Pengaruh Temperatur Dan Tekanan Pada Stasiun Pramix Terhadap Co2 Yang Terlarut Dalam Minuman Fanta Di Pt.Cocacola Botlling Medan – Belawan

(1)

Serangkaian alat AUTOMATIC SHACKER


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1983. Water Treatmeant and Water Analisi. Treaning PT. Coca cola bottling Indonesia unit Medan. Medan

.

Droste, L.R. 1997. Theory and Practice Of And Wastwater Treatmen. New york : rbit Jihn Wiley & Sons Inc

George, T.,Austin,.Jafsi.,E. 1996. Industri Proses Kimia. Edisi kelima, Jilid 1, Penerbit Erlangga. Jakarta

Houghton, H.,W. 1984. Developments In Soft Drink Tecnology. Apllied Science Publisher,Ltd,London

Manahan, Stanley.E.1994. Enviromental Chemistry. Boston: Willard Grad Pres Manurung, J. 2009. Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan

Nilai COD Dan BOD Pada Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sumatera Utara.

Mulia, R. M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Rahayu, I. 2009. Cara Menangani Air Kotor Menjadi Air Bersih. CV Citra

Suripin. 2004. Pelestarian Sumber Daya Tanah Dan Air. Edisi Kedua. Andi. Yogyakarta.


(3)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3. 1 Alat

Adapun alat yang digunakan adalah : Nama alat

1. Tangki karbonator 2. Pramix

3. Setting Monitor Taylor Unit 4. Thermometer

5. Injector Pressure Gauge 6. Automatic Sekcerr 7. Botol Kaca

8. Tissue Halus

3. 2 Bahan-Bahan

Adapun bahan yang digunakan adalah: 1. Air

2. Treatwater 3. Softener water 4. Konsentrate


(4)

5. Gula

6. Karbondioksida (CO2) 7. Hyploy

3. 3 Prosedur Penelitian

- Siapkan sampel, usahakan temperatur sampel dibawah 15oC

- Masukkan sampel kedalam alat Shaker, usahakan tidak ada kebocoran yang terjadi pada tutup botol

- Tekan tombol power pada alat shaker tersebut - Tunggu hingga alat tersebut berhenti

- Catat hasil tekanan yang ditunjukkan pada alat tersebut - Ukur temperatur sampel dengan menggunakan termometer

- Sesuaikan pada tabel gas volume berada pada titik berapa temperatur dan tekanan bertemu


(5)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 4.1 Data pengatan Temperatur dan Tekanan terhadap kadar Volume CO2 No Waktu

(Wib)

Tekanan karbonasi

(Psi)

Temeratur Beverage

(oC)

Volume CO2

(%)

1 09.00 25 20 2,55

2 09.30 22 16,5 2,57

3 10.00 22 16,5 2,57

4 10.30 22 16,5 2,57

5 11.00 21 15,5 2,56

6 11.30 22 16,5 2,57

7 12.00 21 15,5 2,56

8 12.30 21 15,5 2,56

9 13.00 21 15,5 2,56

Keterangan

Tekanan ± 25,00 Psi Temperatur ± 15oC


(6)

Grafik 4.1 yang menyatakan Tekanan karbonasi terhadap volume CO2

Grafik 4.1.2 yang menyatakan Temperatur terhadap Volume CO2

2,55 2,57 2,57 2,58 2,56 2,57 2,56 2,57 2,58 2,535 2,54 2,545 2,55 2,555 2,56 2,565 2,57 2,575 2,58 2,585

25 22 22 22 21 22 21 21 21

VOL UME �� 2 TEKANAN KARBONASI 2,55 2,57 2,57 2,58 2,56 2,57 2,56 2,57 2,58 2,535 2,54 2,545 2,55 2,555 2,56 2,565 2,57 2,575 2,58 2,585

20 16,5 16,5 16,5 15,5 16,5 15,5 15,5 15,5

VOL

UME

CO

2


(7)

4.2 Pembahasan

Untuk menghasilkan CO2 yang mencapai standart yang penting dalam menjaga kesesuaian antara perbandingan tekanan dan temperatur terhadap CO2 yang diperoleh sesuai dengan diagram kesetimbangan tekanan dan temperatur terhadap perolehan kadar CO2 yang digambarkan pada grafik.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan maka adapun range tekanan dan temperatur yang di izinkan sesuai dengan PT.Coca-cola Botlling Indonesia adalah :

1. Range tekanan 19 Psi-25 Psi (±0,15) 2. Range temperatur 11o-15oC (±0,15)

3. Range Volume CO2 yang standart 2,50% (±0,15)

Dimana untuk tekanan tetap kenaikan temperatur akan menurun persen perolehan perolehan CO2 dan sebaliknya untuk temperatur tetap kenaikan tekanan akan menaikkan persentase Volume CO2 hal ini diperoleh Grafik, dimana pada tekanan tetap kenaikan temperatur akan menurun persentase CO2 yang diperoleh.

Dengan memproyeksi angka yang diperoleh berdasarkan range yang ditetapkan maka akan diperoleh perbandingan tekanan dan temperatur yang berbeda beda untuk jangkauan persentase kelarutan CO2 yang sama. Dari data keseimbangan tekanan dan temperatur yang dilukiskan dalam grafik tersebut maka akan diperoleh angka pembacaan yang sebenarnya. Dalam grafik tersebut nilai nilai tekanan dan temperatur yang sesuai dengan standart CCBI dapat dilihat dari Grafik yang menunjukkan bahwa CO2 tidak melebihi standart yang ditentukan CCBI.


(8)

BAB 5 KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

Dari hasil kerja praktek yang dilaksanakan dari hasil pembahasan maka diperoleh kesimpulan :

1. Hubungan antara perbandingan tekanan dan temperatur pada proses karbonasi dalam perolehan kadar CO2 yang terlarut adalah berbanding lurus, artinya setiap kenaikan tekanan harus diikuti dengan kenaikan temperatur dan CO2 juga akan tinggi sebaliknya setiap penurunan tekanan harus diikuti dengan penurunan temperatur dan CO2 juga ikut menurun. 2. Perbandingan tekanan dan temperatur yang sesuai untuk menghasilkan gas

CO2 standart CCBI yang dilihat dari Grafik telah memenuhi syarat.

a. Untuk tekanan maksimum adalah sebesar 25 Psi dengan temperatur sebesar 20oC, dan nilai persentase kelarutan maksimum CO2 adalah sebesar 2,55%.

b. Untuk tekanan minimum adalah sebesar 21 Psi dan temperatur 16,5oC dan nilai persentase minimum CO2 adalah sebesar 2,56%.

5.2 Saran

Untuk mempertahankan perolehan kadar gas CO2 yang terlarut dalam minuman fanta strawbery maka pengamatan terhadap setting monitor taylor unit di mesin pramix di lapangan sebagai pengendali temperatur dan tekann kiranya harus dilakukan sebaik mungkin yang sesuai dengan ketentuan prosedur kerja.


