Ketahanan Kayu Jati Unggul Nasional (Tectona grandis Lf.) Terhadap Serangan Rayap Tanah dan Rayap Kayu Kering

KETAHANAN KAYU JATI UNGGUL NASIONAL
(Tectona grandis Lf.) TERHADAP SERANGAN RAYAP TANAH
DAN RAYAP KAYU KERING

VINA NURFEBRIANI

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Ketahanan Kayu Jati
Unggul Nasional (Tectona grandis Lf.) Terhadap Serangan Rayap Tanah dan
Rayap Kayu Kering adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2014
Vina Nurfebriani
NIM G34080002

ABSTRAK
VINA NURFEBRIANI. Ketahanan Kayu Jati Unggul Nasional (Tectona grandis
Lf.) Terhadap Serangan Rayap Tanah dan Rayap Kayu Kering. Dibimbing oleh
TRI ATMOWIDI dan JASNI.
Kayu jati cepat tumbuh memiliki ketahanan yang rendah. Kayu tanaman
ini dipanen pada umur muda. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari
ketahanan kayu jati cepat tumbuh dengan perlakuan kombinasi suhu dan lama
pemanasan terhadap serangan rayap tanah (Coptotermes curvignathus
Holmgren) dan rayap kayu kering (Cryptotermes cynocephalus Light). Kayu uji
dipanaskan dalam 25 kombinasi waktu dan lama pemanasan. Lima taraf yang
digunakan ialah 1000C, 1200C, 1400C, 1600C dan 1800C. Lima taraf lama
pemanasan yang digunakan ialah 3 jam, 6 jam, 9 jam, 12 jam dan 24 jam.
Pengujian ini dilakukan berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-72072006. Hasil menunjukkan bahwa ketahanan kayu oleh serangan rayap tanah
yang ditunjukkan dengan pengurangan bobot kayu, dipengaruhi oleh waktu

pemanasan. Semakin lama pemanasan, terjadi peningkatan ketahanan kayu dari
kelas IV menjadi kelas III. Penurunan bobot kayu karena serangan rayap kayu
kering dipengaruhi oleh suhu pemanasan. Pemanasan pada suhu 160-1800C,
meningkatkan ketahanan kayu jati dari kelas IV menjadi kelas III.
Kata kunci: Suhu, lama pemanasan, rayap tanah, rayap kayu kering

ABSTRACT
VINA NURFEBRIANI. Durabilitis Test of National Superior Teaks Wood
(Tectona grandis Lf.) Againts Subterranean and Dry Wood Termites. Supervised
by TRI ATMOWIDI and JASNI.
Fast grown’s teak has low durability because the teak was harvested in
short age. The aims of study was to study effect combination of temperature and
heat periode to teak wood durability againts subterranean (Coptotermes
curvignathus Holmgren) and dry wood termites (Cryptotermes cynocephalus
Light). The temperature level used in this study were 1000C, 1200C, 1400C,
1600C, and 1800C and heating periode level used were 3 hours, 6 hours, 9 hours,
12 hours, dan 24 hours. The wood samples were tested by termites attack
according to SNI 01-7207-2006. Result showed that in subterranean termites
test, heating periode affected to weight loss. Increasing periode of heating,
increase durabiliti’s teak wood from class IV to class III. While, in dry wood

termites test, wood durablity was affected by temperature and heating at 1601800C increase durabiliti’s teak wood from class IV to class III.
Keywords: Temperature, heat periode, subterranean termite, dry wood termite

KETAHANAN KAYU JATI UNGGUL NASIONAL
(Tectona grandis Lf.) TERHADAP SERANGAN RAYAP TANAH
DAN RAYAP KAYU KERING

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana sains
pada
Departemen Biologi

VINA NURFEBRIANI

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014


Judul Skripsi : Ketahanan Kayu Jati Unggul Nasional (Tectona grandis Lf.)
Terhadap Serangan Rayap Tanah dan Rayap Kayu Kering
Nama
: Vina Nurfebriani
NIM
: G34080002

Disetujui oleh

Dr Tri Atmowidi, MSi
Pembimbing I

Dra Hj Jasni, MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Iman Rusmana, MSi
Ketua Departemen


Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Oktober 2012 ini ialah Ketahanan
Kayu Jati Unggul Nasional (Tectona grandis Lf.) Terhadap Serangan Rayap
Tanah dan Rayap Kayu Kering.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Tri Atmowidi, MSi dan
Ibu Dra Hj Jasni, MSi selaku pembimbing, serta Bapak Dr Ir Han Rulisdi, MSc
yang membantu penelitian saya. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan
kepada Bapak Sumardi selaku teknisi litbang dan ibu Ratih Damayanti yang
membantu memberi saran. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada
ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2014
Vina Nurfebriani


DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN
Tujuan Penelitian
METODE

1
2
2

Waktu dan Tempat

2

Alat dan Bahan

2

Persiapan Kayu Uji


3

Uji Ketahanan Kayu Terhadap Rayap Tanah

3

Uji Ketahanan Kayu Terhadap Rayap Kayu Kering

3

Analisis Data

5

HASIL

5

PEMBAHASAN


6

SIMPULAN

7

DAFTAR PUSTAKA

8

DAFTAR TABEL
Halaman
1 Klasifikasi ketahanan kayu terhadap rayap kayu kering
3
berdasarkan penurunan bobot kayu
2 Klasifikasi ketahanan kayu terhadap rayap tanah berdasarkan
4
penurunan bobot kayu
4
3 Klasifikasi derajat serangan rayap

4 Hasil pengujian ketahanan kayu Jati cepat tumbuh oleh serangan
5
rayap tanah (RT) dan rayap kayu kering (RKK)

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1

Toples kaca berisi pasir lembap, kayu uji dan rayap pada uji
ketahanan terhadap serangan rayap tanah (a), dan semprong
kaca berisi rayap yang ditutup kapas pada uji ketahanan
terhadap serangan rayap kayu kering (b).

4

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Analisis ragam dan uji Tuckey pengurangan bobot kayu uji
terhadap rayap tanah
10

2 Analisis ragam dan uji Tuckey pengurangan bobot kayu uji
terhadap rayap kayu kering
11

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keawetan atau ketahanan kayu adalah daya tahan suatu jenis kayu
terhadap berbagai faktor perusak kayu. Pada umumnya, daya tahan kayu
ditentukan oleh organisme perusak, seperti hewan laut, cendawan, dan serangga
(Martawijaya 1996). Salah satu serangga perusak kayu adalah rayap. Di dunia
diperkirakan terdapat 2500 spesies rayap, sedangkan di Indonesia terdapat 200
spesies yang tersebar di lahan pertanian, perkebunan, hutan, permukiman dan
gedung perkantoran (Nandika et al. 2003)
Rayap merupakan serangga sosial yang hidup dalam satu koloni. Dalam
koloni rayap terdapat tiga kasta, yaitu kasta reproduktif (ratu dan raja), kasta
prajurit, dan kasta pekerja. Ratu memiliki peran untuk menghasilkan telur dan raja
memiliki tugas mengawini ratu. Kasta prajurit beperan melindungi koloni
terhadap gangguan dari luar. Kasta prajurit mampu menyerang musuhnya dengan
mandibel yang dapat menusuk, mengiris dan menjepit. Kasta pekerja bertugas
memelihara telur dan rayap muda, memberi makan, memelihara ratu, mencari

sumber pakan, membuat sarang dan liang-liang kembara. Kasta ini juga merusak
tanaman, kayu, mebel, dan bahan berselulosa lainnya (Tarumingkeng 1971).
Rayap dikenal sebagai serangga yang mampu mencerna selulosa dengan
bantuan protoza simbion yang hidup di usus belakang rayap (Hasan 2004). Tiga
genus Flagellata dalam usus rayap tersebut, yaitu Pseudotrichonympha,
Holomastigoitoides, dan Spirotrichonympha (Nandika et al. 1991).
Rayap yang banyak ditemukan merusak kayu adalah rayap tanah
(Coptotermes curvignathus Holmgren) dan rayap kayu kering (Cryptotermes
cynocephalus Light). Populasi rayap tanah lebih banyak daripada rayap kayu
kering (Nandika et al. 2003). Aktivitas rayap menyebabkan kerugian ekonomi
mencapai 1,67 trilyun rupiah (Rahmawati 1995). Rayap tanah membentuk tipe
sarang karton dan dapat membangun sarang-sarang antara (satelite nest), sehingga
dapat memperluas sarang sekaligus wilayah jelajahnya. Serangga ini juga mampu
beradaptasi dalam berbagai kondisi lingkungan, termasuk lingkungan yang
diciptakan manusia di dalam gedung (Eggleton 2000). Klasifikasi rayap tanah
(Nandika et al. 1991):
Filum
: Arthopoda
Kelas
: Insekta
Ordo
: Isoptera
Famili
: Rhinotermitidae
Genus
: Coptotermes
Spesies
: Coptotermes Curvignathus Holmgren
Rayap kayu kering membangun sarang di dalam kayu. Jumlah individu
anggota koloni rayap ini hanya beberapa ratus individu, sehingga luas sarang
umumnya sangat terbatas. Liang-liang yang terdapat pada sarang tersebut sejajar
dengan serat kayu. Tanda serangan rayap ini ditandai dengan butir ekskremen
kecil berwarna kecoklatan yang sering berjatuhan di lantai atau di sekitar kayu
yang diserang (Tarumingkeng 1971). Serangan rayap kayu kering berupa rongga-

