Pengaruh Pemberian Lumpur Limbah (Sludge) Pengolahan Air Minum Dan Kalsit Terhadap Pertumbuhan Sorgum (Sorghum Bicolor L. Moench) Pada Podsolik Dari Jasinga

1

PENGARUH PEMBERIAN LUMPUR LIMBAH (SLUDGE)
PENGOLAHAN AIR MINUM DAN KALSIT TERHADAP
PERTUMBUHAN SORGUM (Sorghum bicolor L.Moench)
PADA PODSOLIK DARI JASINGA

EKA AFERA SARI

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

2

sssssssss

3


PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Pemberian
Lumpur Limbah (Sludge) Pengolahan Air Minum dan Kalsit terhadap
Pertumbuhan Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) pada Podsolik dari Jasinga
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2016
Eka Afera Sari
NIM A14110089

4

ABSTRAK
EKA AFERA SARI. Pengaruh Pemberian Lumpur Limbah (Sludge) Pengolahan

Air Minum dan Kalsit terhadap Pertumbuhan Sorgum (Sorghum bicolor L.
Moench) pada Podsolik dari Jasinga. Dibimbing oleh SUWARNO dan ARIEF
HARTONO.
Permasalahan yang terdapat di tanah Podsolik antara lain adalah: reaksi tanah
yang masam, kandungan Al dapat dipertukarkan yang tinggi dan unsur hara yang
rendah, sehingga diperlukan pengelolaan yang baik seperti pemupukan dan
pengapuran agar tanah tersebut menjadi produktif dan tidak rusak. Bahan-bahan
pengapuran yang biasa digunakan adalah kalsit, dolomit, steel slag, dan bahanbahan lainnya seperti lumpur limbah (sludge). Penelitian ini bertujuan untuk
menguji pemanfaatan sludge Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dari Kota
Pangkalpinang untuk bahan amelioran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kalsit dan campuran sludge dan kalsit nyata meningkatkan pH tanah, kadar Ca
dapat dipertukarkan, Fe dan Cu tersedia, serta menurunkan kandungan Al dan H
dapat dipertukarkan, kadar Mn dan Zn tersedia. Sludge meningkatkan kandungan
C-organik, tanah tetapi tidak menaikkan pH, serta kandungan Ca dan Mg dapat
dipertukarkan dan tidak menurunkan kadar Al dan H dapat dipertukarkan tanah
sehingga sludge yang diuji dalam penelitian ini tidak mempunyai efek
pengapuran. Tinggi tanaman, bobot basah tajuk, dan bobot kering tajuk tanaman
sorgum pada perlakuan kalsit dan campuran sludge dengan kalsit nyata lebih
tinggi daripada perlakuan sludge dan kontrol. Karena daya netralisasinya terlalu
rendah, tidak mempunyai efek pengapuran, dan tidak memperbaiki pertumbuhan

tanaman, maka sludge yang diuji dalam penelitian ini tidak bisa dijadikan bahan
pengapuran, tetapi dapat dijadikan bahan amelioran sebagai bahan campuran
kapur.
Kata kunci :Kalsit, Podsolik, Sludge, Sorgum

5

ABSTRACT
EKA AFERA SARI. Effects of Sludge of Drinking Water Treatment Plant on
Growth of Shorghum (Sorghum bicolor L. Moench) on Podzolic from Jasinga.
Supervised by SUWARNO and ARIEF HARTONO.
Problems found in as Podzolics are acid reaction, high level of exchangable-Al,
and low availiability of nutrients. Therefore, it is required a good management
such as fertilization and liming in order to improve soil productivity and avoid
soil degradation. Liming materials commonly used are calcite, dolomite, steel
slag, and other materials such as sludge. This research aimed to evaluate the use
of sludge from Regional Drinking Water Company (PDAM) of Pangkalpinang as
the liming material. The results showed that calcite and combination of sludge and
calcite significantly increased soil pH, decreased exchangeable-Al and
exchangeable-H, and available Mn and Zn, increased exchangeable-Ca and

available Fe and Cu. Sludge increased organic carbon contain, but did not increase
soil pH, exchangeable-Ca and -Mg, and did not decreased exchangeable-Al and –
H. Therefore, sludge tested in this research did not have liming effect. Plant
height, fresh weight and dry weight of shoot of shorghum plant were significantly
higher with calcite and combination of sludge and calcite than with sludge and
control. Due to the very low neutralizing power, no effect of liming, and less
improvement effect on plant growth, therefore sludge tested in this research could
not be used as a liming material, but it can be used as ameliorant as a mixture
material of lime.
Key words : Calcite, Podzolic, Sludge, Sorgum

6

PENGARUH PEMBERIAN LUMPUR LIMBAH (SLUDGE)
PENGOLAHAN AIR MINUM DAN KALSIT TERHADAP
PERTUMBUHAN SORGUM (Sorghum bicolor L.Moench)
PADA PODSOLIK DARI JASINGA

EKA AFERA SARI


Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

ii

iii

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian, dan
penulisan skripsi ini. Judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah Pengaruh

Pemberian Lumpur Limbah (Sludge) Pengolahan Air Minum dan Kalsit terhadap
Pertumbuhan Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) pada Podsolik dari Jasinga.
Terima kasih kepada Dr Ir Suwarno, MSc dan Dr Ir Arief Hartono, MSc Agr
selaku pembimbing yang senantiasa memberikan nasihat dan motivasi selama
penelitian hingga penulisan skripsi. Terima kasih kepada Dr Ir Untung Sudadi,
MSc selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan dukungan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Seluruh staf laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya
Lahan, dan staf University Farm Cikabayan
2. Ayahanda Dasinar Achiruny, Almh. Ibunda Susi Iriani, dan Adek M.
Reza Pahlawan yang selalu memberikan dukungan, doa, dan kasih
sayang yang tiada henti-hentinya
3. Habib Twindy Lubis yang selalu memberi dukungan dan kasih sayang
dan semangat dalam mengerjakan penelitian serta menyelesaikan skripsi.
4. Meylinda Nur Puspita, Siti Huzaimah, Indah Purnama Sari, Nur Fitriana,
Novi Anggraini, Deni Ari Septian, Muh. Abdul Azis, Faniyosi Nafisah,
Roki Mirza, Marita Fitri Az zahra, Vanisa Rusma, Musfiroh, Dieni
Aryani, Gunawan Saputra, Rio Bima Handika, Yeni Nurmagfiroh, Mike
Dwi Hisma, Mertin Sa’pang, Riza Riadi, dan Fitria yang selalu

memberikan semangat dan bantuan dalam mengerjakan penelitian dan
menyelesaikan skripsi.
5. Seluruh keluarga besar Ilmu Tanah 48 yang telah memberi semangat dan
bersama-sama di IPB.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2016
Eka Afera Sari

iv

v

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN

v

v
v
1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

1

Hipotesis Penelitian

1

TINJAUAN PUSTAKA

2


Tanah Podsolik Merah Kuning dan Sifat-Sifatnya

2

Proses Pengolahan Air Minum PDAM Tirta Dharma

2

Lumpur Limbah dari Pengolahan Air Minum dan Sifat-sifat Kimianya

3

Sifat Umum Kalsit

3

Karakteristik Tanaman Sorgum

4


METODE PENELITIAN

4

Tempat dan Waktu Penelitian

4

Bahan dan Alat

4

Rancangan Penelitian

5

Pelaksanaan Penelitian

5


Analisis Data

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

7

Komposisi Kimia Lumpur Limbah (Sludge) Pengolahan Air Minum

7

Sifat-Sifat Kimia Tanah Podsolik Jasinga

7

Pengaruh Lumpur Limbah (Sludge) Pengolahan Air Minum terhadap
Sifat Kimia Tanah
Pengaruh Sludge, Kalsit, Campuran (Sludge dan Kalsit) terhadap Tinggi
Tanaman, Bobot Tajuk, dan Kadar Ca, Mg, K, dan P Tanaman Sorgum
SIMPULAN DAN SARAN