(9)

BAB 2

TIJAUAN PUSTAKA

2.1 Karbondioksida

Pada tahun, dua tahun sebelum dia menemukan oksigen, Joseph Priesley menemukan bahwa dapat menstimulasi air mineral tertentu oleh pemisahan karbondioksida dalam air minuman biasa. Air minuman biasa itu tidak sama bahwa dia telah mempredikisikan keanehan jumlah dari minuman berkarbonasi yang harum, air yang mengandung karbondioksida di bawah tekanan dapat dengan aman di komsumsi. Karbondioksida adalah sebuah gas yang tidak berwarna yang tidak beracun pada konsentrasi biasa atau sesuai gas karbondioksida berada dalam atmosfer (sekitar 0,03 persen mol) dan dalam fase kita , dimana gas karbondioksida (sekitar 1,5 lebih besar daripada yang berada di udara), gas karbondioksida dihasilakan dari oksidasi bilogi dari substansi makanan. Karena dari densitas gas karbondioksida cenderung berkumpul dalam wilayah rendah dan kurang akan uadara dan dapat menyebabkan aspiksiasi (pengeluaran oksigen) sifat dari pengeluaran oksigen ini berguna dalam pemadamman api. Karbondioksida adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Ketika dihirup pada konsentrasi yang lebih tinggi dari konsentrasi karbondioksida di atmosfir, ia akan terasa asam di mulut dan mengengat di hidung dan tenggorokan. Efek ini disebabkan oleh pelarutan gas di membran mukosa dan saliva, membentuk larutan asam karbonat yang lemah. (Anonim 1983)


(10)

2.2 Minuman Berkarbonasi

Minuman ringan berkarbinasi atau di Indonesia di kenal dengan nama soft drink sejak seabad yang lalu telah menjadi minuman ringan paling populer di Amerika Serikat mengguguli minuman lainnya seperi kopi, the dan jus. Demikian juga di Indonesia, popualasi minuman yang notabene ini terus meningkat. Disetiap restorant, depot, warung bahkan pedagang kaki lima selalu meyediakan minuman berkarbonasi ini. Banyak merek yang telah kita kenal salah satunya karena promosinya yang gencar di media massa seperti Coca-cola, Fanta, Sprite, Pepsi dan lain sebagainya.

Di Amerika Serikat istilah soft drink digunakan untuk membedakan minuman tersebut dari liquor (minuman beralkohol), sehingga minumanyang tidak beralkohol disebut dengan soft drink. Dengan demikian soft drink dapat diperjual belikan dengan bebas. Jika di wlayah utara Serikat yang beriklim subdtopis dan dingin minuman beralkohol menjadi minuman favorit, maka Amerika Serikat bagian selatan yang tropis dan panas soft drink yang populer.

Kita bisa mengIndonesiakan soft drink sebagai minuman ringan, dengan

asumsi bahwa benar minuman ini memang “ringan” status gizinya. Minuman ini,

selain kadar gulanya yang tinggi, tidak memiliki zat gizi lain yang berati kini, kita kenal berbagai jenis produk minuman ringan ysng berada di pasaran. Ada yang beraroma buah Cola, ada ysng brflavor buah jeruk, ada pula jenis flavor lain seperti rasa nenas, coffee cream, root coffee sampai cream soda.

Karbonisasi adalah secara alami merupakan gas inert tampa warna yang mana merupakan hasil samping dari fermentasi. Selama fermentasi secara garis besarnya setengah dari berat gula masuk kedalam CO2 dan selebihnya kedalam


(11)

etil alcohol. Karbondioksida dapat di hamburkan atau di lepaskan ke atmosfer pada saat masih terbentuk anggur. Selama proses pembuatan minuman anggur atu bir, gas CO2ditangkap dan di tahanpada proses “ effervessense” di dalam produk.

Maksudnya “ effervessense” artinya berhubungan dengan gas atau gelembung- gelembung. Jadi, suatu effervenssence menghasilkan gas CO2 sama dengan gas yang ada dalam minuman cola/soda.

CO2 tidak termasuk gas tidak berwarna, ridak berbau dan tiidak ada rasanya. Walau tidak beracun, gas ini membunuh kalau terhisap terlalu banyak. Juga sangat mudah larut dalam air dan dapat dibuat padat melalui tekanan tertentu.

Contoh : pada efferverssence tablet, gas karnon yang didapatkan dicampur dengan vitamin atau obat, ketika tablet ini dimasukkan ke dalam air, gas akan segera larut. Karena gasnya larut, secara otomatis butiran-butiran obat atau vitamin akan ikut larut juga. Di dalam air CO2 akan berubah menjadi asam karbonat, asam karbonat inilah yang akan memberikan rasa menggigit pada minuman bersoda, Atau pada larutan effervessences tablet. CO2 akan bertambah bila keasamannya dapat diubah keasam karbonat di dalam anggur.

CO2 yang terkandung dalam air berasal dari udara dan dari hasil dekomposisi zat organisme. Permukaan air biasanya mengandung CO2 bebas kurang dari 10mg/I. menurut bentuknya CO2 dalam air di bedakan dalam :

a) CO2 bebas yaitu banyaknya CO2 yang terlarut didalam air

b) CO2 kesetimbangan (eqilibrium), disebut juga pula CO2 karbonat yaitu CO2 yang dalam air setimbang dengan HCO3


(12)

c) CO2 agresif yaitu CO2 yang dapat merusak bangunan perpipaan dalam distribusi air minum.

CO2 agresif dalam air dapat di tentukan dengan cara grafis dan analisa. Penyimpangan terhadap standart konsentrasi maksimal CO2 agresif dalam air, akan menyebabkan terjadinya korosifitas pada pipa-pipa logam. (Manahan 1994)

2.3 Proses Kelarutan Karbondioksida (CO2)

Penyerapan gas adalah gejala molekul pelarut fase gas yang beralih kefase cairan. Daya larut dari gas terhadap setiap pelarut itu berada tergantung dari kombinasi antara gas dan cairan, tekanan dan temperatur. Dalam kasus ini air sebagai pelarutnya.

Hubungan antara daya larut gas dengan tekanan adalah pada suatu temperatu r semakin besar tekanan persial gas, semakin besar pula kenaikan daya larutnya. Sedangkan hubungan anatara daya larut gas itu adalah nol. Tetapi pada kasus dimana gas yang larut bereaksi dengan cairan, maka daya larutnya bukanlah nol meskipun telah mencapai titik didihnya.

Untuk penyerapannya gas dalam industi kimia, selain air sering juga di pakai larutan encer dan pelarut organik. Tetapi hubungan antara daya larut dengan tekanan dan suhu itu menunjukkan gejala yang sama. Sehingga prosedur penyerapan di lakukan pada tekanan yang tinggi dan temperatur yang rendah. Standart CO2 di produk 15o C atau kurang lebih 10 – 15o C. (George 1996).


