Kata kunci: Disiplin Gereja, Persoalan Penerapan Disiplin dan Pemecahannya. Pendahuluan - PEMECAHAN PERSOALAN – PERSOALAN DALAM PENERAPAN DISIPLIN GEREJA PERIODE 2000 – 2005 DALAM LINGKUP GEREJA – GEREJA BAPTIS INDONESIA BADAN PENGURUS DAERAH K
ISSN 2085-0921
PEMECAHAN PERSOALAN – PERSOALAN DALAM PENERAPAN DISIPLIN GEREJA PERIODE 2000 – 2005 DALAM LINGKUP GEREJA – GEREJA BAPTIS
INDONESIA BADAN PENGURUS DAERAH KEDIRI Yosia Wartono Dosen luar biasa STIKES RS. Baptis Kediri Email :[email protected]
ABSTRAK
Penerapan Disiplin Gereja di Gereja-Gereja Baptis Indonesia BPD Kediri dapat digambarkan bahwa ada 60% dari gereja-gereja Baptis Indonesia di Badan Pengurus Daerah Kediri telah memiliki ketentuan tentang disiplin gereja, namun baru 35% yang telah menerapkan disiplin gereja. Secara konseptual gereja-gereja telah mengerti apa itu disiplin gereja, namun dalam pelaksanaannya mereka menghadapi berbagai persoalan yang sifatnya kontekstual, yaitu persoalan kepemimpinan (20%), persoalan jemaat yang tidak mengerti adanya aturan tentang disiplin gereja (20%), persoalan pemahaman yang kurang tepat tentang prinsip kasih (20%), dan persoalan budaya (40%). Persoalan-persoalan itu dapat diatasi dengan cara-cara, yaitu: Pertama, Tuhan Yesus adalah Kepala Agung Gereja, maka gereja tidak perlu ragu dalam melaksanakan semua ketentuan atau aturan hidup yang diajarkan sendiri oleh Tuhan Yesus. Kedua, persoalan berkenaan dengan pemahaman yang kurang tepat tentang prinsip kasih diatasi dengan cara mengajak para pendeta untuk melihat ulang hubungan kasih dengan tindakan mendisiplin. Ketiga, kekurang pahaman jemaat akan ketentuan disiplin gereja disebabkan karena gereja kurang mensosialisasikan ketentuan itu. Keempat, berhadapan dengan persoalan budaya yang berseberangan dengan sistem kehidupan gereja, gereja harus mempunyai pendirian bahwa budaya harus diuji dan dinilai oleh Kitab Suci. Disiplin gereja adalah sistem budaya yang diajarkan Alkitab untuk menjaga gerejanya dari dosa.
Penelitian ini adalah penelitian teologi pastoral terhadap persoalan dalam penerapan disiplin gereja di gereja-gereja Baptis Indonesia BPD Kediri. Penelitian ini dirancang untuk menganalisis mengapa gereja-gereja Baptis Indonesia BPD Kediri sudah atau belum menerapkan disiplin gereja.
Hasil penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Alkitab mengajarkan disiplin gereja dalam Injil Matius, Surat-surat Paulus, Ibrani, Surat Yakobus, dan Surat Wahyu. Alkitab mengajarkan langkah-langkah pelaksanaan disiplin gereja dan juga apa tujuan dari disiplin gereja. Alkitab juga memberitahukan pelanggaran-pelanggaran apa saja yang perlu penerapan disiplin gereja. Disiplin gereja adalah suatu cara yang digunakan oleh gereja untuk menolong orang yang jatuh dalam dosa untuk kembali ke jalan yang benar melalui pemberian sanksi, pendampingan dan pemulihan.
Kata kunci: Disiplin Gereja, Persoalan Penerapan Disiplin dan Pemecahannya.
Jemaat yang didirikan oleh Allah
Pendahuluan
Gereja adalah lembaga Ilahi yang ditempatkan di dalam dunia ini, khususnya didirikan oleh Yesus Kristus dan di atas di tengah-tengah masyarakat supaya dasar Yesus Kristus (Matius 16:18; 1 Kor. menjadi kesaksian yang baik. Gereja 3:11). Gereja itu suatu lembaga yang ilahi bertanggung jawab menjaga setiap artinya, diciptakan oleh Allah, dirancangkan anggotanya agar mereka tidak jatuh dalam oleh Allah, dan ditugaskan oleh Allah. dosa atau tersesat. Dalam upaya menjaga anggota gereja, gereja harus menjalankan tugas penggembalaannya dengan cermat, seperti yang dinasihatkan oleh Paulus kepada para penatua di Epesus.
