Kata kunci: Disiplin Gereja, Persoalan Penerapan Disiplin dan Pemecahannya. Pendahuluan - PEMECAHAN PERSOALAN – PERSOALAN DALAM PENERAPAN DISIPLIN GEREJA PERIODE 2000 – 2005 DALAM LINGKUP GEREJA – GEREJA BAPTIS INDONESIA BADAN PENGURUS DAERAH K

  ISSN 2085-0921

PEMECAHAN PERSOALAN – PERSOALAN DALAM PENERAPAN DISIPLIN GEREJA PERIODE 2000 – 2005 DALAM LINGKUP GEREJA – GEREJA BAPTIS

  INDONESIA BADAN PENGURUS DAERAH KEDIRI Yosia Wartono Dosen luar biasa STIKES RS. Baptis Kediri Email :[email protected]

  

ABSTRAK

  Penerapan Disiplin Gereja di Gereja-Gereja Baptis Indonesia BPD Kediri dapat digambarkan bahwa ada 60% dari gereja-gereja Baptis Indonesia di Badan Pengurus Daerah Kediri telah memiliki ketentuan tentang disiplin gereja, namun baru 35% yang telah menerapkan disiplin gereja. Secara konseptual gereja-gereja telah mengerti apa itu disiplin gereja, namun dalam pelaksanaannya mereka menghadapi berbagai persoalan yang sifatnya kontekstual, yaitu persoalan kepemimpinan (20%), persoalan jemaat yang tidak mengerti adanya aturan tentang disiplin gereja (20%), persoalan pemahaman yang kurang tepat tentang prinsip kasih (20%), dan persoalan budaya (40%). Persoalan-persoalan itu dapat diatasi dengan cara-cara, yaitu: Pertama, Tuhan Yesus adalah Kepala Agung Gereja, maka gereja tidak perlu ragu dalam melaksanakan semua ketentuan atau aturan hidup yang diajarkan sendiri oleh Tuhan Yesus. Kedua, persoalan berkenaan dengan pemahaman yang kurang tepat tentang prinsip kasih diatasi dengan cara mengajak para pendeta untuk melihat ulang hubungan kasih dengan tindakan mendisiplin. Ketiga, kekurang pahaman jemaat akan ketentuan disiplin gereja disebabkan karena gereja kurang mensosialisasikan ketentuan itu. Keempat, berhadapan dengan persoalan budaya yang berseberangan dengan sistem kehidupan gereja, gereja harus mempunyai pendirian bahwa budaya harus diuji dan dinilai oleh Kitab Suci. Disiplin gereja adalah sistem budaya yang diajarkan Alkitab untuk menjaga gerejanya dari dosa.

  Penelitian ini adalah penelitian teologi pastoral terhadap persoalan dalam penerapan disiplin gereja di gereja-gereja Baptis Indonesia BPD Kediri. Penelitian ini dirancang untuk menganalisis mengapa gereja-gereja Baptis Indonesia BPD Kediri sudah atau belum menerapkan disiplin gereja.

  Hasil penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Alkitab mengajarkan disiplin gereja dalam Injil Matius, Surat-surat Paulus, Ibrani, Surat Yakobus, dan Surat Wahyu. Alkitab mengajarkan langkah-langkah pelaksanaan disiplin gereja dan juga apa tujuan dari disiplin gereja. Alkitab juga memberitahukan pelanggaran-pelanggaran apa saja yang perlu penerapan disiplin gereja. Disiplin gereja adalah suatu cara yang digunakan oleh gereja untuk menolong orang yang jatuh dalam dosa untuk kembali ke jalan yang benar melalui pemberian sanksi, pendampingan dan pemulihan.

  Kata kunci: Disiplin Gereja, Persoalan Penerapan Disiplin dan Pemecahannya.

  Jemaat yang didirikan oleh Allah

  Pendahuluan

  Gereja adalah lembaga Ilahi yang ditempatkan di dalam dunia ini, khususnya didirikan oleh Yesus Kristus dan di atas di tengah-tengah masyarakat supaya dasar Yesus Kristus (Matius 16:18; 1 Kor. menjadi kesaksian yang baik. Gereja 3:11). Gereja itu suatu lembaga yang ilahi bertanggung jawab menjaga setiap artinya, diciptakan oleh Allah, dirancangkan anggotanya agar mereka tidak jatuh dalam oleh Allah, dan ditugaskan oleh Allah. dosa atau tersesat. Dalam upaya menjaga anggota gereja, gereja harus menjalankan tugas penggembalaannya dengan cermat, seperti yang dinasihatkan oleh Paulus kepada para penatua di Epesus.