(13)

2.4 Karbonisasi

Karbonasi adalah proses pelarutan gas CO2 pada larutan atau minuman. Proses ini menggunakan CO2 sebagai zat yang terlarut dan air atau syrup sebagai pelarut. Kegiatan ini di hubungkan pada faktor lain dan terutama tergantung pada pH, gula, beban awal, mikroba (semuanya harus berada dalam keadaan yang kecil) dan pada mikro organisme yang alami. Karbonasi dapat mengalami pertumbuhan mikroba aerob seperti bakteri asam dan bakteri pada air alami. Karbonisasi adalah secara alami merupakan gas inert tampa warna yang mana merupakan hasil samping dari fermentasi. Selama fermentasi secara garis besarnya setengah dari berat gula masuk kedalam CO2 dan selebihnya kedalam etil alcohol. Karbondioksida dapat di hamburkan atau di lepaskan ke atmosfer pada saat masih terbentuk anggur. Selama proses pembuatan minuman anggur atu bir, gas CO2ditangkap dan di tahanpada proses “ effervessense” di dalam produk.

Maksudnya “ effervessense” artinya berhubungan dengan gas atau gelembung- gelembung. Jadi, suatu effervenssence menghasilkan gas CO2 sama dengan gas yang ada dalam minuman cola/soda.

CO2 tidak termasuk gas tidak berwarna, ridak berbau dan tiidak ada rasanya. Walau tidak beracun, gas ini membunuh kalau terhisap terlalu banyak. Juga sangat mudah larut dalam air dan dapat dibuat padat melalui tekanan tertentu.

Contoh : pada efferverssence tablet, gas karnon yang didapatkan dicampur dengan vitamin atau obat, ketika tablet ini dimasukkan ke dalam air, gas akan segera larut. Karena gasnya larut, secara otomatis butiran-butiran obat atau


(14)

vitamin akan ikut larut juga. Di dalam air CO2 akan berubah menjadi asam karbonat, asam karbonat inilah yang akan memberikan rasa menggigit pada minuman bersoda, Atau pada larutan effervessences tablet. CO2 akan bertambah bila keasamannya dapat diubah keasam karbonat di dalam anggur.

CO2 yang terkandung dalam air berasal dari udara dan dari hasil dekomposisi zat organisme. Permukaan air biasanya mengandung CO2 bebas kurang dari 10mg/I. menurut bentuknya CO2 dalam air di bedakan dalam :

a) CO2 bebas yaitu banyaknya CO2 yang terlarut didalam air

b) CO2 kesetimbangan (eqilibrium), disebut juga pula CO2 karbonat yaitu CO2 yang dalam air setimbang dengan HCO3

c) CO2 agresif yaitu CO2 yang dapat merusak bangunan perpipaan dalam distribusi air minum.

CO2 agresif dalam air dapat di tentukan dengan cara grafis dan analisa. Penyimpangan terhadap standart konsentrasi maksimal CO2 agresif dalam air, akan menyebabkan terjadinya korosifitas pada pipa-pipa logam.

Dengan temperatur yang lebih rendah akan memudahkan proses pelarutan CO2 yang maksimum sehingga selama minuman dalam perjalanan menuju proses tidak akan kekurangan jumlah CO2 terlarut. Untuk tekanan rendah akan mengurangi pengaturan yang berulang-ulang pada pengaturan tekanan karbonator sehingga akan menghasilkan hasil yang seragam, karena temperatur dan tekanan yang rendah akan menurangi kehilangan CO2 pada proses pengisian, karena pembuihan pada pengisian terakhir, dan dapat mengurangi kebocoran pada proses pengisian. (Droste 1997)


(15)

2.5 Karbonator

Karbonator merupakan mesin mekanik yang di gunakan untuk mencampur air, CO2 dan syrup untuk menghasilakan minuman ringan. Sedangkan tangki karbonator dimana air dan CO2 di campurkan satu sama lain, dengan temperatur yang rendah atau diatas titik beku. Karbonator meliputi pompa yang menginjeksikan air ke tangki dengan perbandingan tetap pada tekanan air ke karbondioksida.

Karbonator yang kurang dingin dapat di atasi dengan menggunakan kapasitas pendingin cadangan untuk mendinginkan air dengan karbonasi pada dispensernya. Karbonator merupakan mesin karbonasi dengan keseimbangan pemanasan karena pada karbonator, karbonasi berada di dalam temperatur kamar dengan kontrol pada kadar cairan yang diukur dengan mengunakan alat pengukur berat cairan yang sederhana.

Alat pengukur yang di gunakan pada industri minuman yang ringan sebagai standarisasinya adalah dengan mngetahui volumenya. Kondisi ini di perlihatkan sebagai angaka nol pada alat gauge yang biasnya menentukan volume CO2 yang di absorbsi pada produk minuman berkarbonasi.(Rahayu 2009)

2.6 Air

Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kebutuhan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, pertanian, industry, perikanan dan rekreasi. Air meliputi 70% dari


(16)

permukaan bumi. Tetapi di banyak Negara persediaan air terdapat dalam jumlah terbatas. Bukan hanya jumlahnya yang penting, tetapi juga mutu air diperlukan untuk penggunaan tertentu, seperti air yang cocok digunakan dalam industry atau untuk diminum. Air murni adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau serta zat impuritis lainnya yang terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus H2O.

Air merupaka suatu senyawa kimia yang tersusun atas dua molekul hidrogen dan satu molekul oksigen, mempunyai bobot molekul 18,016 H = 11,1 % O = 88,8 dan berupa suatu cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa, mempunyai titik didih 100oC dan titik 0oC pada tekanan 1 atm bobot jenis 1.000.000 serta mempunyai indeks bias 1,333 pada suhu 20oC.

Kurang lebih ¾ bagian dari permukaan bumi terdiri atas air dalam bentuk cairan, padat dan gas, air merupakan komponen penting di bumi, juga dalam jaringan mahkluk hidup dan tumbuh-tumbuhan, dimana fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Air adalah suatu zar yang terdiri secara ilmiah, kadang kadang air tidak cukup bersih sehingga tidak dapat digunakan untuk kebutuhan hidup manusia dan kebutuhan industri tampa adanya pengolahan terlebih dahalu.

Karena air merupakan bagian terpenting dari kehidupan manusia maka persyaratan mutu air yang pantas di komsumsi perlu diketahui dan di telah lebih lanjut. Penentuan mutu air dan berbagai syarat air yang di perlukan untuk ini perlu di jabarkan serta detail / mendalam tata cara dan analisa mutunya .Oleh karena itu penanganan air tertentu diperlukan untuk persediaan air yang didapat dari sumber di bawah tanah atau sumber-sumber di permukaan.