8
11
12

Simpulan

12

Saran

13

DAFTAR PUSTAKA

13

LAMPIRAN

15

RIWAYAT HIDUP

33

vi

DAFTAR TABEL
1 Dosis sludge (lumpur limbah), kalsit, campuran kalsit dan sludge, dan
pupuk yang diberikan per pot pada tanaman sorgum
2 Komposisi kimia sludge pengolahan air minum
3 Hasil analisis awal tanah Podsolik Jasinga
4 Pengaruh sludge, kalsit, dan campuran (kalsit dan sludge) terhadap pH,
Al dan H yang dapat dipertukarkan dalam tanah
5 Pengaruh sludge, kalsit, dan campuran (kalsit dan sludge) terhadap Ptersedia, C-organik dan kadar basa–basa yang dapat dipertukarkan dalam
tanah
6 Pengaruh sludge, kalsit, dan campuran (kalsit dan sludge) terhadap
kandungan unsur mikro dalam tanah
7 Pengaruh sludge, kalsit, dan campuran (kalsit dan sludge) terhadap
tinggi tanaman, bobot basah tajuk, dan bobot kering tajuk tanaman
sorgum
8 Pengaruh sludge, kalsit, dan campuran (kalsit dan sludge) terhadap
kandungan Ca, Mg, K, dan P pada tanaman sorgum

5
7
8
9

9
10

12
12

DAFTAR GAMBAR
1 Proses Pengolahan
Pangkalpinang

Air

Minum

PDAM

Tirta

Dharma

Kota
2

DAFTAR LAMPIRAN
1 Komposisi kimia kalsit
2 Analisis ragam pengaruh sludge,
kalsit) terhadap pH tanah
3 Analisis ragam pengaruh sludge,
kalsit) terhadap Al-dd tanah
4 Analisis ragam pengaruh sludge,
kalsit) terhadap H-dd tanah
5 Analisis ragam pengaruh sludge,
kalsit) terhadap Ca-dd tanah
6 Analisis ragam pengaruh sludge,
kalsit) terhadap Mg-dd tanah
7 Analisis ragam pengaruh sludge,
kalsit) terhadap K-dd tanah
8 Analisis ragam pengaruh sludge,
kalsit) terhadap P-tersedia tanah
9 Analisis ragam pengaruh sludge,
kalsit) terhadap Fe-tersedia tanah
10 Analisis ragam pengaruh sludge,
kalsit) terhadap Mn-tersedia tanah

17
kalsit, dan campuran (sludge dan
17
kalsit, dan campuran (sludge dan
17
kalsit, dan campuran (sludge dan
17
kalsit, dan campuran (sludge dan
18
kalsit, dan campuran (sludge dan
18
kalsit, dan campuran (sludge dan
18
kalsit, dan campuran (sludge dan
18
kalsit, dan csmpuran (sludge dan
19
kalsit, dan campuran (sludge dan
19

vii

11 Analisis ragam pengaruh sludge, kalsit, dan campuran (sludge dan
kalsit) terhadap Cu-tersedia tanah
12 Analisis ragam pengaruh sludge, kalsit, dan campuran (sludge dan
kalsit) terhadap Zn-tersedia tanah
13 Analisis ragam pengaruh sludge, kalsit, dan campuran (sludge dan
kalsit) terhadap C-organik tanah
14 Analisis ragam pengaruh sludge, kalsit, dan campuran (sludge dan
kalsit) terhadap tinggi tanaman padi pada usia 6 MST
15 Analisis ragam pengaruh sludge, kalsit, dan campuran (sludge dan
kalsit) terhadap bobot basah tajuk
16 Analisis ragam pengaruh sludge, kalsit, dan campuran (sludge dan
kalsit) terhadap bobot kering tajuk
17 Kriteria Penilaian Hasil Analisis Tanah (Sulaeman, Eviati 2009)
18 Deskripsi sorgum varietas Numbu
19 Metode analisis laboratorium
20 Gambar kondisi pertumbuhan tanaman sorgum pada 6 MST
21 Pengaruh sludge, kalsit, dan campuran sludge dan kalsit terhadap pH
tanah, kadar Al-dd dan H-dd
22 Pengaruh sludge, kalsit, dan campuran sludge dan kalsit terhadap Ptersedia, C-organik, Ca-dd, Mg-dd, dan K-dd
23 Pengaruh sludge, kalsit, dan campuran sludge dan kalsit terhadap Ptersedia, C-organik, Ca-dd, Mg-dd, dan K-dd
24 Pengaruh sludge, kalsit, dan campuran sludge dan kalsit terhadap kadar
unsur mikro tersedia dalam tanah
25 Pengaruh sludge, kalsit, dan campuran sludge dan kalsit terhadap tinggi
tanaman, bobot basah tajuk, dan bobot kering tajuk tanaman sorgum
26 Pengaruh kalsit, dan campuran (sludge dan kalsit) terhadap kadar unsur
Ca, Mg, K, dan P tanaman sorgum

19
19
20
20
20
20
21
22
22
24
27
28
29
30
31
32

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanah Podsolik Merah Kuning merupakan tanah yang cukup luas di
Indonesia. Luas tanah Podsolik Merah Kuning di Indonesia diperkirakan sebanyak
48 juta ha. Tanah Podsolik umumnya banyak dijumpai di Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, dan Irian Jaya (Hardjowigeno 2007).
Permasalahan yang terdapat di tanah Podsolik Merah Kuning di antaranya
adalah reaksi tanah yang masam, kandungan Al yang tinggi dan unsur hara yang
rendah, sehingga diperlukan pengelolaan yang baik seperti pemupukan dan
pengapuran agar tanah menjadi produktif dan tidak rusak (Hardjowigeno 2007).
Bahan-bahan pengapuran yang biasa digunakan diantaranya kalsit, dolomit, steel
slag, dan bahan-bahan lainnya.
Bahan lain yang mungkin bisa digunakan sebagai bahan pengapuran adalah
sludge pengolahan air minum. Pengolahan air minum umumnya meninggalkan
residu berupa endapan semi padat atau sedimen lumpur yang semakin lama akan
menumpuk karena diproduksi setiap hari dan tidak dimanfaatkan. Jumlah yang
semakin menumpuk menyebabkan sludge yang ada dibuang ke saluran
pembuangan tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Dengan jumlah yang
sangat banyak, bersifat renewable dan belum termanfaatkan dengan baik maka
sludge pengolahan air minum berpotensi dimanfaatkan di bidang pertanian
sebagai bahan amelioran. Sludge yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lumpur limbah (sludge) dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) PT. Tirta
Dharma yang berlokasi di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan penelitian
mengenai pemanfaatan sludge sebagai bahan amelioran.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lumpur limbah (sludge),
kalsit, dan campuran sludge dan kalsit terhadap pertumbuhan tanaman sorgum
sebagai tanaman uji, serta pemanfaatan sludge sebagai bahan amelioran.
.
Hipotesis Penelitian
Pemberian sludge pengolahan air minum dapat memperbaiki sifat kimia
tanah podsolik. Pemberian sludge sebagai bahan amelioran dapat memperbaiki
pertumbuhan tanaman sorgum.