  Pemimpin gereja dan anggota gereja yang digembalakan harus hidup dalam suatu tatanan yang dengannya baik pemimpin maupun yang dipimpin dapat menjaga diri. Dalam upaya layanan penggembalaan tatanan itu yang mengatur kehidupan para anggota gereja, supaya setiap anggota gereja hidup bergereja di bawah tata cara dan pemerintahan gerejanya. Disiplin gereja adalah suatu tatanan hidup kegerejaan yang berkenaan dengan tata aturan keanggotaan dalam suatu gereja. Sebagaimana gereja berhak menerima setiap orang percaya bergabung sebagai anggota gereja, gereja juga berhak melaksanakan disiplin gereja terhadap anggotanya yang melakukan pelanggaran.

  Dalam hal memberlakukan disiplin kuasa sepenuhnya ada pada gereja, namun harus dilakukan dengan prosedur yang benar dan harus dijalankannya dengan hati-hati dan dengan jiwa kasih. Pelanggaran-pelanggaran tertib hidup manusia pada umumnya semakin marak pada dekade ini. Pelaku dari pelanggaran- pelanggaran itu tanpa terkecuali adalah orang-orang Kristen termasuk orang-orang Baptis Indonesia. Karena itu kajian tentang penerapan disiplin gereja di gereja-gereja Baptis Indonesia yang tergabung dalam wadah Gabungan Gereja Baptis Indonesia terhadap para anggota gerejanya yang melakukan pelanggaran tertib hidup menjadi masalah yang penting.

Hasil Penelitian 1. Penerapan Disiplin Gereja No Gereja Menerapkan Disiplin Gereja Frekuensi %

  Contoh-contoh permasalahan di atas menjadi titik tolak perlunya diadakan penelitian berkenaan persoalan-persoalan yang berkenaan dengan penerapan disiplin gereja itu.

  Metode Penelitian

  Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelitian studi kasus pastoral menggunakan analisis data kualitatif. Studi kasus dilakukan dengan tujuan untuk memperkembangkan pengetahuan yang mendalam mengenai obyek yang bersangkutan, yang berarti bahwa studi kasus harus disifatkan sebagai suatu penelitian yang eksploratif.. Analisis data dilakukan didasarkan atas data yang telah tersaji. Analisis data dalam hal ini merupakan proses untuk menemukan jawaban mengapa disiplin gereja sebagai suatu sistem penggembalaan tidak dilaksanakan oleh gereja dan hal-hal apa yang menjadi masalah dalm pelaksanaan disiplin gereja. Pengumpulan data pada penelitian ini ada dua metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu metode pemeriksaan dokumen dan wawancara tertulis.

  Tempat penelitian dalam penelitian ini adalah gereja-gereja Baptis Indonesia yang tergabung dalam Badan Pengurus Daerah Kediri, yang berjumlah 23 gereja mandiri.

  1 Ya 7 35%

  2 Tidak 13 65% Jumlah 20 100% 2.

Penerapan Disiplin Diatur dalam AD/ART Gereja No Penerapan Disiplin Diatur dalam AD/ART Gereja Frekuensi %

  1 Ya 11 55%

  2 Tidak 9 45% Jumlah 20 100% 3.

   Data Pelaksanaan Disiplin Gereja Ada dalam Arsip Gereja

  Data Pelaksanaan

  Dari Tabel di atas dapat diperoleh

  Disiplin Gereja

  informasi bahwa dari sebelas gereja yang

  No Frekuensi % Ada dalam Arsip

  mempunyai AD/ART, hanya empat yang

  Gereja

  sudah menerapkan, sementara yang tujuh

  2 Tidak 18 90% Jumlah 20 100% 4.

Rekapitulasi data hasil angket penerapan disiplin gereja tentang jenis sanksi yang pernah diberikan Jenis sanksi yang diberikan oleh gereja dalam periode tahun 2000-2005 Diper- Tidak

  

Diper- Diberhentikan Dicabut

ingatkan diijinkan

ingatkan dari jabatan keanggotaan

secara ambil Total

secara lisan kepanitia-an gerejanya

tertulis bagian

  

(orang) (orang) (orang)

(orang) (orang)

  01

  1

  

2

  2

  5

  02

  03

  4

  4

  04

  05

  06

  07

  08

  09

  10

  10

  

2

  1

  13

  11

  12

  8

  

8

  2

  18

  13

  14

  8

  2

  2

  2

  14

  15

  2

  

9

  11

  16

  17

  18

  19

  20

  1

  8

  9 Total

  33

  3

  

21

  14

  3

  74 Dari tabel diatas dapat diperoleh 5.

Rekapitulasi Data Jumlah Anggota

  informasi bahwa Sanksi yang paling Gereja yang Dikenai Disiplin Gereja banyak diberikan berupa peringatan secara lisan (44.6%), tidak boleh ambil bagian Jumlah Anggota

  No Tahun yang Dikenai

  dalam pelayanan (28.4%), dan

  Disiplin Gereja

  diberhentikan dari kepanitiaan (19%). Dua

  1 2000

  4

  jenis yang lainnya adalah peringatan

  2 2001

  5

  tertulis (4%), dan pencabutan keanggotaan

  3 2002

  17

  (4%

  4 2003

  6

  No Tahun Jumlah Anggota yang Dikenai Disiplin Gereja 5 2004

  8 6 2005

  54 Tabel diatas melaporkan data

  berkenaan dengan unsur-unsur dalam pelaksanaan disiplin gereja yang dalam penelitian ini dikategorikan sebagai data konseptual.

