persero).

Berlatar belakang dari ketidak maksimalan potensi investor lokal Indonesia di pasar modal, melejitnya populeritas Jakarta Islamic Index, dan urgensi dari penilaian saham dengan kategori nilai kapitalisasi pasar terbesar serta momentum pasca terjadinya krisis 2010-2013, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Fundamental dan Teknikal Saham-Saham dengan Kategori

Nilai Kapitalisasi Pasar Terbesar di Jakarta Islamic Index Periode 2010-2013”

B. Identifikasi Masalah

Seperti halnya pada saham-saham lainnya, pergerakan saham didalam

Jakarta Islamic Index juga mengalami fluktuasi. Hal tersebut tergantung kepada keadaan perekonomian secara global serta keadaan dan kondisi internal maupun eksternal perusahaan. Fluktuasi tersebut bersifat natural dan wajar, sehingga yang dapat dilakukan bagi para calon investor merupakan mencermati dan menganalisis tiap pergerakannya secara matematis dan fundamen.

Fluktuasi harga saham dianalisis dari sudut waktu tertentu trend harga saham atau dalam hubungannya dengan faktor lain, misalnya volume transaksi untuk analisis teknikal. Sedangkan untuk melengkapinya, analisis fundamental perlu banyak


(23)

9

memperhatikan faktor-faktor seperti yang penting diketahui ialah kewajaran dari harga saham yang ada. Sudah dijelaskan bahwasannya hal diatas adalah alasan dari dilakukannya analisis untuk menghasilkan keputusan yang tepat dan akurat. Analisis tersebut ialah bertujuan untuk mengetahui harga nilai intrinsik dari saham yang dianalisis.

Nilai intrinsik adalah nilai sekarang (present value) dari aliran kas yang diharapkan akan diterima investor di masa yang akan datang. Penilaian dilakukan untuk komparasi harga saham hasil perhitungan dan valuasi dengan harga saham pada saat ini untuk melihat kelas dari harga saham yang dianalisis, apakah overvalued, fair valued, atau undervalued. Hal tersebut menjadi penting diketahui untuk kepentingan pengambilan keputusan mengenai saham mana yang layak di beli dan kondisi dimana saham tersebut baik dijual.

C. Pembatasan Masalah

Daftar yang tercatat dalam Jakarta Islamic Index direvisi tiap enam bulan, karena saham yang masuk dalam Jakarta Islamic Index telah dan haruslah melewati beberapa kriteria. Sehingga masuk dan keluarnya daftar saham dalam indeks wajar dan haruslah diperbaharui. Oleh karenanya, dibutuhkan batasan untuk objek yang akan diteliti. Pada skripsi ini, penulis hanya akan meneliti beberapa saham di JII pada periode 2010-2013. Pembatasan tersebut dilakukan karena maksimal data yang disajikan adalah data lima tahun kebelakang. Saham-saham yang akan menjadi fokus objek penelitian adalah saham-saham yang secara konsisten tetap berada di dalam


(24)

Jakarta Islamic Index. Kemudian difokuskan lagi menjadi saham dengan kategori rapor 10 saham dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar berdasarkan data BEI yang diolah oleh Pusatis.

Pada penilitian skripsi ini, penulis melakukan batasan penelitian juga dengan harapan mendapatkan fokus dan sasaran dari permasalahan yang peneliti angkat. Yaitu batasan mengenai metode penelitian analisis fundamental yang berfokus pada analisis makro ekonomi, analisis keindustrian, dan analisis laporan keuangan serta metode Devidend Discounted Model, Price Earning Ratio, dan Price Book Value

sebagai instrumen untuk menilai harga saham. Sedangkan untuk metode analisis teknikal penulis akan menggunakan metode Moving Average, Relative Strength Index, dan Moving Average Convergence Divergence untuk membaca trend

pergerakan harga saham yang mengindikasikan momentum keputusan jual beli atau tahan saham

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam skripsi ini adalah analisis fundamental dan analisis teknikal saham-saham di JII dalam tujuannya untuk menjadi landasan dan pedoman dalam keputusan berinvestasi. Berikut merupakan rumusan masalah yang dimunculkan dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian


(25)

11

1. Bagaimana kondisi fundamental saham perusahaan dengan kapitalisasi pasar tertinggi di JII pada periode 2010-2013 berdasarkan Economic Analys, Industry Analys, dan Company Analys?

2. Apakah nilai intrinsik saham-saham dengan kapitalisasi pasar tertinggi di JII periode 2010-2013 tergolong overvalued, undervalued, atau

fairvalued?

3. Bagaimana kondisi teknikal saham-saham dengan kapitalisasi pasar tertinggi di JII periode 2010-2013 menurut metode Moving Average, Relative Strength Index, dan Moving Average Convergence Divergence?

E. Tujuan dan Masalah Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Menganalisis kondisi fundamental saham-saham Jakarta Islamic Index

melalui rasio keuangan dan arah makro ekonomi sebagai dasar perimbangan yang melengkapi keputusan investasi untuk investor dan calon investor.

b. Membandingkan harga saham hasil analisis valuasi dengan harga pasar sebagai informasi pembantu dalam momentum investasi

(overvalued, fairvalued, atau undervalued)

c. Menganalisis kondisi teknikal saham-saham Jakarta Islamic Index

melalui pergerakan harga sebagai dasar pertimbangan keputusan investasi bagi para Investor maupun calon investor.


(26)

2. Manfaat Penelitian a. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pendalaman ilmu pengetahuan mengenai metode Technical Analysis dan Fundamental Analysis

dalam berinvestasi yang jauh dari koridor spekulasi sesuai syariah di

Jakarta Islamic Index.

b. Bagi Investor / Calon Investor

Sebagai salah satu referensi atau bahan pertimbangan yang menjadi dasar pengambilan keputusan berinvestasi didalam dunia sekuritas pasar modal khususnya Jakarta Islamic Index.

c. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai sumbangan yang bermanfaat untuk memvariasikan, memperdalam, maupun memperkaya informasi pengetahuan mengenai pasar modal maupun ekonomi secara umumnya terhadap perhatian wawasan yang pihak akademisi dapat manfaatkan.


(27)

17

F. Kerangka Konsep

Keputusan investasi adalah opsi untuk buy, sell, atau hold terhadap saham sebelumnya dianalisis secara fundamental dan teknikal. Ketiga opsi tersebut dipengaruhi oleh hasil economic, industry, dan company analysis (analisis dilakukan berdasarkan tingkat umum ke spesifik), lalu hasil dari nilai intrinsik saham

(undervalued (murah), fairvalued, atau overvalued (mahal)) yang dihitung dengan

dividend discounted model, price earning ratio, dan Price Book Value, serta hasil grafik dari trend saham itu sendiri (trend bullish (buy) atau trend bearish (sell))

Investasi Saham* di Pasar Modal

*Salah satu yang di perdagangkan didalam pasar modal.

