Pengeringan Beku Freeze Dryer Spektrofotometri Ultraviolet - visibel

Bila data dari suatu studi stabilitas mengikuti reaksi orde nol, grafik x jumlah yang bereaksi versus t waktu merupakan garis lurus dengan kelandaian menyamai k. Nilai k menyatakan jumlah obat yang terurai per satuan waktu, dan titik potong garis pada waktu nol sama dengan konstanta. b. Reaksi ode pertama Laju pengurangan konsentrasi = - ��� �� =kCa Dengan memakai persamaan tersebut untuk reaksi orde pertama dihasilkan garis lurus bila dibuat grafik logaritma konsentrasi Ca terhadap waktu. Kecepatan atau konstanta laju reaksi, k, dapat dihitung dari kelandaian garis dikalikan 2,303 Armstrong, 1995.

2.6 Pengeringan Beku Freeze Dryer

Pengeringan beku freeze drying adalah salah satu metode pengeringan yang mempunyai keunggulan dalam mempertahankan mutu hasil pengeringan, khususnya untuk produk-produk yang sensitif terhadap panas. Keunggulan pengeringan beku dibandingkan metode lainnya yaitu dapat mempertahankan stabilitas produk, dapat mempertahankan stabilitas struktur bahan dan dapat meningkatkan daya rehidrasi sehingga dapat kembali ke sifat fisiologis, organoleptik dan betuk fisik yang hampir sama dengan sebelum pengeringan Tambunan dan Manalu, 2000. Untuk proses pengeringan beku, bahan yang dikeringkan terlebih dahulu dibekukan kemudian dilanjutkan dengan pengeringan menggunakan tekanan rendah sehingga kandungan air yang sudah menjadi es akan langsung menjadi uap, dikenal dengan istilah sublimasi. Pengeringan menggunakan alat freeze dryer lebih baik dibandingkan dibandingkan dengan oven karena kadar airnya lebih rendah dan dapat digunakan untuk bahan yang tidak tahan dengan panas Muchtadi, 1992. Universitas Sumatera Utara

2.7 Spektrofotometri Ultraviolet - visibel

Radiasi elektromagnetik, yang mana sinar ultraviolet dan sinar tampak merupakan salah satunya, dapat dianggap sebagai energi yang merambat dalam bentuk gelombang. Beberapa istilah dan hubungan digunakan untuk menggambarkan gelombang ini. Panjang gelombang merupakan jarak linier dari suatu titik pada satu gelombang ke titik yang bersebelahan pada gelombang yang berdekatan. Sinar ultraviolet mempunyai panjang gelombang antara 200 - 400 nm, sementara sinar tampak mempunyai panjang gelombang 400 – 750 nm Gandjar dan Rohman, 2009. Sinar ultraviolet dan sinar tampak memberikan energi yang cukup untuk terjadinya transisi elektronik. Dengan demikian, spektra ultraviolet dan spektra tampak dikatakan sebagai spektra elektronik. Keadaan energi yang paling rendah disebut dengan keadaan dasar ground state. Transisi – transisi elektronik akan meningkatkan energi molekuler dari keadaan dasar ke satu atau lebih tingkat energi tereksitasi Gandjar dan Rohman, 2009. Jika suatu molekul sederhana dikenakan radiasi elektromagnetik maka molekul tersebut akan menyerap radiasi elektromagnetik yang energinya sesuai. Interaksi antara molekul dengan radiasi elektromagnetik ini akan meningkatkan energi potensial elektron pada tingkat keadaan tereksitasi. Apabila pada molekul yang sederhana tadi hanya terjadi transisi elektronik pada satu macam gugus yang terdapat pada molekul, maka hanya akan terjadi satu absorbsi. Pada kenyataannya, spektrum UV – Vis yang merupakan korelasi antara absorbansi sebagai ordinat dan panjang gelombang sebagai absis bukan merupakan garis spektrum akan tetapi merupakan pita spektrum. Terbentuknya pita spektrum UV – Vis tersebut disebabkan oleh terjadinya eksitasi elektronik lebih dari satu macam pada gugus molekul yang sangat kompleks Gandjar dan Rohman, 2009. Universitas Sumatera Utara Spektra UV – Vis dapat digunakan untuk informasi kualitatif dan sekaligus dapat digunakan untuk analisis kuantitatif. a. Aspek Kualitatif Data spektra UV – Vis secara tersendiri tidak dapat digunakan untuk identifikasi kualitatif obat atau metabolitnya. Akan tetapi jika digabung dengan cara lain seperti spektroskopi infra merah, resonansi magnet inti, dan spektroskopi massa, maka dapat digunakan untuk maksud identifikasi analisis kualitatif suatu senyawa tersebut. Data yang diperoleh dari spektroskopi UV dan Vis adalah panjang gelombang maksimal, intensitas, efek pH, dan pelarut; yang kesemuanya itu dapat diperbandingkan dengan data yang sudah dipublikasikan Gandjar dan Rohman, 2009. b. Aspek Kuantitatif Dalam aspek kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan larutan sampel dan intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya. Radiasi yang diserap oleh cuplikan ditentukan dengan membandingkan intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar yang diserap jika tidak ada spesies penyerap lainnya. Intensitas atau kekuatan radiasi cahaya sebanding dengan jumlah foton yang melalui satu satuan luas penampang perdetik. Serapan dapat terjadi jika fotonradiasi yang mengenai cuplikan memiliki energi yang sama dengan energi yang dibutuhkan untuk menyebabkan terjadinya perubahan tenaga. Kekuatan radiasi juga mengalami penurunan dengan adanya penghamburan dan pemantulan cahaya, akan tetapi penurunan karena hal ini sangat kecil dibandingkan dengan proses penyerapan. Hukum Lambert – Beer menyatakan bahwa intensitas yang diteruskan oleh larutan zat penyerap berbanding lurus dengan tebal dan konsentrasi larutan Gandjar dan Rohman, 2009. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental experimental research. Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam penelitian ini yang termasuk variabel bebas adalah: ibuprofen, usus halus kelinci yang dikeringkan dan usus halus kelinci segar. Sedangkan variabel terikat adalah laju absorpsi.

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pembuatan usus halus kelinci yang dikeringkan dan usus halus kelinci yang segar. Setelah itu dilakukan pengecatan membran usus halus kelinci yang dikeringkan dan usus halus kelinci yang segar. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan laju absorpsi pada usus halus kelinci yang dikeringkan dan usus halus kelinci yang segar serta dilakukan pengecatan membran untuk usus halus kelinci segar dan yang dikeringkan pada waktu pengujian. Hewan terbagi dalam tiga kelompok dan tiap kelompok terdiri dari tiga pengulangan dengan uraian sebagai berikut: 1. Kelompok pertama diberi ibuprofen baku yang dilarutkan dalam larutan buffer fosfat pH 6,4 isotonis dengan konsentrasi 2 mmolL. 2. Kelompok kedua diberi ibuprofen tablet Generik yang dilarutkan dalam buffer fosfat pH 6,4 dengan konsentrasi 2 mmolL. 3. Kelompok ketiga diberi ibuprofen tablet merk dagang Proris® yang dilarutkan dengan buffer fosfat pH 6,4 dengan konsentrasi 2 mmolL. Universitas Sumatera Utara