2
rongga yang tidak teratur di dalam kayu (Nandika & Adijuwana 1995). Klasifikasi
rayap kayu kering (Nandika et al. 1991):
Filum
: Arthopoda
Kelas
: Insekta
Ordo
: Isoptera
Famili
: Kalotermitidae
Genus
: Cryptotermes
Spesies
: Cryptotermes cynocephalus Light
Aktivitas makan rayap kayu kering menyebabkan kerusakan kayu. Akibat
serangan tersebut, umur pakai kayu jati menjadi pendek. Umur pakai kayu dapat
diperpanjang dengan dilakukan peningkatan ketahanan kayu, salah satunya
dengan pemanasan. Muin et al. (2003) melaporkan perubahan komponen kayu
mulai terjadi pada suhu 1000C, sehingga perlahan-lahan terjadi penurunan bobot
kayu. Pengurangan selulosa dalam kayu, berpengaruh terhadap serangan rayap
(Martawijaya 1996).
Tanaman Jati Unggul Nasional (JUN) (Tectona garndis Lf.) dihasilkan
dari pembiakan vegetatif melalui kultur jaringan. Tanaman ini memiliki laju
pertumbuhan cepat (Amri & Tini 2004). Damayanti (2010) melaporkan ketahanan
alami kayu jati JUN umur 5 tahun terhadap serangan rayap tanah masih rendah,
yaitu kelas awet IV.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari ketahanan kayu Jati Unggul
Nasional (Tectona grandis Lf) terhadap serangan rayap tanah dan rayap kayu
kering pada perlakuan suhu dan waktu pemanasan yang berbeda.

METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 sampai Februari 2013
di Labolatorium Biologi dan Pengawetan Hasil Hutan, Pusat Litbang Keteknikan
Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Gunung Batu Bogor.
Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kayu jati cepat tumbuh
asal Cogreg Bogor yang berumur lima tahun, kapas, lilin, 50 individu kasta
pekerja rayap kayu kering, 200 individu kasta pekerja rayap tanah, dan pasir
lembab.
Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah meteran, penggaris, gergaji,
oven dan timbangan dengan ketelitian 0.001g, desikator, toples kaca, semprong
kaca berdiameter 1.8 cm dan tinggi 2.5 cm dan alat tulis.

3
Persiapan Kayu Uji
Kayu dipotong dengan ukuran 2.5cm x 2.5cm x 0.5cm sebagai sampel
untuk uji ketahanan terhadap serangan rayap tanah dan ukuran 5cm x 2.5 cm x 2.5
cm untuk perlakuan rayap kayu kering. Sebelum perlakuan, semua kayu uji
ditimbang. Kayu dioven dalam 25 kombinasi suhu dan waktu pemanasan, yaitu
1000C-3 jam, 1000C-6 jam, 1000C-9 jam, 1000C-12 jam, 1000C-24 jam, 1200C-3
jam, 1200C-6 jam, 1200C-9 jam, 1200C-12 jam, 1200C-24 jam, 1400C-3 jam,
1400C-6 jam, 1400C-9 jam, 1400C-12 jam, 1400C-24 jam, 1600C-3 jam, 1600C-6
jam, 1600C-9 jam, 1600C-12 jam, 1600C-24 jam, 1800C-3 jam, 1800C-6 jam,
1800C-9 jam, 1800C-12 jam, dan 1800C-24 jam. Setelah dioven, kayu ditimbang
kembali dan disimpan dalam suhu ruang sebelum diujikan pada rayap.
Uji Ketahanan Kayu terhadap Serangan Rayap Tanah
Kayu uji ditimbang terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam toples
kaca. Kayu uji diletakkan berdiri dan disandarkan ke kaca. Kemudian, ke dalam
toples dimasukan 200g pasir lembab (kadar air sekitar 7%). Sebanyak 200
individu kasta pekerja rayap tanah dimasukkan ke dalam toples kaca (Gambar 1).
Toples kaca kemudian disimpan di tempat gelap selama 4 minggu. Setiap minggu
aktivitas rayap diamati untuk mengetahui derajat serangan pada kayu. Jika kadar
air turun 2% atau lebih, maka ke dalam toples tersebut ditambahkan air
secukupnya. Setelah 4 minggu, kayu uji dibongkar, dibersihkan dan dihitung
jumlah individu rayap yang masih hidup. Kayu uji dioven pada suhu 600C ± 20C
selama 24 jam. Setelah dioven kayu uji ditimbang dan penurunan bobot kayu uji
dihitung dengan persamaan:
X 100%
Keterangan:
P
= Penurunan bobot kayu uji (%)
W1 = Bobot kering oven kayu sebelum diuji (g)
W2 = Bobot kering oven kayu setelah diuji (g)
Penetuan ketahanan kayu didasarkan pada SNI 01-7207-2006 (Anonim
2006) (Tabel 1).
Tabel 1 Klasifikasi ketahanan kayu berdasarkan penurunan bobot kayu karena
serangan rayap tanah
Kelas
Ketahanan
Penurunan bobot (%)
I
Sangat tahan
18.94
Uji Ketahanan Kayu terhadap Serangan Rayap Kayu Kering
Kayu uji ditimbang, kemudian semprong kaca ditempelkan pada kayu
menggunakan lilin sebagai perekat. Sebanyak 50 individu kasta pekerja rayap