Penilaian Saham

Analisis Fundamental

1. Economic Analysis

2. Industry Analysis

3. Company Analysis

+

4. Dividend Discounted Model

5. Price Earning Ratio

6. Price Book Value

Keputusan Investasi

Analisis Teknikal

1. Moving Average 2. Relative Strength 3. moving average

convergence divergence Index


(28)

berdasarkan Moving Average, Relative Strength Index dan Moving Average Convergence Divergence.

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima BAB, dimana masing-masing BAB berkaitan dan tersistematis secara berkelanjutan berurutan terhadap pokok permasalahan yang akan dibahas. Adapun rincian sistematika penulisannya ialah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

BAB ini terdiri dari Latar belakang masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Review Studi Terdahulu, dan Sistematika Penulisan.

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

Pada BAB ini penulis akan menerangkan mengenai teori-teori landasan yang menjadi dasar penulisan skripsi. Uraian yang disajikan adalah uraian informasi mengenai perusahaan dengan tingkat kapitalisasi pasar tertinggi di JII yaitu, PT Telekomunikasi Indonesia, PT Astra Internasional, dan PT Unilever Indonesia seperti teori harga saham, faktor yang mempengaruhi harga saham, analisis teknikal, analisis fundamental, dan pendekatan untuk valuasi saham.


(29)

15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada BAB III ini, penulis akan menjelaskan tentang ruang lingkup penelitian, sumber data, metode analisis, variabel penelitian, dan jenis kategori penelitian.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada BAB ini, pertama-tama akan dijelaskan profil perusahaan secara singkat kemudian dilanjutkan dengan analisis makro ekonomi, industri, dan laporan keuangan perusahaan. Pengukuran nilai intrinsik saham-saham di Jakarta Islamic Index dengan metode analisis fundamental Dividend Discounted Model , Price Earning Ratio, dan Price Book Value, serta analisis teknikal yaitu Moving Average, Relative Strength Index dan Moving Average Convergence Divergence.

BAB V PENUTUP

Pada BAB terakhir ini, penulis akan merangkum garis besar penelitian yang telah dijelaskan pada BAB-BAB sebelumnya terkait jawaban dari perumusan masalah yang penulis coba teliti, yaitu analisis fundamental (ekonomi, industri, dan perusahaan, serta penilaiaan saham) juga teknikal analisis yang semuanya akan di ikhtisarkan kedalam subBAB kesimpulan.


(30)

Kemudian selanjutnya berisikan pula subBAB Saran yang didalamnya akan dimuat opini yang sekiranya dapat dijadikan suatu bahan pertimbangan dan kontribusi pemikiran.


(31)

17

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Jakarta Islamic Index

Dari sekian banyak emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, terdapat beberapa emiten yang kegiatan usahanya belum sesuai dengan syariah, sehingga saham-saham tersebut secara otomatis belum dapat dimasukkan dalam perhitungan Jakarta Islamic Index. Berdasarkan arahan Dewan Syariah Nasional Penerbitan Efek Syariah, jenis kegiatan utama suatu badan usaha yang dinilai tidak memenuhi syariah Islam adalah10:

1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.

2. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan asuransi konvensional.

3. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram

10


(32)

4. Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan/atau menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

Sedangkan kriteria saham yang masuk dalam kategori syariah adalah:

1. Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana yang diuraikan di atas 2. Tidak melakukan perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang / jasa dan perdagangan dengan penawaran dan permintaan palsu

3. Tidak melebihi rasio keuangan sebagai berikut:

(a) Total hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 82% (hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 45% : 55%) (b) Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya

dibandingkan dengan total pendapatan (revenue) tidak lebih dari 10%

Untuk menetapkan saham-saham yang masuk dalam perhitungan Jakarta Islamic Index dilakukan proses seleksi sebagai berikut. Uraian prosedurnya adalah11:

1. Saham-saham yang akan dipilih berdasarkan Daftar Efek Syariah (DES) yang dikeluarkan oleh Bapepam – LK.

11


(33)

19

2. Memilih 60 saham dari daftar efek syariah tersebut berdasarkan urutan kapitalisasi pasar terbesar dalam 1 tahun terakhir.

3. Dari 60 perusahaan tersebut dipilih 30 perusahaan berdasarkan likuiditas, yaitu nilai transaksi di pasar reguler dalam 1 tahun terakhir.

Adapun tahapan atau seleksi untuk saham yang masuk dalam indeks syariah antara lain12:

1. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 (tiga) bulan (kecuali masuk 10 besar dalam hal kapitalisasi).

2. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tenaga tahun terakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar 90%.

3. Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun.

4. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuidasi rata-rata nilai perdagangan reguler selama satu tahun terakhir.

12

Heri Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, Deskripsi dan Ilustrasi, cet. II Yogyakarta: Ekonisia, 2004, hal. 195


(34)

B. Analisis Fundamental

Analisis fundamental adalah suatu analisa yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan kondisi keuangan suatu perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui sifat-sifat dasar dan karakteristik operasional dari perusahaan publik.13 Metode analisis fundamental mempunyai tiga pendekatan analisa yang pada

umumnya dilakukan investor untuk menganalisis suatu saham tertentu “to determine the value of the firm, fundamental analysis relies on long-run forecasts of the

economy, the industry, and the company’s financial prospects.”14

1. Economic Analysis (Analisis Ekonomi)

Analisis ekonomi adalah salah satu dasar dari tiga analisis yang perlu dilakukan investor dalam penantuan keputusan investasinya.15 Analisis ini menjadi analisis dasar yang perlu dilakukan investor karena kecenderungan adanya hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada lingkungan ekonomi makro dan kinerja Bursa Efek Indonesia.Tujuannya adalah untuk membuat keputusan alokasi penginvestasian dana di beberapa negara atau dalam negeri dalam bentuk saham. Dalam perspektif analisis ekonomi makro terdapat beberapa elemen pertimbangan yang menjadi aspek analisis, seperti kebijakan moneter dan fiskal, kebijakan pemerintah, inflasi, pertumbuhan produk domestic bruto,

13

Indonesia Stock Exchange, Sekolah Pasar Modal Level 2, hal. 24 14

Geoffrey A. Hirt dan Stanley B. Block, Fundamentals of Investment Management (New York: McGraw-Hill/Irwin, 2003), 123.