  Pembahasan

  Disiplin gereja dilaksanakan dengan suatu tujuan. Walaupun tujuan dari penerapan disiplin sudah jelas, namun ada banyak persoalan yang menyebabkan mereka tidak menerapkan disiplin gereja itu secara konsekuen. Jika dilihat dari konsep responden tentang tujuan, alasan, jenis pelanggaran yang dikenai sanksi, jenis sanksi, bentuk layanan yang diberikan, hal-hal yang mendorong, dan langkah-langkah pelaksanaan disiplin gereja, maka sebetulnya secara konseptual gereja dipimpin oleh para pemimpin yang mengerti apa itu disiplin gereja.

  Jadi secara ringkas bisa dikatakan bahwa secara konseptual gereja-gereja Baptis Indonesia di Badan Pengurus Daerah Kediri tidak mengalami kesulitan berkenaan dengan pemahamannya terhadap disiplin gereja, sebab gereja dipimpin oleh orang yang mengerti apa itu disiplin gereja (80%). Sebagian besar persoalan berkenaan dengan penerapan disiplin gereja terletak dalam konteks pelaksanaannya, di mana gereja menghadapi berbagai hal yang menjadi masalah. Dan sebagian kecil persoalan berkaitan dengan persoalan konseptual, yaitu kekurangtepatan pemahaman tentang prinsip kasih (20%).

  Gereja-gereja Baptis Indonesia di Badan Pengurus Daerah Kediri mengalami kesulitan dalam menerapkan disiplin gereja karena menghadapi beberapa persoalan dalam penerapan disiplin gereja, yaitu:

  Pertama, persoalan berhubungan dengan kepemimpinan. Persoalan berhubungan dengan pemimpin itu bukan hanya bertumpu pada pemimpin saja, namun juga berkenaan dengan gereja secara menyeluruh dihantui oleh adanya ketakutan. Ketakutan itu di antaranya adalah takut kehilangan jemaat, takut terjadi perpecahan dan juga takut kalau anggota-anggota gereja itu pindah ke gereja lain. Hal ini juga berdampak terhadap tindakan pemimpin yang kurang tegas dalam menerapkan disiplin gereja. Gambaran dari persoalan dan pengaruhnya terhadap penerapan disiplin gereja adalah sebagai berikut:

  Permasalahan kepemimpinan yang mempengaruhi dalam penerapan disiplin gereja dengan tingkat pengaruh 20%, Pemimpin kurang tegas mengambil tindakan dalam pendisiplinan (5%), Pemimpin-pemimpin gereja yang terdahulu tidak tegas dalam menerapkan disiplin gereja (5%), Kurangnya pengawasan dalam penerapan disiplin gereja (5%), Gereja takut dicap terlalu keras (2.5%), Tidak ada pengawasan (2.5%).

  Hal-hal di atas juga ditopang oleh karena adanya kekuatiran-kekuatiran berkenaan dengan kemungkinan yang terjadi apabila disiplin gereja diterapkan. Disiplin gereja tidak diterapkan dengan baik oleh karena adanya kekuatiran- kekuatiran dari gereja. Adapun dasar dari kekuatiran itu adalah Takut kehilangan jemaat (12,5%), Dari satu indikator di atas diketahui bahwa tingkat kekuatiran yang mempengaruhi penerapan disiplin gereja adalah 12,5%. Jadi secara keseluruhan, tingkat kendala yang ditimbulkan dari masalah kepemimpinan terhadap penerapan disiplin gereja itu mencapai 32,5%.

  Kedua, gereja juga kesulitan menerapkan disiplin gereja sebab Pemimpin utama mempunyai pamahaman yang kurang tepat mengenai prinsip kasih (15%), sehingga gereja tidak melakukan pencabutan keanggotaan sekalipun dari kejahatan moral maupun terhadap seseorang yang melakukan pertikaian di dalam jemaat

  • – suatu pelanggaran keras. Akibat yang masalah yang justru lebih umum ditimbulkan dari pandangan yang kurang terjadi. tepat ini Pemimpin kurang tegas 2.

  Meskipun disiplin jemaat sebenarnya mengambil tindakan dalam pendisiplinan sangat penting, namun disiplin itu (5%), Mentolelir sebuah pelanggaran (5%), hampir tidak pernah dipraktikkan Total pengaruhnya terhadap penerapan dalam gereja-gereja Injili. disiplin gereja adalah 25%. Apa yang 3.