2

TINJAUAN PUSTAKA
Tanah Podsolik Merah Kuning dan Sifat-Sifatnya
Menurut sistem klasifikasi Dudal dan Soepraptohardjo (1957) dalam
Rachim dan Arifin (2011), tanah Podsolik Merah Kuning adalah tanah yang
sangat tercuci, lapisan atas bewarna abu-abu muda sampai kekuningan, lapisan
bawah merah atau kuning. Terdapat akumulasi liat hingga tekstur relatif berat,
struktur gumpal, permeabilitas rendah, stabilitas agregat rendah, bahan organik
rendah, kejenuhan basa rendah, dan pH rendah 4.2-4.8. Horizon eluviasi tidak
selalu jelas. Bahan induk kadang-kadang mempunyai karatan kuning, merah, dan
abu-abu. Tanah Podsolik Merah Kuning terbentuk dari bahan induk batuan
endapan bersilika, napal, batu pasir, batu liat, dapat ditemukan pada ketinggian
50-350 m dpl, beriklim tropika basah, curah hujan antara 2500-3500 mm per
tahun. Sesuai dengan perkembangan klasifikasi tanah secara umum, sistem PPT
1983 adalah rentetan perbaikan dari sitem sebelumnya (khususnya sistem Dudal
dan Soepraptohardjo) terutama akibat dari pengaruh sistem klasifikasi tanah FAOUNESCO 1974 dan Taksonomi Tanah USDA 1975. Perubahan terjadi terutama
dalam definisi baru tentang jenis dan macam tanah. Di samping itu, ada beberapa
nama tanah dihilangkan tetapi nama-nama baru dimasukkan, yang sangat
dipengaruhi oleh sistem FAO-UNESCO 1974. Dalam sistem klasifikasi Pusat
Penelitian Tanah (1983) terdapat perubahan jenis tanah Podsolik Merah Kuning
menjadi tanah Podsolik (Rachim, Arifin. 2011).
Menurut Pusat Penelitian Tanah (1983) dalam Suwardi dan Wiranegara
(2000), tanah podsolik adalah yang mempunya horizon B argilik, mempunyai
kejenuhan basa > 30% sekurang-kurangnya pada beberapa bagian horizon B di
dalam penampang 125 cm dari permukaan dan tidak mempunyai horizon albik
yang berbatasan langsung dengan horizon argilik atau fragipan.
Proses Pengolahan Air Minum PDAM Tirta Dharma

Gambar 1

Proses Pengolahan Air Minum PDAM Tirta Dharma Kota
Pangkalpinang

Sistem pengolahan air untuk menghasilkan air bersih yang diperlukan
konsumen terdiri dari beberapa proses. Sumber air baku berasal dari intake, di

3

intake tidak terjadi proses kimia, hanya proses pemindahan fluida dari intake ke
mixing chamber dengan cara dipompa. Sumber air baku yang digunakan ada tiga
intake, yaitu: intake Kacang Pedang (dari Kolong Kacang Pedang), intake
Mangkol (dari Mata Air Gunung Mangkol), dan intake Pedindang (dari Sungai
Pedindang) dengan karakteristik air baku yang berbeda-beda sehingga harus
dicampur terlebih dahulu untuk menjadi satu karakteristik. Setelah itu, pada
proses koagulasi terjadi penggabungan partikel-partikel halus dengan
menggunakan koagulan Polyalumunium Chloride (PAC). (Ervany, komunikasi
pribadi)
Partikel-partikel yang berukuran mikrometer diharapkan bisa disisihkan
dengan koagulan. Selanjutnya, dari proses koagulasi dialirkan ke proses flokulasi,
partikel-partikel halus menumpuk menjadi makro floc. Setelah itu, dialirkan ke
proses sedimentasi dimana makro floc tersebut semakin berat dan mengendap di
zona lumpur sedimentasi. Pemisahan antara solid dan liquid, yang solid akan
mengendap dan menumpuk di zona lumpur sedimentasi, sedangkan yang liquid
dialirkan ke atas. Selanjutnya, dialirkan ke proses filtrasi, partikel-partikel halus
yang masih tersisa disaring pada proses ini. Setelah itu, dari proses filtrasi
ditampung di reservoir pengolahan. Pada reservoir pengolahan ditambahkan
disinfektan (pembunuh kuman) kaporit. Air dari bak penampungan (reservoir)
dialirkan ke reservoir distribusi yang terletak di elevasi paling tinggi karena
sistem penyediaan air minum menggunakan sistem campuran (perpompaan dan
gravitasi). Air dipompa ke daerah yang paling tinggi diatas bukit yang terdapat
reservoir distribusi. Setelah itu, dialirkan ke pelayanan secara gravitasi (Ervany,
komunikasi pribadi).
Lumpur Limbah dari Pengolahan Air Minum dan Sifat-sifat Kimianya
Proses pengolahan air minum menghasilkan produk utama berupa air
bersih disamping itu dihasilkan Lumpur Limbah (sludge). Lumpur Limbah dalam
proses pengolahan ini merupakan hasil proses pengendapan (presedimentasi dan
sedimentasi) serta penyaringan (filtrasi). Sludge dari pengolahan air minum PT
Krakatau Tirta Industri memiliki komposisi kimia, seperti: KTK (15.26 cmol (+)
kg-1), Ca (4.85 cmol (+) kg-1), Mg (0.67 cmol (+) kg-1), K (0.59 cmol (+) kg-1), Na
(0.63 cmol (+) kg-1), P-tersedia (0.5 mg kg-1), dan pH 5.5 (Yeni 2001).
Penelitian yang menggunakan Lumpur Limbah air minum sebagai pupuk
telah dilakukan oleh Vlamiset al. (1985) dalam Alfandi (1994) pada tanaman
gandum. Pemberian Lumpur Limbah 45 ton/ha meningkatkan produksi gandum
lebih dari 300 persen namun peningkatan ini juga disertai dengan meningkatnya
logam berat dalam biji gandum.
Sifat Umum Kalsit
Bahan yang umumnya dikenal sebagai bahan pengapuran ialah kalsium
karbonat dan dolomit CaMg(CO3)2. Bila bahan tersebut tidak atau sedikit
mengandung dolomit disebut kalsit, tetapi bila jumlah magnesium meningkat
disebut kapur dolomit, dan bila sedikit kalsium karbonat dijumpai dan hanya
terdiri dari kalsium-magnesium-karbonat maka disebut dolomit (Soepardi 1983).

4

Menurut Soepardi (1983), berbagai bentuk bahan kapur diperdagangkan,
oleh karenanya jaminan kimia bahan kapur sangat penting. Bentuk-bentuk kaustik
(oksida dan hidroksida), biasanya dijamin melalui satu lebih cara, seperti: kadar
oksida konvensional, ekuivalen oksida kalium, daya netralisasi atau persentase
Ca, Mg.
Karakteristik Tanaman Sorgum
Sorgum termasuk jenis Andropogonae dan famili Poaceae, merupakan
tanaman musim panas meskipun beberapa varietasnya dapat beradaptasi dengan
iklim setempat. Sorgum dapat hidup diiklim setengah kering atau temperature
pertumbuhan antara 16-32 °C. Komoditas ini dapat tumbuh dimana saja, bahkan
di daerah kering yang tanaman lain susah tumbuh, dan biasanya dibudidayakan
oleh petani kecil, tanpa aplikasi pemupukan. Tanaman sorgum dapat tumbuh
dengan baik di seluruh daerah tropis maupun subtropis. Sorgum memiliki daya
adaptasi yang lebih tinggi terhadap iklim panas dan kering, dibandingkan dengan
jenis tanaman pangan sumber karbohidrat lainnya. Tanaman ini dapat tumbuh dan
berproduksi di daerah-daerah yang hanya memiliki curah hujan hanya 400mm/th.
Di daerah yang subur dan curah hujannya lebih tinggi, produktivitasnya
meningkat (Widowati 2011).

METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian terdiri atas percobaan rumah kaca dan analisis laboratorium.
Percobaan rumah kaca dilakukan di Rumah Kaca University Farm, Institut
Pertanian Bogor, sedangkan analisis laboratorium dilaksanakan di Laboratorium
Kimia dan Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor yang
meliputi analisis sludge, kalsit, tanah, dan tanaman. Penelitian ini dilaksanakan
pada Februari sampai Agustus 2015.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan antara lain adalah tanah lapisan olah Podsolik dari
Jasinga yang diambil dari Desa Setu Kecamatan Jasinga, pupuk urea dengan dosis
setara 200 kg/ha, SP-36 setara 150 kg/ha, dan KCl setara 100 kg/ha, sludge
pengolahan air minum PDAM Tirta Dharma Kota Pangkalpinang (setelah
ditumbuk dan diayak menggunakan saringan berukuran 60 mesh), kalsit, benih
sorgum varietas Numbu, serta bahan-bahan kimia yang akan digunakan untuk
analisis tanah dan tanaman di laboratorium.
Alat yang digunakan di rumah kaca yaitu polybag (sebagai pot), penggaris,
gelas ukur, timbangan, dan kamera. Alat yang digunakan untuk analisis tanah dan
tanaman antara lain tabung reaksi, pipet, oven, atomic absorption
spectrophotometer (AAS), dan flamephotometer.

