Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Saham-saham Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRICE EARNING

RATIO SAHAM-SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Oleh

NURLELA

067019110/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

S

EK

O L A

H

P A

S C

A S A R JA

N A


(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRICE EARNING

RATIO SAHAM-SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

NURLELA

067019110/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(3)

Judul Tesis : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRICE

EARNING RATIO SAHAM-SAHAM PERBANKAN

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Nama Mahasiswa : Nurlela

Nomor Pokok : 067019110

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui Komisi Pembimbing:

(Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec, Acc) Ketua

(Drs. Syahyunan, M.Si) Anggota

Ketua Program Studi

(Prof. Dr. Rismayani, MS)

Direktur

(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)


(4)

Telah diuji pada:

Tanggal : 8 September 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec, Acc

Anggota : 1. Drs. Syahyunan, M.Si

2. Prof. Dr. Rismayani, MS 3. Dr. Muslich Lufti, MBA 4. Dr. Khaira Amalia, MBA


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRICE EARNING RATIO

SAHAM-SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA”

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya.

Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, 8 September 2009 Yang membuat pernyataan,


(6)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRICE EARNING RATIO SAHAM-SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Nurlela, Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec, Acc dan Drs. Syahyunan, M.Si

ABSTRAK

Dengan berkembang dan terintegrasinya pasar modal, maka analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio mempunyai arti penting bagi investor sebelum mengambil suatu keputusan berinvestasi saham-saham khususnya saham-saham perbankan. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV), Return on Equity (ROE), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Price Earning Ratio (PER) saham-saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio saham-saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Teori yang digunakan adalah Price Earning Ratio, analisis fundamental dan faktor-faktor kinerja perusahaan. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan Ex Post Facto dengan tingkat eksplanasi penelitian dikelompokkan dalam penelitian asosiatif.

Metode pengambilan sampel yaitu purposive sampling method. Dari populasi sebanyak tiga puluh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, diambil dua puluh perusahaan perbankan yang memenuhi kriteria sampel yaitu perusahaan perbankan yang dipilih adalah bank konvensional, perusahaan publik pada sektor perbankan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2003 hingga 2007 dan memiliki laporan keuangan lengkap dari tahun 2003 hingga 2007. Metode analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda (Multiple Linear Regression) pada tingkat kepercayaan 95% (á = 0,05).

Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi PER diantaranya Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV), Return on Equity (ROE), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO), secara simultan (uji F) terdapat pengaruh yang signifikan. Secara parsial (uji-t) menunjukkan hanya variabel Price Book Value (PBV), dan Return on Equity (ROE) yang terdapat pengaruh yang signifikan. Koefisien Determinasi (R2) variabel independen terhadap variabel


(7)

dependen diperoleh sebesar 0,763 yang berarti kemampuan variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat sebesar 76,3% sisanya sebesar 23,8% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Price Book Value, dan Return on Equity berpengaruh secara signifikan terhadap Price Earning Ratio saham-saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci: Price Earning Ratio, Capital Adequacy Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On Equity, Loan To Deposit Ratio, Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional.


(8)

FACTORS INFLUENCING PRICE EARNING RATIO OF BANKING SHARES ENLISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

Nurlela, Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec, Acc and Drs. Syahyunan, M.Si

ABSTRACT

Expanding and integrating of capital market, analysis factors influencing Price Earning Ratio (PER) provide some essential and meaningful inputs for investors before taking investment decisions relating to banking shares. The hypothesis formulated in this research was: To what extend Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV), Return On Equity (ROE), Operating Ratio (OR), and Loan to Deposit Ratio (LDR) give the influence towards Price Earning Ratio (PER) of banking shares enlisted in Indonesia Stock Exchange (Bursa Efek Indonesia). The purpose of this research was to know and analyze the factors influencing Price Earning Ratio (PER) of banking shares enlisted in Indonesia Stock Exchange.

The theories used for the research were Price Earning Ratio (PER), fundamental analysis, and company performance factors. The methodological research applied the approach of Ex Post Facto with the level of research explanation grouped into associative research.

The sample collecting method used was the purposive sampling method. Population of 30 (thirty) banks enlisted in Indonesia Stock Exchange, Twenty of which fulfilling the sampling criterion were treated as the samples. All of the banks are the conventional ones, The public companies of banking sector which had been enlisted in Indonesia Stock Exchange from 2003 till 2007 and had also possessed the complete financial statement. The analysis method applied was Multiple Linear Regression, with the level of significant 95% (á = 0,05).

The result of analysis showed that the factors influencing PER are Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV), Return on Equity (ROE), Operating Ratio (OR) and Loan to Deposit Ratio (LDR). The F test showed a significantly effect. The t test proved that only variable of Price Book Value (PBV) and Return on Equity (ROE) gave a significantly influence. The determination coefficient (R2) of independent variables towards dependent ones obtained was equal to 0,763. It could be interpreted that independent variable’s ability can explain the dependent variable of 76,3% while the rest of 23,8% explained by other factors which was not analyzed in this research.


(9)

The findind of this research concluded that Price Book Value and Return on Equity gave a significant effect on to Price Earning Ratio of banking shares enlisted in Indonesia Stock Exchange.

Keywords: Price Earning Ratio, Capital Adequacy Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On Equity, Loan To Deposit Ratio, Operating Ratio and Loan To Deposit Ratio.


(10)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir penulisan tesis ini.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang meneliti masalah keputusan pembelian dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Saham-saham Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Selama menyelesaikan tesis ini maupun selama mengikuti proses perkuliahan, penulis banyak memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Rismayani, MS., selaku Ketua Program Studi Ilmu Manajemen dan juga selaku Anggota Komisi Pembanding yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.


(11)

4. Bapak Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec, Acc., selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

5. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Ilmu Manajemen dan juga selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan dan pengarahan demi kesempurnaan tesis ini.

6. Bapak Dr. Muslich Lufti, MBA., dan Ibu Dr. Khaira Amalia, MBA., selaku Anggota Komisi Pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan pengarahan demi kesempurnaan tesis ini.

7. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.

8. Seluruh sahabat, teman-teman serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu, memotivasi dan memberi semangat dalam penyelesaian tesis ini.

9. Khususnya kepada orang tua saya tersayang Ima Abdullah dan Nursiah serta kakak, adik dan abang saya tersayang serta kepada keponakan-keponakan saya tersayang, serta saudara-saudara saya tersayang, terima kasih atas doa, motivasi, dan dukungan baik secara moril maupun materil sehingga penulis dapat melanjutkan dan menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Dua.

10. Yang teristimewa kepada suami saya yang tercinta Miqdar terima kasih atas doa, motivasi, dan dukungan baik secara moril maupun materil sehingga penulis dapat


(12)

melanjutkan dan menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Dua serta untuk anak-anak saya tercinta Jaza Anil Awva, Talitha Shafiqah atas segala doa dan pengertiannya selama mamanya menjalankan kuliah.

Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatian kepada penulis baik ketika masa kuliah maupun saat penulisan tesis. Penulis menyadari tesis ini belum sempurna, namun demikian diharapkan nantinya dapat berguna bagi banyak pihak, khususnya bagi penelitian di bidang keuangan.

Medan, Agustus 2009 Penulis,


(13)

RIWAYAT HIDUP

Nurlela, lahir pada tanggal 11 April 1974 di Lhokseumawe, anak ketiga dari enam bersaudara dari pasangan Bapak Ima Abdullah dan Ibu Nursiah. Menikah pada tanggal 18 Mei 2002 dengan Miqdar Sulaiman dan telah dikaruniai dua orang puteri bernama Jaza Anil Awva dan Talitha Shafiqah.

Pendidikan dimulai pada tahun 1980 di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 06 Lhokseumawe sampai dengan tahun 1986. Tahun 1986 melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Lhokseumawe, dan lulus tahun 1989. Kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Krueng Geukuh Aceh Utara, lulus tahun 1992. Selanjutnya tahun 1995 melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi yaitu pada Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh (Unima) di Lhokseumawe Jurusan Ekonomi Manajemen, lulus tahun 2000 dan tahun 2006 melanjutkan ke Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sejak tahun 2002 sampai sekarang menjadi staf pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh Lhokseumawe Nanggroe Aceh Darussalam.


