Analisis Pengaruh Dividend Payout Ratio Dan Return On Investment Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN RETURN ON INVESTMENT TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN

PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

Adibara Tarigan 090502158

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

UNIVERSITAS SUMATERAUTARA FAKULTAS EKONOMI DEPARTEMEN MANAJEMEN PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

Nama : Adibara Tarigan

NIM : 090502158

Program Studi : S-1 Manajemen Konsentrasi : Manajemen Keuangan

Judul : “Analisis Pengaruh Dividend Payout Ratio Dan Return On Investment Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”

Tanggal……….2014

Penulis

NIM : 090502158 Adibara Tarigan


(3)

UNIVERSITAS SUMATERAUTARA FAKULTAS EKONOMI DEPARTEMEN MANAJEMEN

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Adibara Tarigan

NIM : 090502158

Program Studi : S-1 Manajemen Konsentrasi : Manajemen Keuangan

Judul : “Analisis Pengaruh Dividend Payout Ratio Dan Return On Investment Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”

Pembimbing Skripsi Pembaca Penilai

Dra. Lisa Marlina, M.Si

NIP. 195703141985032001 NIP. 196609041991031003 Drs. Syahyunan, M.Si

Ketua Program Studi S1 Manajemen

NIP. 19620513 199203 2 001 Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si


(4)

UNIVERSITAS SUMATERAUTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

DEPARTEMEN MANAJEMEN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

Nama : Adibara Tarigan

NIM : 090502158

Program Studi : S-1 Manajemen Konsentrasi : Manajemen Keuangan

Judul : “Analisis Pengaruh Dividend Payout Ratio Dan Return On Investment Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”

Tanggal………. Ketua Program Studi Manajemen

NIP. 19620513 199203 2 001

Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si

Tanggal……… Ketua Departemen Manajemen


(5)

Lembar Pernyataan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis Pengaruh Dividend Payout Ratio Dan Return On Investment Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, September 2014

NIM : 090502158 Adibara Tarigan


(6)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN RETURN ON INVESTMENT TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN

PROPERTI DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

Dividend Payout Ratio dan Return on Investment terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia. Metode pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi dengan mengumpulkan data pendukung dari literatur, jurnal, dan buku-buku referensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan data sekunder yang relevan dari laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan properti dan real estate yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2012 yang berjumlah 44 perusahaan dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 8 perusahaan. Pengambilan sampel penelitian menggunakan metode sampel jenuh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel tingkat dividend payout ratio dan return on investment berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia dan secara parsial menunjukkan dividend payout ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham sedangkan return on investment berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.


(7)

ABSTRACT

ANALYZE THE IMPACT OF DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN RETURN ON INVESTMENT OF LISTED PROPERTY AND REAL ESTATE

COMPANIES IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE

The purpose of this research is to analyse about the effect of dividend payout ratio and return on investment on the stock price of property an real estate companies that are listed in the Indonesia Stock Exchange. The methods that used for the data collection are through the documentation study to collect supporting data from the literature, journals and reference books to get an idea of the issues, and to gather relevant secondary data from a report published by the Indonesia Stock Exchange. The type of this research is assosiative research. The population of this research are property and real estate companies that are listed in the Indonesia Stock Exchange in 2009 – 2012 are 44 companies and sample of this research are 8 companies. The method that used to take sample is census method.

The result of this research shows that dividend payout ratio and return on investment simultaneously have a significant influence to the stock price property and real estate companies that are listed in the Indonesia Stock Exchange, and partially dividend payout ratio have unsignificantly positive influence to the stock price, while partially return on investment have positive and significantly influence to the stock price.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa menyertai dengan kasih setia dan berkat-Nya, terkhusus dalam perkuliahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS PENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN RETURN ON INVESTMENT TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orangtua tercinta (Drs. Jhonson Tarigan dan Dra. Esterlina Ginting) yang telah menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi penulis untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik selama ini, bahkan selama perkuliahan, terlebih dalam penulisan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, ME dan Dra. Marhayanie, M.Si, selaku selaku ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si, dan Dra. Friska Sipayung, M.Si, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(9)

4. Ibu Dra. Lisa Marlina M.Si, selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah memberikan koreksi dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Syahyunan M.Si, selaku Dosen Pembaca Penilai yang banyak membantu dan membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Adik-adikku terkasih (Stevanus Abigail Tarigan dan Aya Diva Tabitha Tarigan) yang telah memberikan dukungan moril dan doa yang begitu besar sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

7. Sahabat-sahabat terkasih (Brando, Donald, Leo, Dandy, Rieza, Manasye, Roby, Surya), teman-teman G-fresh (kk Melda, Dody, Jonalsal, Iren, Lina), teman-teman Permata rg. Bahagia dan POG SC (Martin, Hendy, Yan, Jordan, Ade, Tommy, Ponco) yang banyak memberikan motivasi dan nasehat. Terima kasih atas kebersamaan selama perkuliahan, untuk teman-teman S1 Manajemen stambuk 2009 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa setiap manusia tidak luput dari kesalahan dan mungkin skripsi ini banyak memiliki kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membaca.

Medan, September 2014 Yang Membuat Pernyataan,


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 10

2.1 Uraian Teoritis ... 10

2.1.1 Pasar Modal... 10

2.1.2 Investasi ... 10

2.1.3 Kebijakan Dividen ... 11

2.1.3.1 Dividend Payout Ratio ... 12

2.1.3.2 Faktor–faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen ... 13

2.1.4 Return on Investment ... 15

2.1.5 Saham ... 16

2.1.5.1 Jenis – jenis Saham ... 21

2.1.5.2 Macam-macam Harga Saham ... 22

2.1.5.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham ... 23

2.1 5.4 Penilaian Harga Saham ... 26

2.2 Penelitian Terdahulu ... 30

2.3 Kerangka Konseptual ... 35

2.4 Hipotesis ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

3.1 Jenis Penelitian ... 38

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

3.3 Batasan Operasional ... 38

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 39

3.5 Populasi dan Sampel ... 41

3.6 Jenis Data ... 43


(11)

3.8.1 Metode Analisis Deskriptif ... 44

3.8.2 Metode Analisis Statistik ... 44

3.9 Pengujian Hipotesis ... 45

3.10 Uji Asumsi klasik ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 52

4.1.1 Gambaran Umum Pasar Modal Di Indonesia ... 52

4.1.2 Gambaran Umum Perusahaan Real Estate dan Property di Indonesia ... 57

4.2 Hasil Penelitian ... 64

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 64

4.2.2 Analisis Statistik ... 68

4.2.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 68

4.2.2.2 Analisis Regresi Linear Berganda .... 74

4.2.2.3 Pengujian Hipotesis ... 75

4.3 Pembahasan ... 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 83

5.1 Kesimpulan ... 83

5.2 Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 85


(12)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman 1.1 DPR,ROI dan Harga Saham 4 Perusahaan

Properti & Real Estate ... 6

3.1 Tabel Definisi Operasional Variabel ... 41

3.2 Populasi Penelitian ... 41

3.3 Sampel Penelitian ... 43

4.1 Perkembangan Pasar Modal di Indonesia ... 53

4.2 DPR Perusahaan Properti dan Real Estate di BEI ... 64

4.3 ROI Perusahaan Properti dan Real Estate di BEI ... 65

4.4 Harga Saham Perusahaan Properti dan Real Estate di Di BEI ... 66

4.5 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 70

4.6 Hasil Uji Glejser ... 72

4.7 Uji Autokorelasi ... 73

4.8 Uji Multikolinearitas ... 74

4.9 Uji t ... 74

4.10 Uji Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan ... 77

4.11 Uji Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial ... 78

4.12 Hubungan Antar Variabel ... 80


(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 36

4.1 Histogram Dependent Variable Harga Saham ... 68

4.2 Normal P-Plot of Regression Standardized Residual ... 69


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lamp Judul Halaman 1. Daftar Perusahaan Properti dan Real Estate

yang Terdaftar di BEI ... 89 2. Sampel Penelitian ... 90 3. Dividend Payout Ratio Perusahaan Properti dan

Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... 90 4. Return on Investment Perusahaan Properti dan

Real Estate di BEI ... 91 5. Harga Saham Perusahaan Properti dan Real Estate

di BEI ... 91 6. Hasil Olah Data SPSS ... 92


(15)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN RETURN ON INVESTMENT TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN

PROPERTI DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

Dividend Payout Ratio dan Return on Investment terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia. Metode pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi dengan mengumpulkan data pendukung dari literatur, jurnal, dan buku-buku referensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan data sekunder yang relevan dari laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan properti dan real estate yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2012 yang berjumlah 44 perusahaan dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 8 perusahaan. Pengambilan sampel penelitian menggunakan metode sampel jenuh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel tingkat dividend payout ratio dan return on investment berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia dan secara parsial menunjukkan dividend payout ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham sedangkan return on investment berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.


