Analisis Besar Kredit Dan Komparatif Biaya Pinjaman Dari Jenis Penalangan Dana Di Kota Medan

(1)

Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi

Medan

ANALISIS BESAR KREDIT DAN KOMPARATIP BIAYA

PINJAMAN DARI JENIS PENALANGAN DANA DI KOTA

MEDAN

Skripsi

Diajukan oleh:

Nuzulul Rahmi Ayu Hsb 040501013

Ekonomi Pembangunan

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Medan 2008


(2)

ABSTRACT

This research is title the analyze of the great of credit and comperatif cost of loan from the kinds of finance institutions in Medan City. The purposes of this research to know is there the difference between cost, interest, the term of loan in Bank, and the process term of loan in Bank, Cooperation and the Finance Institutions. The data in this research are the primer data collected from 90 responden in Medan City, Maimun, and Johor district.

With use the friedman test we know that there is the different between cost, interest of loan, and the process term of loan, in the third institutions of finance to the great of credit and there is no different in term of loan in the third institutions.


(3)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Analisis Besar Kredit dan Komparatip Biaya Pinjaman dari Jenis Penalangan Dana di Kota Medan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya perbedaan biaya pinjaman, bunga pinjaman, lama pinjaman dan lama proses peminjaman di Bank, Koperasi, dan Lembaga Pembiayaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari 90 responden di daerah Medan Kota, Medan Maimun dan Medan Johor

Dengan menggunakan uji friedman dapat diketahui bahwa : ada beda biaya pinjaman, bunga pinjaman dan lama proses peminjaman dari ketiga jenis penalangan dana terhadap besarnya kredit dan tidak ada beda lama pinjaman dari ketiga jenis penalangan dana tersebut.

Kata kunci : Biaya pinjaman, bunga pinjaman, lama pinjaman, dan lama proses peminjaman.


(4)

KATA PENGANTAR

Segenap ucapan puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahNya lah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, dan juga shalawat dan salam buat junjungan ummat Nabi Besar Muhammad SAW yang sama-sama kita harapkan syafa’atnya.

Adapun judul skripsi ini adalah “Analisis Besar Kredit dan Komparatip Biaya Pinjaman Dari Jenis Penalangan Dana di Kota Medan” ditujukan sebagai salah satu syarat dalam rangka meraih gelar Sarjana Ekonomi dari program pendidikan Srata-1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini sangat jauh dari kata sempurna, karena penulis hanyalah seorang manusia biasa yang tak lepas dari kekhilafan dan kekurangan serta kesalahan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan masukan yang bersifat membangun yang sangat penulis perlukan sebagai acuan bagi penulis di masa yang akan datang.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik berupa dorongan semangat maupun sumbangan materi dan pemikiran. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kapada:

1. Teristimewa buat kedua orang tua penulis yang tercinta dan tersayang, Ayahanda Himmul Ula Hsb dan Ibunda Kasmawati yang telah banyak memberikan kasih sayang, dukungan, didikan, do’a dan semangat serta


(5)

motivasi baik moril maupun materi kepada penulis selama ini. Serta tak lupa juga kepada kakak (Wirdatun Nafiah Putri Hsb), abang (Akmal Rizal Kamil) dan adik (Habiburrahman Hsb) tersayang terima kasih atas dukungan, semangat dan kasih sayangnya.

2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara

4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, PhD, selaku Dosen wali penulis yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.

5. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MSi, selaku dosen pembimbing penulis yang telah dengan keikhlasan hati membimbing penulis dengan banyak memberikan waktu, tenaga, masukan, saran, dan pemikiran selama proses penulisan skripsi ini

6. Bapak Drs. Rahmad Sumanjaya Msi selaku dosen pembanding I dan Drs. H.B. Tarmizi, SU selaku dosen pembanding II yang telah memberikan saran dan masukan bagi penulis dalam rangka penyempurnaan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen, Staf pengajar dan staf Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan, yang telah memberikan Ilmu dan perhatiannya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

8. Kepada sahabat-sahabatku, (Koko dan Masni (makasih ya atas


(6)

ya ma...nya), teman-temanku Departemen Ekonomi Pembangunan khususnya stambuk 2004 yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih atas semua dukungannya, thanks buat teman-teman di ”Skala Indonesia” (makasih atas pengertiannya), thanks juga buat Hany and Rani (thanks atas semangatnya), thanks buat Ina and Dowe (makasih ibu-ibu), thanks buat iwan and dewi (semangat!!!) dan yang terakhir makasih buat ”Someone” (aku bisa berhasil juga khan!!!!)

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

Medan, Mei 2008 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRACT……… ... i

ABSTRAK……… ... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

DAFTAR SINGKATAN ... xii

BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Hipotesis Penelitian………. .. 4

1.4. Tujuan Penelitian... 5

1.5. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 6

2.1.1.Bank ... 6

2.1.2. Jenis-Jenis Bank……….. 8

2.2. Koperasi Simpan Pinjam... 11

2.2.1. Jenis-jenis Koperasi ... 12


(8)

2.3. Lembaga Pembiayaan ... 13

2.4. Tingkat Bunga... 16

2.4.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Bunga ... 17

2.4.2. Teori Tingkat Bunga... 20

2.5. Pengertian Kredit ... 23

2.5.1. Unsur – Unsur Kredit ... 24

2.5.2. Tujuan dan Fungsi Kredit ... 25

2.5.3. Jenis – Jenis Kredit ... 27

2.6. Konseptual Penelitian ... 34

2.6.1. Konseptual Penelitian... 34

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian... 37

3.2. Jenis dan Sumber Data ... 37

3.3. Pengolahan Data...37

3.4. Penentuan Populasi dan Sampel... 38

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.6. Analisis Data ... 40

3.7. Definisi Operasional Variabel... 41

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Provinsi Sumatera utara... 42

4.1.1 Letak Geografis Kota Medan ... 42

4.1.2. Potensi Wilayah ... 44

4.1.3. Iklim Kota Medan ... 45


(9)

4.1.5. Perkembangan Suku Bunga Kredit ... 47

4.2 Analisis Responden... 49

4.3. Hasil Evaluasi dan Interpretasi Data ... 63

4.3.1 Pengujian Pengaruh Variable Bebas ... 63

4.3.2. Interpretasi Hasil Uji Friedman Test... 64

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 73

5.2. Saran... 74

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR GAMBAR


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Nama-Nama Kecamatan, Jumlah Kelurahan, Luas Wilayah, dan

Kepadatan Penduduk Per Kecamatan di Kota Medan ... 43

Tabel 4.2. Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Medan (1997-2006) ... 46

Tabel 4.3. Kepadatan Penduduk Per Km2 ... 47

Tabel 4.4. Perkembangan Suku Bunga Kredit Tahun 2000 Triwulan III – 2007 Triwulan I (%) ... 48

Tabel 4.5. Identitas Responden berdasarkan jenis kelamin ... 50

Tabel 4.6. Identitas Responden Berdasarkan Usia... 50

Tabel 4.7. Identitas Responden Berdasarkan pekerjaan... 51

Tabel 4.8. Identitas Responden Berdasarkan berapa lama menjadi Nasabah ... 51

Tabel 4.9. Biaya Pinjaman Berdasarkan Jawaban Responden... 53

Tabel 4.10. Bunga Pinjaman Berdasarkan Jawaban Responden... 56

Tabel 4.11. Lama Pinjaman Berdasarkan Jawaban Responden... 59

Tabel 4.12. Lama Proses Peminjaman Berdasarkan Jawaban Responden... 61

Tabel 4.13. Biaya Pinjaman Terhadap Besar Kredit... 65

Tabel 4.14. Bunga Pinjaman Terhadap Besar Kredit... 67

Tabel 4.15. Lama Pinjaman Terhadap Besar Kredit ... 69


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran

I Daftar Pertanyaan Untuk Nasabah Dari Jenis Penalangan


(13)

DAFTAR SINGKATAN

BPR : Bank Perkreditan Rakyat


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang yang memiliki tujuan menciptakan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila, dimana pencapaiannya dilakukan dengan menitikberatkan pembangunan ekonomi. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan jasa Bank, non Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.

Kegiatan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari lalu lintas penggunaan uang, dimana industri perbankan memegang peranan yang sangat strategis yang dapat dikatakan sebagai urat nadi dari sistem perekonomian negara. Misalnya dalam penciptaan uang, mengedarkan uang, tempat mengamankan uang, tempat melakukan investasi dan juga untuk menunjang usaha. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank.

Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali ke masyarakat serta memberikan jasa lainnya (Kasmir,2000:11). Jadi, Bank beroperasi sebagai perantara dan memobilisasi dana dari masyarakat yang mempunyai kelebihan dana dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang kekurangan dana melalui kredit. Atau dengan kata lain, dana yang menganggur dari masyarakat yang mempunyai kelebihan uang tunai dapat digunakan oleh masyarakat yang membutuhkan dana dalam pembiayaan berbagai kegiatan ekonomi.


(15)

Salah satu dari kegiatan bank adalah menyalurkan dana kepada masyarakat atau dengan kata lain bank memberikan pinjaman atau kredit kepada masyarakat. Besarnya dana pihak ketiga yang dapat dikumpulkan oleh suatu suatu bank akan mempengaruhi jumlah dana yang dapat disalurkan kepada masyarakat. Jika bank tidak mampu menyalurkan kredit akan rugi karena pihak bank harus membayar bunga simpanan nasabah sedangkan pendapatan dari bunga yang disalurkan tidak ada.

Peranan Bank sebagai lembaga keuangan tidak pernah lepas pula dari masalah kredit begitu juga dengan jasa–jasa penalangan dana lainnya. Yang termasuk dalam jasa–jasa penalangan dana ini adalah : rentenir, koperasi simpan pinjam, Bank dan jasa–jasa perkreditan lainnya. Dalam hal ini kegiatan utama dari penalangan dana tersebut adalah pemberian kredit, dimana pada negara–negara yang sedang berkembang kredit masih menempati kedudukan yang sangat istimewa, sebab antara volume permintaan akan dana jauh lebih besar daripada penawaran dana yang ada di masyarakat.