  Kekurang pahaman jemaat akan terjadi di gereja-gereja Baptis Indonesia ketentuan disiplin gereja disebabkan BPD Kediri sama seperti apa yang karena ketentuan tentang disiplin dijelaskan oleh Strauch. gereja tidak atau belum

  Ketiga, penerapan disiplin gereja disosialisasikan kepada jemaat. mengalami kesulitan karena persoalan 4.

Berhadapan dengan persoalan budaya kekurangtahuan jemaat tentang aturan yang berseberangan dengan sistem

  disiplin (20%). Para pendeta mengakui kehidupan gereja, gereja harus bahwa hal ini diakibatkan karena kurang mempunyai pendirian bahwa budaya adanya sosialisasi kepada anggota gereja. harus diuji dan dinilai oleh Kitab Sosialisasi tidak berjalan karena gereja Suci. memang tidak mempunyai aturan tertulis tentang disiplin gereja, karena sembilan DAFTAR PUSTAKA dari duapuluh gereja memang belum mempunyai aturan tertulisnya. Abineno, J.L. Ch. Garis-Garis Besar

  Keempat, gereja juga mengalami Hukum Gereja . Jakarta: BPK kesulitan menerapkan disiplin gereja Gunung Mulia, 1994. karena berhadapan dengan persoalan ________. Jemaat. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987. budaya (40%). Gereja dalam konteksnya, ia tinggal dalam sistem budaya yaitu ________. Penggembalaan . Bandung: budaya Jawa yang diantaranya menjadi BPK Nilakandi, 1967. hambatan atau persoalan bagi gereja dalam ________. Teologia Praktika I. Jakarta: menerapkan disiplin. BPK Gunung Mulia, 1980.

  Alampay, Maria Belen D. and Chiong- Bagaimanapun persoalan- persoalan yang ditemukan di atas harus Javier, Elena. Introduction to segera diatasi. Sebelum apa yang Qualitative Research Methods . merupakan persoalan-persoalan dalam hal Manila: De La Salle University penerapan disiplin gereja ini diatasi, Press, 1995.

  st

  Anderson, Leith. A Church for the 21 kemungkinan besar gereja-gereja Baptis Indonesia di Badan Pengurus Daerah Century . Minneapolis: Bethany Kediri masih akan mengalami kesulitan House Publishers, 1992. untuk menerapkan disiplin gereja itu Aom, Win. Rasio Pertumbuhan Gereja. secara tegas. Bab berikut akan menjelaskan Malang: Gandum Mas, 2002.

  Archen, Gleason L. Ensiklopedia Tentang tentang alternatif-alternatif pemecahan persoalan-persoalan ini. Hal-Hal Sulit Dalam Alkitab . dit. oleh: Suhadi Yermia. Malang:

  Kesimpulan Gandum Mas, 2004.

  1. Argyle, A.W. The Gospel According to Pemimpin jemaat yang disebut juga

  Matthew . London: Cambridge

  dengan penatua tidak saja harus menghentikan guru-guru palsu, tetapi University Press, 1963. mereka juga harus melindungi jemaat Aritonang, Yan S. Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja .

  Jakarta :BPK Gunung Mulia, 2003. Artanto, Widi. Menjadi Gereja Misioner.

  Bandung: Kalam Hidup, t.th. Brown, Colin. The New International

  Anugrah . Cipanas: STT Cipanas, 1997.

  Bonhoeffer, Dietrich. Life Together .

  Translated by John W. Doberstein. San Francisco: Harper Collins Publishers, 1954.

  ________. The Cost of Discipleship. New York: McMillam, 1977. Bons-Storm, M. Apakah Penggembalaan

  Itu? Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986.

  Bosch, David J. Transformasi Misi

  Kristen . dit. oleh: Stephen

  Suleeman. Jakarta: BPK Gunung mulia, 2000. Brill, J. Wesley. Dasar Yang Teguh.

  Dictionary of New Testament Theology . Grand Rapids: Regency,

  dan A. Simandjuntak. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1956. Bone, Indriani; Hidayat, Paul dan Tjen,

  1996. Bruggen, Jacob Van. Kristus di Bumi. dit. oleh:Tim Penerjemah LITINDO. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001. Cannistrati, David. Visi Allah Untuk

  Gereja . dit. oleh: Endyahswarawati

  Handoko. Malang: Gandum Mas, 2004. Charis, Edwin. Menyusun Program Gereja

  Bagi Pemula. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003.

  Ciptawilangga, Yunus dan Haryanto.

  Matius: Menang Dalam Persaingan Gereja

  . Jakarta: Metanoia, 2003. Collins, V. dan Dainton, M.B.

  „Matius‟, Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 . dit.

