GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kabupaten Pringsewu

Keputran, Sukoyoso, Siliwangi, Waringin Barat dan Desa Pandan Sari Selatan. Desa Sukoharjo 1 merupakan lokasi penelitian. C. Desa Sukoharjo 1.

1. Kondisi Wilayah

Data program penyuluhan kehutanan Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan BP3K Kecamatan Sukoharjo tahun 2014 menyatakan bahwa wilayah kerja penyuluh kehutanan Sukoharjo terdiri dari empat desa, yaitu Desa Sukoharjo I, Sukoharjo II, Sinar Baru, dan Sinar Baru Timur. Desa Sukoharjo I dengan luas wilayah 651 Ha dengan batas luar sebagai berikut:  Batas Utara : Desa Sukoharjo III.  Batas Barat : Desa Sukoharjo III.  Batas Selatan : Desa Rejosari Kecamatan Pringsewu.  Batas Timur : Desa Sinar Baru. 2. Tipe Iklim Kelurahan Gedung Meneng termasuk areal yang datar dengan ketinggian ± 100 meter diatas permukaan laut, beriklim tropis dengan musim hujan dan kemarau beganti setiap tahun. Suhu udara rata-rata setiap harinya berkisar antara 27°C hingga 29°C.

3. Kependudukan

Desa Sukoharjo I merupakan desa yang memiliki penduduk dengan suku antaralain suku jawa, suku sunda, dan suku lampung. Sedangkan suku jawa yang mendominasi, dan agama kepercayaan Islam, Kristen, Hindu. Berdasarkan data kependudukan tahun 2012 di Sukoharjo I terdapat 1.137 kepala keluarga, terdiri dari 5.008 jiwa yang dibagi dalam kondisi tenaga kerja pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Jumlah Penduduk dibagi dalam Kondisi Tenaga Kerja No. Kriteria Berdasarkan Usia Jumlah Jiwa Persentase 1 Angkatan Kerja usia 15-55 tahun 2.504 55 2 Usia 15-55 tahun masih berstatus sekolah 275 6 3 Usia 15-55 tahun sebagai ibu rumah tangga 1.098 24 4 Usia 15-55 tahun bekerja penuh 377 7 5 Usia 15-55 tahun bekerja tidak menentu 754 17 Sumber: Data Sumber Daya Manusia 2012.

4. Ekonomi Kelompok Tani

1. Pengembangan usaha pemupukan modal dalam kelompok tani melalui simpanan wajib dan simpanan pokok serta usaha kolektif baru mencapai 40. 2. Kemampuan menganalisa usaha tani yang diusahakan, kemudian memilih usaha tani yang produktif baru mencapai 45. 3. Kemampuan untuk bermitra dalam penyediaan permodalan, saprodi pertanian, dan pemasaran hasil baru mencapai 35. 4. Pengembangan usaha bidang produksi dan pemasaran baru mencapai 31. 5. Kondisi Umum Agroforestri di Lokasi Penelitian Lahan agroforestri di Desa Sukoharjo 1 sebagian besar ditanami dengan tanaman kakao, pisang Musa acumata, kelapa Cocos nucifera, petai Parcia speciosa, waru Hibiscus tiliaceus, cempaka Michelia champaca, gaharu Aquileria moluccensis, karet Hevea braziliensis, nangka Artocarpus heterophyllus, albazia Albizia falcataria, durian Durio zibethinus, alpukat Persea americana, medang litsea amarablurne, jati Tectona grandis, bayur Pterospermum javanicum, rambutan Nephelium lappreaceum, akasia Acacia mangium, mahoni Swietenia mahagoni, sengon Paraserianthes falcatara, tangkil Gnetum gnemon, cengkeh Syzygium aromaticum, manggis Garciana mangostana, sawo Marilkara kauki. Beberapa jenis tanaman tersebut jenis tanaman yang sebagian besar terdapat disemua kebun petani adalah kakao, petai, kelapa, karet dan pisang yang dapat memberikan penghasilan dalam jangka waktu yang pendek untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari. Desa Sukoharjo 1 merupakan wilayah pengembangan agroforestri wisata yang telah berjalan selama 1,5 tahun sejak tahun 2012. Kegiatan tersebut mengkombinasikan antara tanaman kehutanan dengan pertanian, peternakan dan perikanan dalan satu bidang lahan. Tata letak hutan rakyat, perikanan, peternakan, pertanian dirancang oleh Badan Penyuluhan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia BP2SDMK sehingga membentuk suatu agroforestri yang kompleks. Sebagian besar lahan agroforestri di Desa Sukoharjo 1 didapat dari warisan namun banyak tanaman kehutanan yang baru ditanami kembali sehingga banyak tanaman yang belum dalam masa produktif. Tanaman yang masih ada sejak dahulu yaitu kelapa yang sebagian besar berumur 30-35 tahun selain memiliki lahan agroforestri di Desa Sukoharjo 1 terdapat lahan persawahan yang merupakan salah satu pendapatan utama petani di Desa Sukoharjo 1. Desa Sukoharjo 1 terdapat gabungan kelompok tani atau yang sering disebut dengan Gapoktan. Gabungan kelompok tani yang terdiri dari 9 kelompok tani yaitu kelompok Sidomuncul, Mina Raharja, Rukun Sentosa, Sido Rukun, Ngudi Rukun, Mekar I, Mekar II, Mekar 1V dan Tani Makmur.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kontribusi agroforestri terhadap pendapatan petani adalah 88,31 atau sebesar Rp 50.142.696,00kkhatahun agroforestri memberikan kontribusi yang lebih banyak dibanding dengan pendapatan lainnya dikarenakan mayoritas responden bergantung dengan lahan agroforestri untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. 2. Variabel yang berpengaruh terhadap pendapatan petani agroforestri adalah umur, luas lahan, jumlah tenaga kerja, suku, agama dan kemiringan lahan kebun, dan peminjaman bantuan kredit.

