Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Struktur Modal Terhadap Kebijakan Pembayaran Deviden pada Perusahaan di Jakarta Islamic Index (JII) (Studi Empiris di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011)

(1)

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, AKTIVITAS,

PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP

KEBIJAKAN PEMBAYARAN DEVIDEN PADA

PERUSAHAAN DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

(Studi Empiris di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011)

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana

Disusun Oleh:

Fitria

NIM: 208081000046

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

1434H/2013M


(2)

(3)

(4)

(5)

LEMBAR PERNYATAAN

KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Fitria

NIM : 208081000046

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Manajemen Keuangan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penelitian skripsi ini, saya:

1. tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.

2. tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya.

4. tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Ciputat, 20 Mei 2013


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Fitria

Tempat / Tanggal Lahir : Ternate, 25 Juli 1989

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat :

Email : fit.ria@live.com

PENDIDIKAN FORMAL

 1996 – 2001 : SDN Sukaluyu 03 Bandung  2001 – 2004 : SMP 06 Assyafi’iyah Bekasi  2004 – 2007 : SMAN 1 Kota Ternate


(7)

Abstract

This study aimed to analyze the effect of the Liquidity Ratio (CR,QR), Aktivity (ITO,TATO), Profitability (ROA,EPS), and Capital Structure (DAR,DER). Tool using multiple linear regression analysis of the 15 companies that were taken by purposive sampling in Jakarta Islamic Index melalui secondary data on each company’s financial statements are to be sampled. Studi period in 2008 to 2011.

By using test-f that liquidity variables (CR, QR), Activities (ITO, TATO), profitability (ROA, EPS), and Capital Structure (DAR, DER) simultaneously affect the House of Representatives at a significant level with a probability of 0.000 and f -count at 4.786. While using a t-test that the variable CR, ITO, TATO, EPS, DAR and DER partially has no effect on the House of Representatives, whereas QR and ROA partial effect on the House of Representatives at a significant level in the company's 0,05 in Jakarta Islamic Index (JII). Par value Adjusted R Square (�2) is equal to 33.9% while the remaining 66.1% is influenced by other factors not included in our model.

Keywords: Dividend Payout Ratio, Liquidity, Activity, Profitability and Capital Structure (DER)


(8)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh rasio Likuiditas (CR,QR), Aktivitas (ITO,TATO), Profitabilitas (ROA,EPS), dan Struktur Modal (DAR,DER) terhadap kebijakan deviden (DPR). Alat analisis menggunakan regresi linear berganda terhadap 15 perusahaan yang diambil secara purposive sampling di Jakarta Islamic Index melalui data sekunder laporan keuangan pada setiap perusahaan yang menjadi sampel. Periode penelitian pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2011.

Dengan menggunakan uji-f bahwa variabel Likuiditas (CR,QR), Aktivitas (ITO,TATO), Profitabilitas (ROA,EPS), dan Struktur Modal (DAR,DER) secara simultan berpengaruh terhadap DPR pada tingkat signifikan dengan probabilitas sebesar 0,000 dan f-hitung sebesar 4.786. Sedangkan menggunakan uji-t bahwa variabel CR, ITO dan TATO, EPS, DAR dan DER secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap DPR, sedangkan QR, dan ROA secara parsial berpengaruh terhadap DPR pada tingkat signifikan 0.05 pada perusahaan di Jakarta Islamic Index (JII). Nilai Adjusted R Square (�2) yaitu sebesar 33,9% sedangkan sisanya yaitu 66,1% dipengaruhi oleh faktor lain seperti ROE, ROI, DTA, PBV, NPM, DAN PER yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian.

Kata kunci: Dividen Payout Ratio, Likuiditas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Struktur Modal (DER)


(9)

KATA PENGANTAR

Bismilahirohmanirrohim

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Alhamdulillahrobbil’alamin puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT yang tiada hentinya melimpahkan rahmat dan hidayatnya kepada seluruh hambanya. Selawat serta salam tidak lupa kami haturkan kepada junjungan nabi besar kita Muhammad SAW, beserta pada keluarga dan sahabat – sahabatnya yang telah menuntun umat manusia dari alam kegelapan menuju ke alam yang terang benderang. Atas rahmat Allah SWT saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Analisis Pengaruh Rsio Likuiditas, Aktivitas, Profitabilitas dan Struktur Modal Terhadap Kebijakan Pembayaran Deviden Pada Perusahaan Jakarta Islamic Index (JII)”. Adapun skripsi ini diajukan guna memenuhi syarat untuk meraih gelar sarjana.

Perjalanan menuntut ilmu sekitar empat tahun, bukanlah waktu yang singkat, banyak hal yang telah didapatkan baik itu dari para dosen pengajar maupun teman – teman seperjuangan. Perjalanan panjang ini telah sampai kepada tujuan yang telah di cita – citakan oleh penulis. Banyak sekali orang – orang yang terlibat dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini baik yang bersifat materil maupun dukungan dan doa.

Penulis mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan menyusun skripsi ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan informasi bagi masyarakat dan juga bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Penulis ingin sekali mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Rasa terima kasih ini terutama ingin penulis tujukan kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta yaitu umi dan aba yang senantiasa memberikan kasih dan cintanya yang teramat besar untukku setiap harinya, umi dan aba yang tidak kenal lelah dalam mendidik dan membesarkan penulis serta rela bekerja keras untuk


(10)

menyekolahkanku hingga sekarang. Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan dan kebahagiaan serta kemuliaan kepada umi dan aba juga semoga penulis dapat membanggakan keduannya. Amin

2. Adikku fatma, fadel dan fira yang selalu memberiku dorongan dan doa agar skripsiku cepat terselesaikan.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan dosen pembimbing I yang telah mengarahkan dan memotivasi selama penulis menggali ilmu di FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, selaku Pudek I Bidang Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang selalu memberikan arahan, motivasi, dan nasihat selama proses belajar dan mengajar.

5. Bapak Suhendra,S.Ag., MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk berkarya.

6. Ibu Amalia, SE, MM, selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulisan skripsi ini serta memberikan motivasi yang begitu besar bagi penulis.

7. Bapak Arief Mufraini, Lc, M.Si, selaku dosen yang telah memberikan banyak kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan Kuliah Kerja Sosial Bebas Terkendali (KKSBT). 8. Segenap dosen pengajar yang telah mengajarkan ilmu manajemen, semoga baktinya

dijadikan amalah sholeh. Amin

9. Staf tata usaha FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam mengurus kebutuhan administrasi dan lain-lain.

10.Sahabat-sahabat seperjuangan di Lembaga Dakwa Kampus (LDK), LDK yaitu Fatma, Dian, Indah, Niar, Ima, Ida, Ima, Wulan, Fia, Anis, Amalia Larasati, Febi, Amalia, Eli, Maria Ulfa, Eva Fauziah, Putri Psi, Putri Fst, Siti, Ka Devi, Ka Tri, Ka Uni, Ka Febri, Ka Fitri, Paisal, Azis, Deni, Agung, Fadli, Ka Kurnia, Bang Zamal, yang selalu mendukung dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi.

11.Untuk teman – teman kosanku Lis, Tati, Sinta, Dila, Nungse, Fitri Apriani terima kasih atas semua dukungannya.

12.Kawan-kawan seperjuangan di FEB Manajemen B angkatan 2008 yaitu Sylvia, Azizah, Fika, Ayu, Dewi, Dian, Juliana, Dzaki, Rani, Lisa, Hendri, Indra, Rizal, Sukron, Farits, Danang, Dayat, Juli, Ikhsan, Mundir, Lukman, dan seluruh kawan-kawan Manajemen angkatan 2008 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, suatu kebahagiaan telah


(11)

dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua. Terima kasih banyak atas motivasi yang diberikan selama ini.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran, arahan, maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian ini. Akhirnya hanya kepada Allah semua ini penulis serahkan, karena hanya dengan Ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi penulis sendiri.

Jakarta, Mei 2013


(12)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Skripsi

Lembar Pengesahan Uji Komprehensif Lembar Pengesahan Uji Skripsi

Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi ... i

Daftar Riwayat Hidup ... ii

Abstract ... iii

Abstrak ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... xi

Daftar Gambar ... xii

Daftar Lampiran ... xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Landasan Teoritis ... 10

1. Pengertian Pasar Modal ... 10

2. Pengertian Dividen ... 14

3. Jenis-jenis Dividen ... 15


(13)

B. Kebijakan Dividen ... 17

1. Pengertian Kebijakan Dividen ... 17

a. Teori-teori Kebijakan Dividen ... 18

b. Macam-macam Kebijakan Dividen... 24

c. Dividen Payout Ratio ... 25

d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembayaran Dividen ... 26

C. Rasio Likuiditas ... 28

D. Rasio Aktivitas ... 29

E. Rasio Profitabilitas ... 30

F. Struktur Modal ... 33

G. Penelitian Terdahulu ... 35

H. Kerangka Pemikiran ... 42

I. Hipotesis ... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 47

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 47

B. Metode Penentuan Sampel ... 47

C. Metode Pengumpulan Data ... 49

D. Metode Analisis Data ... 50

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 58

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 64

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 64

1. Jakarta Islamic Index ... 64


(14)

B. Analisis dan Pembahasan ... 69

C. Interpretasi Hasil Penelitian ... 86

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 90

A. Kesimpulan ... 90

B. Implikasi ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 92


(15)

DAFTRA TABEL

2.1 Penelitian Terdahulu 20

4.1 daftar Sampel Penelitian 49

4.2 Posisi Angka Durbin Wetson 52

4.3 Descriptive Statistics 70

4.4 Uji Kolmogorov Smirnov 75

4.5 Uji Multikolinearitas 76

4.6 Output Durbin Wetson 77

4.7 Hasil Uji Durbin Wetson 77

4.8 Coefficients 80

4.9 Anova 81

4.10 Hasil Uji T 82


(16)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Pemikiran 45

4.1 Histogram 73

4.2 P-plot 74


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perusahaan yang Listed dan Membagikan Deviden di JII 96 Lampiran 2 Data Mentah Deviden Payout Ratio 97