Setiap jasa pentalangan dana menyalurkan kredit kepada masyarakat bertujuan untuk memperoleh keuntungan. Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha masyarakat yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan adanya dana tersebut maka debitur akan dapat mengembangkan usahanya. Kredit sangat penting bagi roda perekonomian suatu negara bahkan kredit dianggap sebagai “nyawa” bagi dunia usaha.

Secara khusus dalam perekonomian penduduk miskin, kredit sering kali dijadikan sebagai alat untuk membantu usaha mereka. Pemberian kredit kepada


(16)

kelompok miskin dapat meningkatkan pendapatan, peningkatan usaha dan kesempatan kerja. Besarnya tingkat bunga kredit yang diberikan kepada debitur sangat mempengaruhi permintaan dan realisasi kredit. Apabila semakin tinggi tingkat bunga kredit yang ditawarkan kepada masyarakat, maka akan semakin sedikit masyarakat yang akan mengajukan kredit untuk kepentingan usaha dan peningkatan pendapatannya.

Namun dalam hal ini tingkat bunga yang diberikan kepada masyarakat dari setiap jenis penalangan dana berbeda–beda, walaupun jumlah pinjaman sama. Ada beberapa perbedaan yang diberikan oleh setiap masing-masing penalangan dana. Misalnya saja : jasa rentenir dengan koperasi, dimana dengan jumlah pinjaman yang sama dan tingkat bunga yang sama, tetapi pada saat uang diterima maka jumlahnya berbeda–beda, hal ini disebabkan karena adanya biaya–biaya administrasi yang sudah ditetapkan oleh masing–masing penalangan dana.

Para pentalang dana ini memegang peranan sangat penting dalam memenuhi akan kebutuhan dana. Hal ini disebabkan karena memang bidang utama usahanya adalah menyediakan fasilitas pembiayaan dana bagi masyarakat. Dana merupakan masalah pokok yang selalu ada dan selalu muncul dalam setiap usaha.

Dewasa ini, dalam memperkuat perekonomian masyarakat, kredit bank sering kali dijadikan sebagai alat untuk membantu usaha masyarakat. Kredit yang diberikan oleh para penalang dana ini dianggap dapat meningkatkan pendapatan dan membuka kesempatan kerja.


(17)

Atas dasar inilah, penulis tertarik untuk menganalisanya dan menuangkannya

dalam bentuk skripsi yang berjudul “ Analisis Besarnya Kredit dan

Komparatip Biaya Pinjaman dari Jenis Penalangan Dana di Kota Medan.” 1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

a. Apakah ada beda biaya pinjaman antara Bank, Koperasi, dan Lembaga Pembiayaan

b. Apakah ada perbedaan bunga pinjaman antar Bank, Koperasi, dan

Lembaga Pembiayaan

c. Apakah ada perbedaan lama pinjaman antar Bank, Koperasi dan Lembaga Pembiayaan

d. Apakah ada perbedaan lama proses peminjaman antar Bank, Koperasi dan Lembaga Pembiayaan

1.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesa adalah jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada yang masih perlu diuji kebenarannya melalui data-data yang terkumpul. Berdasarkan rumusan masalah diatas maka hipotesanya adalah sebagai berikut:

a. Ada beda biaya pinjaman antara Bank, Koperasi dan Lembaga

Pembiayaan

b. Ada beda bunga pinjaman antara Bank, Koperasi dan Lembaga


(18)

c. Ada beda lama pinjaman antara Bank, Koperasi dan Lembaga Pembiayaan

d. Ada beda lama proses peminjaman antara Bank, Koperasi dan

Lembaga Pembiayaan

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah

a. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan biaya pinjaman antar Bank, Koperasi dan Lembaga Pembiayaan

b. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat bunga pinjaman antar Bank, Koperasi dan Lemabaga Pembiayaan

c. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan lama pinjaman antar Bank, Koperasi dan Lembaga Pembiayaan

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian skripsi ini adalah:

1. Sebagai bahan studi atau tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya mahasiswa/i Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.

2. Sebagai bahan masukan maupun perbandingan bagi kalangan akademisi dan peneliti lainnya yang menganalisa masalah yang berkenaan dengan perkreditan.

3. Sebagai tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan di bidang penelitian bagi penulis


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bank

Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian Bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Disamping itu Bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah dan pembayaran lainnya.

Menurut Undang-undang RI Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimasud dengan Bank adalah: “Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyrakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

Dari pengertian diatas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah keuangan

Kegiatan atau aktivitas perbankan meliputi 3 kegiatan yaitu : a Menghimpun Dana (Founding)


(20)

Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dengan masyarakat luas. Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh Bank dengan cara memasang berbagai macam strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya dalam bentuk simpanan seperti simpanan giro, simpanan tabungan dan simpanan deposito. Agar masyarakat mau menyimpan uangnya di Bank maka pihak perbankan memberikan rangsangan berupa bals jasa yang diberikan, akan menambah minat masyarakat untuk menyimpan uangnya.

b Menyalurkan Dana (Lending)

Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat, maka oleh

perbankan dana tersebut diputarkan kembali atau dijual ke masyarakat dalam bentuk kredit. Dalam pemberian kredit juga dikenakan biaya pinjaman kepada penerima kredit (Debitur) dalam bentuk kredit. Dalam pemberian kredit juga dikenakan biaya pinjaman kepada penerima kredit

(Debitur) dalam bentuk bunga dan biaya administrasi. c. Memberikan Jasa Bank Lainnya.

Jasa-jasa ini diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana.

Jasa-jasa perbankan lainnya antara lain meliputi : a. Kiriman Uang (Transfer)

b. Inkaso (Collection)


(21)

d. Penjualan Mata Uang Asing e. Safe Deposit Box

f. Travellers Chadue

g. Bank Card

h. Bank Draft

i. Letter Of Credit

j. Bank Garansi dan Referensi Bank k. Serta jasa Bank Lainnya

2.1.2 Jenis-Jenis Bank

Adapun jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain :

1. Dilihat dari Segi Fungsinya

Menurut Undang-undang Pokok Perbankan nomor 14 tahun 1967 jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari:

a) Bank Umum

Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

b) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.


(22)

2. Dilihat dari Segi Kepemilikannya

Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan tersebut adalah a) Bank milik pemerintah

Dimana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.

b) Bank milik swasta nasional

Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannyapun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula.

c) Bank milik koperasi

Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi.

d) Bank milik asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing.

e) Bank milik campuran

Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga Negara Indonesia.


(23)

3. Dilihat dari Segi Status a) Bank devisa

Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar hegeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan b) Bank non devisa

Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperi halnya bank devisa.

4. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga

Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga baik harga jual maupun harga beli terbagi dalam 2 kelompok

a) Bank yang berdasarkan prinsip konvensional

Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode yaitu

1) Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga untuk produk pinjamannya (Kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu.

2) Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan barat menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu


(24)

b) Bank yang Berdasarkan Prinsip Syariah

Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut

1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)

2) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal

(musharakah)

3) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan

(murabahah)

4) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah)

5) Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah waiqtina)

2.2 Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi merupakan salah satu bentuk badan hukum yang sudah lama dikenal di Indonesia. Koperasi merupakan suatu kumpulan dari orang-orang yang mempunyai tujuan atau kepentingan bersama. Jadi koperasi merupakan bentukan dari sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama.

Dalam menjalankan kegiatannya koperasi simpan pinjam memungut sejumlah uang dari setiap anggota koperasi. Uang yang dikumpulkan para anggota tersebut kemudian dijadikan modal untuk dikelola oleh pengurus koperasi, dipinjamkan kembali bagi anggota yang membutuhkannya.


(25)

2.2.1 Jenis-jenis Koperasi

Jenis-jenis koperasi yang ada dan berkembang dewasa ini adalah 1) Koperasi Produksi

Koperasi produksi ini diutamakan diberikan kepada para anggotanya dalam rangka berproduksi untuk menghasilkan barang maupun jasa.

2) Koperasi konsumsi

Koperasi konsumsi ini dalam kegiatan usahanya adalah menyediakan kebutuhan akan barang-barang pokok sehari-hari seperti sandang, pangan, dan kebutuhan yang berbentuk lainnya.

3) Koperasi simpan pinjam

Koperasi simpan pinjam ini melakukan usaha penyimpanan dan peminjaman sejumlah uang untuk keperluan para anggotanya.

2.2.2 Keuntungan Koperasi

Keuntungan dari koperasi adalah bunga yang dibebankan kepada peminjam. Semakin banyak uang yang disalurkan akan memperbesar keuntungan koperasi. Disamping itu keuntungan lainnya adalah memperoleh biaya-biaya administrasi yang dibebankan kepada peminjam.

Pembagian keuntungan di dalam koperasi simpan pinjam diberikan terutama bagi peminjam yang tidak pernah lalai memenuhi kewajibannya.

Dapat disimpulkan bahwa keuntungan koperasi adalah 1. Biaya bunga yang dibebankan kepeminjam 2. Biaya administrasi setiap kali transaksi 3. Hasil investasi diluar kegiatan koperasi


(26)

2.3 Lembaga Pembiayaan

Lembaga Pembiayaan adalah lembaga keuangan yang aktifitas utamanya membantu dalam hal pembiayaan. Perusahaan pembiayaan memiliki dana dalam skala besar, tetapi menyalurkannya kepada pihak-pihak yang membutuhkannya dalam jumlah yang kecil-kecil. Prinsip kerja ini berbeda dengan bank, yang mengumpulkan dana dalam jumlah relative kecil-kecil tetapi menyalurkannya dalam jumlah besar.

Sebagai sebuah lembaga pembiayaan, perusahaan pembiayaan pun menghadapi beberapa risiko usaha yakni :

a. Risiko gagal tagih (default risk)

Terjadi bila nasabah peminjam tidak mampu membayar utangnya. b. Risiko likuiditas (liquidity risk)

Disebabkan aset finansial yang dimiliki perusahaan pembiayaan relatif sulit dijual di pasar sekunder.

Lembaga pembiayaan menurut ketentuan ini dimungkinkan untuk

melakukan salah satu dari kegiatan pembiayaan seperti :

a. Sewa guna usaha (leasing)

Kegiatan utama perusahaan sewa guna usaha adalah bergerak di bidang pembiayaan untuk keperluan barang-barang modal yang diinginkan nasabah. Pembiayaan di sini dimaksud jika seorang nasabah membutuhkan barang-barang modal seperti peralatan kantor atau mobil dengan cara disewa atau dibeli secara kredit dapat diperoleh di perusahaan leasing.