5

Rancangan Penelitian
Percobaan pot di rumah kaca merupakan percobaan faktor tunggal dengan
9 perlakuan ( kontrol, sludge 0.5 Al-dd, sludge 1 Al-dd, sludge 1.5 Al-dd, sludge
2 Al-dd, kalsit 1 Al-dd, kalsit 2 Al-dd, campuran (sludge dan kalsit) 1 Al-dd, dan
campuran (sludge dan kalsit) 2 Al-dd ), dan 3 ulangan sehingga jumlah satuan
percobaan sebanyak 27 pot. Dosis perlakuan (sludge dan kalsit) ditetapkan
dengan metode Al-dd. Perlakuan dan pupuk yang diberikan pada setiap pot
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Dosis sludge (lumpur limbah), kalsit, campuran kalsit dan sludge, dan
pupuk yang diberikan per pot pada tanaman sorgum
Perlakuan

Kontrol
Sludge 0.5 Al-dd
Sludge 1 Al-dd
Sludge 1.5 Al-dd
Sludge 2 Al-dd
Kalsit 1 Al-dd
Kalsit 2 Al-dd
Campuran sludge dan kalsit 1 Al-dd
Campuran sludge dan kalsit 2 Al-dd

Sludge/
Kalsit/
Urea
SP-36
KCl
Campuran
.................................g/pot............................
0.00
0.6
0.45
0.3
43.17
0.6
0.45
0.3
86.35
0.6
0.45
0.3
128.52
0.6
0.45
0.3
172.70
0.6
0.45
0.3
86.35
0.6
0.45
0.3
172.70
0.6
0.45
0.3
86.35
0.6
0.45
0.3
172.70
0.6
0.45
0.3

Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL). Adapun
model matematika rancangan percobaan ini adalah sebagai berikut :
Yij = µ + αi + Eij
Keterangan :
Yij
= nilai pengamatan pada perlakuan ke- i dan ulangan ke- j
µ
= rataan umum
αi
= pengaruh perlakuan ke- i
Eij
= galat
Pelaksanaan Penelitian
Tanah yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Desa Setu,
Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada
kedalaman 0-20 cm dengan menggunakan cangkul dan garpu. Sampel tanah
tersebut dikeringudarakan lalu diayak menggunakan ayakan 5 mm, kemudian
tanah tersebut dihomogenkan dan diambil sedikit untuk diukur kadar air dan kadar
air kapasitas lapang. Dari hasil penetapan diketahui kadar air sampel tanah sebesar
20.04 % dan kadar air kapasitas lapang sebesar 47.65 %. Tanah ditimbang 5 kg
BKM atau setara 6 kg BKU untuk setiap polybag.

6

Sludge, kalsit, atau campuran (sludge dan kalsit) sesuai dengan
perlakuannya dicampur dengan tanah sampai merata dimasukkan ke dalam
polybag. Setelah itu, tanah dalam polybag disiram air sampai kadar air kapasitas
lapang, ditutup menggunakan plastik hitam untuk mengurangi penguapan dan
diinkubasi selama 3 minggu.
Setelah inkubasi selesai, dilakukan pengambilan contoh tanah sebanyak 100
g dari setiap pot yang digunakan untuk analisis sifat kimia tanah, meliputi: pH
H2O, KTK dan basa-basa dapat ditukar (NH4OAc pH 7), unsur mikro Fe, Mn, Cu,
Zn tersedia (ekstraksi DTPA pH 7.3 (Dietilen Triamine Penta Acetic Acid)), Aldd dan H-dd (ekstraksi KCl 1 N), P tersedia (Bray I), dan C-organik (Walkey &
Black).
Tanah dikeluarkan dari polybag, kemudian pupuk dicampurkan ke dalam
tanah sampai merata. Pupuk yang diberikan berupa urea dengan dosis 0.6
g/polybag, SP-36 dengan dosis 0.45 g/polybag, dan KCl dengan dosis 0.3
g/polybag. Pupuk SP-36 dan KCl diberikan seluruhnya saat tanam, sedangkan
urea diberikan 1/2 bagian saat tanam, 1/2 bagian pada saat tanaman berumur 28
hari setelah tanam (HST). Kemudian kedalam setiap polybag ditanam 10 benih
sorgum, dilakukan penjarangan pada umur 12 hari dan disisakan 5 tanaman
terbaik. Tanaman disiram dan dipelihara sampai umur 45 hari. Penyiraman
dilakukan dengan mengambil tiga polybag secara acak, ditimbang dan dirataratakan lalu ditambahkan air hingga kapasitas lapang.
Variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang diamati adalah tinggi
tanaman pada 3-6 minggu setelah tanam (MST). Pengukuran tinggi tanaman
dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman mulai dari permukaan tanah sampai
dengan ujung daun tertinggi setelah diluruskan. Panen dilakukan pada saat
tanaman berumur 45 hari. Pada saat panen, variabel yang diamati adalah bobot
basah tajuk, dan bobot kering tajuk.
Tanaman ditimbang untuk mengetahui bobot basah tajuk. Kemudian
tanaman dimasukkan kedalam oven 60 °C selama 2 hari. Setelah itu,tanaman
dikeluarkan dari oven, ditimbang untuk mengetahui bobot kering tajuk. Untuk
analisis tanaman, tanaman yang telah di oven 60 °C dihaluskan terlebih dahulu
dengan menggunakan mesin penggiling tanaman, kemudian dilakukan analisis
Ca, Mg, K dan P pada tanaman sorgum dengan metode pengabuan basah.
Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis statistik dengan menggunakan analisis
ragam. Apabila didapatkan pengaruh perlakuan yang nyata maka dianalisis
lanjutan dengan menggunakan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) atau uji
wilayah berganda Duncan pada taraf α = 5 %.

7

HASIL DAN PEMBAHASAN
Komposisi Kimia Lumpur Limbah (Sludge) Pengolahan Air Minum
Hasil analisis kualitas Lumpur Limbah yang diambil di PT. Tirta Dharma
yang berlokasi di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa unsur yang dominan
terdapat di dalam sludge pengolahan air minum adalah kandungan C-organik (87
g kg-1), Al (41 g kg-1 Al2O3), Fe (9.9 g kg-1 Fe2O3), dan K (595.03 mg kg-1 K2O).
Kandungan Al total relatif tinggi (41 g kg-1 ) namun sebagian besar tidak larut,
hanya 0.19 cmol (+) kg-1 yang larut. Kandungan C-organik (87 g kg-1) dapat
berpotensi meningkatkan C-organik tanah. Daya netralisasi yang terlalu rendah
sebesar 0.0036 %, maka bahan ini tidak bisa digunakan sebagai bahan
pengapuran.
Tabel 2 Komposisi kimia sludge pengolahan air minum
Kadar total
CaO
MgO
K2O
Na2O
Al2O3
SiO2
Fe2O3
Cu
Zn
Mn
Pb
Cd
pH
C-organik
Al-dd
Daya Netralisasi

Satuan
mg kg-1
mg kg-1
mg kg-1
mg kg-1
g kg-1
mg kg-1
g kg-1
mg kg-1
mg kg-1
mg kg-1
mg kg-1
mg kg-1
g kg-1
cmol (+) kg-1
%

Sludge
tu
24.42
595.03
399.51
41
455.36
9.9
12.19
31.40
62.96
1.31
0.51
5
87
0.19
0.0036

