Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Pus Akseptor Kontrasepsi Non Hormoal Tentang Kontrasepsi Hormonal Di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2009

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU PUS AKSEPTOR KONTRASEPSI NON HORMOAL TENTANG KONTRASEPSI

HORMONAL DI DESA TELAGA SARI KECAMATAN TANJUNG MORAWA TAHUN 2009

OLEH

PROGRAM D-IV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TAHUN 2 0 0 9 H E N N Y NIM:085102010


(2)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Henny

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Akseptor Kontrasepsi Non Hormonal Tentang Kontrasepsi Hormonal di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2009 vii+37 hal+4 tabel+1 skema+ 9 lampiran

Abstrak

Bertambahnya tingkat kemakmuran masyarakat menyebabkan penurunan tingkat kelahiran. Penurunan ini terjadi sebagai akibat penggunaan alat kontrasepsi. Salah satu dari metode kontrasepsi yang banyak di gunakan adalah kontrasepsi hormonal. Metode kontrasepsi hormonal dianggap salah satu metode dengan tingkat efektivitas yang tinggi, tetapi pada pelaksanaanya penggunaan kontrasepsi ini banyak mengalami kendala-kendala baik yang disebabkan kurangnya pengetahuan akseptor tentang kontrasepsi atau efek samping kontrasepsi itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu aksepstor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal di desa Telaga Sari kecamatan Tanjung Morawa. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan besar sampel sebanyak 46 orang dengan metode pengambilan sampel simple random sampling. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Product Moment Person. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuisioner yang meliputi data demografi, kuisioner pengetahuan dan sikap. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata pengetahuan ibu PUS = 89,3 , median =91,67 dengan standar deviasi= 10,3. Pengetahuan terendah yaitu 58 dan pengetahuan tertinggi yaitu 100,00. Sedangkan rata-rata sikap ibu PUS tentang kontrasepsi hormonal adalah = 69,2 , median =75,00 dengan standar deviasi= 18,05. Nilai terendah yaitu 17 dan tertinggi yaitu 100,00. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai nilai p = 0,041 dan diperoleh juga nila r = 0,303 hal ini berarti adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal yang berkekuatan sedang. Hal ini berarti semakin baik pengetahuan ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal maka semakin baik pula sikap ibu tentang kontrasepsi hormonal. Dari hasil penelitian ini diharapkan kepada petugas kesehatan untuk selalu meningkatkan mutu pelayanan keluarga berencana kepada ibu-ibu pasangan usia subur, baik melalui konseling maupun penyuluhan-penyuluhan tentang kontrasepsi.

Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Kontrasepsi hormonal


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Akseptor Kontrasepsi Non Hormonal Tentang Kontrasepsi Hormonal di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2009.

Peneliti menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna baik dari segi isi maupun penulisan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya masukan dan saran untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan proposal karya tulis ini, yaitu :

1. Prof. dr. Chairudin Lubis, DTM, Sp.A (K) selaku rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH selaku dekan fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4. dr. Cut Adeya Adella, SpOG selaku dosen pembimbing dalam penyusunan proposal karya tulis ilmiah ini, yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing, memeriksa, dan melengkapi proposal karya tulis ilmiah ini hingga selesai.


(4)

5. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

6. Supranoto, selaku kepala desa Telaga Sari yang telah memberikan izin kepada penulis dalam melakukan penelitian ini.

7. Teristimewa ayahanda Hermansyah dan ibunda tercinta Sudarsih yang selalumemberi dukungan dan berdoa demi kesuksesan ananda.

8. Seluruh keluarga yang selalu memberi dukungan dan motivasi kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan proposal ini .

9. Seluruh teman-teman D-IV yang telah banyak membantu memberi dukungan dalam peulisan karya tulis ilmiah ini.

10.Semua pihak yang telah mendukung peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Medan, Juni 2009 Peneliti, (Henny)


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR SKEMA... vi

DAFTAR LAMPIRAN... vii

BAB I Pendahuluan... . 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II Tinjauan Teoritis... 5

A. Pengetahuan ... 5

B. Sikap... 7

C. Kontrasepsi Hormonal... 11

D. Macam-macam Kontrasepsi Hormonal... 12

BAB III Kerangka Penelitian... 24

A. Kerangka Konsep ... 24

B. Definisi Operasional ... 25

C. Hipotesa. ... 25

BAB IV Metodologi Penelitian... 26


(6)

B. Populasi dan Sampel... 26

1. Populasi... 26

2. Sampel ... 26

C. Tempat Penelitian ... 27

D. Waktu Penelitian ... 27

E. Etika Penelitian ... 27

F. Alat Pengumpulan Data... 27

G. Validitas dan Reliabilitas... 29

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 29

I. Rencana Analisa Data ... 30

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN... 32

A. Hasil... 32

1. Karakteristik Responden... 32

2. Pengetahuan Ibu Pus... 33

3. Sikap Ibu Pus... 34

4. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Pus... 34

B. Pembahasan... 35

1. Interpretasi Dan Diskusi Hasil... 35

2. Keterbatasan Penelitian... 38

3. Implikasi Penelitian... 39

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 40

A. Kesimpulan... 40

B. Saran... 40


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Data demografi ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal di desa Telaga Sari, kec. Tanjung Morawa tahun 2009 ... 30 Tabel 5.2 Pengetahuan ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang

kontrasepsi hormonal di desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa.... 31 Tabel 5.3 Sikap ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi

hormonal di desa Telaga Sari, Kecamatan Tanjung Morawa... 32 Tabel 5.4 Hubungan pengetahuan dan sikap ibu akseptor kontrasepsi non hormonal

tentang kontrasepsi hormonal di desa Telaga Sari, Kecamatan Tanjung Morawa... 32


(8)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka konsep penelitian hubungan pengetahuan dan sikap ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormona... 23


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data demografi dan skor pengetahuan dan sikap ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Content Validity Lampiran 3 Uji Reliabilitas Pengetahuan

Lampiran 4 Uji Reliabilitas Sikap Lampiran 5 Uji pearson corelation

Lampiran 6 Lembar Persetujuan Responden Lampiran 7 Kuisioner Penelitian

Lampiran 8 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 9 Lembar Konsultasi Pembimbing


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Bertambahnya tingkat kemakmuran masyarakat menyebabkan penurunan tingkat kelahiran. Penurunan ini terjadi sebagai akibat penggunaan alat kontrasepsi dan aborsi. Wanita zaman sekarang mengalami menarche lebih dini dan mulai melakukan hubungan seksual lebih dini pula dalam kehidupannya. Walaupun jumlah wanita menyusui meningkat akhir-akhir ini, tetapi durasi penyusuan mereka relatif singkat, dan kontribusinya terhadap kontrasepsi di dunia maju tidak signifikan. Oleh karena itu, saat ini akan lebih sulit untuk membatasi ukuran keluarga, kecuali jika digunakan suatu metode kontrasepsi (Speroff, Darney, 2003, hlm.1).