Pemimpin gereja dan anggota gereja yang digembalakan harus hidup dalam suatu tatanan yang dengannya baik pemimpin maupun yang dipimpin dapat menjaga diri. Dalam upaya layanan penggembalaan tatanan itu yang mengatur kehidupan para anggota gereja, supaya setiap anggota gereja hidup bergereja di bawah tata cara dan pemerintahan gerejanya. Disiplin gereja adalah suatu tatanan hidup kegerejaan yang berkenaan dengan tata aturan keanggotaan dalam suatu gereja. Sebagaimana gereja berhak menerima setiap orang percaya bergabung sebagai anggota gereja, gereja juga berhak melaksanakan disiplin gereja terhadap anggotanya yang melakukan pelanggaran.
Dalam hal memberlakukan disiplin kuasa sepenuhnya ada pada gereja, namun harus dilakukan dengan prosedur yang benar dan harus dijalankannya dengan hati-hati dan dengan jiwa kasih. Pelanggaran-pelanggaran tertib hidup manusia pada umumnya semakin marak pada dekade ini. Pelaku dari pelanggaran- pelanggaran itu tanpa terkecuali adalah orang-orang Kristen termasuk orang-orang Baptis Indonesia. Karena itu kajian tentang penerapan disiplin gereja di gereja-gereja Baptis Indonesia yang tergabung dalam wadah Gabungan Gereja Baptis Indonesia terhadap para anggota gerejanya yang melakukan pelanggaran tertib hidup menjadi masalah yang penting.
Hasil Penelitian 1. Penerapan Disiplin Gereja No Gereja Menerapkan Disiplin Gereja Frekuensi %
Contoh-contoh permasalahan di atas menjadi titik tolak perlunya diadakan penelitian berkenaan persoalan-persoalan yang berkenaan dengan penerapan disiplin gereja itu.
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelitian studi kasus pastoral menggunakan analisis data kualitatif. Studi kasus dilakukan dengan tujuan untuk memperkembangkan pengetahuan yang mendalam mengenai obyek yang bersangkutan, yang berarti bahwa studi kasus harus disifatkan sebagai suatu penelitian yang eksploratif.. Analisis data dilakukan didasarkan atas data yang telah tersaji. Analisis data dalam hal ini merupakan proses untuk menemukan jawaban mengapa disiplin gereja sebagai suatu sistem penggembalaan tidak dilaksanakan oleh gereja dan hal-hal apa yang menjadi masalah dalm pelaksanaan disiplin gereja. Pengumpulan data pada penelitian ini ada dua metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu metode pemeriksaan dokumen dan wawancara tertulis.
Tempat penelitian dalam penelitian ini adalah gereja-gereja Baptis Indonesia yang tergabung dalam Badan Pengurus Daerah Kediri, yang berjumlah 23 gereja mandiri.
1 Ya 7 35%
2 Tidak 13 65% Jumlah 20 100% 2.
Penerapan Disiplin Diatur dalam AD/ART Gereja No Penerapan Disiplin Diatur dalam AD/ART Gereja Frekuensi %
1 Ya 11 55%
2 Tidak 9 45% Jumlah 20 100% 3.
Data Pelaksanaan Disiplin Gereja Ada dalam Arsip Gereja
Data Pelaksanaan
Dari Tabel di atas dapat diperoleh
Disiplin Gereja
informasi bahwa dari sebelas gereja yang
No Frekuensi % Ada dalam Arsip
mempunyai AD/ART, hanya empat yang
Gereja
sudah menerapkan, sementara yang tujuh
2 Tidak 18 90% Jumlah 20 100% 4.
Rekapitulasi data hasil angket penerapan disiplin gereja tentang jenis sanksi yang pernah diberikan Jenis sanksi yang diberikan oleh gereja dalam periode tahun 2000-2005 Diper- Tidak
Diper- Diberhentikan Dicabut
ingatkan diijinkaningatkan dari jabatan keanggotaan
secara ambil Totalsecara lisan kepanitia-an gerejanya
tertulis bagian
(orang) (orang) (orang)
(orang) (orang)01
1
2
2
5
02
03
4
4
04
05
06
07
08
09
10
10
2
1
13
11
12
8
8
2
18
13
14
8
2
2
2
14
15
2
9
11
16
17
18
19
20
1
8
9 Total
33
3
21
14
3
74 Dari tabel diatas dapat diperoleh 5.
Rekapitulasi Data Jumlah Anggota
informasi bahwa Sanksi yang paling Gereja yang Dikenai Disiplin Gereja banyak diberikan berupa peringatan secara lisan (44.6%), tidak boleh ambil bagian Jumlah Anggota
No Tahun yang Dikenai
dalam pelayanan (28.4%), dan
Disiplin Gereja
diberhentikan dari kepanitiaan (19%). Dua
1 2000
4
jenis yang lainnya adalah peringatan
2 2001
5
tertulis (4%), dan pencabutan keanggotaan
3 2002
17
(4%
4 2003
6
No Tahun Jumlah Anggota yang Dikenai Disiplin Gereja 5 2004
8 6 2005
54 Tabel diatas melaporkan data
berkenaan dengan unsur-unsur dalam pelaksanaan disiplin gereja yang dalam penelitian ini dikategorikan sebagai data konseptual.
