STUDI KOMPARASI KINERJA PASAR SAHAM SYARIAH INDONESIA DAN MALAYSIA TAHUN 2011-2015 BERDASARKAN RETURN DAN RISK SAHAM

(1)

STUDI KOMPARASI KINERJA PASAR SAHAM SYARIAH INDONESIA DAN MALAYSIA TAHUN 2011-2015

BERDASARKAN RETURN DAN RISK SAHAM

SKRIPSI

Oleh :

Syamsudin Mochtar 20130730352

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i

STUDI KOMPARASI KINERJA PASAR SAHAM SYARIAH INDONESIA DAN MALAYSIA TAHUN 2011-2015

BERDASARKAN RETURN DAN RISK SAHAM

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Strata satu

pada Prodi Muamalat Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh :

Syamsudin Mochtar 20130730352

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

ii

NOTA DINAS

Lamp : 3 eks. Skripsi Yogyakarta, 15 November 2016 Hal : Persetujuan

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Assalamu’alaikum wr. wb.

Setelah menerima dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka saya berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama : Syamsudin Mochtar NPM : 20130730352

Judul Skripsi : Studi Komparasi Kinerja Pasar Saham Syariah Indonesia Dan Malaysia Tahun 2011-2015 Berdasarkan Return Dan Risk Saham

Telah memenuhi syarat untuk diajukan pada ujian akhir tingkat Sarjana pada Fakultas Agama Islam Prodi Muamalat Konsentrasi Ekonomi dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Bersamaan ini saya sampaikan naskah skripsi tersebut, dengan harapan dapat diterima dan segera dimunaqasyahkan.

Atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr. wb.

Pembimbing


(4)

iii

PENGESAHAN Judul Skripsi

STUDI KOMPARASI KINERJA PASAR SAHAM SYARIAH INDONESIA DAN MALAYSIA TAHUN 2011-2015

BERDASARKAN RETURN DAN RISK SAHAM

Yang dipersiapkan dan disusun oleh: Nama : Syamsudin Mochtar NPM : 20130730352

Telah dimunaqasyahkan di depan sidang Munaqasyah Prodi Muamalat Konsentrasi Ekonomi dan Perbankan Islam pada tanggal 5 Desember 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.

Sidang Dewan Penguji

Ketua Sidang : Rozikan, S.EI., M.EI. (...) Bimbingan : Erni Suryandari, SE., Msi (...) Penguji : Amelia Pratiwi, SE., ME (...)

Yogyakarta, 5 Desember 2016 Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dekan,


(5)

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Syamsudin Mochtar Nomor Mahasiswa : 20130730352

Program Studi : Ekonomi dan Perbankan Islam

Judul Skripsi : STUDI KOMPARASI KINERJA PASAR SAHAM SYARIAH INDONESIA DAN MALAYSIA TAHUN 2011-2015 BERDASARKAN RETURN DAN RISK SAHAM

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 5 Desember 2016 Yang Membuat Pernyataan


(6)

v MOTTO

Allah tidak akan memberi cobaan melebihi dari kemampuan

hambanya

(QS. Al-Baqarah : 286)

Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali

mereka itu sendiri yang merubah keadaan apa yang ada pada diri

mereka

(QS. Ar Ra’d : 11)

لمع ّلك ىلع نيعي ربّصلا

Kesabaran Akan Membantu Dalam Seluruh Pekerjaan


(7)

vi

KATA PERSEMBAHAN

Alhamdulillah..Alhamdulillah..Alhamdulillah hirobbil’alamin..

Sujud syukurku kusembahkan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih dan lagi Maha penyayang, yang telah memberikan segala kenikmatan berupa kesehatan, kekuatan dan kesabaran dengan takdirmu juga yang telah jadikan aku manusia yang senantiasa berfikir, beriman, berilmu dan bersabar dalam mejalani kehidupan ini. Sehingga aku dapat menyelesaikan kewajiban ini dengan baik. Semoga keberhasilan ini menjadi manfaat dan menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku serta mencari keridhaanmu.

Kupersembahkan karya sederhana ini untuk :

 Kedua Orang Tua ku tercinta Ayahanda H. Mohtar Musseng dan Ibunda Hj. Rohani, Kakak-kakak, Adek-adek tersayang dan seluruh keluarga besarku yang selalu memberikan rasa cinta kasih sayang, semangat dan senantiasa

menjadi sumber inspirasi serta do’anya tiada berhenti untukku, maka tiada yang dapat diucapkan selain rasa syukur yang begitu banyak atas karunia diberikannya Orang Tua yang begitu luar biasa.

 Almamaterku Program Studi Ekonomi Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat.


(8)

vii

KATA PENGANTAR

ْميحَرلاْْنَمحَرلاْْلْْمسب

Asslamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah Senantiasa dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberi segala rahmat, nikmat serta taufiq dan hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan kewajiban untuk menyusun skripsi ini dengan lancar dan baik. Shalawat serta salam samapaikan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, beliau sebagai bapak revolusiner yang mengubah alam jahiliyah ke alam Islamiayah, dari alam kegelapan menjadi alam terang benderang.

Do’a dan Restu samapaikan kepada sahabat-sahabat dan para mujahidin dan mujahidat yang telah gugur ,sedang gugur dan yang akan gugur dalam medan pertumpuran, demi menegakkan kalimatulhak Lailahaillallah.

Penyususan skripsi yang berjudul “STUDI KOMPARASI KINERJA PASAR SAHAM SYARIAH INDONESIA DAN MALAYSIA TAHUN 2011-2015 BERDASARKAN RETURN DAN RISK SAHAM” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat akademis dalam menyelesaikan program studi muamalat Jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam Fakultas Agama Islam pada Universitas Muhammadiayah Yogyakarta yang merupakan kewajiban bagi setiap mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana (S1).

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan kuliah dan skripsi ini penulis banyak mendapatkan kesulitan dan hambatan, akan tetapi atas bekat rahmat Allah dan


(9)

viii

bantuan, bimbingan, dukungan serta semangat dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya bagi semua pihak yang bersangkutan mulai dari awal hingga selesai. Terutama kepada yang terhormati :

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto, MA selaku rektor Universitas Muhammadiayah Yogyakarta.

2. Bapak Dr.Mahli Zainuddin, M.Si. selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiayah Yogyakarta.

3. Bapak Syarif As’ad, S.E.I., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Ketua Program Studi Ekonomi dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiayah Yogyakarta.

4. Ibu Erni Suryandari, SE., Msi selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah mengorbankan waktu untuk memberi arahan, saran yang tidak pernah lelah dan sabar memberikan bimbingan kepada peneliti selama penyusunan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Seluruh Dosen Fakultas Agama Islam yang telah mentranformasikan ilmu dan keteladanan dengan penuh keikhlasan kepeda peneliti dan seluruh karyawan yang bersangkutan khususnya TU Fakultas Agama Islam.

6. Teristimewa kepada Orang Tua Ayahanda H. Mohtar Musseng dan Ibunda Hj. Rohani dan Nenek ku tercinta, keluarga besarku kakak-kakak, adek-adek, dan mama tersayang yang senantiasa selalu memberi rasa kasih sayang,


(10)

ix

memotivasi, dorongan, dukungan dan pengorbanan serta do’anya yang tiada berhenti untukku. Demi kelancaran dalam menuntut ilmu, sehingga selama proses perkuliahan dan penyusunan skripsi ini terlaksana dengan baik, semoga selalu dilindungi oleh Allah SWT. Aamiin

7. Sahabat sejatiku Fateh Ali Suthoni, Nurkholis Majid, Afif Arrosyid, Muhammad Alqorni, Salmia, Maulida Masruroh, Siska Ruknamawati, Sarah Aprilia Ningsih, Koidatul Lisa, Ardini Pangesti Putri, Putri Intan Permatasari, Rosyid Saputra, Maulana dan Syifa Uttaqiullah yang telah mengorbankan waktu, jiwa dan tenaga untuk sering memberi bantuan, masukan, dorongan, dan memotivasi, selama dalam proses perkuliahan dan perjuangan skripsi ini, kalian selalu ada disampingku saat aku butuh bantuan, aku menyadari tanpa kalian kemungkinan semua impian ku tidak akan terwujud dan kalian juga membuat aku tidak merasa asing.

8. Teman-teman tersayang EPI 2012 dari A-E semua, terkhusus EPI kelas E 2012 yang tidak bisa aku sebutkan satu-persatu yang sudah menjadi keluarga besar di kota Istimewa yang selalu menjadi teman berdiskusi, membagi cerita, kenangan terindah serta berjuang bersama untuk mengejarkan cita-cita selama perkuliahan ini, dimana kita sering ketawa dan bercanda bersama, semoga tali persahabatan kita ini tetap solid.

9. Teman-teman PAI C 2012 yang pernah satu kelas walaupun hanya sebentar, tetapi membuat saya bangga sudah menjadi bagian persahabatan dari kalian.


(11)

x

10. Seluruh Sahabat-sahabatku yang mensuport dan membantu peneliti dalam banyak hal, mohon maaf tidak bisa menyebutkan satu-persatu, semoga kita dipertemukan nanti dimana kita sudah sama-sama berhasil dan sukses.

11. Terima kasih juga kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan kritik, saran dan bantuannnya baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini terdapat kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan dan apa yang penulis harapkan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis yang sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Waalaikumusalam Wr.Wb.