Keterangan: tu = tidak terukur

Sifat-Sifat Kimia Tanah Podsolik dari Jasinga
Hasil analisis awal sifat kimia tanah Podsolik dari Jasinga terdapat pada
Tabel 3. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa pH tanah sebesar (3.9),
P-tersedia (3.60 mg kg-1), C-organik (87 g kg-1), Ca-dd (5.40 cmol (+) kg-1), Mgdd (2.02 cmol (+) kg-1), K-dd (0.32 cmol (+) kg-1), Na-dd (1.84 cmol (+) kg-1), Aldd (34.54 cmol (+) kg-1), H-dd (1.79 cmol (+) kg-1), Kejenuhan Basa (16.07 %),
Kejenuhan Al (75.23 %), Fe tersedia (4.83 mg kg-1), Cu tersedia (tu), Zn tersedia
(0.24 mg kg-1), dan Mn tersedia (4.83 mg kg-1). Berdasarkan kriteria penilaian
hasil analisis tanah (Sulaeman dan Eviati 2009) tanah Podsolik dari Jasinga
tersebut memiliki pH tanah yang tergolong sangat masam, kejenuhan Al tergolong
tinggi, P-tersedia tergolong rendah, kandungan Na-dd tergolong tinggi,

8

kandungan Mg-dd tergolong sedang, kandungan K-dd dan Ca-dd tergolong
rendah, kejenuhan basa tergolong sangat rendah, kandungan Fe dan Mn tergolong
cukup, dan kandungan Zn tergolong defisiensi. Bedasarkan hasil analisis tanah
Podsolik Jasinga pada Tabel 3 diperlukan pengelolaan yang baik, seperti:
pemupukan dan pengapuran untuk memperbaiki sifat kimia tanah Podsolik dari
Jasinga.
Tabel 3 Hasil analisis awal tanah Podsolik Jasinga
Sifat Kimia

Satuan

pH H2O 1:5

Nilai
3.9

g kg-1

C-organik

-1

87

P-tersedia (Bray 1)
Ca-dd
Mg-dd

mg kg
cmol (+) kg-1
cmol (+) kg-1

3.60
5.40
2.02

K-dd
Na-dd
KTK
Al-dd
H-dd
Kejenuhan Basa
Kejenuhan Al

cmol (+) kg-1
cmol (+) kg-1
cmol (+) kg-1
cmol (+) kg-1
cmol (+) kg-1
%
%

0.32
1.84
59.60
34.54
1.79
16.07
75.23

Penilaian Sifat Kimia Tanah
(Sulaeman dan Eviati 2009)
Sangat masam
Tinggi
Rendah
Rendah
Sedang
Rendah
Tinggi
Tinggi
Sangat Rendah
Sangat Tinggi

Unsur mikro tersedia (1 N DTPA, pH 7.3)
Fe tersedia
Cu tersedia
Zn tersedia
Mn tersedia

mg kg-1
mg kg-1
mg kg-1
mg kg-1

4.83
tu
0.24
4.83

Cukup
Defisiensi
Cukup

Keterangan: tu = tidak terukur

Pengaruh Lumpur Limbah (Sludge) Pengolahan Air Minum terhadap
Sifat Kimia Tanah
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa pemberian sludge tidak berpengaruh nyata
terhadap pH tanah. Hal ini karena sludge memiliki kadar basa-basa yang rendah
seperti K (595.03 mg kg-1K2O), Na (399.51 mg kg-1Na2O), Mg (24.42 mg kg1
MgO), dan Ca (tu) sehingga tidak dapat menaikkan pH tanah. Pemberian kalsit
dan campuran (kalsit dan sludge) berpengaruh nyata terhadap pH tanah. Nilai pH
pada semua perlakuan berkisar antara 3.6-7.0.
Bedasarkan hasil uji lanjut (Tabel 4) pemberian sludge, kalsit, dan campuran
(sludge dan kalsit) berpengaruh nyata pada kandungan Al-dd dan H-dd. Meskipun
kandungan Al total yang tinggi pada sludge pengolahan air minum, pemberian
sludge pada tanah tidak menyebabkan kadar Al-dd meningkat. Hal ini

9

dikarenakan Al yang terkandung di dalam sludge pengolahan air minum adalah Al
oksida yang sukar larut air. Nilai H-dd tertinggi terdapat pada perlakuan sludge
1.5 Al-dd dan sludge 2 Al-dd, dan nilai Al-dd tertingi terdapat pada sludge 0.5 Aldd. Pada perlakuan kalsit dapat dilihat bahwa pH tanah meningkat, Al-dd dan Hdd menurun. Pemberian kapur pada tanah, menyebabkan Al di dalam kompleks
jerapan digantikan oleh Ca dan Mg, dan basa lainnya. Alumunium yang terlepas
kemudian menjadi Al hidroksida (Brady 1990).
Tabel 4 Pengaruh sludge, kalsit, dan campuran (kalsit dan sludge) terhadap pH,
Al dan H yang dapat dipertukarkan dalam tanah
Perlakuan
pH Tanah
Al-dd
H-dd
-1
………cmol (+) kg ……….
Kontrol
3.8 a
30.43 e
1.23 c
Sludge 0.5 Al-dd
3.6 a
33.22 f
1.18 c
Sludge 1 Al-dd
3.7 a
31.54 e
1.27 c
Sludge 1.5 Al-dd
3.7 a
28.87 d
1.32 c
Sludge 2 Al-dd
3.7 a
28.71 d
1.32 c
Kalsit 1 Al-dd
5.4 c
1.70 b
0.55 b
Kalsit 2 Al-dd
7.0 d
0.00 a
0.00 a
Campuran 1 Al-dd
4.6 b
13.61 c
1.03 c
Campuran 2 Al-dd
5.2 c
1.37 b
0.69 b

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf α = 5 %
dengan Uji Wilayah berganda Duncan (DMRT)

Pengaruh perlakuan terhadap P-tersedia disajikan pada Tabel 5. Bedasarkan
hasil analisis ragam, perlakuan sludge, kalsit, dan campuran (kalsit dan sludge)
tidak berpengaruh nyata terhadap P-tersedia. Namun pada perlakuan kalsit, Ptersedia cenderung meningkat. Menurut Tisdale et al. (1985), pada pH rendah
dengan kandungan alumunium dan besi yang tinggi, fosfat menjadi lebih sulit
tersedia dikarenakan fosfat terikat dengan Al dan Fe membentuk senyawa Al-P
dan Fe-P yang sukar larut. Salah satu cara meningkatkan ketersediaan fosfor yaitu
dengan cara penambahan kalsit ke dalam tanah sehingga Al dan Fe mengendap
dan fosfat menjadi lepas dan tersedia.
Tabel 5 Pengaruh sludge, kalsit, dan campuran (kalsit dan sludge) terhadap Ptersedia, C-organik dan kadar basa–basa yang dapat dipertukarkan
dalam tanah
Perlakuan
P-tersedia C-organik
Ca-dd
Mg-dd
K-dd
-1
-1
-1
mg kg
…g kg ...
………...cmol (+) kg …………
Kontrol
2.21
76.2 a
4.35 a 1.78 bc
0.26 ab
Sludge 0.5 Al-dd
1.45
83.5 abc
4.24 a 1.79 bc
0.27 b
Sludge 1 Al-dd
2.28
83.6 abc
4.51 a 1.82 c
0.28 b
Sludge 1.5 Al-dd
1.42
89.3 cd
3.81 a 1.46 b
0.28 b
Sludge 2 Al-dd
1.61
94.7 d
4.34 a 1.79 bc
0.28 b
Kalsit 1 Al-dd
2.68
76.5 a
23.31 c 0.17 a
0.24 a
Kalsit 2 Al-dd
3.83
76.9 a
36.92 e 0.15 a
0.24 a
Campuran 1 Al-dd
1.70
79.5 ab
15.94 b 0.18 a
0.28 b
Campuran 2 Al-dd
1.16
88.2 bcd 25.01 d 0.17 a
0.26 ab

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf α = 5 %
dengan Uji Wilayah berganda Duncan (DMRT)