Lampiran 3 Data Mentah Current Ratio 98

Lampiran 4 Data Mentah Quick Ratio 99

Lampiran 5 Data Mentah Inventory Turnover 100 Lampiran 6 Data Mentah Total Inventory Turnover 101

Lampiran 7 Data Mentah Return on Asset 102

Lampiran 8 Data Mentah Earning Per Share 103

Lampiran 9 Data Mentah Debt to Asset Ratio 104 Lampiran 10 Data Mentah Debt to Equity Ratio 105

Lampiran 11 Descriptive Statistics 106

Lampiran 12 Variabel Entered/Removed 106

Lampiran 13 Model Summary 106

Lampiran 14 Anova 107

Lampiran 15 Coefficients 107

Lampiran 16 Coefficients Correlation 108

Lampiran 17 Residuals Statistics 109

Lampiran 18 Histogram 109

Lampiran 19 P-Plot 110

Lampiran 20 Scatterplot 110

Lampiran 21 Tabel T 111

Lampiran 22 Table F 112


(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan investasi dapat diartikan sebagai kegiatan penanaman modal atau dana yang dilakukan pada saat sekarang (current) dalam berbagai wujud aktiva untuk memperoleh penghasilan di masa yang akan datang (future). Di dalam kamus pasar modal Indonesia disebutkan bahwa investasi adalah penggunaan modal untuk memperoleh tambahan penghasilan baik melalui kegiatan yang menghasilkan barang dan atau jasa, ataupun melalui kegiatan pembelian surat berharga untuk memperoleh capital gain (Sabar Warsini,2009: 1-2)

Tujuan investasi adalah untuk memperoleh penghasilan sehingga meningkatkan nilai aset. Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini, yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return), tingkat resiko (rate of risk), dan ketersediaan jumlah dana yang akan diinvestasikan. Apabila dana cukup tersedia , maka investor menginginkan pengembalian yang maksimal dengan resiko tertentu. Umumnya hubungan antara resiko dan tingkat pengembalian yang diharapkan bersifat linier, artinya semakin tinggi tingkat resiko, maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang diharapkan (Abdul Halim, 2005:4-5).

Investasi dapat dikelompokkan menjadi investasi langsung (direct

investment) dan investasi tidak langsung (indirect investment). Investasi langsung adalah investasi pada aset atau faktor produksi untuk melakukan usaha (bisnis).


(19)

Misalnya investasi perkebunan, perikanan, pabrik, toko dan jenis usaha lainnya. Pada umumnya jenis inivestasi ini disebut juga investasi pada sektor riil, atau investasi yang jelas wujudnya, mudah dilihat dan diukur dampaknya terhadap masyarakat secara keseluruhan. Sedangkan investasi tidak langsung adalah investasi bukan pada aset atau faktor produksi, tetapi padaaset keuangan seperti deposito, investasi pada surat berharga (sekuritas), seperti saham dan obligasi. Investasi pada aset keuangan juga bertujuan untuk mendapat manfaat di masa depan. Manfaat masa depan dari investasi ini lebih dikenal dengan istilah balas jasa investasi, berupa deviden atau capital gain (Henry Faizal, 2009:10-11).

Saat ini dikenal dengan investasi syariah. Terdapat beberapa prinsip umum dalam investasi syariah diantaranya: prinsip halal dan thayyib, transparansi guna menghindari kondisi yang gharar dan berbau maysir, prinsip keadilan dan persamaan, dan dari segi penawaran maupun permintaan investor dan pemilik usaha maupun bursa sertaself regulating organization lainnya tidak boleh melakukan hal-hal yang menyebabkan gangguan yang disengaja atas mekanisme pasar (Ahmad Rodoni, 2009:39-40).

Investasi yang berkembang dewasa ini yaitu investasi di pasar modal. Sejarah pembentukan pasar modal di Indonesia bermula pada zaman VOC yang berlanjut hingga masa Indonesia modern. Setelah kemerdekaan tahun 1945 Indonesia mulai melakukan pembangunan di berbagai bidang, namun kenyataan yang dihadapi dalam pembangunan pasca-Orde lama pemerintah memerlukan dana yang teramat besar, sehingga pemerintah mengupayakan perhimpunan dana terutama melalui pinjaman luar negeri. Tetapi pemerintah menyadari bahwa


(20)

pinjaman ini bukan merupakan cara yang strategis untuk pembangunan, potensi dana masyarakat Indonesia harus dioptimalkan (Irsan dkk, 2008).

Pasar modal Indonesia mengalami pasang surut hingga pemerintah sempat membekukan kegiatan pasar modal karena perang dunia ke II. Tahun 1950 Pemerintah Indonesia mengeluarkan obligasi, ini mendorong untuk mengaktifkan kembali pasar modal di Indonesia. Dengan UU No. 15/1952 tentang Bursa dan Keputusan Menteri Keuangan No. 189737/UU tanggal 1 November 1951. Hingga tanggal 3 Juni 1952 dibuka kembali Bursa Efek Jakarta, setelah terhenti selama kurang lebih 12 tahun. Dengan dibukanya kembali Bursa Efek Jakarta, aktivitas pasar modal semakin berkembang, hanya keadaan ini berlangsung sampai tahun 1958 (Kamaruddin Ahmad, 2004:21).

Pemerintah mulai mengaktifkan kembali pasar modal di Indonesia pada tahun 1976 dan dikeluarkannya Keppres no.52 tahun 1976 tentang pasar modal. Kemudian pada tanggal 10 Agustus 1977 pemerintah membentuk Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) dan PT Danareksa. Kemudian pasar modal Indonesia mengalami perkembangan dengan adannya SK Menteri keuangan pada tanggal 23 Desember 1987 yang memberikan kekuatan lebih besar bagi pengembangan pasar modal (Martono, 2010: 182).

Pasar modal merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli, namun yang diperjualbelikan adalah modal atau dana. Jadi pasar modal mempertemukan penjual dana dan pembeli dana yang lazim disebut investor, pembeli dana disini baik perorangan maupun kelembagaan atau badan usaha yang bersifat produktif. Sedang penjual dana adalah perusahaan yang memerlukan dana atau tambahan


(21)

modal untuk keperluan usahanya. Pasar modal juga disebut sebagai Securitas Exchange atau Stock Market (Yulfasni, 2005)

Pasar modal memiliki peranan besar dalam perekonomian negara karena pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dan pihak yang memerlukan dana. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena pasar modal membuka kemungkinan dan kesempatan bagi pemilik dana untuk memperoleh imbalan, sesuai dengan karakteristik yang dipilihnya (Moeljadi, 2006).

Salah satu instrumen pasar modal adalah saham, dimana saham merupakan surat berharga sebagai bukti penyeraan atau kepemilikan individu atau institusi atas suatu perusahaan. Saham merupakan surat berharga yang bersifat ekuitas yang mempunyai implikasi bahwa kepemilikan mencerminkan kepemilikan perusahaan, saham tidak mempunyai jatuh tempo dan pendapatan tetap. Terdapat empat konsep tentang nilai suatu saham yaitu nilai nominal, nilai buku, nilai pasar, dan nilai fundamental atau instrinsik (Sabar Warsini, 2009:69-70).

Struktur modal adalah kombinasi dari berbagai sumber dana jangka panjang yang digunakan perusahaan dengan menggambarkan biaya modal (cost of capital) yang menjadi beban perusahaan tersebut. Struktur modal sangat berpengaruh dalam pencapaian tujuan perusahaan untuk memaksimumkan balas jasa investasi (return), sekaligus meminimumkan resikonya (risk)nya. Struktur


(22)

modal yang optimum adalah kombinasi modal (capital) perusahaan dengan biaya rata-rata tertimbang yang paling kecil (Henry Faizal, 2009:134).

Sistem keuangan merupakan salah satu kreasi yang paling penting dalam peradaban masyarakat modern. Tugas utamanya adalah mengalihkan dana dari penabung kepada peminjam untuk kemudian digunakan membeli barang dan jasa-jasa disamping untuk investasi sehingga ekonomi dapat tumbuh dan meningkatkan standar kehidupan. Oleh karena itu sistem keuangan memiliki peran yang sangat prinsipil dalam perekonomian dan kehidupan (Dahlan, 2001:1).

Akbar dan Husaini (2006:94) menyatakan bahwa laporan keuangan akan melaporkan posisi perusahaan pada satu titik waktu tertentu maupun operasinyaselama suatu periode di masa lalu. Akan tetapi nilai sebenarnya dari laporan keuangan terletak pada kenyataan bahwa laporan tersebut dapat di gunakan untuk membantu meramalkan keuntungan dan deviden di masa depan. Rasio-rasio keuangan dirancang untuk membantu kita mengevaluasi suatu laporan keuangan.

Darmawan Sjahrial (2006:38) mengatakan bahwa rasio keuangan yang biasa digunakan terdiri dari enam (6) kategori yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio utang, rasio profitabilitas, rasio pertumbuhan dan rasio penilaian. Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan beberapa rasio saja.

Akbar dan Husaini (2006:119) menyatakan terdapat beberapa penggunaan analisis rasio, dimana analisis rasio ini digunakan oleh tiga kelompok yaitu: Manajer, yang menerapkan rasio untuk membantu menganalisis, mengendalikan, dan kemudian meningkatkan operasi perusahaan. Analis kredit, termasuk petugas


(23)

pinjaman bank dan analis peringkat obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk membantumemutuskan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya. Analis saham, yang tertarik pada efisiensi, resiko dan prospek pertumbuhan perusahaan.