Yogyakarta, 5 Desember 2016 Penulis,


(12)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

ABSTRAK ... xx

ABSTRACT ... xxi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN ... xxii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11


(13)

xii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

A. Penelitian Terdahulu ... 12

B. Kerangka Teori... 15

C. Kerangka Pemikiran ... 32

D. Hipotesis Penelitian ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 37

A. Objek Penelitian ... 37

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian... 37

C. Populasi dan Sampel ... 38

D. Teknik Pengambilan Sampel... 38

E. Data dan Jenis Data ... 39

F. Teknik Pengambilan Data ... 40

G. Definisi Operasional dan Pengukuran Variable ... 41

H. Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 48

A. Gambaran Objek Penelitian ... 48

B. Analisis Hasil Penelitian ... 51

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 124

BAB V PENUTUP ... 137

A. Kesimpulan... 137

B. Saran ... 138 DAFTAR PUSTAKA


(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Kandidat Saham Syariah Jakarta Islamic Index (JII) ... 52 Tabel 4.2 Daftar Kandidat Saham Syariah FBM Emas Shariah Index (FBMS) ... 52 Tabel 4.3 Average Return, Standar Deviasi dan Beta Saham Saham Syariah Indonesia Tahun 2011 ... 53 Tabel 4.4 Average Return, Standar Deviasi dan Beta Saham Saham Syariah Malaysia Tahun 2011 ... 54 Tabel 4.5 Average Return, Standar Deviasi dan Beta Saham Saham Syariah Indonesia Tahun 2012 ... 55 Tabel 4.6 Average Return, Standar Deviasi dan Beta Saham Saham Syariah Malaysia Tahun 2012 ... 56 Tabel 4.7 Average Return, Standar Deviasi dan Beta Saham Saham Syariah Indonesia Tahun 2013 ... 57 Tabel 4.8 Average Return, Standar Deviasi dan Beta Saham Saham Syariah Malaysia Tahun 2013 ... 58 Tabel 4.9 Average Return, Standar Deviasi dan Beta Saham Saham Syariah Indonesia Tahun 2014 ... 59 Tabel 4.10 Average Return, Standar Deviasi dan Beta Saham Saham Syariah Malaysia Tahun 2014 ... 60 Tabel 4.11 Average Return, Standar Deviasi dan Beta Saham Saham Syariah Indonesia Tahun 2015 ... 61 Tabel 4.12 Average Return, Standar Deviasi dan Beta Saham Saham Syariah Malaysia Tahun 2015 ... 62 Tabel 4.13 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Indonesia dengan Sharpe’s Model (2011) ... 64 Tabel 4.14 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Malaysia dengan Sharpe’s Model (2011) ... 65


(15)

xiv

Tabel 4.15 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Indonesia dengan Treynor’s Model (2011) ... 66 Tabel 4.16 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Malaysia dengan Treynor’s Model

(2011) ... 67 Tabel 4.17 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Indonesia dengan Jensen’s Model (2011) ... 68 Tabel 4.18 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Malaysia dengan Jensen’s Model (2011) ... 69 Tabel 4.19 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Indonesia dengan Appraisal Ratio

(2011) ... 70 Tabel 4.20 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Malaysia dengan Appraisal Ratio

(2011) ... 71 Tabel 4.21 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Indonesia dengan Snail Trail (2011) ... 73 Tabel 4.22 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Malaysia dengan Snail Trail (2011) .... 74 Tabel 4.23 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Indonesia dengan Sharpe’s Model (2012) ... 75 Tabel 4.24 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Malaysia dengan Sharpe’s Model (2012) ... 76 Tabel 4.25 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Indonesia dengan Treynor’s Model (2012) ... 77 Tabel 4.26 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Malaysia dengan Treynor’s Model (2012) ... 78 Tabel 4.27 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Indonesia dengan Jensen’s Model (2012) ... 79 Tabel 4.28 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Malaysia dengan Jensen’s Model (2012) ... 80 Tabel 4.29 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Indonesia dengan Appraisal Ratio


(16)

xv

Tabel 4.30 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Malaysia dengan Appraisal Ratio

(2012) ... 82 Tabel 4.31 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Indonesia dengan Snail Trail (2012) ... 83 Tabel 4.32 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Malaysia dengan Snail Trail (2012) .... 84 Tabel 4.33 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Indonesia dengan Sharpe’s Model (2013) ... 85 Tabel 4.34 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Malaysia dengan Sharpe’s Model (2013) ... 86 Tabel 4.35 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Indonesia dengan Treynor’s Model (2013) ... 87 Tabel 4.36 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Malaysia dengan Treynor’s Model (2013) ... 88 Tabel 4.37 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Indonesia dengan Jensen’s Model (2013) ... 89 Tabel 4.38 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Malaysia dengan Jensen’s Model (2013) ... 90 Tabel 4.39 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Indonesia dengan Appraisal Ratio

(2013) ... 91 Tabel 4.40 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Malaysia dengan Appraisal Ratio

(2013) ... 92 Tabel 4.41 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Indonesia dengan Snail Trail (2013) ... 93 Tabel 4.42 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Malaysia dengan Snail Trail (2013) .... 94 Tabel 4.43 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Indonesia dengan Sharpe’s Model (2014) ... 95 Tabel 4.44 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Malaysia dengan Sharpe’s Model (2014) ... 96 Tabel 4.45 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Indonesia dengan Treynor’s Model (2014) ... 97


(17)

xvi

Tabel 4.46 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Malaysia dengan Treynor’s Model (2014) ... 98 Tabel 4.47 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Indonesia dengan Jensen’s Model (2014) ... 99 Tabel 4.48 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Malaysia dengan Jensen’s Model (2014) ... 100 Tabel 4.49 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Indonesia dengan Appraisal Ratio

(2014) ... 101 Tabel 4.50 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Malaysia dengan Appraisal Ratio

(2014) ... 102 Tabel 4.51 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Indonesia dengan Snail Trail (2014) . 104 Tabel 4.52 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Malaysia dengan Snail Trail (2014) .. 105 Tabel 4.53 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Indonesia dengan Sharpe’s Model (2015) ... 106 Tabel 4.54 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Malaysia dengan Sharpe’s Model (2015) ... 107 Tabel 4.55 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Indonesia dengan Treynor’s Model (2015) ... 108 Tabel 4.56 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Malaysia dengan Treynor’s Model

(2015) ... 109 Tabel 4.57 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Indonesia dengan Jensen’s Model (2015) ... 110 Tabel 4.58 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Malaysia dengan Jensen’s Model (2015) ... 111 Tabel 4.59 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Indonesia dengan Appraisal Ratio

(2015) ... 112 Tabel 4.60 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Malaysia dengan Appraisal Ratio

(2015) ... 113 Tabel 4.61 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Indonesia dengan Snail Trail (2015) . 115


(18)

xvii

Tabel 4.62 Perhitungan Kinerja Saham Syariah Malaysia dengan Snail Trail (2015) .. 116 Tabel 4.63 Analisis Deskriptif Kinerja Saham Syariah Indonesia Tahun 2011-2015 ... 117 Tabel 4.64 Uji Normalitas Data Saham Syariah Indonesia Tahun 2011-2015 ... 118 Tabel 4.65 Uji Normalitas Data Saham Syariah Malaysia Tahun 2011-2015 ... 119 Tabel 4.66 Uji Perbandingan Saham Syariah indonsia dan Malaysia Tahun

2011-2015... 120 Tabel 4.65 Uji Independent Sample T-test Saham Syariah indonsia dan Malaysia Tahun 2011-2015 ... 121


(19)

xviii

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

Gambar 1.1 Perkembangan Jumlah Emiten di (BEI) 2011-2015 ... 2

Gambar 1.2 Pertumbuhan Jumlah Saham Syariah (Indonesia) 2011-2015 ... 4

Gambar 1.3 Kapitalisasi Pasar di Jakarta Islamic Index (Rp. Triliun) 2011-2015 ... 5

Gambar 1.4 Pertumbuhan Jumlah Saham Syariah (Malaysia) 2011-2015 ... 6

Gambar 1.5 Perkembangan FBM Emas Syariah Index (2011-2016)... 6

Gambar 2.1 Rumus Sharpe’s Model ... 24

Gambar 2.2 Rumus Treynor’s Model ... 25

Gambar 2.3 Rumus Jensen’s Model ... 27

Gambar 2.4 Rumus Appraisal Ratio ... 28

Gambar 2.5 Gambar Quadran Risk dan Return ... 29

Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran ... 33

Gambar 4.1 Pengukuran Kinerja Saham Syariah Indonesia Tahun 2011 ... 72

Gambar 4.2 Pengukuran Kinerja Saham Syariah Malaysia Tahun 2011 ... 74

Gambar 4.3 Pengukuran Kinerja Saham Syariah Indonesia Tahun 2012 ... 82

Gambar 4.4 Pengukuran Kinerja Saham Syariah Malaysia Tahun 2012 ... 84

Gambar 4.5 Pengukuran Kinerja Saham Syariah Indonesia Tahun 2013 ... 92

Gambar 4.6 Pengukuran Kinerja Saham Syariah Malaysia Tahun 2013 ... 94

Gambar 4.7 Pengukuran Kinerja Saham Syariah Indonesia Tahun 2014 ... 103

Gambar 4.8 Pengukuran Kinerja Saham Syariah Malaysia Tahun 2014 ... 104

Gambar 4.9 Pengukuran Kinerja Saham Syariah Indonesia Tahun 2015 ... 114


(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Expected Return Saham Syariah Indonesia dan Malaysia Lampiran 2 Tingkat suku Bunga Bank Indonesia (SBI)

dan Malaysia Interest Rate (MIR)

Lampiran 3 Beta Saham Syariah Indonesia dan Malaysia

Lampiran 4 Standar Deviasi Saham Syariah Indonesia dan Malaysia Lampiran 5 Return pasar IHSG (Rm) di Indonesia

Lampiran 6 Return Bulanan Saham Saham Syariah Indonesia Tahun 2011-2015 Lampiran 7 CURRICULUM VITAI


(21)

(22)

(23)

(24)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan kinerja saham saham syariah yang ada di Indonesia dan Malaysia dari tahun 2011-2015, yang mana pada tahun tersebut perkembangan saham saham syariah Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan Malaysia. Dalam penelitian ini ada 5 metode yang digunakan untuk mengukur kinerja saham, yaitu: Sharpe’s Model, Treynor’s Model, Jensen’s

Model, Appraisal Ratio dan Snail Trail. Pada penelitian ini disimpulkan bahwa rata rata kinerja saham syariah Indonesia lebih baik dibandingkan dengan Malaysia pada tahun 2011-2015 dengan menggunakan 5 metode tersebut.

Kata Kunci: Kinerja, Saham Syariah, Sharpe’s Model, Treynor’s Model, Jensen’s


(25)

ABSTRACT

This research aims to see performance comparison of existing shariah’s stocks

in Indonesia and Malaysia from 2011-2015, which is in the development of syariah stocks in Indonesia higher compared to Malaysia. In this study there were 5 methods used to measure the performance of stocks, namely: Sharpe's models, Treynor's models, Jensen's models, Appraisal Ratio and Snail Trail. In this research it was concluded that the average stock performance of Islamic Indonesia better compared to Malaysia in 2011-2015 using the 5 method.