(27)

Pihak leasing dapat membiayai keinginan nasabah sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati kedua belah pihak.

Sedangkan pengertian sewa guna usaha sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No.1169/KMK.01/1991 adalah “kegiatan sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lease selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Selanjutnya yang dimaksud dengan finance lease adalah kegiatan sewa guna usaha dimana

lesse pada akhir massa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Sebaliknya

operating lease tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha.

b. Modal ventura (ventura capital)

Dalam melakukan suatu kegiatan investasi tidak semua investasi dapat dilakukan dengan mudah, karena hamper semua investasi mengandung suatu resiko kerugian. Perusahaan modal ventura yang berani melakukan investasi dimana investasi tersebut mengandung suatu resiko tinggi. Keputusan ini dibuat dengan berbagai pertimbangan tentunya dan hal ini sesuai pula dengan maksud dan tujuan didirikannya perusahaan modal venture yaitu melakukan penanaman modal dalam suatu usaha yang mengandung resiko tinggi.

Pengertian Perusahaan Modal Ventura sesuai dengan Keputusan Presiden


(28)

pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan. Perbedaan antara bank dengan modal ventura terletak pada jenis kegiatannya. Bank membiayai suatu kegiatan tetapi tidak masuk ke perusahaan yang dibiayainya, sedangkan modal ventura memberikan pembiayaan dengan cara melakukan penyertaan langsung ke dalam perusahaan yang dibiayainya.

c. Anjak piutang (factoring)

Pengertian perusahaan anjak piutang atau yang lebih dikenal dengan nama

factoring adalah perusahaan yang kegiatannya adalah melakukan penagihan atau pembelian, atau pengambilalihan atau pengelolaan hutang piutang suatu perusahaan dengan imbalan atau pembayaran tertentu milik perusahaan.

Kemudian pengertian anjak piutang menurut Keputusan Menurut Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 Tanggal 20 Desember 1988 adalah : badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri.

d. Pembiayaan konsumen (consumer finance company)

Perusahaan pembiayaan konsumen barangkali merupakan perusahaan pembiayaan yang paling dikenal oleh masyarakat. Jasa perusahaan ini adalah membantu mereka yang ingin membeli barang-barang atau mungkin juga rumah, memperbaiki rumah, dan membiayai kembali


(29)

(refinance) utang-utang skala kecil (small debts). Perusahaan ini dapat merupakan anak perusahaan sebuah bank atau perusahaan yang berdiri sendiri. Sasaran utama pelayanan perusahaan pembiayaan konsumen adalah individu yang tidak memiliki akses kredit dari sumber lain.

e. Kartu Kredit (credit card)

Kartu plastik atau kartu kredit marupakan kartu yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga keuangan non bank. Kartu plastic diberikan kepada nasabah untuk dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran di berbagai tempat seperti supermarket, pasar swalayan, hotel, restoran, tempat hiburan dan tempat-tempat lainnya.

2. 4 Tingkat Bunga

Bunga Bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dan yang dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman) (Kasmir/1996:106)

Dalam kegiatannya perbankan sehari–hari ada 2 macam bunga yang diberikan kepada nasabah :

a. Bunga Simpanan

Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank.

Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Contohnya jasa giro, bunga tabungan dan bunga deposito.


(30)

b. Bunga Pinjaman

Bunga pinjaman adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Contohnya adalah bunga kredit.

Baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman masing-masing saling mempengaruhi satu sama lain. Misalnya bunga simpanan naik maka bunga pinjaman juga akan naik.

2.4.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Bunga

Ada beberapa factor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya tingkat bunga diantaranya adalah:

a. Kebutuhan dana

Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat maka yang dilakukan oleh bank, agar dana tersebut dipenuhi adalah dengan meningkatkan bunga simpanan. Peningkatan bunga simpanan secara otomatis akan meningkatkan bunga pinjaman. Namun, apabila dana yang ada atau dana simpanan banyak sementara permohonan pinjaman sedikit maka bunga pinjaman akan turun.

b. Persaingan

Dalam memperebutkan dana simpanan maka selain factor promosi, factor yang paling utama yang harus diperhatikan adalah persaingan. Dalam arti jika bunga simpanan rata-rata 16% maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan dinaikkan diatas bunga pesaing dan untuk bunga pinjaman harus berada dibawah suku bunga pesaing.


(31)

c. Kebijakan Pemerintah

Untuk suku bunga pinjaman dan bunga simpanan yang ditetapkan tidak boleh melebihi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

d. Target Laba yang Diinginkan

Jika laba yang diinginkan besar maka bunga pinjaman juga akan ikut besar, demikian sebaliknya.

e. Jangka Waktu

Semakin panjang waktu pinjaman maka semakin tinggi tingkat bunganya. Hal ini disebabkan besarnya resiko dimasa mendatang. Demikian sebaliknya jika jangka waktunya pendek maka bunga pinjamannya juga relative rendah.

f. Kualitas Jaminan

Semakin likuid jaminan yang diberikan semakin rendah bunga kredit yang diberikan dan sebaliknya. Misalnya jaminan sertifikat deposito berbeda dengan jaminan sertifikat tanah. Alasan utama perbedaan ini adalah dalam hal pencairan jaminan apabila kredit yang diberikan bermasalah. Bagi jaminan yang likuid seperti sertifikat deposito atau rekening giro akan kebih mudah untuk dicairkan jika dibandingkan dengan jaminan tanah. g. Reputasi Perusahaan

Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya. Karena biasanya perusahaan yang bonafit kemungkinan resiko kredit macet dimasa yang akan dating relative kecil dan sebaliknya.


(32)

h. Produk yang Kompetitif

Adalah produk yang dibiayai tersebut laku dipasar. Untuk produk yang kompetitif bunga kredit yang diberikan relative rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif.

i. Hubungan Baik

Biasanya bank menggolongkan nasabahnya menjadi nasabah utama/primer dan nasabah biasa. Penggolongan ini didasarkan pada keaktifan dan loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank. Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak bank sehingga dalam penentuan tingkat suku bunganya pun berbeda dengan nasabah biasa.

j. Jaminan Pihak Ketiga

Dalam hal ini pihak ketiga adpihak yang memeberikan jaminan kepada bank atas penerima kredit. Biasanya jika pihak yang memberikan jaminan bonafid baik dari segi kemampuan membayar maupun nama baik maka bunga yang dibebankan juga berbeda.

2.4.2 Teori Tingkat Bunga

a. Teori Klasik Tentang Tingkat Bunga

Menurut kaum klasik tingkat bunga ditentukan oleh

Ò Penawaran tabungan oleh rumah tangga


(33)

Semakin besar bagian pendapatan yang dapat ditabung akan mengakibatkan turunnya tingkat bunga dan sebaliknya tingkat bunga akan naik bila penawaran tabungan semakin berkurang. Bila dilihat dari sudut penawaran tabungan, kenaikan permintaan dana oleh investor akan mengakibatkan naiknya tingkat bunga dan bila permintaan dana menurun maka suku bunga juga akan bergerak turun. Dari uraian diatas terlihat adanya kepentingan berbeda antara pemilik dana dan investor terhadapa tingkat bunga yang berlaku. Dimana pemilik dana mendambakan tingkat bunga yang tinggi sedangkan investor sebaliknya mengharapkan tingkat bunga yang rendah.

b. Teori Keynes Tentang Tingkat Bunga

Dalam teorinya Keynes berpendapat bahwa tingkat bunga dipengaruhi oleh dua faktor yaitu permintaan dan penawaran uang. Permintaan akan uang dipengaruhi oleh likuiditas atau dengan kata lain disebut Liquidity Preference. Ada 3 motif Liquidity Preference menurut Keynes yaitu:

Motif Transaksi

Salah satu motif masyarakat memegang uang adalah agar dapat melaksanakan atau memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan ini akan berlangsung secara terus-menerus, sedangkan penerimaan pendapatan tergantung secara berkala misalnya setiap minggu atau setiap bulan. Adanya perbedaan waktu ini akan merupakan pertimbangan bagi masyarakat untuk memegang uang setiap saat. Permintaan uang untuk transaksi ini tergantung pada tingkat pendapatan. Dimana fungsinya sebagai berikut:


(34)

Dimana

Mt = permintaan uang untuk transaksi y = pendapatan

Motif Berjaga-jaga

Motif ini muncul karena ketidakpastian masa depan, misalnya kejadian darurat atau kejadian yang tidak diduga. Permintaan uang untuk berjaga-jaga juga bergantung pada tingkat pendapatan. Semaikn besar tingkat pendapatan seseorang maka kebutuhan uang untuk motif ini akan semakin besar. Permintaan uang untuk motif bertransaksi dan berjaga-jaga dapat ditulis dalam fungsi sebagai berikut:

M = Mt + Mp = f (y) Dimana

M = permintaan uang dilandasi motif transaksi dan berjaga-jaga Mt = permintaan uang untuk motif transaksi

Mp = permintaan uang untuk berjaga-jaga

Motif Spekulasi

Preferensi likuiditas berdasarkan motif ini sangat peka terhadap perubahan tingkat bunga. Semakin rendah tingkat bunga (i) maka preferensi likuiditas akan semakin besar. Permintaan uang dengan motif spekulasi adalah disebabkan ketidakpastian suku bunga di masa mendatang. Motif spekulasi ini dikaitkan dengan jual beli obligasi dimana perubahan harganya sangat ditentukan oleh perubahan tingkat suku bunga pasar yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Bila masyarakat menganggap tingkat bunga saat ini lebih tinggi dari tingakt bunga


(35)

normal maka dalam masyarakat akan tumbuh ekspektasi, tingkat bunga cenderung turun dimasa yang akan datang.

Permintaan uang dengan motif spekulasi

M2 = f (i)

Secara total jumlah permintaan terhadap uang berdasarkan ketiga motif diatas dirumuskan sebagai berikut :

L = M1 + M2 = f (y) + f (i)

Jadi sama seperti kaum klasik, Keynes setuju bahwa kenaikan permintaan uang baik untuk transaksi, berjaga-jaga maupun spekulasi akan mengakibatkan naiknya tingkat bunga dan sebaliknya bila permintaan uang turun maka tingkat bunga juga akan bergerak turun.