10

Bedasarkan hasil uji lanjut (Tabel 5) diketahui bahwa sludge pengolahan air
minum berpengaruh nyata terhadap C-organik. Semakin tinggi dosis sludge yang
diberikan maka kandungan C-organik semakin meningkat. Hal ini disebabkan
sludge mengandung 87 g kg-1 C-organik. Kandungan C-organik tertinggi terdapat
pada perlakuan sludge 2 Al-dd (94.7 g kg-1).
Dari hasil uji lanjut (Tabel 5) dapat dilihat bahwa perlakuan campuran
(sludge dan kalsit), dan kalsit berpengaruh nyata terhadap kandungan Ca-dd.
Kandungan Ca-dd tertinggi adalah perlakuan kalsit 2 Al-dd. Hal ini disebabkan
kalsit mengandung Ca (999 000 mg kg-1 CaO). Sludge tidak berpengaruh nyata
terhadap kandungan Ca-dd karena sludge tidak mengandung Ca.
Bedasarkan hasil uji lanjut (Tabel 5) diketahui bahwa kandungan Mg-dd
pada perlakuan sludge pengolahan air minum tidak berbeda nyata dengan kontrol,
sehingga tidak menaikkan Mg-dd di dalam tanah. Hal ini, dapat disebabkan
sludge pengolahan air minum mengandung Mg yang rendah sebesar (24.42 mg
kg-1 MgO).
Bedasarkan hasil uji lanjut (Tabel 5) diketahui bahwa perlakuan sludge,
kalsit, dan campuran (kalsit dan sludge) berpengaruh nyata terhadap kandungan
K-dd di dalam tanah. Kadar K-dd perlakuan sludge dan campuran (sludge dan
kalsit) cenderung lebih tinggi daripada kontrol dan kalsit. Hal ini dapat
disebabkan sludge mengandung K (595.03 mg kg-1 K2O) sedangkan kalsit
mengandung K (130.308 mg kg-1 K2O).
Bedasarkan hasil uji lanjut (Tabel 6) dapat dilihat bahwa pemberian kalsit
dan campuran (kalsit dan sludge) berpengaruh nyata terhadap unsur mikro.
Perlakuan kalsit dan campuran (kalsit dan sludge) berpengaruh nyata terhadap
kadar Mn dan Zn. Hal ini sejalan dengan Brady (1990) pada kenaikan pH terjadi
pengendapan unsur mikro yang menyebabkan kadar unsur mikro menurun.
Tabel 6 Pengaruh sludge, kalsit dan campuran (kalsit dan sludge) terhadap
ketersediaan unsur mikro dalam tanah
Perlakuan
Fe tersedia
Mn tersedia
Cu tersedia
Zn tersedia
-1
..........................................mg kg ............................................
Kontrol
7.03 a
6.79 f
tu
0.66 c
Sludge 0.5 Al-dd
9.03 a
6.53 ef
tu
0.54 bc
Sludge 1 Al-dd
8.40 a
6.41 ef
tu
0.63 bc
Sludge 1.5 Al-dd
10.16 a
6.16 de
tu
0.55 bc
Sludge 2 Al-dd
10.49 a
6.01 d
tu
0.62 bc
Kalsit 1 Al-dd
30.20 c
3.36 c
0.48 bc
0.47 ab
Kalsit 2 Al-dd
20.50 b
3.31 c
0.67 c
0.82 d
Campuran 1 Al-dd
19.81 b
2.91 b
0.45 b
0.36 a
Campuran 2 Al-dd
32.72 c
1.30 a
0.48 bc
0.61 bc
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf α = 5 %
dengan Uji Wilayah berganda Duncan (DMRT); tu = tidak terukur

Kadar Cu tidak terjadi peningkatan dengan semakin meningkatnya dosis
sludge yang diberikan. Kadar Fe pada perlakuan kalsit dan campuran (sludge dan
kalsit) lebih tinggi daripada sludge dan kontrol. Peningkatan kandungan Fe di
dalam tanah tersebut belum diketahui pasti penyebabnya. Hal ini bertentangan
dengan Soepardi (1983) yang menyatakan bahwa pengapuran dapat menurunkan

11

kadar Fe, Al, dan Mn yang dalam keadaan sangat masam dapat mencapai tingkat
racun.
Bedasarkan hasil analisis, pemberian sludge pengolahan air minum tidak
memperbaiki sifat kimia tanah seperti: tidak menaikkan pH tanah, tidak
menurunkan kandungan Al-dd dan H-dd tanah, dan tidak menaikkan kandungan
Ca-dd. Hal ini, dapat dinyatakan bahwa sludge tidak mempunyai efek pengapuran
(liming effect). Namun, campuran sludge dan kalsit menaikkan pH tanah,
menurunkan kadar Al-dd dan H-dd tanah, dan menaikkan kadar Ca-dd. Dengan
demikian, dapat dinyatakan bahwa campuran sludge dan kalsit memiliki efek
pengapuran (liming effect).
Pengaruh Sludge, Kalsit, Campuran (Sludge dan Kalsit) terhadap Tinggi
Tanaman, Bobot Tajuk, dan Kadar Ca, Mg, K, dan P Tanaman Sorgum
Tanaman kontrol menunjukkan pertumbuhan tanaman yang kurang baik
seperti tinggi tanaman yang terhambat. Pemberian sludge tidak menyebabkan
pertumbuhan tanaman lebih baik. Bedasarkan hasil uji lanjut Tabel 7 pemberian
sludge tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Hal ini dapat disebabkan
karena sludge tidak menaikkan pH tanah dan kandungan P-tersedia, serta tidak
menurunkan kadar Al-dd dan H-dd di dalam tanah. Menurut Sanchez (1976)
tingginya kandungan Al-dd di dalam tanah dapat mengakibatkan keracunan pada
tanaman, dan terhambatnya pertumbuhan akar. Bedasarkan hasil uji lanjut (Tabel
7) diketahui bahwa pemberian kalsit berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman.
Hal ini karena pemberian kalsit meningkatkan pH tanah dan Ca-dd, serta
kandungan Al-dd dan H-dd menurun. Kalsit memperbaiki pertumbuhan tanaman,
tetapi pertumbuhan tanaman kalsit 2 Al-dd lebih buruk dibandingkan kalsit 1 Aldd. Hal ini dikarenakan over liming injury sehingga tinggi tanaman terhambat,
defisiensi P selain itu defisiensi Mn dan diduga defisiensi B. Pengaruh merugikan
oleh kapur yang terlalu banyak adalah kekurangan unsur mikro Mn dan perubahan
pH yang melonjak dapat merugikan (Brady 1990). Hal ini juga diungkapkan oleh
Suwarno dan Goto (1997) bahwa pemberian kapur (dolomit) dalam dosis tinggi
dapat mengakibatkan defisiensi Mn dan B.
Pengaruh setiap perlakuan terhadap bobot basah tajuk dan bobot kering
tajuk pada tanaman sorgum dapat dilihat pada (Tabel 7). Kalsit 1 Al-dd
menghasilkan tanaman yang paling baik dengan bobot barangkasan basah (72.7 g)
dan bobot brangkasan kering (15.5 g). Hal ini disebabkan dengan perbaikan sifat
kimia tanah yaitu peningkatan pH tanah, penurunan kandungan Al-dd dan H-dd
sehingga tanaman tidak mengalami keracunan Al yang dapat menghambat
pertumbuhan tanaman, dan peningkatan kandungan Ca-dd dan P-tersedia. Kondisi
pertumbuhan tanaman 6 MST terlampir pada lampiran 19. Hasil analisis Ca, Mg,
K dan P tanaman disajikan pada Tabel 8.