Keywords: Performance, Shares of Shariah, Sharpe's models, Treynor's models, Jensen's models, Appraisal Ratio and Snail Trail


(26)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan industri yang terjadi di setiap negara menimbulkan globalisasi yang berdampak pada hubungan antara negara satu dan lainnya. Sebagai contoh adalah pasar modal, perubahan yang terjadi pada pasar modal dalam suatu negara dapat mempengaruhi pasar modal lainnya di negara yang berbeda. Jika dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya, hubungan pasar modal pada saat ini sangatlah kuat. Hal ini dikarenakan dilegalkannya kepemilikan asing masuk dalam suatu negara, yang mana ini meberikan kesempatan bagi investor asing untuk berinvestasi di pasar keuangan internasional dan dapat memberikan bantuan yang diperloleh dari negara maju untuk negara yang masih berkembang (www.bapepam.go.id).

Pasar modal merupakan salah satu faktor untuk membangun perekonomian suatu negara, dimana perusahaan dan industri menjadikan pasar modal sebagai alat mediasi untuk mendapatkan pasokan modal atau investasi serta memperkuat posisi keuangannya. Pasar modal juga memberikan fasilitas untuk mempertemukan antara pihak pihak surplus dana (surplus fund) dengan pihak yang membutuhkan dana dalam kerangka investasi (Hadi, 2013: 9). Bentuk investasi dalam pasar modal bermacam macam seperti saham, obligasi, reksadana, sukuk dan lain sebagainya, baik yang ditawarkan


(27)

2

dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dari beberapa instrumen yang ditawarkan, saham merupakan instrumen yang sangat diminati oleh investor. Saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan dan pemegang saham memperoleh pendapatan dari deviden dan capital gain (selisih harga jual dan harga beli). Berbeda dengan obligasi, saham tidak membayarkan pendapatan yang tetap (Mamduh dan Hanafi, 2014:427).

Menurut Hadi, (2013: 30) Pasar modal yang memiliki kinerja yang baik dan berkembang dapat dilihat dari meningkatnya jumlah emiten yang menjual sahamnya kepada masyarakat (Go Public). Kinerja pasar modal di Indonesia menunjukkan perkembangan yang baik sebagaimana dapat dilihat dari banyaknya perusahaan yang mencatatkan perusahaannya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perkembangan jumlah emiten di BEI dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 1.1

Perkembangan Jumlah Emiten di (BEI)


(28)

3

Seiring berjalannya waktu, instrumen instrumen investasi di pasar modal semakin berkembang. Dengan latar belakang mayoritas penduduk muslim, instrumen investasi di pasar modal juga begerak memunculkan produk produk investasi berbasis syariah, ada saham syariah, obligasi syariah, serta reksadana syariah. Instrumen berbasis syariah dibentuk dengan tujuan memberikan sarana dan alternatif investasi dan pembiayaan yang berbasis syariah. Munculnya instrumen syariah di pasar modal Indonesia sipelopori oleh PT Danareksa Asset Management yang menerbitkan reksadan syariah pada 3 Juli 1997. Kemudian pada 3 juli 2000, PT Danareksa Asset Management bekerjasama dengan PT Bursa Efek Jakarta (kini Bursa Efek Indonesia) meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) yang bisa dipergunakan sebagai acuan dalam menilai perkembangan harga saham berbasis syariah (Firmansyah, 2010: 137).

Meski instrumen pasar modal syariah telah diperkenalkan sejak 1997, namun secara formal, peluncuran pasar modal dengan prinsip prinsip syariah islam dilakukan pada 14 maret 2003. Pada kesempatan ini ditandatangani nota kesepahaman atau kerjasama antara Bapepam-LK dengan Dewan Syariah Nasional- Majlis Ulama Indonesia (DSN-MUI), yang dilanjutkan dengan nota kesepahaman antara DSN-MUI dengan SRO. Di antaranya fatwa No.20/DSN-MUI/IX/2000 tentang pedoman pelaksanaan investasi untuk reksadana syariah. Fatwa No. 32 DSN-MUI/IX/2002 tentang obligasi syariah dan fatwa No. 33 DSN-MUI/IX/2002 tentang obligasi syariah mudharabah (Firmansyah, 2010: 138).


(29)

4

Pasar modal syariah di indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup memuaskan dalam 5 tahun terakhir ini. Berikut adalah data perkembangan jumlah saham syariah 5 tahun terakhir dari tanggal 1 Januari 2011 sampai dengan tanggal 30 Desember 2015. Pada periode I tahun 2011 jumlah saham syariah sebanyak 217 dari 234 dan terus berkembang sampai periode II tahun 2015 sebanyak 315 dari 335 total jumlah emiten di Indonesia, sebagai mana terlihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 1.2

Pertumbuhan Jumlah Saham Syariah (Indonesia)

*Per Desember 2015, Sumber: www.ojk.go.id, data diolah penulis Pasar modal syariah di Indonesia memiliki 30 perusahaan tercatat sebagai saham syariah yang tergabung di dalam Jakarta Islamic Index (JII) atau indeks syariah yang merupakan benchmark saham syariah di Indonesia yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham saham yang tergabung dalam

Jakarta Islamic Indeks (JII) harus memenuhi syarat dan ketentuan sesuai dengan syariat Islam menurut pandangan MUI, salah satunya yaitu segala transaksi tidak boleh mengandung unsur haram maupun riba atau yang


(30)

5

berkaitan dengan minuman keras, perjudian, produksi daging babi, pornografi dll (Firmansyah, 2010:140).

Selama 5 tahun terakhir ini, perkembangan Jakarta Islamic Index (JII) mengalami kemajuan yang cukup baik. Hal ini digambarkan dari data kapitalisasi pasar pada tahun 2011 sebesar Rp. 1,414.98 triliun, kemudian meningkat menjadi sebesar Rp. 1,737.29 triliun pada tahun 2015, sebagai mana dapat dilihat dari gambar dibawah ini:

Gambar1.3

Kapitalisasi Pasar di Jakarta Islamic Index (Rp. Triliun)

*Per Desember 2015, Sumber: www.ojk.go.id, data diolah penulis Perkembangan ini berbeda dengan apa yang dialami oleh pasar modal syariah di Malaysia. Menurut Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga keuangan (Bapepam-LK), Malaysia merupakan negara tetanggga dari Indonesia yang memiliki perkembangan yang baik dalam pasar modal, khususnya pasar modal syariah. Malaysia juga memiliki banyak perusahaan perusahaan yang bebasis syariah yang memungkinkan jumlah investasi di pasar Modal syariah dapat meningkat (www.bapepam.go.id). Pada kenyataannya pertumbuhan jumlah saham syariah di pasar modal syariah


(31)

6

Malaysia, mengalami penurunan dalam kurun waktu 5 tahun ini. Hal ini dapat dilihat dari tahun 2011 jumlah sekuriti patuh syariah atau saham syariah di Malaysia sebesar 839 dari 946 total jumlah sekuriti patuh di Malaysia, kemudian pada tahun 2015 turun menjadi 667 dari 901 total jumlah sekuriti patuh di Malaysia, sebagai mana terlihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 1.4

Pertumbuhan Jumlah Saham Syariah (Malaysia)

Sumber: securities commision Malaysia, 2015 (www.sc.com.my)

Menurut Lyanasari (2014), negara Malaysia saat ini memiliki benchmark saham syariah yang merupakan satu satunya yang ada di Bursa Malaysia yaitu FBM Emas Shariah Index. Indeks syariah ini, merupakan indeks syariah baru yang dihasilkan dari kerjasama Bursa Malaysia dengan FTSE Group yang kemudian dikenal dengan FTSE Bursa Malaysia Emas Shariah Index (FBMS). FBM Emas Shariah Index atau yang dikenal sebagai FBMS terdiri dari perusahaan perusahaan yang memenuhi ketentuan dan syarat yang sesuai dengan syariah yang mana telah di tetapkan oleh SAC


(32)

7

(Shariah Advisory Council) per semester. Perkembangan FBM Emas Syariah Index dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.5

Perkembangan FBM Emas Syariah Index (2011-2016)

*Per September 2016, sumber:(www.ftse.com)

Perbedaan jumlah saham syariah di Indonesia dan Malaysia seperti yang sudah dipaparkan diatas, membuat penulis tertarik untuk meneliti kinerja saham syariah khususnya pada pergerakan return dan risk saham serta menyesuaikannya dengan penurunan yang terjadi di Malaysia dan peningkatan yang terjadi di Indonesia terkait dengan jumlah saham syariah yang sudah tercatat di kedua negara tersebut.

Kinerja pasar (market Performance) merupakan gambaran dari kinerja pasar saham yang dapat dilihat melalui pergerakan atau gejolak harga pasar. Penilaian kinerja saham ini, bertujuan untuk mencari tahu dan memprediksi


(33)

8

apa yang diharapkan dalam investasi. Menurut Lyanasari (2014), tujuan penilaian kinerja pasar adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah portofolio yang dibentuk telah dapat meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan investasi sehingga dapat diketahui portofolio mana yang memiliki kinerja yang lebih baik jika ditinjau dari tingkat pengembalian dan risikonya masing-masing.

Metode untuk penilaian kinerja ini pada umumnya terdapat 4 model pemilihan objektif yang dikenal yaitu Treynor’s model, Sharpe’s Model, Jensen’s model, dan Black’s model atau Appraisal Ratio. (Samsul, 2006:362). Sama halnya juga dengan penelitian yang diteliti oleh Dewi dan Ferdian (2012) yang menerangkan tentang pengukuran kinerja Reksadana dengan menambahkan 4 metode sebelumnya menjadi 5 metode yang digunakan yaitu dengan menambahkan metode pendekatan pengukuran kinerja reksadana Snail Trail dan market timing.

Berdasarkan dari pelitian sebelumnya, maka peneliti akan mencoba menggabungkan beberapa metode yang digunakan sebelumnya untuk mengukur kinerja pasar, menjadi 5 metode yaitu Treynor’s model, Sharpe’s Model, Jensen’s model, Appraisal Ratio dan Snail Trail. 5 metode ini sering menggunakan tingkat pengembalian (return) dan tingkat risiko (risk) sebagai tolak ukur. Hal ini dikarenakan dalam pengambilan keputusan investor untuk melakukan investasi yaitu dengan melihat tingkat pengembalian yang diharapkan serta risiko yang dihadapi.