Rasio keuangan membantu kita untuk mengidentifikasi beberapa kelemahan dan kekuatan keuangan perusahaan. Secara matematis, rasio keuangan tak lebih dari rasio di mana pembilang dan penyebut diambil dari data keuangan . tujuan dari penggunaan suatu rasio saat menganalisis informasi yang akan dianalisis agar rasio dari dua perusahaan yang berbeda dapat dibandingkan atau juga suatu perusahaan dengan batas – batas waktu berbeda (Arthur Keown, 2007:74).

Studi ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan yakni likuiditas, aktivitas, profitabilitas dan struktur modal terhadap kebijakan pembayaran deviden (DPR) pada perusahaan public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, khususnya saham syariah sebagai populasi yang penulis pilih.

Deitiana (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Deviden Kas” penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kebijakan pembayaran deviden kas dengan metode regresi. Variabel – variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah Debt Equity Ratio, Earnings per Share, Price Earning Ratio, Return on Asset, Current Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turn Over

dan Return on Equity. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 21 perusahaan selama periode 2003 – 2007.


(24)

Hasil penelitian ini menunjukan tidak terdapat pengaruh yang signifikan

Debt Equity Ratio, Return on Investment,Current Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover, dan Return on Equity terhadap Devidend Payout Ratio, sedangkan Earnings per Share dan Price Earnings Ratio terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Denidend Payout Ratio.

Purwanti dan Sawitri (2008) melakukan penelitian yang diberi judul

Dampak Rasio Keuangan Terhadap Kebijakan Deviden” penelitian ini bertujuan

menganalisis pengaruh rasio keuangan dan kebijakan pembayaran deviden dengan menggunakan lima variabel independen (Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Price Book Value, Return on Investment, dan Total Asset Turn Over). Penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda dan hipotesisinya uji T dan F, terdapat 14 perusahaan yang terdaftar selama periode 2005 – 2009.

Hasilnya menunjukan bahwa DER, ROI, TATO berpengaruh terhadap deviden tunai, sementara EPS dan PBV tidak mempunyai pengaruh terhadap deviden tunai. Sedangkan secara simultan 5 variabel Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Price Book Value, Return on Investment, dan Total Asset Turn Over striving pengaruh deviden. Dari semua ini tidak ada satu variabel yang memiliki pengaruh dominan untuk menjadi suatu representative karena krisi ekonomi global.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk menganalisis pengaruh rasio Likuiditas (CR, QR), Aktivitas (TATO, ITO), Profitabilitas (ROA. EPS), Struktur Modal (DAR, DER) terhadap kebijakan pembayaran deviden (DPR) dalam bentuk skripsi dengan judul


(25)

Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Struktur ModalTerhadap Kebijakan Pembayaran DevidenPada Perusahaan di Jakarta Islamic Index”.

B. Perumusan Masalah

1. Apakah terdapat pengaruh rasio Likuiditas (CR,QR), Aktivitas (ITO,TATO), Profitabilitas (ROA,EPS), dan Struktur Modal (DAR,DER) secara simultan terhadap kebijakan pembayaran deviden (DPR) pada perusahaan di Jakarta Islamic Index.

2. Apakah terdapat pengaruh rasio Likuiditas (CR,QR), Aktivitas (ITO,TATO), Profitabilitas (ROA,EPS), dan Struktur Modal (DAR,DER) secara parsial terhadap kebijakan pembayaran deviden (DPR) pada perusahaan di Jakarta Islamic Index.

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis pengaruh rasio Likuiditas (CR,QR), Aktivitas (ITO,TATO), Profitabilitas (ROA,EPS), Struktur Modal (DAR,DER) secara simultan terhadap kebijakan pembayaran deviden (DPR) pada perusahaan di Jakarta Islamic.

2. Untuk menganalisis pengaruh rasio Likuiditas (CR,QR), Aktivitas (ITO,TATO), Profitabilitas (ROA,EPS), Struktur Modal (DAR,DER) secara parsial terhadap kebijakan pembayaran deviden (DPR) pada perusahaan di Jakarta Islamic.


(26)

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi manajemen perusahaan penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam menentukan kebijakan deviden yang tepat dengan melihat faktor – faktor yang dapat mempengaruhi deviden itu sendiri. Selain itu juga diharapkan dapat menjadi pertimbangan manajemen perusahaan dalam memutuskan kebijakan lainnya seperti keputusan pendanaan dan keputusan investasi yang terkait dengan keputusan deviden.

2. Bagi akademis penelitian ini dapat memberikan bukti empiris mengenai rasio – rasio keuangan yang berpengaruh terhadap kebijakan pembayaran deviden, sehingga dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam serta sebagai dasar penelitian selanjutnya tentang kebijakan deviden.

3. Bagi investor sebagai bahan pertimbangan yang bermanafaat untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal khusunya instrumen saham. Dengan menganalisi rasio-rasio keuangan yang berpengaruh terhadap kebijakan pembayaran, investor juga diharapkan dapat memperkirakan pendapatan deviden terutama deviden kas yang akan diterima oleh pemegang saham.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Pengertian Pasar Modal

Pasar modal (capital market) adalah pasar kuangan untuk dana-dana jangka panjang dan merupakan pasar konkret. Dana jangka panjang adalah dana yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Pasar modal dalam arti sempit suatu tempat dalam pengertian fisik yang terorganisasi tempat efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek. Bursa efek (stock exchange) adalah suatu system terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung (Sigit dan Totok,2006:279).

Sedangkan menurut Undang-Undang Pasar Modal pasal 1 no.8 tahun 1995 tentang pasar modal: pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan public yang berhubungan dengan efek yang diterbitkan, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

UUPM tidak membedakan apakah kegiatan pasar modal tersebut dilakukan dengan prinsip-prinsip syariah atau tidak. Dengan demikian, berdasarkan UUPM kegiatan pasar modal Indonesia dapat dilakukan tidak sesuai dengan prinsip syariah. Pihak-pihak atau institusi yang terlibat di dalam pasar modal yaitu pemerintah, perusahaan emiten, lembaga penunjang emisi seperti penjamin emisi, perusahaan penilai, akuntan publik, notaris dan


(28)

konsultan hukum, kemudian perantara perdagangan efek, dan para pemodal baik perorangan maupun lembaga, masing-masing memiliki kewenangan (Kamaruddin Ahmad, 2004:26).

Yulfasni (2005:2) mengatakan Pasar modal dapat memainkan peranan penting dalam suatu perkembangan ekonomi suatu negara, karena suatu pasar modal berfungsi sebagai berikut:

1. Sarana untuk menghimpun dana-dana masyarakat untuk disalurkan ke dalam kegiatan-kegiatan yang produktif.

2. Sumber pembiayaan yang mudah, murah dan cepat bagi dunia usaha dan pembangunan nasional.

3. Mendorong terciptanya kesempatan berusaha dan sekaligus menciptakan kesempatan kerja.

4. Mempertinggi efisiensi alokasi sumber produksi.

5. Memperkokoh beroperasinya mekanisme market dalam menata sistem

moneter, karena pasar modal dapat menjadi sarana “open market operation” sewaktu-waktu oleh bank sentral.

6. Menekan tingginya tingkat bunga menuju suatu “rate” yang “reasonable”.

7. Sebagai alternatif investasi bagi para pemodal.

Pasar modal syariah tidak mengenal kegiatan perdagangan semacam

short selling, beli atau jual dalam waktu yang amat singkat untuk mendapatkan keuntungan antara selisih jual dan beli.

Konsep atau teori yang mendasari keputusan – keputusan keuangan tersebut dapat diterapkan oleh siapa saja baik individu ataupun pemerintah.


(29)

Penerapan teori keuangan dalam lingkup perusahaan sering disebut sebagai keuangan perusahaan (corporate finance) atau secaraumum manajemen keuangan (financial manajement). Sebelum membahas mengenai keuangan perusahaan atau manajemen keuangan, maka terlebih dahulu harus kita pahami yang dimaksud dengan keputusan keuangan (Suad Husnan,1996:3)

Manajemen keuangan berkepentingan dengan bagaimana cara menciptakan dan menjaga nilai ekonomis atau kekayaan. Konsekuensinya, semua pengambilan keputusan harus difokuskan pada penciptaan kekayaan. Demikian kita akan berhadapan dengan keputusan keuangan seperti ketika memperkenalkan produk baru, kapan melakukan investasi dalam aset baru, kapan melakukan pinjaman dari bank kapan menermitkan saham atau obligasi dan lain – lian. Dalam memperkenalkan teknik pengambilan keputusan, kita akan lebih menekankan logika yang mendasari teknik – teknik itu (John dkk, 1998:4).

Weston dan Copeland (1996:5) menyatakan bahwa Para manajer keuangan dilibatkan dan harus berinteraksi dengan keputusan ini. Bidang yang terutama dianggap sebagai fungsi keuangan dalam suatu perusahaan adalah:

a. Analisis aspek keuangan dari seluruh keputusan.

b. Berapa banyak investasi yang akan diperlukan untuk menghasilkan penjualan yang diharapkan akan dicapai oleh perusahaan. Keputusan ini mempengaruhi sisi kiri neraca (keputusan investasi).

c. Bagaimana cara memperoleh dana dan menyediakan untuk pembiayaan aktiva – aktiva yang dibutuhkan perusahaan untuk


(30)

menghasilkan produk dan jasa yang penjualannya menghasilkan pendapatan. Bidang ini merupakan keputusan pembiayaan atau keputusan struktur modal perusahaan.

d. Analisis perkiraan neraca tersebut.

e. Analisis perkiraan perhitungan rugi laba tertentu: pendapatan dan biaya. Dalam perhitungan rugi laba yang sangat singkat untuk EP company, penjualan dikurangi seluruh biaya sama dengan laba bersih. Ada banyak macam biaya sebagian melibatkan pengeluaran kas yang besar pada awalnya dan biaya dikenakan pada operasi tahun – tahun berikutnya.

f. Analisis operasi arus kas dari seluruh jenisnya. Aspek ini telah semakin ditekankan dalam tahun – tahun terakhir dan telah memunculkan laporan keuangan utama yang ketiga, laporan arus kas, yang dapat diturunkan dari neraca dan perhitungan rugi laba.