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ... iii

KATA PENGANTAR... v

RIWAYAT HIDUP... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Perumusan Masalah ... 5

I.3 Tujuan Penelitian ... 5

I.4 Manfaat Penelitian ... 5

I.5 Kerangka Berpikir ... 6

I.6 Hipotesis ... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14

II.1 Penelitian Terdahulu ... 14

II.2 Pengertian dan Jenis-jenis Saham ... 16


(15)

II.4 Analisis Fundamental ... 21

II.5 Pengertian Kinerja ... 23

II.6 Pengertian Price Earning Ratio ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 31

III.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

III.2 Metode Penelitian ... 31

III.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 32

III.4 Jenis dan Sumber Data... ... 33

III.5 Teknik Pengumpulan Data ... 34

III.6 Identifikasi Variabel dan Definisi Variabel ... 34

III.6.1 Identifikasi Variabel ... 34

III.6.2 Definisi Operasional Variabel ... 35

III.7 Model Analisis Data ... 37

III.8 Pengujian Hipotesis ... 38

III.9 Pengujian Asumsi Klasik ... 40

III.9.1 Uji Normalitas ... 40

III.9.2 Uji Multikolinieritas ... 41

III.9.3 Uji Heteroskedastisitas ... 41

III.9.4 Uji Autokorelasi ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

IV.1 Hasil Penelitian ... 44


(16)

IV.1.2 Deskripsi Data Penelitian ... 47

IV.1.3 Hasil Uji Asumsi Klasik Hipotesis ... 49

IV.1.3.1 Hasil uji normalitas ... 49

IV.1.3.2 Hasil uji multikolinieritas ... 51

IV.1.3.3 Hasil uji heteroskedastisitas ... 52

IV.1.3.4 Hasil uji autokorelasi... 54

IV.2 Pembahasan ... ... 55

IV.2.1 Pembahasan Hipotesis... ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

V.1 Kesimpulan ... 64

V.2 Saran ... 64


(17)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

III.1 Daftar Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia (Sampel) ... 33

III.2 Definisi Operasional Variabel ... 36

IV.1 Deskripsi Data Penelitian ... 47

IV.2 Hasil Uji Normalitas... ... 51

IV.3 Hasil Uji Multikolonieritas... ... 52

IV.4 Hasil Uji Autokorelasi... 54

IV.5 Model Summary... 55

IV.6 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Serempak (Uji F)... 56


(18)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

I.1 Kerangka Berpikir. ... 12

IV.1 Normal Plot... ... ... 49

IV.2 Grafik Histogram ... . 50


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Daftar Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia (Populasi).. ... 69

2. Daftar Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia (Sampel) ... 70

3. Data Price Earning Rasio Perusahaan Perbankan ... 71

4. Data Capital Adequacy Ratio Perusahaan Perbankan ... 72

5. Data Debt Equity Ratio Perusahaan Perbankan. ... 73

6. Data Price Book Value Perusahaan Perbankan... ... 74

7. Data Operating Ratio Perusahaan Perbankan... ... 75

8. Data Return on Equity Perusahaan Perbankan... 76

9. Data Loan to Deposit Ratio Perusahaan Perbankan... 77


(20)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRICE EARNING RATIO SAHAM-SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Nurlela, Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec, Acc dan Drs. Syahyunan, M.Si

ABSTRAK

Dengan berkembang dan terintegrasinya pasar modal, maka analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio mempunyai arti penting bagi investor sebelum mengambil suatu keputusan berinvestasi saham-saham khususnya saham-saham perbankan. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV), Return on Equity (ROE), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Price Earning Ratio (PER) saham-saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio saham-saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Teori yang digunakan adalah Price Earning Ratio, analisis fundamental dan faktor-faktor kinerja perusahaan. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan Ex Post Facto dengan tingkat eksplanasi penelitian dikelompokkan dalam penelitian asosiatif.

Metode pengambilan sampel yaitu purposive sampling method. Dari populasi sebanyak tiga puluh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, diambil dua puluh perusahaan perbankan yang memenuhi kriteria sampel yaitu perusahaan perbankan yang dipilih adalah bank konvensional, perusahaan publik pada sektor perbankan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2003 hingga 2007 dan memiliki laporan keuangan lengkap dari tahun 2003 hingga 2007. Metode analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda (Multiple Linear Regression) pada tingkat kepercayaan 95% (á = 0,05).

Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi PER diantaranya Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV), Return on Equity (ROE), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO), secara simultan (uji F) terdapat pengaruh yang signifikan. Secara parsial (uji-t) menunjukkan hanya variabel Price Book Value (PBV), dan Return on Equity (ROE) yang terdapat pengaruh yang signifikan. Koefisien Determinasi (R2) variabel independen terhadap variabel


(21)

dependen diperoleh sebesar 0,763 yang berarti kemampuan variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat sebesar 76,3% sisanya sebesar 23,8% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Price Book Value, dan Return on Equity berpengaruh secara signifikan terhadap Price Earning Ratio saham-saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci: Price Earning Ratio, Capital Adequacy Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On Equity, Loan To Deposit Ratio, Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional.


(22)

FACTORS INFLUENCING PRICE EARNING RATIO OF BANKING SHARES ENLISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

Nurlela, Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec, Acc and Drs. Syahyunan, M.Si

ABSTRACT

Expanding and integrating of capital market, analysis factors influencing Price Earning Ratio (PER) provide some essential and meaningful inputs for investors before taking investment decisions relating to banking shares. The hypothesis formulated in this research was: To what extend Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV), Return On Equity (ROE), Operating Ratio (OR), and Loan to Deposit Ratio (LDR) give the influence towards Price Earning Ratio (PER) of banking shares enlisted in Indonesia Stock Exchange (Bursa Efek Indonesia). The purpose of this research was to know and analyze the factors influencing Price Earning Ratio (PER) of banking shares enlisted in Indonesia Stock Exchange.

The theories used for the research were Price Earning Ratio (PER), fundamental analysis, and company performance factors. The methodological research applied the approach of Ex Post Facto with the level of research explanation grouped into associative research.

The sample collecting method used was the purposive sampling method. Population of 30 (thirty) banks enlisted in Indonesia Stock Exchange, Twenty of which fulfilling the sampling criterion were treated as the samples. All of the banks are the conventional ones, The public companies of banking sector which had been enlisted in Indonesia Stock Exchange from 2003 till 2007 and had also possessed the complete financial statement. The analysis method applied was Multiple Linear Regression, with the level of significant 95% (á = 0,05).

The result of analysis showed that the factors influencing PER are Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV), Return on Equity (ROE), Operating Ratio (OR) and Loan to Deposit Ratio (LDR). The F test showed a significantly effect. The t test proved that only variable of Price Book Value (PBV) and Return on Equity (ROE) gave a significantly influence. The determination coefficient (R2) of independent variables towards dependent ones obtained was equal to 0,763. It could be interpreted that independent variable’s ability can explain the dependent variable of 76,3% while the rest of 23,8% explained by other factors which was not analyzed in this research.


(23)

The findind of this research concluded that Price Book Value and Return on Equity gave a significant effect on to Price Earning Ratio of banking shares enlisted in Indonesia Stock Exchange.

Keywords: Price Earning Ratio, Capital Adequacy Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On Equity, Loan To Deposit Ratio, Operating Ratio and Loan To Deposit Ratio.


(24)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Krisis keuangan yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 memberi dampak yang sangat buruk pada sektor perbankan. Kinerja industri perbankan nasional pada waktu itu jauh lebih buruk dibandingkan kondisi perbankan di beberapa Negara Asia yang juga mengalami krisis ekonomi, seperti Korea Selatan, Malaysia, Philipina dan Thailand.