(34)

9

Terdapat beberapa penelitian penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan oleh peneliti yaitu yang pertama penelitian yang dilakukan oleh

Mifrahi (2012) tentang “perbandingan kinerja saham syari’ah berbasis syari’ah stock screening yang berlaku di Indonesia, Malaysia dan gabungan

keduanya” yang menyimpulkan bahwa Hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan market performance antara Indonesia dengan yang disaring menggunakan syari’ah stock screening Malaysia, akan tetapi nilai M2

dari saham syari’ah yang menggunakan syari’ah stock screening Malaysia, lebih tinggi jika dibandingkan dengan syari’ah stock screening Indonesia.

Penelitian selanjutnya oleh Rahmawati (2008) menyatakan bahwa secara harian, portofolio reksadana Indonesia individu relatif mengungguli Malaysia. Namun, bila mempertimbangkan sensitivitas terhadap pasar, reksadana syariah Malaysia lebih unggul. Untuk jangka waktu yang lebih panjang, reksadana syariah di negara Malaysia mempunyai kinerja yang cukup baik. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar reksadana Indonesia lebih aktif dalam arti lebih banyak mengambil keuntungan jangka pendek dibanding Malaysia. Selain itu, penelitian selanjutnya oleh Dewi dan Ferdian (2013) menyatakan bahwa Malaysia memiliki kinerja reksadana syariah yang lebih baik dibandingkan dengan kinerja reksadana syariah yang ada di Indonesia yaitu dengan melihat perbandingan return dan risk sahamSelanjutnya penelitian dari Fahmi Muizuddin (2011) yang menyimpulkan bahwa seluruh reksadana syariah yang ada belum terdiversifikasi secara sempurna, sebab reksadana yang telah terdiversifikasi sempurna akan memberi peringkat yang


(35)

10

sama bagi portofolio pada rasio sharpe, terynor, dan jensen. Sedangkan, jika reksadana syariah belum terdiversifikasi sempurna, akan menjadi lebih tinggi pada rasio treynor dan jensen dibanding dengan rasio sharpe.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Liyanasari (2014) menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan kinerja portofolio antara saham syariah Indonesia dan saham syariah Malaysia dengan mengunakan metode Sharpe’s Model, Treynor’s Model maupun Jensen’s Model. Dan dari hasil uji statistic didapatkan hasil bahwa kinerja saham syariah Indonesia lebih rendah dari kinerja saham syariah Malaysia.

Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian penelitian sebelumnya yaitu lebih kepada perbedaan tujuan, objek, waktu, dan metode penelitiannya. Penelitian yang mengukur kinerja reksadana syariah dan portofolio di Indonesia cukup banyak diteliti, akan tetapi yang lebih mengkhususkan kepada kinerja saham saham syariah di Indonesia dengan membandingkan perubahan return dan risk sahamnya dengan negara lain lebih sedikit.

Oleh sebab itu, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Studi Komparasi Kinerja Pasar Saham Syariah Indonesia Dan Malaysia Tahun 2011-2015 Berdasarkan Return Dan Risk Saham”.


(36)

11

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

Apakah terdapat perbedaan kinerja saham syariah di Indonesia dan Malaysia berdasarkan return dan risk saham periode 2011-2015 dengan menggunakan metode Sharpe’s Model, Treynor, jensen, Appraisal Ratio dan Snail Trail ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui perbedaan kinerja saham syariah di Indonesia dan Malaysia berdasarkan return dan risk saham periode 2011-2015 dengan menggunakan metode Sharpe’s Model, Treynor, jensen, Appraisal Ratio dan Snail Trail ?

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah: 1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu yang bermanfaat bagi peneliti, dan dapat menjadi referensi tambahan serta sebagai literatur untuk peneliti selanjutnya.


(37)

12

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan serta gambaran bagi para investor dan pemegang saham dalam mengambil keputusan berinvestasi serta bagi perusahaan diharapkan dapat mengevaluasi kinerja perusahaannya agar lebih baik dari sebelumnya. Kemudian bagi lembaga survei diharapkan dengan penelitian ini dapat memperkuat data survei.

E. Batasan Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini agar terarah kepada masalah yang ada, maka peneliti mengambil sampel dari populasi perusahaan perusahaan yang telah tercatat dalam Jakarta IslamicIndex (JII) di Bursa Efek Indonesia (BEI), kemudian perusahaan purusahaan yang telah tercatat dalam FBM Emas Shariah Index di Bursa Malaysia. Kemudian penelitian ini juga dibatasi oleh jangka waktu yaitu dimulai dari bulan Januari 2011 sampai dengan bulan Desember 2015 atau sama dengan 60 bulan. Dan dalam penelitian ini juga, dibatasi hanya dengan menggunakan 5 metode untuk mengukur kinerja saham yaituSharpe’s Model, Treynor, jensen, Appraisal Ratio dan Snail Trail.


(38)

(39)

13 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan oleh peneliti antara lain:

1. Penelitian yang pertama, oleh Mifrahi (2012), tentang “Perbandingan Kinerja Saham Syari’ah Berbasis Syari’ah Stock Screening Yang Berlaku

Di Indonesia, Malaysia Dan Gabungan Keduanya”. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui apakah dengan penerapan syari’ah stock

screening yang berlaku di negara Malaysia akan menghasilkan kinerja saham yang lebih baik begitupun sebaliknya atau gabungan dari keduanya. Kemudian penelitian ini juga menyimpulkan bahwa market performace

DES Indonesia dengan DES yang disaring dengan syari’ah stock

screening Malaysia yang diukur dari pengukur M2 tidaklah berbeda secara nyata. Hasil pengujian hipotesis perbandingan market performance DES Indonesia dengan DES yang disaring menggunakan syari’ah stock

screening Malaysia menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dibagi 2 (0.731/2) lebih dari nilai alpha (0.05) dengan kata lain bahwa, kinerja

saham syari’ah Indonesia dengan Malaysia berbeda secara deskriptif, namun tidak secara statistik.


(40)

14

2. Kemudian penelitian oleh Rahmawati (2008) tentang “Analisis penilaian

kinerja reksa dana syariah campuran menggunakan risk- adjusted return

method : Studi komparasi Indonesia dan Malaysia” (periode november

2004 - Mei 2007) yang mana bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kinerja reksadana syariah campuran yang terdapat di Indonesia dan Malaysia selama November 2004 Mei 2007 dengan menggunakan risk-adjusted return. Metode pengukuran kinerja ini memperhitungkan faktor risiko dan tingkat pengembalian (return) dari portofolio.

3. Liyanasari (2014) dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja Portofolio Optimal pada Saham Syariah Indonesia dan Saham Syariah Malaysia Periode 2009-2012”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Sharpe’s Model, Treynor’s Model dan Jensen’s Model. Menyimpulkan bahwa hipotesis alternatif diterima yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara kinerja portofolio optimal saham syariah Indonesia dan saham syariah Malaysia baik diukur berdasarkan model Sharpe’s Model, Treynor’s Model dan Jensen’s Model. Dan dari hasil uji statistic didapatkan hasil bahwa kinerja saham syariah Indonesia lebih rendah darikinerja saham syariah Malaysia.

4. Muizuddin (2011) dengan judul “Kinerja Reksadana Syariah Di Indonesia

Periode 2008-2010 Dengan Metode Risk Adjusted Return”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Kinerja dengan metode treynor dan jensen memiliki hasil kinerja yang lebih baik di banding dengan kinerja metode sharpe. Ini berarti bahwa portofolio belum terdiversifikasi sempurna, karena kinerja


(41)

15

portofolio yang kurang terdiversifikasi menjadi lebih tinggi pada rasio Treynor dan Jensen Alpha dibandingkan dengan rasio Sharpe. Hal ini muncul sebagai akibat dari adanya komponen risiko non-sistematis pada rasio Sharpe. Sedangkan, Jika portofolio telah terdiversifikasi sempurna, maka rasio Sharpe, Treynor dan Jensen Alpha akan memberi peringkat kinerja yang sama bagi portofolio. Hal ini disebabkan oleh total variance yang sama dengan systemtic variance pada portofolio yang terdiversifikasi sempurna.

5. Dewi dan Ferdian (2012) dengan judul “Evaluating Performance of Islamic Mutual Funds in Indonesia and Malaysia”. Penelitian ini, menyatakan bahwa Malaysia memiliki kinerja reksadana syariah yang lebih baik dibandingkan dengan kinerja reksadana syariah yang ada di Indonesia dengan menggunakan metode Sharpe model, Treynor, Jensen, Snail Trail dan Market Timing yaitu dengan melihat perbandingan return dan risk saham dari kedua negara tersebut.

Persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelian yang telah dipaparkan diatas yaitu dari segi:

1. Tujuan Penelitian

Persamaan terdapat pada inti dari beberapa penelitian terdahulu yang ada yaitu untuk mengetahui kinerja saham-saham syariah baik di Indonesia maupun di Malaysia ataupun keduanya. Adapun perbedaan juga terdapat pada inti dari tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kinerja dari


(42)

16

saham syariah di Indonesia dan Malaysia serta untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan di antara keduanya.

2. Objek Penelitian

Objek dari penelitian di atas bermacam-macam, namun kesemuanya focus pada pasar modal syariah seperti saham syariah, reksadana saham syariah, indeks saham syariah, dan lain-lain. Penelitian ini lebih spesifik pada saham syariah di Indonesia yang tergabung di JII dan saham syariah Malaysia yang tergabung dalam FBMS.

3. Metode Analisis

Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan yaitu gabungan dari beberapa metode dari penelitian sebelumnya dan hanya berbeda jumlah metode yang digunakan.

4. Tempat/ Lokasi Penelitian

Pada penelitian ini tempat yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah Indonesia dan Malaysia.

5. Jangka Waktu Penelitian

Jangka waktu yang diambil oleh penelitian penelitian sebelumnya dimulai dari tahun 2004 sampai dengan 2012. Sedangkan jangka waktu pada penelitian ini yaitu mulai dari tahun 2011 hingga tahun 2015.