Di Amerika kontrasepsi modrn telah di mulai sejak tahun 1960, ketika kontrasepsi oral pertama kali di setujui oleh U. S Food and Drug Administration, dan alat kontrassepsi Intra Uterin (IUD) diperkenalkan kembali. Meskipun demikian, pelayanan dan penelitian program KB, belum di danai oleh U. S Congress hingga tahun 1970, dan hukum AS terakhir yang melarang kontrasepsi tidak mengalami perubahan sampai tahun 1973 (Speroff., Darney, 2003, hlm.2).

Di Indonesia program keluarga berencana sudah ada sejak tahun 1957. Organisasi keluarga berencana pertama di Indonesia yaitu Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) yang diprakarsai oleh Dr. Soeharto, tetapi pemerintah belum memberikan dukungan sepenuhnya. Pemerintah Indonesia mulai menerima gagasan KB sejak tahun 1970 dengan membentuk Badan Koordinator Keluarga


(11)

Berecana Nasional (BKKBN) yang pada awalnya langsung di prakarsai oleh Presiden sehingga lebih mantap dalam pelaksanaannya (Manuaba, 2001, hlm.432).

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan, saat ini telah tersedia berbagai macam metode-metode pengendalian kesuburan, namun tidak ada satu pun metode kontrasepsi yang benar-benar aman dan efektif. Hal ini disebabkan masing-masing metode kontrasepsi mempunyai kesesuaian dan kecocokan yang berbeda dari setiap individu (Saifuddin,et al.2004, hal vi).

Salah satu dari metode kontrasepsi yang banyak di gunakan adalah kontrasepsi hormonal. Saat diperkenalkan pada tahun 1960, kontrasepsi hormonal menjadi sebuah perubahan drastis dari metode-metode tradisional sebelumnya (Glasier, Gebbie, 2006, hlm.5).

Mekanisme kerja kontrasepsi hormonal adalah mengentalkan lendir sevik sehingga tidak bisa tidak bisa ditembus oleh sperma dan menipiskan rahim sehingga tidak terjadi konsepsi (Elizabet owen, 2005). Kontrasepsi hormonal tersedia dalam berbagai bentuk, oral, suntikan, implan, dan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) sistem hormonal. Kontrasepsi oral adalah kontrasepsi kombinasi esterogen dan progestin atau hanya progestin. Kontrasepsi suntikan atau implan mengandung progestin atau kombinasi esterogen dan progestin, sedangkan AKDR hanya mengandung hormon progesteron.

Metode kontrasepsi hormonal dianggap salah satu metode dengan tingkat efektivitas yang tinggi, tetapi pada pelaksanaanya penggunaan kontrasepsi ini banyak mengalami kendala-kendala baik yang disebabkan kurangnya pengetahuan akseptor tentang kontrasepsi atau efek samping kontrasepsi itu sendiri.


(12)

Hal ini meyebabkan masyarakat tidak menyukai penggunaan obat sebagai alat kontrasepsi . Oleh karena itu banyak masyarakat yang kembali menggunakan metode kontrasepsi non hormonal baik kb alamiah seperti metode standar hari maupun metode barier dengan menggunakan kondom yang dianggap lebih sedikit memberikan efek samping tetapi tetap mempunyai efektifitas yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya pengguna kb alamiah metode senggama terputus di Indonesia dari 1,1%

pada tahun 2004 menjadi 1,5% pada 2006 (Syarif, 2008,

http//www.mucrojiahmad.com

a. Untuk mengetahui karakteristik responden ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal.

).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin meneliti hubungan pengetahuan dan sikap ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal di desa Telaga Sari Kec. Tanjung Morawa tahun 2009.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal di desa Telaga Sari kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2009


(13)

b. Untuk mengidentifikasi bagaimana pengetahuan ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal.

c. Untuk mengidentifikasi bagaimana sikap ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal.

d. Untuk mengidentifikasi apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal.

D. Manfaat Penelitian

1. Pelayanan Kebidanan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan masukan bagi tenaga kesehatan khususnya bidan dalam membantu klien untuk mementukan pilihan kontrasepsi yang akan digunakan.

2. Pendidikan Kebidanan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan baru mengenai hubungan pengetahuan dan sikap ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal, khususnya dalam menentukan asuhan kebidanan yang akan diberikan pada akseptor kontrasepsi . 3. Tempat Penelitian

Menambah masukan dan pengetahuan ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal

4. Peneliti

Menambah wawasan, pengetahuan serta pengalaman dalam penerapan ilmu yang telah di dapat selama perkuliahan terutama tentang kontrasepsi hormonal.


(14)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan merupakan hasil dari usaha manusia untuk tahu. Sidi Gazalba, mengungkapkan bahwa pengetahuan ialah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, insaf, mengerti, dan pandai (Salam. 2003.hlm.28).

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia melalui mata dan telinga (Notoadmojo, 2003, hlm.121)

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dielajari sebelumnya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau dirangsang yang telah diterima.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu pengetahuan untuk menjelaskan secara objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar .


(15)

3. Aplikasi (aplication)

Aplikasi adalah suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria yang ada.

B.Sikap (Attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Newcomb salah seorang ahli psikologi sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu (Notoadmojo, 2003, hlm.124).

Sikap juga dikatakan sebagai suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan, perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau


(16)

tidak memihak (unfavorable) pada suatu objek. Dan merupakan kesiapan untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respons (Azwar, 2005. hlm. 5).

Sikap mempunyai beberapa ciri-ciri yaitu :

1. Sikap bukan di bawa sejak lahir, melainkan di bentuk atau di pelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objek.

2. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat di pelajari dan karena itu pula sifat dapat berubah-ubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap orang itu.

3. Sikap tidak berdiri sendiri, senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek.

4. Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari data-data tersebut.

5. Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan.

Selain itu, Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap mempunyai 3 komponen pokok, antara lain :

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3. Ke cenderungan untuk bertindak.

Ketiga komponan ini secara bersama –sama membentuk sikap yang utuh(total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan,dan emosi memegang peranan penting (Notoadmojo, 2003, hlm.125).

Seperti hal nya pengetahuan, sikap juga terdiri dari berbagai tingkatan yaitu : 1. Menerima (receiving)


(17)

Diartikan bahwa orang mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan. 2. Merespon(responding)

Memberikan jawaban bila di tanya,mengerjakan atau menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi tingkat tiga.

4. Bertanggung jawab (responsibility)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala resiko adalah sikap yang paling tinggi.

Sikap mempunyai banyak fungsi dalam kehidupan sehari-hari, yakni fungsi instrumental, fungsi penyesuaian, atau fungsi manfaat, pertahanan ego, pernyataan nilai, pengetahuan, dan fungsi penyesuaian.

1. Fungsi instrumental, fungsi penyesuaian atau fungsi manfaat yakni fungsi yang menyatakan bahwa individu dengan sikapnya berusaha untuk memaksimalkan hal-hal yang diinginkan dan meminimalkan hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan demikian, individu akan membentuk sikap positif terhadap hal-hal yang dirasakannya akan mendatangkan keuntungan dan membentuk sikap negatif terhadap hal-hal yang dirasanya akan merugikan dirinya.

2. Fungsi pertahanan ego yakni sewaktu individu mengalami hal yang tidak menyenangkan dan dirasa mengancam egonya maka sikapnya dapat berfungsi sebagai mekanisme pertahanan ego yang akan melindunginya.

