sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya
kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan
investasi, distribusi, serta konsumsi dan jasa, mengingat bahwa kegiatan- kegiatan tersebut tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang,
kelancaran kegiatan-kegiatan
tersebut tidak
lain adalah
kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.
c. Agent of Service
Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat.
Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman
uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.
2.3. Jenis Bank Dalam praktik perbankan di Indonesia terdapat beberapa jenis perbankan yang
diatur dalam Undang-Undang Perbankan. Namun kegiatan utama atau pokok bank sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan dana tidak berbeda satu sama lainnya. Adapun jenis bank diantaranya:
a. Bank Umum Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan
adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah.
Bank umum sering disebut bank komersil commercial bank.
b. Bank Perkreditan Rakyat BPR Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya di sini bahwa
kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum.
Di samping kedua jenis bank tersebut dalam praktiknya masih terdapat satu lagi jenis bank yang ada di Indonesia yaitu Bank Sentral. Bank Sentral tidak bersifat
komersial seperti halnya Bank Umum dan BPR, dan di Indonesia fungsi Bank Sentral dipegang oleh Bank Indonesia BI. Fungsi Bank Sentral diatur oleh
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Tugas-tuga Bank Sentral antara lain :
1. Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter 2. Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran
3. Mengatur dan Mengawasi Bank
2.4. Pengertian BPR Landasan Hukum BPR adalah UU No.71992 tentang Perbankan sebagaimana
telah diubah dengan UU No.101998. Dalam UU tersebut secara tegas disebutkan bahwa BPR adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan usaha BPR terutama ditujukan untuk
melayani usaha-usaha kecil dan masyarakat di daerah pedesaan. Bentuk hukum BPR dapat berupa Perseroan Terbatas, Perusahaan Daerah, atau Koperasi.
BPR hanya beroprasi dibatasi dalam wilayah tertentu saja, BPR juga dilarang
dalam melakukan kliring dan transaksi valuta asing. Bank Perkreditan Rakyat diharuskan menyetor modal relatif lebih kecil dibandingkan bank umum, yaitu
sesuai dengan SK Direksi Bank Indonesia No. 3235KEPDIR tanggal 12mei 1999 tentang Bank Perkreditan Rakyat, dikatakan bahwa modal disetor untuk
mendirikan BPR ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar : 1. Dua milyar rupiah untuk BPR yang didirikan di DKI Jakarta, dan
KabupatenKotamadya Tanggerang, Bogor, Bekasi, Dan Karawang. 2. Satu milyar rupiah untuk BPR yang didirikan di wilayah ibukota propinsi
di luar wilayah pada angka 1. 3. Lima ratus juta rupiah untuk BPR yang didirikan di luar wilayah yang
disebutkan pada angka 1 dan 2. Syarat Pendirian Bank Perkreditan Rakyat menurut Peraturan Bank Indonesia
tanggal 9 Agustus 2004 dan berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 BAB IV Pasal 23 dapat didirikan dan dimiliki oleh :
1. Warga Negara Indoensia. 2. Badan Hukum Indonesia yang seluruh kepemilikannya adalah WNI.
3. ,Dua pihak atau lebih sebagaimana yang dimaksud di atas.
2.5. Asas, Fungsi, Tujuan, dan Sasaran BPR Dalam melaksanakan usahanya BPR berasaskan demokrasi ekonomi dengan
menggunakan prinsip kehati-hatian. Demokrasi ekonomi adalah sistem ekonomi Indonesia yang dijalankan sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 yang memiliki 8 ciri
positif sebagai pendukung dan 3 ciri negatif yang harus dihindari free fight liberalism, etatisme, dan monopoli.
Fungsi BPR sendiri sudah sangat jelas yaitu sebagai badan usaha yang bertugas
menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Tujuan BPR adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
BPR memiliki sasaran yaitu melayani kebutuhan petani, peternak, nelayan,
pedagang, pengusaha kecil, pegawai, dan pensiunan karena sasaran ini belum dapat terjangkau oleh bank umum dan untuk lebih mewujudkan pemerataan
layanan perbankan, pemerataan kesempatan berusaha, pemerataan pendapatan, dan agar mereka tidak jatuh ke tangan para pelepas uangrentenir.
2.6. Usaha BPR Usaha BPR meliputi usaha untuk menghimpun dan menyalurkan dana dengan
tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan BPR diperoleh dari spread effect dan pendapatan bunga. Adapun usaha-usaha BPR adalah:
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang
dipersemnbahkan dengan itu. 2. Memberikan kredit.
3. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah.
4. Menepatkan dananya dalam bentuk Serifikat Bank Indonesia SBI, deposito berjangka, sertifikat deposito, dan tabungan pada bank lain.
Sertifikat Bank Indonesia adalah sertifikat yang ditawarkan oleh bank indonesia apabila BPR mengalami over liquiditas.
2.7. Usaha yang Tidak Boleh Dilakukan BPR Ada beberapa jenis usaha seperti yang dilakukan bank umum tetapi tidak dapat
dilakukan oleh BPR. Usaha yang tidak boleh dilakukan BPR adalah: 1. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas
pembayaran. 2. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing kecuali sebagai pedagang
valuta asing dengan izin Bank Indonesia. 3. Melakukan penyertaan modal.