15


(35)

21

angka pengangguran, nilai suku bunga, dan tingkat kurs rupiah. Tandelilin (1998) merangkum dari beberapa aspek ekonomi makro diatas dengan pertimbangan akan pengaruhnya terhadap investasi pada suatu Negara, sebagai: tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), laju pertumbuhan inflasi, tingkat sukubunga, dan nilai tukar mata uang

(exchange rate).16

a. Gross Domestic Product (GDP) Growth

Gross Domestic Product (Produk Domestik Bruto) adalah nilai total pasar produk barang atau jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu.17 Dalam perhitungan GDP ini, hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan / orang asing yang beroperasi di wilayah Negara Indonesia juga termasuk dalam perhitungan. Pertumbuhan PDB merupakan indikasi terjadinya pertumbuhan ekonomi. Jika ekonomi suatu negara mengalami pertumbuhan, maka daya kemampuan beli masyarakat juga ikut meningkat, dan momentum tersebut merupakan momentum dari perusahaan untuk meningkatkan kemampuan penjualan untuk mendapatkan profit yang lebih. Urgensi lain dari GDP suatu negara adalah, nilai presentase GDP merupakan gambaran nilai seluruh transaksi suatu negara secara umum. Jika siklus transaksi

16

Ibid., h. 343 17

Produk domestic bruto – Wikipedia bahasa Indonesia, id.m.wikipedia.org, diakses pada tanggal 27 januari 2015


(36)

perekonomian stabil maka dapat dipastikan perekonomian akan berjalan dengan lancar. Sentimen positif ini dapat memicu kenaikan nilai mata uang lokal.18

b. Inflasi

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.19 Singkatnya, inflasi merupakan kecenderungan terjadinya peningkatan harga produk-produk secara keseluruhan. Inflasi yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan penurunan daya beli uang (purchasing power of money). Disamping itu inflasi yang terlalu tinggi juga bisa mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasinya. Sebaliknya, jika tingkat inflasi suatu negara mengalami penurunan, maka hal ini akan merupakan sinyal yang positif bagi investor seiring dengan turunnya risiko daya beli uang dan risiko penurunan pendapatan riil.20

18 Gross Domestic Product

Artikel diakses pada 27 januari 2015 dari: http://belajarforex.com/indikator-fundamental/gdp-gross-domestic-product.html

19

Barro, Robert J, Macroeconomics, 2008, h.77 20

Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: 2010, h. 342


(37)

23

c. Tingkat Suku Bunga BI (BI Rate)

Tingkat suku bunga merupakan ukuran keuntungan investasi yang dapat diperoleh investor dan sebaliknya, hal tersebut adalah ukuran biaya modal yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk menggunakan modal dari investor. Tingkat suku bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang (present value) aliran kas perusahaan sehingga kesempatan-kesempatan investasi yang ada tidak akan menarik lagi. Tingkat suku bunga yang tinggi juga akan meningkatkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan. Disamping itu, tingkat bunga yang tinggi juga akan menyebabkan return yang disyaratkan investor dari suatu investasi akan meningkat.

d. Kurs Rupiah

Kurs rupiah adalah nilai rasio perbandingan mata uang rupiah dengan mata uang lain. Nilai suatu mata uang ditentukan oleh nilai tukar mata uang tersebut terhadap mata uang lainnya. Secara teori, dampak perubahan tingkat / nilai tukar dengan investasi bersifat tidak pasti. Dalam jangka pendek, penurunan tingkat nilai tukar akan mengurangi investasi melalui pengaruh negatifnya. Karena penurunan tingkat kurs ini akan menyebabkan nilai riil aset masyarakat menurun dan selanjutnya akan menurunkan permintaan domestik masyarakat.


(38)

Gejala diatas pada tingkat perusahaan akan direspon dengan penurunan pada pengeluaran alokasi modal pada investasi.

Tabel 2.1

Pengaruh Indikator Ekonomi Indikator

Ekonomi

Pengaruh Penjelasan

GDP Meningkatnya GDP

merupakan sinyal yang baik (positif) untuk investasi dan sebaliknya jika GDP menurun.

Meningkatnya GDP mempunyai pengaruh positif terhadap daya beli konsumen sehingga dapat meningkatkan permintaan terhadap produk perusahaan.

Inflasi Peningkatan inflasi secara relative merupakan sinyal negatif bagi pemodal di pasar modal.

Inflasi meningkatkan pendapatan dan biaya perusahaan. Jika peningkatan biaya produksi lebih tinggi dari peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh perusahaan maka profitabilitas perusahaan akan turun.

Tingkat Suku Bunga

Tingkat bunga yang tinggi merupakan sinyal negatif terhadap harga saham.

Tingkat suku bunga yang meningkat akan menyebabkan peningkatan suku bunga yang disyaratkan atas investasi pada suatu saham. Disamping itu tingkat suku bunga yang meningkat akan menyebabkan investor menarik investasinya pada saham dan memindahkannya


(39)

25

pada investasi berupa tabungan ataupun deposito. Kurs Rupiah Menguatnya kurs rupiah

terhadap mata uang asing merupakan sinyal positif bagi perekonomian yang mengalami inflasi.

Menguatnya kurs rupiah terhadap mata uang asing akan menurunkan biaya impor bahan baku untuk produksi, dan akan menurunkan tingkat suku bunga yang berlaku.

Sumber: Dikutip dari Harianto, F. dkk., 1998, Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia, PT. Bursa Efek Jakarta, Jakarta, hlm. 158

2. Industry Analys (Analisis Industri)

Analisis industri merupakan tahap penting yang perlu dilakukan investor, karena analisis tersebut dipercaya bisa membantu investor untuk mengidentifikasi peluang-peluang investasi dalam industri yang mempunyai karakteristik risiko dan return yang menguntungkan bagi investor.21 Indikator dalam analisis industri antara lain: penjualan, laba, dividen, struktur modal, regulasi, dan inovasi.

Analisis industri adalah analisa yang mempelajari keadaan kompetitif dari suatu sector industry dalam hubungannya dengan yang lain serta mengidentifikasikan perusahaan-perusahaan yang mempunyai potensi pada suatu sektor sektor tertentu.22 Setiap industri memiliki karakteristik yang berbeda-beda pula. Pemahaman mengenai pertumbuhan industri dan tahap pertumbuhannya diperlukan untuk

21

Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi, h. 352 22


(40)

menentukan keadaan dan prospek perusahaan. Pertumbuhan masing-masing industri acap kali tidak sama dengan pertumbuhan ekonomi, ada industri yang mampu tumbuh melebihi pertumbuhan ekonomi, dan ada pula industri yang tumbuh dibawah pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu analisis siklus industri (industry life cycle) adalah hal yang penting dilakukan.

Geoffrey A. Hirt dan Stanley B. Block dalam bukunya

Fundamentals of Investment Management (2003) mengelompokan

industry life cycle kedalam lima fase tahapan, yaitu: a. Development --- Stage I

Fase tahapan ini adalah fase dimana perusahaan mulai memperkenalkan ide, produk, dan atau jasa yang mereka usungkan kepada pasar.perusahaan pada fase ini pada umumnya bersifat

private owned yang artinya permodalan yang dimiliki perusahaan hanya terbatas bersumber dari pemilik perusahaan dan bersifat terbatas. Aktivitas yang dilakukan perusahaan pada fase ini lebih banyak bersifat introduction atau promosi melalui media pemasaran untuk mensosialisasikan barang atau jasa perusahaan. Terlebih lagi distribusi barang yang dilakukan masih terbatas dan laba yang dihasilkan perusahaan masih kecil atau bahkan rugi.