2.5 Pengertian Kredit

Kata “Kredit” berasal dari bahasa latin credere yang berarti percaya atau

to believe atau to trust. Oleh karena itu, dasar pemikiran persetujuan pemberian kredit oleh suatu lembaga keuangan Bank ataupun Non Bank kepada seseorang atau badan usaha yang berlandaskan kepercayaan.

Bila dikaitkan dengan kegiatan usaha, kredit berarti suatu kegiatan memberikan nilai ekonomi (economic value) kepada seseorang / badan usaha berlandaskan kepercayaan saat itu, bahwa nilai ekonomi yang sama akan dikembalikan kepada kreditur setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan yang sudah disetujui antara kreditur dan debitur . (Tjoekam, 1999: 1)

Pengertian kredit menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan adalah penyediaan uang


(36)

atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu. Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam–meminjam antar Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjama melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

2.5.1 Unsur–Unsur Kredit

Dalam kata kredit terkandung unsur–unsur yang direkatkan menjadi satu. Adapun unsur–unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit :

a. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan suatu keyakinan pemberi kredit, bahwa kredit yang diberikan akan benar–benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa yang akan datang sesuai jangka waktu kredit.

b. Kesepakatan

Kesepakatan antara si pemberi kredit dengan sipenerima kredit dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing–masing.

c. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu merupakan batas waktu pegembalian angsuran kredit yang sudah disepakati kedua belah pihak.

d. Resiko

Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau yang disebut dengan


(37)

kredit macet. Semakin panjang suatu kredit semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya.

e. Balas Jasa

Balas jasa merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit yang dikenal dengan nama “bunga”. Balas jasa dalam bentuk bunga dan administrasi krdit ini merupakan keuntungan Bank.

2.5.2 Tujuan dan Fungsi Kredit

Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit antara lain :

a. Mencari keuntungan, yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepda nesabah.

b. Membantu usaha nasabah, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja.

c. Membantu pemerintah, semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak Perbankan, maka semakin baik mengingat semakin banyk kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor. Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit adalah :

a) Penerimaan pajak

b) Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan usaha baru atau perluasan usaha akan membtuhkan tenaga lerja baru sehingga dapat menyedot tenaga kerja yang masih menganggur.


(38)

c) Meningkatkan jumlah barang dan jasa, semakin besar kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah barang dan jasa yang beredar di masyarakat.

d) Menghemat devisa negara, terutama untuk produk–produk yang sebelumnya diimpor dan apabila sudah dapat diproduksi didalam negeri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan dapat menghemat devisa negara.

Terdapat beberapa fungsi kredit dalam hubungannya dengan siklus perekonomian, perdagangan lalu lintas moneter.

Menurut Muchadasyah Sinungan (1993:21), fungsi-fungsi itu dalam garis besarnya adalah sebagai berikut :

a. Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) dari uang. b. Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) dari barang c. Kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang d. Kredit adalah salah satu alat stabilitas ekonomi e. Kredit menimbulkan kegairhan berusaha masyarakat

f. Kredit adalah jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional g. Kredit adalah juga sebagai alat hubungan ekonomi internasional

2.5.3 Jenis – Jenis Kredit

A. Atas dasar tujuan penggunaan

a. Kredit Modal Kerja (KMK)

Kredit Modal Kerja adalah kredit yang digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja nasabah. Contoh kredit modal kerja digunakan


(39)

untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau bisa yang lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.

b. Kredit Investasi

Kredit Investasi adalah kredit yang digunakan untuk pengadaan barang modal jangka panjang untuk kegiatan usaha nasabah.

c. Kredit Konsumsi

Kredit konsumsi adalah kredit yang digunakan dalam rangka pengadaan barang atau jasa untuk tujuan konsumsi dan bukan barang modal dalam kegiatan usaha nasabah. Penggunaan kredit ini misalnya untuk pembelian mobil, rumah dan barang–barang konsumsi lain.

B. Atas dasar pemberian dana 1) Cash–Loan

Cash–Loan adalah kredit yang memungkinkan nasabah untuk menarik dana tunai secara langsung tanpa adanya persyaratan khusus tertentu. Yang termasuk jenis kredit ini adalah kredit investasi dan kredit modal kerja.

2) Non Cash–Loan

Non Cash–Loan adalah kredit yang tidak memungkinkan nasabah untuk menarik dana tunai secara langsung tanpa adanya persyaratan khusus tertentu. Yang termasuk dalam jenis ini adalah Bank Garansi dan Letter Of Credit.


(40)

C. Dilihat dari segi jangka waktu

1) Kredit jangka pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. 2) Kredit jangka menengah

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kreditnya berkisar antara 1–3 tahun, biasanya kredit ini digunakan untuk investasi.

3) Kredit jangka panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliaanya 3–5 tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangak panjang, seperti perkebunan karet atau manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.

D. Atas dasar sektor usaha

1) Kredit Pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. Kredit sektor usaha ini bisa jangka pendek atau jangka panjang.

2) Kredit Investasi, yaitu kredit untuk membiayai industri pengolahan baik untuk industri kecil, menengah maupun besar.

3) Kredit Pertambangan, yaitu jenis kredit ini diberikan untuk usaha tambang yang dibiayai, biasanya jangka panjang seperti tambang emas, minyak atau tmbang timah.

4) Kredit Konstruksi, yaitu kredit yang diberikan untuk membiayai


(41)

5) Kredit Profesi, diberikan kepada kalangan profesional seperti dosen, dokter atau pengacara

6) Kredit Perumahan, yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai

pembangunan atau pembelian perumahan.

7) Kredit Pendidikan, yaitu kredit yang diberikan untuk meabangun sarana – sarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk mahasiswa yang sedang belajar.

8) Dan sektor–sektor lainnya

E. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit

Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka Bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit. Sebelum kredit tersebut disalurkan, penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya.

Untuk menghindari kerugian/memperkecil resiko kredit dimasa mendatang investigasi kredit yang tegas, spesifikasi, dan akurat harus dilakukan. Tujuan dari investigasi kredi ini adalah untuk mengumpulkan informasi yang akurat dan obyektif sebanyak mungkin yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kemampuan dan keinginan calon debitur melunasi kredit.

Menurut Reed dan Gill (1989), unsur–unsur yang harus tercakup dalam investigasi kredit adalah :

a. Kapasitas untuk membayar b. Karakter dan itikad baik


(42)

c. Kemampuan menghasilkan pendapatan d. Asset yang dimliki

e. Kondisi ekonomi

f. Faktor-faktor penting dalam usaha.

Untuk mendapatkan hasil investigasi yang baik dan akurat Bank dapat melakukan langkah-langkah berikut:

1. Wawancara dengan calon debitur. Dan hasil wawancara diharapkan dapat diperoleh informasi tentang visi/misi/kemampuan pengelolaan, dan itikad baik calon debitur.

2. Memeriksa kembali catatan-catatan Bank tentang debitur yang

besangkutan, hal ini dilakukan bila debitur telah lama atau pernah menjadi nasabah Bank.

3. Bank dapat menggunakan informasi-informasi yang berasal dari luar Bank bersangkutan, seperti konsultan ekonomi atau konsultan usaha, Bank-bank lain yang pernah kerjasama dengan calon debitur.

4. Pengamatan langsung ke tempat usaha calon debitur

5. Laporan keuangan calon debitur, terutama neraca, laporan rugi laba, dan laporan perubahan modal.

Kriteria pemberian kredit : Prinsip 5 C

Menurut Mandala Manurung dan Prathama Rahardja (2004 :193), untuk memaksimumkan kemungkinan keberhasilan kredit, maka prinsip 5 C: Character,

Capacity, Capital, Collateral, Condition, dapat diterapkan dalam analisis kredit : Penilaian dengan analisis 5C adalah sebagai berikut:


(43)

1. Character

Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang sinasabah baik yang bersifat pribadi. Hal ini dijadikan ukuran kemauan nasabah untuk membayar.

2. Capacity

Capacity adalah analisa umtuk melihat kemampuan nasabah umtuk membayar kredit. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah dalam mengelola usahanya yang dihubungkan dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman, sehingga akan terlihat kemampuannya dalam menngembalikan kredit yang disalurkan.

3. Capital

Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau tidak dilihat laporan keuangan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan solvabilitas, rentabilitas dan ukuran lainnya. Capital juga harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini dan persentase modal sendiri dengan modal pinjaman.

4. Condition

Dalam menilai kredit hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.


(44)

5. Collateral

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik, jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan dan diteliti keabsahannya serta kesempurnaannya.

Masih menurut Mandala Manurung dan Prathama Rahardja (2004 : 194) selain prinsip 5 C, konsep 7 P dan 3 R juga dapat diterapkan dalam pengambilan keputusan pemberian kredit

a. Konsep 7 P

Tujuh unsur dalam konsep 7 P : 1. Kepribadian (Personality)

Tercakup dalam penilaian kepribadian calon debitur adalah ingkah laku, sejarah hidupnya yang mencakup sikap, emosi, dan tindakan dalam menghadapi masalah

2. Tujuan (Purpose)

Menilai tujuan calon debitur dalam mengajukan permohonan kredit dan berapa besar kredit yang diajukan

3. Prospek (Prospect)

Menilai prospek usaha yang direncanakan debitur, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

4. Pembayaran ( Payment)

Menilai bagaimana cara calon debitur melunasi kredit, dari mana saja sumber dana tersebut, dan bagaimana tingkat kepastiannya


(45)

5. Tingkat Keuntungan (Profitability)

Menilai berapa tingkat keuntungan yang diperkirakan akan diraih calon debitur, bagaimana polanya, apakah makin lama makin besar atau sebaliknya

6. Perlindungan (Protection)

Menilai bagaimana calon debitur melindungi usaha dan mendapatkan perlindungan usaha. Apakah dalam bentuk jaminan barang, orang atau asuransi

7. Parti (Party)

Bertujuan bagaimana calon debitur berdasarkan modal, loyalitas, dan karakternya. Pengklasifikasian ini akan menentukan perlakuan bank dalam hal pemberian fasilitas.