B. Kerangka Teori 1. Investasi

Menurut Iman (2008:4), investasi pada dasarnya adalah pengorbanan yang dilakukan di masa sekarang untuk mengharapkan


(43)

17

imbalan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dalam berinvestasi, ada hokum yang menyatakan bahwa risiko dan imbalan (return) selalu sebanding. Investasi yang menawarkan risiko kecil biasanya keuntungannya juga tidak seberapa. Ada pula investasi yang menjanjikan keuntungan lebih besar, namun diikuti oleh risiko yang tinggi pula, inilah hukum dasar investasi.

Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Pada umumnya investasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: investasi pada aset aset finansial musalnya berupa sertifikat, deposito, surat berharga dll. Kemudian ada investasi pada aset aset rill dapat berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan dan lain sebagainya (Halim, 2005:4).

Setiap negara yang ingin mencapai kemajuan seperti yang telah dialami oleh negara maju harus memahami cara cara yang telah ditempuh oleh negara maju . setiap negara berkembang akan saling berlomba mendapatkan investor internasionaluntuk mencapai kemajuan yang diidamkan. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan oleh investor internasional untuk melakukan investasi di suatu negara, yaitu pra kondisi, adalah sebagai berikut: stabilitas politik, konsistensi penegakan hukum, sistem dan prospektif ekonomi dan keadilan sosial (Samsul, 2006:4).


(44)

18

Instrumen instrumen investasi di pasar modal semakin hari semakin berkembang. Dengan latar belakang mayoritas penduduk muslim, instrumen investasi di pasar modal juga begerak memunculkan produk produk investasi berbasis syariah, ada saham syariah, obligasi syariah, serta reksadana syariah. Investasi syariah merupakan salah satu ajaran dari konsep islam. Hal ini dapat dibuktikan bahwa konsep investasi selain sebagai pengetahuan juga bernuansa spiritual karena menggunkan norma syariah, sekaligus merupakan hakikat dari sebuah ilmu dan amal, oleh karenanya investasi sangat dianjurkan bagi setiap muslim (Huda, Nasution, 2008:18)

Hal tersebut dijelaskan dalam Al-Qur’an surat al-Hasyr ayat 18 sebagai berikut:

غل ْتم ق ام سْف ْرظْ تْل َ ا قتا ا مآ ي لا ا يأ اي

َ ا قتا

ريبخ َ إ

ل ْعت ا ب

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Dalam Surat Al-Baqarah ayat 219 Allah juga berfirman:

ْفعْلا لق قفْ ي ا ام ك لأْسي

ك

تاي ْْا مكل َ يبي كل


(45)

19

Artinya:

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi.

Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan". Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir”.

Ayat diatat menjelaskan bahwa setelah kita mencukupi keperluan hidup, kita diperintahkan untuk bersedekah. Memberikan sedekah atau infaq dalam bentuk aset investasi akan mendorong terciptanya prospek bisnis dan lapangan kerja baru. Selanjutnya, diharapkan masyarakat akan mendapatkan kesempatan untuk berkerja dan memiliki pendapatan yang layak untuk kehidupannya (Suryomurti, 2011:10).

Kini, dunia investasi modern tidak lagi mengarah pada jenis investasi konvensional seperti emas atau tanah, dunia investasi modern sudah mengarah pada instrument investasi yang sangat bervariasi berupa kertas berharga atau efek baik bersifat ekuitas beserta turunannya maupun efek yang bersifat utang beserta turunannya. Di bursa luar negri yang sudah relatif maju, jenis efek yang menjadi instrumen investasi memiliki tingkat keragaman yang tinggi, tidak hanya terbatas pada saham atau obligasi saja. Saham dan obligasi yang diperdagangkan memiliki banyak turunan berupa efek derevetif, misalnya waran, opsi, indeks dan sebagainya. Instrumen seperti ini hanya ada di pasar modal dan tercatat serta diperdagangkan di bursa efek (Firmansyah, 2010:110).


(46)

20

2. Pasar Modal

Menurut iman (2008:19), pasar modal adalah tempat bertransaksi surat berharga yang berjangka panjang. Surat berharga tersebut diperdagangkan dalam bursa (stock exchange) maupun secara langsung (over the counter/ OTC).

Sementara itu, dalam pasar modal, instrumen yang ditawarkan adalah saham, obligasi, dan produk derivatif lainnya. Investor dapat menanamkan modalnya dengan cara membaeli saham atau berperan sebagai kreditor dengan cara membeli obligasi. Apabila anda membeli saham, anda mengharapkan pertumbuhan dari perusahaan tempat anda berinvestasi. Apabila perusahaan bertumbuh, anda akan menikmati keuntungan dari deviden yang dibayarkan dan naiknya harga saham yang anda miliki (capita gain). Sementara apabila anda membeli obligasi, anda akan menerima pembayaran bunga dan pelunasan pokok pinjaman pada saat obligasi trsebut jatuh tempo (Iman, 2008: 21).

Menurut Samsul (2006:43-45), tujuan dan manfaat pasar modal dapat dilihat dari 3 sudut pandang, yaitu:

a. Sudut Pandang Negara

Pasar modal dibangun dengan tujuan menggerakkan perekonomian suatu negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara. b. Sudut Pandang Emiten


(47)

21

c. Sudut Pandang Masyarakat

Masyarakat memiliki sarana baru untuk menginvestasikan uangnya. Investasi yang semula dilakukan dalam bentuk deposito, emas, tanah, atau rumah sekarang dapat dilakukan dalam bentuk saham.

Bentuk instrumen di pasar modal disebutefek, yaitu surat berharga yang berupa (Samsul, 2006:43-45):

a. Saham (Stock)

Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan di mana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder atau stockholder). Bukti bahwa seseorang atau suatu pihak dapat dianggap sebagai pemegang saham adalah apabila mereka sudah tercatat sebagai pemegang saham dalam buku Daftar Pemegang Saham (DPS).

Jenis saham ada dua, yaitu: saham preferen (preferred stock), yaitu jenis saham yang memiliki hak terlebih dahulu untuk menerima laba dan memiliki hak laba kumulatif. Hak kumulatif adalah hak untuk mendapatkan laba yang tidak dibagikan pada suatu tahun yang mengalami kerugian, tetapi akan dibayar pada tahun yang mengalami keuntungan, sehingga akan menerima laba dua kali. Yang kedua adalah saham biasa (common stock), yaitu jenis saham yang akan menerima bagian laba setelah laba saham preferen dibagikan.


(48)

22

Keuntungan saham biasa adalah memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

b. Obligasi (Bonds)

Obligasi berdasarkan definisinya adalah suatu surat berharga jangka panjang yang bersifat hutang yang dikeluarkan oleh emiten kepada pemegang obligasi dengan kewajiban membayar bungan pada periode tertentu dan melunasi pokok pada saat jatuh tempo kepada pemegang obligasi. Pihak yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) dan akan menerima kupon sebagai pendapatan dari obligasi yang dibayarkan setiap 3 bulan atau 6 bulan sekali. Pada saat pelunasan obligasi oleh perusahaan, pemegang obligasi akan menerima kupon dan pokok obligasi.

c. Waran

Waran adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Waran tidak saja dapat diberikan kepada pemegang saham lama, tetapi juga sering diberikan kepada pemegang obligasi sebagai pemanis (sweetener) pada saat perusahaan menerbitkan obligasi. Harga waran sudah ditetapkan di muka sebesar di atas harga pasar saat diterbitkan. Jangka waktu tertentu berarti setelah 6 bulan, atau dapat setelah 3 tahun, 5 tahun, atau 10 tahun. Pemegang waran tidak akan menderita kerugian seandainya waran tidak bisa dilaksanakan.


(49)

23

d. Indeks Saham dan Indeks Obligasi (Produk Derevatif)

Contoh produk derivative di pasar modal adalah indeks harga saham dan indeks kurs obligasi. Indeks saham dan indeks obligasi adalah angka indeks yang diperdagangkan untuk tujuan spekulasi dan lindung nilai (hedging). Perdagangan yang dilakukan tidak memerlukan penyerahan barang secara fisik, melainkan hanya perhitungan untung rugi dari selisih antara harga beli dan harga jual. Berbeda dengan saham, obligasi, bukti right dan waran, indeks saham dan indeks obligasi diperdagangkan secara berjangka.

Disadari bahwa mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim sehingga salah satu upaya pengembangan pasar modal adalah perlu adanya produk syariah. Bapepam-LK selaku otoritas pasar modal telah menerbitkan peraturan khusus tentang efek bersifat syariah baik efek bersifat ekuitas, efek bersifat utang maupun reksadana. Peraturan efek yang berdasarkan perinsip syariah ini dituangkan dalam peraturan Bapepam No.IX.A.13 melalui keutusan ketua Bapepam-LK No. Kep-130/BL/2006 tanggal 23 November tahun 2006 yang disempurnakan dengan keputusan ketua Bapepam-LK No. Kep-181/BL/2009 tanggal 30 juni 2009 (Firmansyah, 2010: 139).

Menurut Firmansyah (2010: 137), instrumen instrumen investasi di pasar modal semakin berkembang. Dengan latar belakang mayoritas penduduk muslim, instrumen investasi di pasar modal juga begerak memunculkan produk produk investasi berbasis syariah, ada saham


(50)

24

syariah, obligasi syariah, serta reksadana syariah. Instrumen berbasis syariah dibentuk dengan tujuan memberikan sarana dan alternatif investasi dan pembiayaan yang berbasis syariah. Munculnya instrumen syariah di pasar modal Indonesia sipelopori oleh PT Danareksa Asset Management yang menerbitkan reksadan syariah pada 3 Juli 1997. Kemudian pada 3 juli 2000, PT Danareksa Asset Management bekerjasama dengan PT Bursa Efek Jakarta (kini Bursa Efek Indonesia) meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) yang bisa dipergunakan sebagai acuan dalam menilai perkembangan harga saham berbasis syariah.