Pembahasan
Disiplin gereja dilaksanakan dengan suatu tujuan. Walaupun tujuan dari penerapan disiplin sudah jelas, namun ada banyak persoalan yang menyebabkan mereka tidak menerapkan disiplin gereja itu secara konsekuen. Jika dilihat dari konsep responden tentang tujuan, alasan, jenis pelanggaran yang dikenai sanksi, jenis sanksi, bentuk layanan yang diberikan, hal-hal yang mendorong, dan langkah-langkah pelaksanaan disiplin gereja, maka sebetulnya secara konseptual gereja dipimpin oleh para pemimpin yang mengerti apa itu disiplin gereja.
Jadi secara ringkas bisa dikatakan bahwa secara konseptual gereja-gereja Baptis Indonesia di Badan Pengurus Daerah Kediri tidak mengalami kesulitan berkenaan dengan pemahamannya terhadap disiplin gereja, sebab gereja dipimpin oleh orang yang mengerti apa itu disiplin gereja (80%). Sebagian besar persoalan berkenaan dengan penerapan disiplin gereja terletak dalam konteks pelaksanaannya, di mana gereja menghadapi berbagai hal yang menjadi masalah. Dan sebagian kecil persoalan berkaitan dengan persoalan konseptual, yaitu kekurangtepatan pemahaman tentang prinsip kasih (20%).
Gereja-gereja Baptis Indonesia di Badan Pengurus Daerah Kediri mengalami kesulitan dalam menerapkan disiplin gereja karena menghadapi beberapa persoalan dalam penerapan disiplin gereja, yaitu:
Pertama, persoalan berhubungan dengan kepemimpinan. Persoalan berhubungan dengan pemimpin itu bukan hanya bertumpu pada pemimpin saja, namun juga berkenaan dengan gereja secara menyeluruh dihantui oleh adanya ketakutan. Ketakutan itu di antaranya adalah takut kehilangan jemaat, takut terjadi perpecahan dan juga takut kalau anggota-anggota gereja itu pindah ke gereja lain. Hal ini juga berdampak terhadap tindakan pemimpin yang kurang tegas dalam menerapkan disiplin gereja. Gambaran dari persoalan dan pengaruhnya terhadap penerapan disiplin gereja adalah sebagai berikut:
Permasalahan kepemimpinan yang mempengaruhi dalam penerapan disiplin gereja dengan tingkat pengaruh 20%, Pemimpin kurang tegas mengambil tindakan dalam pendisiplinan (5%), Pemimpin-pemimpin gereja yang terdahulu tidak tegas dalam menerapkan disiplin gereja (5%), Kurangnya pengawasan dalam penerapan disiplin gereja (5%), Gereja takut dicap terlalu keras (2.5%), Tidak ada pengawasan (2.5%).
Hal-hal di atas juga ditopang oleh karena adanya kekuatiran-kekuatiran berkenaan dengan kemungkinan yang terjadi apabila disiplin gereja diterapkan. Disiplin gereja tidak diterapkan dengan baik oleh karena adanya kekuatiran- kekuatiran dari gereja. Adapun dasar dari kekuatiran itu adalah Takut kehilangan jemaat (12,5%), Dari satu indikator di atas diketahui bahwa tingkat kekuatiran yang mempengaruhi penerapan disiplin gereja adalah 12,5%. Jadi secara keseluruhan, tingkat kendala yang ditimbulkan dari masalah kepemimpinan terhadap penerapan disiplin gereja itu mencapai 32,5%.
Kedua, gereja juga kesulitan menerapkan disiplin gereja sebab Pemimpin utama mempunyai pamahaman yang kurang tepat mengenai prinsip kasih (15%), sehingga gereja tidak melakukan pencabutan keanggotaan sekalipun dari kejahatan moral maupun terhadap seseorang yang melakukan pertikaian di dalam jemaat
- – suatu pelanggaran keras. Akibat yang masalah yang justru lebih umum ditimbulkan dari pandangan yang kurang terjadi. tepat ini Pemimpin kurang tegas 2.