Menurut Atmaja (2008) keuangan perusahaan (corporate finance) merupakan bidang keuangan yang berhubungan dengan operasi suatu perusahaan dari sudut pandang perusahaan tersebut. Keuangan perusahaan dapat dibagi menjadi dua sisi. Pertama, sisi aktiva (assets), meliputi keputusan investasi (investment decision). Kedua, sisi passiva (liabilities and equity), meliputi keputusan pendanaan (financing decision).

Menurut Moeljadi (2006:12), tujuan suatu perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi akan menaikkan jumlah kekayaan para pemilik modal. Oleh karena itu, dalam teori


(31)

manajemen keuangan modern disebutkan bahwa tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan para pemegang saham (to maximize the wealth of its stockholders), yang diterjemahkan ke dalam tujuan memaksimalkan harga saham (maximizing the price of the firm’s common

stock). Karnanya perlu di ambil berbagai keputusan keuangan (financial decision) yang relevan dan mempunyai pengaruh bagi peningkatan nilai perusahaan. Keputusan – keputusan keuangan itu terdiri dari keputusan investasi (investment decision), keputusan pendanaan (financing decision), dan keputusan deviden (devidend decision).

Keputusan investasi merupakan langkah awal untuk menentukan jumlah aktiva yang dibutuhkan perusahaan secara keseluruhan sehingga keputusan investasi ini merupakan keputusan terpenting yang dibuat oleh perusahaan. Sedangkan keputusanpendanaan berkaitan dengan pemilihan sumber pembiayaan perusahaan atau dikenal dengan pembelanjaan perusahaan, dan keputusan deviden menyangkut pertimbangan antara laba ditahan dengan pembayaran deviden itu sendiri.

2. Pengertian Dividen

Definisi dividen pada beberapa literatur pada dasarnya memiliki inti yang sama yaitu bagian dari laba bersih perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Adapun penjelasan mengenai pengertian deviden pada beberapa literatur adalah sebagai berikut:


(32)

Dividen adalah keuntungan perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang diberikan kepada para pemegang saham (Weston dan Copeland, 1996-121).

Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa (earning available for common stockholders) yang dibagikan kepada para pemegang saham biasa dalam bentuk tunai. Laba ditahan adalah bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa yang ditahan oleh perusahaan untuk diinvestasikan kembali dalam suatu proyek tertentu, dengan tujuan untuk mengejar pertumbuhan perusahaan (Warsono, 2003:271). Besarnya dividen yang diberikan ditentukan dalam rapat anggota umum pemegang saham (RUPS) dan dinyatakan dalam suatu jumlah atau persentase (%) tertentu atas nilai nominal saham dan bukan atas nilai pasarnya.

3. Jenis – jenis Dividen

Warsono (2003:272) menyatakan bahwa jenis – jenis dividen suatuperusahaan terbagi dalam tiga macam, diantaranya:

a. Dividen tunai (cash devidend)

Dividen tunai merupakan deviden yang lebih disenangi investor dibandingkan dengan deviden saham. Dividen tunai ini dibagikan oleh perusahaan dalam bentuk uang tunai. Deviden tunai diterima oleh para pemegang saham biasa melalui cek atau terkadang mereka menginvestasikannya kembali dalam saham biasa di perusahaan.


(33)

b. Deviden saham (stock devidend)

Deviden saham adalah pembayaran deviden dalam bentuk saham. Sering kali deviden saham ini digunakan sebagai pengganti dari deviden tunai atau perlengkapan dari deviden tunai. Perusahaan yang akan memberikan deviden saham biasanya mengumumkan besarnya deviden tersebut dalam persentase tertentu.

c. Deviden kekayaan (Property devidend)

Deviden kekayaan adalah distribusi pro rata suatu aset fisik. Aset tersebut biasanya berupa produk yang dihasilkan perusahaan. Deviden kekayaan diberikan apabila jumlah pemegang saham perusahaan masih sedikit dan perusahaan menghasilkan sesuatu yang mudah didistribusikan.

4. Prosedur Pembayaran Dividen

Menurut Eugene dan Houston (2001:84-85) dalam pembayaran dividen terdapat beberapa tahapan atau prosedur yaitu sebagai berikut:

a. Tanggal pengumuman (date of declaration).

Declaration date adalah tanggal keputusan untuk membagikan dividen pada RUPS, atau tanggal pada saat direksi perusahaan mengumumkan rencana pembayaran deviden.

b. Tanggal pencatatan pemegang saham(date of record).

Tanggal pencatatan adalah tanggal dimana pemilik saham ditentukan, sehingga diketahui kepada siapa dividen dibagikan.


(34)

Pemegang saham yang mencatatkan dirinya pada tangal ini adalah pemegang saham yang memperoleh dividen pada tanggal pembayaran.

c. Tanggal pemisah dividen (ex-devidend date).

Sebelum tanggal pencatatan, perusahaan sudah harus diberitahukan apabila terjadi transaksi jual beli atas saham tersebut. Oleh sebab itu pada bursa internasional disepakati adanya exdevidend date

yaitu 3 hari sebelum tanggal pencatatan. Setelah pencatatan, saham tersebut tidak lagi memiliki hak atas deviden pada tanggal pembayaran.

d. Tanggal pencatatan (date of payment).

Pada tanggal ini, dividen dibayarkan kepada para pemegang saham. Setelah memegang dividen, kas didebet dan piutang dieleminasi. Pembayaran dividen akan dikenakan pemotongan pajak penghasilan.

B. KEBIJAKAN DIVIDEN

1. Pengertian Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran deviden menentukan jumlah laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen. Alokasi


(35)

penentuan laba sebagai laba ditahan dan pembayaran deviden merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen (John dkk, 1998: 496).

Kebijakan dividen adalah kebijakan yang diambil manajmen perusahaan untuk memutuskan membayarkan sebagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham daripada menahannya sebagai laba ditahan untuk diinvestasikan kembali agar mendapatkan capital gain. Capital gain adalah keuntungan modal yang akan diperoleh pemegang saham jika menginvestasikan kembali pendapatannya dalam jangka panjang (Sri, 2010:64).

a. Teori-teori kebijakan dividen

Dibawah ini terdapat enam teori kebijakan deviden menurut Eugene dan Joel (2001)

1) Residual Devidend Theory, pembayaran deviden dilakukan jika perusahaan memiliki dana sisa setelah membiayai investasi – investasi yang memiliki Net Present Value yang positif dengan menggunakan pendapatan perusahaan yang ditahan (retained earnings). Dengan kata lain, pembayaran deviden merupakan prioritas terakhir perusahaan. Apabila perusahaan tidak memiliki dana sisa maka tidak akan ada pembayaran deviden.

Argumen yang mendukung pendekatan ini adalah bahwa manajemen percaya dan yakin perusahaan memiliki uang yang dibutuhkan untuk bersaing secara efektif dan oleh karena itu harga saham meningkat Keputusan pembiayaan investasi dengan pendanaan


(36)

internal yaitu laba ditahan lebih disukai dari pada pendanaan eksternal karena biaya yang dikeluarkan akan lebih murah.

Dasar dari kebijakan ini adalah bahwa investor lebih menyukai perusahaan menahan dan menginvestasikan kembali laba dari pada membagikannya dalam bentuk deviden apabila laba yang diinvestasikan kembali tersebut dapat menghasilkan return yang lebih tinggi daripada return rata – rata yang dapat dihasilkan investor dari investasi lain dengan resiko yang sebanding.

2) Indifference Theory, teori ini dilandasi anggapan bahwa deviden bukan faktor yang relevan terhadap nilai saham. Teori ini berpendapat bahwa hanya pendapatan yang relevan bagi pemegang saham. Karena itu, deviden dibayar atau tidak dibayar tidak ada pengaruhnya bagi kemakmuran para pemegang saham.

3) Irrelevance Devidend Theory, deviden hanya menunjukan sisa pendapatan dan bukan variabel keputusan yang akan mempengaruhi nilai perusahaan.Haltersebut menunjukan bahwa dalam dunia yang sempurna (ada kepastian, tidak ada pajak, tidak ada biaya transaksi dan tidak ada pasar lain yang sempurna) nilai dari perusahaan tidak dipengaruhi oleh distribusi deviden. Pandangan teori ini adalah konsisten dengan teori residu yang fokusnya pada keputusan investasi untuk memaksimalkan nilai saham.

Menurut teori ini devidend payout ratio adalah tidak relevan, selanjutnya nilai perusahaan ditentukan oleh earning power dari aset


(37)

perusahaan. Sementara itu keputusan apakah laba yang diperoleh akan dibagikan dalam bentuk deviden atau akan ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Sesuai dengan teori ini maka perusahaan tidak harus mempunyai deviden.

4) Relevance Devidend Theorymenyatakan bahwa pemegang saham menyukai dividen sekarang dan nilai pasarnya. Dasar pemikirannya adalah bahwa investor umumnya menghindari resiko dan dividen yang diterima sekarang mempunyai risiko yng lebih kecil daripada dividen yang diterima dimasa yang akan datang. Pembayaran dividen sekarang dipercaya dapat mengurangi ketidakpastian investor.