(16)

ABSTRACT

ANALYZE THE IMPACT OF DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN RETURN ON INVESTMENT OF LISTED PROPERTY AND REAL ESTATE

COMPANIES IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE

The purpose of this research is to analyse about the effect of dividend payout ratio and return on investment on the stock price of property an real estate companies that are listed in the Indonesia Stock Exchange. The methods that used for the data collection are through the documentation study to collect supporting data from the literature, journals and reference books to get an idea of the issues, and to gather relevant secondary data from a report published by the Indonesia Stock Exchange. The type of this research is assosiative research. The population of this research are property and real estate companies that are listed in the Indonesia Stock Exchange in 2009 – 2012 are 44 companies and sample of this research are 8 companies. The method that used to take sample is census method.

The result of this research shows that dividend payout ratio and return on investment simultaneously have a significant influence to the stock price property and real estate companies that are listed in the Indonesia Stock Exchange, and partially dividend payout ratio have unsignificantly positive influence to the stock price, while partially return on investment have positive and significantly influence to the stock price.


(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Keterbatasan manusia dalam memprediksi kondisi ekonomi di masa depan, membuat banyak para pelaku ekonomi melakukan investasi. Di masa sekarang ini banyak sekali alternatif investasi yang dapat dilakukan salah satunya adalah berinvestasi pada pasar modal. Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi (Tandelilin, 2010:13).

Setiap perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia atau go public

pasti menerbitkan saham yang dapat dimiliki oleh setiap investor. Tetapi, harga saham sangatlah fluktuatif dan berubah-ubah, padahal pihak investor sendiri sangat ingin harga sahamnya selalu tinggi dan tidak pernah turun. Investor harus pandai-pandai dalam menganalisis harga saham tersebut karena jika salah dalam menganalisis harga saham, maka investor akan mengalami kerugian yang jumlahnya tidak sedikit.

Sebelum berinvestasi, investor hendaknya tidak hanya melihat laba bersih yang didapatkan perusahaan, tetapi juga harus melakukan analisis terhadap laporan keuangan emiten. Karena pada prakteknya, masih banyak investor yang


(18)

memprediksi harga saham hanya melihat labanya saja, tanpa menganalisis laporan keuangan emiten.

Maka dari itu diperlukan ilmu dan pengetahuan yang baik mengenai investasi agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan investasi dan kerugian yang akan terjadi di masa yang akan datang.

Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Untuk kemungkinan resiko dan ketidakpastian yang akan terjadi, investor memerlukan berbagai macam informasi, baik informasi yang diperoleh dari kinerja perusahaan maupun informasi lain yang relevan seperti kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan.

Pada aktivitas investasi di dalam pasar modal, perusahaan dapat memperoleh dana yang dibutuhkan dengan menawarkan instrument keuangan jangka panjang. Bagi investor, pasar modal merupakan sarana untuk dapat menyalurkan kelebihan dana melalui pembelian efek-efek baru yang ditawarkan atau yang diperdagangkan di pasar modal dengan tujuan mendapatkan return

(tingkat pengembalian). Adanya pasar modal memungkinkan para investor untuk memilih perusahaan berprospek baik yang berpotensi memberi keuntungan baik dari capital gain maupun dividend.


(19)

Investor akan memperoleh dividend sebagai bagian keuntungan yang diberikan emiten kepada investor berdasarkan laba yang diperoleh perusahaan. Besar kecilnya dividend yang akan dibayarkan perusahaan tergantung pada kebijakan dari masing-masing perusahaan. Dividend Payout Ratio (rasio pembayaran dividen) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen (Van Horne, 2005:3).

Harga saham ditentukan oleh hukum ekonomi yaitu hukum permintaan dan penawaran. Jika jumlah permintaan jauh melampaui jumlah penawaran, dapat diperkirakan harga saham akan naik. Demikian pula sebaliknya, jika jumlah penawaran jauh melebihi jumlah permintaan, harga saham tersebut akan turun. Sifat fluktuatif dari saham yang menyebabkan perubahan pada harga saham sehingga diperlukan sejumlah informasi yang berkaitan dengan pergerakan harga saham agar dapat meminimalkan risiko sekaligus membantu investor mendapatkan keuntungan.

Permintaan akan saham suatu perusahaan dapat meningkat ketika perusahaan mendeklarasikan dividen atau memutuskan membeli kembali saham. Hal itu dikarenakan keputusan itu memberikan sinyal bahwa perusahaan memiliki laba yang baik. Berbeda dari mendeklarasikan dividen, saat mengumumkan program pembelian kembali perusahaan tidak melakukan komitmen jangka panjang untuk menghasilkan dan mendistribusikan lebih banyak kas. Pada


(20)

dan mendistribusikan lebih banyak kas pada jangka panjang. Karena tindakan ini mahal, hanya perusahaan dengan arus kas yang cukup yang dapat menunjukkan masa depan mereka yang bagus dengan membayar dividen tinggi (Brealey et al,

2007:51).

Hal tersebut menunjukkan bahwa ketika dividen naik, investor akan menjadi yakin akan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Dikarenakan peningkatan dividen mensinyalkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga dapat melakukan peningkatan pada pembayaran dividen. Pengumuman pemotongan dividen biasanya dianggap sebagai berita buruk (harga saham turun) dan peningkatan dividen biasanya dianggap sebagai berita baik (harga sama naik) (Brealey et al, 2007:51). Dividen yang lebih besar cenderung akan meningkatkan harga saham.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi harga saham dalam penelitian ini adalah Return on Investment. Sebelum memutuskan untuk melakukan investasi dengan membeli saham suatu perusahaan, investor terlebih dahulu menilai potensi keuntungan dan resiko yang akan didapatnya dari investasi itu. Harga saham mengiktisarkan penilaian kolektif investor tentang seberapa baik keadaan kinerja suatu perusahaan. Peningkatan harga saham mengirimkan sinyal positif dari investor kepada manajer (Brealey et al, 2007:46).

Return on Investment (ROI) adalah rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur kinerja. Return on Investment mengukur seberapa efektif penggunakan modal yang diinvestasikan untuk mendapat keuntungan (Hilton,


(21)

2002:562). Para investor membeli saham atas dasar kekuatan laba. Salah satu tolak ukur utama mengetahui tingkat kemampulabaan perusahaan adalah laba yang dapat dihasilkan oleh asset (Brealey et al, 2007:164). Jika perusahaan memperoleh laba yang tinggi maka tingkat Return on Investment (ROI) yang dihasilkan perusahaan pun akan tinggi sehingga banyak investor yang akan menanamkan dananya untuk membeli saham perusahaan tersebut sehingga mendorong harga saham naik menjadi lebih tinggi.

Bisnis property dan real esatate adalah bisnis yang dikenal memiliki karakteristik cepat berubah (volatile), persaingan yang ketat dan kompleks. Kenaikan harga properti disebabkan karena harga tanah yang cenderung naik, supply tanah bersifat tetap sedangkan demand nya akan selalu bertambah besar seiring dengan pertambahan jumlah penduduk serta bertambahnya kebutuhan manusia akan tempat tinggal, perkantoran, pusat perbelanjaan, taman hiburan dan lain-lain. Sudah selayaknya apabila perusahaan pengembang mendapatkan keuntungan yang besar dari kenaikan harga properti tersebut, dan dengan keuntungan yang diperoleh maka perusahaan pengembang dapat meningkatkan kinerja keuangannya sehingga dapat menaikkan harga saham.

Perkembangan properti dan real estate di Indonesia dari tahun ke tahun menuju ke arah yang lebih baik. Hal ini terlihat dari beberapa emiten yang sekarang ini sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan hotel dan pusat perbelanjaan di berbagai daerah di Indonesia. Beberapa emiten tersebut antara lain: PT Agung Podomoro Group Tbk yang telah melakukan pembelian saham PT


(22)

Seminyak, Bali yang akan dikembangkan menjadi hotel bintang empat atau lima dengan total maksimal 400 kamar.