Meskipun disiplin jemaat sebenarnya mengambil tindakan dalam pendisiplinan sangat penting, namun disiplin itu (5%), Mentolelir sebuah pelanggaran (5%), hampir tidak pernah dipraktikkan Total pengaruhnya terhadap penerapan dalam gereja-gereja Injili. disiplin gereja adalah 25%. Apa yang 3.
Kekurang pahaman jemaat akan terjadi di gereja-gereja Baptis Indonesia ketentuan disiplin gereja disebabkan BPD Kediri sama seperti apa yang karena ketentuan tentang disiplin dijelaskan oleh Strauch. gereja tidak atau belum
Ketiga, penerapan disiplin gereja disosialisasikan kepada jemaat. mengalami kesulitan karena persoalan 4.
Berhadapan dengan persoalan budaya kekurangtahuan jemaat tentang aturan yang berseberangan dengan sistem
disiplin (20%). Para pendeta mengakui kehidupan gereja, gereja harus bahwa hal ini diakibatkan karena kurang mempunyai pendirian bahwa budaya adanya sosialisasi kepada anggota gereja. harus diuji dan dinilai oleh Kitab Sosialisasi tidak berjalan karena gereja Suci. memang tidak mempunyai aturan tertulis tentang disiplin gereja, karena sembilan DAFTAR PUSTAKA dari duapuluh gereja memang belum mempunyai aturan tertulisnya. Abineno, J.L. Ch. Garis-Garis Besar
Keempat, gereja juga mengalami Hukum Gereja . Jakarta: BPK kesulitan menerapkan disiplin gereja Gunung Mulia, 1994. karena berhadapan dengan persoalan ________. Jemaat. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987. budaya (40%). Gereja dalam konteksnya, ia tinggal dalam sistem budaya yaitu ________. Penggembalaan . Bandung: budaya Jawa yang diantaranya menjadi BPK Nilakandi, 1967. hambatan atau persoalan bagi gereja dalam ________. Teologia Praktika I. Jakarta: menerapkan disiplin. BPK Gunung Mulia, 1980.
Alampay, Maria Belen D. and Chiong- Bagaimanapun persoalan- persoalan yang ditemukan di atas harus Javier, Elena. Introduction to segera diatasi. Sebelum apa yang Qualitative Research Methods . merupakan persoalan-persoalan dalam hal Manila: De La Salle University penerapan disiplin gereja ini diatasi, Press, 1995.
st
Anderson, Leith. A Church for the 21 kemungkinan besar gereja-gereja Baptis Indonesia di Badan Pengurus Daerah Century . Minneapolis: Bethany Kediri masih akan mengalami kesulitan House Publishers, 1992. untuk menerapkan disiplin gereja itu Aom, Win. Rasio Pertumbuhan Gereja. secara tegas. Bab berikut akan menjelaskan Malang: Gandum Mas, 2002.
Archen, Gleason L. Ensiklopedia Tentang tentang alternatif-alternatif pemecahan persoalan-persoalan ini. Hal-Hal Sulit Dalam Alkitab . dit. oleh: Suhadi Yermia. Malang:
Kesimpulan Gandum Mas, 2004.
1. Argyle, A.W. The Gospel According to Pemimpin jemaat yang disebut juga
Matthew . London: Cambridge
dengan penatua tidak saja harus menghentikan guru-guru palsu, tetapi University Press, 1963. mereka juga harus melindungi jemaat Aritonang, Yan S. Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja .
Jakarta :BPK Gunung Mulia, 2003. Artanto, Widi. Menjadi Gereja Misioner.
Bandung: Kalam Hidup, t.th. Brown, Colin. The New International
Anugrah . Cipanas: STT Cipanas, 1997.
Bonhoeffer, Dietrich. Life Together .
Translated by John W. Doberstein. San Francisco: Harper Collins Publishers, 1954.
________. The Cost of Discipleship. New York: McMillam, 1977. Bons-Storm, M. Apakah Penggembalaan
Itu? Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986.
Bosch, David J. Transformasi Misi
Kristen . dit. oleh: Stephen
Suleeman. Jakarta: BPK Gunung mulia, 2000. Brill, J. Wesley. Dasar Yang Teguh.
Dictionary of New Testament Theology . Grand Rapids: Regency,
dan A. Simandjuntak. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1956. Bone, Indriani; Hidayat, Paul dan Tjen,
1996. Bruggen, Jacob Van. Kristus di Bumi. dit. oleh:Tim Penerjemah LITINDO. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001. Cannistrati, David. Visi Allah Untuk
Gereja . dit. oleh: Endyahswarawati
Handoko. Malang: Gandum Mas, 2004. Charis, Edwin. Menyusun Program Gereja
Bagi Pemula. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003.
Ciptawilangga, Yunus dan Haryanto.
Matius: Menang Dalam Persaingan Gereja
. Jakarta: Metanoia, 2003. Collins, V. dan Dainton, M.B.