Sebaliknya jika dividen dikurangi atau tidak dibayarkan, tingkat ketidakpastian investor akan meningkat dan menyebabkan peningkatan pengembalian yang diinginkan serta mengurangi nilai saham. Dalam praktek, tindakan manajer keuangan dan pemegang saham cenderung menunjang kepercayaan bahwa kebijakan dividen mempengaruhi nilai saham. Karenanya sesuai teori relevansi deviden, maka setiap perusahaan harus mengembangkan kebijakan deviden untuk dapat memenuhi sasaran dari pemilik dan maksimalisasi kekayaan yang dicerminkan dengan harga saham perusahaan.

5) Bird in the Hand Theory,menganggap deviden yang diterima merupakan sesuatu yang sudah pasti di tangan sehingga memiliki resiko yang lebih rendah dibandingkan capital gain. Mereka juga berpendapat bahwa investor lebih menyukai deviden karena lebih pasti


(38)

pendapatannya, daripada mengharapkan sesuatu pendapatan yang belum pasti jika menginvestasikan kembali deviden pada investasi tertentu. Penganut teori ini lebih menyukai pembayaran deviden tinggi karena akhirnya dapat menghasilkan harga saham yang juga tinggi.

Dalam hal ini tidak semua investor berkepentingan untuk menginvestasikan kembali dividen mereka di perusahaan yang sama dengan memiliki resiko yang sama. Oleh sebab itu, tingkat resiko pendapatan mereka di masa yang akan datang bukannya ditentukan oleh dividen payout ratio tetapi ditentukan oleh tingkat resiko investasi baru.

6) Dividend Signaling Theory, telah banyak diamati dalam berbagai penelitian bahwa peningkatan dividen pada umumnya disertai atau diikuti dengan peningkatan harga saham perusahaan dan begitu pun sebaliknya. Hal itulah yang mengindikasikan bahwa investor akan lebih memilih dividen daripada capital gain. Jadi, adanya reaksi investor atas kebijakan dividen sebagaimana tercermin dalam perusahaan harga saham tidaklah menunjukan bahwa dividen diatas

capital gain, namun lebih disebabkan karena adanya

informationcontent didalm kebijakan dividen. Inilah yang dinamakan

signaling hypothesis yaitu teori yang menyatakan bahwa investor memandang perubahan dividen sebagai sinyal prediksi laba manajer perusahaan.


(39)

Dengan demikian manajemen merasa enggan untuk mengurangi dividen, apabila dianggap sebagai memburuknya kinerja perusahaan di masa mendatang. Kesimpulan ini didukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Aharony & Swary (1980) dan Muslikh (1995) bahwa peningkatan pembayaran dividen dapat meningkatkan harga saham sebaliknya pembayaran dividen yang menurun akan menurunkan harga saham di pasar modal. Selanjutnya Ross (1978) dan Miller&Rock (1985) mengatakan bahwa dividen yang tinggi merupakan sinyal positif yang dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan di masa yang akan datang (Sri Hasnawati, 2008:230).

Signal atau isyarat adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Dividend signaling theory pertama kali dicetuskan oleh Bhattacharya (1979). Teori ini dikembangkan untuk menjelaskan bahwa para insider

(manajemen) memiliki informasi yang lebih baik mengenai kondisi perusahaan dibandingkan dengan outsider (pemegang saham). Kondisi tersebut menimbulkan asymmetric information.

Asimetri informasi adalah situasi dimana manajer memiliki informasi yang berbeda (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor atau para manajer mengetahui lebih banyak tentang perusahaan yang sebenarnya dibanding pemodal – pemodalnya. Perusahaan yang memiliki kinerja


(40)

bagus dapat menggunakan dividen sebagai salah satu signaling devices

yang terpercaya dan sulit ditiru oleh perusahaan yangkinerjanya lemah. Dividen merupakan signaling devices yang relatif mahal dan tidak memungkinkan perusahaan kinerja lemah menirunya (Ahmad dan Rosidi, 2007:102).

Jadi, hanya perusahaan yang memiliki kinerja yang bagus yang dapat menghasilkan laba dan mendanai kegiatan investasinya walaupun membayar dividen yang cukup besar, sedangkan perusahaan yang lemah akan mengalami penurunan laba karena tidak dapat membiayai kegiatan investasinya jika terus menerus membayar dividen. Karenanya investor memahami sinyal yang diberikan perusahaan melalui pembagian dividen, investor akan memberikan penilaian yang lebih bagi perusahaan yang membayar dividen yang tinggi (Suhartini, 2009: 107).

Teori signaling juga menunjukan bahwa dividen juga merupakanindikasi kepercayaan perusahaan terhadap profitabilitas sekarang dan masa depan (Brav, Graham, Harvey, dan Michaely, 2005) karena dimulainya pembagian dividen menisyaratkan komitmen jangka panjang untuk pembayaran konsisten. Dua asumsi yang mendasari dividen sebagai sinyal. Pertama, manajemen perusahaanmerasa enggan untuk merubah kebijakan dividennya.

Oleh karena itu, apabila terjadi kenaikan pembagian dividen yang dilakukan oleh manajemen, investor luar akan menganggap


(41)

sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek dimasa datang. Kedua, kedalam informasi yang dimiliki investor dan manajemen berbeda. Manajemen biasanya memiliki informasi yang lebih mendalam tentang kondisi perusahaan yang sebenarnya. Oleh karena itu, dapat dikatakn bahwa dividendsignaling theory berdasarkan pada asimsi bahwa dividen diperlukan untuk memberikan informasi positif dari manajer yang mempunyai informasi lengkap tentang kondisi perusahaan yang sesungguhnya kepada investor akan informasi tentang kondisi perusahaan.

b. Macam – macam kebijakan deviden

Berbagai macam kebijakan deviden menurut (Dewi Astuti: 2004) adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan deviden biasa (tetap)

Pada kebijakan deviden biasa atau regular devidend policy, perusahaan membayar deviden per lembar saham dalam jumlah rupiah yang tetap setiap periode. Kebijakan ini meniadakan keragu-raguan pemegang saham (investor) sekaligus menginformasikan bahwa perusahaan dalam keadaan baik dan lancar. Dengan kebijakan ini pembayaran deviden per lembar saham hampir tidak pernah turun. 2. Kebijakan deviden dengan persentase tetap pembayaran deviden tunai.

Kebijakan ini dikenal dengan nama constan-payout-ratiodevidend policy. Dengan kebijakan ini perusahaan kurang dapat memperkirakan jumlah pembayaran deviden yang akan dilakukan


(42)

setiap periode. Jumlah pembayaran deviden dengan persentase tetap dari EPS akan mempengaruhi posisi harga saham di pasar. Pada saat laba menurun maka pembayaran deviden juga menurun dan hal ini akan menyebabkan harga saham menurun juga.

3. Kebijakan deviden rendah plus ekstra

Kebijakan ini dikenal dengan nama low-reguler-and-ekstra-devidend policy. Menurut kebijakan ini perusahaan membayar deviden tunai secara rutin setiap periode dalam jumlah yang tetap dan rendah, jika laba perusahaan periode yang bersangkutan sangat baik maka jumlah pembayaran regular (biasa) yang tetap ini menjamin kepastian bagi pemilik saham dan karena jumlahnya rendah, hal ini juga akan menentramkan perusahaan. Bila ada laba yang sangat bagus perusahaan akan membayarkan ekstra deviden bagi pemegang saham. Pembayaran ekstra ini akan disambut baik oleh pasar dan akan menaikkan harga saham.

c. Devidend payout ratio (DPR)

Menurut Bambang Riyanto (2001: 266)devidend payout ratio

(DPR) adalah persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai “Cash devidend”.

Deviden hanya dapat dibayarkan jika saldo laba ditahan positif. Jadi, walaupun dalam tahun berjalan diperoleh laba, suatu perusahaan tidak boleh membagikan deviden jika saldo laba ditahan pada akhir tahun masih negatif. Devidend payout ratio merupakan antara devidend per


(43)

share (DPS) dengan earning per share (EPS).Devidend payout ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus deviden tunai perlembar dibagi dengan laba perlembar saham (Dewi Astuti:2004).

Devidend payout ratio merupakan perbandingan antara DPS

dengan DPR, jadi perspektif yang dilihat adalah pertumbuhandevidend per share (DPS) terhadap pertumbuhan earning per share (EPS).

d. Faktor – faktor yang mempengaruhi pembayaran deviden

Menurut Bambang Riyanto (2001: 267-268) faktor-faktor yang mempengaruhi pembayaran deviden perusahaan dapat disebutkan antara lain sebagai berikut:

1. Posisi likuiditas perusahaan

Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya deviden yang akan dibayarkan kepada

para pemegang saham. Oleh karena deviden merupakan “cash outflow”, maka makin kuatnya posisi likuiditas perusahaan, berarti

makin besar kemampuannya untuk membayar deviden. 2. Kebutuhan dana untuk membayar utang

Apabila suatu perusahaan akan memperoleh utang baru atau menjual obligasi baru untuk membiayai perluasan perusahaan, sebelumnya sudah harus direncanakan bagaimana caranya untuk membayar kembali utang tersebut. Apabila perusahaan menetapkan bahwa pelunasan utangnya akan dikembalikan dari laba ditahan, berarti


(44)

perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut, yang ini berarti bahwa hanya sebagian kecil saja dari pendapatan atau earning yang dapat dibayarkan sebagai deviden, dengan kata lain perusahaan harus menetapkandevidend payot ratio

yang rendah.

3. Tingkat pertumbuhan perusahaan

Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Makin besar kebutuhan akan dana untuk waktu mendatang dalam membiayai pertumbuhannya, perusahaan tersebut biasanya lebih senang untuk menahan “earning”nya daripada dibayarkan sebagai deviden kepada para pemegang saham dengan mengingat batasan-batasan biayanya. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa makin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan makin besar dana yang dibutuhkan, makin besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan, makin besar bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan, yang berarti makin rendahdevidend payout ratio.