Tujuan unsur dalam konsep 7 P sebenarnya memiliki kesamaan dengan lima unsur dalam konsep 5 C. Misalnya unsur kepribadian memiliki kesamaan dengan unsur karakter. Sedangkan unsur tujuan, prospek, dan pembayaran dapat memperjelas unsur kapasitas dalam konsep 5 C. Unsur perlindungan dalam 7 P mungkin dapat disamakan dengan kolateral konsep 5 C.

b. Konsep 3 R

Tiga komponen dalam konsep 3 R adalah: 1. Tingkat Pengembalian Usaha (Return)

2. Kemampuan Membayar Kembali (Repayment)


(46)

Unsur-unsur yang dibahas dalam konsep 3 R sebenarnya juga telah dibahas dalam analisis aspek-aspek yang harus dipertimbangkan dalam pemberian kredit. Konsep 3R memberi penekanan kepada aspek finansial dari analisis kredit.

2.6 Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.6.1 Konseptual Penelitian

Permintaan terhadap kredit perbankan dipengaruhi oleh besarnya biaya pinjaman, besarnya tingkat bunga dan lamanya peminjaman kredit bank bersangkutan. Setiap Bank dapat menyalurkan kredit kepada masyarakat bertujuan untuk memperoleh keuntungan. Dan bunga kredit merupakan pendapatan utama bank.

Keuntungan diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan bank maupun non bank (lembaga pembiayaan) dan juga untuk memperluas usaha.

Selain tingkat bunga, biaya pinjaman (administrasi) juga menentukan besarnya kredit. Dalam hal ini besarnya biaya pinjaman (administrasi) ini berbeda-beda pada setiap bank maupun lembaga pembiayaan (yakni Koperasi dan Rentenir). Biasanya semakin besar kredit yang diajukan maka semakin besar pula biaya administrasinya.

Sedangkan jangka waktu peminjaman tidak begitu menentukan besarnya kredit karena semakin lama waktu tidak mempengaruhi besarnya jumlah kreditnya. Pada penulisan skripsi ini, penulis menjelaskan variabel-variabel yang saling mempengaruhi dalam bentuk gambar kerangka konseptual.


(47)

Biaya Pinjaman

Tingkat Bunga

Lama Pinjaman

Lama Proses

Besar Kredit

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

Keterangan :

Bahwa dari kerangka konseptual ini, kita dapat melihat dan mengetahui bahwa biaya pinjaman, bunga pinjaman, lama pinjaman dan lama proses peminjaman mempengaruhi besarnya kredit.


(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesa penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan cara sebagai berikut :

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dilakukan mencakup wilayah Kecamatan Medan Kota, Kecamatan Medan Johor dan Kecamatan Medan Maimun.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yakni diperoleh langsung dari lapangan yaitu dari nasabah yang menggunakan jasa kredit pada bank, koperasi maupun jenis lembaga pembiayaan lainnya dengan menggunakan kuesinoer dan wawancara.

3.3 Pengolahan Data

Dalam pengolahan data ini penulis menggunakan uji Non Parametrik yaitu melalui Friedman Test.

3.4 Penentuan Populasi dan Sampel a. Populasi

Menurut Sugiyono (2003: 78), Populasi adalah : “Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu


(49)

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditetapkan kesimpulannya.” Berdasarkan pendapat di atas, yang menjadi populasi penelitian ini adalah keseluruhan pengguna jasa kredit dari para penalang dana, yang berjumlah 1015 orang selama tahun 2007.

b. Sampel

Tehnik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah Stratified Random Sampling dengan mempergunakan rumus Taro Yamane yang dikutip Rakhmat Jalaluddin (2002 : 82), yaitu :

N n =

Nd 2 + 1 Keterangan :

n = Jumlah Sampel N = Populasi d = Presisi ( 10% ) Maka : 1 ) 1 , 0 ( 1015 1015 2+ = n 15 , 11 1015 =

n = 91,03 (Digenapkan menjadi 90)

Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak 91 orang yang ditetapkan sebagai responden, yaitu para nasabah pengguna jasa kredit dari para pentalang dana dimana teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Stratified Random Sampling yaitu secara acak.


(50)

3.5. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah salah satu teknik operasional pengumpulan data melalui proses pencatatan secara cermat dan sistematis terhadap obyek yang diamati secara langsung, dalam hal ini adalah nasabah.

b. Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data dan informasi dengan mewawancarai kreditur dari bank, koperasi, lembaga pembiayaan dalam hal ini rentenir dan jasa leasing yang ditentukan secara acak dan para nasabahnya.

c. Kuesioner (daftar pertanyaan)

Kuesioner adalah salah satu teknik pengumpulan data dan informasi dengan cara menyebarkan angket (daftar pertanyaan) yang harus dijawab secara tertulis oleh responden yang dijadikan sampel penelitian. Dalam hal ini yang menjadi responden adalah para nasabah.

d. Studi Kepustakaan

Teknik studi kepustakaan ini adalah mengumpulkan data dan informasi melalui telaahan berbagai literatur yang relevan atau berhubungan dengan permasalahan yang ada didalam penulisan skripsi ini, dapat diperoleh dari buku-buku, majalah, koran, brosur, internet dan lain-lain.

3.6. Analisis Data Friedman Test

Tes ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif k sampel yang berpasangan bila datanya berbentuk ordinal (rangking). Bila datanya berbentuk


(51)

rasio atau interval, maka data tersebut diubah ke dalam data ordinal (rangking). Karena distribusi data berbentuk chi kuadrat, maka formulanya didasarkan dari formula chi kuadrat (X) sebagai berikut :

) 1 ( 3 ) ( ) 1 ( 12 1 2

2 − +

+ =

= k N Rj k NK x k j Keterangan :

X2 = Nilai chi kuadrat

N = Banyak baris dalam tabel Rj = Jumlah rangking dalam kolom

K = Banyak kolom

Kriteria pengujian hipotesis :

Ho diterima bila harga Chi kuadrat hitung > dari harga Chi kuadrat tabel.

Ha ditolak bila harga Chi kuadrat hitung lebih < atau sama dengan harga Chi kuadrat tabel.

3.7 Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa variabel penelitian : 1). Biaya pinjaman (X1)

Merupakan besarnya biaya yang dikenalkan kreditur kepada debitur sebelum uang diterima oleh debitur/nasabah.

2) Bunga pinjaman (X2)

Merupakan bunga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dan yang dibayar oleh nasabah kepada Bank


(52)

ataupun para pentalang dana lainnya (nasabah yang memperoleh pinjaman).

3) Lamanya peminjaman (X3)

Merupakan jangka waktu peminjaman yang diberikan oleh para kreditur para debitur berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara kedua belah pihak.

4) Lama proses peminjaman (X4)

Merupakan lamanya proses pencairan dana kredit dari jenis penalangan dana kepada nasabah.

5) Besar Kredit adalah Banyaknya kredit yang diberikan dari berbagai jenis penalangan dana kepada nasabah.


(53)

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Wilayah Kota Medan 4.1.1. Letak Geografis Kota Medan

Kota Medan merupakan salah satu Daerah Tingkat II (Dati II) yang terdapat di propinsi Sumatera Utara dan sekaligus merupakan ibukota propinsi tersebut. Kota Medan terletak pada 2o 27’ - 2 o 47’ Lintang utara dan 98o 35’ – 98o 44’ Bujur Timur. Di sebelah utara berbatasan dengan Selat Sumatera, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Sunggal (Kabupaten Deli Serdang), sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Deli Tua (Kabupaten Deli Serdang) dan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Percut Sei Tuan (Kabupaten Deli Serdang).

Luas wilayah kota Medan adalah 265,10 km2 atau sekitar 6,37% dari luas propinsi Sumatera Utara. Secara administratif, Kota Medan terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan. Dari kecamatan-kecamatan yang ada di kota Medan, kecamatan yang memiliki wilayah paling luas adalah Medan Labuhan dengan luas 36,67 km2, disusul dengan kecamatan Medan Belawan dengan luas 26.25 km2 dan Medan Marelan 23,82 km2 , seperti yang tercantum dalam tabel 4.1

Kota Medan terletak pada ketinggian 2,5-37,5 meter dari permukaan laut dengan kemiringan 0-2 (datar) seluas 245,31 km2 atau 92,57% (bergelombang) seluas 19,69 km2 atau 7,4% dari seluruh wilayah. Kedalaman 20-60 cm seluas 124,60 km2 atau 42,02% dan 60-90 cm seluas 140,40 km2 atau 52,98% dari luas


(54)

seluruh wilayah dan tidak bererosi. Kotamadya Medan memiliki iklim tropis dengan temperatur rata-rata tahunan adalah 26o celsius.

Tabel 4.1

Nama-Nama Kecamatan, Jumlah Kelurahan, Luas Wilayah, dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan di Kota Medan

No K e c a m a t a n Jumlah Kelurahan Luas Wilayah (km2)

1 Medan Tuntungan 9 14,90

2 Medan Johor 6 15,00

3 Medan Amplas 7 13,84

4 Medan Denai 6 8,86

5 Medan Area 12 3,90

6 Medan Kota 12 5,40

7 Medan Maimun 6 3,98

8 Medan Polonia 5 8,28

9 Medan Baru 6 4,94

10 Medan Selayang 6 19,80

11 Medan Sunggal 6 15,70

12 Medan Helvetia 7 11,60

13 Medan Petisah 7 4,50

14 Medan Barat 6 6,60

15 Medan Timur 11 7,60

16 Medan Perjuangan 9 4,40

17 Medan Tembung 7 6,80

18 Medan Deli 6 17,60

19 Medan Labuhan 6 45,20

20 Medan Marelan 5 36,20

21 Medan Belawan 6 10,00

Total 151 265,10


(55)

4.1.2. Potensi Wilayah

Wilayah Sumatera Utara memiliki potensi lahan yang cukup luas dan subur untuk dikembangkan menjadi areal pertanian untuk menunjang pertumbuhan industri. Laut, danau dan sungai merupakan potensi perikanan dan perhubungan. Sedangkan keindahan alam daerah merupakan potensi energik untuk pengembangan industri, perdagangan dan lain-lain.

