Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Dengan Price Earning Ratio Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM

DENGAN PRICE EARNING RATIO SEBAGAI VARIABEL

MODERATING PADA PERUSAHAAN INDUSTRI

BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Oleh

ENIKA DIANA BATU BARA

087017093/Akt

SE

K O L A H

P A

S C

A S A R JA NA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM

DENGAN PRICE EARNING RATIO SEBAGAI VARIABEL

MODERATING PADA PERUSAHAAN INDUSTRI

BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

ENIKA DIANA BATU BARA

087017093/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(3)

Judul Tesis : PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN PRICE EARNING RATIO SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Nama Mahasiswa : Enika Diana Batu Bara Nomor Pokok : 087017093

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Drs. Iskandar Muda, M.Si, Ak)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)

Tanggal lulus: 30 Juni 2011


(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 30 Juni 2011

 

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA Anggota : 1. Drs. Iskandar Muda, M.Si, Ak

2. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak 3. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak 4. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul :

“Pengaruh Profitabilitas terhadap Harga Saham dengan Price Earning Ratio Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, 21 Juni 2011

Yang membuat pernyataan,

Enika Diana Batu Bara

       


(6)

PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN PRICE EARNING RATIO SEBAGAI VARIABEL

MODERATING PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRAK

Tujuan Penelitian untuk mengetahui bagaimana profitabilitas baik secara simultan maupun secara parsial berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan-perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Untuk mengetahui bagaimana profitabilitas baik secara simultan maupun secara parsial berpengaruh terhadap

harga saham dengan price earning ratio (PER) sebagai variabel moderating pada

perusahaan-perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengumpulan

data dilakukan dengan cara dokumentasi laporan keuangan dari Indonesia Capital Market

Directory (ICMD), Jakarta Stock Exchange dan mendownload situs resmi Bursa Efek Indonesia di www.idx.co.id.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006 sampai tahun 2009 sebanyak 36 perusahaan.

Sampel dipilih dengan menggunakan metode simple random sampling. Jumlah sampel dalam

penelitian ini adalah sebanyak 30 perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Secara simultan variabel Gross Profit

Margin, Net Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity, dan Earning Per Share berpengaruh signifikan dengan harga sahan. Hasil penelitian ini tidak dapat diperbandingkan dengan hasil penelitian terdahulu yang direplikasi dari Haryanto (2003) karena perbedaan

variabel independen yang digunakan dalam penelitian.Secara parsial hanya variabel earning

per share yang berpengaruh signifikan dengan harga saham sedangkan variabel Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity tidak berpengaruh secara

signifikan. Pengujian hipootesis kedua secara simultan dan parsial variabel price earning

ratio (PER) bukan merupakan varaibel moderating, karena nilai koef isien parameternya tidak signifikan.

Kata Kunci: Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity,


(7)

THE OF EFFECT PROFITABILITY TO THE STOCK PRICE WITH PRICE EARNING RATIO IS VARIABLE MODERATING THE CONSUMER

GOODS COMPANY WHICH IS REGISTERED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

ABSTRACT

The purpose of this research is to know and analysis the of effect profitability, either is simultaneously and partially to the stock price of the manufature company which is registered in Indonesia Stock Exchange, this research is to know profitability the of effect to the stock price with price earning ratio (PER) is variable moderating the manufature company which is registered in Indonesia Stock Exchange. This research is classified as assosiatif causa research. Data collecting done by taking the documentation financial statement from Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Jakarta Stock Exchange and visit Indonesia Stock Exchange web page in www.idx.co.id

The population of this research is all of the manufacture companies which are registered in Indonesia Stock Exchange in the year 2006 until the year 2009 amounts to 36 companies. Sample is selected by using simple random sampling. The sample has taken to observated by 30 companies. The analysis method used in this research is multiple linear regression and residual.

The result of this research indicates that Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Assets, Return On Equity and Earning Per Share simultaneously have the significant influence to the stock price. Partially show only Earning Per Share have significant positive influence to the stock price, while Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Assets, Return On Equity has no significant negative influence to the stock price. The second testing result shows simultaneously and partially that price earning ratio no variable moderating because score coeficien parameter has no significant negative. It means earning per share is the better standard to appraise the stock price of the manufacture company.

Keywords: Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity, Earning PerShare, Price Earning Ratio, Stock Price.


(8)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, tulus ikhlas, penulis menyampaikan syukur alhamdulilah kepada Allah SWT dengan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas terhadap Harga Saham dengan Price Earning Ratio Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan dan penyelesaian tesis ini, peneliti telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc, (CTM), Sp.A (K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus sabagai Dosen Pembanding utama yang telah banyak memberikan bantuan dan masukan kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.

4. Drs. Iskandar Muda, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan kepada peneliti dalam menyusun tesis ini. 5. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah

banyak memberikan masukan dan saran-saran kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.

6. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.


(9)

7. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran kepada peneliti menyusun tesis ini.

8. Kepada orang tua ku tersayang Hj. Hafnizar, SPd, nenek Hj Mariani dan Uak Hj Yohani serta kakakku Komala Sari SE,M.Si dan adiku Ramadonal, ST, Abang Mhd Idrus dan Tieto tersayang yang telah memberikan banyak perhatian dan dukungan penuh kepada peneliti untuk penyusunan tesis ini.

9. Teristimewa buat Khairil Anwar Pohan yang sabar dan setia serta memberikan dukungan kepada penulis.

10. Buat teman-temanku tersayang Irma, Emi dan Feni atas kebersamaan selama ini dan tetap semangat.

Akhir kata penulis berharap semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu dan bermanfaat bagi peneliti berikutnya.

Medan, 21 Juni 2011

Enika Diana Batu Bara


(10)

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Enika Diana Batu Bara 2. Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 8 Maret 1984

3. Agama : Islan

4. Orang Tua

a. Bapak : Mhd Pandapotan Batu Bara b. Ibu : Hj. Hafnizar, SPd

5. Alamat : Jl. B. Katamso Gg Tangsi No. 47 Medan 6. Pendidikan

a. SD : SD Negeri 067093 Medan

b. SMP : SMP Negeri 26 Medan

c. SMA : SMA Swasta Harapan Medan

d. Universitas : STIE Harapan Medan


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ……… i

ABSTRACT ..………. ii

KATA PENGANTAR ….………. iii

RIWAYAT HIDUP ..……… v

DAFTAR ISI ……..……….. vi

DAFTAR TABEL ..……….. ix

DAFTAR GAMBAR …..………. x

DAFTAR LAMPIRAN ……..………. xi

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

1.1. Latar Belakang …………..………... 1

1.2. Perumusan Masalah ...……….. 6

1.3. Tujuan Penelitian .……… 6

1.4. Manfaat Penelitian .……….. 7

1.5. Originalitas Penelitian .……… 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..……….. 9

2.1. Landasan Teori ……… 9

2.1.1. Harga Saham ..………. 9

2.1.2. Profitabilitas .………....……… 14

2.1.3. Price Earning Ratio ……….………. 18

2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi PER …………...… 19

2.2. Penelitian Terdahulu ..……….. 21

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ……… 24

3.1. Kerangka Konseptual………..……….. 24

3.2. Hipotesis …………..……… 26


(12)

BAB IV METODE PENELITIAN ..……… 27

4.1. Rancangan Penelitian .………. 27

4.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian….……….. 27

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ...……… 27

4.4. Metode Pengumpulan Data ……….………. 28

4.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel …….………. 29

4.6. Model dan Teknik Analisis Data ……….……… 32

4.6.1. Pengujian Hipotesis Model Pertama ………..……….. 32

4.6.2 . Pengujian Asumsi Klasik ……….……… 32

4.6.2.1. Uji normalitas ……… 33

4.6.2.2. Uji heteroskedastisitas ………... 34

4.6.2.3. Uji autokorelasi ……….. 34

4.6.2.4. Uji multikolinieritas ………... 35

4.6.3. Pengujian Hipotesis ………. 35

4.6.3.1. Uji statistik F ….………. 35

4.6.3.2. Uji statistik t ………... 36

4.6.3.3 Koefisien determinasi (R²) ………. 37

4.7 Perumusan Model Kedua……….. 37

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 39

5.1. Hasil Penelitian ……… 39

5.1.1. Statistik Deskriptif ………... 39

5.1.2. Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis Pertama ……….. 43

5.1.2.1. Uji normalitas ………... 43

5.1.2.2. Uji heteroskedastisitas …………... 47

5.1.2.3. Uji autokorelasi ……… 48

5.1.2.4. Uji multikolinieritas ………. 49

5.2. Hasil Analisis Data Model Pertama ………. 50


(13)