  Anwar. Berteologi Dalam

  Gereja . dit. oleh: P.W. Situmeang

  Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001. Banawiratma. Gereja Dan Masyarakat.

  Simandjuntak. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987. Bending, Marcel; dkk. Gereja Indonesia

  Yogyakarta: Kanisius, 1994. Barton, Bruce; Comfort, Philip; Osborne,

  Grant; Taylor, Linda K.; Veerman, Dave. Life Application New

  Testament Commentary . Illinois: Tyndale House Publisher, 2000.

  Barclay, William. Pemahaman Alkitab Setiap Hari Matius . Vol.1. dit. oleh Wismoady Wahono. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991. ________. The New Daily Study Bible The

  Gospel of Matthew . Vol 2.

  Edinbourgh: Saint Andrew Press, 1975. Bartlett, David L. Pelayanan Perjanjian

  Baru . dit. oleh Liem Sie Kie dan

  Josafat Kristono. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999. Baxter, J. Sidlow. Menggali Isi Alkitab 3. dit. oleh Sastro Soedirdjo. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1988. Bavinck, J.H. Sejarah Kerajaan Allah (Perjanjian Baru) . dit. oleh A.

  Pasca Vatikan II . Yogyakarta: Kanisius, 1997.

  Bolkestein, M.H. Azas-Azas Hukum

  Berkhof, Louis. Teologi Sistematika,

  „Doktrin Gereja‟. dit. oleh: Yudha

  Thianto. Surabaya: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1997. Bercot, David. A Dictionary of Early

  Christian Beliefs . Massachusetts: Hendricson Publisher, 1998.

  Boelaars, Huub J.W.M. Indonesianisasi

  Dari Gereja Katolik di Indonesia Menjadi Gereja Katolik Indonesia .

  dit. oleh R. Hardawiryana. Yogyakarta: Kanisius, 2005.

  Boland, B.J. & Niftrik, van G.O.

  Dogmatika Masa Kini . Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987.

  oleh: H.A. Oppusunggu. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1999 Conner, Kevin J. Jemaat Dalam

  Perjanjian Baru . dit. oleh: Erna

  Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GBI Getsemani .

  Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga GBI Baitlahim .

  Kediri: GBI Baitlahim, 2001. Gereja Baptis Indonesia Bukit

  Pengharapan. Anggaran Dasar Dan

  Anggaran Rumah Tangga GBI Bukit Pengharapan . Kediri: GBI

  Bukit Pengharapan, 2001. Gereja Baptis Indonesia Efrata. Anggaran

  Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GBI Efrata . Kediri: GBI

  Efrata, 2005. Gereja Baptis Indonesia Genesaret.

  Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GBI Genesaret .

  Kediri: GBI Genesaret, 1992. Gereja Baptis Indonesia Getsemani.

  Kediri: GBI Getsemani,1973. Gereja Baptis Indonesia Karunia.

  Baptist Theologians . Nashville: Broadman Press, 1990.

  Anggaran Rumah Tangga Gereja Baptis Indonesia Karunia . Kediri:

  GBI Grogol, 1995. Gereja Baptis Indonesia Perdamaian.

  Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GBI Perdamaian

  . Kediri: GBI Perdamaian, 2002. Gereja Baptis Indonesia Sabdo Panebus.

  Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GBI Sabdo Panebus

  . Kediri: GBI Sabdo Panebus, 2004. Gereja Baptis Indonesia Sahabat.

  Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GBI Sahabat .

  Kediri: GBI Sahabat, 2004. Gereja Baptis Indonesia Sejahtera Pare.

  Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GBI Nasaret .

  Kediri: GBI Sejahtera, 2000. Gereja Baptis Indonesia Semboja.

  Gereja Baptis Indonesia Baitlahim.

  Malang: Gandum Mas, 1998. George, Timothy and Dockery, David S.

  M.K. Letik. Malang: Gandum Mas, 2004. Cowles, Robert. Gembala Sidang. dit. oleh: Pauline Tiendas-Iskandar. Bandung: Kalam Hidup, 1977. Criswell, W.A. Holy Bible Baptist Study

  Bagaimana Gereja? Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003.

  Edition . Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1991.

  ________. Expository Notes on the Gospel

  of Matthew . Michigan: Zondervan

  Publishing House Grand Rapids, 1963. Darmaputra, Eka. Gereja Harus

  Bertumbuh . Yogyakarta: Kairos, 2005.

  Daulay, Richard M. Mengenal Gereja

  Methodist Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004.

  De Heer, J.J. Tafsiran Injil Matius. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994. De Jonge, Christian. Apa itu

  Calvinisme ? Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000.

  De Jonge & Aritonang, Jan S. Apa dan

  Dentan, Robert C. A First Reader in

  Pendidikan Kristen . dit. oleh: Yayasan Penerbit Gandum Mas.

  Biblical Theology . New York: The Seabury Press, 1965.

