Uji Asumsi Klasik TINJAUAN PUSTAKA

cukup tinggi katakanlah diatas 0, 85 maka diduga ada multikolineritas dalam model dan sebaliknya bila dibawah itu nilai koefisien relasi maka tidak ada multikolineritas.

4. Uji Asumsi Heterokedastisitas

Heterokedastistitas merupakan salah satu penyimpangan terhadap asumsi kesamaaan varians homoskedastisitas. Untuk uji asumsi heterokedastisitas dapat dilihat melalui uji White. White mengembangkan sebuah metode yang tidak memerlukan asumsi tentang adanya normalitas pada variabel gangguan. Untuk uji White hipotesisnya adalah sebagai berikut: a. Ho ditolak dan Ha diterima, jika nilai n x R² nilai Chi-kuadrat b. Ho diterima dan Ha ditolak, jika nilai n x R² nilai Chi-kuadrat Ho: tidak terdapat heterokedatisitas dan Ha: terdapat heterokedastisitas. Jika Ho ditolak, berarti terdapat heterokedastisitas. Jika Ho diterima berarti tidak terdapat heterokedastisitas.

G. Uji Hipotesis

1. Uji f

Pengujian hipotesis secara keseluruhan dengan menggunakan uji statistic F- hitung dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 persen dengan derajat kebebasan df 1 = k-1 dan df 2 = n-k. hipotesis yang dirumusukan: Ho : bi == 0, peubah bebas tidak berpengaruh nyata terhadap peubah terikat Ha : bi ≠ 0, ada pengaruh nyata antara peubah bebas dengan peubah terikat Kriteria pengujiannya: 1. Ho ditolah dan Ha diterima, jika F hitung F-tabel 2. Ho diterima dan Ha ditolak, jika F hitung F-tabel Jika Ho ditolak, berarti variabel bebas yang diuji berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Jika Ho diterima berarti variabel bebas yang diuji tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

2. Uji t

Pengujian hipotesis koefisien regresi dengan menggunakan uji t pada tingkat kepercayaan 95 pesen dengan derajat kebebasan df = n-k -1. Uji t dibagi menjadi pengujian pada nilai yang bernilai negative dan yang bernilai positif. Kriteria pengujiannya yaitu: 1. Ho ditolak dan Ha diterima, jika t-hitung t-tabel ; t hitung t-tabel 2. Ho diterima dan Ha ditolah, jika t-hitung t-tabel ; t-hitung t-tabel Jika Ho ditolak, artimya variabel bebas yang diuji memiliki pengaruh nyata terhadap variabel terikat. Jika Ho diterima berarti variabel bebas yang diuji tidak memiliki pengaruh nyata terhadap variabel terikat.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil perhitungan dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Berdasarkan hasil estimasi dapat diketahui bahwa secara parsial variabel suku bunga kredit modal kerja memberikan pengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan ekspor di Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi pada tabel 10. Nilai koefisien dari SBK adalah 0.191035 dan bertanda negatif. Nilai tersebut menunjukkan bahwa peningkatan suku bunga kredit modal kerja sebesar 1 persen akan menurunkan permintaan ekspor sebesar 0.19 dengan asumsi variabel lain tetap atau citeris paribus. Dari hasil probabilitas dapat diketahui bahwa tingkat suku bunga kredit modal kerja tidak signifikan pada 5, dengan t-hitung t-tabel -2.704713 -1.986. Dengan demikian, Ho ditolak. Artinya, suku bunga kredit modal kerja merupakan variabel penjelas yang berpengaruh signifikan terhadap permintaan ekspor di Indonesia. 2. Berdasarkan hasil estimasi dapat diketahui bahwa secara parsial inflasi IHK memberikan pengaruh negatif dan tsignifikan terhadap permintaan ekspor di Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi pada tabel 10. Nilai koefisien dari IHK adalah 0.087635 dan bertanda negatif. Nilai tersebut menunjukkan bahwa peningkatan InflasiIHK sebesar 1 persen akan menurunkan Ekspor sebesar 0.087635 dengan asumsi variabel lain tetap atau citeris paribus. Dari hasil probabilitas dapat diketahui bahwa tingkat Inflasi IHK signifikan pada 5, dengan t-hitung t-tabel - 2.289 -1.986. Dengan demikian, Ha diterima. Artinya, inflasi IHK merupakan variabel penjelas yang berpengaruh signifikan terhadap permintaan ekspor di Indonesia. 3. Berdasarkan hasil estimasi dapat diketahui bahwa secara parsial kurs memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan ekspor di Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi pada tabel 10. Variabel kurs memberikan pengaruh yang positif dan signifikan pada tingkat kepercayaan 95 terhadap Ekspor. Nilai koefisien dari Kurs adalah 0.549949 dan bertanda positif. Nilai tersebut menunjukkan bahwa peningkatan Kurs sebesar 1 persen akan meningkatkan permintaan ekspor sebesar 0.54 dengan asumsi variabel lain tetap atau ceteris paribus. Dari hasil probabilitas dapat diketahui bahwa Kurs signifikan pada 5, dengan t-hitung t-tabel 6.158 1.986. Dengan demikian, Ho ditolak. Artinya, Kurs merupakan variabel penjelas yang berpengaruh signifikan terhadap permintaan ekspor di Indonesia. 4. Berdasarkan hasil estimasi dapat diketahui bahwa secara parsial PDB Riil memberikan pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap permintaan ekspor di Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi pada tabel 10. Nilai koefisien dari PDB Riil adalah 0.079742 dan bertanda positif. Nilai tersebut menunjukkan bahwa peningkatan kurs sebesar 1 persen akan