(17)

Air adalah komponen yang sangat penting peranannya dalam indsutri pangan diantaranya sebagai bagian dari komposisi produksi. Keamanan supply air yang kontak dengan produk pangan dan kontak langsung dengan permukaan peralatan sangat mutlak dan penting untuk dijaga secara konsisten dan efisien, dijaga agar tidak ada hubungan silang antar air dan air tidak bersih.

air untuk minuman berkarbonat sangat penting bila pengndalian mutunya benar-benar diawasi karena kesadahan karbonat yang tinggi(alkalinitas) dapat menyebabkan minuman asam menjadi tidak lezat dan rasanya menjadi tawar. Air yang digunakan dalam industry minuman ringan juga tidak boleh mengandung mikroba pembusuk yang dapat tumbuh selama penyimpanan serta menyebabkan pengendapan. Ganggang dan organism lainnya dapat memproduksi bahan yang menyebabkan kekeruhan dan berlendir. Terjadinya lender biasanya disebabkan oleh mikroba berbentuk kapsul yang dapat berkembangbiak pada minuman tersebut.

kejernihan yang tinggi dari sebagian besar minuman ringan(soft drink) merupakan factor penting dari segi pemasaran. Komponen air lainnya yang batasnya juga sering diperhatikan adalah termasuk total padatan, zat besi dan manganese, sisa chlorine dan bermacam-macam mikroorganisme.

Jika air tidak memenuhi criteria kualitas air maka harus dilakukan pengolahan air. Sistem pengolahan air adalah adalah flokulasi dan koagulasi dengan disaring menggunakan media filter. Dengan pengolahan air dimaksudkan penetapan beberapa proses sedemikian rupa sehingga kualitas air menjadi lebih baik. Pada prinsipnya pengolahan air terdiri dari dua tahapan utama yaitu penyaringan dengan bantuan saringan pasir dan penyaringan dengan alat


(18)

pengendap. Pengolahan air dapat dilakukan dengan cara, tapi cara yang paling sederhana dalah memasaknya sampai mendidih (Winarno 1986).

Cara –cara penanganan terhadap air yang biasanya digunakan dalam pembuatan minuman ringan menurut Bukle et al. 1985 meliputi penjernihan kimiawi dan penggumpalan, penyaringan pasir, chlorinasi dan penyerapan dengan karbon yang diaktifkan. Bila air mentah tidak memenuhi standar.

Yang diminta oleh industry pengolahan pangan atau tidak memenuhi persyaratan air minum, maka air tersebut harus dimurnikan dengan kombinasi perlakuan kimiawi, fisik dan biologis. Air mentah dari berbagai tempat dapat mempunyai sifat-sifat bakteorologis , biologis, fisik dan kimiawi yang berbeda-beda, maka tidak mungkin menetapkan cara penanganan atau kombinasi proses penanganan secara umum yang akan digunakan pada semua kondisi walaupun demikian pencemar utama dari air(warna, kekeruhan, benda-benda tersuspensi, mikroorganisme dan sebagainya) dapat dihilangkan atau jumlahnya dapat dikurangi dengan beberapa proses standar. Cara ini meliputi koagulasi dan flokulasi kimiawi, pengendapan, penyaringan, disinfeksi, pengurangan aus(corrosivennes), pengendalian ras, baud an pelunakan.

Mengenai proses flokulasi menurut Bukle et al, 1985, benda-benda tersuspensi di dalam air dapat berupa bahan-bahan kasar yang dapat mengendapa, sampai pada bahan-bahan koloid yang lembut yang tidak akan berhenti kecuali benda-benda itu bersatu secara alamiah dan mengendap yang terbentuk oleh koagulasi yang terpisah-pisah dengan baik, kecuali kalau benda-benda itu bersatu menjadi gumpalan yang lebih besar atau menggumpal dengan baik karena airnya diaduk agar benda-benda padat yang kecil akan melekat satu dengan yang lainnya


(19)

dan membentuk benda-benda yang lebih besar. Air murni adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau serta zat impuritis lainnya yang terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus H2O.

Air merupaka suatu senyawa kimia yang tersusun atas dua molekul hidrogen dan satu molekul oksigen, mempunyai bobot molekul 18,016 H = 11,1 % O = 88,8 dan berupa suatu cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa, mempunyai titik didih 100oC dan titik 0oC pada tekanan 1 atm bobot jenis 1.000.000 serta mempunyai indeks bias 1,333 pada suhu 20oC.

Kurang lebih ¾ bagian dari permukaan bumi terdiri atas air dalam bentuk cairan, padat dan gas, air merupakan komponen penting di bumi, juga dalam jaringan mahkluk hidup dan tumbuh-tumbuhan, dimana fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Air adalah suatu zar yang terdiri secara ilmiah, kadang kadang air tidak cukup bersih sehingga tidak dapat digunakan untuk kebutuhan hidup manusia dan kebutuhan industri tampa adanya pengolahan terlebih dahalu.

Karena air merupakan bagian terpenting dari kehidupan manusia maka persyaratan mutu air yang pantas di komsumsi perlu diketahui dan di telah lebih lanjut. Penentuan mutu air dan berbagai syarat air yang di perlukan untuk ini perlu di jabarkan serta detail / mendalam tata cara dan analisa mutunya. (Suripin 2004)


(20)

2.7 Pengolahan Air

Air yang terdapat disekitar kita tlah murni dan masih banyak mengandung zat-zat terlarut. Zat-zat yang tidak terlarut seperti : lumpur dan pasir, sering mengotori air sehingga air keruh dan kotor. Disamping itu air mengandung bakteri-bakteri yang mungkin berbahaya bagi kesehatan manusia.

Proses pengolahan air terdiri dari : 1. Pengolahan air

a).Penyaringan

Untuk memastikan bahwa satuan-satuan utama dalam suatu proses pengolahan bekerja dengan efisien maka perlu di lakukan pembuangan sampah-sampah besar yang mengambang dan terapung yang mungkin ada di tempat-tempat penyadapan terutama di sungai-sungai. Hal ini dapat di lakukan dengan mempergunakan saringan mikro. Karena penyumbatan saringan terjadi dengan cepat maka saringan ini haruslah dicuci terus menerus.

b). Aerasi

Aerasi adalah suatu bentuk perpindahan gas yang di gunakan dalam variasi operasi, meliputi : tambahan O2 dan untuk pembangunan karbondioksida dan bahan-bahan penyebab bau dan rasa di keluarkan oleh ganggang serta mikroorganisme yang sama.

c) Pencampuran

Bahan-bahan kimia digunakan untuk mengolah air dapat dimaksud dengan mesin pemasukan larutan. Untuk dapat bekerja efektif, bahan-bahan kimia haruslah tersebar dengan baik dalam air dengan campuran yang sempurna.