3. Fungsi pernyataan nilai , yakni sikap akan mengekspresikan nilai yang ada dalam diri individu.


(18)

4. Fungsi pengetahuan, yakni sikap berfungsi sebagai suatu skema, yaitu suatu cara strukturisasi agar dunia di sekitar tampak logis dan masuk akal. Sikap digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap fenomena luar yang ada (Azwar, 2007. hlm. 53).

Selain itu pembentukan sikap juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

1. Pengalaman pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukkan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.

2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berapiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting.

3. Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila kita hidup dalam budaya sosial yang sangat mengutamakan kehidupan berkelompok, maka sangat mungkin kita akan mempunyai sikap negatif terhadap kehidupan individualisme yang mengutamakan kepentingan perorangan.


(19)

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain. Mempunyai pengaruh besar dalam pembentukkan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.

5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukkan sikap dikarenakan keduanya meletakan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari PUSat keagamaan serta ajaran-ajarannya. 6. Pengaruh faktor emosional

Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego (Azwar, 2005. hlm. 30).

C. Kontrasepsi Hormonal

Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung preparat esterogen dan progesteron, hormon-hormon ini bekerja sebagai penghambat pengeluaran folicel stimulating hormon dan luiteinizing hormon sehingga proses konsepsi terhambat.


(20)

Sejarah kontrasepsi hormonal dimulai saat Beard (1897) menduga bahwa korPUS luteum dapat menghambat terjadinya ovulasi. Fellmer pada tahun 1912 mempelajari mamae dan uterus. Moore dan Price mengetahui fungsi kelenjar hifofisis dan esterogen serta progesteron memberikan rangsangan umpan balik.

Laboratorium Syntex pada tahun 1956 menemukan progesteron sintesis dengan nama Norethisterone. Pincus dan Gracia mencoba progesteron sebagai kontrasepsi oral dan hasilnya memuaskan (Manuaba, 2002, hlm.441).

D.Macam-Macam Kontrasepsi Hormonal

Berdasarkan jenis dan cara pemakaianya di kenal empat macam kontrasepsi hormonal yaitu kontrasepsi pil, kontrasepsi suntikan, implant, dan alat kontrasepsi dalam rahim yang mengandung hormon esterogen.

1.Kontrasepsi Oral (Pil)

Kontrasepsi oral adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbuat tablet, mengandung hormon. Pada dasarnya terdapat dua jenis pil kontrsepsi oral yaitu pil kombinasi dan pil yang berisi hanya progesteron saja.

a.Pil Kombinasi

Merupakan pil kontrasepsi oral kombinasi yang menggunakan esterogen dan progesteron untuk mencegah kehamilan.

1). Mekanisme kerja

Mekanisme kerja pil kombinasi adalah dengan cara menekan

gonadotropin releasing hormon.Pengaruhnya pada hifofisis terutama adalah

penurunan sekresi luitenezing hormon (LH), dan sedikit folikel stimulating


(21)

Disamping itu, ovarium menjadi tidak aktif, dan pemasakan folikel terhenti. Lendir sevik juga mengalami perubahan, menjadi lebih kental, gambaran daun pakis menghilang, sehingga penetrasi sperma menurun (Siswosudarmo,et al. 2001, hlm 15).

2).Jenis pil kombinasi

Ada tiga jenis pil kombinasi :

a). Pil monofasik, berisi esterogen dan progesteron dalam jumlah sama yang digunakan selama 21 hari.

b). Pil bifastik, adalah pil 21 hari yang berisi esterogen dalam jumlah yang sama selama penggunaan paket tetapi ada pil yang memiliki dua kadar progesteron yang berbeda di dalamnya.Biasanya pil ini di beri kode yang dengan warna

yang berbeda.

c). Pil trifasik, adalah pil 21 hari yang berisi jumlah esterogen yang bervariasi (biasanya dua kadar yang berbeda) selama paket penggunaan tetapi memiliki tiga kadar progestero, yang berbeda di dalamnya, yang di beri kode warna. 3). Efektiffitas

Pada pemakaian yang seksama, pil kombinasi 99% efektif mencegah kehamilan. Namun, pada pemakaian yang kurang seksama, efektifitasnya masih mencapai 93% (Everett, 2008, hlm.119).

4). Keuntungan

a). Mudah menggunakannya

b). Cocok untuk menunda kehamilan pertama dari pasangan usia subur yang masih muda


(22)

d). Dapat mencegah defisiensi zat besi e). Mengurangi resiko kanker ovarium f). Tidak mempengaruhi produksi ASI 5). Keterbatasan

a). Harus diminum setiap hari dan pada waktu yang sama

b). Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual atau HIV /AIDS

c). Tidak dapat diberikan pada wanita yang sedang menyusui karena dapat mengurangi asi

(Saifuddin, 2004, hal. MK 29 ) 6).Efek samping

a). Gangguan menstruasi b). Mual muntah

c). Sakit kepala

d). Berat badan bertambah

e). Sindrom pra menstruasi seperti payudara tegang f). Libido berkurang

g). Jerawat

h).Hipertensi(Darney,Speroff, 2005, hlm.90). b.Kontrasepsi Pil Progestin

Kontrasepsi ini sering juga disebut mini pil. Merupakan pil yang hanya mengandung hormon progesteron, tetapi dosisnya lebih rendah dibandingkan dengan progestin yang ada pada pil kombinasi.


(23)

1). Mekanisme kerja

Cara kerja utama kontrasepsi ini adalah dengan mengentalkan lendir serviks, sehingga menghambat penetrasi sperma untuk masuk lebih jauh. Disamping itu progestin juga menghambat ovulasi, mengganggu motilitas tuba sehingga sehingga transfortasi sperma terganggu, dan mengganggu perubahan fisiologis endometrium sehingga menghalangi nidasi (Saifuddin, 2004, hlm.MK 47).

2). Efektifitas

Bagi ibu yang menyusui, sampai sembilan bulan post partum keefektifan pil mencapai 98,5%. Bagi ibu yang tidak menyusui dan sedang dalam masa interval turun menjadi 96% (Siswosudarmo, et al.2001, hlm.18).

3). Keuntungan

Manfaat pil ini sama dengan pil kombinasi, selain itu pil ini lebih kecil menyebabkan peningkatan tekanan darah dan nyeri kepala. (Cunningham,et al.2006, hlm 1712).

4). Keterbatasan

a). Harus diminum setiap hari dan pada waktu yang sama

b). Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual atau HIV /AIDS c). Bila lupa satu pil dapat meningkatkan resiko kehamilan

d). Efektivitas berkurang jika digunakan bersamaan dengan obat tuberkolosis (Saifuddin, 2004, hal. MK 49 )

5). Efek samping

a). Hampir 30-60% mengalami gangguan haid. b). Perubahan berat badan.


(24)

d). Payudara tegang. e). PUSing.

f). Resiko kehamilan ektopik tinggi (4 dari 100 kehamilan). g). Jerawat (Saifuddin, 2004, hlm.MK 49).