4
kayu kering dimasukkan ke dalam semprong kaca dan ditutup dengan kapas
(Gambar 1). Semprong kaca disimpan di tempat gelap selama 12 minggu. Setelah
penyimpanan, rayap yang masih hidup dihitung. Kayu uji dioven pada suhu
600C ± 20C selama 24 jam. Setelah dioven, kayu uji ditimbang dan dihitung
persen penurunan bobotnya. Penentuan ketahanan kayu dari serangan rayap kayu
kering didasarkan pada SNI 01-7207-2006 (Tabel 2).
Tabel 2 Klasifikasi ketahanan kayu berdasarkan penurunan bobot karena serangan
rayap kayu kering
Kelas
Ketahanan
Penurunan Bobot
(%)
I
Sangat tahan
28.1

(a)

(b)

Gambar 1 Toples kaca berisi pasir lembap, kayu uji dan rayap pada uji ketahanan
terhadap serangan rayap tanah (a), dan semprong kaca berisi rayap yang
ditutup kapas pada uji ketahanan terhadap serangan rayap kayu kering
(b).
Tingkat serangan rayap tanah dan rayap kayu kering terhadap kayu uji
dinilai berdasarkan Pablo & Gracia (1997) (Tabel 3).
Tabel 3 Klasifikasi derajat serangan rayap terhadap kayu uji
Kondisi Kayu Uji
Nilai
Tidak ada serangan
0
Sedikit serangan (1-25%)
40
Serangan sedang (25-50%)
70
Serangan berat (51-75%)
90
Serangan sangat berat (76-100%)
100
Analisis Data
Perbedaan pengurangan bobot kayu jati pada berbagai perlakuan suhu
dan lama pemanasan terhadap serangan rayap dianalisis dengan sidik ragam
(Anova) dengan menggunakan program Statistical Analysis System (SAS) 9.1.

Hasil analisis Anova yang menunjukkan perbedaan, kemudian dilanjutkan
dengan uji Tuckey.

HASIL
Ketahanan kayu jati JUN dapat diketahui dari pengurangan bobot kayu
uji, mortalitas rayap, dan derajat serangan. Penurunan bobot kayu jati JUN
terhadap serangan rayap tanah berkisar 7,32-15,27%. Penurunan bobot kayu
terbesar (15,27%) terjadi pada perlakuan pemanasan 1800C, 24 jam. Rata-rata
penurunan bobot terkecil (7,32%) terjadi pada pada pemanasan 1600C, 24 jam
(Tabel 4).
Tabel 4 Ketahanan kayu jati JUN terhadap serangan rayap tanah (RT) dan
rayap kayu kering (RKK)
Perlakuan
kayu uji
A1B1
A1B2
A1B3
A1B4
A1B5
A2B1
A2B2
A2B3
A2B4
A2B5
A3B1
A3B2
A3B3
A3B4
A3B5
A4B1
A4B2
A4B3
A4B4
A4B5
A5B1
A5B2
A5B3
A5B4
A5B5
Keterangan:

Pengurangan
bobot (%)
RT
RKK
13,17a 11.8ab
10,46ab 7,7ab
10,65ab 9,4ab
9,86b
8,9ab
9,79ab 8,8ab
11,06a 9,8a
9,92ab 9,5a
10,38ab 9,7a
10,87b 10,0a
10,08ab 9,3a
12,81a 9,04bc
9,97ab 9,02bc
12,83ab 8,17bc
9,86b
9,01bc
14,30ab 8.05bc
14,97a 8,25c
13,39ab 8,99c
12,55ab 8,17c
8,46b
7,85c
7,32ab 8,05c
13,33a 7,88c
11,68ab 7,20c
13,56ab 8,03c
8,45b
7,98c
15,27ab 7,73c

Kelas
ketahanan
RT
RKK
IV
IV
III
III
III
IV
III
IV
III
IV
IV
IV
III
IV
III
IV
III
IV
III
IV
IV
IV
III
IV
IV
III
III
IV
IV
III
IV
IV
IV
IV
IV
III
III
III
III
III
IV
III
IV
III
IV
III
III
III
IV
III

Mortalitas rayap
(%)
RT
RKK
18
48
14
45
14
48
14
44
14
49
18
48
18,4 49
14
48
13
47
18
55
16
54
16
47
17
47
15
45
9
47
11
49
16
52
10
45
17
55
15
50
12
56
13
45
9
46
11
48
9
46

Nilai derajat
serangan rayap
RT
RKK
46
70
52
70
52
62.5
52
70
64
70
52
70
46
70
46
70
64
70
58
70
58
55
58
62.5
52
70
46
70
64
70
70
70
58
70
64
62.5
46
55
58
62.5
70
85
64
70
70
70
70
70
70
70

A1=1000C, A2=1200C, A3=1400C, A4=1600C, A5=1800C, B1=3 jam, B2= 6 jam,
B3=9 jam, B4=12 jam, B5=24 jam. Huruf yang sama dalam kolom yang sama

menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji Tuckey taraf 5%.

Berdasarkan analisis ragam, pengurangan bobot kayu jati akibat serangan
rayap tanah tidak berbeda nyata pada semua perlakuan suhu (p=0.2102), namun
berbeda nyata pada perlakuan lama pemanasan (p=0.0064) (Lampiran 1).
Berdasarkan uji Tuckey, penurunan bobot pada permanasan 3 jam berbeda

dengan waktu pemanasan 12 jam (Lampiran 1). Semakin lama kayu
dipanaskan, ketahanan kayu semakin tinggi, yaitu dari kelas ketahanan IV
menjadi kelas III (Tabel 4).
Penurunan bobot kayu jati JUN akibat serangan rayap kayu kering
berkisar 7,20-11,8%. Penurunan bobot kayu terbesar (11,8%) terjadi pada
perlakuan pemanasan 1000C selama 3 jam. Rata-rata penurunan terkecil
(7,20%) terjadi pada pada pemanasan 1800C selama 6 jam (Tabel 4). Analisis
ragam menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata bobot kayu pada
perlakuan lama pemanasan (p=0.1114), namun berbeda pada perlakuan suhu
(p=0.0001) (Lampiran 2). Berdasarkan uji Tuckey, penurunan bobot kayu pada
pemanasan 100-1200C, berbeda dengan pemanasan 1400C-1800C. Semakin
besar suhu yang digunakan untuk pengawetan, ketahanan kayu makin
meningkat, yaitu dari kelas IV menjadi kelas III (Tabel 4). Perlakuan suhu
memberikan pengaruh terhadap aktivitas makan rayap kayu kering.
Jumlah individu rayap tanah yang mati berkisar 9-18%, sedangakan
rayap kayu kering berkisar 44-56%. Pada uji serangan rayap tanah, perlakuan
suhu 1000C selama 3 jam sampai 1600C selama 24 jam menunjukkan sedikit
serangan (nilai 40-60). Pada perlakuan suhu 1800C, serangan rayap meningkat
menjadi serangan sedang (nilai 70-85). Serangan rayap kayu kering pada kayu
jati relatif sama, yaitu serangan sedang (Tabel 4).