(41)

27

b. Growth --- Stage II

Fase kedua disini adalah fase yang menggambarkan kondisi perusahaan yang telah mampu mencapai tahapan

“diterima” dimasyarakat. Pada fase ini penjualan dan laba yang

dihasilkan perusahaan dikatakan meningkat hasil dari promosi dan pengenalan yang dilakukan perusahaan pada tahap sebelumnya, oleh karenanya perusahaan mengurangi tingkat agresifitas promosi pada tahap ini. Walaupun pendapatan yang dihasilkan perusahaan meningkat, fase growth juga ditandai dengan munculnya persaingan akibat dari perusahaan yang telah berhasil memasuki lingkungan pasar. Pada fase ini, investasi haruslah dioptimalkan perusahaan seperti penyerapan modal ataupun alokasi investasi perusahaan.

c. Expansion --- Stage III

Pada tahap ketiga disini ditandai oleh, keuntungan yang diperoleh perusahaan tetap berlanjut (tinggi) tapi dengan tingkat yang semakin berkurang (tidak sepesat fase growth). Perusahaan dihadapkan pada fase dimana pertumbuhan industri mengalami persaingan modal yang sangat ketat.


(42)

d. Maturity --- Stage IV

Tahap ini adalah tahap kedewasaan yang dialami perusahaan yang ditandai oleh semakin ketatnya persaingan harga dan produksi didalam industri. Pada tahap ini promosi mulai kembali ditingkatkan, inovasi-inovasi, dan plus value mulai menjadi senjata perusahaan untuk mendapatkan pasar dan eksistensi terhadap pesaing-pesaingnya. Fase ini terjadi ketika pertumbuham penjualan perusahaan tumbuh berimbang dengan pertumbuhan ekonomi yang secara jangka panjang diukur oleh fluktuasi pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP).

e. Decline --- Stage V

Fase ini dinamakn fase kemunduran yang dialami perusahaan yang ditandai dengan penurunan pendapatan dan pertumbuhan industri yang lambat atau menurun. Akibatnya pesaing pun mulai berkurang akibat terjadinya resesi industri. Permintaan yang terus menurun menjadi kendala dan dorongan bagi perusahaan untuk melakukan peremajaan barang / jasa industri karena inovasi dan promosi yang ternyata tidak mempunyai dampak yang positif bagi pendapatan yang diperoleh perusahaan. Akibatnya perusahaan terpaksa memangkas sektor-sektor biaya yang tidak produktif.


(43)

29

Grafik 2.1 Industry Life Cycle

3. Company Analys (Analisis Perusahaan)

Selanjutnya, analisis industri juga perlu diikuti oleh analisis perusahaan, sehingga investor dapat menentukan saham-saham dari perusahaan mana saja dalam suatu kelompok industri yang mempunyai kombinasi return-risiko yang terbaik.23 Hal yang demikian adalah ekspektasi-ekspektasi yang diharapkan investor dalam melakukan investasi pada sektor saham. Ekspektasi tersebut merupakan jawaban dari bagaimana prospek suatu perusahaan dalam kelompok industrinya di masa yang akan datang. Untuk itu menentukan ukuran return harapan perusahaan terhadap industri kelompoknya menjadi suatu hal yang perlu untuk dianalisis. Dengan menilai dan menentukan return harapan tersebut, investor akan dapat menentukan peluang investasi pada saham-saham perusahaan yang punya prospek terbaik.

23

Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi, h. 353 In d u stry Li fe C ycl e

sales

Stage I

Development Stage II

Stage III

Stage IV Stage V

Growth Expansion

Maturity

Decline


(44)

Bagi para investor yang melakukan analisis perusahaan, informasi rasio dari laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan salah satu jenis informasi yang paling mudah dan paling murah didapatkan dibandingkan dengan alternatif informasi lainnya. Disamping itu, informasi laporan keuangan akuntansi sudah cukup menggambarkan kepada kita sejauh mana perkembangan kondisi perusahaan selama ini dan apa saja yang telah dicapainya.24 Dari keterangan tersebut rasio laporan keuangan mempunyai pengertian sebagai alat untuk menggambarkan hubungan sistematis antara satu item dengan item lain yang biasanya dinyatakan dalam presentase dan mengungkapkan hubungan penting yang menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan trend yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio.25 Dalam analisis rasio keuangan tersebut terdapat lima kelompok instrumen rasio, yaitu (a) rasio likuiditas / liquidity ratios (b) rasio aktivitas / activity ratios (c) rasio rentabilitas / profitability ratios (d) rasio solvabilitas / solvability ratios.26

24

Ibid., h. 364 25

Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.118. 26

Indonesia Stock Exchange, Analisa Keuangan Perusahaan, Sekolah Pasar Modal Level 2, hal. 32


(45)

31

a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio likuiditas suatu perusahaan adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban-kewajiban yang segera harus dibayar.27 Alat-alat pemenuhan kewajiban keuangan jangka pendek ini berasal dari unsur-unsur aktiva yang bersifat lancar. Rasio likuiditas pada umumnya dihitung menggunakan current ratio yang merupakan rasio perbandingan antara aset lancar (current assets) dan kewajiban lancar (current liabilities) yang dimiliki perusahaan.

Rumus 2.1

urrent atio

Namun, pada prakteknya besaran presentase perbandingan

Current Assets tidak selalu berarti semakin besar semakin baik,

Current Assets mempunyai batas atas (Rule of Thumb) yaitu 200% dan juga batas minimum bawah antara 100%28 (tergantung peraturan pemerintah). Jika nilai rasio likuiditas perusahaan kurang dari 100% maka dapat dikatakan, perusahaan mempunyai kewajiban jangka pendek yang lebih besar dibandingkan dengan aktiva lancar yang dimiliki. Sedangkan jika perusahaan mempunyai presentase rasio

27

Ibid, hal 33 28

Darsono dan Ashari, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Andi, 2005), h. 54


(46)

likuiditas diatas 200% hal tersebut juga tidak sepenuhnya berarti baik bagi calon investor terhadap perusahaan, karena hal tersebut juga dapat diartikan bahwa perusahaan mempunyai banyak aktiva yang menganggur.

b. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio)

Adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya, biasa disebut juga rasio leverage. Juga merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh kewajibannya, apabila perusahaan dilikuidasi (dibubarkan). Semakin kecil rasio ini, maka semakin baik. Rasio solvabilitas dapat dihitung dengan menggunakan:

(1) Debt to Asset Ratio (DAR) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya dari aset yang dimiliki. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

Rumus 2.2


(47)

33

(2) Debt to Equity Ratio (DER) adalah perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Dengan kata lain, rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan hutang.