4. Pengawasan terhadap perusahaan

Perusahaan yang mempunyai kebijakan hanya membiayai ekspansinya dengan dana yang berasal dari sumber intern saja. Kebijakan tersebut dijalankan atas dasar pertimbangan bahwa kalau ekspansi dibiayai dengan dana yang berasal dari hasil penjualan saham baru akan melemahkan pengawasan dari kelompok dominan di dalam


(45)

perusahaan. Demikian pula kalau membiayai ekspansi dengan utang akan memperbesar resiko finansialnya. Mempercayakan pada pembelanjaan intern dalam rangka usaha mempertahankan pengawasan terhadap perusahaan, berarti mengurangidevidend payout ratio.

C. Rasio Likuiditas

Darsono Prawironegoro (2009: 55) menyatakan bahwa likuiditas ialah kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajibannya yang jatuh tempo.Kemampuan itu dapat diwujudkan apabila jumlah harta lancar lebih besar daripada jumlah hutang lancar.

Kasmir (2009: 132), menyebutkan bahwa tujuan dan manfaat dari rasio Likuidtas antara slain:

1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau hutang yang segara jatuh tempo pada saat ditagih.

2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan.

3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan.

4. Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan hutang.

5. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.


(46)

Maka dari itu, perusahaan yang liquid adalah perusahaan yang mampu memenuhi semua kewajibannya yang jatuh tempo dan perusahaan yang tidak liquid adalah perusahaan yang tidak mampu untuk memenuhi semua kewajibannya yang jatuh tempo.Perusahaan yang tidak liquid akan kehilangan kepercayaan dari pihak luar terutama pihak kreditur dan pemasok dan dana dari pihak dalam yaitu karyawannya.

Irham Fahmi (2011: 59) menyebutkan terdapat dua indikator untuk mengukur likuiditas yang umum digunakan, yaitu current ratio (rasio lancar) dan quick ratio (rasio cepat). Current ratio adalah hasil perbandingan antara asset lancar dengan hutang lancar.Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan, sesuai dengan pembahasan tersebut maka rumus pengukuran

current ratio yaitu aktiva lancar dibagi utang lancar.Sedangkan quick ratio

merupakan hasil perbandingan antara asset lancar setelah dikurangi persediaan dengan hutang lancar.

D. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Berikut ini beberapa jenis – jenis rasio aktivitas yaitu (Kasmir, 2009: 172):

1. Receivable Turn Over

Perputaran piutang (receivable turn over) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa dalam penagihan piutang selama satu


(47)

periode.Perhitungan untuk mencari receivable turn over adalah penjualan kredit dibagi dengan piutang.

2. Inventory Turn Over

Perputaran persediaan (inventory turn over) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode.

3. Fixed Assets Turn Over

fixed assets turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Rumus untuk mencari fixed assets turn over ialah penjualan dibagi dengan total asset tetap.

4. Total Assets Turn Over

Total assets turn over (TATO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Sesuai dengan pembahasan diatas, maka rumus TATO yang digunakan adalah penujualan dibagi dengan total aktiva.

Namun dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur aktivitas adalah Total Asset Turn Overdan Inventory Turn Over.

E. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas terdiri atas dua jenis rasio yang menunjukan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi. Bersama – sam rasio ini akan


(48)

menunjukan efektivitas operasional keseluruhan perusahaan (Horne dan John,1998:222).

Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan perusahaan. Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan neraca dan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi, tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan (Warsono,2003:37).

Profitabilitas juga merupakan indikator dari keberhasilan operasi perusahaan. Perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang tinggi akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya dengan harapan akan mendapatkan keuntungan yang tinggi pula. Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Rasio ini menggambarkan tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan oleh manajemen, karenannya hal ini akan sangat diperhatikan oleh pemilik perusahaan. Dalam mengukur tingkat efektivitas manajemen dalam mengelola perusahaan ada empat jenis rasio profitabilitas yang sering digunakan yaitu: Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin, dan Return on Investment, (Irham Fahmi, 2011:68).


(49)

Namun dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah: return on asset dan earning per share. Return on asset

adalah tingkat pengembalian investasi atas investasi perusahaan pada aktiva, rumus yang digunakan dalam menghitung ROA yaitu earning after tax dibagi

total assets. Sedangkan earning per share, laba per lembar saham biasa (earning per share of common stock) atau disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham meningkat. Sesuai dengan pembahasan di atas maka rumus pengukuran EPS adalah laba saham biasadibagi jumlah lembar saham yang beredar.

Asril Arilaha (2009) mengemukakan bahwa profitabilitas perusahaan adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat sejauh mana tingkat pengembalian yang akan didapat dari aktivitas investasinya. Perusahaan yang memiliki stabilitas keuntungan dapat menetapkan tingkat pembayaran deviden dengan yakin dan mensinyalkan kualitas atas keuntungan mereka. Oleh karena itu, semakin tinggi rasio profitabilitas maka semakin besar deviden yang diberikan kepada investor.

Kebijakan pembayaran deviden yang berfluktuasi, besarnya deviden yang dibayarkan berdasarkan pada tingkat keuntungan setiap akhir periode. Apabila tingkat keuntunggan tinggi, maka besarnya deviden yang dibayarkan juga tinggi dan sebaliknya. Menurut Brigham dan Joel (2001) menyatakan


(50)

bahwa besar keuntungan perushaan akan menentukan manakah yang relatif lebih efektif, membagikan keuntungan dalam bentuk deviden atau memanfaatkan keuntungannya di kemudian hari. Perusahaan kemungkinan besar akan membagikan keuntungan dengan persentase yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan dalam kondisi yang sebaliknya. Deviden yang rendah lebih mudah dipertahankan apabila keuntungan cenderung menurun.

F. Struktur Modal

Ada beberapa pengertian struktur modal. Menurut Weston dan

Copeland bahwa “Capital structure or the capitalization of the firm is the

permanent financing represented by long-term debt, preferred stock and

shareholders’s equity”, yang artinya struktur modal atau kapitalisasi perusahaan adalah pendanaan tetap yang diwakili oleh utang jangka panjang saham preferen dan euitas pemegang saham. sedangkan Joel G. Siegel dan Jae K. Shim mengatakan bahwa struktur modal adalah komposisi saham biasa, saham preferen, dan sebagainya, laba ditahan dan hutang jangka panjang yang dipertahankan oleh kesatuan usaha dalam mendanai aktiva. Sehingga dapat dimengerti bahwa struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu modal yang dimiliki bersumber dari hutang jangka panjang (long-term debt) dan modal sendiri (shareholders equity) yang menjadi sumber pembiayaan perusahaan (Irham Fahmi, 2011: 106).

Struktur modal adalah kombinasi atau perimbangan antara utang dan modal sendiri (saham preferen dan saham biasa) yang digunakan perusahaan


(51)

untuk merencanakan mendapatkan modal. Definisi ini mengandung arti bahwa perusahaan harus mengambil keputusan permodalan yang paling optimal sehingga antara utang dan ekuitas benar – benar kombinasi yang dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan yang akhirnya memaksimalkan nilai perusahaan (Sri Hasnawati, 2008:1-2).

Terdapat empat faktor utama yang mempengaruhi keputusan struktur modal menurut Sri Hasnawati (2008:2) di antaranya:

1. Resiko bisnis atau resiko inheren dengan operasi perusahaan, jika perusahaan tidak mempergunakan utang. Semakin tinggi resiko bisnis perusahaan, maka semakin rendah rasio utang optimalnya.

2. Posisi perpajakan perusahaa. Salah satu alasan utama menggunakan utang adalah bunganya yang dapat menjadi pengurang pajak, yang selanjutnya akan mengurangi biaya utang efektif.

3. Fleksibilitas keuangan, atau kemampuan untuk memperoleh modal dengan persyaratan yang wajar dalam kondisi yang buruk, yang merupakan hal yang vital bagi keberhasilan jangka panjang perusahaan.

4. Konservatisme atau keagresifan manajemen. Beberapa manajer lebih agresif dari yang lainnya, sehingga beberapa perusahaan cenderung menggunakan utang sebagai usaha untuk mendorong keuntungan.

Suharli (2006: 247) menyatakan bahwa perusahaan yang leverageoperasi atau keuangannya tinggi akan memberikan deviden yang rendah. Hal tersebut dikarenakan struktur modal yang lebih tinggi dimiliki oleh hutang menyebabkan pihak manajemen akan memprioritaskan pelunasan


(52)

kewajiban terlebih dahulu sebelum membagikan deviden. Sehingga semakin besar jumlah hutang maka semakin kecil jumlah deviden yang dibayarkan.

Struktur modal dalam penelitian ini diproksi dengan variabel debtto assets ratio dan debt to equity ratio.Debt to assets ratio merupakan rasio hutang yang digunakan untuk membayar perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Apabila rasionya tinggi artinya pendanaan hutang semakin banyak, maka semakin sulit perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi seluruh hutangnya dengan aktiva yang dimilikinya dan sebaliknya.Sedangkan debt to equity ratio merupakan perbandingan antara Semakin besar rasio ini maka akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi (Kasmir, 2009: 156-158). G. Penelitian Terdahulu

Untuk mendukung penelitian ini, berikut akan dikemukakan beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan variabel penelitian. Penelitian terdahulu ini diambil dari berbagai jurnal dan skripsi yang telah diterbitkan oleh lembaga penelitian maupun instansi – instansi pendidikan. Adapun penelitian terdahulu dijelaskan sebagai berikut:

Michell Suharli (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap kebijakan Deviden Tunai

Dengan Likuiditas sebagai Variabel Penguat” Penelitian ini bermaksud menguji

pengaruh profitabilitas dan kesempatan investasi terhadap kebijakan jumlah dividen kas perusahaan publik di Jakarta dengan menggunakan likuiditas sebagai


(53)

variabel penguat (variabel moderator). Profitabilitas diukur dengan return on investment (ROI), kesempatan investasi diproksikan oleh fixed assets, dan likuiditas sebagai variabel moderat diproksikan oleh current ratio di Bursa Efek Jakarta.. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan di Indonesia yang listing di BEJ dan membagikan dividen pada tahun 2002-2003.

