Pembuatan larutan obat ibuprofen tablet merk dagang Proris® dengan konsentrasi 2 mmolL. Pengecatan membran .1 Pengecatan membran usus halus kelinci segar

menggunakan spektrofotometer UV. Panjang gelombang yang dipilih adalah panjang gelombang dimana ibuprofen memperlihatkan serapan paling tinggi. 3.5.3 Pembuatan kurva kalibrasi ibuprofen dalam medium dapar fosfat pH 6,4 isotonis Ditimbang seksama 50 mg ibuprofen dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 250 ml kemudian ditambahkan larutan dapar fosfat pH 6,4 isotonis sampai garis tanda. Dari larutan tersebut di pipet 0,075 ml; 0,2 ml; 0,325 ml; 0,45 ml; 0,575 ml; 0,7 ml; 0,825 ml. Dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml, kemudian masing- masing diencerkan dengan larutan dapar fosfat pH 6,4 isotonis sampai garis tanda. Serapan diukur pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh dari kurva serapan ibuprofen menggunakan spektrofotometer UV dan sebagai blanko digunakan dapar fosfat pH 6,4 isotonis. Kurva kalibrasi antara jumlah serapan dan konsentrasi dibuat dari data yang diperoleh, lalu dihitung persamaan regresi dan koefisien korelasinya.

3.5.4 Pembuatan larutan obat ibuprofen baku dengan konsentrasi 2 mmolL

Ditimbang seksama 20,628 mg ibuprofen baku, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml. Dilarutkan dengan dapar fosfat pH 6,4 isotonis, dicukupkan sampai garis tanda sehingga diperoleh konsentrasi 2 mmolL.

3.5.5 Pembuatan larutan obat ibuprofen tablet generik dengan konsentrasi 2 mmolL.

Ditimbang seksama 27,6054 mg ibuprofen generik yang telah diserbukkan, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml. Dilarutkan dengan dapar fosfat pH 6,4 isotonis, dicukupkan sampai garis tanda sehingga diperoleh konsentrasi 2 mmolL.

3.5.6 Pembuatan larutan obat ibuprofen tablet merk dagang Proris® dengan konsentrasi 2 mmolL.

Ditimbang seksama 29,044 mg Proris® yang telah diserbukkan, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml. Dilarutkan dengan dapar fosfat pH 6,4 isotonis, dicukupkan sampai garis tanda sehingga diperoleh konsentrasi 2 mmolL. Universitas Sumatera Utara 3.5.7 Pembuatan usus halus kelinci 3.5.7.1 Pembuatan usus halus kelinci segar Hewan percobaan berupa kelinci jantan dipuasakan selama 20-24 jam. Setelah itu kelinci tersebut dianestesi, kemudian dilakukan pembedahan pada bagian perut tetapi jangan sampai mengenai tulang dada. Setelah usus halus dikeluarkan dan dibersihkan bagian dalamnya dari kotoran dan bagian luar dari jaringan yang mengikat pembuluh darah halus, dan sebagainya dengan bantuan pinset dan gunting, dan dicuci dengan larutan thyrode dingin. Lalu diangkat dan dibalik dengan menggunakan batang pengaduk berpenampang 2 mm. Lalu diikat pada bagian ujung dengan benang dan dilepaskan dari batang pengaduk, dicelupkan ke dalam larutan Thyrode dingin.