5.2.1.1. Uji statistik F ………... 53

5.2.1.2. Uji statistik t ……….. 54

5.2.1.3. Koefisien determinasi (R2) ………... 56

5.3. Pembahansan Hasil Penelitian Model Pertama... ………. 56

5.4. Pengujian Asumsi Klasik Model Kedua ………... 61

5.4.1. Asumsi Normalitas Model Kedua…………... 61

5.4.2. Asumsi Heteroskedastisitas Model Kedua …... 63

5.4.3. Asumsi Autokorelasi Model Kedua …..……….. 63

5.4.4. Asumsi Multikolinieritas ………. 64

5.5. Hasil Perumusan Model Kedua………... 65

5.5.1. Persamaan Uji Residual ………... 65

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ……… 69

6.1. Kesimpulan ………. 69

6.2. Keterbatasan Penelitian ………... 69

6.3. Saran ……… 70

DAFTAR PUSTAKA ………... 71


(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Review Penelitian Terdahulu (Theoretical Mapping) ...………….. 23

4.1 Kreteria Pengambilan Sampel ..……….. 27

4.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ……….... 31

5.1 Deskriptif Statistik ………... 39

5.2 Uji Kolmogorov-Smirnov Sebelum Transformasi ...……….. 45

5.3 Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Transformasi ...……… 47

5.4 Uji Autokorelasi ...………. 49

5.5 Uji Multikolinieritas ...….………... 50

5.6 Persamaan Regresi ..……….. 51

5.7 Uji Statistik F ..……….. 53

5.8 Uji Statistik t ..………... 54

5.9 Koefisien Determinasi ..……… 56

5.10 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test …………...……... 62

5.11 Hasil Pengujian Autokorelasi Model Kedua ……… 64

5.12 Hasil Pengujian Multikolinieritas Model Kedua ...………... 64

5.13 Persamaan Uji Residual Model Pertama………... 65


(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1 Kerangka Konseptual ..……….. 24 5.1 Hasil Uji Normalitas Sebelum Dilakukan Transformasi .………. 44 5.2 Hasil Uji Normalitas Setelah Dilakukan Transformasi ..……….. 46 5.3 Uji Heteroskedastisitas ………. 48 5.4 Grafik Normal PP Plot Residual Model Kedua .……...……….. 62 5.5 Scatterpplot Heteroskedastisitas Model Kedua………. 63


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Daftar Perusahaan Barang Konsumsi Tahun 2006-2009 ………….. 83

2 Data Gross Profit Margin Perusahaan Industri Barang Konsumsi Tahun 2006-2009 …...………… 87

3 Data Net Profit Margin Perusahaan Industri Barang Konsumsi Tahun 2006-2009 ...……… 91

4 Data Return on Assets Perusahaan Industri Barang Konsumsi Tahun 2006-2009 ...……….. 95

5 Data Return on Equity Perusahaan Industri Barang Konsumsi Tahun 2006-2009 ...……….. 99

6 Data Earning Per Share Perusahaan Industri Barang Konsumsi Tahun 2007-2009 ...……….. 103

7 Data Harga Saham Perusahaan Barang Konsumsi Tahun 2006-2009 107

8 Data Price Earning Ratio (PER) Perusahaan Barang Konsumsi Tahun 2006-2009 ………..……….. 107

9 Hasil Uji SPSS Sebelum Dilakukan Transformasi ……… 107

10 Hasil Uji SPSS Setelah Transformasi ………..……….. 117


(17)

PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN PRICE EARNING RATIO SEBAGAI VARIABEL

MODERATING PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRAK

Tujuan Penelitian untuk mengetahui bagaimana profitabilitas baik secara simultan maupun secara parsial berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan-perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Untuk mengetahui bagaimana profitabilitas baik secara simultan maupun secara parsial berpengaruh terhadap

harga saham dengan price earning ratio (PER) sebagai variabel moderating pada

perusahaan-perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengumpulan

data dilakukan dengan cara dokumentasi laporan keuangan dari Indonesia Capital Market

Directory (ICMD), Jakarta Stock Exchange dan mendownload situs resmi Bursa Efek Indonesia di www.idx.co.id.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006 sampai tahun 2009 sebanyak 36 perusahaan.

Sampel dipilih dengan menggunakan metode simple random sampling. Jumlah sampel dalam

penelitian ini adalah sebanyak 30 perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Secara simultan variabel Gross Profit

Margin, Net Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity, dan Earning Per Share berpengaruh signifikan dengan harga sahan. Hasil penelitian ini tidak dapat diperbandingkan dengan hasil penelitian terdahulu yang direplikasi dari Haryanto (2003) karena perbedaan

variabel independen yang digunakan dalam penelitian.Secara parsial hanya variabel earning

per share yang berpengaruh signifikan dengan harga saham sedangkan variabel Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity tidak berpengaruh secara

signifikan. Pengujian hipootesis kedua secara simultan dan parsial variabel price earning

ratio (PER) bukan merupakan varaibel moderating, karena nilai koef isien parameternya tidak signifikan.

Kata Kunci: Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity,

Earning PerShare, Price Earning Ratio, Harga Saham.


(18)

THE OF EFFECT PROFITABILITY TO THE STOCK PRICE WITH PRICE EARNING RATIO IS VARIABLE MODERATING THE CONSUMER

GOODS COMPANY WHICH IS REGISTERED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

ABSTRACT

The purpose of this research is to know and analysis the of effect profitability, either is simultaneously and partially to the stock price of the manufature company which is registered in Indonesia Stock Exchange, this research is to know profitability the of effect to the stock price with price earning ratio (PER) is variable moderating the manufature company which is registered in Indonesia Stock Exchange. This research is classified as assosiatif causa research. Data collecting done by taking the documentation financial statement from Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Jakarta Stock Exchange and visit Indonesia Stock Exchange web page in www.idx.co.id

The population of this research is all of the manufacture companies which are registered in Indonesia Stock Exchange in the year 2006 until the year 2009 amounts to 36 companies. Sample is selected by using simple random sampling. The sample has taken to observated by 30 companies. The analysis method used in this research is multiple linear regression and residual.

The result of this research indicates that Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Assets, Return On Equity and Earning Per Share simultaneously have the significant influence to the stock price. Partially show only Earning Per Share have significant positive influence to the stock price, while Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Assets, Return On Equity has no significant negative influence to the stock price. The second testing result shows simultaneously and partially that price earning ratio no variable moderating because score coeficien parameter has no significant negative. It means earning per share is the better standard to appraise the stock price of the manufacture company.

Keywords: Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity, Earning PerShare, Price Earning Ratio, Stock Price.


(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertumbuhan perusahaan yang secara sederhana adalah tingkat keuntungan perusahaan atau seberapa besar perusahaan dapat memberikan imbal hasil kepada para investornya dan adanya kemampuan membayar kewajiban kepada para kreditor. Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu hal yang menjadi harapan, baik oleh pihak internal perusahaan (yaitu pihak manajemen) maupun eksternal perusahaan (seperti investor dan kreditor). Pertumbuhan perusahaan diharapkan memberikan aspek yang positif bagi perusahaan sehingga meningkatkan kesempatan berinvestasi di perusahaan tersebut. Perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi membutuhkan lebih banyak dana karena banyak kesempatan investasi yang akan mereka lakukan. Bagi investor pertumbuhan perusahaan salah satu indikator penting untuk dapat mengetahui profitabilitas investasi yang akan dilakukan disuatu perusahaan untuk memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang dipersyaratkan investor. Inti dari kegiatan pasar modal adalah kegiatan investasi, yaitu kegiatan menanamkan modal baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan pada waktunya nanti pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut. Bagi para investor, melalui pasar modal mereka dapat memilih obyek investasi dengan beragam tingkat pengembalian dan tingkat risiko yang dihadapi, sedangkan bagi para


(20)

penerbit (emiten) melalui pasar modal mereka dapat mengumpulkan dana jangka panjang untuk menunjang kelangsungan usaha mereka.

Pada dasarnya investor mengukur kinerja perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba merupakan fokus utama dalam penilaian kinerja perusahaan. Laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Jika perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik maka investor akan tertarik menanamkan modalnya, karena adanya harapan akan memperoleh keuntungan dari penanaman modal tersebut. Metode yang paling sering digunakan untuk mengukur kinerja keuangan adalah financial ratio, yang dianalisis dari laporan keuangan perusahaan. Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan menghitung berbagai macam rasio yaitu liquidity ratio, assets activity ratio, leverage ratio, coverage ratio, profitability ratio dan market value ratio. Salah satu rasio yang sering digunakan oleh investor dalam menilai kinerja perusahaan adalah rasio profitabilitas yang terdiri dari Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS). Menurut Yanindya (1998) salah satu kelemahan dari pengukur akuntansi adalah rasio-rasio tersebut dihasilkan dari nilai buku. Dengan demikian, nilainya tidak mencerminkan nilai yang ada di pasar. Selain itu, penggunaan rasio keuangan sebagai alat ukur akuntansi konvensional


(21)

mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah perusahaan telah mampu menciptakan nilai atau tidak.