12

Tabel 7 Pengaruh sludge, kalsit, dan campuran (kalsit dan sludge) terhadap
tinggi tanaman, bobot basah tajuk, dan bobot kering tajuk tanaman
sorgum
Perlakuan
Kontrol
Sludge 0.5 Al-dd
Sludge 1 Al-dd
Sludge 1.5 Al-dd
Sludge 2 Al-dd
Kalsit 1 Al-dd
Kalsit 2 Al-dd
Campuran 1 Al-dd
Campuran 2 Al-dd

Tinggi tanaman
6 MST
(cm)
18.9 a
18.7 a
20.0 a
19.5 a
17.8 a
98.1 d
55.2 b
82.4 c
95.3 d

Bobot basah tajuk

Bobot kering tajuk

……………….(g)………………....
0.47 a
0.14 a
0.53 a
0.15 a
0.72 a
0.19 a
0.53 a
0.17 a
0.58 a
0.16 a
72.74 d
15.47 c
9.80 a
1.71 a
42.05 b
8.57 b
62.39 c
14.71 c

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf α = 5 %
dengan Uji Wilayah berganda Duncan (DMRT)

Sampel tanaman yang dapat dianalisis pada perlakuan kalsit 1 Al-dd, kalsit 2
Al-dd, campuran 1 Al-dd, dan campuran 2 Al-dd. Perlakuan kontrol, sludge 0.5
Al-dd, sludge 1 Al-dd, sludge 1.5 Al-dd, dan sludge 2 Al-dd tidak dapat dianalisis
karena sampelnya terlalu sedikit.
Tabel 8 Pengaruh kalsit, dan campuran (kalsit dan sludge) terhadap kandungan
Ca, Mg, K, dan P tanaman sorgum
Perlakuan
Kalsit 1 Al-dd
Kalsit 2 Al-dd
Campuran 1 Al-dd
Campuran 2 Al-dd

Ca
Mg
K
P
..………….........................%......................................................
0.25
0.36
0.24
0.11
0.36
0.38
0.29
0.08
0.42
0.28
0.25
0.14
0.70
0.16
0.19
0.13

Hasil analisis tanaman menunjukkan bahwa kadar Ca tanaman tertinggi
terdapat pada campuran (sludge dan kalsit) 2 Al-dd. Untuk kadar Mg dan K
tanaman nilai tertinggi terdapat pada perlakuan kalsit 2 Al-dd dan terendah pada
campuran (sludge dan kalsit) 2 Al-dd. Kisaran nilai P di dalam tanaman berkisar
dari 0.08-0.14% . Dari data ini, tanaman sorgum pada perlakuan kalsit 2 Al-dd
diduga mengalami defisiensi P.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Pemberian kalsit dan campuran (sludge dan kalsit) pada Podsolik dari Jasinga
meningkatkan pH serta menurunkan kadar Al-dd dan H-dd, dan memperbaiki
pertumbuhan tanaman. Perlakuan sludge tidak memperbaiki sifat kimia tanah
hanya memperbaiki C-organik tanah dan tidak memperbaiki pertumbuhan

13

tanaman. Pertumbuhan tanaman yang paling baik adalah perlakuan kalsit 1 Al-dd
dan campuran sludge dan kalsit 2 Al-dd. Sludge tidak mempunyai efek
pengapuran tetapi kombinasinya dengan kalsit mempunyai efek pengapuran dan
memperbaiki pertumbuhan tanaman.
Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai dosis lumpur limbah (sludge),
dan kalsit yang diberikan pada tanaman sorgum.

DAFTAR PUSTAKA
Alfandi. 1994. Pemanfaatan Lumpur Limbah Perusahaan Air Minum (PAM) dan
Zeolit Alam Sebagai Media Tanam [thesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Brady NC. 1990. The Nature and Properties of Soils. Tenth Edition. New York:
Macmillan Publishing Company.
[BPTS] Balai Penelitian Tanaman Serelia. 2013. Deskripsi: Varietas Numbu
Sorgum. Litbang BPTS. Bogor (ID): Kementerian Pertanian.
Hardjowigeno S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta (ID):
Akademika Pressindo.
Hardjowigeno S. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.
Rachim DA, Arifin M. 2011. Klasifikasi Tanah di Indonesia. Bandung: Pustaka
Reka Cipta.
Sanchez PA. 1976. Properties and Management of Soils in the Tropics. Canada:
John Wiley & Sons, Inc.
Soepardi G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Suwardi, Wiranegara H. 2000. Penuntun Praktikum Morfologi dan Klasifikasi
Tanah. Bogor: Institut Pertanian Bogor
Suwarno, Goto I. 1997. Mineralogical and Chemical Properties of Indonesian
Electric Furnace Slag and its Application Effect as Soil Amendment.
42(3):151-62.
Tisdale SL, Nelson WL, Beaton JD. 1985. Soil Fertility and Fertilizers. Fourth
Edition. New York (US): Macmillan Publishing Company.
Sulaeman, Eviati. 2009. Petunjuk Teknis Edisi 2 Analisis Kimia Tanah, Tanaman,
Air, dan Pupuk. Bogor: Balai Penelitian Tanah.
Widowati S. 2011. Sorgum: Penanganan dan Pengolahan Berbagai Produk
Pangan. Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen
Pertanian.
Yeni WP. 2001. Pemanfaatan Sludge Limbah Pengolahan Air Minum (SPAM)
Sebagai Media Tanam [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

14

15

LAMPIRAN

16

17

Lampiran 1 Komposisi kimia kalsit
Kadar
CaO
MgO
K2O
P
Fe2O3
Cu
Zn
Mn

Satuan
mg kg-1
mg kg-1
mg kg-1
mg kg-1
mg kg-1
mg kg-1
mg kg-1
mg kg-1

Kalist
999 000
3 700
130.31
0.005
tu
1.48
3.79
35.61

Keterangan: tu = tidak terukur

Lampiran 2 Analisis ragam pengaruh sludge, kalsit, dan campuran (sludge dan
kalsit) terhadap pH tanah
Sumber
Derajat Jumlah Kuadrat
Keragaman Bebas Kuadrat tengah
Perlakuan
8
32.46
4.06
Galat

18

0.32s

Total

26

32.78

F hitung
230.59**

F tabel
F 0.01
F 0.05
3.70
2.51

0.02

Keterangan: ** = berbeda nyata pada taraf α = 1%

Lampiran 3 Analisis ragam pengaruh sludge, kalsit, dan campuran (sludge dan
kalsit) terhadap Al-dd tanah
Sumber
Derajat Jumlah Kuadrat
Keragaman Bebas Kuadrat tengah
Perlakuan
8
5 045.90 630.74
Galat

18

8.15

Total

26

5 054.05

F hitung
1 392.81**

F tabel
F 0.01
F 0.05
3.70
2.51

0.45

Keterangan: ** = berbeda nyata pada taraf α = 1%

Lampiran 4 Analisis ragam pengaruh sludge, kalsit, dan campuran (sludge dan
kalsit) terhadap H-dd tanah
Sumber
Derajat
Keragaman Bebas
Perlakuan
8

Jumlah
Kuadrat
4.93

Kuadrat
tengah
0.62
0.03

Galat

18

0.56

Total

26

5.49

Keterangan: ** = berbeda nyata pada taraf α = 1%

F hitung
19.84**

F tabel
F 0.05
2.51

F 0.01
3.70

18

Lampiran 5 Analisis ragam pengaruh sludge, kalsit, dan campuran (sludge dan
kalsit) terhadap Ca-dd tanah
Sumber
Derajat Jumlah Kuadrat F hitung
Keragaman bebas Kuadrat tengah
Perlakuan
8
3 633.41 454.18 928.84**
Galat

18

8.79

Total

26

3 642.20

F tabel
F 0.01
3.70

F 0.05
2.51

0.49

Keterangan: ** = berbeda nyata pada taraf α = 1%

Lampiran 6 Analisis ragam pengaruh sludge, kalsit, dan campuran (sludge dan
kalsit) terhadap Mg-dd tanah
Sumber
Derajat Jumlah Kuadrat
Keragaman bebas Kuadrat tengah
Perlakuan
8
16.43
2.05
Galat

18

0.59

Total

26

17.02

F hitung
62.42**

F tabel
F 0.05
F 0.01
2.51
3.70

0.03

Keterangan: ** = berbeda nyata pada taraf α = 1%

Lampiran 7 Analisis ragam pengaruh sludge, kalsit, dan campuran (sludge dan
kalsit) terhadap K-dd tanah
Sumber

Derajat

Jumlah

Kuadrat F hitung

bebas
8

kuadrat
0.006

tengah
0.0008

Galat

18

0.003

0.0002

Total

26

0.009

Keragaman
Perlakuan

4.57**

F tabel
F 0.01
3.70

F 0.05
2.51

Keterangan: ** = berbeda nyata pada taraf α = 1%

Lampiran 8 Analisis ragam pengaruh sludge, kalsit, dan campuran (sludge dan
kalsit) terhadap P-tersedia tanah
Sumber
Derajat
Keragaman Bebas
Perlakuan
8