(21)

Laju pengendapan suatu partikel didalam air tergantung pada kekntalan dan kerapatan maupun ukurannya, bentuk dan berat jenis partikel yang bersangkutan. Pemurnian air dengan pengendapan di maksudkan untuk menciptakan kondisi sedemikian rupa, sehingga bahan-bahan terapung didalam air dapat di endapkan keluar. (Manurung 2009)

2.8 Karbondioksida Dalam Air

Kepekatan oksigem terlarut dalam air bergantung kepada kepekatan karbondioksida yang ada. Karena itu perlu dipelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kepekatan karbondioksida dalam air, jika udara(yang mengandung 0,03 % karbondioksida) bersentuhan dengan permukaan air pada tekanan standart, maka disebut dengan kelarutan karbondioksida.

Tabel 2.2 : Kelarutan CO2 Dalam Air

Suhu OC Kelarutan Bpj

0 1,00

5 0,83

10 0,70

15 0,59

20 0,51

25 0,43

30 0,38

Sumber : Coca-Cola Company

Keterangan tabel Bpj adalah Bagian tiap juta menyatakan Mg zat terlarut dalam 1 liter larutan.(sama dengan ppm/part per million).Ppm/bpj itu


(22)

sendiri adalah massa atau volum suatu zat/massa atau volum campuran dikali sejuta, kalau yang di botolkan biasanya dimaksud % volum. Ppm itu part per million atau 1 per juta acuannya, adalah berat bukan volume, sedangakan kalau % dapat volum dapat juga berat tergantung yang memberikan label.

Karbondioksida dari udara selalu bertukar dengan yang di air juga jika air dan udara difusi. Jika air bergelombang maka pertukaran berubah lebih cepat. Gelombang dapat terjadi jika air di permukaan berpusar menuju ke bagian dasar danau, sambil membawa gas yang terlarut. Karbondioksida juga terdapat dalam air hujan. Hal ini terbawa waktu tetes air terjun dari udara. Setiap tetes mengandung 0,6 Bpj CO2 yang biasanya bereaksi dengan air, seperti di tujukan pada persamaan reaksi 1

CO2 + H2O H2CO3…………Persamaan(1)

Dalam sebagian terurai menjadi ion-ion yang di tunjukan pada persamaan reaksi (2)

H2CO H++ HCO3…………..Persamaan(2)

Hal ini akan bertahan lama jika banyak CO2. Jika tidak ada lagi CO2 maka garam asam itu akan terurai menjadi

CaCO3+H2O+CO2……….Persamaan(3)

Jika tanah mengandung magnesium, maka dapat terbentuk Mg(HCO3) dan MgCO3. Air tanah biasanya mengandung camuran berbagai garam karbonat tidak dapat bertahan lama. Air tanah biasanya mengandung karbondioksida sudah dapat membahayakan makhluk hidup. Karbondioksida dapat juga terbentuk sebagai hasil metabolisme. Pada fotosintetis banyak digunakan CO2 dan dikeluarkan O2.


(23)

Hal ini akan mempengaruhi konsentrasi CO2 dalam air yang bergantung kepada kedalaman air maupun waktunya, siang atau malam. Di dasar danau terdapat juga organisme pengurai yang aerob yang memecahkan sis-sia bahan organik. Karbon merupakan salah unsur yang mengalami daur dalam ekosistem. Dimulai dari atmosfir karbo memulai berpindah memulai produsen, konsumen, dan pengurai. Kemudian kembali ke atmosfer. Di atmosfer karbon terikat dalam CO2 setelah mengikuti fotosintesis senyawa itu terikat dalam glukosa atau senyawa karbon lainnya. Kemudian senyawa ini di mangsa oleh konsumen dan dan tersimpan sampai mati dan akhirnya di mangsa oleh pengurai kemudian kembali ke atmosfer.

CO2 dalam udara akan digunakan oleh mahkluk hidup. Sebagian CO2 juga akan melarut dalam laut. Dari laut bagian atas CO2 juga akan turun sebagian ke laut bagian bawah. Jumlah yang bergantung kepada sifat permukaan air, seperti keasaman, suhu, dan kadar garam. Di daerah panas seperti negara kita, CO2 justru di bebaskan oleh laut dan menguap ke udara. Mekanisme yang menuju kesetimbangan ini berjalan lambat, kesetimbangan juga terganggu jika pada saat yang sama jumlah kendaraan darat dan pesawat terbang di suatu tempat dengan seketika meningkat.

Jika laut menyimpan banyak CO2 maka PH akan menurun, suasana akan menjadi lebih asam, kalsium karbonat dalam sediment laut akan terkikis, akan terbentuk garam asam kalsium hydrogen karbonat. Untuk kembali kepada kadar normal semula CO2 akan di perlukan waktu sekitar 10.000 tahun, kabonisasi di udara juga akan bereaksi dengan batu silikat yang mengalami kehancuran iklim. Terbentuklah CaCO3 batu kapur dan CaCO3 dolomit.


(24)

Pembakaran bahan fosil seperti batu bara dan minyak bumi memberi banyak CO2 ke udara, sebaliknya hutan dan lingkungan hijau makin berkurang karena pembangunan jalan dan bangunan. Kemampuan fotosintesis yang akan mengurangi jumlah CO2 yang di keluarkan dapat di absorbsi oleh lautan. Terjadilah penimbunan CO2 di udara dengan kecepatan 6 juta ton pertahun. Alam tidak dapat mengimbangi dengan pembentukan CO2 karena bahan bakar fosil. CO2 mengabsorbsi energi di daerah infra merah. Jadi banyak energi termal yang di absorbsi, yang seharusnya kembali ke ruang angkasa dari muka bumi. CO2 menyimpan energi ini, itulah sebabnya suhu udara akan naik, menurut perhitungan dalam waktu 500 tahun, suhu akan meningkat 22oC. andaikan kenaikan suhu itu separuhnya saja, maka sirkulasi udara badai dan angin topan akan menyebabkan malapetaka di dunia. Kenaikan suhu akan mencairkan es yang mengalami daur dalam ekosistem. Dimulai dari atmosfer karbon berpindah mulai produsen, konsumen, dan pengurai kemudian kembali ke atmosfer.

Perjalanan yang serupa terjadi dengan karbon dalam ekosistem air. Daur di sini di persulit dengan pertukaran karbon di air dengan di udara. Perlu dicatat bahwa lautan mengandung 50 kali lebih besar karbondioksida daripada di udara. Karena itulah lautan lebih cenderung mengatur daur karbondioksida di udara. Rancang suatu karbon dengan mengikut sertakan benda dan peristiwa berikut ini : udara, pabrik, kendaraan, minyak bumi, tanaman, air, proses fotosintesis, proses kehidupan, peroses pembusukan, matahari, manusia. Pengotoran uadara karena asap pabrik dan knalpot mobil mengurangi jumlah sinar matahari yang sampai ke bumi. Pembakaran bahan fosil meningkatkan konsentrasi CO2 di bumi, sehingga melampaui tingkat alamiah. Biarpun tidak


(25)

beracun seperti halnya CO2. Tetapi CO2 dapat berakibat menaikkan suhu di bumi. CO2 dalam udara akan digunakan oleh mahkluk hidup, sebagianCO2 juga akan larut dalam laut. Dari laut bagian atas CO2 juga akan turun sebagian ke laut bagian bawah. Jumlah yang tergantung kepada sifat permukaan air, seperti keasaman, suhu, dan kadar garam. Di daerah panas seperti negara kita, CO2 justru di bebaskan oleh laut dan menguap ke udara. Mekanisme yang menuju kesetimbangan ini berjalan lambat. Kesetimbangan juga terganggu jika pada saat yang sama jumlah kendaraan darat dari pesawat terbang di kutub, permukaan laut akan naik, dan panatai banyak ikut tenggelam. Itulah pengaruh CO2 yang di namakan pengaruh rumah kaca.