„Matius‟, Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 . dit.
Anwar. Berteologi Dalam
Gereja . dit. oleh: P.W. Situmeang
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001. Banawiratma. Gereja Dan Masyarakat.
Simandjuntak. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987. Bending, Marcel; dkk. Gereja Indonesia
Yogyakarta: Kanisius, 1994. Barton, Bruce; Comfort, Philip; Osborne,
Grant; Taylor, Linda K.; Veerman, Dave. Life Application New
Testament Commentary . Illinois: Tyndale House Publisher, 2000.
Barclay, William. Pemahaman Alkitab Setiap Hari Matius . Vol.1. dit. oleh Wismoady Wahono. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991. ________. The New Daily Study Bible The
Gospel of Matthew . Vol 2.
Edinbourgh: Saint Andrew Press, 1975. Bartlett, David L. Pelayanan Perjanjian
Baru . dit. oleh Liem Sie Kie dan
Josafat Kristono. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999. Baxter, J. Sidlow. Menggali Isi Alkitab 3. dit. oleh Sastro Soedirdjo. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1988. Bavinck, J.H. Sejarah Kerajaan Allah (Perjanjian Baru) . dit. oleh A.
Pasca Vatikan II . Yogyakarta: Kanisius, 1997.
Bolkestein, M.H. Azas-Azas Hukum
Berkhof, Louis. Teologi Sistematika,
„Doktrin Gereja‟. dit. oleh: Yudha
Thianto. Surabaya: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1997. Bercot, David. A Dictionary of Early
Christian Beliefs . Massachusetts: Hendricson Publisher, 1998.
Boelaars, Huub J.W.M. Indonesianisasi
Dari Gereja Katolik di Indonesia Menjadi Gereja Katolik Indonesia .
dit. oleh R. Hardawiryana. Yogyakarta: Kanisius, 2005.
Boland, B.J. & Niftrik, van G.O.
Dogmatika Masa Kini . Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987.
oleh: H.A. Oppusunggu. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1999 Conner, Kevin J. Jemaat Dalam
Perjanjian Baru . dit. oleh: Erna
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GBI Getsemani .
Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga GBI Baitlahim .
Kediri: GBI Baitlahim, 2001. Gereja Baptis Indonesia Bukit
Pengharapan. Anggaran Dasar Dan
Anggaran Rumah Tangga GBI Bukit Pengharapan . Kediri: GBI
Bukit Pengharapan, 2001. Gereja Baptis Indonesia Efrata. Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GBI Efrata . Kediri: GBI
Efrata, 2005. Gereja Baptis Indonesia Genesaret.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GBI Genesaret .
Kediri: GBI Genesaret, 1992. Gereja Baptis Indonesia Getsemani.
Kediri: GBI Getsemani,1973. Gereja Baptis Indonesia Karunia.
Baptist Theologians . Nashville: Broadman Press, 1990.
Anggaran Rumah Tangga Gereja Baptis Indonesia Karunia . Kediri:
GBI Grogol, 1995. Gereja Baptis Indonesia Perdamaian.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GBI Perdamaian
. Kediri: GBI Perdamaian, 2002. Gereja Baptis Indonesia Sabdo Panebus.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GBI Sabdo Panebus
. Kediri: GBI Sabdo Panebus, 2004. Gereja Baptis Indonesia Sahabat.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GBI Sahabat .
Kediri: GBI Sahabat, 2004. Gereja Baptis Indonesia Sejahtera Pare.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GBI Nasaret .
Kediri: GBI Sejahtera, 2000. Gereja Baptis Indonesia Semboja.
Gereja Baptis Indonesia Baitlahim.
Malang: Gandum Mas, 1998. George, Timothy and Dockery, David S.
M.K. Letik. Malang: Gandum Mas, 2004. Cowles, Robert. Gembala Sidang. dit. oleh: Pauline Tiendas-Iskandar. Bandung: Kalam Hidup, 1977. Criswell, W.A. Holy Bible Baptist Study
Bagaimana Gereja? Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003.
Edition . Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1991.
________. Expository Notes on the Gospel
of Matthew . Michigan: Zondervan
Publishing House Grand Rapids, 1963. Darmaputra, Eka. Gereja Harus
Bertumbuh . Yogyakarta: Kairos, 2005.
Daulay, Richard M. Mengenal Gereja
Methodist Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004.
De Heer, J.J. Tafsiran Injil Matius. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994. De Jonge, Christian. Apa itu
Calvinisme ? Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000.
De Jonge & Aritonang, Jan S. Apa dan
Dentan, Robert C. A First Reader in
Pendidikan Kristen . dit. oleh: Yayasan Penerbit Gandum Mas.
