Permasalahan Ruang Lingkup Selanjutnya ruang lingkup dalam penulisan tesis ini, penulis batasi pada :
3. Bebas untuk menerima atau menolak tindakan kedokteran Kebebasan untuk pasien
menerima ataupun menolak tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap dirinya didahului dengan adanya penjelasan yang selengkap-lengkapnya atau
informasi yang adekuat tentang perlunya tindakan medis yang bersangkutan dan risiko yang ditimbulkannya. Setelah adanya penjelasan yang lengkap tersebut
kemudian akan dituangkan kedalam sarana legitimasi bagi dokter dalam bentuk informed consent apabila pasien tersebut menerima tindakan kedokteran yang akan
dilakukan terhadap pasien atau berupa refused consent apabila pasien menolak tindakan kedokteran.
Pengaturan persetujuan tindakan kedokteran terdapat dalam Permenkes No. 290MenkesPerIII2008, dalam pasal 2 disebutkan bahwa semua tindakan
kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapatkan persetujuan. Adapun yang dapat memberikan persetujuan tindakan kedokteran adalah :
a Pasien sendiri, apabila pasien sudah dewasa dan berada dalam keadaan sadar serta
sehat mentalnya. b
Orang tuawali bagi pasien yang belum dewasa. c
Pengampu bagi pasien yang ada dibawah pengampuan. d
Orangtuawalipengampu bagi pasien dewasa yang menderita gangguan mental. Kebebasan berkontrak sebagaimana dijelaskan tersebut diatas pada pokoknya
merupakan hak pasien untuk menentukan dirinya sendiri.