Partikel-partikel di udara dan emisi aeresol akan menghambat kejadian atas karena betindak penyaringan yang mengalami sinar matahari sampai ke bumi. Peningkatan kekeruhan sebanyak 25 % akan mengimbangi kenaikan konsentrasi 100 % CO2. Disamping itu suhu tinggi akan menaikkan jumlha uap sehingga terbentukalah awan. Awan ini akan memantulkan pula sinar matahari sebelum sampai sampai ke bumi. Sisa hutan yang ada akan juga berpengaruh kepada kondisi di kemudian hari, peningkatan CO2 akan mendorong pertumbuhan tanaman lebih cepat, kenaikan fotosintesis akan mengurangi CO2 lebih banyak. Satu hal yang pasti ialah bahwa permainan manusia menganggu kesetimbangan biologi geokimia akan mencelakakan kehidupan di dunia. Karena fotosintesis sekitar 40 milyar ton CO2 di ubah menjadi senyawa karbon lebih besar setiap tahun. Tetapi pemakaian CO2 kecepatannya berbeda untuk berbagai tempat di bumi. Perubahan konsentrasi CO2 di hutan selama 24 jam dapat di pelajari, jika di


(26)

ketahui hal-hal di bawah ini perubahan kegiatan kehidupan akan menurunkan konsentasi CO2 sebanyak 15 Bpj ataupun menaikkan sampai di atas 400 Bpj.

Gas CO2 mempunyai sifat keasaman, maka akan lebih menjadi rumit dalam menghitung kelarutannya dalam air dibandingakan gas-gas yang sukar bereaksi seperti O2, N2. Karbondioksida CO2 mempunyai pengaruh snagat penting terhadap sifat sifat kimia air. Banyak mineral yang di endapkan sebagai garam dari ion-ion karbonat. (Hounghton 1984).


(27)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Minuman ringan seperti minuman karbonasi yang di produksi oleh PT.Coca-cola Botlling Indonesia Medan,dapat memberikan keuntungan dan kenyamanan dan juga kemudahan bagi para konsumen yang sibuk masa kini. Dengan memberikan tampilan kemasan yang menarik dan bahan dasar inovatif, seperti karbonasi maka minat konsumen akan minuman ringan ini semakin banyak. Yang mana kategori ini melibatkan refrigasi dan minuman yang tahan lama, permintaan yang sangat tinggi bagi produk yang tahan lama akan memberikan kemudahan terhadap distribusi da penyimpanan(Anonim 1983).

Untuk menghasilkan CO2 yang mencapai standart, maka variabel-variabel operasi yang penting dalam menjaga kestabilan proses adalah tetap menjaga antara perbandingan tekanan dan temperatur terhadap CO2 yang diperoleh yang sesuai dengan diagram kesetimbangan tekanan dan temperatur terhadap perolehan CO2. Dan temperatur sangatlah berpengaruh terhadap CO2, karena jika tekanan tinggi dan temperatur tinggi maka hasil CO2 yang di dapatkan juga tinggi dan sebaliknya jika tekanan rendah dan temperatur rendah maka CO2 yang dihasilkan juga rendah jadi temperatur dan tekanan dalam menentukan CO2 sangatlah penting biasanya apabila terjadi penurunan temperatur akan diikuti dengan penurunan tekanan dan CO2 juga akan menurun dan sebaliknya apabila terjadi kenaikan temperatur juga akan diikuti dengan kenaikan tekanan dan CO2 juga akan bertambah (Halim Sulaimman 1990).


(28)

1.2 Permasalahan

a. Untuk mengetahui pengaruh Temperatur dan Tekanan terhadap gas CO2 yang dihasilkan.

b. Untuk mengetahui apakah Temperatur dan Tekanan dan CO2 telah memenuhi standart yang telah ditetapkan CCBI.

1.3. Tujuan

a. Untuk mengetahui pengaruh Temperatur dan Tekanan terhadap gas CO2 yang dihasilkan.

b. Untuk mengetahui kadar CO2 yang terlarut dalam minuman Fanta agar mencapai standart kelarutan CO2 menurut PT.Coca-cola Amatil Indonesia.

1.4. Manfaat

a. Dengan adanya penentuan perbandingan temperatur dan tekanan terhadap kelarutan kadar CO2 ini sangat mempengaruhi terhadap kualitas akhir produksi.

b. CO2 yang telah standart juga dapat membantu mencegah tumbuhnya mikroba yang tidak di inginkan dalam produk agar menjaga kualitas mutu produk menjadi tahan lama.


(29)

PENGARUH TEMPERATUR DAN TEKANAN PADA STASIUN PRAMIX TERHADAP CO2 YANG TERLARUT DALAM MINUMAN FANTA DI

PT.COCACOLA BOTLLING MEDAN – BELAWAN

ABSTRAK

Telah dilakukan uji untuk mengetahui Pengaruh Temperatur dan Tekanan pada stasiun pramix terhadap CO2 yang terlarut dalam minuman fanta di PT.Coca-cola Botlling Indonesia dengan menggunakan alat Automatic Secker. Automatic Secker dilengkapi dengan tekanan karbonasi dan temperatur bevarage yang berfungsi untuk menentukan tekanan dan temperatur sehingga didapat hasil CO2, Automatic Secker ini bekerja dengan meletakkan sampel dibawah penekan tutup dari botol minuman yang akan di uji setelah itu menekan tombol power dan otomatis Automatic Secker akan mengunccang botol minuman tersebut kearah atas dan bawah dan akan berhenti dengan sendirinya setelah berhenti lalu dimasukkan termometer kedalam botol minuman tersebut untuk menentukan temperaturnya dan untuk nilai tekanan dapat dilihat dari alat Atomatic Secker itu sendiri. Setelah itu untuk hasilCO2 dilihat dari data yang sudah disediakan dengan mengambil garis tengah dari nilai temperatur dan tekanan. hasil yang diperoleh didapatkan Tekanan maksimum 25 Psi, temperatur sebesar 20o C dan nilai maksimum adalah sebesar 2,55%. Untuk tekanan minimum adalah sebesar 21 Psi, temperatur 16,5o C dan nilai minimum CO

2 adalah sebesar 2,56%. Sehingga dari hasil yang didapatkan sesuai dengan standart yang diberikan PT.Coca-cola Botlling Indonesia dengan standart Tekanan yaitu: 25 Psi (±0,15), temperatur yaitu: 15oC, dan CO