Menurut Iramani dan Febrian (2005) rasio keuangan dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi berbagai kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kelebihan dari penggunaan financial ratio sebagai pengukur kinerja keuangan adalah karena mudahnya dalam proses perhitungannya, selama data yang dibutuhkan tersedia dengan lengkap. Namun disisi lain terdapat kelemahan dari penggunaan financial ratio sebagai pengukuran kinerja keuangan. Kelemahan dari financial ratio adalah karena data yang digunakan adalah data akuntansi yang tidak terlepas dari penafsiran (estimasi) yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam distorsi sehingga kinerja keuangan perusahaan tidak terukur secara tepat dan akurat. Menurut Yanindya (1998) salah satu kelemahan dari pengukur akuntansi adalah rasio-rasio tersebut dihasilkan dari nilai buku. Dengan demikian, nilainya tidak mencerminkan nilai yang ada di pasar. Selain itu, penggunaan rasio keuangan sebagai alat ukur akuntansi konvensional mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah perusahaan telah mampu menciptakan nilai atau tidak.

Profitabilitas menunjukkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. Jika kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba meningkat maka hal ini akan menunjukkan daya tarik bagi investor dan calon investor dalam menanamkan modalnya ke perusahaan. Jika permintaan saham meningkat maka harga saham akan cenderung meningkat, hal ini akan berakibat pada naiknya return saham. Pada dasarnya, jika perusahaan meningkatkan jumlah utang sebagai sumber dananya hal


(22)

tersebut dapat meningkatkan risiko keuangan. Jika perusahaan tidak dapat mengelola dana yang diperoleh dari utang secara produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh negatif dan berdampak terhadap menurunnya profitabilitas perusahaan. Sebaliknya jika utang tersebut dapat dikelola dengan baik dan digunakan untuk proyek investasi yang produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang positif dan berdampak terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan.

Haryanto (2003) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Industri Minuman di Bursa Efek Indonesia. menyimpulkan bahwa ROA, ROE dan NPM secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial hanya ROE yang berpengaruh terhadap harga saham sedangkan ROA dan NPM tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan Dwireza (2010) meneliti mengenai pengaruh profitabilitas terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah NPM, ROI dan EPS sedangkan variabel dependennya adalah harga saham. Hasil pengujian menyimpulkan bahwa secara simultan seluruh variabel independen berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan secara parsial hanya NPM dan EPS yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Berdasarkan studi pendahuluan pada industri barang konsumsi dapat diketahui bahwa terdapat beberapa perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi tetapi memiliki tingkat profitabilitas yang rendah dan beberapa perusahaan memiliki likuiditas yang rendah tetapi memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi. Kenyataan


(23)

tersebut menyimpang dari teori yang ada, di mana secara teori apabila perusahaan industri barang konsumsi yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi maka tingkat profitabilitasnya juga tinggi. Industri barang konsumsi menjadi industri yang penting bagi perkembangan perekonomian bangsa. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri barang konsumsi di Indonesia. Tidak bisa dipungkiri bahwasanya dalam proses produksi barang konsumsi dibutuhkan banyak sumber daya termasuk di dalamnya sumber daya manusia. Oleh karena itu, industri barang konsumsi memiliki peranan dalam menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan pada suatu negara.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada investor dan calon investor untuk merumuskan kebijakan dalam melakukan investasi pada perusahaan dalam sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia supaya tingkat pengembalian dari penanaman investasi tersebut memperoleh hasil yang maksimum.

Fenomena dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada perusahaan barang konsumsi, di mana perusahaan barang konsumsi merupakan perusahaan produsen barang-barang konsumsi yang tidak sepenuhnya berpengaruh terhadap kondisi ekonomi, dengan demikian para investor akan memiliki pandangan bahwa barang-barang produk barang konsumsi yang merupakan barang yang tetap dibutuhkan oleh para konsumen dalam kesehariannya dan perusahaan barang konsumsi merupakan jenis usaha yang lebih mampu untuk mendapatkan laba. Misalnya salah satu perusahaan barang konsumsi adalah Unilever yang menghasilkan


(24)

produk yang setiap hari dapat dikonsumsi misalnya sabun, dan kebutuhan sehari-hari lainnya, sehingga dengan demikian perusahaan tersebut akan lebih mudah melihat profitabilitasnya.

Berdasarkan gambaran tersebut menarik untuk diteliti mengenai “Pengaruh Profitabilitas terhadap Harga Saham dengan Price Earning Ratio sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraiakan, permasalahan perumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan industri barang konsumsi di BEI baik secara simultan dan parsial?

2. Apakah price earning ratio merupakan variabel moderating yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara profitabilitas dan harga saham pada perusahaan industri barang konsumsi di BEI?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menguji pengaruh profitabilitas terhadap harga saham baik secara simultan maupun secara parsial pada perusahaan-perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(25)

2. Untuk menguji apakah variabel price earning ratio merupakan variabel moderating yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara profitabilitas dan harga saham pada perusahaan-perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dikemukakan, penelitian ini akan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan wawasan dan pemahaman mendalam tentang pasar modal, khususnya mengenai profitabilitas terhadap harga saham.

2. Bagi manajer investasi, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan di dalam menyikapi fenomena yang terjadi sehubungan dengan mengenai profitabilitas terhadap harga saham.

3. Peneliti berikutnya, memberikan wawasan bagi peneliti dan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.5. Originalitas Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian berbentuk replikasi dari penelitian terdahulu, yaitu Haryanto (2003) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Industri Minuman di BEJ. Penelitian Haryanto (2003) menggunakan variabel ROA, ROE, NPM. Dalam


(26)

penelitian Haryanto secara simultan ROA, ROE dan NPM berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Secara parsial hanya ROE yang berpengaruh terhadap harga saham Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Haryanto (2003) adalah variebel indenpenden profitabilitas dengan variabel yang digunakan Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS) dan variabel independennya adalah harga saham, dan penelitian ini menambahkan price earning ratio (PER) sebagai variabel moderating. Perusahaan yang digunakan berbeda dengan penelitian sebelum yaitu perusahaan barang konsumsi dengan periode penelitian 2006-2009.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Harga saham

Saham adalah salah satu bentuk efek yang diperdagangkan dalam pasar modal. Saham merupakan surat berharga sebagai tanda pemilikan atas perusahaan penerbitnya. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang atau badan dalam suatu perusahaan terbuka (Sunariyah: 2004). Saham menarik bagi investor karena berbagai alasan. Bagi beberapa investor, membeli saham merupakan cara untuk mendapatkan kekayaan besar (capital gain) yang relatif cepat. Sementara bagi investor yang lain, saham memberikan penghasilan yang berupa deviden. Adapun jenis-jenis saham antara lain saham biasa (common stock) saham preferen (preferren stock) dan saham komulatif preferen (commulative preferren stock) (Riyanto, 2005:240).

Penentuan harga saham dapat dilakukan melalui analisis teknikal dan analisis fundamental. Pada analisis teknikal harga saham ditentukan berdasarkan catatan harga saham di waktu yang lalu, sedangkan dalam analisis fundamental harga saham ditentukan atas dasar faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya, seperti laba dan dividen.

Analisis teknikal merupakan metodologi dari perkiraan pergerakan harga saham, baik sebagai saham individu atau pasar secara keseluruhan. Inti pemikiran


(28)

dari teknik analisis ini adalah bahwa nilai dari sebuah saham merupakan hasil dari adanya penawaran dan permintaan yang terjadi. Metode ini mengamati dan mempelajari perubahan-perubahan harga saham di masa lalu dengan menggunakan analisis grafis untuk menetapkan estimasi harga saham. Analisis grafis ini kemudian dipelajari untuk mengetahui kemungkinan terjadinya suatu pengulangan fluktuasi dan arah trend harga. Prediksi ini dimungkinkan karena konsep pendekatan teknikal beranggapan bahwa pola pergerakan saham yang terjadi saat ini dan di masa yang lalu cenderung akan terulang di masa yang akan datang. Kelemahan utama yang dimiliki oleh analisis ini adalah tidak dimasukkannya variabel ekonomi yang terkait dengan perusahaan atau pasar pada umumnya, sehingga faktor-faktor penyebab kondisi penawaran dan permintaan menjadi tidak begitu berpengaruh. Analisis fundamental mempunyai anggapan bahwa setiap pemodal adalah makhluk rasional, oleh sebab itu analisis fundamental mencoba mempelajari hubungan antara harga saham dengan kondisi perusahaan. Hal ini disebabkan karena nilai saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya nilai intrinsik suatu saat tetapi juga adalah harapan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Analisis fundamental mencoba untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan: (1) mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan (2) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.