Perseroan pun mengembangkan super blok di Jakarta, diantaranya Kuningan City dan Podomoro City. Selain itu PT Agung Sedayu Group juga membangun Mangga Dua Square serta Kelapa Gading Square. Properti kelas hunian juga dihadirkan seperti Taman Palem yang dibangun diatas tanah sebesar 1500 hektar dan Apartement Seaview yang mewah. Proyek-proyek lain perseroan yang telah berdiri diantaranya; Bukit Golf Mediterania, City Resort Residences, Darmawangsa Square, Tendean Square, Cibubur Country, Green Mansion, Senayan Golf Residence dan banyak lainnya 2013).

Tabel 1.1 memperlihatkan perkembangan Dividend Payout Ratio, return on investment dan harga saham perusahaan properti dan real estate yang terdiri dari PT Jaya Real Property Tbk (JRPT), PT Alam Sutera Reality (ASRI), Perdana Gapura Prima Tbk (GPRA) dan PT Plaza Indonesia Reality Tbk (PLIN).

Tabel 1.1

Dividen Payout Ratio, Return on Investment dan Harga Saham 4 Perusahaan Properti & Real Estate

Kode Perusahaan

Dividen Payout Ratio (%) Return on Investment (%) Harga Saham (Rp)

2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 1.JRPT 23,7 23,9 25,1 26,5 8,91 9,3 9,73 6,85 800 1300 2200 3100 2.ASRI 20,1 5 11,9 10 3,31 7,2 11,17 12,28 105 295 460 600 3.GPRA 10,2 9,1 10,7 9,3 2,57 3,36 4,56 3,23 140 134 156 100 4.PLIN 1,5 1,7 122 4,7 6,6 11,35 1,96 5,94 2500 1990 1550 1620

Sumber

Dividend Payout Ratio pada PT. Jaya Real Property Tbk (JRPT) tahun 2009 adalah sebesar 23,7% ,kemudian pada tahun 2010 mengalami peningkatan


(23)

sebesar 0,2 menjadi 23,9% begitu juga dengan dua tahun berikutnya yang selalu mengalami peningkatan hingga tahun 2012 diikuti dengan peningkatan harga saham dari Rp.800 di tahun 2009 menjadi Rp.3100 di tahun 2012.

Pada PT Alam Sutera Reality Tbk (ASRI) nilai Dividend Payout Ratio dari tahun 2009 ke 2010 mengalami penurunan (20,1% - 5%) akan tetapi harga saham cenderung naik (Rp 105 – Rp 295). Pada tahun 2011 Dividend Payout Ratio

mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya menjadi 11,9 diikuti kenaikan harga saham menjadi Rp. 460. Pada tahun 2012 Dividend payout ratio mengalami penurunan ke angka 10%. Berbeda dengan kondisi Return on Investment dan harga sahamnya yang selalu mengalami peningkatan tiap tahunnya.

PT Perdana Gapura Prima Tbk mengalami penurunan dan kenaikan nilai

Dividend Payout Ratio dimana nilainya mengalami penurunan di tahun 2010 kemudian mengalami kenaikan di tahun 2011 dan mengalami penurunan kembali di tahun 2012. Hal serupa juga terjadi pada perubahan harga saham yang mengalami kenaikan dan penurunan sesuai dengan perubahan nilai dividend payout rationya. Nilai Return on Investment pada selang tahun 2009 hingga 2011 mengalami peningkatan, namun justru turun di tahun 2012. Pola perubahan nilai

return on investment tidak sesuai dengan pola perubahan harga sahamnya yang mengalami penurunan kenaikan dan penurunan selama periode waktu 2009-2012.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian dengan menitikberatkan pada aspek Dividend Payout Ratio (DPR) dan return on


(24)

melibatkan perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan data keuangan tahun 2009-2012 yaitu dengan judul ”Analisis Pengaruh Dividend Payout Ratio dan Return on Investment Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka perumusan masalah sebagai berikut: “Apakah Dividend Payout Ratio dan

return on investment berpengaruh dan signifikan terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?’’

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Dividend Payout Ratio dan return on investment

terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, sebagai berikut:

a. Bagi Investor

Dapat menjadi rekomendasi dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi pada saham perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.


(25)

b. Bagi Emiten

Hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan bahan masukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan kinerja keuangan yang semakin baik, diharapkan minat investor terhadap saham suatu perusahaan juga akan semakin meningkat.

c. Bagi Peneliti

Memberikan manfaat pengetahuan mengenai pengaruh Dividend Payout Ratio

dan return on investment terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Memberikan manfaat sebagai bahan masukan dan referensi yang berguna bagi kemajuan dan pengembangan ilmu pengetahuan.


(26)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pasar Modal

Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi (Tandelilin, 2010:26). Menurut Lloyd dalam Anoraga dan Pakarti (2001:5), “ berlangsungnya fungsi pasar modal meningkatkan dan menghubungkan aliran jangka dana jangka panjang secara efisien yang akan menunjang pertumbuhan rill ekonomi secara keseluruhan”.

2.1.2 Investasi

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang (Tandelilin, 2010:2).

Menurut Tandelilin (2010:8), ada beberapa tujuan seseorang melakukan investasi, antara lain adalah:

1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa mendatang.

2. Mengurangi tekanan inflasi, dimana dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri


(27)

dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.

3. Dorongan untuk menghemat pajak.

Menurut Anoraga dan Pakarti (2001:78) dalam melakukan investasi, investor dihadapkan pada beberapa risiko. Risiko tersebut antara lain:

1. Risiko finansial, yaitu risiko yang diderita oleh investor sebagai akibat dari ketidakmampuan emiten saham memenuhi kewajiban pembayaran dividen atau bunga serta pokok investasi.

2. Risiko pasar, yaitu risiko akibat menumnnya harga pasar secara substansial baik keseluruhan saham maupun saham tertentu akibat perubahan manajemen perusahaan atau kebijakan pemerintah.

3. Risiko psikologis, yaitu risiko bagi investor yang bertindak secara emosional dalam menghadapi perubahan harga saham berdasarkan optimisme dan pesimisme yang dapat mengakibatkan kenaikan atau penurunan harga saham.

2.1.3 Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam keputusan pendanaan perusahaan. Aspek utama dari kebijakan dividen perusahaan adalah menentukan alokasi laba yang tepat antara pembayaran dividen dengan penambahan laba ditahan perusahaan. Rasio pembayaran dividen ( dividend-payout ratio) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan. Akan tetapi dengan menahan laba saat ini dalam


(28)

jumlah yang lebih besar dalam perusahaan juga berarti lebih sedikit uang yang akan tersedia bagi pembayaran dividen saat ini (Van Horne, 2007:270).

2.1.3.1 Dividend Payout Ratio

Cash dividend merupakan bagian laba yang dibagikan kepada pemegang saham. Sedangkan prosentase dari laba yang akan dibagikan sebagai cash dividend disebut sebagai dividend payout ratio (DPR). Semakin tinggi dividend payout ratio,maka semakin kecil porsi dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan. (Sutrisno, 2005:321-322).

Dividend adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimiliki oleh investor tersebut. Menurut Watson and Head (2004: 178) menyatakan : “Devidend is a cash payment made on quarterly or semi annual basis by company to it`s shareholders, it is a distribution of after tax profit”. Artinya, dividend adalah pembayaran tunai yang dilakukan setiap tiga bulan atau setengah tahun sekali kepada para pemegang saham yang merupakan distribusi dari keuntungan sesudah pajak. Menurut Sundjaja dan Barlian (2003:437) mengemukakan: “Dividend merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan”.

Rasio pembayaran dividen (DPR) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran deviden. Alokasi penentuan


(29)

laba sebagai laba ditahan dan pembagian deviden merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen.

Besarnya atau kecilnya payout ratio ditentukan oleh kebijakan dividen suatu perusahaan. Kebijakan dividen adalah kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan, berupa penentuan besarnya pembayaran dividen dan besarnya laba ditahan untuk kepentingan pihak perusahaan. Kebijakan deviden ini melibatkan dua pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda yaitu para pemegang saham dan pihak perusahaan itu sendiri.

Perusahaan umumnya menaikkan dividend hingga satu tingkatan tertentu apabila perusahaan tersebut yakin akan dapat mempertahankannya di masa mendatang. Jadi, kebijakan dividend yang harus di ambil oleh perusahaan adalah kebijakan yang menciptakan keseimbangan antara dividend saat ini dan pertumbuhan dimasa mendatang yang memaksimumkan harga saham.

2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen, antara lain (Keown, 2010:215) :

1. Pembatasan Hukum.

Umumnya perusahaan tidak boleh membayar dividen bila : pasiva perusahaan melebihi aktivanya, besarnya dividen melebihi laba yang


(30)

diakumulasikan (laba ditahan) dan dividen dibayarkan dari modal yang diinvestasikan ke dalam perusahaan.

