Model Kegagalan Material Polymeric Foam

atau L A L F E o ∆ = . . 2.4 Hubungan linear antara tegangan dan regangan adalah salah satu sangat berguna dalam perhitungan terhadap respon solid elastic linear pada tegangan, tetapi tegangan mesti digunakan apabila solid yang terjadi adalah elastic terhadap regangan yang terjadi yaitu ± 0,001.

2.2.7 Model Kegagalan Material Polymeric Foam

Dalam penelitian ini komposit yang digunakan adalah campuran dari bahan dasar serat TKKS dan polymeric foam. Sifat mekanik dari material ini tidak tergantung hanya pada sifat – sifat seratnya saja tetapi juga bagaimana matriks pada komposit memindahkan sebagian tegangan beban kepada seratnya dan antara serat dan matriknya terdapat panjang kritis serat sebagai fungsi kekuatan dan kekakuan efektif. Untuk kegagalan yang terjadi pada spesimen yang berbahan dasar dari serat TKKS dan polymeric foam dapat dilihat pada gambar 2.7. Detail A: 45 Gambar 2.7. Model kegagalan polymeric foam diperkuat serat TKKS akibat beban tekan static dalam bentuk autocad 3D. A Universitas Sumatera Utara Kegagalan dilihat secara makroskopik menunjukkan kegagalan geser yang ditandai dengan arah retak membentuk sudut 45 terhadap arah pembebanan seperti ditunjukkan pada gambar 2.7 Detail A. Kegagalan terhadap polymeric foam yang diperkuat serat TKKS juga ditandai dengan terbentuknya beberapa rongga yang membesar yang dominan menghasilkan retak prematur. Retak akan terus menjalar saat beban diberikan hingga spesimen patah. Respon yang terjadi adalah saat pembebanan menghasilkan gaya yang besar sehingga spesimen yang terjadi mengalami patahan dan terjadi deformasi plastis. Model kerusakan sangat berkaitan dengan mekanisme keretakanperpatahan dari suatu material. Menurut Gibson dan Ashby 1999, bentuk deformasi dinding foam ditunjukkan pada gambar. 2.8. Bentuk ini dibuat dalam sebuah model kubik yang menggambarkan sebuah foam. Kegagalan yang sering terjadi diakibatkan oleh bending terhadap dinding foam. Retakpatah terjadi di daerah percabangan dinding foam seperti ditunjukkan pada gambar 2.8. a Sebelum dikenai beban tekan b setelah dikenai beban tekan Gambar 2.8 Model Foam Yang Dikenai Beban Tekan. 2.3. Ansys Rel. 5.4 Program ansys ini dikembangkan di Amerika Serikat oleh National Aeronautics and Space Administration NASA. Perangkat Schwendler Bending dinding foam Dinding foam Permukaan foam Universitas Sumatera Utara Corporation adalah program analisa elemen hingga untuk analisa tegangan stress, getaran vibration, dan perpindahan panas heat transfer dari struktur dan komponen mekanika. Dengan Ansys, kita dapat mengimport geometri CAD Computer Aided Design atau dengan membuat geometri sendiri dengan Ansys Rel.5.4. Mesh, dapat dibuat dengan banyak metode: secara manual sampai automatis. Pemakaian material dan penentuan sifat material dapat dibuat atau dipilih dari Ansys 5.4 libraries. Demikian juga banyak tipe kondisi batas dan kondisi pembebanan dapat diterapkan. Analisa tegangan dapat memecahkan beberapa kasus banyak menggunakan pendekatan prosedur dua dimensi. Prosedur dua dimensi digunakan karena praktis lebih mendekati, dan modelnya lebih sederhana. Pada kasus yang sebenarnya analisa tiga dimensi yang banyak digunakan karena analisa tegangan tiga dimensi mendekati masalah yang sebenarnya.

2.4. Kerangka Konsep Penelitian