Makna Syair Lagu “Berkati Persembahanku” NP 359

4.3.2 Makna Syair Lagu “Berkati Persembahanku” NP 359

Lagu “Berkati Persembahanku” NP 359 merupakan bagian dari buku Nyanyian Pujian, yang sering digunakan di GBI Wanamukti terutama menjelang jemaat memberikan persembahan. Lagu “Berkati Persembahanku” NP 359 hanya memiliki 1 bait syair, karena tergolong ke dalam bentuk lagu 1 bagian, yang artinya hanya memiliki satu kalimat lagu. L agu “Berkati Persembahanku” NP 359 mengambil dari lagu Canonbury karya Robert Schumann pada tahun 1839, sementara syair lagunya ditulis oleh Samuel Longfellow tahun 1886. Sebanyak 5 kali dari total 16 kali kebaktian, lagu ini muncul dan digunakan sebagai pujian dalam kebaktian umum I maupun kebaktian umum II. Lagu “Berkati Persembahanku” NP 359 memiliki syair yang singkat, yaitu: Berkati persembahanku, Berkati karyaku juga: Usaha ada padaku, Namun Tuhan yang berkuasa. Frase anteseden dari lagu ini terdapat pada lirik “berkati persembahanku, Berkati karyaku juga ”, dan frase konsekuennya adalah “usaha ada padaku, Namun Tuhan yang berkuasa.” Persembahan merupakan pemberian yang dilakukan oleh jemaat kepada Tuhan melalui gereja, untuk membiayai setiap pekerjaan Tuhan atau kegiatan kerohanian yang terdapat di gereja. Dasar dari pernyataan ini adalah Kitab Maleakhi 3 : 10 “Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap- tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. ” Persembahan dilakukan dengan mengedarkan kantong persembahan oleh petugas kepada setiap jemaat yang hadir di kebaktian , dan lagu “Berkati Persembahanku” NP 359 merupakan salah satu lagu dalam buku Nyanyian Pujian yang digunakan sebagai perantara sebelum jemaat memberikan persembahan. “Dasar penulisan syair dari lagu “Berkati Persembahanku” NP 359 pada bagian frase anteseden terdapat di dalam Kitab Mazmur 96 : 8 yang menuliskan : “Berilah kepada TUHAN kemuliaan namaNya, bawalah persembahan dan masuklah ke pelataranNya”, sementara untuk frase konsekuen adalah dari kitab Mazmur 90 : 17 “Kiranya kemurahan Tuhan, Allah kami, atas kami, dan teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah itu”. Lagu ini memiliki makna permohonan kepada Tuhan untuk memberkati persembahan yang diberikan jemaat kepada Tuhan melalui gereja. Hal ini terdapat dalam syairnya yang tertulis “berkati persembahanku”. Selanjutnya, syair lagu ini dituliskan “berkati karyaku juga”, yang memiliki arti permohonan kepada Tuhan supaya memberkati pekerjaan dari jemaat, sehingga jemaat dapat dicukupkan dalam kebutuhan sehari-hari. Frase konsekuen pada lagu , yang syairnya tertulis “usaha ada padaku, namun Tuhan yang berkuasa.” Memiliki makna teologis tentang otoritas Tuhan terhadap setiap usaha umat manusia. Contohnya adalah kitab 2 Tawarikh 26 menceritakan tentang raja Uzia yang merupakan raja yang takut akan Tuhan dan melakukan apa yang benar di mata Tuhan, sehingga Tuhan membuat berhasil setiap usahanya. Hal ini tercantum dalam ayat 5 Kitab 2 Tawarikh pasal 26 yang menuliskan “Ia mencari Allah selama hidup Zakharia, yang mengajarnya supaya takut akan Allah. Dan selama ia mencari TUHAN, Allah membuat segala usahanya berhasil. ”. Dari ayat ini dapat diketahui dengan jelas bahwa yang membuat segala usaha raja Uzia berhasil adalah Tuhan, sehingga orang kristen perlu mengimani bahwa Tuhan adalah faktor utama penentu keberhasilan usahanya.

4.3.3 Makna Syair Lagu “Bapa, Antarlah Kami” NP 360