Di akhir 2007 terkait dengan kinerja perbankan adalah suatu kenyataan bahwa sistem perbankan Indonesia pasca krisis telah jauh lebih baik dibandingkan dengan sebelum krisis. Pencapaian tersebut terjadi sejalan dengan stabilnya kondisi perekonomian dan didorong pula oleh berbagai kebijakan untuk memperkuat ketahanan perbankan. Di sisi kelembagaan keuangan yang bukan bank, pasar modal menunjukkan peningkatan kinerja yang signifikan yang ditunjukkan oleh peningkatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sangat tajam.

Namun seiring terjadinya gejolak pasar global pada akhir 2008 yang disebabkan oleh krisis keuangan sektor keuangan Amerika Serikat yang menimbulkan perlambatan ekonomi dunia sehingga memberikan pengaruh negatif terhadap Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari indeks bursa saham gabungan di Bursa Efek Indonesia yang akhirnya terjeblos di zona merah, di mana IHSG ditutup turun


(25)

tipis 0,19 persen atau 3,978 poin pada 204,193 sektor perbankan menjadi penekan indeks di jalur negatif (Bisnis Keuangan Kompas.com).

Perbankan merupakan salah satu sarana yang mempunyai peranan yang strategis dalam kegiatan perekonomian, peran strategis tersebut terutama disebabkan oleh fungsi utama perbankan sebagai financial intermediary, yaitu sebagai suatu wahana yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien. Salah satu alat untuk mengambil suatu kebijakan yang efektif dan efisien tersebut adalah dengan menganalisis laporan keuangan. Laporan keuangan pada perbankan dapat menunjukkan kinerja yang telah dicapai perbankan suatu waktu. Kinerja keuangan tersebut dapat diketahui dengan menghitung rasio-rasio keuangan sehingga dapat diukur prestasi suatu perbankan. Alat yang biasa digunakan untuk mengetahui kinerja tersebut adalah dengan menggunakan analisis rasio, yakni rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan operasi/efisiensi. Oleh karena kegiatannya menyangkut uang masyarakat dan kepercayaan yang diberikan, maka setiap lembaga perbankan harus membuat laporan hasil kinerja keuangan berdasarkan ketentuan-ketentuan dari Bank Indonesia selaku pengawas perbankan di Indonesia. Laporan tersebut dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan antara lain para investor.

Bagi para calon pemegang saham (investor) yang akan membeli saham terlebih dahulu menganalisis kinerja dari perusahaan tersebut karena kinerja dari perusahaan tersebut merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Oleh karena itu investor harus lebih


(26)

tajam dalam menganalisis setiap saham yang akan dibelinya. Agar keputusan investasinya tidak salah, maka investor perlu melakukan penilaian terlebih dahulu terhadap saham-saham yang dipilihnya, untuk selanjutnya menentukan apakah saham tersebut akan memberikan tingkat imbal hasil (return) yang sesuai dengan tingkat return yang diharapkannya.

Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu: nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik saham. Investor berkepentingan untuk mengetahui ketiga nilai tersebut sebagai informasi penting dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat. Dalam membeli atau menjual saham, investor akan membandingkan nilai intrinsik dengan nilai pasar saham yang bersangkutan. Ada dua pendekatan dalam menentukan nilai intrinsik saham berdasarkan analisis fundamental yaitu pendekatan nilai sekarang (present value approach) dan pendekatan rasio harga terhadap earning atau Price Earning Ratio/(PER).

Pendekatan nilai sekarang dilakukan dengan menghitung seluruh aliran kas yang akan diterima pemegang saham dari suatu saham di masa yang akan datang, dan kemudian didiskontokan dengan tingkat bunga diskonto (biasa besarnya tingkat return yang disyaratkan). Sedangkan, pendekatan Price Earning Ratio (pendekatan PER) atau disebut juga pendekatan multiplier, dalam penentuan nilai suatu saham dilakukan dengan menghitung berapa rupiah uang yang diinvestasikan ke dalam suatu saham untuk memperoleh satu rupiah pendapatan (earning) dari saham tersebut.

Dalam metode penilaian saham berdasarkan analisis fundamental pendekatan PER lebih populer dipakai di kalangan analis saham dan para praktisi karena


(27)

kelebihan dari metode ini adalah kemudahan dan kepraktisan dalam penggunaan dan adanya standar penilaian bagi industri yang sama. Para investor dalam menentukan keputusan pembelian atau penjualan saham menggunakan Price Earning Ratio (PER) yaitu untuk mengevaluasi harga saham yang beredar di bursa efek. Price Earning Ratio merupakan perbandingan antara harga pasar saham per lembar dengan laba per saham (earning per share). Jika PER tinggi, berarti harga saham tersebut terlalu mahal atau dengan harga tertentu investor hanya memperoleh laba yang tinggi.

Dari informasi PER, diperoleh analisis rasional sebagai evaluasi terhadap prospek antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain dengan menggunakan standar yang sama yaitu PER satu perusahaan dengan PER perusahaan lainnya. Perusahaan yang mempunyai kesempatan investasi yang paling menarik akan memperoleh modal harga yang wajar, yaitu harga yang mencerminkan investasi yang potensial.

Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk meneliti Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Saham-saham Perbankan yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Adapun faktor-faktornya seperti: Tingkat kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio), Debt Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV), tingkat pengembalian modal (Return on Equity), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) dan tingkat likuiditas (Loan to Deposit Ratio) yang mempengaruhi PER pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2003 hingga 2007.


(28)

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV), Return on Equity (ROE), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR), terhadap Price Earning Ratio (PER) saham-saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

I.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV), Return on Equity (ROE), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR), terhadap Price Earning Ratio (PER) saham-saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

I.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan bagi para pelaku pasar modal (investor) dan emiten dalam melakukan analisis investasi pada saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(29)

2. Sebagai sumber informasi tambahan bagi pihak akademis untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan investasi saham di pasar modal.

3. Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam bidang ilmu manajemen keuangan, khususnya mengenai investasi saham di pasar modal. 4. Sebagai bahan studi dan referensi bagi peneliti selanjutnya.

I.5. Kerangka Berpikir

Penilaian suatu efek sangat dipengaruhi dan tidak terlepas dari kondisi kinerja perusahaan penerbitnya. Kinerja perusahaan merupakan informasi yang dibutuhkan investor dalam menentukan keputusan investasinya. Kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat dari posisi keuangan perusahaan, yaitu dari informasi-informasi mengenai likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas. Informasi-informasi ini dapat diperoleh dengan melakukan analisis pada laporan keuangan. Laporan keuangan yang tersedia dapat dianalisis untuk membuat suatu keputusan ekonomi dan bisnis oleh investor.

Untuk melakukan interpretasi terhadap laporan keuangan, diperlukan suatu ukuran tertentu sehingga besaran yang digunakan dapat mencerminkan kondisi yang lebih berarti bagi pengambil keputusan. Ukuran yang sering digunakan untuk menganalisis laporan keuangan adalah dalam bentuk rasio.

Rasio-rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan menggabung-gabungkan angka-angka di dalam atau antara laporan rugi-laba dan neraca. Dengan cara rasio


(30)

semacam itu diharapkan pengaruh perbedaan ukuran akan hilang. Rasio-rasio keuangan menghilangkan pengaruh ukuran dan membuat ukuran bukan dalam angka absolut, tetapi dalam angka relatif (Halim dan Hanafi, 2005).

Dalam melakukan analisis dan memilih saham, ada dua pendekatan yang dilakukan, yaitu pendekatan fundamental dan pendekatan teknikal. Pendekatan fundamental merupakan faktor-faktor yang diidentifikasikan dapat mempengaruhi harga saham. Analisis fundamental adalah tehnik yang mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan cara yaitu:

a. Mengestimasi nilai faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa akan datang.

b. Menerapkan hubungan variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.

Ada dua pendekatan dalam menentukan nilai intrinsik saham berdasarkan analisis fundamental yaitu pendekatan nilai sekarang (present value approach) dan pendekatan rasio harga terhadap earning atau Price Earning Ratio (PER). Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan price earning ratio.