Rumus 2.3

c. Rasio Rentabilitas (Profitability Ratio)

Rasio ini menunjukkan seberapa besar tingkat keberhasilan perusahaan didalam menghasilkan keuntungan melalui semua sumber daya dan kegiatan yang ada. Rasio ini merupakan perbandingan dari pendapatan yang diterima perusahaan berbanding dengan kegiatan penjualan yang dilakukan perusahaan. Presentase yang semakin besar atau lebih dari 100% penjualan menandakan kondisi perusahaan yang lebih baik atau menguntungkan. Rasio rentabilitas atau rasio profitabilitas dapat diukur dengan dengan menggunakan:

(1)Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak atas penjualan. Rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Semakin besar rasio ini


(48)

semakin baik karena dapat dikatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba cukup tinggi.29

Rumus 2.4

(2) Return on Assets (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Return on assets yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan atau menghasilkan laba untuk perusahaan.

Rumus 2.5

(3) Return on Equity (ROE) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh perusahaan untuk setiap satuan mata uang yang menjadi modal perusahaan. Dalam pengertian ini, seberapa besar perusahaan memberikan imbal hasil tiap tahunnya per satu mata uang yang diinvestasikan investor ke perusahaan tersebut.

29

Sofyan Safri Harahap, Analisis Kritis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hal.304.


(49)

35

Rumus 2.6

(4) Earning Per Share (EPS) atau laba per lembar saham adalah rasio yang menunjukkan pendapatan yang diperoleh dari setiap lembar saham. Jadi nilai laba per saham akan meningkat apabila presentase kenaikan laba bersihnya lebih besar daripada persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar. Besarnya EPS perusahaan dapat dihitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan laba rugi perusahaan dengan rumus:

Rumus 2.7

d. Rasio Aktivitas (Activity Ratios)

Rasio aktivitas adalah rasio gambaran dari kemampuan perusahaan serta efisiensi perusahaan di dalam memanfaatkan aset-aset yang dimilikinya. Efisiensi tersebut adalah efisiensi yang dilakukan perusahaan seperti efisiensi di bidang penjualan, persediaan, penagihan piutang, dan efisiensi di bidang lainnya.30 Ukuran yang pada umumnya

30

Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2010), h.113.


(50)

digunakan dalam analisis rasio aktivitas perusahaan adalah (a) fixed asset turnover dan(b) total asset turnover.

(1) Fixed Asset Turnover adalah rasio aktivitas yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Dengan kata lain rasio ini bertujuan untuk mengukur apakah perusahaan sudah menggunakan kapasitas aktiva tetap sepenuhnya atau belum.

Rumus 2.8

i ed sset urnover

(2) Total Asset Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua total aktiva yang dimiliki perusahaan dalam menciptakan penjualan. Perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan. Perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan. Rasio ini menggambarkan kecepatan perputaran total aktiva dalam satu periode tertentu.

Rumus 2.3


(51)

37

4. Penilaian Saham31

Dalam penilaiaan saham dikenal dengan adanya tiga jenis nilai, yaitu: nilai buku, nilia pasar, dan nilai intrinsik saham. Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham (emiten). Nilai pasar adalah nilai saham yang ada di pasar, yang ditunjukan oleh harga saham tersebut di pasar. Sedangkan nilai intrinsik atau dikenal sebagai nilai teoritis adalah nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi.

Meskipun semuanya dinyatakan dalam per lembar saha, ketiga jenis nilai tersebut ditambah nilai nominal umumnya adalah tidak sama besarnya. Nilai nominal dan nilai buku dapat dicari di dalam atau ditentukan berdasarkan laporan keuanga perusahaan. Nilai pasar dapat dilihat pada harga saham di bursa efek. Sedangkan penentuan nilai intrinsik saham dapat diketahui melalui beberapa metode pendekatan yang akan dibahas pada sub bab ini.

a. Dividend Discounted Model

Dividend Discounted Model merupakan model untuk menentukan estimasi harga saham dengan mendiskontokan semua aliran dividen yang akan diterima dimasa mendatang. Model penilaian dari pendekatan ini adalah berdasarkan pada pembayaran dividen dan capital

31


(52)

gain. Dalam pendekatan ini dapat dikatakan harga saham akan dapat diketahui dengan menghitung nilai sekarang (present value). Semakin besar tingkat pertumbuhan yang digunakan, semakin besar jumlah dividen pada masa yang akan datang. Semakin panjang periode waktunya, semakin besar jumlah dividen yang akan diterima di masa yang akan datang. Secara matematis, model ini bisa dirumuskan sebagai berikut:

Rumus 2.11

̂

Rumus 2.12

̂

Dalam hal ini:

̂ = nilai intrinsik saham dengan model diskonto

dividen

= dividen yang akan diterima di masa datang = tingkat return yang disyaratkan

Dalam persamaan diatas bisa dilihat bahwa aliran dividen yang diterima investor merupakan aliran dividen yang tidak terbatas (disimbolkan dengan ) dan konstan. Padahal realitanya, ada kalanya


(53)

39

perusahaan tidak memberikan dividen secara konstan dan teratur, (bahkan ada perusahaan yang tidak memberikan dividennya kepada pemegang sahamnya). Dalam situasi dividen konstan dan tidak mengalami pertumbuhan, kita bisa menggunakan model pertumbuhan nol (zero-growth model). Untuk kasus aliran dividen yang bertumbuh secara konstan, model yang bisa dipakai adalah model pertumbuhan konstan

(constant growth model). Sedangkan untuk saham yang mengalami pertumbuhan yang tidak konstan, kita bisa menggunakan model pertumbuhan tidak konstan (non-constant growth).

(1) Model Pertumbuhan Nol. Model ini berasumsi bahwa dividen yang dibayarkan perusahaan tidak akan mengalami pertumbuhan. Dengan kata lain, jumlah dividen yang dibayarkan akan tetap sama dari waktu ke waktu. Model pertumbuhan nol ini sebenarnya sama dengan prinsip perhitungan saham preferens karena dividen yang dibayarkan diasumsikan selalu sama dan tidak akan mengalami perubahan pertumbuhan sepanjang waktu.

Rumus untuk menilai saham dengan model ini adalah:

Rumus 2.13


(54)

(2) Model Pertumbuhan Konstan. Model pertumbuhan konstan juga disebut sebagai model Gordon, setelah Myron J. Gordon mengembangkan dan memomulerkan model ini. Model ini dipakai untuk menentukan nilai saham, jika dividen yang akan dibayarkan mengalami pertumbuhan secara konstan dalam waktu yang tak terbatas, dimana untuk semua waktu t. persamaan model pertumbuhan konstan ini bisa dituliskan sebagai berikut.