2. Posisi likuiditas.

Secara historis, perusahaan dengan laba ditahan yang besar telah sukses menghasilkan kas dari operasi. Namun dana ini biasanya diinvestasikan kembali dalam perusahaan dalam jangka pendek atau digunakan untuk membayar hutang yang jatuh tempo. Karena dividen dibayar dalam bentuk kas, dan bukan dengan laba ditahan, perusahaan harus memiliki kas untuk pembayaran dividen. Dari sini, posisi likuiditas punya tanggungan langsung terhadap kemampuannya membayar dividen.

3. Laba dapat diramalkan atau tidak.

Rasio pembayaran dividen tergantung pada sejauh mana laba perusahaan dapat diramalkan atau tidak. Bila pendapatan berfluktuasi secara signifikan, manajemen tidak bisa mengandalkan dana internal untuk memenuhi kebutuhan di masa mendatang. Bila laba bisa dihasilkan, perusahaan mungkin menahan jumlah lebih besar untuk memastikan bahwa uang tersedia pada saat dibutuhkan. Sebaliknya, perusahaan dengan pendapatan yang stabil biasanya membayar bagian labanya dengan lebih besar dalam bentuk dividen.Perusahaan ini tidak terlalu kuatir tentang tersedianya laba untuk memenuhi kebutuhan modal di masa mendatang.


(31)

4. Kontrol Kepemilikan.

Bagi banyak perusahaan kecil dan menengah, mempertahankan kontrol voting merupakan prioritas yang tinggi. Bila pemegang saham biasa sekarang tidak bisa berpartisipasi dalam penawaran baru, penerbitan saham baru tidak menarik, dalam hal bahwa kontrol pemegang saham sekarang dicairkan. Pemilik mungkin lebih suka bahwa manajemen mendanai investasi baru dengan hutang dan melalui laba daripada menerbitkan saham baru. Pertumbuhan perusahaan ini kemudian terkendala oleh besarnya modal hutang yang tersedia serta oleh kemampuan perusahaan menghasilkan laba.

5. Inflasi.

Dalam periode inflasi, idealnya ketika aktiva tetap mulai rusak dan ketinggalan jaman, dana yang dihasilkan dari depresiasi digunakan untuk mendanai penggantian. Karena dana peralatan yang setara terus naik, dana depresiasi tidak mencukupi. Ini menuntut agar laba ditahan, yang mengimplikasi bahwa deviden terkena pengaruh kurang menguntungkan.

2.1.4 Return on Investment

Menurut Van Horne dan Wachowicz (2005:222) salah satu pengukuran profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi adalah dengan ‘tingkat pengembalian atas investasi’ (return on investment – ROI ), atau ‘tingkat pengembalian atas aktiva’ (return on asset – ROA ) dengan rumus :


(32)

Return on Investment (ROI) adalah rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur kinerja. Return on Investment mengukur seberapa efektif penggunakan modal yang diinvestasikan untuk mendapat keuntungan (Hilton, 2002:562).

Menurut Halim (2007:157) Return on Investment merupakan salah satu rasio yang dapat digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas manajemen dalam mengelola asset dan equity yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba. Tinggi rendahnya rasio ini sering kali merefleksikan kemampulabaan dan efektivitas penggunaan asset. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik pula efektivitas penggunaan asset.

Harga saham mengiktisarkan penilaian kolektif investor tentang seberapa baik keadaan kinerja suatu perusahaan. Peningkatan harga saham mengirimkan sinyal positif dari investor kepada manajer (Brealey et al, 2007:46). Para investor membeli saham atas dasar kekuatan laba. Salah satu sifat utama menentukan laba yang dihasilkan perusahaan adalah dengan menggunakan laba yang dapat dihasilkan oleh asset (Brealey et al, 2007:164).

Dari uraian diatas dapat dapat disimpulkan perusahaan yang melaporkan tingkat penghasilan yang tinggi biasanya mengalami kenaikan harga saham karena investor akan menaikkan ekspektasi mereka terhadap kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Sebaliknya, perusahaan yang gagal memenuhi ekspektasi investor akan mengalami penurunan harga saham.


(33)

Saham Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:6) adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham penutupan (closing price) selama satu tahun.

Menurut Bambang Riyanto (2001) saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu PT. Atau dengan kata lain Saham adalah surat bukti atau kepemilikan bagian modal suatu perusahaan. Saham adalah salah satu sumber dana yang diperoleh perusahaan yang berasal dari pemilik modal dengan konsekuensi perusahaan harus membayarkan dividen

Harga saham mengalami perubahan naik atau turun dari satu waktu ke waktu lain. Perubahan tersebut tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran, apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan, maka harga cenderung naik. Sebaliknya jika terjadi kelebihan penawaran, maka harga saham cenderung turun. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki

klaim (hak tagih) atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).


(34)

melalui pertemuan permintaan dan penawaran. Pertemuan ini dapat terjadi karena para investor sepakat terhadap harga suatu saham. Menurut Sartono (2001) tentang terbentuknya harga pasar saham sebagai berikut: “Harga pasar saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal.”

Berikut ini ialah beberapa teori yang menjelaskan bagaimana mekanisme perubahan harga saham itu sendiri, yakni:

1. Teori Random Walk

Teori ini menyatakan bahwa perubahan harga suatu saham atau keseluruhan pasar yang telah terjadi tidak dapat digunakan untuk memprediksi gerakan di masa akan datang. Penelitian yang dilakukan oleh Roberts (1959) menyatakan bahwa perubahan harga saham tidak tergantung satu sama lain dan mempunyai distribusi probabilitas yang sama.

Dengan kata lain, teori ini menyatakan bahwa harga saham bergerak ke arah yang acak dan tidak dapat diperkirakan. Jadi tidak mungkin seorang dapat memperoleh return melebihi return pasar tanpa menanggung risiko lebih.

Hal ini juga memberikan arti bahwa selisih antara harga pada periode tertentu dengan harga pada periode yang lainnya bersifat acak. Selisih tersebut merupakan price return saham, yang dalam jangka waktu tertentu memenuhi persyaratan bahwa rata-ratanya adalah nol. Artinya volatilitas saham tidak akan mempunyai trend yang signifikan dalam jangka waktu yang cukup lama.


(35)

2. Teori Elliott Wave

The Wave Principle merupakan penelitian Ralph Nelson Elliott (1938) bahwa tertentu. Penelitiannya menemukan bahwa perubahan harga di bursa saham mempunyai suatu struktur tertentu. Elliott mengemukakan bahwa pergerakan harga mempunyai pola atau gelombang yang bersifat repetitif. Hal yang perlu dicatat adalah walaupun bersifat repetitif tetapi pola tersebut belum tentu berulang dengan waktu dan ketinggian gelombang yang sama. Selain itu pola yang dikemukakannya merupakan bagian dari pola yang lebih besar, yang pada akhirnya merupakan bagian dari pola yang lebih besar lagi dan seterusnya. Pola-pola tersebut dapat diartikan sebagai berikut (Murphy, 1999): a. Gelombang 1.

Harga saham mula-mula bergerak naik membuat beberapa investor merasa bahwa harga saham tersebut murah. Adanya pembelian saham tersebut membuat harga naik.

b. Gelombang 2.

Pada saat ini harga saham tersebut sudah dinilai terlalu tinggi sehingga investor mulai merealisasikan keuntungannya dengan menjual saham itu. Hal ini mengakibatkan tekanan terhadap harga saham sehingga turun. Namun penurunan harga ini tidak sampai membuat through gelombang 2 serendah through gelombang 1 karena investor menilai saham tersebut menjadi murah lagi.


(36)

c. Gelombang 3.

Gelombang ini biasanya merupakan gelombang yang paling lama dan kuat sebab didorong oleh lebih banyak investor yang bergabung atau meningkatkan posisi untuk mengambil keuntungan dari tren menanjak sehingga perdagangan menjadi ramai. Harga saham pada saat ini naik sampai melewati harga tertinggi pada gelombang 1

d. Gelombang 4.

Investor mulai merealisasikan keuntungannya sebab harga saham sudah terlalu tinggi. Koreksi berpola segitiga-segitiga umumnya dikenal dalam gelombang ini, dimana dalam pola koreksi ini volatilitas harga saham cenderung menurun. namun gelombang ini lemah sebab masih banyak investor yang masih menginginkan saham tersebut.

e. Gelombang 5.