PEMBAHASAN
Ketahanan kayu jati JUN dari serangan rayap dapat ditingkatkan dengan
pemanasan. Berdasarkan hasil uji terhadap serangan rayap tanah, ketahanan
kayu meningkat sejalan dengan semakin lama pemanasan. Berdasarkan hasil uji
terhadap serangan rayap kayu kering penurunan bobot kayu pada rentang suhu
160-1800C dapat meningkatkan ketahanan kayu. Pemaparan pada suhu tersebut
dapat mengurangi kelembapan, sehingga kadar air menurun dan terjadi
penurunan bobot kayu (Kinnimont 1976).
Momohara et al. (2003) melaporkan ketahanan kayu Cemara Jepang
(Cryptomeria japonica) yang diuji dengan terhadap rayap tanah (Coptotermes
formosanus), menunjukkan bahwa perlakuan pemanasan 600C terjadi
penurunan bobot 3-4%, pada pemanasan 1350C sebesar 6-14%, dan pada suhu
1500C sebesar 7-11%. Rayap kayu kering menyerang kayu pada kadar air 1012% atau kurang dari 10%. Rayap ini dapat ditemukan dalam kayu yang kering,
kerangka kayu, bagian atap gedung dan bahan-bahan yang lembap (Tambunan
& Nandika 1989).
Pemanasan suhu 204,4-2600C pada kayu dapat mendegradasi selulosa,
hemisesulosa, lignin dan penguapan zat ekstraktif. Pemanasan tersebut
menghasilkan reaksi kimia kompleks yang merubah gugus hidroksil pada
dinding sel yang hidrofobik. Perubahan tersebut cenderung menolak air
sehingga kayu lebih tahan dari serangan cendawan dan mikroorganisme lain
(Sheffer & Morvel 1998).
Jumlah rayap yang mati merupakan salah satu faktor untuk mengetahui
ketahanan kayu. Hasil penelitian menunjukkan mortalitas rayap kayu kering
lebih banyak dibandingkan rayap tanah (Tabel 4). Jasni dan Supriana (1992)
melaporkan pengujian ketahanan kayu berhasil apabila mortalitas rayap lebih

dari 55%. Daya rusak dan adaptasi rayap tanah yang tinggi menjadikan
mortalitas rayap tanah rendah (Eggleton 2000).
Serangan rayap tanah dan rayap kayu kering relatif sama pada setiap
kombinasi perlakuan (Tabel 4). Rayap menyerang kayu pada titik dan sisi yang
kasar sebagai bahan anisotropis. Pada kayu pinus (konifer), rayap menyerang
serabut kayu pada arah tegak lurus sumbu trakeid (Schultze 1960). Rayap
pekerja dan nimfa tua memiliki rahang pemotong yang kuat. Rahang tersebut
dapat merobek dan menghancurkan serabut kayu menjadi serpihan (Supriana
1999). Rayap tanah menyerang kayu dengan membuat rongga pada kayu
menggunakan tanah, sehingga dapat mempertahankan suhu dan kelembapan
untuk memperluas wilayah jelajah serangan tersebut (Nandika et al. 1991).
Rayap kayu kering menyerang kayu yang menyebabkan rongga-rongga tidak
teratur di dalam kayu dengan meninggalkan lapisan tipis dipermukaan kayu.
Tanda serangan rayap kayu kering berupa eksremen halus berdiameter
0.6-0.8mm berwarna kecoklatan yang keluar dari lubang bekas serangan
(Tarumingkeng 19 71).
Rayap C. curvignathus Holmgren memiliki populasi flagelata sebanyak
4682 individu per rayap. Hal tersebut menjadikan daya cerna selulosa rayap ini
tinggi (Nandika & Adijuana 1995). Sumber makanan rayap berupa selulosa
yang merupakan polisakarida. Selulosa dicerna pada usus belakang rayap yang
banyak terdapat protozoa simbion. Kondisi usus anaerob dan adanya sumber
makanan mendukung kehidupan organisme simbion. Organisme simbion
tersebut menyumbang enzim selulase yang dapat memutuskan ikatan glikosidik
beta-1,4 selulosa. Selulosa yang terhidolisis menghasilkan 10 monosakarida
(Belitz et al. 2008). Monosakarida tersebut dapat diserap oleh usus rayap
sehingga menjadi energi bagi rayap untuk bertahan hidup.
Komponen kayu tidak hanya selulosa tetapi juga terdapat zat ekstraktif
yang bersifat deter terhadap rayap. Zat ini terbentuk sejalan terbentuknya kayu
teras (Martawijaya 1996). Koch (1972) melaporkan pada tanaman pinus (Pinus
palustris), pembentukan kayu teras secara khas dimulai pada umur 15-20 tahun.
Kayu teras mengandung zat ekstraktif yang bersifat fungisida dan insektisida,
yaitu zat fenol, terpenoid, alkaloid, saponin, flavonoid, terpenoid, chlorophorin,
tanin dan tectochinon. Tecthochinon merupakan zat ekstraktif yang mampu
menahan serangan rayap. Kayu jati di pulau Jawa memiliki kandungan
tectochinon berkisar 0,36%. Kandungan lain di dalam kayu jati adalah
antrachinon yang dapat meningkatkan ketahanan kayu terhadap serangan rayap
Coptotermes lacteus Frogg, Nasuitermes eixtiosus dan Cryptotermes bravis
Walker (Martawijaya 1996). Pada pohon muda, seperti jati JUN dan lainnya
yang berumur muda belum terbentuk kayu teras, sehingga tidak terdapat zat
ekstraktif kayu, akibatnya kayu rentan terhadap serangan rayap.