2.Kontrasepsi Suntikan

Kontrasepsi suntikan adalah kontrasepsi untuk wanita yang diberikan dalan bentuk suntikan yang mengandung hormon. Terdapat dua jenis suntikan kontrsepsi oral yaitu suntikan kombinasi dan suntikan progestin.

a. Suntikan Kombinasi

Suntikan kombinasi adalah kontasepsi kombinasi esterogen dan progesteron yang di berikan secara I.M.

1). Jenis suntikan kombinasi

Ada dua jenis kontrasepsi suntikan kombinasi :

a) Suntikan kombinasi yang berisi 25 mg depo medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol spinoat yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali atau yang biasa di sebut cyclofem.

b) Suntikan yang berisi 50 mg noretrindon enantat dan 5 mg estradiol vaerat yang di beri secara I.M. sebulan sekali.

2). Cara kerja

Mekanisme kerja kontrasepsi ini adalah dengan cara menekan ovulasi. Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu, Perubahan pada endrometrium sehingga implantasi terganggu, Menghambat transfortasi gamet oleh tuba.


(25)

3). Effektifitas

Sangat efektif 0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan (Saifuddin,et al. 2004, hlm.MK 33)

4). Keuntungan

a) Mengurangi jumlah perdarahan. b) Mengurangi nyeri saat haid. c) Mencegah anemia.

d) Khasiat terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium. e) Mencegah kehamilan ektofik.

f) Mengurangi penyakit payudara dan kista ovarium.

g) Mencegah kehamilan ektofik dan penyakit radang panggul. 5). Keterbatasan

a). Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan.klien harus kembali setiap 30 hari untuk mendapat suntikan

b). Efektifitas berkurang jika digunakan bersama dengan obat-obatan epilepsi c). Tidak menjamin terhadap penularan penyakit menular seksual

6). Efek samping

a) Terjadi perubahan pola haid, seperti tidak teratur, spotting, atau perdarahan selama 10 hari.

b) Sakit akibat suntikan.

c) Mual, sakit kepala, nyeri payuda ringan, dan keluhan ini akan hilang setelah suntikan ke dua dan ke tiga.

d) Penambahan berat badant(dapat ditunkan dengan olah raga dan pengaturan makanan)(Saifuddin,et al. 2004, hlm.MK 33).


(26)

b. Suntikan Progesteron

Suntikan progesteron adalah kontrasepsi yang berisi hormon progesteron yang di berikan secara I.M.

1) Jenis suntikan progestin

Ada dua jenis kontrasepsi suntikan yang berisi progestin :

a) Depo medrosiprogesteron asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA, yang di berikan tiga bulan secara I.M.

b) Depo noretisteron enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg noretindron enantat, diberikan setiap 2 bulan secara I.M.

2) Cara kerja

Sebagai derivat progesteron, kerjanya sebagai berikut, mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma, menjadikan selaput lendir tipis dan atropi, menghambat transportasi gamet oleh tuba

3) Effektifitas

Kedua kontasepsi ini mempunyai efektivitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan-tahun, jika penyuntikan dilakukan secara teratur.

4) Keuntungan a) Efektivitas tinggi b) Tidak mengganggu ASI

c) Tidak ditemukan efek samping yang disebabkan esterogen seperti mual d) Menurunkan terjadinya penyakit kangker payudara


(27)

f) Mencegah kanker endometrium dan KET (Saifuddin,et al. 2004, hlm.MK 41) 5) Keterbatasan

Keterbatasan suntikan progestin sama dengan suntikan kombinasi(Saifuddin,et al. 2004, hlm.MK 41).

6) Effek samping

a) Perdarahan yang tidak menentu

b) Terjadinya amenore yang berkepanjangan c) Berat badan bertambah

d) Sakit kepala

e) Rasa sakit akibat suntikan

f) Kembalinya kesuburan lama (Hartanto, 2004, hlm.26).

3. Kontrasepsi Implant

Implant adalah jenis kontrasepsi dalam bentuk kapsul yang mengandung hormon progesteron yang dimasukkan di bawah kulit.

a. Mekanisme kerja

1) Membuat lendir serviks lebih kental, sehingga mengganggu penetrasi spermatozoa untuk masuk lebih dalam lagi.

2) Mengganggu motilitas tuba, sehingga transport sperma maupun sel telur terganggu.

3) Mengganggu kapasitas sperma sehingga kemampuan membuahi menurun. 4) Mengganggu pemasakan endometrium sehingga mengganggu implantasi sel


(28)

5) Mengganggu keseimbangan hormon esterogen, progesteron, dan gonadotropin, sehinnga menghambat ovulasi (Siswosudarmo,et al. 2001, hlm 25 ).

b. Jenis – jenis implant

1) Norplan

Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang di isi dengan 36 mg levonolgestrel dengan lama kerjanya 5 tahun.

2) Implanon

Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira – kira 40 mm, dan siameter 2 mm, yang di isi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.

3) Jedena dan indoplan

Terdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75 mg levonolgester dengan lama kerjanya 3 tahun.

c. Efektifitas

kontasepsi implan ini sangat efektif 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan.

d. Keuntungan

1) Efektifitas tinggi. 2) Tidak mengganggu ASI. 3) Mengurangi nyeri haid.

4) Mengurangi jumlah darah haid

5) mengurangi resiko penyakit radang panggul. 6) Menurunkan angka kejadian endometriosis .


(29)

7) Menurunkan kejadian kanker payudara.

e. Keterbatasan

1) Memerlukan tindakan pembedahan minor

2) Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual

3) Klien tidak dapat menghentikan sendiri penggunaan sesuai dengan keinginannya, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan.

4) Efektifitas menururun jika digunakan bersama obat-obat tuberkolosis.

f. Effek samping

1) Gangguan siklus menstruasi (amenoroe, spotting) 2) Infeksi tempat implantasi

3) Nyeri kepala.

4) Perubahan berat badan. 5) Mual.

6) Jerawat.

7) Nyeri payudara (Hartanto, 2006, hlm.29).

4. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dengan Progestin

Jenis AKDR ini di sebut juga sistem intra uterus penghasil levonogestrel (levonegestrel-releasing intra uterin system; LNG-IUS). Dimana alat ini terdiri dari sebuah rangka nova T dengan sebuah kolom LNG di dalam suatu membran (yang berfungsi membatasi pengeluaran zat) yang membungkus batang vertikal alat.Alat ini

mengandung 52 mg LNG yang dilepaskan dengan kecepatan 20 g / hari. Jenis


(30)

a. Mekanisme kerja

1) Mencegah terjadinya pembuahan dengan mengeblok bersatunya ovum dengan sperma.

2) Mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi. 3) Menginaktifkan sperma.

4) Endometrium mengalami atrofi, sehingga mengganggu implantasi.

b. Efektivitas

Sangat efektif, yaitu 0,5 – 1 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan.

c. Keuntungan

1) Efektif dengan proteksi panjang (satu tahun). 2) Tidak berpengaruh tehadap ASI.

3) Kesuburan segara kembali setelah AKDR di buka. 4) Efek samping kecil .