(30)

EFFECT OF TEMPERATURE AND PRESSURE TO THE STATION PRAMIX DISSOLVED CO2 IN THE FANTA DRINK IN PT.COCACOLA

BOTLLING

MEDAN - BELAWAN

ABSTRACT

Tests have been conducted to determine the effect of temperature and pressure at the station Pramix the CO2 dissolved in the drink fanta in PT.Coca-cola Botlling Indonesia by using Automatic Secker. Automatic Secker equipped with pressure carbonation and temperature bevarage that serves to determine the pressure and temperature in order to get the results of CO2, Automatic Secker work by putting the sample under a pressure cap of the bottle to be tested after pressing the power button and automatically Automatic Secker will mengunccang bottle the drink towards the top and bottom and will stop by itself after the stop and then inserted into the bottle thermometer to determine the temperature and to the pressure value can be seen from Secker Atomatic tool itself. After that for CO2 results seen from the data that has been provided by taking the center line of the value of temperature and pressure. results obtained maximum pressure of 25 psi, a temperature of 20°C and the maximum value is equal to 2.55%. For minimum pressure is at 21 Psi, the temperature 16,5oC and a minimum value of CO2 is equal to 2.56%. So from the results obtained in accordance with the standards given PT.Coca-cola Botlling Indonesia with a standard pressure, namely: 25 psi (± 0.15), namely temperature: 15oC, and CO2 is: 2.50%.


(31)

PENGARUH TEMPERATUR DAN TEKANAN PADA STASIUN PRAMIX TERHADAP CO2 YANG TERLARUT DALAM MINUMAN FANTA

DI PT.COCACOLA BOTLLING MEDAN – BELAWAN

KARYA ILMIAH

OLEH

INA SUWARNA SARAGIH

132401082

PROGRAM STUDI D3 KIMIA INDUSTRI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016


(32)

PERNYATAAN

PENGARUH TEMPERATUR DAN TEKANAN PADA STASIUN PRAMIX TERHADAP CO2 YANG TERLARUT DALAM MINUMAN FANTA DI PT.COCACOLA BOTLLING INDONESIA MEDAN – BELAWAN

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja sya sendiri, kecuali beberapa kutipan dari ringkasan yang masing masing disebutkan sumbernya.

Medan, juli 2016

Ina Suwarna Saragih 132401082


(33)

PENGHARGAAN

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dari awal hingga akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada program diploma 3 kimia FMIPA USU.

Penulis menyadari bahwa karya akhir ini masih belum sempurna, untuk itu penulis dengan segala kerendahan hati menerima kritikan dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan karya akhir ini.

Dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan dan penyusunan karya akhir ini penulis tidak lepas dari dukungan yang telah diberikan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terimakasih. Penulis juga menyadari bahwa kerya ilmiah dapat diselesaikan karena adanya bantuan dan bimbingan serta kerja sama yang baik dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimaksih kepada:

1. Kedua orang tua penulis Radion saragih dan Rosliani purba yang telah memberikan motivasi, dukungan moral dan materi serta dukungan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

2. Dr. Marpongahtun, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu tenaga dan pikiran dalam membantu penulis menyelesaikan karya ilmiah ini.

3. Drs.Kerista selaku Dekan FMIPA USU.

4. Dr. Rumondang Bulan,MS Sebagai ketua Departemen Kimia FMIPA USU.


(34)

5. Emma Zaidar M.si selaku Koordinatur jurusan Kimia Industri FMIPA USU yang telah banyak membimbing dan membantu kelancaran studi kami.

6. Bapak/Ibu Staff pengajar khususnya program studi D3 Kimia FMIPA USU yang telah banyak membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan.

7. Kak yana selaku pembimbing lapangan untuk kegiatan praktek lapangan. 8. Teman – teman seperjuangan mahasiswa/I D3 Kimia FMIPA USU.

9. Teman satu kelompok PKL dari D3 Kimia Adelima Ratnasari Silitonga, Hot Nico Naibaho, Piolo Marini Silaen dan Gustina Hutasoit.

10.Kepada Teman-teman khususnya kelas B, penulis mengucapkan terimakasih karena sudah memberikan semangat satu sama lain.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya pada penulis sendiri.

Medan, 2016 Penulis


(35)

PENGARUH TEMPERATUR DAN TEKANAN PADA STASIUN PRAMIX TERHADAP CO2 YANG TERLARUT DALAM MINUMAN FANTA DI

PT.COCACOLA BOTLLING MEDAN – BELAWAN

ABSTRAK

Telah dilakukan uji untuk mengetahui Pengaruh Temperatur dan Tekanan pada stasiun pramix terhadap CO2 yang terlarut dalam minuman fanta di PT.Coca-cola Botlling Indonesia dengan menggunakan alat Automatic Secker. Automatic Secker dilengkapi dengan tekanan karbonasi dan temperatur bevarage yang berfungsi untuk menentukan tekanan dan temperatur sehingga didapat hasil CO2, Automatic Secker ini bekerja dengan meletakkan sampel dibawah penekan tutup dari botol minuman yang akan di uji setelah itu menekan tombol power dan otomatis Automatic Secker akan mengunccang botol minuman tersebut kearah atas dan bawah dan akan berhenti dengan sendirinya setelah berhenti lalu dimasukkan termometer kedalam botol minuman tersebut untuk menentukan temperaturnya dan untuk nilai tekanan dapat dilihat dari alat Atomatic Secker itu sendiri. Setelah itu untuk hasilCO2 dilihat dari data yang sudah disediakan dengan mengambil garis tengah dari nilai temperatur dan tekanan. hasil yang diperoleh didapatkan Tekanan maksimum 25 Psi, temperatur sebesar 20o C dan nilai maksimum adalah sebesar 2,55%. Untuk tekanan minimum adalah sebesar 21 Psi, temperatur 16,5o C dan nilai minimum CO

2 adalah sebesar 2,56%. Sehingga dari hasil yang didapatkan sesuai dengan standart yang diberikan PT.Coca-cola Botlling Indonesia dengan standart Tekanan yaitu: 25 Psi (±0,15), temperatur yaitu: 15oC, dan CO


(36)

EFFECT OF TEMPERATURE AND PRESSURE TO THE STATION PRAMIX DISSOLVED CO2 IN THE FANTA DRINK IN PT.COCACOLA

BOTLLING

MEDAN - BELAWAN

ABSTRACT

Tests have been conducted to determine the effect of temperature and pressure at the station Pramix the CO2 dissolved in the drink fanta in PT.Coca-cola Botlling Indonesia by using Automatic Secker. Automatic Secker equipped with pressure carbonation and temperature bevarage that serves to determine the pressure and temperature in order to get the results of CO2, Automatic Secker work by putting the sample under a pressure cap of the bottle to be tested after pressing the power button and automatically Automatic Secker will mengunccang bottle the drink towards the top and bottom and will stop by itself after the stop and then inserted into the bottle thermometer to determine the temperature and to the pressure value can be seen from Secker Atomatic tool itself. After that for CO2 results seen from the data that has been provided by taking the center line of the value of temperature and pressure. results obtained maximum pressure of 25 psi, a temperature of 20°C and the maximum value is equal to 2.55%. For minimum pressure is at 21 Psi, the temperature 16,5oC and a minimum value of CO2 is equal to 2.56%. So from the results obtained in accordance with the standards given PT.Coca-cola Botlling Indonesia with a standard pressure, namely: 25 psi (± 0.15), namely temperature: 15oC, and CO2 is: 2.50%.


