HUBUNGAN ANTARA RETURN EMAS DAN RETURN S

Hubungan Antara Return Emas Dan Return Saham

HUBUNGAN ANTARA RETURN EMAS
DAN RETURN SAHAM
Dian Surya Sampurna
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia, Jakarta
purna_scofield@yahoo.com

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara return emas
dan return saham. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
dalam bentuk deret waktu berupa data bulanan selama periode 2009-2011. Penelitian ini
menggunakan pendekatan model VAR uji kausalitas granger dan fungsi respon impulse
diterapkan dalam meneliti hubungan dinamis dari variabel.
Temuan empiris pada uji kausalitas granger menunjukkan bahwa terjadi
hubungan yang signifikan antara return emas dan return saham, berbeda dengan
sebaliknya. Sedangkan untuk grafik impulse response menunjukkan pergerakan yang
semakin mendekati titik keseimbangan.
Kata kunci: kausalitas granger, return emas, return saham, Vector Autogression (VAR).
1. PENDAHULUAN
Semenjak krisis sub prime mortgage di AS, pasar saham di seluruh dunia

mengalami volatilitas yang tinggi dan return yang tidak sesuai dengan harapan. Oleh
sebab itu, investor harus bijak dalam menginvestasikan dananya karena investasi selalu
memiliki dua sisi yaitu return dan risiko. Dalam berinvestasi, berlaku hukum bahwa
semakin tinggi return yang ditawarkan maka semain tinggi pula risiko yang harus
ditanggung oleh investor (Tendelilin, 2001).
Ada banyak instrumen di mana investor dapat menginvestasikan dana mereka yang
berlebih atau menganggur baik dalam bentuk saham, obligasi, reksadana, real estate,
maupun emas. Emas sesuai sifatnya selalu dipandang sebagai aset yang aman (safe
haven). Emas telah digunakan sebagai penyimpan nilai dan digunakan sebagai alat tukar
yang digunakan dalam ribuan tahun yang lalu. Baur dan McDermot (2009)
mengemukakan bahwa emas akan menjadi instrumen investasi yang menarik di saat
terjadi gejolak dipasar finansial. Alasan utamanya adalah karena emas memiliki nilai
intrinsik, tidak seperti mata uang lainnya. Nilai intrinsik emas tidak tergantung pada laba
atau hutang di masa mendatang, nilai intrinsik ini timbul karena investasi emas tidak
memiliki risiko default (Baur dan McDermot, 2009)
Sedangkan investasi pada saham dianggap mempunyai tingkat risiko yang lebih
besar dibandingkan dengan alternatif investasi lain seperti obligasi, deposito, tabungan dan
investasi dalam bentuk aset riil. Bagi kalangan masyarakat yang memiliki dana berlebih
dan tertarik untuk melakukan investasi, hadirnya lembaga pasar modal di Indonesia
menambah deretan pilihan alternatif dalam menanamkan dananya. Di antara berbagai

instrumen pasar modal, saham merupakan instrumen investasi yang memiliki tingkat
return dan risiko yang tinggi. Fokus dari penelitian ini mengenai hubungan antara return
Jurnal Ekonomi STEI/Volume.XXI, No.02/ Juli-Desember 2012

1

Hubungan Antara Return Emas Dan Return Saham

emas dan return saham. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara return emas dan return saham.
2. Landasan Teori
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mashayekh, et al. (2011) yang menyatakan
bahwa dalam jangka pendek return emas berpengaruh negatif terhadap return pasar
saham. Hal ini dikarenakan investasi emas merupakan substitusi dari investasi saham.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Smith
(2011). Sedangkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Smith (1998)
justru menunjukkan hasil yang bertentangan yaitu return pasar saham tidak berpengaruh
terhadap return emas.
2.2. Teori Portofolio Modern