Hasil penelitian ini adalah kebijakan jumlah pembagian dividen perusahaan dipengaruhi oleh profitabilitas dan diperkuat oleh likuiditas perusahaan. Likuiditas dapat digunakan sebagai variabel penguat (variabel moderator) karena memberikan hasil yang signifikan dalam mempengaruhi profitabilitas dan kesempatan investasi, tetapi dari kedua variabel independen hanya profitabilitas yang dapat mempengaruhi kebijakan jumlah pembagian dividen perusahaan. Kebijakan jumlah pembagian dividen perusahaan dipengaruhi oleh profitabilitas dan diperkuat oleh likuiditas perusahaan.

Agung Satmoko dan Sri Isworo Ediningsih (2009) dalam penelitiannya

yang berjudul “faktor-faktor yang mempengaruhi dividen kas perusahaan manufaktur di bursa efek indonesia”. Penelitian ini dilakukan selama tahun 2000

– 2005 dengan sampel 17 perusahaan yang dilih melalui purposive sampling, penelitian ini menggunakan regresi berganda. Berdasarkan hasil analisis maka Variabel ROI, Cash Ratio, Current Ratio, DTA dan Earnings Per Share secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Cash Dividend. Besarnya pengaruh variabel Return of Investment (ROI), Cash Ratio (CsR), Current Ratio (CR), Debt Total Asset (DTA), dan Earnings Per Share (EPS) terhadap Cash Dividend yaitu sebesar 74,3%, sedangkan sisanya sebesar 25,7% dipengaruhi oleh


(54)

variabel lain diluar model. Secara parsial variabel CsR, CR dan DTA berpengaruh tidak signifikan terhadap dividen kas serta variabel ROI dan EPS berpengaruh signifikan terhadap dividen kas. Variabel yang berpengaruh dominan terhadap cash dividen adalah EPS, hal ini dikarenakan nilai koefisien beta variabel tersebut paling besar.

Tita Deitiana (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Deviden Kas” penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kebijakan pembayaran deviden kas dengan metode regresi. Variabel – variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah Debt Equity Ratio, Earnings per Share,

Price Earning Ratio, Return on Asset, Current Ratio, Net Profit Margin,

Inventory Turn Over dan Return on Equity. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 21 perusahaan selama periode 2003 – 2007.

Hasil penelitian ini menunjukan tidak terdapat pengaruh yang signifikan

Debt Equity Ratio, Return on Investment,Current Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover, dan Return on Equity terhadap Devidend Payout Ratio, sedangkan Earnings per Share dan Price Earnings Ratio terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Denidend Payout Ratio.

Norhayati Mohamed, Wee Shu Hui,dkk (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Empirical Analysis of Determinants of Dividend Payment: Profitability

and Liquidity (Analisis Empiris dari faktor yang menentukan pembayaran dividen)”Penelitian ini secara empiris menganalisis faktor penentu pembayaran dividenuntuk200 perusahaan teratas dalam hal kapitalisasi pasar, yang tercatat di


(55)

bursa efek malaysia. Penelitian ini menggunakan metode regresi, selama periode 2003-2005, hasil dari tes deskriptif dan statistik mengungkapkan bahwa dividen memang merupakan variabel penting bagi perusahaan, ditemukan bahwa perusahaan dibayarkan sekitar 40 persen dari pendapatan dividen. Dan Rata-rata, sekitar seperempat dari arus kas operasi mereka gunakan untuk membayar dividen.

Kedua, EPS, ROE dan CFPs merupakan penentu signifikan pembayaran dividen. Studi sebenarnya memisahkan pengaruh laba dan arus kas pada pembayaran dividen.Ketiga, EPS dan ROE, apakah digunakan bersama-sama atau secaraterpisahadalah indikator yang bergunaprofitabilitas.Ini mendukung fakta bahwa perusahaan-perusahaan yang menguntungkan dan cair akan lebih mungkin untuk dividen.

Anupam Metha (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “An Empirical Analysis of Determinants of Dividend Policy - Evidence from the UAE

Companies” (Analisis Empiris dari Faktor Pembayaran Dividen: Fakta dari

Perusahaan UAE). Penelitian ini menelitifaktor-faktor penentudividend payoutuntuk semua perusahaandi bidangreal estate, sektor energi, sektor konstruksi, sektor telekomunikasi, perawatan kesehatan dansektor industri(kecualiBankdan kekhawatiraninvestasi) yang terdaftar di Bursa EfekAbu Dhabiuntuk jangka waktu5tahundari tahun 2005-2009. Studi ini menganalisisberbagaipenentukebijakan dividen: Profitabilitas, Risiko,, Likuiditas, UkurandanLeverageperusahaankorelasidan menggunakan metoderegresi bergandauntuk mengetahuivariabel yang palingpenting yang digunakanoleh


(56)

perusahaanUEAdalam membuatdividenkeputusan. Studi ini memberikan buktibahwa profitabilitasdan ukuranadalah pertimbanganyang paling penting darikeputusanpembayaran dividenoleh perusahaanUEA.

Hasil penelitian ini mirip dengan penelitian lain yang dilakukan di negara-negara berkembang yang semakin besar ukuran perusahaan, semakin besar pembayaran dividen. Penelitian ini memiliki keterbatasan yang mempertimbangkan hanya 5 tahun dan pengaruh beberapa faktor penentu seperti tingkat pertumbuhan, pertumbuhan EPS dan dividen masa lalu belum diambil untuk pertimbangan. Meneliti pengaruh tingkat pertumbuhan penjualan, kepemilikan insider, kepemilikan institusional, belanja modal, pertumbuhan EPS dan beta dapat dieksplorasi dalam penelitian masa depan.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian ini terfokus pada saham-saham perusahaan yang termasuk ke dalam JII (Jakarta Islamic Index) selama 4 tahun berturut turut yaitu dari periode 2008-2011. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kebijakan pembayaran deviden (DPR) perusahaan-perusahaan Jakarta Islamic Index yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(57)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahuluan No Peneliti Judul Metode

Analisis

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1 Didik

Indarwant a (2007)

Profitabilitas Sebagai Penentu Kebijakan Pembayaran Deveden Analisis Regresi Linier Berganda

Dengan menggunakan uji-f variabel deviden tunai. Variabel bebas lainnya tidak berpengaruh.

ROA

berpengaruh signifikan

Hanya dua tahun

penelitian

2 Michell Suharli (2007)

Pengaruh

Profitability dan Investment

Opportunity Set Terhadap

kebijakan

Deviden Tunai Dengan

Likuiditas sebagai Variabel Penguat

Regresi berganda

Likuiditas dan profitabilitas memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan deviden. Sedangkan hutang memiliki pengaruh negatif terhadap deviden.

Menggunak an variabel CR sebagai variabel penguat.

Dua tahun penelitian, perusahaan di BEI,

3 Agung Satmoko dan Sri Isworo Ediningsih (2009)

faktor-faktor yang mempengaruhi dividen kas perusahaan manufaktur di bursa efek indonesia

Metode regresi berganda

Variabel ROI, Cash Ratio, Current Ratio, DTA dan Earnings Per Share secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Cash Dividend. Secara parsial variabel CsR,

CR dan DTA

berpengaruh tidak signifikan terhadap dividen kas serta variabel ROI dan EPS berpengaruh signifikan terhadap dividen kas

Menggunak an CR dan EPS,

dimana CR tidak

signifikan terhadap deviden kas.

Menggunak an lima tahun

penelitian, hanya menggunak an lima variabel

4 Tita Deitiana (2009) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Deviden Kas Metode regresi

Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Debt Equity Ratio, Return on Investment, Current Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover, dan Return on Equity terhadap

Devidend Payout Ratio, sedangkan Earnings

EPS, CR, dan DER tidak

berpengaruh secara signifikan

Menggunak an lima tahun

penelitian, memakai sembilan variabel, ROA tidak berpengaruh .


(58)

per Share dan Price Earnings Ratioterdapat pengaruh yang signifikan terhadap

Denidend Payout Ratio. 5 Norhayati

Mohamed, Wee Shu Hui,dkk (2009)

Empirical

Analysis of Determinants of Dividend

Payment:

Profitability and Liquidity

Regressio n method

Dividen

merupakan variabel yang penting, ditemukan bahwa perusahaan dibayarkan sekitar 40 persen dari pendapatan dividen. Dan

Rata-rata, sekitar seperempat dari arus kas operasi mereka gunakan untuk membayar dividen. serta EPS, ROE dan CFPs merupakan penentu signifikan pembayaran dividen.

Menggunak an EPS dan ROE, hasilnya signifikan, kalau

skripsi saya tidak

signifikan.

Menggunak an tiga tahun penelitian, bursa efek malaysia.

6 Anupam Metha (2012)

An Empirical Analysis of Determinants of Dividend Policy - Evidence from the UAE Companies

multiple regression techniques

Studi ini memberikan

bukti bahwa

profitabilitas dan ukuran adalah pertimbangan yang paling penting dari keputusan pembayaran dividen oleh perusahaan UEA. Hasil penelitian ini mirip dengan penelitian lain yang dilakukan di negara-negara berkembang yang semakin besar Ukuran perusahaan, semakin besar pembayaran dividen.