Price Earning Ratio (PER) adalah rasio yang membandingkan harga pasar dengan earning per share saham tersebut. Semakin tinggi price earning ratio menunjukkan saham tersebut diminati oleh banyak investor dan layak dibeli, sedangkan kalau nilai price earning ratio rendah maka saham tersebut kurang diminati investor. Price earning ratio yang tinggi akan cenderung membuat harga saham semakin naik, sedangkan price earning ratio yang rendah akan cenderung


(31)

membuat harga saham turun atau stagnan. PER juga mengindikasikan kepada masyarakat dan pihak investor khususnya tentang prestasi dan prospek perusahaan yang bersangkutan. Menurut Halim (2005) Price earning ratio yaitu suatu ratio yang menggambarkan kesediaan investor membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap rupiah perolehan laba perusahaan.

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio telah banyak dilakukan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Adapun penelitian yang berusaha memberikan penjelasan mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat PER suatu perusahaan antara lain Whitbeck-Kisor (1963) dalam Husnan (1993) mereka melakukan penelitian dengan menggunakan tiga variabel yang diduga mempunyai pengaruh terhadap PER yaitu tingkat pertumbuhan laba, Dividend Payout Ratio (DPR), dan standar deviasi tingkat pertumbuhan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat pertumbuhan dan DPR mempunyai hubungan positif terhadap PER, sedangkan deviasi standar tingkat pertumbuhan mempunyai hubungan negatif terhadap PER. Kurniawan (2002) melakukan penelitian terhadap 22 perusahaan perbankan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Loan to Deposit Ratio, Operating Ratio, Cost of Loanable Fund, Debt to Equity Ratio, dan Price Book Value berpengaruh secara serentak dan signifikan terhadap Price Earning Ratio saham-saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Setelah dilakukan uji signifikansi diketahui bahwa seluruh variabel yang diuji hanya variabel Cost Of Loanable Fund (COLF) yang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Price Earning Ratio. Adhitama dan Sudaryono (2005)


(32)

melakukan penelitian terhadap 18 peruahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Loan to Assets Ratio, Return on Assets, Return on Equity, dan Net Profit Margin berpengaruh secara serentak dan signifikan terhadap Price Earning Ratio saham-saham yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, sedangkan variabel independen lainnya yaitu Loan to Assets Ratio dan Net Profit Margin tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PER. Sedangkan Sinaga (2007) melakukan penelitian terhadap 23 perusahaan perbankan. Hasil penelitian secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel leverage, dividend payout ratio, firm size, earning growth, capital adequacy ratio, non performing loan, return on equity, dan loan to deposit ratio terhadap price earning ratio. Secara parsial dari beberapa variabel yang mempengaruhi price earning ratio maka yang paling dominan adalah ukuran perusahaan (firm size), pertumbuhan laba (earning growth) dan kemampuan menghasilkan laba bersih (return on equity).

Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan suatu bank untuk menutupi kemungkinan kegagalan yang ada dalam proses pemberian kredit. Rasio ini merupakan salah satu rasio solvabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuiditas bank.

Menurut Thomson (1991) bahwa “CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan dan surat berharga tagihan pada bank lain) yang ikut dibiayai dari modal sendiri, di samping memperoleh dana-dana dari sumber di luar bank”. Semakin tinggi


(33)

rasio ini semakin baik di mata investor, artinya di kemudian hari, pihak kreditur akan mendapatkan pengembalian plus pendapatan bunga atas kegiatan tersebut. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.

Debt Equity Ratio (DER) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menutup sebagian atau seluruh utang-utangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek dengan dana yang berasal dari modal sendiri (Margaretha, 2007). Semakin besar rasio ini mencerminkan solvabilitas perusahaan semakin rendah, sehingga kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya akan rendah, hal ini berarti bahwa risiko perusahaan (financial risk) relatif tinggi. Adanya risiko yang tinggi menyebabkan investasi pada suatu saham akan kurang menarik terutama bagi investor yang bukan risk taker, akibatnya harga saham akan turun sehingga PER akan turun pula.

Price to Book Value (PBV) yaitu suatu rasio yang menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Menurut Umar (2002) bahwa Price to Book Value yaitu “Rasio yang dipakai untuk mengukur tingkat kemahalan dari suatu saham apakah termasuk yang undervalued atau overvalued”.

Perusahaan dengan tingkat return on equity yang tinggi biasanya akan menjual saham berlipat kali dari nilai bukunya, dibandingkan perusahaan dengan return on equity yang rendah (Brigham-Gapenski, 1998). Sehubungan hal tersebut meningkatnya rasio ini akan mendukung terjadinya peningkatan kenaikan harga saham perusahaan sehingga price earning ratio ikut meningkat. Hal tersebut berarti Price Book Value memiliki hubungan positif terhadap price earning ratio.


(34)

Menurut Martono dan Harjito (2005) Return on Equity (ROE) atau sering disebut Rentabilitas Modal Sendiri dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri. Sedangkan menurut Margaretha (2007), Return on Equity (ROE) adalah “Perbandingan antara laba bersih bank (laba setelah pajak) dengan modal sendiri”. ROE merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden. Kenaikan rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari laba yang bersangkutan yang selanjutnya dikaitkan dengan peluang kemungkinan pembayaran dividen (terutama bagi bank yang go publik). Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan yang selanjutnya kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham sehingga PER saham tersebut juga akan meningkat.

Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO), Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Tingkat efisiensi disebut baik jika rasio BOPO lebih besar dari 96 persen (Margaretha, 2007). Di mana kegiatan utama bank adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana (dana masyarakat). Hal tersebut berarti meningkat rasio ini menunjukkan terjadi penurunan beban operasional sehingga laba operasional meningkat. Peningkatan laba akan mendorong terjadinya peningkatan harga saham sehingga PER ikut meningkat.


(35)

LDR (loan to deposit ratio), merupakan rasio yang mengukur perbandingan jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diberikan oleh bank, rasio ini menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Oleh karena itu, semakin tinggi rasionya memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas bank tersebut, hal ini sebagai akibat jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit jadi semakin besar. Menurut surat edaran BI No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 menetapkan bahwa batas aman dari Loan to Deposit Ratio suatu bank adalah antara 75 persen dan 85 persen. Hal tersebut menunjukkan jika persentase LDR berada pada ketentuan yang aman maka pendapatan perusahaan akan meningkat dan diikuti pula dengan peningkatan PER saham perusahaan, begitu pula sebaliknya akan menurunkan tingkat pendapatan apabila telah melebihi atau kurang dari ketentuan yang berlaku.


(36)

Dari uraian di atas, maka kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1. Kerangka Berpikir I.6. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir, maka dihipotesiskan sebagai berikut: Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV), Return on Equity (ROE), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio (PER) saham-saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Debt Equity Ratio Capital Adequacy Ratio

Price Book Value

Return on Equity

Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional

Loan to Deposit Ratio

Price Earning


(37)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya antara lain:

Kurniawan (2002) meneliti dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Saham-saham Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta” melakukan penelitian terhadap 22 perusahaan perbankan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Loan to Deposit Ratio, Operating Ratio, Cost of Loanable Fund, Debt to Equity Ratio, Price Book Value berpengaruh secara serentak dan signifikan terhadap Price earning Ratio saham-saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa dari lima variabel yang diteliti ada empat variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap Price Earning Ratio yaitu Loan to Deposit Ratio, Operating Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Price Book Value. Sedangkan variabel Cost of Loanable Fund tidak berpengaruh signifikan terhadap PER.

Sianipar (2005), melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Faktor Fundamental terhadap Harga Saham Industri Perbankan di Indonesia”. Dengan melakukan penelitian terhadap 20 perusahaan perbankan, variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Capital Adequacy Ratio, Return on Equity, Return On Assets, Not Performing Asset To Earning Asset, Earning per Share, Net Interest


(38)

Margin dan Loan to Deposit Ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan faktor fundamental atau seluruh variabel yang digunakan mempunyai pengaruh terhadap harga saham, namun secara parsial faktor Loan to Deposit Ratio, Return On Asset, dan Not Performing Asset To Earning Asset tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Adhitama dan Sudaryono (2005) meneliti dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta” dan melakukan penelitian terhadap 18 perusahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Loan to Assets Ratio, Return on Assets, Return on Equity, dan Net Profit Margin berpengaruh secara serentak dan signifikan terhadap Price Earning Ratio saham-saham yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, sedangkan variabel independen lainnya yaitu Loan to Assets Ratio dan Net Profit Margin tidak memiliki pengaruh yang signifikan.