Meski instrumen pasar modal syariah telah diperkenalkan sejak 1997, namun secara formal, peluncuran pasar modal dengan prinsip prinsip syariah islam dilakukan pada 14 maret 2003. Pada kesempatan ini ditandatangani nota kesepahaman atau kerjasama antara Bapepam-LK dengan Dewan Syariah Nasional- Majlis Ulama Indonesia (DSN-MUI), yang dilanjutkan dengan nota kesepahaman antara DSN-MUI dengan SRO. Lalu lahir beberapa fatwa MUI tentang ketentuan operasional pasar modal syariah hasil kerjasama dengan Bapepam-LK. Di antaranya fatwa No.20/DSN-MUI/IX/2000 tentang pedoman pelaksanaan investasi untuk reksadana syariah. Fatwa No. 32 DSN-MUI/IX/2002 tentang obligasi syariah dan fatwa No. 33 DSN-MUI/IX/2002 tentang obligasi syariah mudharabah (Firmansyah, 2010: 137).


(51)

25

3. Kinerja Pasar (Market Performance)

Kinerja pasar (market Performance) merupakan gambaran dari kinerja pasar saham yang dapat dilihat melalui pergerakan atau gejolak harga pasar. Penilaian kinerja saham ini, bertujuan untuk mencari tahu dan memprediksi apa yang diharapkan dalam investasi. Menurut Lyanasari (2014), tujuan penilaian kinerja pasar adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah portofolio yang dibentuk telah dapat meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan investasi sehingga dapat diketahui portofolio mana yang memiliki kinerja yang lebih baik jika ditinjau dari tingkat pengembalian dan risikonya masing-masing. Metode untuk penilaian kinerja ini pada umumnya terdapat 4 model pemilihan objektif yang dikenal yaitu Treynor’s model, Sharpe’s Model, Jensen’s model, dan Black’s model atau Appraisal Ratio. (Samsul, 2006:362). Sedangkan dalam buku yang dikarang oleh Manurung (2008: 135) tentang Reksadana Investasiku, menambahkan metode yang ke-5 yaitu Snail Trail.

Dalam penelitian ini, penulis menggabungkan beberapa metode yang digunakan oleh peneliti peneliti sebelumnya menjadi 5 metode yaitu: a. Sharpe’s Model

Dalam metode ini kinerja saham diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko saham (yaitu selisih rata rata tingkat pengembalin saham dengan rata rata tingkat bunga bebas risiko) dengan risiko saham yang dinyatakan dengan standar deviasi


(52)

26

(total risiko). Secara matematis Sharpe’s Model dirumuskan sebagai berikut (Halim, 2005: 68):

Si = Ri - Rf 2.1 σi

Keterangan:

Si = Sharpe’s Model Saham i

Ri = rata rata tingkat pengembalian saham i Rf = rata rata atas bunga investasi bebas risiko

σi = standar deviasi dari tingkat pengembalian saham i Ri - Rf = premi risiko saham i

Rumus tersebut pada hakikatnya menghitung kemiringan garis yang menghubungkan saham yang berisiko dengan bunga bebas risiko. Kemiringan garis tersebut dinyatakan dengan (Rp-Rf)/αp. Demikian, semakin besar kemiringan garis tersebut berarti semakin baik saham yang membentuk garis tersebut. Karena, semakin besar rasio premi risiko saham terhadap standar deviasi dapat dikatakan bahwa kinerja saham tersebut semakin baik.

Sharpe’s Model ini relevan digunakan untuk investor yang

menanamkan dananya hanya atau sebagian besar pada saham tersebut, sehingga risiko saham dinyatakan dalam standar deviasi.


(53)

27

b. Treynor’s Model

Dalam metode ini kinerja saham diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko saham (yaitu selisih rata rata tingkat pengembalian saham dengan rata rata bunga bebas risiko) dengan risiko saham yang dinyatakan dengan beta (risiko pasar atau risiko sistematis). Secara matematis Treynor’s Model dirumuskan sebagai berikut (Halim, 2005: 69):

Ti = Ri - Rf 2.2 βi

Keterangan:

Ti = Treynor’s Model saham i

Ri = rata rata tingkat pengembalian saham i Rf = rata-rata atas bunga investasi bebas risiko βi = beta saham i (risiko pasar atau risiko sistematis) Ri - Rf = premi risiko saham i

Indeks Treynor ini relevan digunakan untuk investor yang memiliki berbagai saham atau menanamkan dananya pada berbagai rekadana (mutual funds), atau melakukan deversifikasi pada berbagai

saham, sehingga risiko saham dinyatakan dalam beta (β), yaitu risiko

pasar atau risiko sistematis. c. Jensen’s Model


(54)

28

Metode ini didasarkan pada konsep garis pasar sekuritas (security market line-SML) yang merupakan garis yang menghubungkan portofolio pasar dengan kesempatan investasi yang bebas risiko, sehingga secara matematis dirumuskan Rp= Rf + (Rm-Rf) βp. Kemiringan SML dinyatakan sebagai (Rm-Rf) / βp, dan konstantanya adalah Rf. Dalam keadaan ekuilibrium semua portofolio diharapkan berada pada SML. Jika terjadi penyimpangan, artinya jika dengan risiko yang sama tingkat pengembalian suatu portofolio berbeda dengan tingkat pengembalian pada SML, maka perbedaan

tersebut disebut dengan Jensen’s Model, dimana risikonya dinyatakan

dalam beta (risiko pasar atau risiko sistematis). Apabila tingkat pengembalian aktual dari suatu portofolio lebih besar dari tingkat pengembalian yang sesuai dengan persamaan SML, berarti Jensen’s Model akan bernilai positif. Sebaliknya, apabila tingkat pengembalian aktual dari suatu portofolio lebih kecil dari tingkat pengembalian yang

sesuai dengan persamaan SML, berarti Jensen’s Model akan bernilai negatif.

Berdasarkan uraian di atas, maka Jensen’s Model dapat

dirumuskan sebagai berikut (Halim, 2005: 70):

Ji = (Ri− Rf) - (Rm−Rf) / βi ………..… 2.3 Keterangan:


(55)

29

Ri = rata-rata tingkat pengembalian saham i Rf = rata-rata bunga investasi bebas risiko

Rm = rata-rata tingkat pengembalian pasar (diwakili oleh IHSG) β i = beta saham i (risiko pasar atau risiko sistematis)

Ri – Rf = premi risiko saham i Rm – Rf = premi risiko pasar d. Appraisal Ratio

Model Treynor & Black disebut juga dengan istilah Appraisal Ratio menyeleksi saham dalam portofolio dengan memperhatikan risiko pasar dan risiko spesifik, karena suatu saham selalu mengandung risiko pasar dan risiko spesifik. Rata rata tingkat pengembalian setelah dikurangi dengan tingkat pengembalian minimum (CPAM) disebut

alpha.Oleh karena itu alpha (αi) tersebut harus dikoreksi dengan risiko

spesifik.

Berdasarkan penjelasan diatas maka Appraisal Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut (Samsul, 2006: 368):

Apparaisal Ratio = ( Ri − Rm ) / βi ... 2.4 Di mana:

Ri = rata-rata return saham i


(56)

30

β i = beta saham i e. Snail Trail Method

Dalam metode ini, kinerja saham diukur dalam jangka panjang. Berbeda dengan metode sebelumnya, metode ini merupakan metode baru dalam mengukur kinerja saham, yaitu dengan melihat tingkat pengembalian dan tingkat risiko. Return dan risiko saham dalam metode ini dibentuk dalam kuadran dimana vertikalnya menyatakan tingkat pengembalian sedangkan horizontalnya menyatakan risiko, kemudian tingkat pengembalian dan risiko saham dimasukkan ke dalam bentuk kuadran dari waktu ke waktu. Dengan hal ini, maka para investor dapat melihat pergerakan saham yang merupakan kebijakan dari manajer investasi. Oleh sebab itu, metode ini sangat dibutuhkan oleh para investor untuk melihat perkembangan yang dilakukan oleh manajer investasi dari waktu ke waktu. Metode ini dapat digambarkan sebagai berikut (Manurung, 2008: 135).

Gambar 2.5

Gambar Quadran Risk dan Return Tingkat pengembalian

0 Risiko

Kuadran - 1 Kuadran - 2

Kuadran - 4 Kuadran - 5


(57)

31

Keterangan:

 Kuadran-1 menjelaskan bahwa nilai tingkat pengembalian yang tinggi dan nilai risiko pasar yang rendah. Kuadran ini sangat digemari oleh para investor.

 Kuadran-2 menjelaskan bahwa nilai tingkat pengembalian yang tinggi dan nilai risiko pasar yang tinggi pula. Investor yang suka berspekulasi menyukai daerah ini dan umumnya instrumen investasi yang memberikan risiko tinggi mempunyai tingkat pengembalian yang tinggi.

 Kuadran-3 menjelaskan bahwa nilai tingkat pengembalian yang rendah dan nilai risiko pasar yang tinggi. Kuadran ini tidak banyak disukai oleh para investor.

 Kuadran-4 menjelaskan bahwa nilai tingkat pengembalian yang rendah dan nilai risiko pasar yang rendah pula. Umumnya dana yang baru dikelola akan terletak pada daerah kuadran ini serta investor yang mendekati pensiun menginginkan hasil pada daerah ini. Untuk membuat pembatas dari risiko rendah dan tinggi serta tingkat pengembalian rendah dan tinggi, maka risiko portofolio dikurangi dengan risiko pembanding (benchmark) dan demikian juga tingkat pengembaliannya. Bila tingkat pengembalian di bawah nol maka tingkat pengembalian portofolio di bawah dari tingkat pengembalian pembanding. Bila risiko di bawah nol maka risiko portofolio di bawah risiko pembanding dan umumnya investor menyukai risiko seperti ini.


(58)

32

4. Return Investasi

Return merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukan. Menurut Hadi (2013: 193), Return saham terdiri dari:

a. Yield, yaitu cash flow atau arus kas yang dibayarkan secara periodik kepada pemegang saham, biasanya dalam bentuk deviden.

b. Capital gain, atau capital loss, yaitu selisih antara harga saham pada saat pembelian dengan harga saham pada saat penjualan. Capital gain jika harga saham pada akhir periode lebih tinggi dari harga awalnya, sedangkan capital loss, sebaliknya.

Return merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi. Return ini dapat dibedakan menjadi 2, yaitu (Halim, 2005: 34)

a. Return Realisasi (realized return)

Merupakan return yang telah terjadi. Return dihitung berdasarkan data histories, return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (ekspekted return) dan risiko dimasa mendatang. Perhitungan return realisasi disini menggunakan return total. Return total merupakan keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu.