3.5.7.2 Pembuatan usus halus kelinci yang dikeringkan

Hewan percobaan berupa kelinci jantan dipuasakan selama 20-24 jam. Setelah itu kelinci tersebut dianestesi, kemudian dilakukan pembedahan pada bagian perut tetapi jangan sampai mengenai tulang dada. Setelah usus halus dikeluarkan dan dibersihkan bagian dalamnya dari kotoran dan bagian luar dari jaringan yang mengikat pembuluh darah halus, dan sebagainya dengan bantuan pinset dan gunting, dan dicuci dengan larutan thyrode dingin. Lalu diangkat dan dibalik dengan menggunakan batang pengaduk berpenampang 2 mm. Lalu diikat pada bagian ujung dengan benang dan dilepaskan dari batang pengaduk, dicelupkan ke dalam larutan Thyrode dingin. Kemudian dikeringkan dengan menggunakan freeze dryer pada suhu -40 °C. Universitas Sumatera Utara 3.5.8 Pengecatan membran 3.5.8.1 Pengecatan membran usus halus kelinci segar Pengecatan membran usus halus kelinci segar dilakukan dengan teknik pengecatan menggunakan hematoksilin-eosin. 3.5.8.2 Pengecatan membran usus halus kelinci yang dikeringkan Pengecatan membran usus halus kelinci yang dikeringkan dilakukan dengan teknik pengecatan menggunakan hematoksilin-eosin. 3.5.9 Penentuan absorpsi ibuprofen 3.5.9.1 Penentuan absorpsi ibuprofen dalam usus halus kelinci segar dalam larutan dapar fosfat pH 6,4 isotonis Usus halus terbalik kelinci dengan panjang efektif masing-masing 7 cm diikat pada kanula dan masing-masing diisi dengan cairan serosa 3 ml ke dalamnya berupa larutan dapar fosfat pH 6,4 isotonis yang tidak mengandung bahan obat. Usus Halus terbalik bagian atas yang digunakan sebagai kontrol, dimasukkan ke dalam tabung berisi 75 ml cairan mukosa berupa larutan buffer posfat pH 6,4 isotonis yang tidak mengandung bahan obat. Sedangkan untuk usus halus terbalik bagian bawah yang digunakan sebagai percobaan, dimasukkan ke dalam tabung berisi 75 ml cairan mukosa berupa larutan buffer posfat pH 6,4 isotonis yang mengandung bahan obat ibuprofen baku dengan konsentrasi 2 mmol. Selanjutnya dimasukkan tabung ke dalam termostat dengan temperatur 37 ± 0,5°C. Selama berlangsung percobaan dijaga agar seluruh bagian usus tetap terendam dalam cairan mukosa serta terus menerus dialiri aliran oksigen dengan kecepatan kira-kira 1 gelembung per detik. Pada menit 5, 10, 15, 30, 60, 90, 120, 150 cairan serosa diambil 1 ml melalui kanula dan selanjutnya diencerkan dengan larutan buffer fosfat pH 6,4 isotonis hingga 25 ml. Dimasukkan kembali sebanyak 1 ml untuk setiap pengambilan cairan Universitas Sumatera Utara serosa. Serapan larutan yang diperiksa, diukur pada panjang gelombang maksimum yaitu 222,5 nm dengan spektrofotometer ultraviolet. Dilakukan cara yang sama dengan cara diatas untuk larutan obat ibuprofen tablet Generik dan ibuprofen tablet merk dagang Proris®. 3.5.9.2 Penentuan absorpsi ibuprofen dalam usus halus kelinci yang dikeringkan dalam larutan dapar fosfat pH 6,4 isotonis Usus halus terbalik kelinci yang telah dikeringkan dengan panjang efektif masing-masing 7 cm diikat pada kanula dan masing-masing diisi dengan cairan serosa 3 ml ke dalamnya berupa larutan dapar fosfat pH 6,4 isotonis yang tidak mengandung bahan obat. Usus Halus terbalik bagian atas yang digunakan sebagai kontrol, dimasukkan ke dalam tabung berisi 75 ml cairan mukosa berupa larutan buffer posfat pH 6,4 isotonis yang tidak mengandung bahan obat. Sedangkan untuk usus halus terbalik bagian bawah yang digunakan sebagai percobaan, dimasukkan ke dalam tabung berisi 75 ml cairan mukosa berupa larutan buffer posfat pH 6,4 isotonis yang mengandung bahan obat ibuprofen baku dengan konsentrasi 2 mmol. Selanjutnya dimasukkan tabung ke dalam termostat dengan temperatur 37 ± 0,5 o C. Selama berlangsung percobaan dijaga agar seluruh bagian usus tetap terendam dalam cairan mukosa serta terus menerus dialiri aliran oksigen dengan kecepatan kira-kira 1 gelembung per detik. Pada menit 5, 10, 15, 30, 60, 90, 120, 150 cairan serosa diambil 1 ml melalui kanula dan selanjutnya diencerkan dengan larutan buffer fosfat pH 6,4 isotonis hingga 25 ml. Dimasukkan kembali sebanyak 1 ml untuk setiap pengambilan cairan serosa. Serapan larutan yang diperiksa, diukur pada panjang gelombang maksimum yaitu 222,5 nm dengan spektrofotometer ultraviolet. Dilakukan cara yang sama Universitas Sumatera Utara dengan cara diatas untuk larutan obat ibuprofen tablet Generik dan ibuprofen tablet merk dagang Proris®.

3.6 Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan program SPSS 15. Data hasil penelitian di tentukan homogenitas dan normalitasnya untuk menentukan analisis statistik yang digunakan. Hasil analisis dapat dilihat pada lampiran 16 pada halaman 66. Universitas Sumatera Utara