Sinaga (2007) dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar pada Bursa Efek Jakarta”, dan melakukan penelitian terhadap 23 perusahaan perbankan. Hasil penelitian secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel leverage, dividend payout ratio, firm size, earning growth, capital adequacy ratio, non performing loan, return on equity, dan loan to deposite ratio terhadap price earning ratio. Secara parsial dari beberapa variabel yang mempengaruhi price earning ratio maka yang paling dominan adalah ukuran perusahaan (firm size), pertumbuhan laba (earning growth) dan kemampuan menghasilkan laba bersih (return on equity).


(39)

II.2. Pengertian dan Jenis-jenis Saham

Diantara surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, saham biasa (common stock) merupakan surat berharga yang paling dikenal masyarakat. Di antara para emiten (perusahaan yang menerbitkan surat berharga), saham biasanya juga merupakan yang paling banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat. Bahkan banyak perusahaan yang menerbitkan surat berharga, memilih menerbitkan saham, yang digunakan untuk menarik dana dari masyarakat. Jadi saham sangat menarik, baik bagi sisi investor, maupun sisi emiten.

Saham adalah tanda kepemilikan dalam suatu perusahaan di mana porsinya sesuai dengan besarnya kepemilikan. Saham tersebut mengandung hak atas dividend dan dapat diperjualbelikan. Menurut Brigham (2000) yang dimaksud dengan saham biasa adalah “Common stock an ownership interest in a corporation, but to typical investor, a share of common stock is simply a piece of paper characterized by two futures: (1) It entitles its owner to dividend. (2) Stock can be sold at some future date”.

Saham biasa merupakan efek yang paling populer di pasar modal, di mana pembicaraan seputar saham selalu mengacu kepada saham biasa, kecuali disebutkan preferen. Beberapa karakteristik yuridis bagi pemegang saham antara lain:

a) Limited Risk, artinya pemegang saham hanya bertanggung jawab sampai jumlah yang disetorkan kedalam perusahaan.


(40)

b) Ultimate Control, artinya pemegang saham merupakan pihak terakhir yang mendapat pembagian hasil usaha perusahaan dan sisa aset dalam proses likuidasi perusahaan (Darmadji dan Fachruddin, 2001).

Investor yang menanamkan dananya kedalam bentuk saham pada dasarnya memperoleh dua keuntungan, yaitu:

1) Dividen, yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dalam RUPS. Umumnya dividen merupakan salah satu daya tarik bagi pemegang saham dengan orientasi jangka panjang.

2) Capital gain, merupakan selisih antara harga beli dan jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar skunder. Umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain.

Saham memiliki jenis yang bervariasi. Jenis saham dapat dikelompokkan berdasarkan jenis-jenis berikut.

1) Jenis saham berdasarkan besaran fundamentalnya

Saham dapat dikelompokkan dengan cara mengaitkan fundamental perusahaan maupun situasi ekonomi yang sedang berlangsung. Contoh indikator fundamental adalah laba perusahaan, kualitas manajemen perusahaan, dividen yang dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham yang bersangkutan, situasi ekonomi


(41)

dan lain-lain. Saham berdasarkan fundamentalnya dibedakan menjadi enam jenis saham (Rivai et al, 2007), yaitu sebagai berikut:

a) Saham unggulan (blue chips)

Saham-saham dalam kelompok ini adalah saham-saham yang secara nasional dikenal mempunyai historis yang kuat dan bagus. Misalnya, pertumbuhan laba, pembayaran dividen, serta reputasi terhadap kualitas manajemen, produk dan jasa. Saham-saham ini secara umum mempunyai harga relatif mahal dan memberikan dividen yang cukup lumayan. Kelompok saham ini paling sering dilirik investor dan sering menjadi rekomendasi para analis bursa saham.

b) Saham bertumbuh (growth stocks)

Ciri saham ini adalah memiliki pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dari pertumbuhan beberapa tahun sebelumnya. Pertumbuhan tersebut diharapkan terus berlangsung sehingga mencapai pertumbuhan laba yang tinggi sehingga terefleksi pada harga saham dan investor mendapatkan capital gain lebih tinggi dibandingkan dengan saham lain. Saham ini biasanya memberikan dividen yang kecil atau tidak sama sekali.

c) Saham-saham siklikal (cyclical stock)

Ciri saham-saham ini adalah memberikan tingkat pengembalian lebih baik dari perubahan tingkat pengembalian pasar secara keseluruhan. Saham ini memiliki volatilitas atau gejolak harga mengikuti siklus ekonomi yang terjadi.


(42)

d) Saham-saham bertahan (defensive stock/countercyclical stocks)

Ciri saham-saham ini adalah tetap stabil selama periode resesi, karena walaupun dalam masa resesi, produk-produk perusahaan tersebut tetap terjual karena memang dibutuhkan. Contoh saham bertahan adalah saham yang termasuk dalam industri utilities, farmasi, dan makanan.

e) Saham spekulatif (speculative stocks)

Ciri saham ini adalah perusahaan-perusahaan ini beroperasi dengan kegiatan yang memiliki resiko tinggi, tetapi memiliki kemungkinan memperoleh keuntungan besar. Saham spekulatif mempunyai harga yang sangat berfluktuasi.

f) Saham pendapatan (income stocks)

Saham pendapatan adalah saham yang membayar dividen melebihi rata-rata pendapatan. Saham ini umumnya banyak dibeli oleh investment fund dan dana pension.

g) Saham bertumbuh emerging (emerging stocks)

Saham ini adalah saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang relatif lebih kecil dan memiliki daya tahan yang kuat meskipun dalam kondisi ekonomi yang kurang mendukung, yang memasuki tahap memperoleh laba dalam jumlah besar sebagai hasil peningkatan volume penjualan dan memperbesar profit marginnya. Harga saham ini biasanya sangat berfluktuasi.


(43)

2) Jenis Saham Berdasarkan Kepemilikan a) Saham atas tunjuk (bearer stocks)

Artinya pada saham ini tidak tertulis nama pemiliknya agar mudah dipindah tangankan dari satu investor ke investor lainnya.

b) Saham atas nama (registered stocks)

Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa pemiliknya, di mana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

3) Jenis Saham Berdasarkan hak Tagihan a) Saham biasa (common stocks). b) Saham preferen (preferred stocks).

II.3. Penilaian Saham

Salah satu jenis aset finansial yang bisa dipilih investor adalah saham. Agar keputusan investasinya tidak salah, maka investor perlu melakukan penilaian terlebih dahulu terhadap saham-saham yang akan dipilihnya, untuk selanjutnya menentukan apakah saham tersebut akan memberikan return yang sesuai dengan tingkat return yang diharapkannya. Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik saham. Investor berkepentingan untuk mengetahui ketiga nilai tersebut sebagai informasi penting dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat.

Dalam membeli atau menjual saham, investor akan membandingkan nilai intrinsik dengan nilai pasar saham yang bersangkutan. Jika nilai pasar suatu saham


(44)

lebih tinggi dari nilai intrinsiknya, berarti saham tersebut tergolong mahal (overvalued) dan dalam situasi ini investor tersebut dapat mengambil keputusan untuk menjual saham tersebut. Sebaliknya jika nilai pasar saham di bawah nilai intrinsiknya, berarti saham tersebut tergolong murah (undervalued), sehingga dalam situasi seperti ini investor sebaiknya membeli saham tersebut. Dalam penentuan nilai intrinsik saham berdasarkan analisis fundamental menurut Tandelilin (2001), menggunakan dua pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan Nilai Sekarang (Present Value Approach)

Pendekatan nilai sekarang dilakukan dengan menghitung seluruh aliran kas yang akan diterima pemegang saham dari suatu saham di masa yang akan datang, dan kemudian didiskontokan dengan tingkat bunga diskonto (biasanya sebesar tingkat return yang disyaratkan).