B. Saran

Kakao memberikan kontribusi yang paling banyak terhadap pendapatan petani, dengan demikian petani agroforestri di Desa Sukoharjo 1 lebih intensif lagi dalam pengelolaan kakao seperti pemberian pupuk, pemangkasan cabang dan pembasmian hama sehingga produktivitas kakao dapat dipertahankan atau ditingkatkan, DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT Rineka Cipta. Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2013. Pringsewu Dalam angka 2012. BPS Kabupaten Pringsewu. Lampung Badan Pusat Statistik. 2012. Kemiskinan Berdasarkan Data Pendataan Program Perlindungan Sosial PPPS 2011. Kepala Badan Pendidikan Dan Penelitian Kesejahteraan Sosial. Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2012. Kecamatan Sukoharjo dalam angka 2011. BPS Kabupaten Pringsewu. Lampung. Departemen Kehutanan dan Perkebunan. 1999. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan. Departemen Kehutanan dan Perkebunan. Jakarta. Departemen Kehutanan R.I. 2011. Statistik Kehutana Indonesia. Badan Planologi Kehutanan. Jakarta. Dinas Kehutanan. 2013. Kebun Bibit Rakyat. Provinsi Lampung. Dida, S. 2002. Pemilihan jenis tanaman, penanganan benih dan teknik persemaian untuk pembangunan hutan rakyat, tekno benih. Puslitbang Bioteknologi dan pemuliaan Tanaman Hutan, Balai Teknologi Perbenihan Bogor. 72. Djogo, T., Sunaryo., D.Suharjito dan M. Sirait. 2003. Kelembagaan dan Kebijakan dalam Pengembangan Agroforestri. World Agroforestry Centre ICRAF Southeast Asia. Bogor. Diniyati, D., S.A. Awang. 2010. Kebijakan penentuan bentuk insentif pengembangan hutan rakyat di wilayah gunung sawal, ciamis dengan metode AHP. Jurnal analisis kebijkaan kehutanan. 7.2:129-143 FFRED. 1992. Growing Multypurpose Trees on Small Farm. Winrock International, Bangkok, Thailand. Hairiah, K., M. Agung., Sardjono dan S. Sabarnurdin. 2003. Pengantar Agroforestry. World Agroforestry Centre ICRAF Southeast Asia. Bogor. Indriyanto. 2008. Pengantar Budidaya Hutan. PT Bumi Aksara. Jakarta. Kurnia, U., A. Rahman., A. Dahraih. 2004. Teknologi Konservasi Tanah pada Lahan Kering Berlereng. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah Agroklimat BPPP Departemen Pertanian. Jakarta. Mariani., S.Maryam., Husinsyah, 2011. Pengaruh metode System of Rice Intensification SRI terhadap pendapatan dan efisiensi uasahatani padi Oryza sativa di Desa karang tunggal kecamatan tenggarong seberang kabupaten kutai kartanegara. Jurnal Agribisnis. 82:17-23p. Mile, M.Y., 2007. Prinsip-Prinsip Dasar dalam Pemilihan Jenis, Pola Tanam dan Teknik Produksi Agribisnis Hutan Rakyat. Balai Penelitian Kehutanan Ciamis. Bogor. Miller, L.M. dan R.E. Meiners. 1994. Teori Ekonomi Mikro Intermediate. Edisi ketiga. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta. Munadi, I. 2010. New Super Muslim Strategi Terdahsyat Menjadi Kaya-Sukses- Bahagia-Mati, Insyaalah Masuk Surga. Pt Elex Media Koputindo Kelompok Gramedia. Jakarta. Nainggolan.K., Indra. M.H., Erdiman. 2014. Teknologi Melipatgandakan Produksi Padi Nasional. PT Garuda Pustaka Utama. Jakarta. Napirin, M. 2006. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani transmigrasi dalam penerapan agro hutan di desa damar lima kecamatan jorong kabupaten tanah laut kalimantan selatan. Jurnal Hutan Tropis Borneo. 2218: 85-88. Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta Nurmala, T., A.D.Suyono., A.Rodjak., T. Suganda., S. Nasasmita.,T.Simarmata., E. H. Salim., Y.Yuwariah., T.P. Sendjaja., S.N. Wiyono., S. Hasani. 2012. Pengantar Ilmu Pertanian. Edisi pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta . Patty, Z. 2010. Kontribusi komoditi kopra terhadap pendapatan rumah tangga tani di kabupaten halmahera utara. Jurnal Agroforestri. 33: 51-57. Peraturan Pemerintah R.I. No 06. 2007. Tentang Tata Hutan Dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Serta Pemanfaatan Hutan. Presiden Republik Indonesia. Jakarta Phahlevi, R. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani padi sawah di kota padang panjang. Jurnal Ekonomi Pembangunan. 12:1-22. Potensi Sumberdaya Alam, 2012. Potensi Sumber Daya Alam. Desa Sukoharjo. Kabupaten Pringsewu. Purwanti, R. 2007. Pendapatan petani dataran tinggi sub das malino studi kasus: kelurahan gantarang, kabuvaten gowa. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan. 4:257-269. Reijntjes C, Haverkort B and A. Waters-Bayer. 1992. Pertanian Masa Depan: Pengantar Untuk Pertanian Berekelanjutan dengan Input Luar Rendah. Terjemahan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Sadono, S. 1994. Pengantar Teori Mikro ekonomi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Saparinto, C. 2013. Bisnis Ikan Konsumsi di Lahan Sempit. Penebar Swadaya. Jakarta. Sanudin dan D. Priambodo. 2013. Analisis sistem dalam pengelolaan hutan rakyat agroforestry di Hulu das Citanduy: Kasus Di Desa Sukamaju, Ciamis. Jurnal Online Pertanian Tropik. 11:33-46. Sardjono, M.A., T. Djogo., H.S. Arifin., N. Wijayanto. 2003. Klasifikasi Dan Pola Kombinasi Komponen Agroforestry. World Agroforestry Centre ICRAF Southeast Asia. Bogor. Senoaji, G. 2012. Pengelolaan lahan dengan sistem agroforestry oleh masyarakat badui di banten selatan. Jurnal Bumi Lestari. 122: 283-293. Santoso, S. 2014. Statistik Parametrik. Edisi Revisi. Kompas Gramedia. Jakarta Soekartawi., A. Soeharjo., J L. Dillon, J.B Hardaker. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. UI-Press. Jakarta. Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. UI-Press. Jakarta. Soewadji, J. 2012. Pengantar Metodologi Penelitian. Mitra Wacana Media. Jakarta. Sudibjo, N.E. 1999. Kajian Agroforestry Karet dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Study Kasus di Desa Sipunggur Kec Muara Bungo Kabupaten Bungo Tebu Jambi. World Agroforestry Centre ICRAF Southeast Asia. Bogor. Suharjito, D., L. Sudawati, Suyanto, S.R. Utami. 2003. Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya Agroforestri. World Agroforestri Centre ICRAF. Bogor