SIMPULAN
Perlakuan pemanasan 160-1800C meningkatkan kelas ketahanan kayu
Jati JUN dari kelas IV menjadi kelas III terhadap serangan rayap kayu kering.
Lama pemanasan meningkatkan ketahanan kayu jati terhadap serangan rayap
tanah. Serangan rayap kayu kering terhadap kayu jati JUN pada semua
perlakuan suhu dan lama pemanasan termasuk serangan sedang.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. SNI 01-7207-2006 Uji ketahanan kayu dan produk kayu
terhadap organisme perusak kayu. Jakarta: BSN
Amri K, Tini N. 2004. Mengebunkan jati unggul pilihan investasi prospektif.
Jakarta: Agro Media Pustaka
Belitz HD, Grosch W, Schieberle P. 2008. Food chemistry. Berlin: Springer
Verlag hal. 327-337
Damayanti R. 2010. Struktur makro, mikro, dan ultramikroskopik kayu jati
unggul nusantara dan kayu jati konvensional [tesis]. Bogor: Sekolah
Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor
Eggleton P. 2000. Global patterns of termite diversity. In termites: Evolution,
sociality, symbioses, ecology. Takuya Abe, David Edward Bignell and
Masahiko Higashi (Editor). London: Kluwer Academic Publisher
London. hlm 25-52.
Hasan T. 2004. Rayap dan pemberantasannya (penanggulangan dan
pencegahan). Jakarta: Yayasan Pembinaan dan Watak
Jasni Supriatna N. 1992. Pencegahan rayap dan bubuk perusak kayu dengan
pestisida berbahan aktif phoxim dan cyflutrhhrin. Yogyakarta: Kongres
Entomologi IV
Kinnimont JA. 1976. Effect of timber drying temperature on subsequent
moisture and dimensional changes. J Forest Sci 6: 101-107
Koch P. 1972. Utilization of the sauthern pine. Agricultural handbook SFESAH-420. Asheville: USDA-Forest Service, Southern Forest Experiment
Station 1-734
Martawijaya A. 1996. Keawetan kayu dan faktor yang mempengaruhinya.
Petunjuk teknis. Bogor: Puslitbang Press
Momohara I, Ohmura W, Kato H, Kubojima Y. 2003. Effect of high
temperature treatment on wood durability against the brown-rot fungus,
Formitopsis palutris and the termite Coptoptermes formosanus. 8th
International IUFRO wood drying conference. Forestry and Forest
Products Research Institute
Muin M, Arif A, Syahidah. 2003. Deteriorasi dan perbaikan sifat kayu.
Makassar: Unhas Press
Nandika D, Rafiudin R, Husaeni EA. 1991. Biologi rayap perusak kayu.
Bogor: PAU-IPB
Nandika D, Adijuwana H. 1995. Ekstraksi Enzim Selulase dari Rayap Kayu
Kering (Cryptotermes cynocephalus Light) serta Rayap Tanah
(Coptotermes curvignathus Holmgren) serta Macrotermes gilvus Hagen.
J Penelitian Hasil Hutan 7(1):35-40
Nandika D, Yudi R, Farah D. 2003. Rayap: biologi dan pengendaliannya.
Surakarta: Muhammadiyah University Press
Pablo MRS, Gracia GM. 1997. Natural durability of anahau (Livistona
rotundifolia lam. Mart.). J Forest Product and Development Industries
23: 69-76

Rahmawati D. 1995. Perkiraan kerugian ekonomis akibat serangan rayap pada
bangunan perumahan di Indonesia [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan
IPB
Sheffer TC, Morvel JJ. 1998. Natural Durabilty of wood: a Worldwide checklis.
Oregon State University: Forest Research Labolatory
Schultze DG. 1960. The manner and severity of termite attack on wood of
different structure and density. I. Tests with separated early and late
wood. Holz als Roh- und Werkstoff 18 (10): 7-365
Supriana N. 1999. Rayap dan kayu: Analisis sifat dan perilaku menuju strategi
pengendalian baku. Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan dan Perkebunan.
Tambunan B, Nandika D. 1989. Deteriorasi kayu oleh faktor biologi. Bogor:
Pusat Antar universitas Bioteknologi IPB.
Tarumingkeng RC. 1971. Biologi dan Pengenalan Rayap Perusak Kayu
Indonesia.Lap. L.P.H. No. 138. 28 p.