  Departemen Kependetaan GGBI. Pendeta

  Baptis Indonesia

  . Semarang: Persekutuan Pendeta Baptis Indonesia, 1-5 Agustus 1988.

  Drane, John. Memahami Perjanjian Baru. dit. oleh: P.G. Katoppo. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1996. Drewes, B.F. Satu Injil Tiga Pekabar.

  Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987. End, Th. Van den. Enam Belas Dokumen

  Dasar Calvinisme . Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000.

  Fickett Jr, Harold L. Kepercayaan Kaum

  Baptis Suatu Pedoman . dit. oleh: Imam Subekti dan Imam Hartoyo.

  Semarang:STBI, 1992. Gangel, Kenneth O. Membina Pemimpin

  Anggaran Dasar dan Anggaran

  Rumah Tangga GBI Semboja .

  Jacobs, Tom. Gereja Menurut Perjanjian

  Message . Tennessee: Convention Press, 1989.

  Hogard, Ted. Gereja yang Memberi

  Kehidupan . dit. oleh: Indriyati Soebandi. Jakarta: Harvest, 2002.

  Holdaway, David. Kehidupan Yesus. dit. oleh Enosh Alexander. Semarang: Sinode GKMI, 2001.

  House, H. Wayne. Charts of Christian

  Theology and Doctrine . Michigan:

  Zondervan Publishing House, 1992. Howard, Fred D. The Gospel of Matthew.

  Michigan: Baker Book House, 1964. Hulse, Errol. An Introduction to The Baptists . Sussex: Carey Publ, 1976. Humpreys, Fisher. The Way We Were.

  New York: McCracken Press, 1994. Iverson, Dick. & Asplund, Larry. Gereja

  Sehat dan Bertumbuh . Malang: Gandum Mas, 2003.

  Baru . Yogyakarta: Kanisius, 1988.

  Commentary. “Exposition of The Gospel to Matthew”. Michigan:

  JI. Packer, Jefrey Niehaus, Wayne Grudem, dll. Kebutuhan Gereja

  Saat ini . Malang: Gandum Mas, 1993.

  Kingsbury, Jack Dean. Injil Matius

  Sebagai Cerita

  . dit. oleh: Wenas Kalangit. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996.

  Koentjaraningrat. Metode-Metode

  Penelitian Masyarakat . Jakarta: PT Gramedia, 1993.

  Kummel. The Theology Of The New

  Testament . Nashville: Abingdon Press, 1973.

  Ladd, George Eldon. Teologi Perjanjian

  Baru Jilid I

  Baker Book House Grand Rapids, 1987. Hobbs, Herschel H. The Baptist Faith and

  Hendriksen, William. New Testament

  Kediri: GBI Semboja, 1993. Gereja Baptis Indonesia Setia Bakti.

  Thesis . Yogyakarta: Yayasan

  Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GBI Setia Bakti .

  Kediri: GBI Setia BAkti, 2003. Gereja Baptis Indonesia Tribakti. Struktur

  Organisasi Gereja Baptis Indonesia Tribakti . Kediri:GBI

  Jatinegara, 1997. Griffith, Michael. Gereja dan

  Panggilannya Dewasa Ini . Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993.

  Grenz, Stanley J. Theology for the

  Community of God . Tennessee:

  Broadman & Holman Publishers, 1994. Guthrie, Donald. Teologi Perjanjian Baru

  3 . dit oleh Lisda Tirtapraja

  Gamadhi, dkk. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996. Hadi, Sutrisno. Bimbingan Menulis Skripsi

  Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, 1984. Hadiwijono, Harun. Iman Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986. Halley, Henry H. Penuntun Ke Dalam

  . Jakarta: Persetia, 1995.

  Perjanjian Baru . Surabaya: Yakin, 1979.

  Hasselgrave, David J.,

  Mengkomunikasikan Kristus Secara Lintas Budaya.

  Dit. oleh: Wardani Mumpuni dan Rahmiati Tanudjaja, Malang: SAAT, 2005.

  _______________ & Rommen, Edward.,

  Kontektualisasi, Makna, Metode, dan Model

  dit Oleh Stephen Suleeman Jakarta: Gunung Mulia, 1995

  Hays, Brooks dan Steely, John E. The

  Baptist Way of Life: What It Means to Live and Worship as a Baptist . Macon: Mercer Univ.

  Press, 1981. Hartono, Chris; dkk. Perjumpaan Gereja

  di Indonesia Dengan Dunianya yang sedang Berubah

  . dit. oleh: Urbanus Nopember 1977

  • – 6 Maret 1981
  • – 8 Maret 1985
  • – 8 Juni 1990
  • – 7 April 1995
  • – 10 Maret 2000.