Analisis fundamental memiliki dua model penilaian saham yang sering digunakan para analisis sekuritas (Jogiyanto, 2000) yaitu:


(29)

a. Pendekatan Present value, mencoba menaksir Present value, dengan menggunakan tingkat bunga tertentu, manfaat yang akan diterima oleh pemilik saham.

b. Pendekatan Price earning ratio, menaksir nilai saham dengan mengalikan laba perlembar saham dengan kelipatan tertentu

Suatu informasi dikatakan relevan bagi investor jika informasi tersebut mampu mempengaruhi keputusan investor untuk melakukan transaksi di pasar modal yang tercermin pada perubahan harga. Harga saham adalah harga pasar yang tercatat setiap hari pada waktu penutupan (closing price) dari suatu saham. Dalam penelitian ini, harga saham yang dimaksud adalah rata-rata harga saham 5 (lima) hari setelah publikasi laporan keuangan pada periode pengamatan. Laporan keuangan dapat menyajikan informasi yang relevan dengan model keputusan yang digunakan oleh investor dalam membuat keputusan buy, hold, atau sell saham. Harga saham yang terjadi di pasar modal selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu. Fluktuasi harga dari suatu saham tersebut akan ditentukan antara kekuatan penawaran dan permintaan. Jika jumlah penawaran lebih besar dari jumlah permintaan, pada umumnya kurs harga saham akan turun. Sebaliknya jika jumlah permintaan lebih besar dari jumlah penawaran terhadap suatu efek, maka harga saham cenderung akan naik. Menurut Nainggolan (2008), hal-hal penting yang merupakan faktor makro atau pasar yang dapat menyebabkan fluktuasi harga saham adalah tingkat inflasi dan suku bunga, kebijakan keuangan dan fiskal, situasi perekonomian dan situasi bisnis internasional.


(30)

Sedangkan faktor mikro perusahaan yang dapat menyebabkan fluktuasi harga saham adalah pendapatan perusahaan, dividen yang dibagikan, arus kas perusahaan, perubahan mendasar dalam industri atau perusahaan dan perubahan dalam perilaku investasi misalnya merubah investasinya dari saham menjadi obligasi. Kekuatan pasar dapat juga dilihat dari data mengenai sisa beli dan sisa jual. Bagi investor yang memerlukan investasi jangka panjang maupun jangka pendek perlu memperhatikan likuiditas suatu saham dan posisinya di pasar, apakah diminati masyarakat atau tidak. Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal dan eksternal perusahaan. Faktor internalnya adalah kinerja perusahaan, arus kas perusahaan, dividen, laba perusahaan dan penjulan, sedangkan faktor eksternalnya adalah tingkat suku bunga, laju inflasi, kebijakan pemerintah dan kondisi perekonomian. Menurut Halim (2005) analisis teknikal terdiri dari beberapa pendekatan diantaranya adalah:

a. Dow Theory

Teori Dow berupaya untuk menyelidiki bagaimana tren yang sedang terjadi di pasar saham, baik saham individual maupun keseluruhan. Pergeseran tersebut meliputi gerakan utama (primary movement) yaitu trend jangka panjang atas pasar modal, Pergerakan kedua (secondary movement) yaitu trend yang hanya terjadi beberapa bulan dan pergerakan ini tidak mengubah arah pergerakan pertama tetapi hanya mengoreksi harga-harga saham, Pergerakan ketiga (tertiary movement) yaitu tren yang menunjukkan fluktuasi harian dari harga-harga saham.


(31)

b. Grafik Batang

Dalam pendekatan ini digunakan 3 (tiga) tipe dasar diagram, yaitu diagram baris, diagram batang dan diagram gambar titik. Ketiganya menggunakan grafik batang (bar chart) yang menunjukkan volume saham yang diperdagangkan pada masing-masing perubahan harga.

c. Analisis Kekuatan Pasar

Analisis kekuatan pasar dilakukan dengan cara membandingkan jumlah saham yang mengalami kenaikan harga dengan jumlah saham yang mengalami penurunan harga, selanjutnya diakumulasikan.

d. Analisis Kekuatan Relatif

Analisis ini berupaya mengidentifikasikan saham yang memiliki kekuatan relatif terhadap saham lain. Harga saham yang memiliki kekuatan relatif akan meningkat lebih cepat dari harga saham lainnya.

e. Analisis Rata-rata Bergerak

Analisis ini memfokuskan pada harga rata-rata bergerak dengan cara mengamati perubahan harga yang terjadi pada beberapa hari terkahir pada saat penutupan harga.

2.1.1.1. Signalling theory

Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi


(32)

yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Menurut Jogiyanto (2000: 392), informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan volume perdagangan saham. Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik (good news) atau signal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai signal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham.

2.1.2. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 2008: 130). Jumlah laba bersih kerap dibandingkan dengan ukuran kegiatan atau kondisi keuangan lainnya seperti penjualan, aktiva, ekuitas pemegang saham untuk menilai kinerja sebagai suatu persentase dari beberapa tingkat aktivitas atau investasi. Perbandingan ini disebut rasio profitabilitas (profitability ratio). Berikut ini adalah beberapa rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah sebagai berikut:


(33)

1. Gross Profit Margin

Rasio gross profit margin atau margin keuntungan kotor berguna untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari setiap barang yang dijual. Gross profit margin sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan. Apabila harga pokok penjualan meningkat maka gross profit margin akan menurun, begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain, rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien.

Formulasi dari gross profit margin atau GPM adalah sebagai berikut: Penjualan Bersih – harga Pokok Penjualan

GPM = X 100% Penjualan

(Sawir,2001: 18)

2. Net Profit Margin

Net Profit Margin (NPM) menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. rasio NPM dapat mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dengan meminimalkan beban perusahaan dan memaksimalkan laba perusahaan. Dengan kata lain ratio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Formulasi dari net profit margin adalah sebagai berikut:

Laba Bersih

NPM = X 100% Penjualan Bersih

(Sawir,2001: 18)


(34)

3. Return on Assets

Return on assets menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Menurut Riyanto (2000) ROA adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih bagi semua investor dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva. Semakin tinggi ROA maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Analisa Return On Assets (ROA) dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh/komprehensif. Analisa Return On Assets (ROA) ini sudah merupakan tehnik analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.

Return On Assets (ROA) itu sendiri adalah salah satu bentuk dari ratio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Dengan demikian Return On Assets (ROA) menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan (Net Operating Income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut (Net Operating Assets). Sebutan lain untuk


(35)

ROA adalah “Net Operating profit Rate Of Return” atau “Operating Earning Power” (Munawir, 2001: 89). Formulasi dari return on investment atau ROA adalah sebagai berikut:

Laba Bersih

ROI = X 100% Total Aktiva

(Munawir,2001: 89)

4. Return on Equity

Return on equity mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan atau untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik. Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan makin besar. Formulasi dari return on equity atau ROE adalah sebagai berikut:

Laba Setelah Pajak

ROE = X 100%

Modal sendiri (Sawir,2001: 20)

5. Earning Per Share

Earning Per Share adalah hasil atau pendapatan yang akan diterima oleh pemegang saham untuk setiap lembar saham yang dimilikinya atas keikutsertaannya dalam perusahaan. Laba per lembar saham biasanya merupakan indikator laba yang diperhatikan oleh para investor yang umumnya terdapat korelasi yang kuat antara pertumbuhan laba dengan pertumbuhan harga saham (Munawir, 2002). Angka yang ditunjukkan dari EPS sering dipublikasikan oleh perusahaan yang ingin menjual


(36)

sahamnya kepada masyarakat luas. Investor berpandangan bahwa EPS mengandung informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya dividen per saham di kemudian hari, serta relevan untuk menilai efektivitas manajemen dalam membuat kebijakan pembayaran dividen. Earning Per Share menggambarkan laba bersih perusahaan yang diterima oleh setiap saham. Meskipun net income dari laporan laba rugi memberikan informasi terhadap keseluruhan keuntungan suatu perusahaan, akan tetapi para investor lebih tertarik terhadap performa perusahaan berdasarkan keuntungan per lembar sahamnya. Rasio dari EPS dirumuskan sebagai berikut:

Laba Bersih

Earning Per Share = x 100% Jumlah Lembar saham

2.1.3. Price Earning Ratio

Price Earning Ratio

Price Earning Ratio merupakan salah satu pendekatan yang sering digunakan oleh analis sekuritas untuk menilai suatu saham. Pendekatan ini mendasarkan atas ratio antara harga saham per lembar yang berlaku di pasar modal dengan tingkat keuntungan bersih yang tersedia bagi pemegang saham. Menurut Nany (2000) mengemukakan bahwa PER menunjukkan besarnya harga yang bersedia dibayarkan oleh investor untuk setiap dollar laba yang dilaporkan oleh perusahaan. Sartono (1996) menyatakan bahwa PER dapat diartikan sebagai indikator kepercayaan pasar terhadap prospek pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Sedangkan


(37)

Jones (1998) dikutip dari Nany (2000) mengemukakan bahwa PER menunjukkan optimisme dan pesimisme para investor terhadap prospek perusahaan di masa yang akan datang. Jogiyanto (2000) menyatakan bahwa PER menunjukkan rasio harga saham terhadap Earning atau dengan kata lain menunjukkan berapa besar pemodal menilai harga saham terhadap kelipatan dari Earnings.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa harapan investor terhadap Earning perusahaan pada masa yang akan datang, direfleksikan pada harga saham yang bersedia mereka bayar atas saham perusahaan tersebut yang selanjutnya berpengaruh terhadap PER dengan mengetahui besarnya PER suatu perusahaan, analisis bisa memperkirakan bagaimana posisi suatu saham relatif terhadap saham-saham lainnya, apakah saham-saham tersebut dibeli atau tidak.