2. Pendekatan PER (Price Earning Ratio)

Pendekatan ini penentuan nilai suatu saham dilakukan dengan menghitung berapa rupiah uang yang diinvestasikan ke dalam suatu saham untuk memperoleh satu rupiah pendapatan (earning) dari saham tersebut.

II.4. Analisis Fundamental

Pendekatan fundamental merupakan faktor-faktor yang diidentifikasikan dapat mempengaruhi harga saham. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah penjualan, pertumbuhan penjualan, kebijakan deviden, rapat umum pemegang saham, manajemen, dan lain-lain. Pada dasarnya faktor-faktor tersebut dapat dibagi dua,


(45)

yaitu faktor-faktor yang dapat dikendalikan perusahaan (seperti: jenis teknologi, biaya-biaya perusahaan) dan di luar kendali perusahaan (seperti: tingkat suku bunga, nilai tukar, inflasi).

Karakteristik analisis fundamental yaitu setiap investor merupakan makhluk rasional, di mana seorang fundamentalis mencoba mempelajari hubungan harga saham dengan kondisi perusahaan dan berasumsi bahwa nilai saham mewakili nilai perusahaan Dengan harapan perusahaan mampu meningkatkan nilainya di kemudian hari. Para calon investor yang akan membeli saham akan menganalisis kondisi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan terbesar dari investasinya.

Menurut Rivai, et al. (2007) Analisis fundamental adalah tehnik yang mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan cara, yaitu:

1. Mengestimasi nilai faktor fundamental yang memengaruhi harga saham di masa mendatang.

2. Menerapkan hubungan variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.

Sedangkan menurut Jogiyanto (2003), analisis fundamental merupakan analisis untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan, sedangkan analisis teknis menggunakan data pasar dari saham.

Jones (2004) menyatakan bahwa “Fundamental analysis is based on the premise that any security (and the market as a whole) has an intrinsic value, or the true value as estimated by investor. This value is a function of the firm’s underlyng variables, which combine to produce an expected return and an accompanying risk. By assessing these fundamental determinants of the value of a security, an estimate of its intrinsic value can be determined. This estimated intrinsic value can then be compared to the current market price of the security”.


(46)

Analisis fundamental memfokuskan pada data laporan keuangan perusahaan untuk memperhitungkan apakah harga saham sudah diapresiasikan secara akurat. Tujuan analisis fundamental adalah untuk menentukan apakah nilai saham berada pada posisi underpriced atau overprice. Saham dikatakan underpriced bilamana harga saham di pasar modal lebih kecil dari harga wajar atau nilai yang seharusnya (nilai intrinsik), dan harga saham dikatakan overpriced apabila harga saham di pasar modal lebih besar dari nilai intrinsiknya.

Halim (2003) menjelaskan bahwa ide dasar dari pendekatan fundamental ini adalah bahwa harga saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Apabila kinerja perusahaan baik maka nilai usaha akan tinggi, dengan nilai usaha yang tinggi membuat para investor melirik perusahaan tersebut untuk menanam modalnya sehingga akan terjadi kenaikan harga saham. Sebaliknya apabila terdapat berita buruk mengenai kinerja perusahaan maka akan menyebabkan penurunan harga saham pada perusahaan tersebut, atau dapat dikatakan bahwa harga saham merupakan fungsi dari nilai perusahaan.

II.5. Pengertian Kinerja

Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan di manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelum, agar membuahkan hasil


(47)

yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.

Pengukuran kinerja (performing measurement) adalah kualifikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen atau keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi. Dengan demikian pengertian kinerja adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu (Agnes, 2005).

Pengukuran kinerja merupakan analisis data serta pengendalian bagi perusahaan. Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Bagi investor informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran juga dilakukan untuk memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat sacara umum bahwa perusahaan memiliki kredibilitas yang baik (Munawir, 2002).

Kinerja bank menurut Jumingan (2008) merupakan bagian dari kinerja bank secara keseluruhan, kinerja (performance) bank secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasional, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi maupun sumber daya manusia.

Dari definisi di atas, kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan


(48)

dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas bank.

II.5.1. Capital Adequacy Ratio (CAR)

CAR yaitu kewajiban penyediaan modal minimum yang harus dipertahankan oleh setiap bank sebagai suatu proporsi tertentu dari total Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR), secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

% 100  

ATMR

gkap ModalPelen ModalInti

CAR

Menurut Margaretha (2007) bahwa CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan dan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal bank, di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (hutang) dan lain-lain.

CAR merupakan rasio keuangan untuk mengukur permodalan yang dimiliki perusahaan (Kasmir, 2003). CAR sebagai salah satu indikator kemampuan bank dalam menutup penurunan aktiva sebagai akibat kerugian yang diderita bank. Ketentuan Bank Indonesia CAR minimal sebesar 8%. Besar kecilnya CAR ditentukan oleh kemampuan bank menghasilkan laba serta komposisi pengalokasian dana pada aktiva sesuai dengan tingkat resikonya. Secara teoritis bank yang mempunyai CAR yang tinggi sangatlah baik karena bank ini mampu menanggung risiko yang mungkin timbul. Adanya modal yang cukup yang disediakan oleh pemilik sehingga kredit menjadi lebih luas dan adanya risiko yang kecil sehingga semuanya itu akan berpengaruh positif terhadap profitabilitas dan akan berdampak terhadap


(49)

PER. CAR yang tinggi menunjukkan semakin stabil usaha bank karena adanya kepercayaan masyarakat yang stabil.

II.5.2. Debt to Equity Ratio (DER).

DER merupakan salah satu rasio yang mengukur tingkat leverage suatu perusahaan. Rasio ini menggambarkan perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai sumber pendanaan perusahaan. Semakin besar DER menunjukkan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas. Rasio leverage mengukur tingkat solvabilitas suatu perusahaan di mana rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi.

Menurut Weston and Brigham, (1975) Leverage Ratio:” Which measure the funds supplied by owners as compared with the financing provided by the firm’s creditors, have anumber of implications. First, Creditor look to the equity, or owners-supplied fund, provide a margin of safety. If owners have provided only a small propotion of total financing, the risks of the enterprise are borne mainty by the creditors. Second, by raising funds though debt, the owners gain the benefits of maintaining control of the firm with a limited investment. Third, if the firm earns more on the borrowed funds than it pays in interst, the return to the owners is magnified”.

Menurut Martono dan Harjito (2005) bahwa DER (Debt to Equity Ratio) adalah Rasio yang menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya.


(50)

DER = Ekuitas Total g Hu Total tan % 100 

II.5.3. Price Book Value (PBV)

Price Book Value (PBV) menunjukkan perkiraan nilai ekuitas berdasarkan perbandingan nilai buku saham dengan harga pasarnya. Rumusan yang digunakan untuk membentuk rasio ini sebagai berikut:

PBV = arg 100%

Saham per Buku Nilai Saham Penutupan a H

Perusahaan dengan tingkat return on equity yang tinggi biasanya akan menjual sahamnya berlipat kali dari nilai bukunya, dibandingkan perusahaan dengan return on equity yang rendah (Brigham-Gapenski, 1998).

Price Book Value (PBV). Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh (Brigham, 1999).Sehubungan dengan hal tersebut meningkatnya rasio PBV akan mendukung terjadinya peningkatan kenaikan harga saham perusahaan sehingga Price Earning Ratio meningkat. Berdasarkan hal tersebut Price Book Value memiliki hubungan yang positif terhadap Price Earning Ratio.