Markowitz (1959) berpendapat bahwa portofolio yang baik lebih dari sekedar
daftar panjang yang terdiri dari saham-saham dan obligasi-obligasi. Hal ini merupakan
keseimbangan secara keseluruhan yang mampu memberikan perlindungan dan
kesempatan bagi investor dengan bebagai macam tindakan antisipasi. Investor harus
mengembangkan portofolio yang terintegrasi yang paling sesuai dengan kebutuhannya.
Hal ini diperkuat oleh Greer (1997) yang mengemukakan bahwa alokasi aset-aset strategis
merupakan serangkaian keputusan penting yang harus dibuat oleh seorang manajer
portofolio.
2.3. Emas
Baur dan Lucey (2010) mengemukakan bahwa emas biasanya dipandang sebagai
aset aman karena bentuk uang mula-mula dan juga digunakan sebagai pelindung nilai
terhadap inflasi. Penjelasan lainnya adalah karena emas tidak memiliki korelasi dengan
jenis aset yang lain. Bahkan karena emas biasanya dinilai dalam dolar Amerika Serikat
maka emas juga dapat berlaku sebagai pelindung nilai terhadap nilai tukar untuk investor
yang memegang Dollar Amerika Serikat. Hal relatif sama juga dikemukakan oleh Tully
dan Lucey (2007) yang berpandangan bahwa emas secara tradisional dapat berfungsi
sebagai pelindung nilai bagi saham dan cenderung akan meningkat harganya ketika terjadi
gejolak di pasar saham.
London Bullion Market Association (LBMA) menjadi pedoman pasar emas global
dalam menentukan patokan harga pasar emas (termasuk dengan harga Dinar Dirham

Islam) hampir di setiap negara. Sejak tahun 1968, harga emas yang dijadikan patokan
seluruh dunia adalah harga emas berdasarkan standar pasar emas London
(en.wikipedia.org) dan sistem ini dinamakan London Gold Fishing. London Gold Fishing
adalah prosedur di mana harga emas ditentukan dua kali dalam sehari setiap hari kerja di
pasar London oleh lima anggota pasar London Gold Fishing ltd (www.goldfixing.com).
Kelima anggota tersebut adalah Bank of Nova Scottia, Barclays Capital, Deutsche Bank,
HSBC, dan Societe Generale.
Menurut Napompech, et al. (2010), faktor yang mempengaruhi harga emas
domestik yaitu (i) tingkat inflasi dunia, (ii) harga minyak dunia, (iii) kurs mata uang
domestik, dan (iv) indeks dollar AS (USD). Harga emas domestik sangatlah dipengaruhi
oleh harga emas dunia. Seperti halnya harga emas yang berlaku di Indonesia yang

Jurnal Ekonomi STEI/Volume.XXI, No.02/ Juli-Desember 2012

2

Hubungan Antara Return Emas Dan Return Saham

dikeluarkan oleh PT. ANTAM, Tbk. mendasarkan harga emas mereka pada harga emas
dunia yang dipublikasikan oleh Kitco (emas Kitco).

2.4. Saham
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling
populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan
untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrumen investasi
yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan
yang menarik (www.idx.co.id).
Pergerakan nilai indeks akan menunjukkan perubahan situasi pasar yang terjadi.
Pasar yang sedang bergairah atau terjadi transaksi yang aktif ditunjukkan dengan indeks
harga saham yang mengalami kenaikan. Kondisi inilah yang biasanya menunjukkan
keadaan yang diinginkan para investor. Kondisi pasar yang stabil ditunjukkan dengan
indeks harga saham yang tetap, sedangkan kondisi pasar yang lesu ditunjukkan dengan
indeks harga saham yang mengalami penurunan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
indeks harga saham adalah suatu indeks yang merupakan nilai kumulatif dari beberapa
saham yang diperdagangkan di bursa efek, yang dapat digunakan untuk melihat
perbandingan atau pergerakan suatu kegiatan.
3. Metodologi
3.1. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder
dalam bentuk deret waktu (time series). Data tersebut berupa data bulanan selama tiga
tahun dari 2009 sampai dengan 2011, sumber data diperoleh dari yahoofinance.com,

www.idx.co.id dan www.kitco.com. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
return emas dunia dan return IHSG. Dalam pengolahan data menggunakan alat bantu
program komputer Eviews 8.
3.2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
metode observasi secara tidak langsung dengan menggunakan website yahoofinance.com,
www.idx.co.id dan www.kitco.com, dilakukan dengan pengunduhan objek material yang
terkait dengan analisis data yang dibutuhkan, seperti data harga saham dan harga emas
secara bulanan.
3.3. Metode Analisis
Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan model Vector Autoregresive
(VAR), menyatakan bahwa variabel stokastik dalam suatu vektor (n x 1), Xt sebagai the
unrestricted vector autoregression (VAR). VAR adalah model simultan yang nonstruktural. Model ini dikembangkan untuk menyelesaikan masalah restriksi teori yang
ketat pada model simultan struktural (Sims, 1972). Model VAR menjadikan semua
variabel bersifat endogen. Model VAR yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Xt = A1 Xt-1 + A2 Xt-2 + c + et
dimana Xt = [X1t, X1t] adalah vektor (2x1) return emas dan return saham, Ai adalah
parameter matrik (2x2), c adalah vektor konstan (2x1), et adalah vektor (2x1) random
error terms dengan rata-rata nol dan varian konstan.
Jurnal Ekonomi STEI/Volume.XXI, No.02/ Juli-Desember 2012