5) Mengurangi nyeri haid ( Saifuddin,et al.2004 hal MK 62).

d. Keterbatasan

1) Diperlukan pemeriksaan dalam dan penyaringan infeksi sebelum pemasangan AKDR

2) Diperlukan tenaga ahli untuk pemasangan dan pencabutan 3) Klien tidak dapat menghentikan sendiri setiap saat

4) Mahal

e. Effek samping

1) Dapat menyebabkan infeksi jika pemasangan tidak menggunakan akseptik yang benar.


(31)

2) AKDR dapat berpindah ke luar rongga rahim (angka kejadian 3%-10% pada tahun pertama pemakaian.

3) Menstruasi lebih banyak dan lebih lama (Glasier,Gabbie, 2006 hlm 122-124). 4) Dapat terjadi perporasi uterus saat insersi.

5) Memperbesar resiko penyakit radang panggul. 6) Memperburuk perjalanan penyakit kanker payudara. 7) Perogesteron dapat memicu pertumbuhan mioma uterus ( Saifuddin,et al. 2004 hal MK 63).


(32)

BAB III

KERANGAKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Skema 1. Kerangka konsep penelitian hubungan pengetahuan dan sikap ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal.

Pengetahuan ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang

kontrasepsi hormonal

Sikap ibu PUS akseptor kontrasepsi non

hormonal tentang kontrasepsi hormonal


(33)

B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian

N o

Variabel Defenisi Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur

Skala

1

2

Pengetahua n ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal.. Sikap ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal. Semua informasi yang diketahui ibu-ibu tentang pengertian, cara pemberian, jenis-jenis, keuntungan dan efek samping kontrasepsi hormonal Pandangan atau perasaan, penilaian terhadap, kontasepsi hormonal. Kuesioner Kuesioner Pengisian Kuisioner Pengisian Kuisioner skor skor Rasio Rasio C. Hipotesa

Hipotesa yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesa alternatif (Ha) yaitu terdapat hubungan antara Pengetahuan dan sikap ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal.


(34)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional study, yaitu jenis penelitian yang bertujan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, dan apabila ada, seberapa erat hubungannya serta berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2006, hlm.270). Rancangan dalam penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dan sikap ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah sejumlah besar subjek yang mempunyai karakteristik tertentu (Sastroasmoro, et al. hlm.67). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu PUS aksepstor kontrasepsi non hormonal yang berjumlah 52 orang

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari bagian populasi yang terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian. Dalam hal ini diambil dengan menggunakan rumus :

N n = _______ 1+N(d²) 52 n = _______ 1+52(0,05²) = 46 orang


(35)

Tehnik pengambilan sampel dengan cara random sampling yaitu dengan memberi nomor pada setiap populasi. Lalu membuat nomor pada kertas kecil sebanyak populasi yang ada , kemudian mengambil kertas tersebut secara acak hingga 46 kali.

Kriteria untuk subjek penelitian ini adalah ibu PUS yang tidak menggunakan kontrasepsi hormonal, dapat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan bersedia menjadi responden.

C. Tempat penelitian

Penelitian ini di laksanakan desa Telaga Sari kec. Tanjung Morawa. Alasan pemilihan tempat adalah lokasi ini memiliki klien akseptor kontrasepsi non hormonal yang cukup banyak sehingga dapat memenuhi kriteria sampel yang diinginkan dan belum pernah dilakukan penelitian serupa di tempat ini.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Oktober 2008 sampai dengan Juni 2009. Dimulai dari penelusuran Pustaka , konsul dengan pembimbing, persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, seminar hasil, dan penyusunan seminar hasil di.

E. Etika Penelitian

Peneliti menyerahkan lembar persetujuan peneliti kepada responden, agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Jika responden bersedia di teliti maka terlebih dahulu harus menandatangani lembar persetujuan. Jika respnden menolak untuk di teliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak nya. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner ) yang di isi oleh responden. Lembar tersebut


(36)

hanya di beri nomer kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden di jamin oleh peneliti ( Nursalam, 2001, hlm. 119).

F. Alat Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data pada penelitian ini peneliti menggunakan angket atau kuesioner. Dimana pada bagian awal instrumen berisi data demografi responden yang berisi umur, pendidikan, paritas, dan kontrasepsi yang sedang di gunakan. Data demografi hanya bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden.

Bagian pertama instrumen berisi pertanyaan untuk mengidentifikasi pengetahuan responden tentang kontrasepsi hormonal. Bagian ini terdiri dari 12 pertanyaan dengan pilihan berganda. Jawaban yang benar di beri nilai 1 dan jawaban yang salah di beri nilai 0.

Untuk menentukan nilai digunakan rumus: skor yang diperoleh x 100 skor tertinggi

Bagian instrumen ketiga berisi pernyataan untuk mengidentifikasi sikap responden tentang kontrasepsi hormonal. Dimana terdapat 3 pernyataan yang salah dan 9 pernyataan yang benar dengan pilihan jawaban ya dan tidak . Jawaban yang benar di beri nilai 1 dan jika salah di beri nilai 0 (Hidayat, 2001, hlm.91).

Untuk menentukan nilai digunakan rumus: skor yang diperoleh

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

x 100 skor tertinggi

Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen, maka perlu di lakukan pengujian terhadap instrumen penelitian. Uji validitas yang dilakukan adalah validitas isi (content validity) yaitu dengan memberikan instrumen kepada pakar yang menguasai topik yang akan di teliti (Dempsey, 2002, hlm.80). Dalam hal ini yaitu dr. Ichwanul


(37)

Adenin SpOG. Dari validitas yang dilakukan terdapat 2 pertanyaan pengetahuan yang harus direvisi dan adanya penambahan 2 item pernyataan pada sikap.

Sedangkan uji reliabilitas akan di hitung dengan menggunakan cronbach’s alfa dengan bantuan program SPSS. Jika didapatkan r hasil lebih besar dari r tabel maka instrumen dinyatakan reliabel.

Uji reliabilitas dilakukan pada 30 responden dengan karakteristik yang sama. Dari uji reliabilitas yang dilakukan didapati nilai r hasil sebesar 0,7 lebih besar dari > 0,36. Maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri setelah mendapatkan izin penelitian dari program DIV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Setelah mendapat persetujuan peneliti melaksanakan pengumpulan data di desa Telaga Sari, dimana dengan responden yang sesuai dengan kriteria penelitian. Peneliti melakukan pendekatan kepada responden dan menjelaskan tujuan penelitian serta menanyakan kesediaan responden. Setelah responden bersedia , responden dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan pada kuisioner.

I. Rencana Analisa Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, peneliti melakukan pengolahan data atau analisis data, yang secara garis besar menliputi 4 langkah yaitu :

1. Persiapan yaitu mengecek kelengkapan data, dan mengecek isian data.

2. Tabulasi data dengan memberikan skor terhadap item-item yang perlu di beri skor, memberi kode terhadap item-item yang tidak di beri skor.

3. Analisa data dengan melakukan pengukuran terhadap masing – masing responden, lalu ditampilkan dengan tabel distribusi frekuensi.


(38)

Metode statistik untuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Statistik Univariat

Pada stastistik univariat analisa data dilakukan untuk mengetahui nilai mean, median, standar deviasi, minimal, dan maksimal variabel yang diteliti yaitu Pengetahuan ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal dan sikap ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal.