Dalam wilayah Sumatera Utara terkandung bahan galian dan tambang seperti kapur, belerang, pasir kuarsa, kaolin, diatome, emas, batubara, minyak, dan gas bumi. Kegiatan perekonomian terpenting Sumatera Utara adalah pada sektor pertanian yang menghasilkan bahan pangan dan budidaya ekspor dari perkebunan, tanaman pangan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Sedangkan industri yang berkembang di Sumatera Utara adalah industri yang memproduksi barang-barang kebutuhan dalam negeri dan ekspor, meliputi industri logam dasar, aneka industri kimia dasar, industri kecil dan kerajinan.

Posisi strategis wilayah Sumatera Utara dalam jalur perdagangan internasional ditunjang oleh adanya pelabuhan udara dan laut yaitu pelabuhan udara Polonia, Pinangsori, Binaka, Aek Godang, pelabuhan laut Belawan, Sibolga, Gunung Sitoli. Tanjung Balai, Teluk Nibung, Kuala Tanjung, dan Labuhan Bilik. Disamping fasilitas pelabuhan ini, sektor jasa berkaitan dengan fasilitas perbankan dan jasa-jasa perdagangan lainnya serta komunikasi seperti perhubungan darat, telepon, teleks, faximile, pos, dan giro telah cukup berkembang dan mampu mencapai sebagian besar Kecamatan.


(56)

Kota Medan sebagai ibukota propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara sekaligus juga merupakan salah satu pusat pengembangan wilayah pembangunan kelompok Sumatera memiliki fasilitas komunikasi, perbankan, dan jasa-jasa perdagangan lainnya yang mampu mendorong pertumbuhan wilayah belakangnya.

Di Sumatera Utara juga terdapat lembaga-lemabag pendidikan dan penelitian seperti Perguruan Tinggi termasuk Politeknik, Balai Penelitian, dan Balai Pelatihan Kerja yang mampu membentuk tenaga pembangun yang terdidik dan terampil serta hasil-hasil penelitian yang bermanfaat bagi pembangunan daerah.

4.1.3. Iklim Kota Medan

Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut stasiun Polonia 2001 berkisar 23,2oC-24,3oC dan suhu maksimum berkisar antara 30,8oC-33,2oC serta menurut statiun Sampali suhu minimumnya berkisar antara 31,0oC-33,1oC.

Berdasarkan pengukuran stasiun Klimatologi Polonia, Curah hujan di Kota Medan tahun 2001 menurut sistem Polonia mencapai rata-rata 2,712 mm dengan hari hujan sebanyak 224 hari.

4.1.4. Perkembangan Jumlah Penduduk

Pada umumnya keberadaan penduduk dalam jumlah yang besar dengan pertumbuhan yang tinggi dianggap sebagai penghambat dalam pembangunan karena jumlah penduduk yang besar akan memperkecil pendapatan perkapita dan menimbulkan masalah ketenagakerjaan, tetapi hal itu tergantung dari kapasitas penduduk tersebut (Dumairy,1997:68)


(57)

Mobilitas dan persebaran penduduk yang optimal, berdasarkan adanya keseimbangan antara jumlah penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Persebaran penduduk yang tidak didukung oleh lingkungan dan pembangunan akan menimbulkan masalah sosial yang kompleks, dimana penduduk menjadi beban bagi lingkungan maupun sebaliknya.

Pada tahun 2006, diproyeksikan penduduk kota Medan mencapai 2.067.288 jiwa. Dibanding hasil sensus penduduk 2000, terjadi pertambahan penduduk sebesar 163.015 jiwa (0,92%) dengan luas wilayah mencapai 265,10 km2, kepadatan penduduk mencapai 7.798 jiwa/km2.

Tabel 4.2

Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Medan (1997-2006)

Tahun Jumlah (Jiwa)

1997 1.899.028 1998 1.901.067 1999 1.902.500 2000 1.904.273 2001 1.926.520 2002 1.963.882 2003 1.993.602 2004 2.006.142 2005 2.036.185 2006 2.067.288 Sumber : Badan Pusat Statistik Medan 2007


(58)

Tabel 4.3

Kepadatan Penduduk Per Km2

S u m b e

r : Badan Pusat Statistik Medan 2007

Tahun Kepadatan Penduduk per (Km2)

2000 7.183 2001 7.267 2002 7.408 2003 7..520 2004 7.567 2005 7.681 2006 7.798

4.1.5. Perkembangan Suku Bunga Kredit

Yang dimaksud dengan bunga kredit adalah suatu jumlah ganti kerugian atau balas jasa atas penggunaan uang oleh nasabah. Dari tahun 2000 sampai tahun 2002 tingkat suku bunga kredit terus mengalami kenaikan yang pesat. Hal ini dapat dilihat dari tingkat suku bunga tahun 2000 18,64% naik hingga tahun 2002 mencapai 20,21%.

Tahun 2003, tingkat suku bunga kredit terus menurun mencapai 14,39%. Sampai tahun 2004 tingkat suku bunga kredit tetap mengalami penurunan hingga mencapai 12,74%. Ini menunjukkan bahwa minat masyarakat untuk melakukan pinjaman kepada bank mengalami penurunan. Hal ini disebabkan selain karena tingginya suku bunga kredit, juga disebabkan oleh mulai berkembangnya fasilitas-fasilitas baru yang diberikan oleh pihak bank, seperti kredit KPR dan penggunaan kartu plastik.

Pada akhir tahun 2005 dan akhir tahun 2006, tingkat suku bunga kredit sedikit mengalami kenaikan yaitu 14,57% dan 14,45%. Kemudian mengawali


(59)

tahun 2007 pada triwulan I, tingkat suku bunga mengalami penurunan menjadi 13,42%. Untuk mengetahui perkembangan suku bunga kredit dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4

Perkembangan Suku Bunga Kredit Tahun 2000 Triwulan III - 2007 Triwulan I (%)

Tahun Suku Bunga Kredit (X1) 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I 18.35 18.64 18.99 19.22 19.41 19.85 20.04 20.11 20.18 20.21 16.78 16.31 15.15 14.39 13.87 13.61 13.14 12.74 12.56 12.47 13.73 14.57 14.94 14.98 14.53 14.45 13.42


(60)

4.2 Analisis Responden

1. Data Identitas Responden

Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah dengan mengambil sampel sebanyak 90 responden dan menyebarkan angket berupa pertanyaan kepada responden tersebut. Dengan demikian data yang dianalisa pada bab ini adalah data yang bersifat kuantitatif yang diperoleh dari seluruh sampel yang menjawab 91 responden.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis menyebarkan kuesioner berupa pertanyaan yang berhubungan dengan biaya pinjaman, bunga pinjaman, lama prosedur peminjaman dan besarnya kredit. Adapun jumlah pertanyaan yang disebarkan sebanyak 40 pertanyaan yang penulis yang alokasikan sebagai berikut:

a. Pertanyaan mengenai biaya pinjaman (X1) sebanyak 10 pertanyaan.

b. Pertanyaan mengenai bunga pinjaman (X2) sebanyak 10 pertanyaan.

c. Pertanyaan mengenai lama peminjaman (X3) sebanyak 10 pertanyaan

d. Pertanyaan mengenai lama proses peminjaman (X4) sebanyak 10

pertanyaan.

Di dalam pertanyaan tersebut, terdapat pilihan jawaban dimana jawaban responden hanya cukup memberi tanda silang (X) pada jawaban yang dipilih. Bentuk pertanyaan adalah pilihan berganda, yaitu pilihan A, B, C, D, E dan untuk mengubah data kuantitatif maka ditetapkan kriteria penilaian sebagai berikut:

1. Jawaban (a) akan diberi point 5 (lima) 2. Jawaban (b) akan diberi point 4 (empat) 3. Jawaban (c) akan diberi point 3 (tiga)


(61)

4. Jawaban (d) akan diberi point 2 (dua) 5. Jawaban (e) akan diberi point 1 (satu)

2. Identitas Responden

Berikut ini identitas responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan dan berapa lama menjadi Nasabah.

Tabel 4.5

Identitas responden berdasarkan jenis kelamin

No. Jenis Kelamin Sampel Persentase (%)

1 2 Laki-laki Perempuan 50 40 54,94 45,05

Jumlah 90 100

Sumber : Hasil wawancara dengan responden, 2008

Dari hasil tabel 4.5 menunjukkan bahwa jumlah nasabah laki-laki sebanyak 50 orang (54,94%) dan perempuan sebanyak 40 orang (45,05%).

Tabel 4.6

Identitas Responden Berdasarkan Usia

No. Usia Sampel Persentase (%)

1 2 3

20 – 30 tahun 31 - 40 tahun 41 - 50 tahun

45 36 9 49,45 39,56 10,98

Jumlah 90 100

Sumber : Hasil wawancara dengan responden,, 2008

Dari hasil tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari jawaban responden diperoleh bahwa, usia responden pada kelompok umur 20 – 30 tahun sebanyak adalah 45 orang (49,45%), 31- 40 tahun sebanyak 36 orang (39,56%), 41 –50 tahun sebanyak 9 orang (10,98%).


(62)

Tabel 4.7

Identitas Responden Berdasarkan pekerjaan

No. Tahun Sampel Persentase

1 2 3 4 5 Wiraswasta Pengusaha Instansi Pejabat Lain-lain 20 27 25 10 8 21,97 29,67 27,47 10,98 9,89

Jumlah 90 100

Sumber : Hasil wawancara dengan responden, 2008

Berdasarkan tabel 4.7 dijelaskan bahwa responden yang menjawab pekerjaan wiraswasta selama sebanyak 20 orang (21,97%), rersponden yang menjawab pengusaha sebanyak 27 orang (29,67%), responden yang menjawab instansi sebanyak 25 orang (27,47%), responden yang menjawab pejabat sebanyak 10 orang (10,98%). Dan responden yang menjawab lain-lain sebanyak 8 orang (9,89%).