Besarnya nilai PER biasanya terkait dengan tahap pertumbuhan perusahaan, sehingga perusahaan-perusahaan yang berada dalam tahap pertumbuhan biasanya memiliki PER yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang berada dalam kondisi yang sudah mapan. Sesuai dengan pandangan bahwa harga saham mencerminkan harapan para investor atau pasar terhadap prospek suatu perusahaan. Maka faktor-faktor harga saham juga akan mempengaruhi PER. Maka pendekatan lain dalam menilai harga saham adalah dengan mencari faktor-faktor yang diduga mempengaruhi PER secara nyata, kemudian dibuat suatu model tersebut untuk menilai PER perusahaan di masa yang akan datang, sehingga dapat dinilai pada kewajaran harga saham perusahaan.


(38)

2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi PER a. Pengaruh GPM dan NPM terhadap PER

Gross Profit Margin dan Net Profit Margin merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Selain sebagai bagian dari rasio profitabilitas perusahaan, Net Profit Margin dan juga dapat mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dengan meminimalkan beban perusahaan dan memaksimalkan laba perusahaan. Menurut Ahmad (2004: 43) nilai GPM dan NPM dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang ditunjukkan dengan harga saham pada perusahaan tersebut. Nilai GPM dan NPM yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan yang tinggi menghasilkan yang tinggi laba pada tingkat penjualan tertentu.

b. Pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap PER

Return on Assets (ROA) merupakan rasio laporan keuangan yang mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan, sesuai dengan investasi mana yang digunakan atau rasio tingkat hasil yang diharapkan dari modal yang ditanamkan. Menurut Ahmad (2004: 47) adanya pertumbuhan ROA diharapkan terjadi kenaikan harga saham yang lebih besar daripada kenaikan Earning karena adanya prospek perusahaan yang semakin baik, sehingga akan meningkatkan PER. Dengan demikian diprediksikan bahwa terdapat pengaruh yang positif pertumbuhan ROA terhadap PER. Apabila net income naik maka ROA akan naik, sehingga harga


(39)

dan PER juga akan ikut naik maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini terdapat pengaruh positif faktor ROA terhadap PER saham-saham perusahaan yang terdaftar di BEI

c. Pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap PER

Return on Equity menggambarkan perbandingan antara laba bersih dan total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai pendanaan usaha. Menurut Manurung (2004) bahwa return on equity tidak berpengaruh terhadap PER. Hal ini menujukkan bahwa para pemodal lebih memperhatikan prospek dan risiko, sedangkan ROE hanya menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan investasi dari para pemilik.Semakin besar laba bersih menunjukkan bahwa struktur modal lebih banyak dibandingkan dengan ekuitas. Semakin besar ROE mencerminkan profitabilitas perusahaan semakin tinggi sehingga kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya adalah rendah, hal ini berarti akibatnya harga saham akan turun sehingga PER akan turun pula. Jadi diduga terjadi pengaruh yang positif ROE terhadap PER. Maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini terdapat pengaruh negatif faktor ROE terhadap PER saham-saham perusahaan yang terdaftar di BEI.

d. Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap PER

Pertumbuhan penjualan mencerminkan prospek perusahaan dan profitabilitas perusahaan di masa yang akan datang. Apabila pertumbuhan penjualan positif


(40)

diharapkan profitabilitas perusahaan meningkat dan prospek perusahaan semakin baik. Dengan demikian semakin besar laba yang diperoleh perusahaan, akan mendorong kenaikan harga saham karena pada dasarnya harga saham dipengaruhi oleh profitabilitas di masa yang akan datang dan resiko yang ditanggung oleh pemodal. Adanya kenaikan harga saham menyebabkan kenaikan PER. Jadi variabel ini diprediksikan mempunyai pengaruh yang positif terhadap PER maka hipotesis yang akan diajukan pada penelitian ini terdapat pengaruh positif faktor pertumbuhan penjualan (EPS) terhadap PER saham-saham perusahaan yang terdaftar di BEI. Menurut Halim (2005: 167) Earning Per Share (EPS) merupakan faktor yang dapat mengukur besarnya laba yang diberikan kepada pemegang saham, jika laba per lembar saham lebih tinggi, maka prospek perusahaan lebih baik, sementara jika laba per saham lebih rendah berarti kurang baik, dan laba per saham negatif berarti tidak baik.

2.2. Penelitian Terdahulu

Berikut ini akan diuraikan beberapa tinjauan dari penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah:

1. Haryanto (2003) yang meneliti pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan industri minuman di Bursa Efek Jakarta. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ROA, ROE dan NPM sedangkan variabel dependennya adalah harga saham. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa secara simultan ROA, ROE dan NPM berpengaruh secara signifikan terhadap harga


(41)

saham. Secara parsial ROE berpengaruh terhadap harga saham sedangkan ROA dan NPM tidak berpengaruh terhadap harga saham.

2. Dwireza (2010) meneliti tentang pengaruh variabel profitabilitas terhadap harga saham di perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Variavel independen yang digunakan adalah NPM, ROI dan EPS. Hasil penelitian menunjukan variabel NPM, ROI dan EPS secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan secara parsial NPM dan EPS yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

3. Abidin (2009) yang meneliti tentang analisis faktor fundamental keuangan dan resiko sistematik terhadap harga saham perusahaan consumer goods yang terdaftar di BEI. Variabel independennya adalah ROI, EPS, OPM, BV dan beta saham sedangkan variabel dependennya adalah harga saham. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa secara simultan faktor fundamental keuangan yaitu ROI, EPS, OPM, BV, dan beta saham sebagai resiko sistematik berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan consumer goods yang terdaftar di BEI. Sedangkan secara parsial ROI, EPS, OPM dan BV berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Variabel beta saham sebagai resiko sistematik tidak berpengaruh terhadap harga saham.

4. Ulupui (2006) meneliti tentang rasio likuiditas terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman di BEI. Variabel yang digunakan current ratio, ROA, DER. Hasil penelitian current ratio dan ROA berpengaruh positif terhadap harga saham, sedangkan DER hasilnya positif tetapi tidak signifikan.


(42)

Berdasarkan uraian tersebut maka tinjauan penelitian terdahulu dapat dirangkum pada Tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1. Review Penelitian Terdahulu (Theoretical Mapping)

N o

Nama Peneliti dan Tahun

Topik Variabel yang digunakan Hasil Penelitian 1 Haryanto (2003) Pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan industri

minuman di Bursa Efek Jakarta

ROA, ROE, NPM

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa secara simultan ROA, ROE dan NPM berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Secara parsial ROE berpengaruh terhadap harga saham sedangkan ROA dan NPM tidak berpengaruh terhadap harga saham. 2 Dwireza (2010) Pengaruh variabel profitabilitas terhadap harga saham di perusahaan

makanan dan minuman yang terdaftar di BEI

NPM, ROI, EPS

Hasil penelitian menunjukan variabel NPM,

ROI dan EPS secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan secara parsial NPM dan EPS yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

3 Jamalul Abidin (2009) Analisis Faktor Fundamental Keuangan dan Resiko Sistematik terhadap Harga Saham Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di BEI

ROI, EPS,

OPM, BV Secara simultan faktor

fundamental dan resiko sistematik berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Secara parsial ROI, EPS, OPM dan BV berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan beta saham tidak berpengaruh terhadap harga saham

4 Ulupui (2006) Analisis rasio

likuiditas terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI

Current ratio, ROA, DER

Hasil penelitian current ratio dan ROA berpengaruh positif terhadap harga saham, sedangkan DER hasilnya positif tetapi tidak signifikan


(43)

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konseptual

Untuk menggambarkan pengaruh antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) maka kerangka konseptual dari penelitian ini digambarkan

sebagai berikut:

GPM (X1) 

Price Earning Ratio   (Z) 

NPM (X2) 

ROA (X3) 

ROE (X4) 

EPS (X5) 

Harga Saham (Y) 

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menunjukkan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Harga Saham (Y) sedangkan variabel independen terdiri dari Gross Profit Margin (X1) , Net

Profit Margin (X2), Return On Assets (X3), Return On Equity (X4), dan Earning

Per Share (X5). Rasio profitabilitas adalah ukuran untuk mengetahui seberapa jauh aktivitas manajemen dalam mengelola perusahaannya. Efektifititas manajemen meliputi kegiatan fungsional manajemen, seperti keuangan, pemasaran, sumber daya

24 


(44)

manusia dan operasional. Jadi banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas yang kemudian meningkatkan atau menurunkan laba. Meskipun demikian, analisis rasio keuntungan dapat memberikan gambaran keuntungan yang diperoleh perusahaan.