2. Bivariat Statistik

Bivariat statistik adalah suatu prosedur yang digunakan untuk menerangkan keeratan hubungan antara dua variabel (Arikunto, 2006, halaman 271). Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah product moment person

dengan tujuan untuk melihat adanya hubungan antara variabel dependen dan variabel independen dan untuk mengetahui keeratan hubungan antar variabel tersebut.

Menurut Colton kekuatan hubungan dua variabel ada 4 (empat) area, yaitu :

r = 0,00-0,25 berarti tidak ada hubungan/ hubungan lemah r = 0,26-0,50 berarti hubungan sedang

r = 0,51-0,75 berarti hubungan kuat


(39)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Pada bab ini akan di uraikan data hasil penelitian serta pembahasan mengenai hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu PUS akseptor kontasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal.

A. HASIL

1. Karakteristik Responden

Tabel 5.1

Data demografi ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal di desa Telaga Sari, Kecamatan Tanjung Morawa tahun 2009

No Data Demografi f %

1 Umur

• 20-25 tahun

• 26-30 tahun

• 31-35 tahun

• 36-40 tahun

• > 40 tahun

10 18 9 6 3 21,7 39,1 19,6 13,0 6,5 2 Paritas

• 1 anak

• 2-3 anak

• 4-5 anak

13 27 6 28,3 58,7 13,0 3 Kontrasepsi yang digunakan

• Alamiah

• Kondom

IUD • Kontap

37 2 4 3 80,4 4,3 8,7 6,5 4 Pendidikan Responden

• SD

• SMP

• SMA

• PT

9 13 21 3 19,6 28,3 45,7 6,5

Dari tabel diatas menunjukkan 46 orang ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal di desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa yang menjadi


(40)

responden penelitian ditemukan, usia termuda 22 tahun, usia tertua 46 tahun dengan rata- rata usia 26 sampai 30 tahun. Paritas responden paling banyak adalah 2, paling sedikit adalah 5, dan rata – rata responden memiliki 2 sampai 3 anak. Kontrasepsi yang digunakan responden adalah metode alamiah sebanyak 37 orang (80,4 %), kondom sebanyak 2 orang (4,3%), IUD sebanyak 4 orang (8,7%) dan kontap sebanyak 3 orang (6,5%). Responden dengan pendidikan terakhir SD sebanyak 9 orang (19,6%), SMP sebanyak 13 orang (28,3%), SMA sebanyak 21 orang (45,7%), Perguruan Tinggi sebanyak 3 orang (6,5%).

2. Pengetahuan Ibu PUS akseptor Kontrasepsi Non Hormonal Tentang Kontrasepsi Hormonal

Tabel 5.2

Pengetahuan ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal

tentang kontrasepsi hormonal di desa Telaga SariKecamatan Tanjung Morawa.

No Variabel Mean Median SD Min-maks N

1 Pengetahuan ibu PUS

89,3 91,67 10,3 58-100 46

Berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa pengetahuan ibu PUS aksepstor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal yaitu rata-rata= 89,3 , median =91,67 dengan standar deviasi= 10,3. Pengetahuan terendah yaitu 58 dan pengetahuan tertinggi yaitu 100,00.


(41)

3. Sikap Ibu PUS akseptor Kontrasepsi Non Hormonal Tentang Kontrasepsi Hormonal

Tabel 5.3

Sikap ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal di desa Telaga Sari, Kecamatan Tanjung Morawa.

No Variabel Mean Median SD Min-maks N

1 Sikap ibu PUS

69,2 75,00 18,05 17-100 46

Berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa nilai sikap ibu PUS aksepstor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal yaitu rata-rata= 69,2 , median =75,00 dengan standar deviasi= 18,05. Nilai terendah yaitu 17 dan tertinggi yaitu 100,00.

4. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu PUS akseptor Kontrasepsi Non Hormonal Tentang Kontrasepsi Hormonal

Tabel 5.4

Hubungann pengetahuan dan sikap ibu akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal di desa Telaga Sari,

Kecamatan Tanjung Morawa.

Variabel yang dikorelasikan r p

Pengetahuan ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal dan sikap ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal

0,303 0,041

1. Dari hasil analisis diperoleh nilai p = 0,041 adanya hubungan

yang signifikan antara pengetahuan dan sikap ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal. Dan diperoleh juga nila r = 0,303 ini berarti hubungan yang ada berkekuatan sedang dengan arah positif karena nilai r


(42)

positif, artinya semakin baik pengetahuan ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal maka semakin baik pula sikap ibu tentang kontrasepsi hormonal.

B. PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini peneliti akan menguraikan tujuan dari penelitian ini yaitu bagaimana pengetahuan ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal, sikap ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal, serta hubungan pengetahuan dan sikap ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal.

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil

a. Pengetahuan Ibu PUS akseptor Kontrasepsi Non Hormonal Tentang Kontrasepsi Hormonal

Pengetahuan ibu PUS aksepstor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal yaitu rata-rata= 89,3 , median =91,67 dengan standar deviasi= 10,3. Pengetahuan terendah yaitu 58 dan pengetahuan tertinggi yaitu 100,00.

Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal mempunyai pengetahuan yang baik tentang kontrasepsi hormonal.

Menurut Salam 2003 pengetahuan merupakan hasil dari usaha manusia untuk tahu. Dalam hal ini responden yang berpengetahuan baik memperoleh pengetahuan melalui informasi yang diperoleh dari lingkungannya dan juga pengalaman bagi ibu PUS yang sudah pernah memakai kontrasepsi hormonal sebelumnya. Sedangkan ibu yang pengetahuannya rendah disebabkan kurang mendapat informasi tentang kontrasepsi hormonal.


(43)

b. Sikap Ibu PUS akseptor Kontrasepsi Non Hormonal Tentang Kontrasepsi Hormonal

Sikap ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal yaitu rata-rata= 69,2 , median =75,00 dengan standar deviasi= 18,05. Nilai terendah yaitu 17 dan tertinggi yaitu 100,00.

Hal ini menunjukkan masih ada ibu PUS yang masih bersikap negatif tentang kontrasepsi hormonal. Menurut Notoadmojo sikap bukan dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk oleh pengalaman individu, dan interaksi dengan orang lain.

Dalam hal ini ibu PUS yang menggunakan kontrasepsi non hormonal sudah merasa nyaman dengan metode kontrasepsi yang mereka gunakan. Sehingga mereka bersikap negatif terhadap kontrasepsi hormonal

c. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu PUS akseptor Kontrasepsi Non Hormonal Tentang Kontrasepsi Hormonal

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh diperoleh nilai p = 0,041 hal ini berarti adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal. Dan diperoleh juga nila r = 0,303 hal ini berarti hubungan yang ada berkekuatran sedang dan dengan arah positif karena nilai r positif. Hal ini berarti semakin baik pengetahuan ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal maka semakin baik pula sikap ibu tentang kontrasepsi hormonal.

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Notoadmojo bahwa penerimaan sikap dan prilaku didasari oleh pengetahuan. Tinnginya pengetahuan ibu juga mempengaruhi sikap positif ibu terhadap kontrasepsi hormonal


(44)

Oleh karena itu peneliti menyimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal.

2. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini penulis merasa masih banyak keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi dalam pelaksanaan penelitian hingga selesai. Hal ini disebabkan keterbatasan pengelolaan serta kemampuan yang dimiliki. Adapun keterbatasan penelitian ini meliputi :

a. Pengungkapan ide atau pendapat yang kurang tepat

b. Penggunaan data, tehnik pengolahan, serta analisa data yang mungkin kurang sempurna.

3. Impilikasi Penelitian

a. Bagi Pelayanan Kebidanan

Penelitian ini memberikan informasi kepada pelayan kebidanan dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu PUS tentang kontrasepsi khususnya kontrasepsi hormonal, dan agar ibu PUS dapat memilih metode kontrasepsi yang sesuai dengan keinginannya.

b. Bagi Pendidikan Kebidanan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan bagi pengembangan ilmu keidanan, khususnya asuhan kebidanan pelayanan kontrasepsi baik berupa tindakan maupun konseling yang akan diberikan. .


(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN B. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian hubungan pengetahuan dan sikap ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal di desa Telaga Sari kec. Tanjung Morawa tahun 2009. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengetahuan ibu PUS aksepstor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal yaitu rata-rata= 89,3 , median =91,67 dengan standar deviasi= 10,3. Pengetahuan terendah yaitu 58 dan pengetahuan tertinggi yaitu 100,00.

2. Sikap ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal yaitu rata-rata= 69,2 , median =75,00 dengan standar deviasi= 18,05. Nilai terendah yaitu 17 dan tertinggi yaitu 100,00.

3. Adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh diperoleh nilai p = 0,041 dan diperoleh juga nila r = 0,303 hal ini berarti hubungan yang ada berkekuatran sedang dan dengan arah positif karena nilai r positif. Hal ini berarti semakin baik pengetahuan ibu PUS akseptor kontrasepsi non hormonal maka semakin baik pula sikap ibu tentang kontrasepsi hormonal.


(46)

C. SARAN

1. Diharapkan kepada seluruh ibu pasangan usia subur khususnya di desa Telaga Sari kec. Tanjung Morawa agar selalu aktif mencari informasi tentang berbagai metode kontrasepsi, agar dapat memilih kotrasepsi yang sesuai dengan keinginan ibu sendiri.

2. Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk selalu meningkatkan mutu pelayanan keluarga berencana kepada ibu-ibu pasangan usia subur, baik melalui konseling maupun penyuluhan-penyuluhan tentang kontrasepsi.

3. Diharapkan pada peneliti selanjutnya lebih mengembangkan penelitian ini lebih luas terutanma tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam memilih metode kontrasepsi.


(47)

LEMBAR KUESIONER

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU PUS AKSEPTOR KONTRASEPSI NON HORMONAL TENTANG KONTRASEPSI HORMONAL

DI DESA TELAGA SARI KEC. TANJUNG MORAWA TAHUN 2009

I. KUESIONER DEMOGRAFI

Petunjuk pengisian : Isilah data di bawah ini dengan tepat dan benar. Berilah tanda cek list (√) pada tempat yang tersedia. Isilah titik-titik yang harus di jawab.

A. No. Responden (Diisi oleh peneliti) : . . .

B. Umur Ibu : . . .

C. Paritas : . . .

D. Kontasepsi yang digunakan saat ini : . . .

II. KUESIONER PENGETAHUAN IBU TENTANG EFEK SAMPING

KONTRASEPSI HORMONAL

Petunjuk pengisian : Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang di anggap benar.

1. Kontrasepsi hormonal adalah ...

a. Alat dan obat yang bertujuan untuk menyuburkan kandungan b. Alat dan obat yang bertujuan mencegah kehamilan

c. Alat dan obat yang bertujuan mengakhiri kehamilan 2. Yang bukan termasuk kontrasepsi hormonal adalah ...

a. Kondom b. Pil Kb c. Suntikan

3. Kontrasepsi yang harus diberikan setiap hari adalah ... a. Suntikan

b. Pil Kb c. Implant


(48)

4. Kontrasepsi yang di berikan satu bulan sekali adalah ... a. Suntikan Cyclofem

b. Pil Kb c. Implant

5. Kontrasepsi yang di berikan setiap tiga bulan adalah ... a. Pil Kb

b. Suntikan Depo c. implant

6. Penggunaan kontrasepsi implan efektif selama ... a. 3 - 5 Tahun

b. 2 – 3 Tahun c. 1 Tahun

7. Infeksi pada tempat insersi atau tempat penanaman dapat terjadi pada kontrasepsi ...

a. Pil kb b. Suntikan c. Implan

8. Dibawah ini adalah salah satu efek samping yang dapat dialami pada penggunaan kontrasepsi hormonal ...

a. Gangguan siklus menstruasi b. Mempengaruhi pengeluaran ASI c. Mengurangi nyeri haid

9. Kontrasepsi hormonal yang pemasangannya di lengan adalah... a. Suntikan

b. Implant c. Pil KB

10. Alat kontrasepsi hormonal yang pemasangannya di dalam rahim (AKDR) efektif selama...

a. 10 tahun b. 5 tahun c. 3 tahun


(49)

11. Salah satu keuntungan penggunaan kontrasepsi pil adalah... a. Mual muntah

b. Hipertensi

c. Mengurangi nyeri haid

12. Cara yang baik untuk menurunkan peningkatan berat badan karena penggunaan kontrasepsi hormonal adalah...

a. Olah raga dan mengkonsumsi makanan rendah kalori b. Mengkonsumsi jamu

c. Mengkonsumsi pil pelangsing

III. KUESIONER SIKAP IBU TENTANG KONTRASEPSI HORMONAL

Petunjuk pengisian : Isilah data di bawah ini dengan memilih pada pernyataan ya atau tidak. Berilah tanda cek list (√) pada kolom yang tersedia.

NO Pernyataan Ya Tidak

1. Saya perlu menggunakan kontrasepsi untuk mengatur jarak kehamilan saya

2. Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode untuk mencegah kehamilan

3. Menurut saya kontrasepsi hormonal mempunyai evektivitas yang tinggi

4. Kontrasepsi hormonal lebih mudah digunakan 5. Penggunaan kontrasepsi hormonal memiliki efek

samping dan manfaat bagi tubuh

6. Kontrasepsi hormonal adalah kontrasepsi yang mahal 7. Menggunakan kontrasepsi hormonal membuat

perasaan saya lebih tenang karena resiko kehamilan lebih kecil

8. Kontrasepsi hormonal memiliki efek yang berbahaya bagi tubuh.

9. Pasangan saya lebih setuju jika saya menggunakan kontrasepsi hormonal


(50)

10. Penggunaan kontrasepsi hormonal tidak mengganggu aktivitas seksual saya.

11. Kontrasepsi hormonal dapat menurunkan angka kejadian kanker payudara

12. Penggunaan kontrasepsi hormonal menyebabkan menurunnya tingkat kesuburan wanita


(51)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta

Azwar, A (2005). Pengantar Administrasi Kesehatan, Jakarta : Binapura Aksara

Azwar, S (2007). Sikap Manusia Teori dan Pengukuranya, edisi 2, Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Cunningham, F. G., et al. (2005). Obstetri Williams, Edisi 21, Jakarta : EGC

Dempsey, A., Dempsey, P. (2002). Riset Keperawatan Buku Ajar dan Latihan : Jakarta EGC

Everet, S. (2007).Buku Saku Kontrasepsi Seksual Reproduktif, Edisi 2, Jakarta : EGC Glasier, A., Gebbie, A. (2005). Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Jakarta:

EGC

Hartanto. (2006). Ragam Metode Kontrasepsi, Jakarta : EGC

Hastono, S.P (2001). Modul Analisis Data, Jakarta : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisa Data, Jakarta : Salemba Medika.