Rumus 2.14

̂

Rumus tersebut dapat disederhanakan menjadi:

Rumus 2.15

̂

Dimana:

= tingkat return yang disyaratkan investor

= tingkat pertumbuhan dividen yang direncanakan


(55)

41

Asumsi perusahaan membayarkan dividen secara konstan dalam kenyataannya kadang kala kurang tepat. Ada kalanya perusahaan mengalami pertumbuhan yang sangat baik jauh diatas pertumbuhan normal dan sangat menjanjikan selama beberapa tahun, tetapi lambat laun menurun terus. Proses untuk menghitung nilai saham dengan menggunakan model pertumbuhan dividen tidak konstan seperti diatas bisa dilakukan dengan rumus berikut:

Rumus 2.16

̂

Dalam hal ini:

̂ = nilai intrinsik saham dengan model pertumbuhan

tidak konstan

= jumlah tahun selama periode pembayaran dividen supernormal

= dividen saat ini (tahun pertama)

= pertumbuhan dividen supernormal

= dividen pada akhir tahun pertumbuhan dividen supernormal


(56)

= pertumbuhan dividen yang konstan (ROE x

retention ratio)

= = tingkat return yang disyaratkan investor (tingkat return bebasrisiko + premi risiko)

b. Price Earning Ratio (PER)

Disamping pendekatan dengan nilai sekarang (model diskonto dividen), dalam metode penelitian saham berdasar analisis fundamental dikenal juga pendekatan lain yang disebut pendekatan price earning ratio (PER) dalam pendekatan PER atau disebut juga pendekatan multiplier, investor akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham. Dengan kata lain PER menggambarkan rasio atau perbandingan harga saham terhadap earning

perusahaan. Jika misalnya PER suatu saham sebanyak tiga kali berarti harga saham tersebut sama dengan tiga kali earning perusahaan tersebut. PER ini juga akan memberikan informasi berupa rupiah harga yang harus dibayar investor untuk memperoleh setiap Rp 1 earning perusahaan.

Rumus untuk menghitung PER suatu saham adalah dengan membagi harga saham perusahaan terhadap earning per lembar saham. Secara matematis, rumus untuk menghitung PER adalah sebagai berikut:

Rumus 2.17


(57)

43

c. Price Book Value

Price Book Value adalah rasio yang menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. semakin tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut.

Price Book Value dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Rumus 2.18

Dimana nilai buku perlembar saham menunjukkan aktiva bersih

(net asset) yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. Adanya asumsi aktiva bersih sama dengan total ekuitas pemegang saham, maka nilai buku per lembar saham adalah total ekuitas dibagi dengan jumlah saham yang beredar.

C. Analisis Teknikal

Analisis teknikal atau lebih dikenal dengan analisis teknis adalah suatu teknik analisis yang dikenal dalam dunia keuangan yang digunakan untuk memprediksi trend suatu harga saham dengan cara mempelajari data pasar yang lampau, terutama pergerakan harga dan volume saham.32 Analisis teknikal adalah

32

Kirkpatrick dan Dahlquist, Technical Analysis: The Complete Resource for Financial Market Technicians (Finansial Times Press, 2006), h. 3.


(58)

suatu analisis yang mempunyai orientasi kepada momentum pergerakan harga seperti pembukaan harga dimulai, penutupan, momentum harga tertinggi, dan momentum harga terendah dari suatu instrumen investasi pada periode tertentu. Analisis teknikal (technical analysis) hingga kini digunakan sebagian orang sebagai salah satu tools didalam berinvestasi. Apakah itu saham, indeks, komoditi maupun currency. Hampir tidak terelakkan dari berbagai investasi tersebut diatas tidak menggunakan indikator analisa teknikal dikarenakan fungsi analisis teknikal yang dapat digunakan untuk memprediksi maupun bertindak dalam menganalisis kondisi pasar.

Analisis teknikal adalah analisis yang mempelajari tentang perilaku kecenderungan pasar yang dicerminkan kedalam grafik yang bergerak. Pergerakan dari grafik tersebut adalah pergerakan harga suatu komoditi pasar didalam bursa. Sedangkan harga itu sendiri merupakan kesepakatan transaksi

supply dan demand yang terjadi didalam pasar.

1. Prinsip Dasar Analisis Teknikal33

Dalam aplikasinya, analisis teknikal mempunyai beberapa prinsip dasar yang umum sebagai panduan bagi para investor dalam menganalisa saham secara teknis. Diantaranya adalah:

33


(59)

45

a. Follow the smart money: artinya adalah analisa teknikal mengikuti

trend yang sedang terjadi di pasar, analisa teknikal mempercayai bahwa harga bergerak dalam trend tertentu dan trend ini akan bergerak terus hingga terjadi perubahan permintaan dan penawaran.

b. Contrarian: maksudnya adalah perusahaan atau investor yang menggunakan metode analisis teknikal sangat mungkin tidak c. melihat dasar fundamental suatu saham perusahaan. Artinya disini sangat mungkin terjadinya perbedaan yang besar antara analisis teknikal dan analisis fundamental. (hal yang terjadi di pasar merupakan hal yang teknis, maka sangat mungkin terjadi perbedaan dengan harapan investor).

d. Price discounts everything: dalam sesi fundamental mungkin kita ketahui bahwa harga akan dipengaruhi berita-berita mengenai laporan keuangan, nilai penjualan ataupun harga komoditi yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut, tetapi analisis teknikal mempercayai bahwa harga akan mendiskonsemua berita tersebut, sering kali harga bergerak melewati nilai harga teoritis secara fundamental (bisa naik atau turun).

e. Price fluctuates in trends: harga saham atau komoditi biasanya akan bergerak dalam suatu trend tertentu yang khusus.


(60)

f. History repeat it self: teknikal analisis mempercayai bahwa sejarah akan berulang, maksudnya adalah jika harga suatu saham dengan pola tertentu terjadi, maka di kemudian hari pola seperti itu dapat terjadi pula.

2. Teknik-Teknik Analisis Teknikal34

Para pengguna analisis teknikal juga disebut sebagai chartist

karena dalam aktivitasnya mereka merekam data atau membuat grafik (chart) pergerakan harga saham dan volume perdagangan. Dari grafik yang telah dibuat tersebut, mereka akan mencari pola pergerakan harga saham maupun volume perdagangan dan mencari celah-celah keuntungan dari pola tersebut. Ada beberapa teknik penggugunaan grafik (charting) yang biasanya digunakan investor sebagai dasar untuk pengambilan keputusan investasinya. Diantaranya adalah analisis rata-rata bergerak (moving average),

relative strength index, dan moving average convergence divergence

a.Teknik rata-rata bergerak atau moving average adalah salah satu teknik yang dipakai dalam analisis teknikal untuk mendeteksi dan menganalisis pergerakan harga saham baik saham individual maupun seluruh saham di pasar modal. Tujuan penggunaan teknik ini adalah untuk mendeteksi arah pergerakan harga saham dan besarnya tingkat pergerakan tersebut. Dalam perhitungan rata-rata

34


(61)

47

bergerak, data yang dipakai adalah data harga penutupan saham

(closing price) untuk waktu tertentu (misalnya 200-harian). Dalam pembuatan keputusan membeli atau menjual saham, investor bisa membandingkan harga pasar saham saat ini dengan nilai rata-rata bergerak harga saham.

b. Relative Strength Index, adalah teknik analisis teknikal yang menggambarkan rasio antara harga saham dengan indeks pasar atau industri tertentu. Hasil perbandingan biasanya digambarkan dengan plot-plot yang menunjukkan perbandingan harga relatif saham selama jangka waktu tertentu. Investor akan bisa melihat perbandingan kekuatan saham-saham tersebut terhadap industrinya atau terhadap indeks pasar.

c. Moving Average Convergence Divergence

Analisis ini mirip dengan analisis moving average, perbedaannya adalah bahwa analisis ini merupakan indikator untuk kelebihan beli atau kelebihan jual dengan melihathubungan antara MA jangka panjang dan jangka pendek. MACD menunjukan perbedaan antara eksponensial pergerakan rata-rata (exponential moving average) yang biasa disebut “EMA” yang cepat dan lambat dari


(62)

3. Trading Rule of Technical Analysis35

Dalam prakteknya, para chartist biasanya membuat suatu aturan perdagangan (trading rules) yang bisa dipakai sebagai patokan dalam pengambilan keputusan membeli atau menjual saham. Contohnya adalah sebagai berikut.