Pada gelombang ini sebagian besar investor sudah memegang saham ini dan sebagian besar merupakan investor yang irasional. Akan tetapi tidak sekuat pada gelombang 3 sebab investor yang berpartisipasi hanya sebagian kecil saja jika dibandingkan dengan gelombang 3. Investor yang mengetahui hal ini mulai mengadakan transaksi short-selling. Pada saat ini saham dapat bergerak kembali ke gelombang 1 atau mulai mengko reksi diri

f. Gelombang ABC.

Saat ini saham akan mengkoreksi dengan melakukan gerakan turun, naik dan turun. Volatilitas pada periode ini biasanya berkurang dibandingkan dengan


(37)

kelima gelombang sebelumnya, karena pasar sedang mengevaluasi ulang dan sedang dalam tahap istirahat. Gelombang Elliott memberikan gambaran bahwa volatilitas harga saham dapat berbeda-beda antara gelombang yang satu dengan yang lain. Selain itu teori ini juga memberikan kemungkinan bahwa ada trend volatilitas return harga saham yang muncul dari pola-pola tersebut.

Trend sendiri merupakan arah umum yang sedang terjadi pada pasar. Arah ini dapat bergerak secara mendatar, naik atau turun. Trend mendatar terjadi ketika rangkaian peak dan through gelombang-gelombang secara beruntun membentuk garis horisontal. Trend naik terjadi ketika serangkaian peak dan through yang ada selalu melampaui peak dan through sebelumnya, sedangkan pada trend turun terjadi sebaliknya, yaitu peak dan through yang ada selalu berada di bawah peak dan through sebelumnya (Murphy, 1999).

2.1.5.1 Jenis-jenis Saham

Saham dapat dibedakan menjadi beberapa jenis (Darmadji dan Fakhrudin, 2006:7) yakni :

1. Saham atas unjuk (bearer stock), yaitu jenis saham yang tidak tertulis nama pemiliknya agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain. 2. Saham atas nama (registered stock), yaitu saham yang ditulis dengan jelas siapa

nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu. 3. Saham biasa (common stock), yaitu saham yang menempatkan pemiliknya pada


(38)

kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Umumnya saham yang lebih diminati masyarakat adalah saham biasa.

4. Saham preferen (preferred stock), yaitu saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Saham prefen tidak memberikan hak suara kepada pemegangnya untuk memilih direksi ataupun manajemen perusahaan tetapi saham ini memiliki hak klaim terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian dividen yang diutamakan terlebih dahulu.

2.1.5.2 Macam-macam Harga Saham

Harga saham menurut Widiatmojo (2001:45), dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:

1. Harga Nominal

Harga nominal merupakan nilai yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya. Harga nominal ini tercantum dalam lembar saham tersebut.

2. Harga Perdana

Harga perdana merupakan harga sebelum harga tersebut dicatat di bursa efek. Besarnya harga perdana ini tergantung dari persetujuan antara emiten dan penjamin emisi.


(39)

3. Harga Pasar

Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu ke investor yang lain. Harga pasar terjadi setelah saham tersebut dicatat di bursa efek.

4. Harga Pembukaan

Harga pembukaan adalah harga yang diminta penjual dari pembeli pada saat jam bursa dibuka.

5. Harga Penutupan

Harga penutupan merupakan harga yang diminta oleh penjual dan pembeli saat akhir hari buka.

6. Harga Tertinggi

Harga saham tidak hanya sekali atau dua kali dalam satu hari, tetapi bisa berkali dan tidak terjadi pada harga saham yang lama. Dari harga-harga yang terjadi tentu ada harga yang paling tinggi pada satu hari bursa tersebut, harga itu disebut harga tertinggi.

7. Harga Terendah

Harga terendah merupakan kebalikan dari harga tertinggi, yaitu harga yang paling rendah pada satu hari bursa.

8. Harga Rata-rata

Harga rata-rata merupakan rata-rata dari harga tertinggi dan terendah. Harga ini bisa dicatat untuk transaksi harian, bulanan, atau tahunan.


(40)

2.1.5.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Pada penelitian ini penulis memfokuskan pada kondisi fundamental emiten dalam mempengaruhi harga saham yaitu jumlah dividen yang dibagi dan return on investment. Teori Bird in Hand yang dikemukakan Gordon Litner memandang bahwa dividen lebih bernilai daripada capital gain karena teori ini menganggap bahwa dividen memiliki resiko yang lebih kecil daripada capital gain di masa mendatang. Jika dividen naik akan menarik pemodal untuk berinvestasi, konsekuensinya adalah harga saham yang juga meningkat dimana sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran. Jika jumlah permintaan jauh melampaui jumlah penawaran, dapat diperkirakan harga saham akan naik.

Salah satu tolak ukur utama mengetahui tingkat kemampulabaan perusahaan adalah laba yang dapat dihasilkan oleh asset (Brealey et al, 2007:164). Jika perusahaan memperoleh laba yang tinggi maka tingkat Return on Investment

(ROI) yang dihasilkan perusahaan pun akan tinggi sehingga banyak investor yang akan menanamkan dananya untuk membeli saham perusahaan tersebut sehingga mendorong harga saham naik menjadi lebih tinggi. Menurut Arifin (2001:115-116) pergerakan saham dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1. Kondisi fundamental emiten

Faktor fundamental merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi perusahaan yaitu kondisi manajemen organisasi sumber daya manusia, kondisi keuangan perusahaan yang tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan. Nilai fundamental merupakan nilai intrinsik dari suatu saham yang dianalisis dengan


(41)

menggunakan analisis yang menggunakan data-data finansial yaitu data-data yang berasal dari laporan keuangan perusahaan, contohnya laba, dividend yang dibagi, penjualan dan sebaginya (Jogiyanto, 1998:70).

Perkembangan harga saham tidak akan terlepas dari perkembangan kinerja perusahaan. Secara teoritis jika kinerja perusahaan mengalami peningkatan maka harga saham akan merefleksikannya dengan peningkatan harga saham, demikian sebaliknya (Ang, 1997: 187).

2. Hukum permintaan dan penawaran

Faktor hukum permintaan dan penawaran digunakan investor untuk mengetahui kondisi fundamental perusahaan dalam melakukan transaksi jual beli. Transaksi inilah yang akan mempengaruhi fluktuasi harga saham. Perlu diwaspadai juga bahwa kenaikan harga saham karena permintaan yang banyak atau penawaran yang sedikit tidak akan berlangsung terus sebab pada suatu titik harga akan terlalu mahal.

3. Tingkat suku bunga

Investor harus memperhatikan faktor suku bunga untuk mengetahui harapan hasil dari setiap investasi yang dilakukannya. Dengan adanya perubahan suku bunga, tingkat pengembalian hasil berbagai sarana invertasi akan mengalami perubahan, ada yang cenderung naik dan ada pula yang cenderung turun. Bunga yang tinggi ini tentunya akan berdampak pada alokasi dana investasi para investor. Investor produk bank seperti deposito atau tabungan jelas lebih kecil


(42)

akan menjual saham dan dananya akan ditempatkan di bank. Penjualan saham secara serentak ini akan berdampak pada penurunan harga saham secara signifikan.

4. Valuta asing

Dolar Amerika (US Dollar) merupakan mata uang kuat yang mempengaruhi nilai dari mata uang negara-negara lain. Sebagai contoh ketika suku bunga dolar Amerika naik, investor asing mengharapakn hal yang sama. Mereka akan berbondong-bondong menjual sahamnya untuk ditempatkan di bank dalam bentuk dolar, otomatis harga saham akan turun.

5. Dana asing di Bursa

Mengamati jumlah dana investasi asing merupakan hal yang penting, karena dengan semakin besarnya dana yang ditanamkan, hal ini menandakan bahwa kondisi investasi di Indonesia telah kondusif yang berarti pertumbuhan ekonomi tidak lagi negatif, yang tentu saja akan merangsang kemampuan emiten untuk mencetak laba. Sebaliknya, jika investasi asing berkurang, ada perkiraan bahwa mereka sedang ragu atas negeri ini, baik atas keadaan sosial politik maupun keamananya. Jadi besar kecilnya investasi dana asing di bursa akan berpengaruh pada kenaikan atau penurunan harga saham.

6. Indeks harga saham

Kenaikan indeks harga saham gabungan sepanjang waktu tertentu, tentunya menandakan kondisi investasi dan perekonomian negara dalam keadaan


(43)

baik. Sebaliknya jika turun berarti iklim investasi sedang buruk. Kondisi demikian akan mempengaruhi naik turunnya harga saham di pasar bursa.

