Chi Kuadrat tabel 5,00 11,070 maka distribusi data bimbingan belajar orang tua X dan data hasil belajar IPS Y tersebut normal.
3.9.2.2 Uji Linearitas
Setelah uji normalitas, tahap selanjutnya yaitu uji linieritas. Peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 16 dengan langkah-langkah sebagai
berikut: Klik Analyze – Compare Means – Means. Masukkan variabel hasil
belajar IPS Y ke dalam kotak Dependent List, sementara variabel bimbingan belajar orang tua X dimasukkan pada kotak Independent List. Pilih kotak dialog
Options dan mengaktifkan bagian Test for Linearity. Pilih Continue lalu OK Priyatno 2010: 73-6. Hasil pengujian uji linieritas dapat dibaca pada lampiran16.
Dua variabel dikatakan memiliki hubungan yang linier, apabila nilai signifikansinya kurang dari 0,05. Hasil uji linieritas dilihat pada output ANOVA
Table pada kolom Sig. baris Linearity Priyatno 2010: 71. Berdasarkan tabel Anova tersebut diketahui harga sig. sebesar 0,000 sehingga kurang dari 0,05
maka dapat dikatakan bahwa variabel bimbingan belajar orang tua dengan hasil belajar IPS memiliki hubungan yang linear.
3.9.3 Analisis Data Akhir
Analisis akhir pengujian hipotesis dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis korelasi Pearson Product Moment.
3.9.3.1 Analisis Korelasi
Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan antar variabel yang dianalisis yaitu variabel bimbingan belajar orang tua dan
variabel hasil belajar IPS. Analisis korelasi yang digunakan yaitu korelasi Pearson Product Moment dengan rumus sebagai berikut:
∑ ∑ ∑ √{ ∑
∑ } { ∑
∑ }
Sugiyono, 2012: 228
Keterangan: r
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X
= bimbingan belajar orang tua Y
= hasil belajar IPS peserta didik N
= jumlah responden pada sampel Korelasi Product Moment dilambangkan dengan r dengan ketentuan nilai
r tidak lebih besar dari harga - 1 ≤ r ≤ +1. Apabila nilai r = - 1 artinya korelasinya
negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Berdasarkan dari perhitungan rumus korelasi product moment di atas
dapat di jelaskan bahwa untuk taraf kesalahan 5 jika nilai r hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel r hitung r tabel, maka hipotesis yang
diajukan dapat di terima yaitu ada hubungan yang positif dan signifikan antara bimbingan belajar orang tua dengan hasil belajar IPS.
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi product moment tersebut diperoleh besarnya r hitung = 0,609, sedangkan r tabel pada taraf signifikansi 5 dan N =
121 adalah sebesar 0,176. Hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa r hitung lebih besar dari r tabel 0,609 0,176. Hasil perhitungan korelasi dapat dibaca
pada lampian 17. Selanjutnya, untuk mengetahui besarnya tingkat hubungan antara kedua variabel, maka dapat digunakan pedoman pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.18
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,000 − 0,199 Sangat rendah
0,200 − 0,399 Rendah
0,400 − 0,599 Sedang
0,600 − 0,799 Kuat
0,800 − 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono, 2013: 25
109
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENELITIAN
4.1.1 Peran Bimbingan Belajar Orang Tua terhadap Hasil Belajar IPS
Peserta Didik Kelas V SDN Gugus Erlangga Kecamatan Pecamatan Kabupaten Jepara
4.1.1.1 Deskripsi Data Bimbingan Belajar Orang Tua
Pada hasil penelitian diketahui bahwa bimbingan belajar orang tua di SDN Gugus Erlangga Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara terbagi dalam 4
kategori yaitu sangat baik, cukup baik, kurang baik dan sangat tidak baik. Berdasarkan perhitungan analisis deskriptif diperoleh distribusi jawaban
responden mengenai bimbingan belajar orang tua di SDN Gugus Erlangga Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara sebagai berikut:
Tabel 4.1
Distribusi Jawaban Variabel Bimbingan Belajar Orang Tua
No Interval
Kategori Frekuensi Persentase Rata-rata
1 125
– 153 Sangat Baik
41 34
118 2
96 – 124
Cukup Baik 76
63 3
67 – 95
Kurang Baik 4
3 4
38 – 66 Sangat Tidak Baik
Sumber: Data diolah tahun 2016
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa bimbingan belajar orang tua di SDN Gugus Erlangga Kecamatan Pecangaan dalam kategori sangat baik sebesar 34,
kemudian kategori cukup baik sebesar 63, dan kategori kurang baik sebesar 3