Harga saham digunakan sebagai proksi nilai perusahaan karena harga saham merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila investor ingin memiliki suatu bukti kepemilikan atas suatu perusahaan, jadi semakin tinggi nilai perusahaan semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan. Harga saham yang terjadi di pasar modal selalu mengalami perubahan setiap harinya hal ini disebabkan oleh perubahan penilaian masyarakat terhadap nilai saham perusahaan yang bersangkutan. Penentuan harga saham dapat dilakukan melalui analisis teknikal dan analisis fundamental. Pada analisis teknikal harga saham ditentukan berdasarkan catatan harga saham di waktu yang lalu, sedangkan dalam analisis fundamental harga saham ditentukan atas dasar faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya, seperi rasio profitabilitas yang terdiri dari GPM, NPM, ROA, ROR dan EPS.

Price Earning Ratio menunjukan ratio antara harga saham per lembar yang berlaku di pasar modal dengan tingkat keuntungan bersih yang tersedia bagi pemegang saham. PER sebagai variabel moderating untuk memperkuat atau memperlemah pengaruh variabel profitabilitas terhadap harga saham. Besarnya nilai PER biasanya terkait dengan rasio-rasio yang sering digunakan dalam perusahaan misalnya profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas, sehingga perusahaan-perusahaan


(45)

yang berada dalam tahap pertumbuhan biasanya memiliki PER yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang berada dalam kondisi yang sudah mapan. Harga saham juga akan mempengaruhi PER. Maka pendekatan lain dalam menilai harga saham adalah dengan mencari faktor-faktor yang diduga mempengaruhi PER secara nyata, kemudian dibuat suatu model tersebut untuk menilai PER perusahaan di masa yang akan datang, sehingga dapat dinilai pada kewajaran harga saham perusahaan. Menurut Husnan (2001: 94) banyak sekali investor hanya mengambil PER sebagai pembanding dan beranggapan bahwa PER rendah berarti perusahaan tersebut dijual dengan harga murah. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Sebab seringkali PER yang rendah dibandingkan industri malah mengindikasikan adanya masalah pada perusahaan tersebut. Selain PER menjadi kurang relevan menilai kinerja operasional perusahaan karena distorsi angka laba (rugi) bersih akibat penerapan metode akuntansi pada laba (rugi) ataupun akibat selisih kurs.PER digunakan dalam analisis penilaian saham adalah karena memudahkan analisa.

3.2. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan industri barang konsumsi di BEI

2. Profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham dengan price earning ratio (PER) sebagai moderating pada perusahaan industri barang konsumsi di BEI.


(46)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian asosiatif causal dengan menggunakan jenis data kuantitatif. Menurut Umar (2003: 30) penelitian asosiatif causal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh GPM, NPM, ROA, ROE dan EPS terhadap harga saham perusahaan.

4.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia yang berlokasi di Jakarta. Ditetapkannya BEI sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan karena BEI merupakan pusat penjualan saham perusahaan yang go public di Indonesia. Waktu yang direncanakan untuk melakukan penelitian adalah bulan Desember 2010- Mei 2011.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2009 sebanyak 36 perusahaan. Sampel perusahaan dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling, di


(47)

mana penentuan sampel dilakukan berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (Kuncoro, 2003). Adapun kriteria yang ditentukan peneliti untuk memilih sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan barang konsumsi yang telah terdaftar di BEI dari tahun 2006-2009. 2. Perusahaan barang konsumsi yang telah mempublikasikan laporan keuangannya

secara lengkap di BEI dari tahun 2006-2009.

3. Perusahaan barang konsumsi yang sahamnya aktif diperdagangkan di BEI dari tahun 2006-2009.

Proses seleksi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1. Kriteria Pengambilan Sampel

No Kriteria Jumlah

1 Perusahaan kelompok industri barang konsumsi yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia 2006-2009

36

2 Perusahaan kelompok industri barang konsumsi yang tidak

mengeluarkan laporan keuangan berturut-turut 2006-2009

(4)

3 Perusahaan kelompok industri barang konsumsi yang memiliki

harga saham aktif berturut-turut 2006-2009

(2)

Jumlah 30

Berdasarkan kriteria tersebut, maka jumlah perusahaan yang terpilih jadi sampel penelitian adalah sebanyak 30 perusahaan. Sehingga jumlah observasi dalam penelitian ini adalah 4 tahun observasi x 30 sampel adalah 120 sampel observasi.


(48)

4.4. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip, buku, surat khabar, majalah, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Data penelitian merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan dari seluruh perusahaan industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai 2006-2009. Data yang digunakan adalah jenis data pooled cross section time series, yaitu gabungan data antara perusahaan/cross section dan antar waktu time series. Data yang digunakan diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui website www.idx.co.id

4.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Gross Profit Margin merupakan keuntungan kotor berguna untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari setiap barang yang dijual. Gross profit margin sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan.

b. Net Profit Margin adalah rasio yang mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dengan meminimalkan beban perusahaan dan memaksimalkan laba perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan jumlah penjualan bersih. c. Return On Assets adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan


(49)

untuk menghasilkan laba dari setiap aktiva yang digunakan. Rasio ini dapat dihitung dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan total aktiva perusahaan.

d. Return on equity mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan atau untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik. Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan makin besar.

e. Earning Per Share adalah rasio yang menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Rasio dihitung dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan jumlah lembar saham yang beredar.

f. Harga saham adalah harga pasar yang tercatat setiap hari pada waktu penutupan (closing price) aktivitas di Bursa Efek Indonesia. Harga saham yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rata-rata harga saham 5 (lima) hari setelah publikasi laporan keuangan pada periode pengamatan.

g. Price Earning Ratio merupakan salah satu pendekatan yang sering digunakan oleh analis sekuritas untuk menilai suatu saham. Pendekatan ini mendasarkan atas ratio antara harga saham per lembar yang berlaku di pasar modal dengan tingkat keuntungan bersih yang tersedia bagi pemegang saham.

Berdasarkan uraian tersebut maka defenisi operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:


(50)

Tabel 4.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Definisi variabel Parameter Skala

Gross Profit Margin (X1)

Rasio untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari setiap barang yang dijual.

Gross profit margin sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan

Penjualan bersih - HPP GPM = x 100% Penjualan

Rasio

Net Profit Margin

(X2)

Rasio yang mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dengan

meminimalkan beban perusahaan dan memaksimalkan

laba perusahaan

Laba Bersih

NPM = x 100% Jlh Penjualan bersih

Rasio

Return On Assets

(X3)

Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari setiap asset yang digunakan.

Laba Bersih

ROA = x 100%

Total Aktiva Rasio Return On

Equity

(X4)

Return on equity mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan atau untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik

Laba Bersih

ROA = x 100% Rata-rata Ekuitas

Rasio

Earning Per Share

(X5)

Rasio yang menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan.

Laba Bersih

EPS = X 100% Jlh lembar Saham

Rasio

Price Earning Ratio

(M)

Mendasarkan atas ratio antara harga saham per lembar yang berlaku di pasar modal dengan tingkat keuntungan bersih yang tersedia bagi pemegang saham

Harga Saham PER = EPS Rasio Harga saham

(Y) Harga pasar pada waktu

penutupan (closing price) aktivitas di BEI. Harga saham yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rata-rata harga saham 5 (lima) hari setelah publikasi laporan keuangan pada periode pengamatan.

∑ harga saham 5 hari HGS =

5


(51)

4.6. Model dan Teknik Analisis Data

Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang akan diteliti. Teknik analisis data menggunakan alat bantu Software SPSS (Statistical Package Social Science)

.

