dengan status usaha sebagai perkumpulan yang menerima simpanan dan memberikan pinjaman kepada para anggotanya. BAPEMIL memiliki tujuan yang
mulia yakni membantu meringankan beban ekonomi para pensiunan, baik Angkatan Bersenjata Republik Indonesia maupun sipil, yang ketika itu pada
umumnya sangat kesulitan bahkan banyak yang terjerat rentenir.
4.1.2.21 Bank Victoria Internasional
PT. Bank Victoria International didirikan pada tahun 1992 di Jakarta. Pada tahun 1994, PT. Bank Victoria International memperoleh izin dari Menteri
Keuangan Republik Indonesia untuk beroperasi sebagai Bank Umum dan mulai beroperasi secara komersil. Tahun 1997, bank tersebut memperoleh izin dari Bank
Indonesia sebagai Pedagang Valuta Asing.
4.1.2.22 Bank Internasional Indonesia
PT Bank Internasional Indonesia Tbk BII didirikan pada tanggal 15 Mei 1959 dan memperoleh status bank umum devisa pada tahun 1988 serta
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1989 melalui penawaran umum saham perdana initial public offering.
Sejak itu BII terus berkembang menjadi salah satu bank swasta nasional terkemuka di Indonesia dengan visi “Menjadi Bank Terbaik di Indonesia yang
Menyediakan Layanan Nasabah dan Produk Inovatif Berkelas Dunia”.
4.1.2.23 Bank OCBC NISP
PT Bank OCBC Indonesia, sebelumnya dikenal sebagai PT Bank OCBC- NISP, merupakan bank patungan yang didirikan oleh Oversea-Chinese Banking
Corporation Limited, Singapura dan PT Bank NISP Tbk Indonesia pada tanggal 4
Universitas Sumatera Utara
Juli 1996. Pada tanggal 6 Maret 2003, PT Bank OCBC - NISP secara resmi merger dengan PT Bank Keppel TatLee Buana Perubahan nama dari PT Bank
OCBC - NISP menjadi PT Bank OCBC Indonesia efektif pada tanggal 17 Maret 2003 sesuai persetujuan dari Kementerian Hukum dan HAM dan Bank Indonesia.
PT Bank OCBC – Indonesia merupakan bank komersial dengan fokus pada penerimaan tabungan, trade finance, corporate lending, project financing,
treasury dan funds transfer.
4.1.2.24 Bank Swadesi
Keberadaan Bank Swadesi berawal dari sebuah bank pasar bernama Bank Pasar Swadesi yang berdiri pada tahun 1968 di Surabaya. Pada tahun 1984,
kepemilikan Bank diambil alih oleh Keluarga Chugani yang menumbuh- kembangkan bank ini sehingga pada tanggal 2 September 1989, Bank Swadesi
secara resmi beroperasi menjadi Bank Umum dengan nama PT Bank Swadesi.
4.2. Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Deskriptif
1. Value Added Intellectual Coefficient VAIC
TM
Value Added Intellectual Coefficient VAIC
TM
merupakan salah satu alat untuk mengukur kinerja intellectual capital pada perusahaan. VAIC
TM
a. “Top performers” – untuk bank dengan nilai VAIC™ di atas 5;
mengidentifikasikan kemampuan intelektual organisasi yang dapat juga dianggap sebagai BPI Business Performance Indicator. Menurut Kamath 2007 dalam
Ulum, 2009:92 kinerja bank dikelompokkan dalam 4 empat kategori, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
b. “Good performers” – untuk bank dengan nilai VAIC™ antara 4 dan 5;
c. “Common performers” – untuk bank dengan nilai VAIC™ antara 2,5 dan
4; dan d.
“Bad performers” – untuk bank dengan nilai VAIC™ di bawah 2,5.
Tabel 4.1 Analisis Deskriptif VAIC
TM
Periode 2007-2012
Sumber: Data sekunder, diolah
Tabel 4.1 kinerja intellectual capital yang dimiliki bank terbuka berbeda- beda. VAIC
TM
BNI, Bank Pan Indonesia, dan Bank Victoria Internasional adalah top performers
pada tahun 2007-2012. sedangkan Bank Mandiri menempatkan
Universitas Sumatera Utara
good performers pada tahun 2007-2012. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah
pada BNI dan Bank Agro Niaga. Pada BNI, mempunyai nilai rata-rata VAIC
TM
6,23 dan menjadi bank dengan performers paling baik. Hal ini dikarenakan BNI mempunyai rasio keuangan paling baik. Hal yang sebaliknya terjadi pada Bank
Agro Niaga. Pada bank tersebut, mempunyai nilai rata-rata VAIC
TM
-0,05. Hal ini
disebabkan karena value added HC Beban tenaga kerja. Hal yang hampir sama juga terlihat pada seluruh data yang mempunya nilai VAIC
TM
2. Return on Assets ROA
dibawah 1,17.
Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
Tabel 4.2 Analisis Deskriptif ROA Periode 2007-2012
dalam
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Data sekunder, diolah sendiri Tabel 4.2 nilai rata-rata ROA paling tinggi ialah BRI dengan nilai rata-rata
4,54, sedangkan nilai ROA yang rendah ialah ICB Bumiputera dengan nilai rata- rata -0,03.
3. Return on Equity ROE
Rasio ini merupakan rasio untuk mengukur laba bersih setelah pajak dengan modal. Rasio ini menunjukan efisiensi penggunaan modal sendiri,
semakin tinggi rasio ini, maka posisi pemilik perusahaan semakin kuat.
Tabel 4.3 Analisis Deskriptif ROE Periode 2007-2012
dalam
Sumber: Data sekunder, diolah sendiri
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 nilai rata-rata ROE yang tertinggi ialah bank BRI dengan nilai rata-rata 37,72, sedangkan nilai rata-rata ROE yang terendah ialah bank ICB
Bumiputera dengan nilai rata-rata -1,32.
4. Assets Turn Over ATO
Rasio perputaran aktiva merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur penggunaan semua aktiva perusahaan dalam jumlah pendapatan yang diperoleh
dari tiap rupiah aktiva.
Tabel 4.4 Analisis Deskriptif ATO Periode 2007-2012
Sumber: Data sekunder, diolah sendiri Tabel 4.4 nilai rata-rata ATO yang tertinggi ialah BTPN dengan nilai rata-
rata 0,18, sedangkan nilai rata-rata ATO yang terendah ialah bank Capital Indonesia dengan nilai rata-rata 0,07
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Pengujian Hipotesis Pertama 4.2.2.1 Koefisien Determinasi