Grafik 2.2

Trading Rule of Technical Analysis

Sumber: diolah

Dalam gambar diatas, ditunjukkan beberapa trend pergerakan harga saham yang terdiri dari trend penurunan (declining trend), trend

peningkatan (raising trend), dan trend mendatar (flat trend). Trend titik puncak (peak point) dan mencapai titik yang paling rendah pada saat mencapai titik terendah (trough point). Dalam grafik diatas juga ditunjukkan kapan sebaiknya investor membeli atau menjual saham.

35


(63)

49

4. Metode Pengemplotan Grafik

Dari pemaparan sebelumnya dapat dikatakan bahwa teknikal analisis tidak mempercayai harga bergerak secara acak, tetapi bergerak dengan pola (pattern). Pola tersebut dapat tercermin melalui grafik chart transaksi kegiatan pasar. Pola (chart) tersebut terbagi menjadi:

a. Line chart (grafik garis) merupakan grafik yang menunjukan harga penutupan dalam range waktu yang ditentukan. Namun Line chart

hanya menampilkan garis yang menghubungi penutupan harga saham pada periode tertentu saja. Keuntungan grafik garis adalah menampilkan gerakan harga-harga sekuritas yang jelas dan mudah dimengerti.

Grafik 2.3 Line Chart

Grafik pergerakan harga saham JII satu kuartal, sumber: www.idx.co.id

b. Bar chart (grafik batang) merupakan grafik yang memberikan informasi lebih lengkap dibandingkan dengan grafik garis yang hanya memuat harga penutupan. Pada grafik batang, kita bisa


(64)

mengetahui harga pembukaan (open), tertinggi (high), terendah

(low), dan penutupan (close).

Grafik 2.4 Bar Chart

Sumber: www.seputarforex.com

c. Candlestick chart (grafik lilin) merupakan grafik yang memberikan informasi yang sama dengan grafik bar. Namun, ada sedikit perbedaan yaitu pada grafik candlestick harga pembukaan dan penutupan ditandai dengan adanya body.

Grafik 2.5 Candlestick Chart


(65)

51

sumber: www.seputarforex.com

5. Identifikasi Pergerakan Trend Dasar

Trend berarti suatu kecenderungan atau kondisi dimana terdapat satu jenis pergerakan yang mendominasi chart dan cenderung berlanjut. Terdapat dua jenis trend menurut arah pergerakannya yaitu trend bearish

dan trend bullish.

a. Trend Bullish adalah trend yang menunjukkan pergerakan harga saham yang secara menyeluruh mengidintifikasikan kenaikan.

b. Trend bearish adalah trend yang menunjukkan pergerakan saham yang secara menyeluruh mengidentifikasikan penurunan.

Untuk menentukan arah dari suatu trend biasanya digunakan trendlines. Ada tiga tipe trend yang terbentuk di pasar yaitu uptrend, downtrend, dan sideaways.


(66)

a. Uptrend adalah garis pergerakan harga saham yang terbentuk dari dua titik atau lebih dengan kecenderungan meningkat.

b. Downtrend adalah garis trend yang terbentuk dari dua titik atau lebih dengan kecenderungan menurun

c. Sideaways adalah garis trend yang terbentuk secara menyamping atau horizontal pada posisi harga tertinggi dan harga terendah.

D. Review Studi Terdahulu

Penelitian ini merupakan penelitian tersendiri yang bersumber berdasarkan teori dan terapan dari studi yang dikembangkan terdahulu sebelumnya. Studi-studi terdahulu tersebut adalah:

Penulis:

Aries Satjawidjaja, tahun 2012 (Tesis Magister Ilmu Administrasi Universitas Indonesia)

Judul:

Komparasi Nilai Intrinsik Harga

Saham PT Bank Bukopin

Berdasarkan Laporan Keuangan

Objek Penelitian:

Saham dan laporan keuangan PT Bank Bukopin Tbk Periode 2009-2010

Metode Penelitian:

Price Earning Ratio, Price Book Value, Discounted Cash Flow, Devidend Discounted Model, dan


(67)

53

Tahun 2009-2010 Discounted Abnormal Earning

Hasil Penelitian:

Nilai Intrinsik saham PT Bank Bukopin berdasarkan metode valuasi PER, PBV, dan DCF adalah

Undervalued

Sedangkan hasil nilai intrinsik yang didapatkan melalui valuasi DDM dan DCF adalah saham PT Bank Bukopin tergolong saham yang

overvalued.

Penulis:

Denies Priantinah dan Prabandaru Adhe Kusuma (Jurnal Nominal volume I no. I 2012 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta) Judul:

Objek Penelitian:

Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2008-2010.

Metode Penelitian:


(1)

110

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada penelitian analisis fundamental dan analisis teknikal pada saham-saham dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di JII pada periode 2010-2013, yaitu ASII, TLKM, dan UNVR ini, ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Analisis fundamental (a) makro ekonomi Indonesia memberikan sinyal negatif untuk melakukan investasi (walaupun sepanjang periode 2010-2012 kondisi makro ekonomi Indonesia baik dan memberikan sinyal positif serta kondusif untuk berinvestasi pada pasar modal). Hal tersebut ditandai dengan produk domestik bruto dan nilai tukar rupiah yang berkurang dan melemah, dan ditambah suku bunga Bank Indonesia dan tingkat inflasi yang meningkat. (b) Analisis industri menunjukkan bahwa masing-masing industri dari ASII (industri otomotif), TLKM (industri telekomunikasi), dan UNVR (industri barang konsumsi) berada dalam tahap life cycle industry yang dewasa atau mature. Dimana peningkatan atau kenaikan keuntungan perusahaan mulai berkurang persentasenya dan berpotensi mengalami decline (kemunduran) atau regrowth (pertumbuhan kembali). (c) Analisis perusahaan yaitu analisis rasio keuangan yang


(2)

dilakukan terhadap ASII, TLKM, dan UNVR mempunyai garis umum yang baik. Akan tetapi tercatat bahwa perusahaan TLKM mempunyai rapor yang kurang baik dari segi rasio aktivitas perusahaan, dan perusahaan UNVR yang juga mempunyai catatan yang kurang baik dari segi rasio likuiditas dan rasio solvabilitas. Berbeda dengan ASII yang mempunyai catatan baik dalam setiap segi rasio yang diujikan.