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERILAKU BIROKRASI KANTOR KECAMATAN SUKOHARJO TERHADAP KEPUASAN DALAM PELAYANAN PUBLIK MASYRAKAT PEKON PANDANSARI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU

0 6 16

Perilaku Golput Masyarakat Dalam Pemilihan Kepala Desa di Desa Waringinsari Barat Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu

0 27 94

POTENSI LIMBAH PADI SEBAGAI PAKAN SAPI BALI DI DESA SUKOHARJO II KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU

0 3 33

DESKRIPSI KEHIDUPAN MASYARAKAT PENGRAJIN BATU BATA DI PEKON SUKOHARJO II KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU

2 11 49

JUDUL INDONESIA: PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM SL-PHT DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN USAHATANI KAKAO (Kasus Petani Kakao di Desa Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu) JUDUL INGGRIS: COCOA FARMERS’ PERCEPTION TOWARD SL-PH

0 26 76

PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM SL-PHT KAKAO DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN USAHATANI KAKAO (Theobroma cacao L) DI DESA SUKOHARJO 1 KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU

0 14 100

MOTIVASI PETANI DALAM MENGELOLA HUTAN RAKYAT DI DESA SUKOHARJO 1 KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU

6 52 48

KONTRIBUSI AGROFORESTRI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN SUMBER AGUNG KECAMATAN KEMILING KOTA BANDAR LAMPUNG

0 6 54

Kontribusi pengelolaan agroforestri terhadap pendapatan rumah tangga petani (Studi Kasus: Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 3 110

Kontribusi Pengelolaan Agroforestri Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani (Studi Kasus Di Desa Sukaluyu, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 4 36