II.5.4. Return on Equity (ROE)

ROE (return on equity) menurut Margaretha (2007) adalah “perbandingan antara laba bersih bank (laba setelah pajak) dengan modal sendiri”. Sedangkan Menurut Martono dan Harjito (2005) Return on Equity (ROE) atau sering disebut Rentabilitas Modal Sendiri dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak


(51)

keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri. Rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank (baik pemegang saham pendiri maupun para pemegang saham baru) karena bagi para investor rasio ini untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden. Kenaikan rasio berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank bersangkutan. Selanjutnya kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank sehingga diikuti dengan naiknya PER. ROE yang baik menurut surat edaran Bank Indonesia tahun 2004 adalah di atas 12,5%, Rumusnya adalah:

ROE = 100%

Sendiri Modal

Pajak Setelah Laba

II.5.5. Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)

Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO). Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Tingkat efisiensi disebut baik jika rasio BOPO lebih besar dari 96 persen (Margaretha, 2007). Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Artinya, semakin rendah BOPO berarti semakin efisien kinerja bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar. Rumusnya adalah: BOPO = l Operasiona Pendapa l Operasiona Beban


(52)

II.5.6. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Loan to deposit ratio (LDR) merupakan perbandingan antara besarnya kredit yang diberikan oleh bank terhadap besarnya jumlah simpanan atau dana pihak ketiga.

LDR (loan to deposit ratio) menurut Margaretha (2007) adalah seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Sedangkan menurut Kasmir (2003) Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar semua dana masyarakat serta modal sendiri dengan mengandalkan kredit yang telah didistribusikan ke masyarakat. Dengan kata lain bank dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya, seperti membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. Sehingga rasio ini digunakan untuk menilai likuiditas dari suatu bank. Oleh karena itu, semakin tinggi rasionya memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas bank tersebut, hal ini sebagai akibat jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit jadi semakin besar. Menurut surat edaran BI No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 menetapkan bahwa batas aman dari LDR suatu bank antara 75% dan 85%. Rumusnya: % 100     ekuitas Total diterima pinjaman Total Ketiga Pihak dana Total diberikan yang kredit Jumlah LDR


(53)

II.6. Pengertian Price Earning Ratio

Price Earning Ratio (PER), merupakan salah satu indikator yang sering digunakan sekuritas untuk menilai harga saham yang diperdagangkan di pasar modal. Karena dalam pendekatan ini investor akan menghitung berapa kali nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham, dengan kata lain PER menggambarkan rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan.

Price Earning Ratio menurut Jones (2004) adalah simply the number of times investors value earning as expressed in the stock price. Selain itu juga sebagaimana yang dikemukakan Halim (2005) Price earning ratio yaitu suatu ratio yang menggambarkan kesediaan investor membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap rupiah perolehan laba perusahaan.

Pada dasarnya price earning ratio memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu. Dengan demikian sebuah perusahaan yang mempunyai PER yang tinggi akan menarik investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. Rasio ini dilihat oleh investor sebagai suatu ukuran menghasilkan laba di masa depan (future earning) dari suatu perusahaan. Investor dapat mempertimbangkan rasio tersebut guna memilih saham mana yang nantinya dapat memberikan keuntungan yang besar di masa yang akan datang.


(54)

Rumus untuk menghitung PER suatu saham adalah dengan membagi harga saham perusahaan terhadap earning per lembar saham. Secara matematis, rumus untuk menghitung PER adalah sebagai berikut:

Harga per lembar saham Laba per lembar saham PER =


(55)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Bursa Efek Indonesia yang beralamat di Jakarta Stock Exchange Building, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190, melalui website http://www.jsx.co.id, http://www.bi.go.id dan website lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Waktu penelitian direncanakan dilakukan selama 3 (tiga) bulan, yaitu dari bulan Mei 2009 sampai dengan Agustus 2009.

III.2. Metode Penelitian

Pendekatan ini menggunakan pendekatan Ex Post Facto, Sugiyono (2004) menyatakan bahwa “Penelitian Ex Post Facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang melalui data tersebut untuk menemukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti“.

Tingkat eksplanasi penelitian ini dikelompokkan ke dalam penelitian penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya (Sugiyono, 2004).

Adapun menurut jenis datanya, maka penelitian ini menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2004).


(56)

III.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). Populasi dalam penelitian ini adalah industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai dengan tahun 2007, yang berjumlah 30 (tiga puluh) perusahaan perbankan.

Sampel penelitian akan diambil dari populasi yang ada dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa karateristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian (Kuncoro, 2003).

Adapun kriteria sampel penelitian ini adalah:

1. Perusahaan perbankan yang dipilih adalah bank konvensional.

2. Perusahaan yang dipilih merupakan perusahaan publik pada sektor perbankan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2003 dan masih terdaftar hingga tahun 2007 serta tidak bermasalah.

3. Laporan keuangan perusahaan yang diteliti tersedia lengkap dan telah dipublikasikan setiap tahunnya.

Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan di atas, dari jumlah populasi sebanyak 30 (tiga puluh) perusahaan maka yang diambil menjadi sampel sebanyak 20 (dua puluh) perusahaan. Sedangkan 10 (sepuluh) bank yang tidak memenuhi kriteria pengambilan sampel.


(57)

Adapun daftar perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia yang dijadikan sampel seperti yang terdapat pada tabel berikut ini:

Tabel III.1. Daftar Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia (Sampel)

No Kode Nama Emiten Tanggal Berdiri Tanggal Listing

1 BABP Bank Bumi Putera Indonesia Tbk 31 Juli 1989 15 Juli 2002 2 BBCA Bank Central Asia Tbk 10 Agustus 1955 31 Mei 2000 3 BBIA Bank Buana Indonesia Tbk 31 Agustus 1956 28 Juli 2000 4 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 05 Juli 1946 20 November 96 5 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 18 Januari 1972 14 Desember 2000 6 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk 16 Desember 1895 10 November 03 7 BDMN Bank Danamon IndonesiaTbk 16 Juli 1956 08 Desember 1989 8 BEKS Bank Eksekutif Internasional Tbk 11 September 92 22 Juni 2001 9 BKSW Bank Kesawan Tbk 28 April 13 21 November 02 10 BMRI Bank Mandiri Tbk 20 Oktober 1998 14 Juni 2003 11 BMGA Bank Niaga Tbk 26 September 55 29 November 89 12 BMII Bank International Indonesia Tbk 15 Mei 1959 02 Oktober 1989 13 BNLI Bank Permata Tbk 17 Desember 1954 15 Januari 1990 14 BSWD Bank Swadesi Tbk 28 September 68 01 Mei 2002 15 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk 28 Oktober 1992 30 Juni 1999 16 LPBN Bank Lippo Tbk 11 Maret 1948 10 November 89 17 MAYA Bank Mayapada Tbk 7 September 89 07 Agustus 1997 18 MEGA Bank Mega Tbk 15 April 69 17 April 00 19 NISP Bank NISP Tbk 4 April 41 20 Oktober 1994 20 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 17 Agustus 1971 29 Desember 1982 Sumber: Situs resmi BEI, www.jsx.co.id, 2009 (data diolah)

III.4. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Jakarta Stock Exchange monthly, JSX Statistic dan Indonesia Capital Market Directory tahun 2003 sampai dengan 2007. Data juga diambil dari beberapa


(58)

website seperti http://www.jsx.co.id, http://www.bi.go.id dan website lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Data yang digunakan merupakan gabungan data antar perusahaan perbankan (cross section) dan data antar waktu (time series), yang disebut juga dengan pooling data.

III.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi yang dilakukan dengan cara mengakses situs resmi Bursa Efek Indonesia dan Bank Indonesia, serta dokumen berupa buletin khusus yang dikeluarkan Bursa Efek Indonesia.

III.6. Identifikasi Variabel dan Definisi Variabel III.6.1. Identifikasi Variabel

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan dan hipotesis yang diajukan, maka variabel-variabel yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas (Independent Variable), yang terdiri dari: X1= Capital Adequacy Ratio (CAR)

X2 = Debt Equity Ratio (DER)

X3 = Price Book Value (PBV)

X4 = Return on Equity (ROE)

X5 = Biaya Operasional (BOPO)


(59)

2. Variabel Terikat (Dependent Variable), yaitu Price Earning Ratio (Y)

III.6.2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional dari masing-masing variabel dijelaskan sebagai berikut: a. CAR (Capital Adequacy Ratio)/X1

CAR yaitu rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, surat berharga dan tagihan pada bank lain) yang ikut dibiayai dari modal sendiri di samping memperoleh dana-dana dari sumber di luar bank.

b. Debt Equity Ratio (DER)/X2

Debt Equity Ratio (DER) menunjukkan sejauhmana perusahaan dibiayai oleh pihak luar, dengan kata lain proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasi perusahaan.

c. Price Book Value (PBV)/X3

Price Book Value (PBV) menunjukkan nilai ekuitas berdasarkan perbandingan nilai buku saham dengan harga pasar.

d. Return on Equity (ROE)/X5

ROE (Return On Equity) suatu rasio yang menunjukkan perbandingan antara laba bersih setelah dengan modal sendiri (equity).

e. Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)

Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) merupakan rasio perbandingan beban operasional terhadap pendapatan operasional.