7. News dan Rumors

Berita yang beredar di masyarakat yang menyangkut berbagai hal baik itu masalah ekonomi, sosial, politik, keamanan, hingga berita seputar reshuffle kabinet. Dengan adanya berita tersebut, parainvestor bisa memprediksi seberapa kondusif keadaan negeri ini sehingga kegiatan investasi bisa dilaksanakan. Ini akan berdampak pada pergerakan harga saham di bursa. Begitu banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham, dalam penelitian ini akan difokuskan pada factor fundamental emiten sebagai pertimbangan utama dalam menanamkan saham.

2.1.5.4 Penilaian Harga Saham

Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu nilai buku, nilai pasar, dan nilai intrinsik saham. Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham (emiten). Nilai pasar adalah nilai saham di pasar yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar. Sedangkan nilai intrinsik atau dikenal sebagai nilai teoritis adalah nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi (Tandelilin, 2010:301).

Dalam hal penilaian harga saham, terdapat tiga pedoman yang dipergunakan yaitu


(44)

1. Apabila harga saham melampaui nilai intrinsik saham, maka saham tersebut dinilai overvalued (harganya terlalu mahal). Dalam situasi seperti ini, investor tersebut bisa mengambil keputusan untuk menjual sahamnya tersebut.

2. Apabila harga saham sama dengan nilai intrinsiknya, maka harga saham tersebut dinilai wajar dan berada dalam berada kondisi keseimbangan. Dalam situasi seperti ini sebaiknya investor tidak melakukan transaksi pembelian maupun penjualan saham.

3. Apabila harga saham lebih kecil dari nilai intrinsiknya maka saham tersebut dikatakan undervalued (harganya terlalu rendah). Bagi para investor, saham yang undervalued ini sebaiknya dibeli atau dipertahankan apabila saham tersebut telah dimilikinya, karena kemungkinan besar akan terjadi lonjakan saham di masa yang akan datang.

Terdapat dua pendekatan dalam penentuan nilai intrinsik saham berdasarkan analisis fundamental (Halim, 2005:21), antara lain :

1. Pendekatan Dividen

Dalam pendekatan ini, harga saham dapat diketahui dengan menghitung nilai sekarang (present value -PV) dari proyeksi dividen yang akan diterima investor. Model dasar perhitungan harga saham dengan pendekatan ini adalah sebagai berikut :

Po =

�� (1+�)� �

�=1

=

�1 (1+�)1

+

�2

(1+�)2

+ … +

�� (1+�)� Keterangan :


(45)

Po = harga saham pada periode 0

Dt = dividen yang diterima pada periode t i = tingkat pengembalian yang diminta a) Dividen dengan jumlah tetap (zero growth)

Diasumsikan tingkat pertumbuhan diukur dengan tingkat kenaikan dividen yang diharapkan, dan jika pertumbuhannya di masa mendatang nol, dividen yang akan dibayarkan sama setiap tahun hingga tahun ke-t, maka harga saham dapat dirumuskan sebagai berikut :

Po =

� �

b) Dividen dengan pertumbuhan normal (normal growth)

Dari tahun ke tahun, perusahaan selalu berupaya agar laba dan dividen akan tumbuh seperti yang direncanakan. Tingkat pertumbuhan tersebut diharapkan terus berlanjut pada tingkat yang sama dengan tingkat pertumbuhan ekonomi (produk nasional bruto), dan bahkan dapat lebih tinggi dari pertumbuhan tersebut. Oleh karena itu, rumus umum besarnya dividen per tahun dengan pertumbuhan normal dapat dinyatakan sebagai berikut :

=

0

(1 +

)

� Keterangan :

dn = besarnya dividen pada tahun ke-n


(46)

n = periode waktu pembayaran dividen g = pertumbuhan pembayaran dividen 2. Pendekatan Price Earnings Ratio (PER)

Pendekatan ini sering digunakan oleh analis saham untuk menilai harga saham. Pada dasarnya PER memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu. Oleh karena itu, rasio ini menggambarkan kesediaan investor membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap rupiah perolehan laba perusahaan, sehingga PER dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

PER =

�0 ���1

atau PER =

(1−��) (�−�)

Keterangan :

P0 = harga saham yang layak dibeli

EPS1 = laba per saham (earning per share) tahun mendatang

RR = bagian dari laba yang ditahan dalam perusahaan (retention ratio) I = tingkat pengembalian yang diminta

g = pertumbuhan dividen 2.2 Penelitian Terdahulu

Bayezid Ali (2010) dengan judul “Effect of Dividend on Stock Price in Emerging Stock Market: A Study on the Listed Private Commercial Banks in DSE”. Penelitian ini menguji reaksi harga saham yang tercantum Bank Swasta Umum (PCB) di Bangladesh. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pengumuman dividen menyampaikan informasi kepada pasar yang menghasilkan reaksi harga saham. Meskipun mungkin ada faktor lain yang


(47)

juga memperhitungkan pergerakan harga saham perusahaan, studi ini telah menetapkan bahwa pengumuman dividen tidak menyampaikan informasi apapun karena kontribusi yang kuat dari insider trading serta beberapa faktor lain yang mempengaruhi di pasar modal.

Abadi (2012) dengan judul “Analyze the impact of financial variables on stock prices of Tehran Stock Exchange companies”. Penelitian tersebut menggunakan uji statistic regresi linier berganda. Berdasarkan hasil penelitian dinyatakan bahwa variabel ROI dan volume penjualan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di bursa efek Tehran sedangkan margin laba kotor tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Tehran .

Khan (2011) dengan judul “Dividend Policy and Stock Prices – A Case of KSE-100 Index Companies”. Hasil dari penelitian ini adalah dividen saham, laba setelah pajak, laba perusahaan dan return on equity berpengaruh secara positif terhadap harga saham.

Nirmala et al (2011) dengan judul “Determinants of Share Prices in India”. Penelitian ini mengidentifikasikan factor-faktor yang mempengaruhi harga saham pada sektor otomotif, kesehatan dan usaha sektor publik periode 2000-2009. Penelitian ini memilih dividen, profitabilitas, price earning ratio dan rasio leverage sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dividen, price earning ratio dan leverage berpengaruh


(48)

profitabilitas hanya berpengaruh signifikan terhadap harga saham sektor otomotif. Khan (2010) dengan judul “Effect of Dividend on Stock Prices- A Case of Chemical and Pharmaceutical Industry of Pakistan”. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dinyatakan bahwa dividen tunai dan Return on Equity berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, sementara Earning per Share dan dividen saham memiliki hubungan negatif dan secara statistik tidak signifikan dengan Harga Pasar Saham.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti

(Tahun)

Judul Metode

Analisis Variab el yang Diteliti Hasil Penelitiaan Bayezid Ali (2010) Effect of Dividend on Stock Price in Emerging Stock Market: A Study on the Listed Private Commercial Banks in DSE

Standard Event Study Methodology Variabel independen 1. Dividend Variabel Dependen 1.Harga Saham dividend payout ratio secara signifikan mempengaruhi pergerakan harga saham

perusahaan non - jasa di Nigeria.


(49)

Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti

(Tahun)

Judul Metode

Analisis Variab el yang Diteliti Hasil Penelitiaan Abadi (2012) Analyze the impact of financial variables on stock prices of Tehran Stock Exchange companies Analisis regresi linear berganda Variabel Independen 1.ROI

2.Gross Profit Margin 3.Volume penjualan Variabel dependen 1.Harga Saham

variabel ROI dan volume penjualan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di bursa efek Tehran. Sedangkan margin laba kotor tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Tehran. Khan

(2011)

Dividend Policy and Stock Prices – A Case of KSE-100 Index Companies Panel Data Approach Variabel Independen 1. Dividen saham 2. EAT

3.Laba perusahaan 4. ROE

Variabel Dependen 1. Harga Saham Dividen saham, laba setelah pajak, laba perusahaan dan return on equity berpengaruh secara positif terhadap harga saham.


(50)

Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti

(Tahun)

Judul Metode Analisis Variab el yang Diteliti Hasil Penelitiaan Ali (2010) Effect of Dividend on Stock Price in Emerging Stock Market: A Study on the Listed Private Commercial Banks in DSE

Standard Event Study Methodology Variabel Independen 1.Dividen Variabel Dependen 1.Harga Saham Pengumuman dividen saham tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham Nurmala (2006) Pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham perusahaan-perusahaan otomotif di Bursa Efek Jakarta analisis korelasi Rank Spearman Variabel Independen 1.Dividend Payout Ratio Variabel Dependen 1. Harga Saham a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang telah go publik di Bursa Efek Jakarta (BEJ). b.Tidak terdapat hubungan antara kebijakan dividen dengan perubahan harga saham pada perusahaan otomotif yang telah go public di (BEJ).