Tabel 4.8

Identitas Responden Berdasarkan berapa lama menjadi Nasabah

No. Tahun Sampel Persentase

1 2 3 4 5

di bawah 1 tahun 1 dan 2 tahun 2 dan 3 tahun 3 dan 4 tahun 4 tahun ke atas

20 27 25 10 8 21,97 29,67 27,47 10,98 9,89

Jumlah 90 100

Sumber : Hasil wawancara dengan responden, 2008

Berdasarkan tabel 4.8 bahwa responden yang menjadi nasabah di bawah 1 tahun di wilayah Kecamatan Medan Kota, Kecamatan Medan Johor dan Kecamatan Medan Maimun sebanyak 20 orang (21,97%), rersponden yang menjadi nasabah 1 dan 2 tahun di wilayah Kecamatan Medan Kota, Kecamatan


(63)

Medan Johor dan Kecamatan Medan Maimun sebanyak 27 orang (29,67%), responden yang menjawab menjadi nasabah 2 dan 3 tahun di wilayah Kecamatan Medan Kota, Kecamatan Medan Johor dan Kecamatan Medan Maimun sebanyak 25 orang (27,47%), responden yang menjawab menjadi nasabah 3 dan 4 tahun di wilayah Kecamatan Medan Kota, Kecamatan Medan Johor dan Kecamatan Medan Maimun sebanyak 10 orang (10,98%), dan responden yang menjadi nasabah 4 tahun ke atas di wilayah Kecamatan Medan Kota, Kecamatan Medan Johor dan Kecamatan Medan Maimun sebanyak 8 orang (9,89%).

1. Biaya Pinjaman Berdasarkan Jawaban Responden

Tabel 4.9 Biaya pinjaman

Frekuensi Butir Pertanyaan

Biaya Pinjaman

Sangat

Setuju % Setuju %

Tidak Setuju %

Ragu-Ragu %

1 36 39,56 50 54,94 5 5,49 - -

2 25 27,47 56 61,53 10 10,98 - -

3 30 32,96 50 54,94 11 12,08 - -

4 19 20,87 60 65,93 12 13,18 - -

5 29 31,86 50 54,94 12 13,18 - -

6 - - 32 35,16 52 57,14 7 7,69

7 25 27,47 48 52,74 18 19,78

8 - - 51 15,38 26 28,57 51 56,04

9 51 56,04 37 40,63 3 3,29 - -

10 50 54,94 40 43,95 1 1,09 - -


(64)

Hasil jawaban kuesioner pada pertanyaan yang terlampir (lampiran 1) maka diperoleh dari 90 orang untuk biaya pinjaman pada tabel 4.9 adalah :

1) Pada pertanyaan butir 1 (datang ke bank, koperasi, ataupun lembaga lainnya meminjamkan uang) sangat setuju sebanyak 39,56% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 54,94% kemudian yang tidak setuju 5,49%. 2) Pada pertanyaan butir 2 (melakukan peminjaman dengan cara perjanjian

antar bank, koperasi ataupun lembaga lainnya) yang menjawab responden sangat setuju sebanyak 27,47% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 61,53% dan tidak setuju sebanyak 10,98%.

3) Pada pertanyaan butir 3 (biaya pinjaman telah sesuai dengan perjanjian) yang menjawab responden sangat setuju sebanyak 32,96% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 54,94% dan tidak setuju sebanyak 12,08%.

4) Pada pertanyaan butir 4 (pinjaman yang diberikan sangat tepat) yang menjawab responden sangat setuju sebanyak 20,87% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 65,93% dan tidak setuju sebanyak 13,18%. 5) Pada pertanyaan butir 5 (besarnya biaya pinjaman mempengaruhi besarnya

kredit) yang menjawab responden sangat setuju sebanyak 31,86% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 54,94% dan tidak setuju sebanyak 13,18%.

6) Pada pertanyaan butir 6 (besarnya biaya pinjaman dapat menghambat keinginan anda untuk meminjam) yang menjawab responden setuju


(65)

sebanyak 35,16% sedangkan responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 57,14% dan ragu-ragu sebanyak 7,69%.

7) Pada pertanyaan butir 7 (pihak bank memberikan dana kredit kepada nasabah yang membutuhkannya) yang menjawab responden sangat setuju sebanyak 27,47% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 52,74% dan tidak setuju sebanyak 19,78%.

8) Pada pertanyaan butir 8 (menyetujui dengan dibuatnya biaya tambahan) yang menjawab responden setuju sebanyak 15,38% sedangkan responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 56,04% dan tidak setuju sebanyak 28,57%

9) Pada pertanyaan butir 9 (peminjam telah menyutujui prosedur yang berlaku) yang menjawab responden sangat setuju sebanyak 56,04% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 40,63% dan tidak setuju sebanyak 3,29%.

10)Pada pertanyaan butir 10 (adanya meminjam akan memudahkan loyalitas nasabah) yang menjawab responden sangat setuju sebanyak 54,94% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 43,95% dan tidak setuju sebanyak 1,09%.


(66)

2. Bunga Pinjaman Berdasarkan Jawaban Responden Tabel 4.10

Bunga pinjaman

Frekuensi Butir Pertanyaan

Bunga Pinjaman

Sangat Setuju

% Setuju % Tidak

Setuju

% Ragu-Ragu

%

1 38 41,75 49 53,84 4 4,39 - -

2 37 40,65 51 56,04 3 3,29 - -

3 29 31,86 41 45,05 11 12,08 10 10,98

4 35 38,46 45 49,45 11 12,08 - -

5 40 43,95 34 37,36 13 14,28 4 4,39

6 32 35,16 50 54,94 9 9,89 - -

7 38 41,75 42 46,15 11 12,08 - -

8 33 36,26 48 52,74 10 10,98 - -

9 49 53,84 24 26,37 18 19,78 - -

10 42 46,15 35 38,46 14 15,38 - -

Sumber : Hasil wawancara dengan responden, 2008

Hasil jawaban kuesioner pada pertanyaan yang terlampir (lampiran 1) yang diperoleh dari 90 orang untuk bunga pinjaman pada tabel 4.10 adalah :

1) Pada pertanyaan butir 1 (sering mendapat bunga pinjaman) sangat setuju sebanyak 41,75% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 53,84% kemudian yang tidak setuju 4,39%.

2) Pada pertanyaan butir 2 (bunga pinjaman sesuai dengan besarnya kredit) sangat setuju sebanyak 40,65% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 56,04% kemudian yang tidak setuju 3,29%.

3) Pada pertanyaan butir 3 (besar kecilnya bunga pinjaman yang diberikan menambah minat nasabah) sangat setuju sebanyak 31,86% sedangkan


(67)

responden yang menjawab setuju sebanyak 45,05% kemudian yang tidak setuju 12,08%, dan responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 10,98%. 4) Pada pertanyaan butir 4 (nasabah yang meminjam mengurangi bunga yang

ada) sangat setuju sebanyak 38,46% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 49,45% kemudian yang tidak setuju 12,08%.

5) Pada pertanyaan butir 5 (berminat minjam kembali) sangat setuju sebanyak 43,95% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 37,36% kemudian yang tidak setuju 14,28%, dan responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 4,39%.

6) Pada pertanyaan butir 6 (menyetujui besar bunga yang diberikan) sangat setuju sebanyak 35,16% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 54.94% kemudian yang tidak setuju 9,89%.

7) Pada pertanyaan butir 7 (bunga yang diperoleh akan meningkatkan kesetiaan nasabah) sangat setuju sebanyak 41,75% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 46,15% kemudian yang tidak setuju 12,08%. 8) Pada pertanyaan butir 8 (naiknya bunga pinjaman diakibatkan meningkatkan

jumlah nasabah) sangat setuju sebanyak 36,26% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 52,74% kemudian yang tidak setuju 10,98%. 9) Pada pertanyaan butir 9 (bunga pinjaman akan memudahkan bagi anda

untuk menabung) sangat setuju sebanyak 53,84% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 26,37% kemudian yang tidak setuju 19,78%.


(68)

10)Pada pertanyaan butir 10 (ketetapan bunga pinjaman yang lebih rendah) sangat setuju sebanyak 46,15% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 38,46% kemudian yang tidak setuju 15,38%.

3. Lama Pinjaman Berdasarkan Jawaban Responden Tabel 4.11

Lama pinjaman

Frekuensi Butir Pertanyaan

Bunga Pinjaman

Sangat Setuju

% Setuju % Tidak Setuju

%

Ragu-Ragu

%

1 21 23,07 53 58,24 15 16,48 2 2,19

2 33 36,26 46 50,54 10 10,98 2 2,19

3 12 13,18 41 45,05 26 28,57 12 13,18

4 35 38,46 36 39,56 14 15,38 6 6,59

5 27 29,67 35 38,46 16 17,58 13 14,28

6 27 29,67 33 36,26 22 24,17 9 9,89

7 16 17,58 43 47,25 27 29,67 5 5,49

8 32 35,16 43 47,25 11 12,08 5 5,49

9 41 45,05 40 43,95 10 10,98 - -

10 37 40,65 47 51,64 4 4,39 3 3,29

Sumber : Hasil wawancara dengan responden, 2008

Hasil jawaban kuesioner pada pertanyaan yang terlampir (lampiran 1) maka diperoleh dari 90 orang untuk lama pinjaman pada tabel 4.11 adalah :

1) Pada pertanyaan butir 1 (Lama peminjaman tergantung pada besarnya jumlah kredit) sangat setuju sebanyak 23,07% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 58,24% kemudian yang tidak setuju 16,48%, dan responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 2,19%.


(69)

2) Pada pertanyaan butir 2 (pihak penalangan dana melakukan fasilitas kredit yang tepat dan baik) sangat setuju sebanyak 36,26% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 50,54% kemudian yang tidak setuju 10,98%, dan responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 2,19%.

3) Pada pertanyaan butir 3 (pihak penalangan dana memberikan keringanan pembayaran kepada nasabah) sangat setuju sebanyak 13,18% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 45,05% kemudian yang tidak setuju 28,57%, dan responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 13,18%. 4) Pada pertanyaan butir 4 (pihak bank melakukan investigasi yang baik dan

akurat kepada nasabahnya) sangat setuju sebanyak 38,46% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 39,56% kemudian yang tidak setuju 15,38%, dan responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 6,59%. 5) Pada pertanyaan butir 5 (peminjaman memberikan batas waktu tertentu)

sangat setuju sebanyak 29,67% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 38,46% kemudian yang tidak setuju 17,58%, dan responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak14,28%.