4.6.1. Pengujian Hipotesis Model Pertama

Untuk menentukan besarnya pengaruh antara variabel independen yaitu GPM, NPM, ROA, ROE dan EPS terhadap harga saham. Model regresi linear berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e

Di mana:

Y = Harga saham a = Konstanta

b1-b5 = Koefisien Variabel X1 = Gross Profit Margin

X2 = Net Profit Margin X3 = Return On Assets X4 = Return On Equity X5 = Earning Per Share

e = Error (variabel penganggu)


(52)

4.6.2. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian model regresi berganda dalam menguji hipotesis harus menghindari kemungkinan adanya pemyimpangan asumsi klasik. Sebuah model regresi yang menggunakan data time series dan cross section harus melakukan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan multikolinieritas.

4.6.2.1. Uji normalitas

Menurut Umar (2003) uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen dan variabel independen yang digunakan dalam penelitian mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah model yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Cara yang digunakan untuk mendeteksi normal atau tidaknya suatu data yaitu dengan melihat grafik normal Probability Plot dan uji statistik (Ghozali, 2005). Jika data menyebar disekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal pada grafik normal P-P Plot maka data diasumsikan berdistribusi normal, demikian sebaliknya. Sedangkan untuk analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Apabila nilai signifikan dari variabel penelitian lebih kecil dari 0,05 berarti distribusi data tidak normal, sebaliknya apabila nilai signifikan dari masing-masing variabel lebih besar dari 0,05 berarti distribusi data normal.

Menurut Erlina (2008) jika model regresi tidak berdistribusi normal ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal yaitu:


(53)

b. Melakukan winsorizing yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu,

c. Melakukan trimming yaitu membuang data outlier.

Apabila dalam penelitian ini, model regresi tidak berdistribusi normal maka peneliti akan mengubah model regresi tersebut menjadi normal dengan melakukan transformasi data ke bentuk Logaritma natural (Ln). Setelah melakukan transformasi data ke bentuk logaritma natural maka normalitas data dilihat kembali dengan menggunakan metode grafik normalitas P-P Plot dan uji Kolmogorov-Smirnov.

4.6.2.2. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan (variance) dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas. Asumsi klasik statistik heteroskedastisitas dapat dideteksi dari output SPSS pada grafik Scatter-Plot dengan cara melihat ada atau tidaknya pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit) antara nilai prediksi variabel terkait (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Jika ada titik-titik membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas ( Ghozali, 2005).

4.6.2.3. Uji autokorelasi

Uji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan kesalahan


(54)

pengganggu periode sebelumnya (Ghozali, 2005). Autokorelasi merupakan korelasi antar data dalam runtun waktu (times series) atau space data (cross section). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan pengujian Durbin-Watson (DW). Menurut Setiaji (2004) pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

1. Jika nilai D-W berada di bawah 0 sampai 1,5 berarti ada autokorelasi positif. 2. Jika nilai D-W berada diatas 1,5 sampai 2,5 berarti tidak terjadi autokorelasi. 3. Jika nilai D-W berada di atas 2,5 berarti ada autokorelasi negatif.

4.6.2.4. Uji multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas (independen), model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas yaitu dengan melihat Tolerance Value dan Variance Inflation Factor (VIF). Multikolinieritas terjadi jika nilai tolerance kurang dari 0,10 dan VIF lebih besar dari 10 atau jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya di atas 0,9 (Ghozali, 2005).

4.6.3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis yang diajukan maka dilakukan pengujian terhadap variabel-variabel penelitian baik secara simultan maupun parsial.). Menurut Ghozali (2005) uji hipotesis dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara yaitu:


(55)

Uji statistik F ini menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Kuncoro, 2003).

Bentuk pengujian hipotesis untuk uji statistik F adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan hipotesis

Secara simultan GPM, NPM, ROA, ROE dan EPS berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.

2. Menentukan tingkat signifikansi

Hipotesi ini diuji dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 95%. 3. Menentukan kriteria pengujian hipotesis:

a. Jika Fsignifikan < 0,05 artinya secara simultan GPM, NPM, ROA, ROE dan EPS

berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.

b. Jika Fsignifikan > 0,05 artinya secara simultan GPM, NPM, ROA, ROE dan EPS

tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. 4.6.3.2. Uji statistik t

Uji statistik t dilakukan untuk menguji pengaruh secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan. Menurut Kuncoro (2003) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel terkait.


(56)

Bentuk pengujian hipotesis untuk uji statistik t adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan hipotesis

Secara parsial GPM, NPM, ROA, ROE dan EPS berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.

2. Menentukan tingkat signifikansi

Hipotesi ini diuji dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 95%. 3. Menentukan kriteria pengujian hipotesis:

a. Jika tsignifikan < 0,05 artinya secara parsial GPM, NPM, ROA, ROE dan EPS

berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.

b. Jika tsignifikan > 0,05 artinya secara parsial GPM, NPM, ROA, ROE dan EPS

tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. 4.6.3.3. Koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) atau adjusted R2 bertujuan untuk mengukur kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu ( 0 ≤ R2≤ 1). Hal ini berarti jika R2 = 0 menunjukkan tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, bila R2 semakin besar mendekati 1 ini menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan sebaliknya jika R2 mendekati 0 maka semakin kecil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.


(57)

4.7. Perumusan Model Kedua

Menurut Ghozali (2005: 149), variabel moderating adalah variabel independen yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya terhadap variabel dependen. Ada tiga cara menguji regressi dengan variabel moderating yaitu (1) uji interaksi, (2) uji selisih mulak dan (3) uji residual. Pengujian yang akan dilakukan untuk menguji variabel moderate dengan menggunakan uji residual.

Persamaan regresi sebagai berikut:

M = a + bx1GPM + bx2 NPM + bx3 ROA + bx4 ROE + bx5 EPS + e (1) e = a + b1 Harga Saham (2) Di mana:

M = Price Earning Ratio a = Konstanta

b1-b5 = Koefisien Variabel e = Interaksi antara variabel e = Error(variabel penganggu)

Analisis residual ingin menguji apakah pengaruh deviasi (penyimpangan) dari suatu model. Fokusnya adalah ketidakcocokan (lack of fit) yang dihasilkan dari deviasi hubungan linier antar variabel independen. Dalam hal ini jika terjadi kecocokan antara variabel independen dan variabel moderating (nilai residual kecil atau nol) yaitu variabel independen tinggi dan variabel moderating juga tinggi, maka variabel dependen juga tinggi. Sebaliknya jika terjadi ketidakcocokan atau lack of fit


(58)

antara variabel independen dan variabel moderating maka variabel dependen akan rendah. Pada persamaan (2) menggambarkan suatu variabel dikatakan variabel moderating apabila nilai koefisien b1 variabel dependen signifikan dan negatif hasilnya (yang berarti adanya lack of fit antara variabel independen dan variabel moderating mengakibatkan variabel dependen turun atau berpengaruh negatif).


(59)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Sebelum melakukan pengujian hipotesa melalui pengujian model, penelitian ini terlebih dahulu melakukan pengujian terhadap kualitas data yang digunakan. Pengujian ini digunakan untuk menjamin terpenuhinya asumsi yang diperlukan dalam melakukan pengujian terhadap model regresi berganda.

5.1.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran umum tentang objek penelitian yang dijadikan sampel penelitian. Penjelasan data melalui statistik deskriptif diharapkan memberikan gambaran awal tentang masalah yang diteliti. Statistik deskriptif pada penelitian ini difokuskan kepada nilai minimum, maximum, rata-rata dan standar deviasi sebagaimana yang terdapat pada Tabel 5.1 berikut:

Tabel 5.1 Deskriptif Statistik

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

GPM 120 -43906.94 1.00 -377.9233 4008.11628

NPM 120 -9.49 14.19 .0866 1.57038

ROA 120 -5.50 6.28 .1635 .97013

ROE 120 -5.92 9.91 .3383 1.43537

EPS 120 -860.23 16158.42 946.1885 2333.93564

HGS 120 13.67 129000.00 7056.5604 18201.90499

PER 120 -19.51 1658.33 30.5954 156.53809

Valid N (listwise) 120

Sumber: Hasil Penelitian, 2011 (Data diolah)


(60)

Berdasarkan hasil deskriftif statistik pada Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa data yang akan digunakan dalam penelitian ini sangat bervariasi dengan kisaran yang sangat lebar. Hal ini mengindikasikan bahwa data penelitian ini kemungkinan tidak akan berdistribusi tidak normal. Hal ini merupakan kejadian yang sudah diprediksi sebelumnya sebagaimana lazimnya penelitian di pasar modal yang belum efisien seperti di Indonesia.