(51)

2.3 Kerangka Konseptual

Dividend Payout Ratio adalah rasio yang menunjukkan berapa bagian pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen untuk setiap lembar saham. Ketika dividen naik, investor akan menjadi yakin akan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Dikarenakan peningkatan dividen mensinyalkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga dapat melakukan peningkatan pada pembayaran dividen. Karena itu, tidak mengejutkan, ketika kita menemukan bahwa pengumuman pemotongan dividen biasanya dianggap sebagai berita buruk (harga saham turun) dan peningkatan dividen biasanya dianggap sebagai berita baik (harga saham naik) (Brealey et al, 2007:51).

Return on Investment (ROI) adalah rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur kinerja. Return on Investment mengukur seberapa efektif penggunakan modal yang diinvestasikan untuk mendapat keuntungan (Hilton, 2002:562). Tinggi rendahnya rasio ini sering kali merefleksikan kemampulabaan dan efektivitas penggunaan asset. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik pula efektivitas penggunaan asset (Halim, 2005:157).

Salah satu sifat utama menentukan laba yang dihasilkan perusahaan adalah dengan menggunakan laba yang dapat dihasilkan oleh asset (Brealey et al,

2007:164). Harga saham mengiktisarkan penilaian kolektif investor tentang seberapa baik keadaan kinerja suatu perusahaan. Peningkatan harga saham mengirimkan sinyal positif dari investor kepada manajer (Brealey et al, 2007:46).


(52)

Dari pernyataan – pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa seorang investor akan percaya kepada perusahaan yang mampu menunjukkan kinerja yang baik melalui tingkat profitabilitas (ROI) yang tinggi, sehingga bersedia menanamkan sejumlah dana dalam perusahaan tersebut dengan memiliki sahamnya. Jika dihubungkan dengan harga saham, kecenderungan yang terjadi adalah tingkat ROI yang tinggi akan mengakibatkan kenaikan saham. Sedangkan, apabila tingkat ROI rendah investor menilai bahwa perusahaan menunjukkan kinerja keuangan yang kurang baik maka para investor kurang berminat dengan saham yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut, sehingga terjadi penurunan harga saham.

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka model kerangka konseptual yang menegaskan pengaruh

Dividen Payout Ratio (DPR) dan Return on Investment (ROI) terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Dividend Payout Ratio (X1)

Return on Investment (X2)


(53)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Dividend Payout Ratio dan Return on Investment berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan properti dan real estatedi Bursa Efek Indonesia”


(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosatif. Menurut Sugiyono (2006:11), penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungann antara dua variabel atau lebih. Adapun variabel-variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel-variabel Dividend Payout Ratio (X1) dan variabel Return on Investment (X2), terhadap variabel harga saham (Y)

.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia melaui media internet

dengan situs

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 sampai dengan bulan April 2014.

3.3 Batasan Operasional

Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(55)

1. Variabel bebas (independent variabel), yang terdiri dari dividend payout ratio

(DPR) dan return on investment (ROI).

2. Variabel terikat (dependent variabel), yaitu harga saham perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari:

1. Data dividend payout ratio (DPR) dan return on investment (ROI) perusahaan properti dan real estate pada tahun 2009-2012.

2. Data harga saham penutupan akhir tahun perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009-2012.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Mendefinisikan konsep secara operasional adalah “menjelaskan karakteristik dari obyek ke dalam elemen – elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian” (Erlina, 2011:48). Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel Terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi dan nilainya tergantung pada variabel lain. Variabel terikat atau dependent variable yang digunakan adalah harga saham masing-masing perusahaan properti dan real estate. Harga saham dihitung dari harga saham penutupan (closing price) tiap akhir tahun. b. Variabel bebas (X) adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan


(56)

negatif dengan variabel dependen. Adapun yang menjadi variabel bebas atau

independent variable dari penelitian ini adalah:

1. Dividend Payout Ratio (�1)

Dividend payout ratio merupakan adalah rasio yang menunjukkan berapa bagian pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen untuk setiap lembar saham. Secara sistematis DPR dapat dirumuskan sebagai berikut :

DPR = Dividend per Share

Earning per Share 2. Return on Investment (�2)

Adalah salah satu bentuk dari ratio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (Munawir 2007 : 89). Data yang diambil adalah return on investment (ROI) perusahaan properti dan real estate mulai tahun 2009 sampai 2012.

ROI =���� ����� ℎ������ ℎ�����


(57)

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Dividend payout ratio Return on Investment Harga Saham

rasio yang menunjukkan berapa bagian pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen untuk setiap lembar saham. Adalah rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.

Harga saham perusahaan properti dan real estate dihitung dari harga saham penutupan

Dividend per share /Earning per share Laba bersih setelah pajak / total aktiva Harga saham penutupan akhir tahun Rasio Rasio Rasio

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, di mana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2009:118). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan properti dan real estate yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia yang melakukan pembayaran dividen dan menyediakan laporan keuangan selama periode 2009-2012.

Tabel 3.2 Populasi Penelitian

NO KODE NAMA EMITEN

1 APLN Agung Podomoro Land

2 ASRI Alam Sutera Reality Tbk

3 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk

4 BCIP Bumi Citra Permai Tbk

5 BEST Bekasi Fajar Industial Estate Tbk 6 BIPP Bhuawanatala Indah Permai Tbk

7 BKDP Bukit Darmo Property Tbk

8 BKSL Sentul City Tbk

9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk


(58)

Lanjutan Tabel 3.2 Populasi Penelitian

NO KODE NAMA EMITEN

13 CTRS Ciputra Surya Tbk

14 DART Duta Anggada Reality Tbk

15 DILD Intiland Development Tbk

16 DUTI Duta Pertiwi Tbk

17 ELTY Bakrieland Development Tbk

18 EMDE Megapolitan Development Tbk

19 FMII Fortune Mate Indonesia Tbk

20 GAMA Gading Development Tbk

21 GMTD Goa Makassar Tourism Development Tbk

22 GPRA Perdana Gapura Prima Tbk

23 GWSA Greenwood Sejahtera Tbk

24 JRPT Jaya Real Property Tbk

25 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk 26 KPIG Global Land and Development Tbk

27 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk

28 LCGP Laguna Cipta Griya Tbk

29 LPCK Lippo Cikarang Tbk

30 LPKR Lippo Karawaci Tbk

31 MDLN Modernland Reality Tbk

32 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk

33 MTLA Metropolitan Land Tbk

34 MTSM Metro Reality Tbk

35 NIRO Nirvana Development Tbk

36 MORE Indonesia Prima Property Tbk

37 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk

38 PUDP Pudjiati Prestige Tbk

39 PWON Pakuwon Jati Tbk

40 RBMS Rista Bintang Mahkota Sejati Tbk

41 RDTX Roda Vivatex Tbk

42 RODA Pikko Land Development Tbk

43 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk

44 SMRA Summarecon Agung Tbk

Sumber:

Adapun kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel pada penelitian ini adalah:


(59)

2. Perusahaan Properti dan Real Estate yang melakukan pembayaran dividen dan menyediakan laporan keuangan selama periode tahun 2009 – 2012.

3. Perusahaan Properti dan Real Estate yang mempublikasikan harga saham selama periode tahun 2009 – 2012.

Tabel 3.3 Sampel Penelitian No Kode

Emiten

Nama Perusahaan Terdaftar

1 ASRI Alam Sutera Reality Tbk 18 Desember 2007 2 CTRP Ciputra Property Tbk 7 November 2007 3 GPRA Perdana Gapura Prima Tbk 10 Oktober 2007 4 JRPT Jaya Real Property 29 Juni 1994 5 GMTD Gowa Makassar Tourism Development Tbk 11 Desember 2000 6 PUDP Pudjiati Prestige Tbk 18 November 1994 7 SMRA Summarecon Agung Tbk 7 Mei 1990

8 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk 15 Juni 1992 3.6 Jenis Data

Menurut sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah “data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data” (Kuncoro, 2009:148). Data sekunder yang digunakan dalam penelitianini adalah data sekunder kuantitatif berupa laporan keuangan yang berasal dari hasil publikasi Bursa Efek Indonesia.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang relevan dari laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan melalui Bursa Efek Indonesia.


(60)

3.8 Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik sebagai berikut:

3.8.1 Metode Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah kegiatan mengumpulkan dan mengelompokkan data mentah untuk kemudian dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif (Kuncoro, 2009:192).