2. Penilaian saham yang dilakukan dengan metode dividend discounted model dan price earning ratio terhadap ASII dan TLKM menunjukkan bahwa nilai intrinsik saham keduanya berada dalam kategori undervalued atau layak dibeli. Berbeda dengan saham UNVR yang masuk kategori overvalued atau “mahal” dan lebih baik dijual berdasarkan dua metode diatas. Selanjutnya berdasarkan metode perhitungan PBV, saham ASII mempunyai nilai yang lebih baik dibandingkan dengan saham TLKM dan saham UNVR.

3. Hasil dari analisis teknikal moving average, moving average convergence divergence, dan relative strength index yang diujikan menunjukkan bahwa saham ASII mempunyai kecenderungan kenaikan harga dan kenaikan transaksi, serta berada pada trend bullish yang mempunyai arti saham ASII layak untuk dibeli. Sedangkan saham TLKM dan UNVR mempunyai fluktuasi perpindahan trend yang cukup banyak. Namun dapat dinyatakan secara umum bahwa kedua saham tersebut berakhir dan secara umum berada pada trend bearish berdasarkan sinyal sinyal yang ditangkap


(3)

melalui tiga metode analisis teknikal diatas. Sehingga saham TLKM dan saham UNVR lebih baik dijual.

B. Saran

1. Bagi investor, analisis fundamental umum dan baiknya dilakukan bagi para investor yang ingin menginvestasikan dananya dalam jangka panjang kedalam saham yang baik secara industri, laporan keuangan, maupun pengaruh ekonomi makro global dengan ditambah dengan dilakukannya penilaian saham sebagai bahan pertimbangan. Sedangkan bagi investor yang ingin melakukan aktivitas investasi jangka pendek dapat beralih ke analisis teknikal yang umumnya bersifat teknis, matematis, dan mudah diterapkan. Namun ada baiknya untuk mengkombinasikan kedua analisis tersebut untuk mengurangi risiko yang dihadapi.

2. Bagi industri otomotif, telekomunikasi, dan barang konsumsi, yang dalam fase kehidupan industrinya ketiga industri diatas berada pada fase kedewasaan atau mature. Melakukan efektifitas dalam sektor biaya, kerja sama jangka panjang, differensiasi produk, dan penyegaran sistem merupakan langkah yang dapat diambil untuk menjaga dan menumbuhkan usia industri masing-masing agar tidak jatuh kedalam tahap decline atau penurunan.

3. Bagi PT Astra International, PT Telekomunikasi Indonesia, dan PT Unilever Indonesia agar dapat terus menjaga nilai kapitalisasinya dan melakukan pembenahan-pembenahan yang dirasa perlu. Seperti PT


(4)

4. Telekomunikasi Indonesia dalam indeks rasio aktivitasnya, kemudian PT Unilever Indonesia dari segi rasio likuiditas dan solvabilitasnya.

5. Bagi pemerintah, selaku penentu kebijakan ekonomi makro agar selalu memberikan rangsangan masyarakat Indonesia untuk berinvestasi khususnya kedalam sektor pasar modal. Juga agar selalu dapat menjaga kestabilan nilai tukar rupiah, inflasi, PDB, dan suku bunga kearah yang positif untuk mendukung perkembangan baik iklim investasi maupun kemajuan semua industri.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

.

Adriansyah, Basri Pohan dan Bayu Husodo. Kertas diskusi bagian riset ekonomi No. , Maret 2007. “On ree loat Shares djustment”

Ahmad, Kamaruddin. 2004. Dasar-dasar Manajemen Investasi dan Portofolio, Edisi Revisi. Jakarta.:PT Rineke Cipta. Badan Pengawas Pasar Modal.

Buku Panduan Harga Saham Bursa Efek Indonesia. 2008. Jakarta: Indonesia Stock Exchange

Bodie, Zvi. Kane, Alex, and Marcus Alan J. 2004. Essentials of Investment. New York USA: McGraw-Hill.

Eduardus Tandelilin. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi.Yogyakarta: Kanisisus Yogyakarta

Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi, Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

Hamid, Abdul. 2009. Pasar Modal Syariah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah.

HR, Muhammad Taufik. 2009. Bursa Efek dan Investasi Syariah. Jakarta: PT Serambi Ilmu.

Huda, Nurul & Mustafa Edwin Nasution. 2008. Investasi pada Pasar Modal Syariah. Jakarta: Kencana.

John C. Brooks. 2004. Mastering Technical Analysis. United State of America: Mc Graw-Hill Companies.

Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Kodrat, David Sukardi. 2010. Manajemen Investasi Pendekatan Teknikal dan Fundamental untuk Analisis Saham. Jakarta: Graha Ilmu.

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Rodoni, Ahmad & Yong Othman. 2009. Analisis Investasi dan Teori Portofolio. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


(6)

Salim, Joko. 2009. Step by Step Online Investment. Jakarta: PT ElexMedia Komputindo. Kompas Gramedia.

Suharsini, Ari Kunto. 1993. Manajemen Penelitian, Cetakan ke-2. Jakarta: PT Renika Cipta.

Sunariyah. 2011. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta:UPP YKPN. Tim Indonesia Stock Exchange, Sekolah Pasar Modal (Bursa Efek Indonesia – Kelas

Intermediate). Jakarta, Juli 2014

Tim Penulis Fakultas Syariah dan Hukum. 2011. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: FSH Press.

Umar, Husein. 2004. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Jurnal “Pengaruh Return on Investment (ROI), Earning Per Share (EPS), dan Dividen perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-20 0” Diakses pada 21 November 2014 dari:

journal.uny.ac.id/index.php/nominal/article/download/998/801

Jurnal Al-Iqtishad “Pengaruh Indeks Harga Saham Syariah International dan Variabel Makro Ekonomi terhadap Jakarta Islamic Indeks (JII)”. FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tesis “Komparasi Nilai Intrinsik Harga Saham PT Bank Bukopin Berdasarkan Laporan Keuangan Tahun 2009-20 0” Diakses pada 21 November 2014 dari:

lib.ui.ac.id/file?file=digital/20297328-T30160-Komparasi%20nilai.pdf “Indeks konstituen JII”diakses pada 22 November 2014 dari:

www.idx.co.id /id-id/beranda/informasipasar/daftarefek/indekskonstituen.aspx “Saham dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar” Diakses pada 27 November 2014 dari

Id.wikipedia.org/wiki/Daftar_perusahaan_menurut_kapitalisasi_pasar “Ringkasan Kinerja Perusahaan Tercatat” diakses pada 5 Maret 20 5 dari:

http://www.idx.co.id/id-id/beranda/publikasi/ringkasankinerjaperusahaantercatat.aspx 872

www.finance.yahoo.com

www.bps.go.id www.bi.go.id