(59)

33

b. Return Ekspektasi (Expected Return)

Merupakan return yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Return ini penting dibandingkan dengan return historis karena return ekspektasian merupakan return yang diharapkan dari investasi yang dilakukan. Perhitungan return ekspektasi dapat dihitung dengan metode nilai ekspektasi yaitu mengalikan masing-masing hasil masa depan dengan probabilitas kejadiannya dan menjumlah semua produk perkalian tersebut.

Pada prinsipnya, komponen suatu return terdiri dari dua jenis yaitu current income (pendapatan lancar) dan capital gain (keuntungan selisih harga). Jika return yang diberikan pada investasi pasar modal (saham, obligasi, dan derivasinya) adalah current income dan capital

gain/ loss, maka return total dalam investasi dapat dicari dengan rumus (Hadi, 2013: 194): Total return= Current income + Capital gain/ Loss

5. Risiko Investasi

Pengertian Risiko menurut Mamduh dan Hanafi (2014:192), risiko adalah kemungkinan penyimpangan dari hasil yang diharapkan. Ada dua tipe risiko, yaitu:

a. Risiko sistematik (Systematic Risk)

Adalah risiko yang berkaitan dengan kondisi yang terjadi di pasar secara umum, yaitu risiko tingkat bunga, risiko politik, risiko


(60)

34

inflasi, risiko nilai tukar, dan risiko pasar. Disebut pula risiko tidak diversifikasi.

b. Risiko non-sistematik (non-systematic risk)

Adalah risiko yang berkaitan dengan kondisi perusahaan yang terjadi secara individual, yakni risiko bisnis, risiko laverage, dan risiko likuiditas. Disebut pula risiko diversifikasi, risiko residual, risiko unik, atau risiko khusus perusahaan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa risiko adalah kemungkinan terjadinya suatu penyimpangan tingkat pengembalian yang nyata terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan.

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan pemaparan dari hasil penelitian penelitian sebelumnya serta penjelasan teori diatas, maka peneliti dapat menggambarkan ringkasan pemikiran sebagai berikut:


(61)

35

Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran

Dari gambaran ringkasan pemikiran diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Mengumpulkan kriteria saham syariah yang ada di Indonesia dan Malaysia dengan melakukan seleksi dan teknik pengambilan sampel yang cocok. 2. Kemudian, setelah ditentukannya sampel yang memenuhi kriteria, maka

akan dilakukan penilaian kinerja saham syariah di Indonesia dan Malaysia, dengan menggunakan 5 metode yaitu Sharpe’s Model, Treynor, jensen, Appraisal Ratio, dan Snail Trail.

3. Setelah mengetahui hasil kinerja saham syariah dengan 5 metode tersebut, selanjutnya peneliti menggunakan uji normalitas dengan aplikasi SPSS


(62)

36

17.0. pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat normalisai data yang diperoleh.

4. Untuk selanjutnya peneliti mengunakan jenis uji hipotesis yaitu Independet Sample T test, dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan kinerja saham syariah antara Indonesia dan Malaysia.

5. Dan yang terakhir, setelah langkah langkah di atas sudah dilaksanakan, maka peneliti akan mendapatkan hasil perbandingan antara kinerja saham syariah di Indonesia dan Malaysia pada tahun 2011 sampai dengan 2015 dengan melihat tingkat return dan risk saham dengan menggunakan 5 metode pengukuran kinerja saham tersebut.

D. Hipotesis Penelitian

Alasan penelitian ini dilakukan karena adanya perbandingan kinerja antara saham syariah yang ada di Indonesia dan Malaysia dilihat dari tingkat petumbuhan jumlah saham syariah di Indonesia yaitu pada periode I tahun 2011 jumlah saham syariah sebanyak 217 dari 234 dan terus berkembang sampai periode II tahun 2015 sebanyak 315 dari 335 total jumlah emiten di Indonesia. Sedangkan Malaysia sebaliknya mengalami penurunan jumlah saham yaitu dimulai pada tahun 2011 jumlah sekuriti patuh syariah atau saham syariah di Malayasia sebanyak 839 dari 946 dan pada tahun 2015 turun menjadi 667 dari 901 total jumlah sekuriti patuh di Malaysia. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat perbedaan kinerja pasar saham syariah di Indonesia dan Malaysia dilihat dari total jumlah emiten pertahunnya.


(63)

37

Dalam penelitian ini, peneliti juga melakukan hipotesis pada penelitian penelitian sebelumnya, seperti penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Ferdian (2012), menyimpulkan bahwa reksadana syariah Malaysia lebih unggul daripada reksadana syariah Indonesia dengan menggunakan metode pengukuran kinerja pasar yaitu Model Sharpe, Treynor, Jensen, Snail Trail dan Market Timing. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Liyanasari (2014), menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara kinerja portofolio optimal saham syariah Indonesia dan saham syariah Malaysia baik diukur berdasarkan model Sharpe’s Model, Treynor’s Model dan Jensen’s

Model. Dan dari hasil uji statistic didapatkan hasil bahwa kinerja saham syariah Indonesia lebih rendah dari kinerja saham syariah Malaysia. Begitu juga yang diteliti oleh Fahmi Muizuddin (2011) menyatakan bahwa terdapat perbedaan antaraMetode sharpe, treynor dan jensen dalam mengukur kinerja Reksadana syariah.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Mifrahi (2008) menyatakan bahwa hasil pengujian hipotesis perbandingan market performance DES Indonesia dengan DES yang disaring menggunakan syari’ah stock screening Malaysia menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dibagi 2 (0.731/2) lebih

dari nilai alpha (0.05) dengan kata lain bahwa, kinerja saham syari’ah

Indonesia dengan Malaysia berbeda secara deskriptif, namun tidak secara statistik. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2008), menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan kinerja antara saham syariah di Indonesia dan Malaysia yaitu dengan menggunakan metode pengukuran


(64)

38

kinerja yang memperhitungkan faktor risiko dan tingkat pengembalian (return) dari portofolio.

Berdasar dengan apa yang telah dipaparkan diatas, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja saham syariah di

Indonesia dan Malaysia dengan menggunakan metodeSharpe’s Model. H2 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja saham syariah di

Indonesia dan Malaysia dengan menggunakan metode Treynor’s

model.

H3 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja saham syariah di

Indonesia dan Malaysia dengan menggunakan metode Jensen’s model.

H4 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja saham syariah di

Indonesia dan Malaysia dengan menggunakan metode Appraisal Ratio. Untuk mengetahui bagaimana kinerja saham syariah Indonesia dan Malaysia dengan menggunakan metode Snail Trail, maka akan dilakukan analisis defkriptif. Hal ini dikarenakan dalam perhitungan snail trail hasil yang diperoleh berupa grafik kuadran.


(65)

(66)

37 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan 5 metode pengukuran kinerja saham. 5 metode pengukuran kinerja saham tersebut adalah Sharpe’s Model, Treynor’s Model, Jensen’s Model, Appraisal Ratio dan Snail Trail.

Metode ini digunakan dengan tujuan untuk mengukur pergerakan pasar dengan melihat return dan risk saham sebagai tolak ukurnya. Objek pada penelitian ini adalah saham saham syariah yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan FBM Emas Shariah Index di Bursa Malaysia

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yaitu kuantitatif. Motode ini disebut sebagai metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka angka dan analisisnya menggunakan statistik (Sugiono, 2012: 7).


(67)

38

C. Populasi dan Sampel

Menurut Muhammad (2008: 161), Populasi merupakan kumpulan orang atau objek yang mempunyai kriteria yang sama, dalam beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan pokok pada suatu penelitian. Pada penelitian ini, populasi yang diambil adalah seluruh saham syariah yang telah tercatat dalam

Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdiri dari 30 perusahaan, dimulai pada bulan Januari tahun 2011 sampai dengan bulan Desember tahun 2015, hal ini dikarenakan JII memiliki keunggulan dibandingkan dengan indeks syariah lainnya seperti ISSI adalah dari sisi likuiditas. Kemudian, seluruh saham syariah yang tercatat dalam FBM Emas Shariah Index di Bursa Malaysia, dimulai pada Januari 2011 sampai dengan Desember 2015.

Sampel merupakan bagian atau sejumlah cuplikan tertentu yang diambil dari suatu populasi dan diteliti secara rinci (Muhammad, 2008: 162). Pada penelitian ini, sampel yang diambil adalah saham saham syariah yang telah memenuhi syarat dan kriteria yang ditentukan oleh peneliti serta memiliki data yang lengkap, yaitu saham syariah yang telah tercatat dalam Jakarta Islamic Index

(JII) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan saham syariah yang tercatat dalam FBM Emas Shariah Index di Bursa Malaysia.


(68)

39

D. Teknik Pengambilan Sample

Pengumpulan data dalam penelitian ini, menggunakan teknik pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yang merupakan teknik nonprobability sampling yang memilih objek objek yang sudah diseleksi oleh peneliti berdasarkan ciri ciri khusus yang dimiliki sampel tersebut yang dipandang mempunyai hubungan erat degan ciri ciri atau sifat sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Peneliti mengambil data berupa return dan risk pada saham syariah di Indonesia dan Malaysia (Muhammad, 2008: 175).

Syarat dan kriteria yang dipertimbangkan peneliti dalam pengambilan sampel, yaitu:

1. Saham-saham syariah yang selalu tercatat dalam Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan FBM Emas Shariah Index di Bursa Malaysia, dimulai pada Januari 2011 sampai dengan Desember 2015.

2. Saham-saham syariah yang mempunyai data lengkap perbulannya serta data akurat yang dibutuhkan oleh peneliti.

E. Data dan Jenis Data

Menurut Muhammad (2008: 97) data merupakan kumpulan seluruh keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan kajian (analisis atau kesimpulan) dalam mengambil suatu keputusan.


(69)

40

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber, baik sumber internal maupun eksternal. Sumber internal misalnya: faktur penjualan, decision support system, intelejensi pemasaran, kartu garansi, dan sebagainya. Sedangkan sumber eksternal dapat berupa: internet, publikasi, direktori, jurnal, data panel, dan lain lain (Muhammad: 2008: 85).

