Pendapatan Daerah Landasan Teori

Fungsi produksi memperlihatkan jumlah maksimal suatu barangjasa yang dapat diproduksi dengan menggunakan kombinasi alternatif antara k dan L maka apabila salah satu masukan ditambah satu unit tambahan dan masukan lainnya dianggap tetap akan menyebabkan tambahan keluaran yang dapat diproduksi. Tambahan keluaran yang diproduksi inilah yang disebut dengan produk fisik marjinal Marginal Physcal Product. Selanjutnya dikatakan bahwa apabila jumlah tenaga kerja ditambah terus menerus sedang faktor produksi lain dipertahankan konstan, maka pada awalnya akan menunjukkan peningkatan produktivitas namun pada suatu tingkat tertentu akan memperlihatkan penurunan produktivitasnya serta setelah mencapai tingkat keluaran maksimal setiap penambahan tenaga kerja akan mengurangi pengeluaran.

2.1.4 Pendapatan Daerah

Prinsip dasar pelaksanaan desentralisasi fiskal di Indonesia ialah “Money Follows Functions”, yaitu fungsi pokok pelayanan publik dialihkan ke daerah, dengan dukungan pembiayaan pusat melalui penyerahan sumber-sumber penerimaan kepada daerah. Menurut Halim 2001 salah satu sasaran pokok dari pelaksanaan desentralisasi fiskal adalah untuk mendekatkan pemerintah dengan masyarakat, sehingga kebutuhan dari pihak masyarakat dapat dipahami oleh pihak pemerintah. Pemerintah perlu memberikan alokasi belanja pembangunan sektor publik yang lebih besar. Untuk pembiayaan alokasi, sumber dana dapat diperoleh misalnya dari pendapatan asli daerah PAD, dana perimbangan, pinjaman daerah dan lain-lain penerimaan yang sah. Sedangkan menurut BPS 2008 pendapatan daerah terdiri dari: 1. Pendapatan Asli Daerah PAD Pendapatan yang diperoleh daerah berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan untuk mengumpulkan dana guna keperluan daerah yang bersangkutan dalam membiayai kegiatannya. PAD terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Pendapatan Asli Daerah terdiri dari: a. Pajak daerah Pungutan yang dilakukan Pemerintah Daerah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Pajak daerah dibedakan dalam dua kategori yaitu pajak daerah yang ditetapkan oleh peraturan daerah dan pajak negara yang pengelolaannya dan penggunaannya diserahkan kepada daerah. b. Retribusi daerah Pungutan daerah yang dilakukan sehubungan dengan suatu jasa atau fasilitas yang diberikan oleh pemerintah daerah secara langsung dan nyata kepada pembayar. c. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan adalah penerimaan yang berupa hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, yang terdiri dari bagian laba perusahaan daerah air minum, bagian laba lembaga keuangaan bank, bagian laba lembaga keuangan non bank, bagian laba perusahaan milik daerah lainnya dan bagian laba atas penyertaan modalinvestasi kepada pihak ketiga. d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dapat dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga dan komisi, potong ataupun bentuk lain sebagai akibat penjualan dan atau pengadaan barang danatau jasa oleh daerah. 2. Dana Perimbangan Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana perimbangan terdiri dari bagi hasil pajak dan bukan pajak, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus DAK: a. Bagi Hasil Pajak Pajak bumi dan bangunan PBB, penerimaan perolehan atas tanah dan bangunan BPHTB, pajak penghasilan PPh yang terdiri dari wajib pajak orang pribadi dalam negeri WPOPDN, dan PPh pasal 21 orang pribadi dan lain-lain. b. Bagi Hasil Bukan Pajak Iuran hak pengusahaan hutan IHPH, pemberian hak atas tanah negara, landrent, iuran eksplorasieksploitasiroyalty, pungutan pengusaha perikanan dan hasil perikanan, hasil pertambangan minyak bumigas alampanas bumi, dan lain-lain. c. Dana Alokasi Umum DAU Transfer dana dari pemerintah pusat kepemerintah daerah yang dimaksudkan untuk menutup kesenjangan fiskal fiscal gap, dan pemerataan kemampuan fiskal antar antar daerah dalam rangka membantu kemandirian pemerintah daerah menjalankan fungsi dan tugasnya melayani masyarakat. d. Dana Alokasi Khusus DAK Dana yang disediakan kepada daerah untuk memenuhi kebutuhan khusus. 3. Lain-lain pendapatan yang Sah Penerimaan lainnya dari pemerintah pusat dan atau dari instansi pusat, serta dari daerah lainnya.

2.1.5 Dana Perimbangan