  Matthew . Michigan Grand Rapids:

  Minit Kongres III Gabungan Gereja Baptis Indonesia . Semarang 2

  Minit Kongres IV Gabungan Gereja Baptis Indonesia . Semarang 4

  Minit Kongres V Gabungan Gereja Baptis Indonesia . Semarang 4

  Minit Kongres VI Gabungan Gereja Baptis Indonesia . Kediri 3

  Minit Kongres VII Gabungan Gereja Baptis Indonesia . Cisarua-Bogor, 7

  Minit Kongres VIII Gabungan Gereja Baptis Indonesia . Yogyakarta 7-11

  Maret 2005. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian

  Kualitatif . Bandung: Remaja Rosdakarya,2007.

  Morris, Leon. Teologi Perjanjian Baru. dit. oleh: H. Pidyarto O Carm. Malang: Gandum Mas, 1996. ____________. The Gospel According to

  William B. Eerdmans Publishing Company, 1992. Newman Jr., Barclay M. & Stine, Philip C.

  1973.

  Pedoman Penerjemahan Alkitab Injil Matius . Jakarta: LAI, 1998.

  Newport, John P.

  Life‟s Ultimate Question.

  Dallas: World Publishing, 1989. Pasaribu, Marulak. Eksposisi Injil Sinoptik.

  Malang: Gandum Mas, 2005. Pfeiffer, Charles F. & Harrison, Everett F.

  The Wycliffe Bible Commentary .

  Chicago: Moody Press, 1979. Plummer, Alfred. An Exegetical

  Commentary on The Gospel According to S. Matthew .

  Michigan: WM. B. Eerdmans Publishing Company Grand Rapids, 1960.

  Radmacher, Earl D. What The Church is

  Minit Kongres II Gabungan Gereja Baptis Indonesia . Semarang 7 - 11

  Minit Konggres I Gabungan Gereja Baptis Indonesia . Semarang 2 - 6 April

  Selan, Henry Lantang. Bandung: Kalam Hidup, 2002 ________. Teologi Perjanjian Baru jilid II. dit. oleh: Urbanus Selan, Henry Lantang. Bandung: Kalam Hidup, 2002.

  Metanoia,2002. Marshall, Howard. Pedoman Lengkap

  L., Budiman R. Pelayanan Lintas Budaya & Kontekstualisasi. Laney, Carl. A Guide to Church

  Discipline . Minneapolis: Bethany, 1985.

  Leavell, Roland Q. Studies in Matthew The

  King and The Kingdom . Tennessee: Convention Press, 1962.

  Lillie, William. Studies in New Testament

  Ethics . Philadelphia: Westminster, 1961.

  Mangunwijaya. Gereja Diaspora .

  Yogyakarta: Kanisius, 1999.Manulang, Rachmat T.

  Gereja Sekota yang Mentransformasi Kota . Jakarta:

  Pendalaman Alkitab “Kitab-Kitab Injil dan Kisah Para Rasul

  . Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company, 1991.

  .” dit. oleh Yap Wei Fong dkk. Bandung: Kalam Hidup, 2004.

  Mardiatmadja, B.S. Eklesiologi, Makna

  dan Sejarahnya . Yogyakarta: Kanisius, 1986.

  Martin, Andre M. dan Bhaskarra, F.V.

  Kamus Bahasa Indonesia .

  Surabaya: Karina, 2002. McCoy,Lee H. Mengenal Tata Gereja Baptis . dit. oleh Eddy J.

  Wiriadinata. Semarang: STBI, 1987.

  Mengkomunikasikan Kristus Secara Lintas Budaya. Malang: SAAT, 2005.

  Migliore, Daniel L. Faith Seeking

  Understanding An Introduction to Christian Theology

  All About. A Biblical And

  Historical Study . Chicago: Moody Press, 1978.

  Stot, John R.W. Bagaimana Pandangan

  Skulfield, Ellis H. Iblis dalam Gereja.

  Jakarta: Cipta Olah Pustaka, 1998. Soekanto, Soerjono. Sosiologi suatu

  Pengantar . Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003.

  Spurgeon, Charles Haddon. Pengakuan

  Iman Baptis 1689 . dit. oleh Charles W. Cole Jakarta: IBI, 1996.

  Stockstill, Larry. Gereja Sel. dit. Oleh: Gunawati & Arie Saptaji. Jakarta: Metanoia,

  Storm, Bons M. Apakah Penggembalaan

  Itu? Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986.

  Kristus Akan Gereja ? Malang: SAAT,1999.

  Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991. Sitompul, A.A. dan kawan-kawan.

  Stott, John. One People: Menuntun Gereja Menjadi Komunitas yang Melayani . dit. Oleh: Lena Suryana Himtoro. Malang: SAAT, 2004. . Subagyo, Andreas B. Pengantar Riset

  Kuantitatif dan Kualitatif: termasuk Riset Teologi dan Keagamaan . Bandung: Kalam Hidup, 2001.

  Sudiarjo, dkk. Tinjauan Kritis Atas Gereja Diaspora Romo Mangunwijaya .

