Prosedur Pemberian Kredit Penyaluran Kredit

Sementara itu, penilaian kredit dengan metode analisis 7P adalah sebagai berikut : 1. Personality Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. 2. Party Yaitu mengklasifikaikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan- golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank. 3. Perpose Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. 4. Prospect Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. 5. Payment Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredi yang diperolehnya. 6. Profitability Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya dari bank. 7. Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank, tetapi melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi .

2.1.1.6 Prosedur Pemberian Kredit

Prosedur pemberian kredit menurut Kasmir 2010:96 sebagai berikut: 1. Pengajuan Proposal Untuk memperoleh fasillitas kredit dari bank maka tahap yang pertama pemohon kredit mengajukan permohonan kredit secara tertulis dalam suatu proposal. 2. Penyelidikan Berkas Pinjaman Tujuannya adalah mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan yang telah ditetapkan. Jika menurut pihak perbankan belum lengkap atau belum cukup maka nasabah diminta segera untuk melengkapinya dan apabila sampai batas tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya permohonan kredit dibatalkan saja. 3. Penilaian Kelayakan Kredit Penilaian kelayakan suatu kredit dapat dilakukan dengan menggunakan 5C atau 7P, namun untuk kredit yang lebuh besar jumlahnya perlu dilakukan metode penilaian dengan Studi Kelayakan. 4. Wawancara Pertama Tujuannya adalah untuk mendapatkan keyakinan apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang bank inginkan. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya. 5. Peninjauan ke Lokasi On the Spot Setelah memperoleh keyakinan atas keabsahan dokumen dari hasil penyelidikan dan wawancara maka langkah selanjutnya adalah melakukan peninjauan ke lokasi yang menjadi objek kredit. Kemudian hasil on the spot dicocokan dengan hasil wawancara pertama. Tujuan peninjauan ke lapangan adalah untuk memastikan bahwa objek yang akan dibiayai benar-benar ada dan sesuai dengan apa yang tertulis di proposal. 6. Wawancara Kedua Hasil peninjauan ke lapangan dicocokan dengan dokumen yang ada serta hasil wawancara satu dalam wawancara kedua. Wawancara kedua ini merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot dilapangan. 7. Keputusan Kredit Keputusan kredit adalah menentukan apakah kredit layak untuk diberikan atau ditolak, jika layak, makan dipersiapkan administrasinya. Keputusan kredit biasanya untuk jumlah tertentu merupakan keputusan tim. Begitu pula bagi kredit yang ditolak, maka hendaknya dikirim surat penolakan sesuai dengan alasannya masing-masing. 8. Penandatanganan akad kreditperjanjian lainnya Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad kredit, mengikat jaminan dengan hipotik dan surat perjanjian dan pernyataan yang dianggap perlu. 9. Realisasi kredit Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan. Dengan demikian, penarikan dana kredit dapat dilakukan melalui rekening yang telah dibuka.

2.1.2 Rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Return On Assets dengan Komisaris Independen sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 64 130

Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Pendapatan Dividen Tunai Pada Perusahaan Terbuka Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Tahun 2005-2008

1 40 104

Analisis Perbedaan Return Saham Sebelum Dan Sesudah Pengumuman Dividen Tunai Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 98 89

Analisis pengaruh faktor eksternal dan internal perbankan syariah terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan syariah periode 2010 - 2014

0 10 117

Pengaruh Debt To Equity Ratio dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional Terhadap Return On Assets (Studi Kasus pada Bank BUSN Devisa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011-2015)

0 4 1

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio (LDR) (Studi Empiris pada Bank BUMN Persero di Indonesia Periode 2008-2014)

0 5 118

Pengaruh Rentabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (Car) Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 - 2015

0 3 96

PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) DAN RASIO Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) Dan Rasio Biaya Operasional Pendapatan operasional (BOPO) Terhadap return on asset (ROA) (Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 201

0 2 8

PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) DAN RASIO BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO) Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) Dan Rasio Biaya Operasional Pendapatan operasional (BOPO) Terhadap return on asset (ROA) (Studi Pada Perusahaan Perbankan

0 3 16

PENDAHULUAN Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) Dan Rasio Biaya Operasional Pendapatan operasional (BOPO) Terhadap return on asset (ROA) (Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013).

0 5 6