3

Hubungan Antara Return Emas Dan Return Saham

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
a. Unit Root Tests
Suatu penelitian yang menggunakan data time series yang akan dianalisis
diasumsikan stasioner, yang berarti bahwa data konstan dan independen sepanjang waktu
(Gujarati, 2003). Dalam kenyataannya, sebagian data time series tidak stasioner
(nonstationary) di mana mean dan variance-nya tidak konstan, berubah-ubah sepanjang
waktu. Oleh karena itu, sebelum data dianalisis lebih lanjut terlebih dahulu perlu dilakukan
uji kestasioneran terhadap seluruh data yang akan digunakan dalam penelitian ini.
Pengujian stasioneritas menggunakan ADF (Augmented Dickey-Fuller) untuk level, 1st
order dan 2nd order. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1 sebagai berikut:
Tabel 1.1
Augmented Dickey-Fuller Test
Periode Januari 2009 – Desember 2011
KETERANGAN
Level

1st difference
2nd difference

Return Gold
-3.243644*
-3.262735*
-3.339330*

Return Market
-3.243644*
-3.262735*
-3.356068*

Sumber: data diolah, EVIEWS 8.. Note: *Signifikansi pada tingkat 1%
Berdasarkan tabel 1.1 pengujian stasioner untuk data return emas dan return saham
menggunakan metode ADF pada tingkat level memberikan hasil bahwa pada tingkat
signifikansi 1% menunjukkan ada signifikan, yang berarti bahwa kedua return yang
digunakan dalam penelitian ini stasioner pada tingkat level.
b. Analisis VAR
a) Uji Kointegrasi ADF

Selanjutnya dilakukan uji kointegrasi Augmented Dickey-Fuller (ADF).
Tabel 1.2
Hasil Uji Kointegrasi ADF
Variabel
Coefficient Std. Error t-Statistic
D(RESID01(-1))
-0.959380
0.167591 -5.724546
Sumber: data diolah, EVIEWS 8

Prob.
0.0000

Berdasarkan tabel 1.2 bahwa hasilnya di dapat nilai probabilitas signifikansi
sebesar 0,0, nilai ini lebih kecil dari α = 1%, maka ada hubungan jangka panjang antar
variabel.
b) Penentuan Lag Optimal dan VAR
Langkah selanjutnya untuk mengestimasi model VAR, harus terlebih dahulu
menentukan lag optimal yang akan digunakan dalam estimasi VAR. Panjang lag optimal
akan dicari dengan menggunakan kriteria informasi yang tersedia. Kandidat lag yang

terpilih adalah panjang lag menurut kriteria Likehood Ratio (LR), Final Prediction Error
Jurnal Ekonomi STEI/Volume.XXI, No.02/ Juli-Desember 2012

4

Hubungan Antara Return Emas Dan Return Saham

(FPE), Akaike Information Crition (AIC), Schwarz Information Crition (SC), dan HannanQuin Crition (HQ). Penentuan lag optimal dalam penelitian ini berdasarkan Schwarz
Information Criterion (SC). Pemilihan kriteria menggunakan SC mengikuti Reimers
(1992), menemukan bahwa SC berjalan baik dalam pemilihan panjang lag yang optimal.
Hasil penentuan panjang lag disajikan dalam tabel 1.3 berikut:
Lag

LogL

0
1
2
3
4


-217.4080
-204.6246
-193.9333
-192.0090
-189.6358

Tabel 1.3
Hasil Pengujian lag Optimal
LR
FPE
AIC
NA
23.09266
17.93382*
2.979473
3.368442