6) Pada pertanyaan butir 6 (ada beda lama peminjaman antara para penalangan dana) sangat setuju sebanyak 35,16% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 54.94% kemudian yang tidak setuju 9,89%.

7) Pada pertanyaan butir 7 (menyetujui dibuatnya lama peminjaman) sangat setuju sebanyak 17,58% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 47,25% kemudian yang tidak setuju 29,67%, dan responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 5,49%.


(70)

8) Pada pertanyaan butir 8 (kredit yang dilakukan sangat bermanfaat) sangat setuju sebanyak 35,16% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 47,25% kemudian yang tidak setuju 12,08% dan responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 5,49%.

9) Pada pertanyaan butir 9 (lamanya peminjaman akan meningkatkan jumlah nasabah) sangat setuju sebanyak 45,05% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 43,95% kemudian yang tidak setuju 10,98%. 10)Pada pertanyaan butir 10 (mematuhi prosedur peminjam yang ada) sangat

setuju sebanyak 40,65% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 51,64% kemudian yang tidak setuju 4,39%, dan responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 3,29%.


(71)

4. Lama Proses Peminjaman Berdasarkan Jawaban Responden

Tabel 4.12

Lama Proses Peminjaman

Frekuensi Butir Pertanyaan

Bunga Pinjaman

Sangat Setuju

% Setuju % Tidak Setuju

%

Ragu-Ragu

%

1 21 23,07 52 57,14 14 15,38 2 2,19

2 33 36,26 47 51,64 8 8,79 2 2,19

3 13 14,28 41 45,05 23 25,27 10 10,98

4 35 38,46 35 38,46 14 15,38 6 6,59

5 27 29,67 35 38,46 16 17,58 12 13,18

6 28 30,76 33 36,26 21 23,67 8 8,79

7 16 17,58 43 47,25 27 29,67 4 4,39

8 32 35,16 43 47,25 11 12,08 4 4,39

9 41 45,05 40 43,95 9 9,89 - -

10 37 40,65 47 51,64 4 4,39 2 2,19

Sumber : Hasil wawancara dengan responden, 2008

Hasil jawaban kuesioner pada pertanyaan yang terlampir (lampiran 1) yang diperoleh dari 90 orang untuk lama proses peminjaman pada tabel 4.12 adalah :

1) Pada pertanyaan butir 1 (lamanya proses peminjaman yang diberikan) sangat setuju sebanyak 23,07% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 57,14% kemudian yang tidak setuju 15,38%, dan responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 2,49%.

2) Pada pertanyaan butir 2 (Proses peminjaman yang dilakukan sangat efektif dan efisien) sangat setuju sebanyak 36,26% sedangkan responden yang


(72)

menjawab setuju sebanyak 51,64% kemudian yang tidak setuju 8,79%, dan responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 2,19%.

3) Pada pertanyaan butir 3 (pengaruh lama proses peminjaman terhadap besarnya kredit) sangat setuju sebanyak 14,28% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 45,05% kemudian yang tidak setuju 25,27%, dan responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 10,98%.

4) Pada pertanyaan butir 4 (beda lama proses peminjaman antara jenis penalangan dana) sangat setuju sebanyak 38,46% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 38,46% kemudian yang tidak setuju 15,38%, dan responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 6,59%.

5) Pada pertanyaan butir 5 (komplain lamanya proses peminjaman) sangat setuju sebanyak 29,67% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 38,46% kemudian yang tidak setuju 17,58%, dan responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 13,18%.

6) Pada pertanyaan butir 6 (kredit yang diberikan sangat jelas) sangat setuju sebanyak 30,76% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 36,26% kemudian yang tidak setuju 23,07%, dan responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 8,79%

7) Pada pertanyaan butir 7 (kredit yang disediakan sangat lengkap) sangat setuju sebanyak 17,58% sedangkan responden yang menjawab setuju sebanyak 47,25% kemudian yang tidak setuju 29,67%, dan responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 4,39%.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari uraian dan analisis dalam bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada beda biaya pinjaman yang diberikan antara Bank, Koperasi dan Lembaga Pembiayaan lainnya.

2. Ada beda bunga pinjaman yang diberikan antara Bank, Koperasi dan Lembaga Pembiayaan lainnya.

3. Tidak ada beda lama pinjaman yang diberikan antara Bank, Koperasi dan Lembaga Pembiayaan lainnya.

4. Ada beda lama proses peminjaman yang diberikan antara Bank, Koperasi dan Lembaga Pembiayaan lainnya

5.3. Saran-saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan demi kemajuan perusahaan/instansi ini adalah sebagai berikut:

1. Dalam persaingan antara lembaga penalangan dana yang semakin ketat dewasa ini, maka diperlukannya evaluasi dalam persaingan tersebut, Bank, koperasi dan lembaga lainnya harus beroperasi secara efisien serta mampu memberikan pelayanan yang cepat dan menyenangkan para nasabah.


(2)

2. Bank, koperasi dan lembaga lainnya hendaknya menciptakan suasana kerja yang sehat sehingga dalam melayani para nasabah dapat memberikan kepuasan.

3. Bank, koperasi dan lembaga lainnya harus memberikan pelayanan dan kepuasan nasabah yang baik agar harapan dan keinginan nasabah tercapai dan meningkatkan jumlah nasabah merupakan suatu usaha yang sangat penting dan sangat erat hubungannya dalam usaha mencapai tujuan perusahaan.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Bodiono, 1998. Ekonomi Moneter, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Iswarsono, 1990. Uang dan Bank, Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta.

Kasmir, 2000, Manajemen Perbankan, Edisi I, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. ---, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi VI, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Marzuki, 2005, Metologi Riset, Yogyakarta: Ekonisia.

Nachrowi, D. N dan Hardius, 2006, Ekonometrika, Jakarta: LPFE UI.

Nasution, Mulia, 1998, Ekonomi moneter Uang dan Bank, Jakarta: Djambata. Raharja, Prathama, 1997, Uang dan Perbankan, Jakarta: Rineka Cipta.

---, dan Mandala Manurung, 2004, Uang, Perbankan dan Ekonomi Moneter, Jakarta: Fakultas Ekonomi.

Sinungan, Muchdarsyah, 1993, Manajemen Dana Bank, Edisi III, Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono, 2003, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV Alfabeta.

Waluya, Harry, 1993. Ekonomi Moneter, Uang dan Perbankan. Jakarta: Rineka Cipta.

……… Badan Pusat Statistik Medan 2007. ……….LPPD, Kantor Bank Indonesia, 2007.


(4)

Lampiran 1

Daftar Pertanyaan Untuk Nasabah Dari Jenis Penalangan Dana

Skala Ukur

A. Biaya pinjaman

STS TS R S SS 1. Anda datang atas kemauan sendiri untuk

meminjamkan uang?

2. Anda melakukan peminjaman dengan cara

perjanjian?

3. Biaya pinjaman sudah sesuai dengan perjanjian ?

4. Apakah pinjaman yang diberikan sangat tepat pada anda

5. Besarnya biaya pinjaman dapat mempengaruhi besarnya kredit? 6. Besarnnya biaya pinjaman dapat

menghambat keinginan anda untuk meminjam?

7. Pihak penalangan dana akan memberikan dana kredit kepada nasabah dengan dana yang dibutuhkan?

8. Setujukah anda jika penalangan dana meminta biaya pinjaman tambahan

9. Setujukah anda dengan semua prosedur yang berlaku.

10. Setujukah anda dengan adanya lembaga pembiayaan akan memudahkan loyalitas anda selaku nasabah

Skala Ukur

B. Bunga pinjaman

STS TS R S SS 1. Setujukah anda jika dikenakan bunga

pinjaman?

2. Setujukah anda bunga pinjaman sesuai dengan besarnya kredit?

3. Setujukah anda, besar kecilnya bunga pinjaman akan menambah minat nasabah? 4. Setujukah anda setiap nasabah yang

meminjam kepada para penalangan dana akan mengurangi bunga yang ada? 5. Dengan adanya bunga pinjaman anda

berminat kembali meminjam di berbagai penalangan dana tersebut

6. Setujukah anda besar bunga pinjaman yang diberikan oleh para penalangan dana?


(5)

nasabah?

8. Setujukah anda naiknya bunga pinjaman di koperasi mengakibatkan meningkatkan jumlah nasabah

9. Setujukah anda, ada beda bunga pinjaman yang diberikan oleh masing-masing penalangan dana?

10. Setujukah anda, dengan ketetapan bunga pinjaman yang lebih rendah

Skala Ukur

C. Lama pinjaman

STS TS R S SS 1. Setujukah anda jika lama peminjaman

tergantung pada besarnya jumlah kredit? 2. Setujukah anda bila pihak penalangan dana

telah melakukan fasilitas kredit yang tepat dan baik?

3. Pihak penalangan dana memberikan keringanan pembayaran kepada nasabah 4. Setujukah pihak bank melakukan investigasi

yang baik dan akurat kepada nasabahnya? 5. Setujukah anda lama peminjaman

memberikan batas waktu tertentu?

6. Setujukah anda ada beda lama peminjaman antara para penalangan dana?

7. Anda menyutujui dengan adanya lama peminjaman

8. |Kredit yang dilakukan sangat bermanfaat 9. Menurut anda lamanya peminjaman akan

meningkatkan jumlah nasabah 10. Anda mematuhi prosedur peminjam

Skala Ukur

D. Lama Proses Peminjaman

STS TS R S SS 1. Setujukah anda dengan lamanya proses

peminjaman yang diberikan?

2. Setujukah anda proses peminjaman yang dilakukan sangat efektif dan efisien? 3. Setujukah anda ada pengaruh lama proses

peminjaman terhadap besarnya kredit 4. Setujukah anda ada beda lama proses

peminjaman antara jenis penalangan dana 5. Komplain dengan lamanya proses

peminjaman

6. Kredit yang diberikan sangat jelas 7. Kredit yang sediakan sangat lengkap


(6)

8. Tidak Keberatan dengan lamanya prosedur 9. Nasabah mengikuti pembayaran secara kredit 10. Setujukah anda kredit dapat memuaskan bagi