Manuaba, I. B. (2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi Dan KB, Jakarta : EGC

---(2002). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC

Notoadmojo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi 3, Jakarta : Rineka Cipta


(52)

---(2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Edisi 1, Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Jakarta : Salemba Medika.

Owen, E. (2005). Panduan Kesehatan Bagi Wanita, Jakarta : Prestasi PUStaka Raya Polit, D.F., Hungler, B.P. (2001). Essentials of Nursing Research, Philadelpia :

Lippinco

Saifuddin, B. A., et al. (2004). Buku Panduan Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Salam, B (2003). Logika materiil filsafat ilmu pengetahuan, Jakarta : Rineka Cipta Sastroasmoro, S. (2006). Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Jakarta :

Sagung Seto

Siregar, A. S. (2003), Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, Medan : USU Press Siswosudarmo, H. R.,et al. (2001). Teknologi Kontrasepsi, Yogyakarta : Gajah Mada

University Press

Speroff, L., Darney, P. (2003). Pedoman Klinis Kontrasepsi, Edisi 2, Jakarta: EGC Syarief, S. (2008). kontrasepsi hormonal http//www.mucrojiahmad.com


(53)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Henny/085102010 adalah mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian tentangHubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Akseptor Kontrasepsi Non Hormonal Tentang Kontrasepsi Hormonal di Desa Telaga Sari

Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2009. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu-ibu untuk menjadi responden kuesioner dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan ibu.

Partisipasi ibu-ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi ibu dan semua informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terimakasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.

Medan, Maret 2009

Peneliti Responden


(54)

CONTENT VALIDITY

NAMA : HENNY

NIM : 085102010

JUDUL : Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Akseptor Kontrasepsi Non

Hormonal Tentang Kontrasepsi Hormonal di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2009

1. Tabel Penilaian Pengetahuan

Skor

No

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Skor Total


(55)

2. Tabel Penilaian Sikap

Skor

No

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Skor Total

Mengetahui


(56)

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta

Azwar, A (2005). Pengantar Administrasi Kesehatan, Jakarta : Binapura Aksara

Azwar, S (2007). Sikap Manusia Teori dan Pengukuranya, edisi 2, Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Cunningham, F. G., et al. (2005). Obstetri Williams, Edisi 21, Jakarta : EGC

Dempsey, A., Dempsey, P. (2002). Riset Keperawatan Buku Ajar dan Latihan : Jakarta EGC

Everet, S. (2007).Buku Saku Kontrasepsi Seksual Reproduktif, Edisi 2, Jakarta : EGC Glasier, A., Gebbie, A. (2005). Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Jakarta:

EGC

Hartanto. (2006). Ragam Metode Kontrasepsi, Jakarta : EGC

Hastono, S.P (2001). Modul Analisis Data, Jakarta : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisa Data, Jakarta : Salemba Medika.

Manuaba, I. B. (2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi Dan KB, Jakarta : EGC


(2)

---(2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Edisi 1, Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Jakarta : Salemba Medika.

Owen, E. (2005). Panduan Kesehatan Bagi Wanita, Jakarta : Prestasi PUStaka Raya Polit, D.F., Hungler, B.P. (2001). Essentials of Nursing Research, Philadelpia :

Lippinco

Saifuddin, B. A., et al. (2004). Buku Panduan Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Salam, B (2003). Logika materiil filsafat ilmu pengetahuan, Jakarta : Rineka Cipta Sastroasmoro, S. (2006). Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Jakarta :

Sagung Seto

Siregar, A. S. (2003), Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, Medan : USU Press Siswosudarmo, H. R.,et al. (2001). Teknologi Kontrasepsi, Yogyakarta : Gajah Mada

University Press

Speroff, L., Darney, P. (2003). Pedoman Klinis Kontrasepsi, Edisi 2, Jakarta: EGC Syarief, S. (2008). kontrasepsi hormonal http//www.mucrojiahmad.com


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Henny/085102010 adalah mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian tentangHubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Akseptor Kontrasepsi Non Hormonal Tentang Kontrasepsi Hormonal di Desa Telaga Sari

Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2009. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu-ibu untuk menjadi responden kuesioner dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan ibu.

Partisipasi ibu-ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi ibu dan semua informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terimakasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.

Medan, Maret 2009

Peneliti Responden


(4)

CONTENT VALIDITY

NAMA : HENNY

NIM : 085102010

JUDUL : Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Akseptor Kontrasepsi Non

Hormonal Tentang Kontrasepsi Hormonal di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2009

1. Tabel Penilaian Pengetahuan

Skor

No

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Skor Total


(5)

2. Tabel Penilaian Sikap

Skor

No

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Skor Total

Mengetahui


(6)

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Akseptor KB dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi Mantap di Desa Tebing Tanjung Selamat Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat 2009

1 66 69

Uji Efektivitas Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Suntik DMPA ( Depo Medroksi Progesteron Asetat) dan Non Hormonal IUD ( Intra Uterine Device) di Puskesmas

0 15 77

Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Kontrasepsi Hormonal di Posyandu Melati II Kelurahan Pamulang Barat 2016

1 4 128

Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Kontrasepsi Hormonal di Posyandu Melati II Kelurahan Pamulang Barat 2016

0 8 128

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG METODE KONTRASEPSI DENGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI HORMONAL DAN NON HORMONAL DI RW III DESA KARANGASRI, NGAWI

0 7 59

HKONT Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kontrasepsi dengan Metode Pemilihan Kontrasepsi Hormonal dan Non Hormonal di Desa Ngalian Kabupaten Wonosobo.

0 8 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI DENGAN METODE PEMILIHAN KONTRASEPSI Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kontrasepsi dengan Metode Pemilihan Kontrasepsi Hormonal dan Non Hormonal di Desa Ngalian Kabupaten Wonosobo.

0 4 12

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kontrasepsi dengan Metode Pemilihan Kontrasepsi Hormonal dan Non Hormonal di Desa Ngalian Kabupaten Wonosobo.

0 4 4

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kontrasepsi dengan Metode Pemilihan Kontrasepsi Hormonal dan Non Hormonal di Desa Ngalian Kabupaten Wonosobo.

0 3 5

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, DAN USIA IBU PUS DENGAN PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI DI DESA JETAK Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Pengetahuan, Dan Usia Ibu Pus Dengan Pemilihan Jenis Kontrasepsi Di Desa Jetak Kecamatan Sidoharjo Kabu

1 2 15