(37)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan i

Pernyataan ii

Penghargaan iii

Abstrak vi Abstract vii

Daftar Isi viii Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x BAB 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Permasalahan 2

1.3 Tujuan 2 1.4 Manfaat 2 BAB 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Karbondioksida 3 2.2 Minuman Berkarbonasi 4 2.3 Proses Kelarutan Berkarbonasi 6

2.4 Karbonisasi 9

2.5 Karbonator 9

2.6 Air 14

2.7 Pengolahan Air 14

2.8 karbondioksida dalam air 15 BAB 3. Metode Penelitian 3.1 Alat 21

3.2 Bahan-bahan 21

3.3 Prosedur Penelitian 22 BAB 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Hasil 24

4.2 Pembahasan 25

BAB 5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan 25 5.2 Saran 26


(38)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel


(39)

DAFTAR GRAFIK

Nomor Judul Halaman

Grafik

4.1 Grafik yang menyatakan Tekanan dan Volume CO2 25 4.1.2 Grafik yang menyatakn Temperatur dan Volume CO2 25


(1)

5. Emma Zaidar M.si selaku Koordinatur jurusan Kimia Industri FMIPA USU yang telah banyak membimbing dan membantu kelancaran studi kami.

6. Bapak/Ibu Staff pengajar khususnya program studi D3 Kimia FMIPA USU yang telah banyak membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan.

7. Kak yana selaku pembimbing lapangan untuk kegiatan praktek lapangan. 8. Teman – teman seperjuangan mahasiswa/I D3 Kimia FMIPA USU.

9. Teman satu kelompok PKL dari D3 Kimia Adelima Ratnasari Silitonga, Hot Nico Naibaho, Piolo Marini Silaen dan Gustina Hutasoit.

10.Kepada Teman-teman khususnya kelas B, penulis mengucapkan terimakasih karena sudah memberikan semangat satu sama lain.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya pada penulis sendiri.

Medan, 2016 Penulis


(2)

PENGARUH TEMPERATUR DAN TEKANAN PADA STASIUN PRAMIX

TERHADAP CO2 YANG TERLARUT DALAM MINUMAN FANTA DI

PT.COCACOLA BOTLLING MEDAN – BELAWAN

ABSTRAK

Telah dilakukan uji untuk mengetahui Pengaruh Temperatur dan Tekanan pada stasiun pramix terhadap CO2 yang terlarut dalam minuman fanta di PT.Coca-cola Botlling Indonesia dengan menggunakan alat Automatic Secker. Automatic Secker dilengkapi dengan tekanan karbonasi dan temperatur bevarage yang berfungsi untuk menentukan tekanan dan temperatur sehingga didapat hasil CO2, Automatic Secker ini bekerja dengan meletakkan sampel dibawah penekan tutup dari botol minuman yang akan di uji setelah itu menekan tombol power dan otomatis Automatic Secker akan mengunccang botol minuman tersebut kearah atas dan bawah dan akan berhenti dengan sendirinya setelah berhenti lalu dimasukkan termometer kedalam botol minuman tersebut untuk menentukan temperaturnya dan untuk nilai tekanan dapat dilihat dari alat Atomatic Secker itu sendiri. Setelah itu untuk hasil CO2 dilihat dari data yang sudah disediakan dengan mengambil garis tengah dari nilai temperatur dan tekanan. hasil yang diperoleh didapatkan Tekanan maksimum 25 Psi, temperatur sebesar 20o C dan nilai maksimum adalah sebesar 2,55%. Untuk tekanan minimum adalah sebesar 21 Psi, temperatur 16,5o C dan nilai minimum CO2 adalah sebesar 2,56%. Sehingga dari hasil yang didapatkan sesuai dengan standart yang diberikan PT.Coca-cola Botlling Indonesia dengan standart Tekanan yaitu: 25 Psi (±0,15), temperatur yaitu: 15oC, dan CO2 yaitu: 2,50 %.


(3)

EFFECT OF TEMPERATURE AND PRESSURE TO THE STATION

PRAMIX DISSOLVED CO2 IN THE FANTA DRINK IN PT.COCACOLA

BOTLLING

MEDAN - BELAWAN

ABSTRACT

Tests have been conducted to determine the effect of temperature and pressure at the station Pramix the CO2 dissolved in the drink fanta in PT.Coca-cola Botlling Indonesia by using Automatic Secker. Automatic Secker equipped with pressure carbonation and temperature bevarage that serves to determine the pressure and temperature in order to get the results of CO2, Automatic Secker work by putting the sample under a pressure cap of the bottle to be tested after pressing the power button and automatically Automatic Secker will mengunccang bottle the drink towards the top and bottom and will stop by itself after the stop and then inserted into the bottle thermometer to determine the temperature and to the pressure value can be seen from Secker Atomatic tool itself. After that for CO2 results seen from the data that has been provided by taking the center line of the value of temperature and pressure. results obtained maximum pressure of 25 psi, a temperature of 20°C and the maximum value is equal to 2.55%. For minimum pressure is at 21 Psi, the temperature 16,5oC and a minimum value of CO2 is equal to 2.56%. So from the results obtained in accordance with the standards given PT.Coca-cola Botlling Indonesia with a standard pressure, namely: 25 psi (± 0.15), namely temperature: 15oC, and CO2 is: 2.50%.


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan i

Pernyataan ii

Penghargaan iii

Abstrak vi Abstract vii

Daftar Isi viii Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x BAB 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Permasalahan 2

1.3 Tujuan 2 1.4 Manfaat 2 BAB 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Karbondioksida 3 2.2 Minuman Berkarbonasi 4 2.3 Proses Kelarutan Berkarbonasi 6

2.4 Karbonisasi 9

2.5 Karbonator 9

2.6 Air 14

2.7 Pengolahan Air 14

2.8 karbondioksida dalam air 15 BAB 3. Metode Penelitian 3.1 Alat 21

3.2 Bahan-bahan 21

3.3 Prosedur Penelitian 22 BAB 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Hasil 24


(5)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel


(6)

DAFTAR GRAFIK

Nomor Judul Halaman

Grafik

4.1 Grafik yang menyatakan Tekanan dan Volume CO2 25 4.1.2 Grafik yang menyatakn Temperatur dan Volume CO2 25