Peregangan Statis TINJAUAN PUSTAKA

H. Teori Latihan

Suatu latihan apapun bentuknya, jika dilakukan dengan benar akan memberikan suatu perubahan pada sistem tubuh, baik itu system aerobic, hormone maupun sistem otot. Menurut Nossek dalam Suharjana 2004: 13 Latihan adalah proses untuk pengembangan penampilan olahraga yang komplek dengan memakai isi latihan, metode latihan, tindakan organisasional yang sesuai dengan tujuan. Latihan menurut Bompa dalam Suharjana 2004: 13 merupakan aktivitas olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual yang mengarah kepada cirri-ciri fungsi psikologis dan fisiologis manusia untuk mencapai sasaran yang ditentukan. Latihan adalah suatu proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjannya. Harsono, 1988 :101 Jadi latihan ialah serangkaian kegiatan olahraga yang dilakukan dengan proses secara sistematik dan dilakukan secara benar dan berulang ulang dalam waktu yang lama, sehingga terdapat perubahan pada sistem tubuh, baik itu system aerobic, hormone maupun sistem otot. Dalam latihan kondisi fisik seseorang harus memperhatikan prinsip-prinsip atau asas latihan sebagai berikut :

a. Prinsip overload beban lebih

Menurut Harsono 2004: 45 Prinsip ini mengatakan bahwa beban yang diberikan kepada anak harus lah secara periodik dan progresif ditingkatkan. Kalau beban latihan tidak pernah ditambah maka berapa lamapun dan berapa seringpun anak berlatih, prestasi tak mungkin akan meningkat. Namun demikian, kalau beban latihan terus menerus bertambah tanpa ada peluang-peluang untuk istirahat performanya pun mungkin tidak akan meningkat secara progresif. Pembebanan pada latihan membuat tubuh melakukan penyesuaian terhadap rangsangan dari beban latihan. Sehingga latihan beban lebih menyebabkan kelelahan, pemulihan dan penyesuaian memungkinkan tubuh untuk mengkompensasikan lebih atau mencapai tingkat kesegaran yang lebih tinggi. Dijelaskan dalam lutan dkk 2002: 84Penerapan prinsip overload dalam latihan peregangan statis dapat mencakup peregangan makin sering frekuensi, dan menahan regangan dalam waktu yang lebih lama waktu. Guru harus mengetahui derajat keluasan peregangan masing-masing siswa pada awalnya, dan tiap kali latihan mengupayakan agar tiap siswa mampu melebihi regangan sebelumnya.

b. Prinsip reversibility kembali asal

Harsono 2004: 46 Prinsip ini mengatakan bahwa kalau kita berhenti berlatih, tubuh kita akan kembali kekeadaan semula. Atau kondisinya tidak akan meningkat. Jika beban latihan yang sama terus menerus kepada anak maka terjadi penambahan awal dalam kesegaran kesuatu tingkat dan kemudian akan tetap pada tingkat itu. Sekali tubuh telah menyesuaikan terhadap beban latihan tertentu, proses penyesuaian ini terhenti. Sama halnya apabila beban latihan jauh terpisah maka tingkat kesegaran si anak selalu cenderung kembali ketingkat semula. Hanya perbaikan sedikit atau tidak sama sekali.

c. Prinsip kekhususan

Menurut Suharjana 2004: 17 Prinsip kekhususan meliputi kekhususan terhadap kelompok otot yang akan dikembangkan. Latihan yang dipilih harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

d. Prinsip Individu

Menurut Suharjana 2004: 17 Pemberian latihan yang akan dilaksanakan hendaknya memperhatikan kekhususan individu. Sesuai dengan kemampuan masing-masing karena setiap orang mempunyai ciri yang berbeda baik secara mental maupun fisik. Dalam Lutan dkk 2002: 83 prinsip kekhususan dalam peregangan statis adalah kekhususan otot yang dilatih. Misalnya peregangan otot tungkai ditujukan untuk memperoleh peningkatan fleksibilitas otot tungkai.

I. Komponen Sistem Latihan

Lutan dkk 2002: 40-42 Pada setiap kegiatan latihan yang akan dilakukan, maka langkah-langkah yang harus diperhatikan adalah:

a. Pemanasan Warm-Up

Pemanasan bertujuan untuk mempersiapkan fisik dan psikis dalam menghadapi latihan inti, dan juga menghindari cedera. Pelaksanaan pemanasan dapat dilakukan dengan lari-lari kecil atau jogging keliling lapangan dan alternative lainnya agar menarik bagi anak.

b. Latihan Inti

Latihan inti berisikan serangkaian latihan yang sudah disiapkan sesuai dengan tujuan latihan. Latihan inti biasanya memakan waktu antara 20-60 menit, dengan intensitas latihan yang telah disesuaikan.

c. Pendinginan Cooling-Down

Tujuan pendinginan adalah untuk mengembalikan kondisi fisik dan psikis peserta latihan kekeadaan semula. Kegiatan ini bermanfaat untuk mencegah otot terasa pegal dan kaku.

J. Kerangka Pikir

1. Adanya pengaruh antara model latihan peregangan statis terhadap fleksibilitas hal ini disebabkan pada saat melaukan gerakan latihan peregangan statis otot dan sendi dipaksa untuk mendapatakan ruang gerak yang masksimal dengan mempertahankan gerakan latihan peregangan statis dalam beberapa detik. 2. Adanya pengaruh antara model latihan peregangan dinamis terhadap fleksibilitas hal ini disebabkan pada saat melakukan gerakan latihan peregangan dinamis otot di sekitar persindian dilatih dengan gerakan yang memantul – mantul atau di ulang – ulang dalam hitungan detik sehingga diharapkan fleksibilitas otot dapat meningkat.

Dokumen yang terkait

PENGARUH LATIHAN KELENTUKAN STATIS DAN KELENTUKAN DINAMIS TERHADAP KEMAMPUAN GERAK DASAR ROLL KIP PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG

0 5 13

PENGARUH TINGKAT INTENSITAS PEMBERIAN LATIHAN SOAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PKn KELAS VII SMP NEGERI 21 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

4 52 64

KEMAMPUAN SISWA MENARI BEDANA MELALUI METODE LATIHAN DI SMP NEGERI 2 SEPUTIH MATARAM TAHUN PELAJARAN 2012/2013

7 110 90

PENGARUH LATIHAN KELENTUKAN KONTRAKSI-RELAKSASI (PNF) DAN KELENTUKAN STATIS TERHADAP KETERAMPILAN GERAK KAYANG PADA SISWA KELAS X.3 SMA NEGERI 1 GADING REJO TAHUN AJARAN 2012/2013

1 58 54

PENGARUH LATIHAN SQUAT JUMP DAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI PADA TENDANGAN PENALTI DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PURBOLINGGO LAMPUNG TIMUR TAHUN 2012/2013

15 141 64

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMP TAMAN SISWA GEDONGTATAAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 51

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP KETERAMPILAN LOMPAT HARIMAU PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 5 METRO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

2 8 48

PERBANDINGAN MODEL LATIHAN PEREGANGAN STATIS DAN MODEL LATIHAN PEREGANGAN DINAMIS TERHADAP FLEKSIBILITAS SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 7 KOTABUMI TAHUN AJARAN 2012/2013

0 39 60

PENGARUH LATIHAN SENAM AYO BERSATU TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

6 38 69

KESANTUNAN BERTUTUR DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN ANTARA GURU DAN SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 BANDARLAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP

0 8 97