EPS, ROE dan CR memberikan hasil yang tidak

signifikan.s

Mengambil data dari bursa efek Abu Dhabi, (BEJ)


(59)

H. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan bagian dari tinjauan pustaka yang berisikan rangkuman atas semua dasar-dasar teori yang dijadikan landasan dalam penelitian ini. Penelitian ini bermaksud untuk menguji analisis pengaruh variabel likuiditas, aktivitas, profitabilitas, dan struktur modal terhadap kebijakan pembayaran deviden pada perusahaan Jakarta Islamic Index yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEI) periode 2008 - 2011.

Untuk memprediksi pendapatan deviden tidak dapat dipertimbangkan faktor-faktor kebijakan manajemen, karena kebijakan manajemen merupakan keputusan yang berhubungan dengan pihak intern perusahaan. Satu-satunya informasi yang berhubungan dengan kondisi perusahaan adalah laporan keuangan yang menunjukan kinerja keuangan yang dihasilkan oleh manajemen perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam deviden, semua pemegang saham biasa mendapatkan haknya yang sama. Pembagian deviden untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayar deviden untuk saham preferen. Dan besar kecilnya pendapatan deviden tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor fundamental. Sehingga perlu diidentifikasi faktor – faktor tersebut yang mungkin berpngaruh terhadap deviden, faktor-faktor fundamental yang akan mempengaruhi deviden dalam dalam penelitian ini adalah Likuiditas (CR, QR), Aktivitas (TATO, ITO), Profitabilitas (ROA. EPS), Struktur Modal (DAR, DER), yang akan digunakan sebagai variabel bebas (independen), dan kebijakan pembayaran deviden (DPR) sebagai variabel terikat (dependen).


(60)

Penelitian ini mengambil perusahaan – perusahaanyang membagikan devidendan terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) sebagai sampel selama periode 2008 – 2011. Dalam menentukan sampel pada penelitian ini peneliti menggunakan purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih secara cermat sehingga relevan dengan rancangan penelitian dan diharapkan dapat mewakili masing – masing karakteristik populasi. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari pusat referensi pasar modal.

Dalam penelitian ini, menghitung sebagian rasio keuangan yang akan dihitung dengan menggunakan Softwere Microsoft Exel 2008 dengan memasukan rumus masing – masing dan kemudian dihitung masing – masing variabel tersebut. Setelah didapatkan hasilnya, data-data diformat Exel tersebut dikonversi kedalam SPSS Releas Versi 16.0 for Windows untuk selanjutnya dilakukan pengujian persyaratan analisis yaitu Uji Normalitas data untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak dimana tidak terjadi autokorelasi, multikolonieritas dan heteroskedastisitas. Jika tidak dengan analisi Regresi Berganda, Uji F, Uji T, dan Adj �2.

Dari penjabaran diiatas maka akan dilakukan perhitungan yang berdasarkan sampel yang diteliti yaitu pada perusahaan yang tercatat di Jakarta Islamic Index periode 2008-2011. Dari hasil penghitungan data yang menggunakan Uji analisi Regresi Berganda, Uji F, Uji T, Adj �2. Maka dapat diketahui bagaimana pengaruh variabel Likuiditas (CR, QR), Aktivitas (TATO, ITO), Profitabilitas (ROA. EPS), Struktur Modal (DAR, DER) secara simultan


(61)

terhadap kebijakan pembayaran deviden (DPR) di Jakarta Islamic Index dan untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan mempengaruhi deviden payout ratio (DPR) pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.

Serta bagaimana pengaruh variabel secara parsial terhadap kebijakan pembayaran deviden (DPR) di Jakarta Islamic Index. Untuk memudahkan kerangka pemikiran peneliti, maka dapat dilihat gambar 2.1 Likuiditas (CR, QR), Aktivitas (TATO, ITO), Profitabilitas (ROI. ROE), Struktur Modal (DAR, DER)sebagai berikut.


(62)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Perusahaan yang listed di JII(Periode 2008-2011)

Varianel Dependen (Y)

Kebijakan deviden (DPR) Variabel Independent (X)

Likuiditas (CR, QR), Aktivitas

(TATO, ITO), Profitabilitas (ROA. EPS), Struktur Modal (DAR, DER)

Uji Model Regresi Uji Asumsi Klasik Normalitas, Multikolonearitas, Autokolerasi, Heteroskedastisitas

Uji F Uji T Adj

Hasil Analisis dan Pembahasan


(63)

I. HIPOTESIS

1. H0: 1, 2, 3, 4, 5…. �= 0 tidak terdapat pengaruh rasio Likuiditas (CR,

QR), Aktivitas (TATO, ITO), Profitabilitas (ROA. EPS), Struktur Modal (DAR, DER) secara simultan terhadap kebijakan pembayaran deviden (DPR) pada perusahaan yang listed di Jakarta Islamic Index.

� : 12 atau 23 atau 34 atau 4….≠ 0 terdapat pengaruh rasio Likuiditas (CR, QR), Aktivitas (TATO, ITO), Profitabilitas (ROA. EPS), Struktur Modal (DAR, DER) secara simultan terhadap kebijakan pembayaran deviden (DPR) pada perusahaan yang listed di Jakarta Islamic Index.

2. H0: = 0 tidak terdapat pengaruh rasio Likuiditas (CR,QR), Aktivitas (ITO,TATO), Profitabilitas (ROA,EPS), Struktur Modal (DAR,DER) secara parsial terhadap kebijakan pembayaran deviden (DPR) pada perusahaan yang listed di Jakarta Islamic Index.

� : 1≠ 0 terdapat pengaruh rasio Likuiditas (CR,QR), Aktivitas (ITO,TATO), Profitabilitas (ROA,EPS), Struktur Modal (DAR,DER) secara parsial terhadap kebijakan pembayaran deviden (DPR) pada perusahaan yang listed di Jakarta Islamic Index.


(64)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memilih Bursa Efek Indonesia sebagai tempat untuk melakukan riset. Lokasi penelitian ini di pilih karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan berupa laporan keuangan yang dijadikan sampel adalah sperusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2008-2011.

B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi

Menurut Mudrajad Kuncoro (2009: 123), populasi adalah suatu kelompok dari elemen penelitian, dimana elemen adalah unit terkecil yang merupakan sumber data yang diperlukan. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index dan membagikan deviden tahun 2008-2011.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitiannya. Sedangkan proses pemilihan sampel merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berurutan. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.


(1)

108 Coefficient Correlationsa

Model DER ITO EPS TATO QR ROA CR DAR

1 Correlations DER 1.000 -.038 .169 -.446 .277 .229 .311 -.523 ITO -.038 1.000 -.242 -.097 -.003 .185 .023 .185 EPS .169 -.242 1.000 -.068 -.005 .032 -.061 -.195 TAT

O -.446 -.097 -.068 1.000 -.150 -.296 -.387 -.075 QR .277 -.003 -.005 -.150 1.000 -.138 -.147 -.117

ROA .229 .185 .032 -.296 -.138 1.000 .157 .179

CR .311 .023 -.061 -.387 -.147 .157 1.000 .256

DAR -.523 .185 -.195 -.075 -.117 .179 .256 1.000 Covariances DER

.002

-5.395E-5 6.414E-7 .000 .000 .002 .000 -.003 ITO

-5.395E-5 .001

-6.249E-7 .000

-1.856E-6 .001 1.359E-5 .001 EPS

6.414E-7

-6.249E-7 6.940E-9

-2.714E-7

-9.000E-9 4.693E-7

-9.465E-8

-2.241E-6 TAT

O .000 .000

-2.714E-7 .002 .000 -.002 .000 .000

QR

.000 -1.856E-6

-9.000E-9 .000 .001 .000

-6.460E-5 .000 ROA .002 .001 4.693E-7 -.002 .000 .031 .001 .004 CR

.000 1.359E-5

-9.465E-8 .000

-6.460E-5 .001 .000 .001

DAR

-.003 .001

-2.241E-6 .000 .000 .004 .001 .019


(2)

109 Lampiran 17

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation N

Predicted Value .1732 .6571 .3544 .10139 60

Std. Predicted Value -1.786 2.985 .000 1.000 60 Standard Error of

Predicted Value .022 .071 .048 .011 60

Adjusted Predicted

Value .1596 .7133 .3548 .10363 60

Residual -.26381 .30451 .00000 .11703 60

Std. Residual -2.096 2.419 .000 .930 60

Stud. Residual -2.266 2.517 -.002 1.001 60

Deleted Residual -.30847 .32950 -.00042 .13597 60 Stud. Deleted Residual -2.366 2.663 -.001 1.019 60

Mahal. Distance .889 17.870 7.867 3.832 60

Cook's Distance .000 .097 .018 .023 60

Centered Leverage

Value .015 .303 .133 .065 60

a. Dependent Variable: DPR


(3)

110 Lampiran 20


(4)

111 Lampiran 21


(5)

(6)

113 Lampiran 23


Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index)

0 5 22

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII))

0 12 23

Analisis pengaruh likuiditas, Solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas terhadap kebijakan pembayaran dividen pada perusahaan Jakarta Islamic Index

3 43 131

Pengaruh Struktur Modal, Kinerja Keuangan Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) (Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di JII Periode 2008-2011)

1 4 112

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN NILAI PERUSAHAAN TERHADAP KEMUNGKINAN PERUSAHAAN MELAKUKAN PRAKTIK PERATAAN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015)

0 11 97

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN KEBIJAKAN DEVIDEN Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

0 7 18

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN KEBIJAKAN DEVIDEN Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

0 4 16

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, AKTIVITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP DEVIDEN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2007).

0 0 7

PENGARUH PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL DAN KEBIJAKAN DIVIDEN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIODE 2010-2014

0 0 18

2. Bursa Efek Indonesia - ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN )STUDI PADA PERUSAHAAN DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) TAHUN 2009-2014) - STAIN Kudus Repository

0 0 16