Dalam penenelitian ini, rujukan data yang diperoleh peneliti dari sebagian sumber yang dapat dipercaya. Data yang diperlukan dalam penelitian ini besumber dari data sekunder yang diambil dari terkait melalui media internet, seperti:

1. Sumber data perusahaan saham syariah yang tercatat dalam Jakarta Islamic Index (JII), yang diperolehdari situs www.idx.co.id.

2. Sumber data perusahaan saham syariah yang tercatat dalam FBM Emas Shariah Index), yang diperolehdari situs www.sc.com.my.

3. Sumber data harga saham syariah seperti Closing Price, return market, laporan harga harian, mingguan, bulanan, dan tahunan, dimulai dari tanggal 1 Januari 2011 sampai dengan tanggal 30 Desember 2015, yang diperoleh dari situs

www.yahoo-finance.com.

4. Sumber data harga (IHSG) atau Indeks Harga Saham gabungan yang di ambil dari tanggal 1 Januari 2011 sampai dengan tanggal 30 Desember 2015, yang diperolehdari situs www.idx.co.id.


(70)

41

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan secara dokumentasi, yang mana menurut Muhammad (2008:152), teknik ini bertujuan untuk mengumpulkan sumber data, seperti data tertulis yang merupakan keterangan atau gambaran penjelasan yang dibutuhkan dalam suatu pemikiran yang dapat dijadikan kajian sesuai dengan permasalahan yang ada dalam suatu penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil data bulanan dari perusahaan yang tercatat di Jakarta Islamic Index (JII) maupun FBM Emas Shariah Index, berupa data Historical Price yang kemudian dijadikan sebagai sampel. Data yang diperoleh dari penelitian ini diambil dari situs www.yahoo-finance.com.

G. Definisi Operasional dan Pengukuran Variable

Menurut Muhammad (2008: 115), definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat sifat objek yang didefinisikan dan dapat diamati yaitu dengan cara menekankan kegiatan apa yang akan dilakukan. Adapun variabel adalah sesuatu yang dijadikan objek penelitian atau yang diteliti. Dalam konteks ini, suatu variable merupakan simbol yang diberi angka atau nilai (Muhammad, 2008: 68). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan variabel berupa kinerja saham syariah di Indonesia dan Malaysia dengan menggunakan tolak ukur yaitu return dan risk saham.

Kemudian untuk mengukur variabel yang ada dalam penelitian ini serta mendapatkan hasil perbandingan kinerja saham syariah di Indonesia dan


(1)

TAHUN BULAN 5347 6888 4197 6947 1961 6033 5183 6012 4863 5225

2014 12 13.8 7.05 9.19 6.17 4.8 22.16 5.45 6.85 6.88 4.82

11 14.26 7.06 9.68 6.3 4.82 22.72 5.63 6.93 7.08 4.92

10 13.36 7.05 9.68 6.19 4.89 22.48 6.15 6.74 7.2 4.95

9 12.38 7 9.15 5.85 4.81 22.92 6.24 6.48 6.6 5.08

8 12.38 6.93 9.46 5.73 4.78 22.8 6.3 6.55 6.36 4.88

7 12.42 6.96 9.5 5.69 5 23.48 6.64 6.76 6.24 4.7

6 12.18 6.97 9.67 5.73 5.25 24.5 6.77 6.75 6.35 4.38

5 12.06 6.93 9.55 5.42 4.93 24.5 6.74 6.57 6.18 4.11

4 11.9 6.73 9.44 5.54 5 23.5 6.73 6.95 6.2 4.01

3 11.96 6.67 9.31 5.39 4.8 23.8 6.91 6.96 5.92 3.83

2 12 6.55 9.1 5.15 4.61 23.6 6.75 6.97 5.67 3.84

1 11.3 6.56 8.99 4.69 4.2 23.38 6.65 6.97 5.51 3.69

TAHUN BULAN 5347 6888 4197 6947 1961 6033 5183 6012 4863 5225

2015 12 13.32 6.41 7.75 5.4 4.46 22.7 7.27 6.8 6.78 6.58

11 13.36 6.13 7.91 5 4.35 22.92 6.74 6.56 6.51 6.34

10 12.66 6.17 8.36 5.26 4.26 22.98 6.35 6.59 6.66 6.31

9 12.02 5.8 7.79 5.55 4.07 21.96 6.14 6.55 6.68 5.97

8 11.18 6.14 7.45 5.23 4 21.32 6.07 6.57 6.49 5.85

7 12.2 6.37 8.72 5.4 4.24 22.08 6.41 6.67 6.55 6.01

6 12.64 6.4 8.52 5.36 4.06 21.26 6.32 6.37 6.54 5.66

5 13.36 6.58 8.32 5.61 3.99 21.9 6.26 6.89 7.28 5.83

4 14.36 6.74 9.06 6.01 4.34 22.72 5.87 6.94 7.41 5.92

3 14.36 7.08 9.27 6.3 4.59 23.02 5.64 7.19 7.27 6.01

2 14.72 7.16 9.33 6.35 4.71 23.06 5.47 7.05 7.12 5.57


(2)

Hasil Output Analisi deskriptif

Hasil Ouput Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Malaysia Sharpe’s

Model

Treynor’s Model

Jensen’s Model

Appraisal Ratio

N 5 5 5 5

Normal Parametersa,,b Mean 0.20724 6.8592 -6.57812 0.20206 Std. Deviation 0.252392 18.24709 6.224292 0.327493

Most Extreme Differences Absolute 0.339 0.244 0.244 0.29

Positive 0.339 0.244 0.209 0.177

Negative -0.26 -0.153 -0.244 -0.29

Kolmogorov-Smirnov Z 0.759 0.546 0.546 0.649

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.512 0.927 0.927 0.794

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Descriptive Statistics

Kinerja Saham

Syariah N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Indonesia 20 -6.7360 5.2068 0.2493 2.4863

Malaysia 20 -12.7980 36.3290 0.1725 10.1018

Valid N (listwise) 20

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Indonesia Sharpe’s

Model

Treynor’s Model

Jensen’s Model

Appraisal Ratio

N 5 5 5 5

Normal Parametersa,,b Mean 0.42274 0.01958 -0.01716 0.57266 Std. Deviation 4.854 0.087496 0.150663 2.334409

Most Extreme Differences Absolute 0.272 0.221 0.232 0.31

Positive 0.162 0.14 0.154 0.31

Negative -0.272 -0.221 -0.232 -0.188

Kolmogorov-Smirnov Z 0.608 0.494 0.518 0.693

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.854 0.968 0.951 0.723

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(3)

Hasil Output Uji Independent Sampel T-test Group Statistics

Metode Negara Mean Std. Deviation Std. Error Mean Sharpe’s

Model

Indonesia 0.4227 4.8540 2.1708 Malaysia 0.2072 0.2524 0.1129 Treynor’s

Model

Indonesia 0.0196 0.0875 0.0391 Malaysia 6.8592 18.2471 8.1603 Jensen’s

Model

Indonesia -0.0172 0.1507 0.0674 Malaysia -6.5781 6.2243 2.7836 Appraisal

Ratio

Indonesia 0.5723 2.3344 1.0440 Malaysia 0.2021 0.3275 0.1465

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

Metode

95% Confidence Interval of the

Difference

F Sig. t df Sig.

(2-tailed)

Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

Sharpe’s Model Equal variances assumed Equal variances not assumed

13.576 .004

0.155 123 0.908 0.2155 2.1737 -4.7971 5.2281

0.141 74.482 0.888 0.2155 2.1737 -5.8069 6.2379

Treynor’s Model Equal variances assumed Equal variances not assumed

15.281 .026

-1.241 123 0.217 -6.8396 8.1604 -25.6576 11.9784

-1.011 49.001 0.317 -6.8396 8.1604 -29.4962 15.8170

Jensen’s Model Equal variances assumed Equal variances not assumed

41.106 .001

3.138 123 0.002 6.5610 2.7844 0.1401 12.9818

2.557 49.018 0.014 6.5610 2.7844 -1.1662 14.2881

Appraisal Ratio Equal variances assumed Equal variances not assumed

15.047 .001

0.228 123 0.820 0.3702 1.0542 -2.0608 2.8012


(4)

Lampiran 7

CURRICULUM VITAI

Nama : Syamsudin Mochtar

Tempat, Tanggal Lahir : Ambon, 27 Desember 1993

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat Asal : Jl. Mt. Haryono No.38 Rt. 033 Rw. 007. Pasar baru Kelurahan Bende Kecamatan Kadia Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara

Alamat Yogyakarta : Jl. Kembang Ngebel Tamantirto Kasian Bantul Barat Unires Putri Yogyakarta

No. Kontak : 082324244272

Email : syams6604@gmail.com

Latar Belakang Pendidikan Formal

1999-2000 : TK 1 Gampos Ambon

2000-2006 : SDN 6 Baruga Sultra

2006-2012 : Pondok Modern Gontor 7 Sultra


(5)

Pengalaman Berorganisasi

2006-2009 : Anggota PERSIRAJ Persatuan Silat Riyadhatul Mujahidin Gontor 7 Sultra

2008-2009 : Bendahara Pondok Pesantren Gontor 7 Sultra

2009-2010 : Bendahara Foto Copy Gontor Pusat Ponorogo

2010-2011 : Guru Pengajar Gontor 7 Sultra

2010-2011 : Ketua Tapak Suci Gontor 7 Sultra

2010-2011 : Ketua Foto Copy Gontor 7 Sultra

2012-2014 : Anggota Tapak Suci Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Prestasi Akademik dan Non Akademik

2007 : Juara Adika Teladan Pramuka Gontor 7 Sultra

2008 : Juara Favorit Kejuaraan Nasional Tapak Suci Katagori Seni

2009 : 10 besar nilai terbaik seluruh santri Gontor 7 Sultra


(6)

Pendidikan Non Formal/ Training – Seminar

Pelatiahan Bahasa Arab dan Inggris

Saka Bayangkara

Tapaksuci

Seminar Nasional Reaktualisasi Ekonomi Islam di Indonesia

Bendahara

Magang di PT. Bank Syariah Mandiri Katamso Yogyakarta

IT Komputer dan Sofwer

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya,

Yogyakarta, 5 Desember 2016