10

Lampiran 1 Analisis ragam dan uji Tuckey
terhadap serangan rayap tanah
Source
DF Sum of
Squares
Model
24 536.51646880
Error
100 1125.67868000
Corrected Total
124 1662.19514880
Sumber
keragaman
(Sources of variation)
A (suhu pemanasan)
B ( waktu pemanasan)
AB (interaksi faktor A
dan B)

DF
4
4
16

pengurangan bobot kayu uji
Mean
F Value
Square
22.35485287 1.99
11.25678680

Type I SS

Mean
Square
67.19060480 16.79765120
171.41575680 42.85393920
297.91010720 18.61938170

Pr > F
0.0098

F Value

Pr > F

1.49
3.81
1.65

0.2102tn
0.0064**
0.0686tn

Keterangan: tn= tidak nyata pada selang kepercayaan 95%
**= nyata pada selang kepercayaan 95%

Uji Tukey (bnj) pengaruh waktu pemanasan (b) terhadap penurunan bobot
General Linear Models Procedure
Tukey's Studentized Range (HSD) Test for variable: Y1 (penurunan bobot)
Alpha= 0.05 df= 100 MSE= 11.25679
Critical Value of Studentized Range= 3.929
Minimum Significant Difference= 2.6364
Means with the same letter are not significantly different.
Tukey Grouping
Mean
N B
A
13.0700 25 3
B
A
11.9944 25 9
B
A
11.3524 25 24
B
A
11.0876 25 6
B
9.4988 25 12

10

Lampiran 2 Analisis ragam dan uji Tuckey pengurangan bobot kayu uji terhadap
serangan rayap kayu kering
Source
DF Sum of
Mean
F Value Pr > F
Squares
Square
Model
24 80.34855600 3.34785650 3.16
0.0001
Error
75 79.34850000 1.05798000
Corrected Total
99 159.69705600
Sumber
keragaman
(Sources of variation)
A (suhu pemanasan)
B ( waktu pemanasan)
AB (interaksi faktor A
dan B)

DF

Type I SS

4
4
16

46.20777600
8.23989600
25.90088400

Mean
Square
11.55194400
2.05997400
1.61880525

F Value

Pr > F

10.92
1.95
1.53tn

0.0001**
0.1114tn
0.1116tn

Keterangan: tn= tidak nyata pada selang kepercayaan 95%
**= nyata pada selang kepercayaan 95%

Uji Tukey (bnj) pengaruh suhu pemanasan (a) terhadap penurunan bobot
General linear models procedure
Tukey's studentized range (hsd) test for variable: y1 (penurunan bobot)
Alpha= 0.05 df= 75 MSE= 1.05798
Critical value of studentized range= 3.953
minimum significant difference= 0.9092
Means with the same letter are not significantly different.
Tukey Grouping Mean
N A

B
B

A
A
C
C
C

9.7045
9.1945
8.6605
8.2670
7.7675

20
20
20
20
20

120
100
140
160
180

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 15 Februari 1990 dari ayah
Ir. Pipin dan ibu C.Sumarni. Penulis adalah putra pertama dari tiga bersaudara.
Tahun 2008 penulis lulus dari SMA Insan kamil Bogor dan pada tahun yang sama
penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan
Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam.
Selama menempuh pendidikan strata-1 di IPB, penulis aktif pada beberapa
organisasi yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM)
bidang pendidikan. Penulis berpartisipasi dalam kegiatan kepanitiaan IDEA
(IPB’s Dedication and Education) sebagai sekertaris 1 ditahun 2010, ISEE
(International Scholarship and Education Expo) sebagai sekertaris 1 ditahun 2010
dan 2011 dan Pesta Sains Nasional 2010 sebagai ketua divisi kesekretariatan sub
biologi.
Beberapa pengalaman penelitian yang pernah dilakukan penulis ialah
melakukan kegiatan studi lapangan pada tahun 2009 di Pantai Pananjung
Pangandaran dengan judul Keanekaragaman Cendawan Gua di Cagar Alam
Pangandaran di bawah bimbingan Ir Agustin Widya Gunawan, MS. Selain itu
penulis melakukan kegiatan praktik lapangan pada tahun 2011 di Pusat
Keteknikan dan pengolahan kehutanan Bogor dengan judul Perkembangbiakan
Jabon Merah dengan stek pucuk di bawah bimbingan Prof Dr Ir Alex Hartana.