3.8.2 Metode Analisis Statistik

Penelitian ini menggunakan analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dividend payout ratio dan return on investment terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Adapun persamaan regresi yang digunakan, yaitu: Yi,t = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan:

Yi,t = Harga saham perusahaan i pada tahun t

a = Konstanta

X1 = Dividend payout Ratio (DPR)

X2 = Return on Investment (ROI)

b1 = Koefisien regresi variabel X1

b2 = Koefisien regresi variabel X2


(61)

3.9 Pengujian Hipotesis

Model regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis, suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana � ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila uji statistiknya berada dalam daerah dimana � diterima. Model pengujian yang dilakukan adalah uji F dan uji t.

1. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara bersama-sama atau serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah:

a. H0:b1=�2=0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan

dari dividend payout Ratio (DPR) dan return on investment (ROI) terhadap harga saham.

b. Ha: minimal satu ��≠0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara

bersamaan dari Dividend Payout Ratio (DPR) dan return on investment (ROI) terhadap harga saham.

Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig.F > 0,05 maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan

dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai sig. F < 0,05 maka Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari


(62)

dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitungdan nilai Ftabel. Dimana kriterianya,

yaitu:

a. H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%

b. Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%

2.Uji Signifikansi Parsial (uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah:

a. Dividend Payout Ratio (DPR)

H0 :b1 = 0, artinya Dividend Payout Ratio (DPR) tidak berpengaruh yang

signifikan terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.

H0 :b1≠0,artinya Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh yang signifikan

terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.

b. Return on Investment (ROI)

H0 :b2 = 0, artinya return on investment (ROI) tidak berpengaruh yang

signifikan terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.

H0 :b2≠0,artinya return on investment (ROI) berpengaruh yang signifikan

terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.


(63)

Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig. t > 0,05 H0

diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika sig. t< 0,05 Ha diterima, artinya ada pengaruh

yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai thitung juga

dapat dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan keputusannya yaitu:

1. H0 diterima jika- ttabel< thitung < ttabel pada α = 5%

2. Ha diterima jika thitung> ttabel dan thitung <ttabel pada α = 5%

3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi adalah koefisien nilai yang menunjukkan besarnya variasi variabel terikat (dependent variable) yang dipengaruhi oleh variasi variabel bebas (independent variable). Pengukuran besarnya persentase kebenaran dari uji regresi tersebut dapat dilihat melalui nilai koefisien determinasi multiple

R2 (koefisien determinan mengukur proporsi dari variasi yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas). Apabila nilai R2 suatu regresi (mendekati satu), maka semakin baik regresi tersebut dan semakin mendekati nol, maka variabel independen secara keseluruhan tidak bisa menjelaskan variabel dependen.

Adjusted R Square ini digunakan untuk melihat berapa besar pengaruh faktor-faktor yang ditimbulkan oleh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat 3.10 Uji Asumsi Klasik


(64)

Asumsi Klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi yaitu uji normalitas data populasi. Hasil uji normalitas yang baik adalah bentuk distribusi normal atau mendekati normal. Jika data berdistribusi normal, titik-titik plotnya harus berada pada suatu garis lurus (Rochaety et.al, 2009:104).

Uji ini juga dilakukan dengan beberapa pendekatan, antara lain: a. Pendekatan Kolmogorv-Smirnov

Alat uji ini digunakan untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal. Hipotesisnya sebagai berikut:

H0 = data residual berdistribusi normal

Ha = data residual tidak berdistribusi normal

Dengan menggunakan tingkat signifikan (�) 5%. Jika nilai Asymp.Sig (2

tailed) > taraf nyata (α), maka H0 diterima artinya data residual berdistribusi

normal. Sebaliknya jika nilai Asymp.Sig (2 tailed) < taraf nyata (α), maka Ha

diterima artinya data residual tidak berdistribusi normal.

b. Pendekatan Histogram

Untuk menguji normalitas data dapat dilihat dengan kurva normal. Kurva normal yaitu kurva yang memiliki ciri-ciri khusus, salah satu diantaranya adalah mean, modus, dan median pada tempat yang sama. Ukuran kemiringan puncak


(65)

kurva ke kiri atau ke kanan dikenal dengan nama “kemiringan kurva” atau “kemencengan kurva” (skewness). Kemencengan suatu kurva distribusi data dapat bertanda positif (arah kanan) dan bertanda negatif (arah kiri).

c. Pendekatan Grafik

PP plot akan membentuk plot antara nilai-nilai teoritis (sumbu x) melawan nilai-nilai yang didapat dari sampel (sumbu y). Apabila plot dari keduanya berbentuk linier (didekati garis lurus), maka hal ini merupakan indikasi bahwa residual menyebar normal. Bila pola-pola titik yang terletak selain di ujung-ujung plot masih berbentuk linier, meskipun ujung-ujung plot agak menyimpang dari garis lurus, dapat dikatakan bahwa sebaran data adalah menyebar normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Asumsi heteroskedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Salah satu uji untuk mengetahui heteroskedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari varians residual pada diagram pencar (scatter plot). Analisis pada gambar scatter plot yang menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat heteroskedastisitas (Nugroho, 2005:63) jika:

a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.


(66)

d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

Uji ini juga dapat dilakukan melalui uji Glejser, yaitu dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen.Apabila signifikansi > dari taraf nyata 5%, maka dianggap tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, dan begitu sebaliknya.

3. Uji Autokorelasi

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya) (Erlina, 2011:106). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Gejala autokorelasi dideteksi dengan menggunakan the Breusch-Godfrey (BG) test.

Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian the Breusch-Godfrey (BG) test dengan ketentuan bila variabel auto (lag) menunjukkan probabilitas signifikan di atas 005 berarti data tidak terkena autokorelasi.

4. Uji Multikolinieritas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresiditemukan adanya korelasi antara veriabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dikatakan terdapat masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinieritas dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan


(67)

a. Bila VIF > 5 terdapat masalah multikolinieritas b. Bila VIF< 5 tidak terdapat masalah multikolinieritas

c. Tolerance < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas d. Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas.


(68)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Gambaran Umum Pasar Modal Di Indonesia

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.

Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.

Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat tabel berikut:


(1)

93

LAMPIRAN 6

HASIIL OLAH DATA SPSS

1.

Uji normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 32

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 7.15595395E2

Most Extreme Differences Absolute .247

Positive .247

Negative -.099

Kolmogorov-Smirnov Z 1.398

Asymp. Sig. (2-tailed) .040

a. Test distribution is Normal.

Uji normalitas kolmogorof setelah ln

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 32

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .88883155

Most Extreme Differences Absolute .081

Positive .081

Negative -.063

Kolmogorov-Smirnov Z .458

Asymp. Sig. (2-tailed) .985

a. Test distribution is Normal.


(2)

(3)

95

Uji grafik

2.

Uji Heterekedastisitas

Scaterplot


(4)

Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .533 .689 .774 .445

Ln dpr -.057 .111 -.099 -.511 .613

Ln roi -.023 .202 -.022 -.112 .911

a. Dependent Variable: absut

3.

Uji Auto korelasi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.034 1.210 -.028 .978

Ln dpr .054 .200 .056 .270 .789

Ln roi -.065 .354 -.037 -.185 .855

Auto .158 .197 .159 .804 .428


(5)

97

4.

Uji Mutikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 9.516 1.196 7.955 .000

Ln dpr .206 .193 .184 1.068 .295 .916 1.092

Ln roi .977 .351 .479 2.783 .009 .916 1.092

a. Dependent Variable: Ln harga saham

5.

Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6.604 2 3.302 3.910 .031a

Residual 24.491 29 .845

Total 31.095 31

a. Predictors: (Constant), Ln roi, Ln dpr

b. Dependent Variable: Ln harga saham


(6)

6.

Uji t

\

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 9.516 1.196 7.955 .000

Ln dpr .206 .193 .184 1.068 .295

Ln roi .977 .351 .479 2.783 .009

a. Dependent Variable: Ln harga saham

7.

Koefisien determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .461a .212 .158 .91897

a. Predictors: (Constant), Ln roi, Ln dpr


Dokumen yang terkait

Pengaruh Investment Opportunity Set Berbasis Pada Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia

1 81 115

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 102 103

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 50 111

PENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN RETURN ON INVESTMENT TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

0 7 41

PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, RETURN ON INVESTMENT, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

1 5 20

Pengaruh Dividend Payout Ratio Dan Return On Investment Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 11 81

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 11 109

ANALISIS PENGARUH DIVIDEND PER SHARE DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 85

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pasar Modal - Analisis Pengaruh Dividend Payout Ratio Dan Return On Investment Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Dividend Payout Ratio Dan Return On Investment Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 9