Dana Alokasi Khusus DAK

dasar. Daerah yang memiliki nilai celah fiskal negatif dan nilai negatif tersebut lebih kecil dari alokasi dasar, menerima DAU sebesar alokasi dasar setelah diperhitungkan nilai celah fiskal. Daerah yang memiliki nilai celah fiskal negatif dan nilai negatif tersebut sama atau lebih besar dari alokasi dasar, tidak menerima DAU. Formula DAU tersebut digunakan mulai tahun anggaran 2006, tetapi sampai dengan tahun anggaran 2007 alokasi DAU yang diberlakukan untuk masing-masing daerah ditetapkan tidak lebih kecil dari tahun anggaran 2005. Sampai dengan tahun anggaran 2007 apabila DAU untuk provinsi tertentu lebih kecil dari tahun anggaran 2005, provinsi mendapat dana penyesuaian yang besarnya sesuai dengan kemampuan dari perekonomian negara. DAU disalurkan dengan cara pemindah bukuan dari rekening kas umum negara ke rekening kas umum daerah. Penyaluran DAU dilaksanakan setiap bulan masing-masing sebesar 112 satu per dua belas dari alokasi DAU daerah yang bersangkutan.

2.1.5.3 Dana Alokasi Khusus DAK

Dana Alokasi Khusus DAK adalah salah satu mekanisme transfer keuangan Pemerintah Pusat ke daerah yang bertujuan untuk meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana fisik daerah sesuai prioritas nasional serta mengurangi kesenjangan pertumbuhan antardaerah dan pelayanan antarbidang. DAK sangat berpengaruh dalam dinamika pembangunan sarana dan prasarana pelayanan dasar di daerah. Sesuai dengan prinsip desentralisasi, tanggung jawab dan akuntabilitas bagi penyediaan pelayanan dasar masyarakat telah dialihkan kepada pemerintah daerah. DAK dititikberatkan di tiga bidang penerima yaitu pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur jalan. Penghitungan Dana Alokasi Khusus dilakukan oleh Departemen Keuangan dalam hal ini Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan sebagai berikut: 1. DAK dialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dan program yang menjadi prioritas nasional yang menjadi urusan daerah. Daerah tertentu adalah daerah yang dapat memperoleh alokasi DAK berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis. 2. Program yang menjadi prioritas nasional dimuat dalam rencana kerja pemerintah tahun anggaran bersangkutan. Menteri teknis mengusulkan kegiatan khusus yang akan didanai dari DAK dan ditetapkan setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, sesuai dengan rencana kerja pemerintah. Menteri teknis menyampaikan ketetapan tentang kegiatan khusus dimaksud kepada Menteri Keuangan. Setelah menerima usulan kegiatan khusus, Menteri Keuangan melakukan penghitungan alokasi DAK. 3. Penghitungan alokasi DAK dilakukan melalui 2 dua tahapan, yaitu penentuan daerah yang menerima DAK dan penentuan besaran alokasi DAK masing-masing daerah. Penentuan daerah tertentu harus memenuhi kriteria umum kriteria khusus, dan kriteria teknis. Besaran alokasi DAK masing-masing daerah ditentukan dengan perhitungan indeks berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis. Kriteria umum dirumuskan berdasarkan kemampuan keuangan daerah yang dicerminkan dari penerimaan umum APBD setelah dikurangi belanja pegawai negeri sipil daerah. Kemampuan keuangan daerah dihitung melalui indeks fiskal netto. Daerah yang memenuhi krietria umum merupakan daerah dengan indeks fiskal netto tertentu yang ditetapkan setiap tahun. Kriteria khusus dirumuskan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur penyelenggaraan otonomi khusus dan karakteristik daerah. Kriteria khusus dirumuskan melalui indeks kewilayahan oleh Menteri Keuangan dengan mempertimbangkan masukan dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional dan menteripimpinan lembaga terkait. Kriteria teknis disusun berdasarkan indikator-indikator kegiatan khusus yang akan didanai dana DAK. Kriteria teknis dirumuskan melalui indeks teknis oleh menteri teknis terkait dan disampaikan kepada Menteri Keuangan. Alokasi DAK tiap daerah ditetapkan dengan peraturan Menteri Keuangan.

2.1.6 Hubungan Dana Perimbangan dengan PDRB