(60)

f. Loan to Deposit Ratio (LDR)/X7

LDR (Loan to Deposit Ratio) merupakan rasio perbandingan antara besarnya kredit yang diberikan oleh bank terhadap besarnya jumlah simpanan atau dana pihak ketiga.

g. Price Earning Ratio (PER)/Y

PER (Price Earning Ratio) adalah rasio yang membandingkan harga pasar saham dengan laba per lembar saham.

Tabel III.2. Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran

CAR (X1) Kekuatan modal

sendiri yang dimiliki dibanding dengan aktiva tertimbang menurut resiko % 100  ATMR Modal Rasio

DER(X2) Kemampuan modal

sendiri bank yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang Ekuitas Total Kewajiban Total % 100  Rasio

PBV (X3) Nilai ekuitas

berdasarkan

perbandingan nilai buku saham dengan harga saham % 100 arg  Saham per Buku Nilai Saham a H Rasio

ROE (X4) Menunjukkan

kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan laba Ekuitas Total Bersih Laba % 100  Rasio BOPO (X5)

Perbandingan beban operasional terhadap pendapatan

operasional

100 tanOperasionalPendapa

l Operasiona


(61)

Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran

LDR (X6)

Kemampuan bank dalam memberikan kredit kepada debitur dengan deposit yang ada Ekuitas DPK Total Diberikan Yang Kredit Jumlah  100% Ratio

PER (Y) Perbandingan antara

harga saham terhadap earning per share

100 arg  saham lembar per Laba lembar per saham a H Rasio

Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (data diolah)

III.7. Model Analisis Data

Model analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda (multiple regression). Suatu model regresi harus dapat dipertanggungjawabkan, yaitu harus memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Bentuk model regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y= a + B1X1 + B2X2 + B3X3 + B4X4 + B5X5 + B6X6 + e

Di mana:

Y = Price Earning Ratio (PER) a = Konstanta

B1-6 = Koefisien Regresi Variabel Independen

X1 = Capital Adequacy Ratio (CAR)

X2 = Debt Equity Ratio (DER)

X3 = Price Book Value (PBV)


(1)

dengan penelitian Sinaga (2007) bahwa tidak ada pengaruh LDR terhadap PER saham, namun bertentangan dengan penelitian Kurniawan (2002) yang menyatakan adanya pengaruh LDR terhadap PER saham perbankan.

6. Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)

Berdasarkan hasil regresi pada Tabel IV.7 dapat diketahui bahwa nilai koefisien regresi dari variabel BOPO adalah 0,170. Hal ini menunjukkan bahwa bila nilai variabel BOPO naik sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan nilai PER sebesar 0,170 satuan dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Hasil uji t dengan dua arah pada Tabel IV.7 dapat dilihat nilai t hitung BOPO sebesar 0,685 dan nilai t tabel sebesar 1,98. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung lebih kecil dari t tabel yang berarti tidak terdapat pengaruh signifikan variabel BOPO secara parsial terhadap variabel PER saham perbankan. Dan ini juga terlihat pada signifikan sebesar 0,495 lebih besar dari á = 0,025. Teori menunjukkan BOPO adalah Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Tingkat efisiensi disebut baik jika rasio BOPO lebih besar dari 96 persen. Di mana kegiatan utama bank adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana (dana masyarakat). Jika persentase lebih kecil dari ketentuan maka dalam pengelolaan dana tingkat efesiensi rendah sehingga biaya yang dikeluarkan lebih besar dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh. Hal tersebut menyebabkan laba yang diperoleh perusahaan semakin kecil dan PER saham tidak meningkat. Ini tidak sesuai dengan penelitian Kurniawan (2002) yang menyatakan variabel BOPO berpengaruh terhadap price earning ratio.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Hasil pengujian hipotesis secara serempak (simultan) terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel capital adequacy ratio, debt to equity ratio, price book valut, return on equity, loan to deposit ratio dan biaya operasional dan pendapatan operasional terhadap price earning ratio saham-saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003 sampai dengan 2007. Hasil pengujian hipotesis secara parsial menyimpulkan bahwa dari variabel-variabel yang digunakan ada beberapa variabel yang mempengaruhi Price Earning Ratio yaitu variabel price book value dan variabel return on equity sedangkan variabel capital adequacy ratio, debt equity ratio, biaya operasional dan pendapatan operasional, dan loan to deposit ratio tidak mempengaruhi price earning ratio saham-saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003 sampai dengan periode 2007.

V.2. Saran

1. Untuk investor yang melakukan investasi dalam saham perbankan dengan berpedoman kepada price earning ratio sebaik para investor memperhatikan


(3)

faktor-faktor yang mempengaruhinya, namun selain faktor-faktor di atas investor sebaiknya juga memperhatikan faktor-faktor kinerja lainnya dari perbankan. 2. Untuk penelitian selanjutnya yang berminat melakukan penelitian terhadap

faktor-faktor yang mempengaruhi price earning ratio khususnya untuk saham perbankan, disarankan untuk memasukkan variabel eksternal sebagai variabel independen, seperti tingkat suku bunga SBI, fluktuasi nilai tukar rupiah serta faktor-faktor lainnya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

I. Buku

Brigham, Eugene F. and Joel F Houston. 1999. Manajemen Keuangan, Erlangga, Jakarta.

Brigham, Eugene F. and Louis C. Gapenski. 1998. Intermediate Financial Management, The Dryden Press, Florida

Gibson, Charles H. 1992. Financial Analysis, Cincinnati, South-Western Publishing Co. Ohio.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gujarati, Damodar. 1999. Ekonomitrika Dasar, Terjemahan Sumarno Zain, Erlangga, Jakarta.

Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi, Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta. Husnan, Suad. 1993. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas,

UPP-AMP YKPN, Yogyakarta.

Jones, Charles P. 2004. Investments: Analysis and Management, Ninth Edition, John Wiley & Sons, Inc.

Kasmir. 2003. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi, Erlangga, Jakarta. Margaretha, Farah. 2007. Manajemen Keuangan Bagi Industri Jasa, PT. Gramedia

Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Martono dan Harjito. 2005. Manajemen Keuangan, Edisi Kelima, EKONISIA, Yogyakarta.

Rivai, Veithzal, Andria Permata Veithzal dan Ferry N. Idroes. 2007. Bank and Finance Institution Management, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.


(5)

Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.

Supranto, J. 2007. Statistik teori dan Aplikasi, Edisi Keenam, Erlangga, Jakarta. Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, BPFE,

Yogyakarta.

Umar, Husein. 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan, Ghalia Indonesia, Jakarta. Weston, J. Fred and Brigham, Eugene F. 1975. Managerial Finance, Fifth Edition,

Rinehart and Winston, Inc America

II. Penelitian

Sinaga, Hendry Dianto Pardamean. 2007. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar pada Bursa Efek Jakarta, Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. Sianipar, Ardin. 2005. Pengaruh Faktor Fundamental terhadap Harga Saham Industri

Perbankan di Indonesia, Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.

Kurniawan, Andi, 2002. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Saham-saham Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta, Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

III. Jurnal

Adhitama, Wiwin dan Eko Arief Sudaryono. 2005. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 5, No. 2, hal. 211-222.


(6)

IV. Website

http://www.bi.go.id.

http://www.bisniskeuangan.com/read/xml/2009/06/26/16.345255/tertekan.perbankan. ihsg.turun.tipis.