Jumlah
Kuadrat
16.51

Galat

18

24.90

Total

26

41.41

Kuadrat F hitung
tengah
2.06
1.49
1.38

F tabel
F 0.05
2.51

F 0.01
3.70

19

Lampiran 9

Analisis ragam pengaruh sludge, kalsit, dan csmpuran (sludge dan
kalsit) terhadap Fe-tersedia tanah

Sumber
Derajat Jumlah Kuadrat F hitung
Keragaman Bebas Kuadrat tengah
Perlakuan
8
2 295.17 286.90 67.08**
Galat

18

76.98

Total

26

2 372.16

F tabel
F 0.01
3.70

F 0.05
2.51

4.28

Keterangan: ** = berbeda nyata pada taraf α = 1%

Lampiran 10 Analisis ragam pengaruh sludge, kalsit, dan campuran (sludge dan
kalsit) terhadap Mn-tersedia tanah
Sumber
Derajat
keragaman bebas
Perlakuan
8

Jumlah
Kuadrat
98.77

Galat

18

0.87

Total

26

99.65

Kuadrat F hitung
tengah
12.35 254.09**

F tabel
F 0.01
3.70

F 0.05
2.51

0.05

Keterangan: ** = berbeda nyata pada taraf α = 1%

Lampiran 11 Analisis ragam pengaruh sludge, kalsit, dan campuran (sludge dan
kalsit) terhadap Cu-tersedia tanah
Sumber
Derajat
keragaman bebas
Perlakuan
8

Jumlah
Kuadrat
2.57

Galat

18

0.25

Total

26

2.82

Kuadrat F hitung
tengah
0.32
22.90**

F tabel
F 0.01
3.70

F 0.05
2.51

0.01

Keterangan: ** = berbeda nyata pada taraf α = 1%

Lampiran 12 Analisis ragam pengaruh sludge, kalsit, dan campuran (sludge dan
kalsit) terhadap Zn-tersedia tanah
Sumber
Derajat
keragaman bebas
Perlakuan
8

Jumlah
kuadrat
0.38

Galat

18

0.15

Total

26

0.53

Kuadrat F hitung
tengah
0.05
5.70**
0.01

Keterangan: ** = berbeda nyata pada taraf α = 1%

F tabel
F 0.05
2.51

F 0.01
3.70

20

Lampiran 13 Analisis ragam pengaruh sludge, kalsit, dan campuran (sludge dan
kalsit) terhadap C-organik tanah
Sumber
Derajat Jumlah Kuadrat F hitung
F tabel
F 0.01
keragaman Bebas
kuadrat
tengah
F 0.05
3.70
Perlakuan
8
10.24
1.28
5.54**
2.51
Galat

18

4.16

Total

26

14.40

0.23

Keterangan: ** = berbeda nyata pada taraf α = 1%

Lampiran 14 Analisis ragam pengaruh sludge, kalsit, dan campuran (sludge dan
kalsit) terhadap tinggi tanaman padi pada usia 6 MST
Sumber
Derajat Jumlah Kuadrat F hitung
Keragaman Bebas
Kuadrat
tengah
Perlakuan
8
30 581.21 3822.65 367.11**
Galat

18

187.43

Total

26

30 768.64

F tabel
F 0.01
F 0.05
3.70
2.51

10.41

Keterangan: ** = berbeda nyata pada taraf α = 1%

Lampiran 15 Analisis ragam pengaruh sludge, kalsit, dan campuran (sludge dan
kalsit) terhadap bobot brangkasan basah
Sumber
Derajat Jumlah Kuadrat F hitung
Keragaman bebas
Kuadrat
tengah
Perlakuan
8
21 139.29 2642.41 77.24**
Galat

18

615.77

Total

26

21 755.07

F tabel
F 0.01
3.70

F 0.05
2.51

34.21

Keterangan: ** = berbeda nyata pada taraf α = 1%

Lampiran 16 Analisis ragam pengaruh sludge, kalsit, dan campuran (sludge dan
kalsit) terhadap bobot brangkasan kering
Sumber
Derajat Jumlah Kuadrat F hitung
Keragaman bebas Kuadrat tengah
Perlakuan
8
1 028.95 128.62 37.48**
Galat

18

61.78

Total

26

1 090.73

3.43

Keterangan: ** = berbeda nyata pada taraf α = 1%

F tabel
F 0.05
2.51

F 0.01
3.70

21

Lampiran 17 Kriteria Penilaian Hasil Analisis Tanah (Sulaeman, Eviati 2009)
Nilai
Parameter Tanah*
C (%)
N (%)
C/N
P2O5 HCl 25% (mg 100 g-1)
P2O5 Bray (ppm P)
P2O5 Olsen (ppm P)
K2O HCl 25% (mg 100 g-1)
KTK/CEC (me 100 g tanah-1)
Susunan kation
Ca (me 100 g tanah-1)
Mg (me 100 g tanah-1)
K (me 100 g tanah-1)
Na (me 100 g tanah-1)
Kejenuhan Basa (%)
Kejenuhan Alumunium (%)
Cadangan mineral (%)
Salinitas/DHL (dS m-1)
Persentase natrium dapat tukar/ESP
(%)

pH H2O

Sangat
Rendah
40

4

15

Sangat
masam

Masam

Agak
masam

Netral

Agak
alkalis

Alkalis

8.5

Unsur Mikro DTPA*
Zn (ppm)
Fe (ppm)
Mn (ppm)
Cu (ppm)

Defisiensi
0.5
2.5
1.0
0.2

Marginal
0.5 – 1.0
2.5 – 4.5
-

Cukup
1.0
4.5
1.0
0.2

22

Lampiran 18 Deskripsi sorgum varietas Numbu
Asal
Umur berbunga 50 %
Panen
Tinggi tanaman
Sifat tanaman
Kedudukan tangkai
Bentuk daun
Jumlah daun
Sifat malai
Bentuk malai
Panjang malai
Sifat sekam
Warna sekam
Bentuk/sifat biji
Ukuran biji
Warna biji
Bobot 1000 biji
Rata-rata hasil
Potensi hasil
Kerebahan
Ketahanan
Kadar protein
Kadar lemak
Kadar karbohidrat
Daerah sebaran

India
69 hari
100-105 hari
187 cm
Tidak beranak
Di pucuk
Pita
14 helai
Kompak
Ellips
22-23 cm
Menutup sepertiga bagian biji
Coklat muda
Bulat lonjong, mudah dirontok
4.2;4.8;4.4 mm
Krem
36-37 g
3.11 t/ha
4.0-5.0 t/ha
Tahan rebah
Tahan hama aphis, tahan penyakit karat dan
bercak daun
9.12%
3.94%
84.58%
Dapat ditanam di lahan sawah dan tegalan

Sumber: Balai Penelitian Tanaman Serelia (2013)
Lampiran 19 Metode analisis laboratorium
1 Analisis unsur mikro Fe, Mn, Cu, dan Zn dengan ekstrak DTPA
Contoh tanah ditimbang sebanyak 10 g contoh. Setelah itu, ditambahkan
20 ml larutan pengekstrak DTPA dan dikocok dengan mesin kocok selama 2
jam. Suspensi disaring atau disentrifiusi untuk mendapatkan ekstrak yang
jernih. Selanjutnya, masing-masing unsur diukur dengan alat AAS.
Perhitungan :
Kadar unsur mikro (ppm)= ppm AAS x

ml ekstrak
1

ml

x

contoh

x fka x fp

23

Keterangan :
ppm AAS = kadar contoh yag didapat dari kurva hubungan antara kadar deret
standar dengan pembacaanya setelah dikoreksi blanko.
ml ekstrak = 20 ml
g contoh = 10 g
fp
= faktor pengencer (bila ada)
fka
= faktor koreksi KA
2 Analisis unsur Ca, Mg, K, dan P pada tanaman
Contoh tanaman ditimbang sebanyak 0.5 g. Setelah itu, ditambahkan 5 ml
H2O2 dan 5 ml H2SO4 pada setiap sampel dan dipanaskan 1.5 jam. Kemudian
ditunggu hingga dingin dan ditambahkan lagi 2 ml H