4815.752
2735.705
1784.538*
2061.090
2332.016

14.15536
13.58868
13.15699*
13.29091
13.39586

SC

HQ

14.24787
13.86623
13.61956*
13.93851
14.22850

14.18551
13.67916
13.30777*
13.50201
13.66728

Sumber: data diolah, Eviews 8
Berdasarkan tabel diatas hasil VAR Lag Order Selection Criteria menunjukkan
bahwa dengan menggunakan Schwarz Information Criterion (SC) maka lag 2 adalah lag
optimal. Hasil analisis VAR dapat dilihat pada tabel 1.4 sebagai berikut:
Tabel 1.4
Hasil Analisis VAR

D(RETURN_STOCK(-1))
D(RETURN_STOCK(-2))
D(RETURN_GOLD(-1))
D(RETURN_GOLD(-2))
C

R-squared
Adj. R-squared
Sum sq. resids
S.E. equation
F-statistic
Log likelihood
Akaike AIC
Schwarz SC
Mean dependent
S.D. dependent

D(RETURN_STOCK)

D(RETURN_GOLD)

-0.409125
(0.15132)
[-2.70374]
-0.493293
(0.14918)
[-3.30671]
-0.113361
(0.10097)
[-1.12270]
0.155712
(0.10574)
[ 1.47265]
-0.140874
(0.81234)
[-0.17342]

0.140098
(0.24633)
[ 0.56874]
-0.305883
(0.24285)
[-1.25956]
-0.747381
(0.16437)
[-4.54690]
-0.399380
(0.17213)
[-2.32025]
-0.229955
(1.32241)
[-0.17389]

0.526582
0.458951
605.4179
4.649953
7.786092
-94.83026
6.050319
6.277062
-0.169276
6.321648

0.532324
0.465513
1604.400
7.569676
7.967612
-110.9109
7.024905
7.251648
-0.177427
10.35401

Sumber: data diolah, Eviews 8

Jurnal Ekonomi STEI/Volume.XXI, No.02/ Juli-Desember 2012

5

Hubungan Antara Return Emas Dan Return Saham

Selanjutnya berdasarkan model VAR yang telah dibangun sebelumnya, maka akan
dianalisis berkaitan dengan Impulse Response Function (IRF), hasil IRF dapat dilihat pada
gambar 1.1. Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah pengaruh shock dari return
emas dan return saham.
Gambar 1.1
Hasil Impulse Response Function (IRF)
Response to Cholesky One S.D. Innovations
Res ponse of D(RETURN_STOCK) to D(RETURN_STOCK)

Respons e of D(RETURN_STOCK) to D(RETURN_GOLD)

5

5

4

4

3

3

2

2

1

1

0

0

-1

-1

-2

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

-2

Response of D(RETURN_GOLD) to D(RETURN_STOCK)
8

4

4

0

0

-4

-4

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Res ponse of D(RETURN_GOLD) to D(RETURN_GOLD)

8

-8

1

-8

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Sumber: data diolah, EVIEWS 8
Berdasarkan gambar 1.1, grafik impulse response menunjukkan pergerakan yang
semakin mendekati titik keseimbangan (covergence) atau kembali ke keseimbangan
sebelumnya, ini menunjukkan bahwa respon suatu peubah akibat suatu guncangan makin
lama akan menghilang sehingga guncangan tersebut tidak meninggalkan pengaruh
permanen terhadap peubah tersebut.
c)

Hasil Uji Kausalitas Granger

Dalam pengujian kausalitas ini dilakukan dengan menggunakan model multivariat
VAR yang dilakukan secara bersamaan. VAR. Tabel 1.5 di bawah ini adalah hasil
pengujian kausalitas dengan multivariat VAR.
Tabel 1.5
Hasil Uji Kausalitas Granger
Null Hypothesis:

Obs

F-Statistic

Prob.

RETURN_GOLD does not Granger Cause
RETURN_STOCK
34
RETURN_STOCK does not Granger Cause RETURN_GOLD