Biblical Theology . New York: The Seabury Press, 1965.
Departemen Kependetaan GGBI. Pendeta
Baptis Indonesia
. Semarang: Persekutuan Pendeta Baptis Indonesia, 1-5 Agustus 1988.
Drane, John. Memahami Perjanjian Baru. dit. oleh: P.G. Katoppo. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1996. Drewes, B.F. Satu Injil Tiga Pekabar.
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987. End, Th. Van den. Enam Belas Dokumen
Dasar Calvinisme . Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000.
Fickett Jr, Harold L. Kepercayaan Kaum
Baptis Suatu Pedoman . dit. oleh: Imam Subekti dan Imam Hartoyo.
Semarang:STBI, 1992. Gangel, Kenneth O. Membina Pemimpin
Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga GBI Semboja .
Jacobs, Tom. Gereja Menurut Perjanjian
Message . Tennessee: Convention Press, 1989.
Hogard, Ted. Gereja yang Memberi
Kehidupan . dit. oleh: Indriyati Soebandi. Jakarta: Harvest, 2002.
Holdaway, David. Kehidupan Yesus. dit. oleh Enosh Alexander. Semarang: Sinode GKMI, 2001.
House, H. Wayne. Charts of Christian
Theology and Doctrine . Michigan:
Zondervan Publishing House, 1992. Howard, Fred D. The Gospel of Matthew.
Michigan: Baker Book House, 1964. Hulse, Errol. An Introduction to The Baptists . Sussex: Carey Publ, 1976. Humpreys, Fisher. The Way We Were.
New York: McCracken Press, 1994. Iverson, Dick. & Asplund, Larry. Gereja
Sehat dan Bertumbuh . Malang: Gandum Mas, 2003.
Baru . Yogyakarta: Kanisius, 1988.
Commentary. “Exposition of The Gospel to Matthew”. Michigan:
JI. Packer, Jefrey Niehaus, Wayne Grudem, dll. Kebutuhan Gereja
Saat ini . Malang: Gandum Mas, 1993.
Kingsbury, Jack Dean. Injil Matius
Sebagai Cerita
. dit. oleh: Wenas Kalangit. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996.
Koentjaraningrat. Metode-Metode
Penelitian Masyarakat . Jakarta: PT Gramedia, 1993.
Kummel. The Theology Of The New
Testament . Nashville: Abingdon Press, 1973.
Ladd, George Eldon. Teologi Perjanjian
Baru Jilid I
Baker Book House Grand Rapids, 1987. Hobbs, Herschel H. The Baptist Faith and
Hendriksen, William. New Testament
Kediri: GBI Semboja, 1993. Gereja Baptis Indonesia Setia Bakti.
Thesis . Yogyakarta: Yayasan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GBI Setia Bakti .
Kediri: GBI Setia BAkti, 2003. Gereja Baptis Indonesia Tribakti. Struktur
Organisasi Gereja Baptis Indonesia Tribakti . Kediri:GBI
Jatinegara, 1997. Griffith, Michael. Gereja dan
Panggilannya Dewasa Ini . Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993.
Grenz, Stanley J. Theology for the
Community of God . Tennessee:
Broadman & Holman Publishers, 1994. Guthrie, Donald. Teologi Perjanjian Baru
3 . dit oleh Lisda Tirtapraja
Gamadhi, dkk. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996. Hadi, Sutrisno. Bimbingan Menulis Skripsi
Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, 1984. Hadiwijono, Harun. Iman Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986. Halley, Henry H. Penuntun Ke Dalam
. Jakarta: Persetia, 1995.
Perjanjian Baru . Surabaya: Yakin, 1979.
Hasselgrave, David J.,
Mengkomunikasikan Kristus Secara Lintas Budaya.
Dit. oleh: Wardani Mumpuni dan Rahmiati Tanudjaja, Malang: SAAT, 2005.
_______________ & Rommen, Edward.,
Kontektualisasi, Makna, Metode, dan Model
dit Oleh Stephen Suleeman Jakarta: Gunung Mulia, 1995
Hays, Brooks dan Steely, John E. The
Baptist Way of Life: What It Means to Live and Worship as a Baptist . Macon: Mercer Univ.
Press, 1981. Hartono, Chris; dkk. Perjumpaan Gereja
di Indonesia Dengan Dunianya yang sedang Berubah
. dit. oleh: Urbanus Nopember 1977
- – 6 Maret 1981
- – 8 Maret 1985
- – 8 Juni 1990
- – 7 April 1995
- – 10 Maret 2000.