39 

Dari hasil pengolahan data pada Tabel 5.1 diketahui bahwa nilai price earning ratio (PER) minimum adalah sebesar -Rp. 19,51 yang menunjukkan bahwa perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI dari tahun 2006-2009 memiliki price earning ratio terendah. Sedangkan price earning ratio maximum sebesar Rp. 1658.33 menunjukkan bahwa perusahaan telah tumbuh dan berkembang dengan baik dan diharapkan terus berkembang di masa yang akan datang. Rata-rata dari price earning ratio adalah sebesar Rp. 30.5954 dengan standart deviasi Rp. 156.538 hal ini menunjukkan bahwa kondisi price earning ratio perusahaan sampel sangat berfluktuasi karena selisih antara price earning ratio maximum dengan price earning ratio minimum cukup besar, nilai standart deviasi price earning ratio lebih besar dari nilai rata-rata price earning ratio . Hal ini mengindikasikan bahwa variabel price earning ratio tidak berdistribusi normal.

Dari hasil pengolahan data pada Tabel 5.1 diketahui bahwa nilai harga saham (HGS) minimum adalah sebesar Rp. 13,67 yang menunjukkan bahwa perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI dari tahun 2006-2009 memiliki harga saham terendah. Sedangkan harga saham maximum sebesar Rp. 129.000


(61)

menunjukkan bahwa perusahaan telah tumbuh dan berkembang dengan baik dan diharapkan terus berkembang di masa yang akan datang. Rata-rata dari HGS adalah sebesar Rp. 7056,58 dengan standart deviasi Rp. 18.201,90 hal ini menunjukkan bahwa kondisi HGS perusahaan sampel sangat berfluktuasi karena selisih antara HGS maximum dengan HGS minimum cukup besar, nilai standart deviasi HGS lebih besar dari nilai rata-rata HGS. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel HGS tidak berdistribusi normal.

Dari Tabel 5.1 diketahui bahwa nilai EPS minimum sebesar -Rp. 860,23 artinya EPS bernilai negatif yang menunjukkan bahwa nilai perusahaan menurun karena laba bersih lebih rendah dari jumlah saham yang beredar. Sedangkan nilai EPS maximum sebesar Rp. 16.158,42 artinya EPS bernilai positif yang menggambarkan bahwa telah terjadi proses nilai tambah pada perusahaan, karena perusahaan mampu menghasilkan laba bersih yang melebihi tingkat jumlah saham yang beradar. Rata-rata nilai dari EPS sebesar Rp. 946.188 dengan standart deviasi Rp. 2.333,93 hal ini menunjukkan bahwa kondisi EPS perusahaan sampel sangat berfluktuasi karena selisih antara EPS maximum dengan EPS minimum cukup besar, nilai standart deviasi EPS lebih besar dari nilai rata-rata EPS. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel EPS tidak berdistribusi normal.

Berdasarkan Tabel 5.1 diketahui bahwa nilai ROA minimum sebesar -5,50 yang menunjukkan bahwa ROA negatif mengindikasikan bahwa asset yang digunakan oleh perusahaan tersebut tidak memberikan manfaat bagi perusahaan, bahkan nilai asset tersebut mengalami penurunan. Sedangkan nilai ROA maximum


(1)

Coefficientsa Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients Correlations

Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta T Sig. Zero-order Partial Part Tolerance VIF

(Constant) 4.129 1.128 3.662 .001

Ln_GPM -.177 .272 -.081 -.651 .517 -.065 -.082 -.075 .854 1.171 Ln_NPM .439 .418 .220 1.050 .298 -.100 .131 .121 .301 3.327 Ln_ROA .110 .228 .079 .482 .632 -.046 .061 .055 .495 2.022 Ln_ROE -.233 .252 -.164 -.925 .358 -.227 -.116 -.106 .421 2.376 1

Ln_EPS -.263 .095 -.409 -2.760 .008 -.362 -.328 -.318 .603 1.659 a. Dependent Variable: Ln_PER

Collinearity Diagnosticsa

Variance Proportions Model

Dimen

sion Eigenvalue

Condition

Index (Constant) Ln_GPM Ln_NPM Ln_ROA Ln_ROE Ln_EPS

1 5.320 1.000 .00 .01 .00 .00 .00 .00

2 .376 3.762 .00 .00 .00 .01 .05 .22

3 .182 5.407 .00 .92 .00 .00 .05 .01

4 .078 8.270 .00 .04 .00 .57 .39 .02

5 .032 12.879 .30 .01 .11 .25 .41 .55

1

6 .012 21.049 .70 .02 .89 .16 .09 .21


(2)

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value .5756 3.3713 2.0087 .61659 69

Std. Predicted Value -2.324 2.210 .000 1.000 69

Standard Error of Predicted Value

.194 1.191 .393 .163 69

Adjusted Predicted Value -1.2858 3.8799 2.0009 .71895 69

Residual -4.12359 3.46768 .00000 1.38640 69

Std. Residual -2.863 2.408 .000 .963 69

Stud. Residual -3.125 2.476 .002 1.021 69

Deleted Residual -4.91222 4.37955 .00788 1.57747 69

Stud. Deleted Residual -3.372 2.585 -.001 1.046 69

Mahal. Distance .253 45.472 4.928 6.735 69

Cook's Distance .000 .695 .026 .091 69

Centered Leverage Value .004 .669 .072 .099 69


(3)

(4)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 69

Mean .0000000

Normal Parametersa,,b

Std. Deviation 1.38640121

Absolute .090

Positive .090

Most Extreme Differences

Negative -.081

Kolmogorov-Smirnov Z .744

Asymp. Sig. (2-tailed) .638

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Abs_res 1.0811 .85796 69

Ln_HGS 6.6169 2.17640 69

Correlations

Abs_res Ln_HGS Abs_res 1.000 .062 Pearson Correlation

Ln_HGS .062 1.000

Abs_res . .307

Sig. (1-tailed)

Ln_HGS .307 .

Abs_res 69 69

N


(5)

Variables Entered/Removedb Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Ln_HGSa . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Abs_res

Model Summaryb

Change Statistics Mode

l R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate R Square Change ChangeF df1 df2 Change Sig. F

Durbin-Watson 1 .062a .004 -.011 .86270 .004 .255 1 67 .615 1.705 a. Predictors: (Constant), Ln_HGS

b. Dependent Variable: Abs_res

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression .190 1 .190 .255 .615a

Residual 49.864 67 .744

1

Total 50.054 68

a. Predictors: (Constant), Ln_HGS b. Dependent Variable: Abs_res

Collinearity Diagnosticsa

Variance Proportions Model

Dimensi

on Eigenvalue Condition Index (Constant) Ln_HGS

1 1.951 1.000 .02 .02

1

2 .049 6.284 .98 .98


(6)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression .190 1 .190 .255 .615a

Residual 49.864 67 .744

1

Total 50.054 68

a. Predictors: (Constant), Ln_HGS Casewise Diagnosticsa Case

Number Std. Residual Abs_res Predicted Value Residual

98 3.563 4.12 1.0497 3.07392

a. Dependent Variable: Abs_res

Unstandardiz ed Coefficients Standardize d Coefficients Correlations Collinearity Statistics Model B ErrorStd. Beta t Sig. Zero-order Partial Part Tolerance VIF

(Constant) .920 .335 2.751 .008 1

Ln_HGS .024 .048 .062 .505 .615 .062 .062 .062 1.000 1.000 Residuals Statisticsa

Minimum

Maximu

m Mean Std. Deviation N

Predicted Value .9839 1.2063 1.0811 .05287 69

Std. Predicted Value -1.839 2.367 .000 1.000 69

Standard Error of Predicted Value

.104 .268 .142 .039 69

Adjusted Predicted Value .8766 1.1951 1.0778 .05706 69

Residual -1.05378 3.07392 .00000 .85633 69

Std. Residual -1.221 3.563 .000 .993 69

Stud. Residual -1.232 3.599 .002 1.007 69

Deleted Residual -1.07263 3.13568 .00332 .88059 69

Stud. Deleted Residual -1.237 3.977 .013 1.039 69

Mahal. Distance .000 5.601 .986 1.218 69

Cook's Distance .000 .157 .014 .029 69

Centered Leverage Value .000 .082 .014 .018 69


Dokumen yang terkait

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governace dan profitabilitas Terhadap Harga Saham Dengan corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Industri yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 46 93

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 4 21

Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas, dan Solvabilitas Terhadap Harga Saham Dengan Price Earning Ratio (PER) Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2014

0 4 79

Pengaruh Dividend Payout Ratio, Size Dan Earning Growth Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Dividend Payout Ratio, Size Dan Earning Growth Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Dividend Payout Ratio, Size Dan Earning Growth Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 6

Pengaruh Dividend Payout Ratio, Size Dan Earning Growth Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 15

Pengaruh Dividend Payout Ratio, Size Dan Earning Growth Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Chapter III V

0 0 35

Pengaruh Dividend Payout Ratio, Size Dan Earning Growth Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Dividend Payout Ratio, Size Dan Earning Growth Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 4