4.14217
2.22878

0.0262
0.1258

Sumber: data diolah, EVIEWS 8

Jurnal Ekonomi STEI/Volume.XXI, No.02/ Juli-Desember 2012

6

Hubungan Antara Return Emas Dan Return Saham

Berdasarkan hasil uji kausalitas granger pada tabel 1.5 bahwa Hipotesis nol pada
kedua baris adalah baris pertama
RETURN_GOLD tidak mempengaruhi
RETURN_STOCK, begitupun baris kedua RETURN_STOCK tidak mempengaruhi
RETURN_GOLD. Dengan menggunakan kriteria prob. Value < alpha (misalnya alpha =
5%), terlihat ada satu hipotesis nol ditolak. Artinya, RETURN_GOLD berpengaruh
signifikan terhadap RETURN_STOCK, berbeda dengan RETURN_STOCK tidak
berpengaruh signifikan terhadap RETURN_GOLD. Sehingga tidak terjadi hubungan
kausalitas 2 arah antara RETURN_STOCK dan RETURN_GOLD.
5. Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada uraian sebelumnya, maka diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1) Berdasarkan unit root test menggunakan ADF test pada tingkat level sudah terjadi
stasioner data dengan tingkat signifikansi 1%.
2) Dalam uji kausalitas granger bahwa terjadi hubungan yang signifikan antara return
emas terhadap return saham, berbeda dengan sebaliknya.
3) Pada grafik impulse response menunjukkan pergerakan yang semakin mendekati
titik keseimbangan (covergence) atau kembali ke keseimbangan sebelumnya, ini
menunjukkan bahwa respon suatu peubah akibat suatu guncangan makin lama
akan menghilang sehingga guncangan tersebut tidak meninggalkan pengaruh
permanen terhadap peubah tersebut.
5.2. Saran
1) Berdasarkan hasil penelitian ini, maka otoritas moneter dalam hal ini Bank
Indonesia dan OJK. Didalam menetapkan kebijakan semestinya memperhatikan
faktor emas dan memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi di pasar
komoditas dan pasar modal. Karena perubahan-perubahan tersebut akan
berpengaruh dalam keputusan investor dalam investasinya.
2) Sebagai pelaku pasar, investor juga mesti memperhatikan implikasi dari adanya
hubungan antara emas dan saham, sehingga berpengaruh pada prospek-prospek
investasinya.
3) Sebagai akademisi, masih akan terdapat banyak permasalahan-permasalahan yang
terkait dengan kausalitas.
DAFTAR PUSTAKA
Baur, D. G. and B. M. Lucey. 2010. Is Gold a Hedge or a Safe Haven? An Analysis os
Stocks, Bonds and Gold. The Financial Review45: 217-229
Baur, D. G. and T. K. McDermot. 2009. Is Gold a Safe Haven?: International Evidance.
Intitute for International Integration Studies (IIIS) Discussion Paper (310).
Greer, R. J. 1997. What is an Asset Class, Anyway?? Journal of Portfolio Management 23
(2): 86-91.
Jurnal Ekonomi STEI/Volume.XXI, No.02/ Juli-Desember 2012

7

Hubungan Antara Return Emas Dan Return Saham

Gujarati, Damodar, N. 2003. Basic Econometrics. Edisi 4. McGraw-Hill, New York: USA.
Markowitz, H. M. 1959. Portfolio Selection: Efficient Diversification of Investments. New
York: Jhon Wiley & Son, Inc.
Mashayekh, Shahnaz, Hadise Haji Moradkhani, and Mahboobeh, Jafari. 2011. Impact of
Macroeconomics Variabels on Stock Market: The case of Iran. ICBER. Pp. 350-361.
Napompech Kulkanya, Amonsri Tanpitat, and Nidpa, Uetrakunkamol. 2010. Factors
Influecing Gold Consumption for Savings and Investment By People In Bangkok
Metropolitan Area. International Journal of Artsand Sciences. Vol. 3 No. 7. Pp. 508520.
Reimers, H. E. 1992. Comparisons of Tests for Multivariate Cointegration. Statistical
Papers 33, 335-346.
Smith, Graham. 2011. The Prices of Gold and Stock PriceIndices for The United States.
The World Gold Council. Pp. 1-35.
Smith, Ket V. 1998. Asset Allocation and Investment Horizon. Financial Services Review.
Vol. 6 No. 3. Pp. 201-219.
Sims C. 1972. Money, income and causality. American Economic Review 62(4): 540-552.
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertaman.
BPFE ugm, Yogyakarta.
Tully and Lucey. 2007. A Power GARCH Examination of The Gold Market. Research in
International Business and Finance 21:316-325.
www.goldfixing.com
www.idx.go.id
www.kitco.com
financeyahoo.com
en.wikipedia.org

Jurnal Ekonomi STEI/Volume.XXI, No.02/ Juli-Desember 2012

8