Matthew . Michigan Grand Rapids:
Minit Kongres III Gabungan Gereja Baptis Indonesia . Semarang 2
Minit Kongres IV Gabungan Gereja Baptis Indonesia . Semarang 4
Minit Kongres V Gabungan Gereja Baptis Indonesia . Semarang 4
Minit Kongres VI Gabungan Gereja Baptis Indonesia . Kediri 3
Minit Kongres VII Gabungan Gereja Baptis Indonesia . Cisarua-Bogor, 7
Minit Kongres VIII Gabungan Gereja Baptis Indonesia . Yogyakarta 7-11
Maret 2005. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian
Kualitatif . Bandung: Remaja Rosdakarya,2007.
Morris, Leon. Teologi Perjanjian Baru. dit. oleh: H. Pidyarto O Carm. Malang: Gandum Mas, 1996. ____________. The Gospel According to
William B. Eerdmans Publishing Company, 1992. Newman Jr., Barclay M. & Stine, Philip C.
1973.
Pedoman Penerjemahan Alkitab Injil Matius . Jakarta: LAI, 1998.
Newport, John P.
Life‟s Ultimate Question.
Dallas: World Publishing, 1989. Pasaribu, Marulak. Eksposisi Injil Sinoptik.
Malang: Gandum Mas, 2005. Pfeiffer, Charles F. & Harrison, Everett F.
The Wycliffe Bible Commentary .
Chicago: Moody Press, 1979. Plummer, Alfred. An Exegetical
Commentary on The Gospel According to S. Matthew .
Michigan: WM. B. Eerdmans Publishing Company Grand Rapids, 1960.
Radmacher, Earl D. What The Church is
Minit Kongres II Gabungan Gereja Baptis Indonesia . Semarang 7 - 11
Minit Konggres I Gabungan Gereja Baptis Indonesia . Semarang 2 - 6 April
Selan, Henry Lantang. Bandung: Kalam Hidup, 2002 ________. Teologi Perjanjian Baru jilid II. dit. oleh: Urbanus Selan, Henry Lantang. Bandung: Kalam Hidup, 2002.
Metanoia,2002. Marshall, Howard. Pedoman Lengkap
L., Budiman R. Pelayanan Lintas Budaya & Kontekstualisasi. Laney, Carl. A Guide to Church
Discipline . Minneapolis: Bethany, 1985.
Leavell, Roland Q. Studies in Matthew The
King and The Kingdom . Tennessee: Convention Press, 1962.
Lillie, William. Studies in New Testament
Ethics . Philadelphia: Westminster, 1961.
Mangunwijaya. Gereja Diaspora .
Yogyakarta: Kanisius, 1999.Manulang, Rachmat T.
Gereja Sekota yang Mentransformasi Kota . Jakarta:
Pendalaman Alkitab “Kitab-Kitab Injil dan Kisah Para Rasul
. Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company, 1991.
.” dit. oleh Yap Wei Fong dkk. Bandung: Kalam Hidup, 2004.
Mardiatmadja, B.S. Eklesiologi, Makna
dan Sejarahnya . Yogyakarta: Kanisius, 1986.
Martin, Andre M. dan Bhaskarra, F.V.
Kamus Bahasa Indonesia .
Surabaya: Karina, 2002. McCoy,Lee H. Mengenal Tata Gereja Baptis . dit. oleh Eddy J.
Wiriadinata. Semarang: STBI, 1987.
Mengkomunikasikan Kristus Secara Lintas Budaya. Malang: SAAT, 2005.
Migliore, Daniel L. Faith Seeking
Understanding An Introduction to Christian Theology
All About. A Biblical And
Historical Study . Chicago: Moody Press, 1978.
Stot, John R.W. Bagaimana Pandangan
Skulfield, Ellis H. Iblis dalam Gereja.
Jakarta: Cipta Olah Pustaka, 1998. Soekanto, Soerjono. Sosiologi suatu
Pengantar . Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003.
Spurgeon, Charles Haddon. Pengakuan
Iman Baptis 1689 . dit. oleh Charles W. Cole Jakarta: IBI, 1996.
Stockstill, Larry. Gereja Sel. dit. Oleh: Gunawati & Arie Saptaji. Jakarta: Metanoia,
Storm, Bons M. Apakah Penggembalaan
Itu? Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986.
Kristus Akan Gereja ? Malang: SAAT,1999.
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991. Sitompul, A.A. dan kawan-kawan.
Stott, John. One People: Menuntun Gereja Menjadi Komunitas yang Melayani . dit. Oleh: Lena Suryana Himtoro. Malang: SAAT, 2004. . Subagyo, Andreas B. Pengantar Riset
Kuantitatif dan Kualitatif: termasuk Riset Teologi dan Keagamaan . Bandung: Kalam Hidup, 2001.
Sudiarjo, dkk. Tinjauan Kritis Atas Gereja Diaspora Romo Mangunwijaya .