  Yogyakarta: Kanisius, 1999. Sudjana. Metode Statistika. Bandung: Tarsito, 1992.

  Suharyo, I. “Gambaran Gereja Dalam Injil

  Matius”: Gereja Menurut Perjanjian Baru. Yogyakarta:

  Kanisius, 1988. Susabda, Yakub

  B. Prinsip-Prinsip

  Pertimbangan Utama Dalam Administrasi Gereja . Malang:

  Perjumpaan Gereja di Indonesia dengan Dunianya yang sedang Berubah . Jakarta: Persetia, 1995.

  Sitompul, A.A. Manusia dan Budaya.

  Ridderbos, H.N. Bible Students

  Harun Hadiwijono. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,1999.

  Commentary Matthew. Michigan:

  Zondervan Publishing House Grand Rapids, 1988. Riedel, K. Tafsiran Injil Matius. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1963. Riemer, G. Jemaat Yang Hidup: Peranan

  Tubuh Kristus secara Pribadi dalam Kebersamaan . Jakarta:

  Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2005. ________. Jemaat Yang

  Pastoral:Kunjungan Rumah Pacu Jantung Pertumbuhan Gereja .

  Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2005. ________. Jemaat Yang Tertib: Menata

  Organisasi Gereja Secara Profesional dan Alkitabiah .

  Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2005. Robinson, D.W.B. “Gereja”. Ensiklopedia

  Alkitab Masa Kini 1 . dit. oleh:

  Ryrie, Charles C. Teologi Dasar 2.

  Yogyakarta: Taman Pustaka Kristen, 1997.

  Yogyakarta: Yayasan Andi, 1992. Sandjaja, B. & Heriyanto, Albertus.

  Panduan Penelitian . Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006.

  Seirin, Weinata. Visi Gereja Memasuki

  Milenium Baru . Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000.

  Sider, Ronald J. Skandal Hati Nurani

  Injili . Dit. oleh Perdian K.M.

  Tumanan. Surabaya: Literatur Perkantas Jawa Timur, 2007. Singarimbun, Masri dan Efendi, Sofian.

  Metode Penelitian Survei . Jakarta: LP3ES, 1989.

  Singgih, Emanuel Gerrit. Bergereja, Berteologi dan Bermasyarakat .

  Penerbit Gandum Mas, 1985. Tenney, Merrill C. Survei Perjanjian Baru. dit. oleh: Yayasan Penerbit Gandum Mas. Malang: Gandum Praktis Tata Cara Gereja Baptis Mas, 2001. Indonesia . Sukabumi: Panitia Thayer, Joseph Henry. Greek-English Doktrin Baptis, 1977.

  Lexicon of The New Testament ________. Pedoman Pelayanan Pejabat

  Edinburgh: T&T. Clark

  38 Gereja Baptis Indonesia. Semarang: George,1889 GGBI, 1995. Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa

  Indonesia .Jakarta: Balai Pustaka, 1989.

  Tisera, G. “Faham Gereja menurut Injil

Matius”: Satu Tuhan Satu Umat? Yogyakarta: Kanisius, 1988

  Tomatala, Y. Teologia Kontekstualisasi.

  Malang: Gandum Mas, t.th. Tulluan, Ola. Introduksi Perjanjian Baru.

  Malang: YPPII, t.th. Turner, J. Clyde. Pokok-Pokok Kepercayaan Orang Kristen .

  Bandung: LLB, 1978. Vredenberg, J. Metode dan Teknik

  Penelitian Masyarakat . Jakarta: PT Gramedia, 1984.

  Walvoord, John

  F. Gereja Dalam Nubuatan . dit. oleh Ricard Ngun. Surabaya: Yakin, 1984.] agner, C. Peter. Gempa Gereja. Jakarta: Nafiri Gabriel, 2000. Walz, Edgard. Bagaimana Mengelola Gereja Anda. dit. oleh. S.M.

  Siahaan. Jakarta :BPK Gunung Mulia, 2002. Warren, Rick. Pertumbuhan Gereja Masa . Malang: Gadum Mas, 2003.

  Kini

  Waymire, Bob & Wagner, Peter. Pedoman Survei Pertumbuhan Gereja . dit. oleh: E. Maspaitella. Malang: Gandum Mas, 1996. Wiersbe, Warren W. & Sugden, Howard F.

  Memimpin Gereja secara Mantap .

  Bandung: LLB, 2003. White, Ranay. Gereja Tanpa Tembok. dit.

  Oleh: Gatot Suhendra. Jakarta: Imanuel, 2001. Wongso, Peter. Tugas Gereja dan Misi Masa Kini . Malang: SAAT, 1999. Wiriadinata, Eddy dan Tim. Pedoman Azas

  Kepercayaan Gabungan Gereja Baptis Indonesia dan Pedoman