Yogyakarta: Kanisius, 1999. Sudjana. Metode Statistika. Bandung: Tarsito, 1992.
Suharyo, I. “Gambaran Gereja Dalam Injil
Matius”: Gereja Menurut Perjanjian Baru. Yogyakarta:
Kanisius, 1988. Susabda, Yakub
B. Prinsip-Prinsip
Pertimbangan Utama Dalam Administrasi Gereja . Malang:
Perjumpaan Gereja di Indonesia dengan Dunianya yang sedang Berubah . Jakarta: Persetia, 1995.
Sitompul, A.A. Manusia dan Budaya.
Ridderbos, H.N. Bible Students
Harun Hadiwijono. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,1999.
Commentary Matthew. Michigan:
Zondervan Publishing House Grand Rapids, 1988. Riedel, K. Tafsiran Injil Matius. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1963. Riemer, G. Jemaat Yang Hidup: Peranan
Tubuh Kristus secara Pribadi dalam Kebersamaan . Jakarta:
Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2005. ________. Jemaat Yang
Pastoral:Kunjungan Rumah Pacu Jantung Pertumbuhan Gereja .
Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2005. ________. Jemaat Yang Tertib: Menata
Organisasi Gereja Secara Profesional dan Alkitabiah .
Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2005. Robinson, D.W.B. “Gereja”. Ensiklopedia
Alkitab Masa Kini 1 . dit. oleh:
Ryrie, Charles C. Teologi Dasar 2.
Yogyakarta: Taman Pustaka Kristen, 1997.
Yogyakarta: Yayasan Andi, 1992. Sandjaja, B. & Heriyanto, Albertus.
Panduan Penelitian . Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006.
Seirin, Weinata. Visi Gereja Memasuki
Milenium Baru . Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000.
Sider, Ronald J. Skandal Hati Nurani
Injili . Dit. oleh Perdian K.M.
Tumanan. Surabaya: Literatur Perkantas Jawa Timur, 2007. Singarimbun, Masri dan Efendi, Sofian.
Metode Penelitian Survei . Jakarta: LP3ES, 1989.
Singgih, Emanuel Gerrit. Bergereja, Berteologi dan Bermasyarakat .
Penerbit Gandum Mas, 1985. Tenney, Merrill C. Survei Perjanjian Baru. dit. oleh: Yayasan Penerbit Gandum Mas. Malang: Gandum Praktis Tata Cara Gereja Baptis Mas, 2001. Indonesia . Sukabumi: Panitia Thayer, Joseph Henry. Greek-English Doktrin Baptis, 1977.
Lexicon of The New Testament ________. Pedoman Pelayanan Pejabat
Edinburgh: T&T. Clark
38 Gereja Baptis Indonesia. Semarang: George,1889 GGBI, 1995. Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa
Indonesia .Jakarta: Balai Pustaka, 1989.
Tisera, G. “Faham Gereja menurut Injil
Matius”: Satu Tuhan Satu Umat? Yogyakarta: Kanisius, 1988
Tomatala, Y. Teologia Kontekstualisasi.
Malang: Gandum Mas, t.th. Tulluan, Ola. Introduksi Perjanjian Baru.
Malang: YPPII, t.th. Turner, J. Clyde. Pokok-Pokok Kepercayaan Orang Kristen .
Bandung: LLB, 1978. Vredenberg, J. Metode dan Teknik
Penelitian Masyarakat . Jakarta: PT Gramedia, 1984.
Walvoord, John
F. Gereja Dalam Nubuatan . dit. oleh Ricard Ngun. Surabaya: Yakin, 1984.] agner, C. Peter. Gempa Gereja. Jakarta: Nafiri Gabriel, 2000. Walz, Edgard. Bagaimana Mengelola Gereja Anda. dit. oleh. S.M.
Siahaan. Jakarta :BPK Gunung Mulia, 2002. Warren, Rick. Pertumbuhan Gereja Masa . Malang: Gadum Mas, 2003.
Kini
Waymire, Bob & Wagner, Peter. Pedoman Survei Pertumbuhan Gereja . dit. oleh: E. Maspaitella. Malang: Gandum Mas, 1996. Wiersbe, Warren W. & Sugden, Howard F.
Memimpin Gereja secara Mantap .
Bandung: LLB, 2003. White, Ranay. Gereja Tanpa Tembok. dit.
Oleh: Gatot Suhendra. Jakarta: Imanuel, 2001. Wongso, Peter. Tugas Gereja dan Misi Masa Kini . Malang: SAAT, 1999. Wiriadinata, Eddy dan Tim. Pedoman Azas
Kepercayaan Gabungan Gereja Baptis Indonesia dan Pedoman