ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengumpulan Data
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2006-2008. Rincian sampel penelitian ini tersaji pada tabel sebagai berikut :
Tabel IV. 1 Hasil Pengambilan Sampel
Jumlah Perusahaan Manufaktur terdaftar 2008
Kriteria Sampel
151 Perusahaan yang menjadi sampel penelitian
98 Jumlah observasi selama tahun 2006-2008
294 Data outlier
148 Jumlah Observasi Setelah Outlier
146 Sumber : Indonesian Capital Market Directory
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah sampel tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 masing-masing 98 perusahaan per tahun sehingga jumlah observasi selama tahun 2006-2008 sebanyak 294 perusahaan. Dari 294 data dilakukan uji outlier. Jumlah data outlier sebanyak 148 dari 294 data sehingga jumlah observasi selama tahun 2006-2008 menjadi 146 perusahaan.
B. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif bertujuan untuk melihat distribusi data dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini statistik deskriptif dari masing- masing variabel penelitian :
Tabel IV.2 Statistik Deskriptif
Mean Std. Deviation SIZE
.0594 .15432 Valid N (listwise)
Sumber : Hasil Pengolahan Data Keterangan :
Size
= ukuran perusahaan
Institusional = kepemilikan institusional Manj
= kepemilikan manajerial
Pbv
= price to book value (nilai perusahaan)
Variabel kepemilikan manajerial memiliki nilai minimum sebesar 0.00 dengan nilai maksimum 0.90. Nilai rata-rata kepemilikan manajerial sebesar 0.05 dengan standar deviasi sebesar 0.15. Variabel kepemilikan institusional memiliki nilai minimum sebesar 0.00 dengan nilai maksimum 0.98. Nilai rata-rata kepemilikan institusional sebesar 0.67 dengan standar deviasi sebesar 0.21.
Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 33.674.096.945 dengan nilai maksimum 24.073.000.000.000. Nilai rata-rata Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 33.674.096.945 dengan nilai maksimum 24.073.000.000.000. Nilai rata-rata
0.17 dengan nilai maksimum 13.00. Nilai rata-rata nilai perusahaan sebesar 3.43 dengan standar deviasi sebesar 2.86.
C. Uji Normalitas Data
Uji Normalitas bertujuan mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian telah terdistribusi dengan normal. Ghozali (2005) data terdistribusi dengan normal jika residual terdistribusi dengan normal, yaitu hasil pengujian dengan One-Sample Kolmogorov Smirnov test memberikan hasil signifikansi di atas 0,05. Hasil uji normalitas data tersaji pada tabel berikut ini.
Tabel IV.3 Uji Normalitas Data
Unstandardized Residual N
146 Normal Parameters(a,b) Mean
2.67194187 Most Extreme
Std. Deviation
-.064 Kolmogorov-Smirnov Z
Negative
1.218 Asymp. Sig. (2-tailed)
Sumber : Hasil Pengolahan Data Hasil uji normalitas data dengan One-Sample Kolmogorov Smirnov test menunjukkan nilai signifikansi residual sebesar 0,103. Nilai tersebut berada di Sumber : Hasil Pengolahan Data Hasil uji normalitas data dengan One-Sample Kolmogorov Smirnov test menunjukkan nilai signifikansi residual sebesar 0,103. Nilai tersebut berada di
D. Analisis Data
1. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terdapat korelasi antara variabel independen atau korelasi antar variabel independennya rendah. Keberadaan multikolinieritas di deteksi dengan Varians Inflating Factor (VIF) dan Tolerance (Ghozali, 2005). Hasil uji multikolinieritas tersaji pada tabel berikut ini :
Tabel IV.4 Uji Multikolinieritas
Keterangan Size
Tidak terdapat multikolinieritas Institusional
Tidak terdapat multikolinieritas Manj
Tidak terdapat multikolinieritas Sumber : Hasil Pengolahan Data
Hasil uji VIF dan Tolerance menunjukan bahwa semua variabel dalam penelitian ini menunjukan bahwa semua nilai tolerance di atas 10% dan semua nilai VIF dibawah 10. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinieritas.
2. Uji Autokorelasi Autokorelasi dalam penelitian ini dideteksi dengan menggunakan uji Durbin Watson yaitu dengan membandingkan nilai Durbin Watson hitung (d) dengan nilai Durbin Watson tabel yaitu batas lebih tinggi (upper bond atau d u )
dan batas lebih rendah (lower bond atau d 1 ). Cara lain untuk mendeteksi autokorelasi adalah menggunakan kriteria yang diungkapkan Santoso (2000) yang mengatakan bila nilai DW hitung mendekati +2 maka dalam model regresi tidak terjadi autokorelasi. Hasil uji autokorelasi dengan Durbin Watson dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel IV.5 Uji Autokorelasi
D-W Hitung
Keterangan 1.997
Kriteria
Tidak terdapat autokorelasi Sumber : Hasil Pengolahan Data Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin Watson menunjukan nilai DW hitung sebesar 1.997. Hasil tersebut mendekati nilai +2 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi autokorelasi.
Mendekati + 2
3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas
Gambar IV.1 Uji Heteroskedastisitas
Scatterplot
Dependent Variable: PBV
Regression Standardized Predicted Value
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Hasil uji heteroskedastisitas menunjukan bahwa titik-titik tersebar di atas dan dibawah angka nol. Titik-titik menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang teratur sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas
E. Uji Hipotesis
1. Koefisien Determinasi (Adjusted R 2 ) Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil uji regresi menunjukan
2 nilai adjusted R sebesar 0.110 atau 11 %. Hal ini menunjukan 11 % perubahan nilai perusahaan dipengaruhi oleh kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional dan ukuran perusahaan. Sedangkan 89% lainnya dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian.
2. Nilai F Regresi Nilai F regresi merupakan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara simultan variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil nilai F dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel IV.6 Nilai F Regresi
Nilai F Hitung
Keterangan 6.963
P-Value
Signifikan Sumber : Hasil Pengolahan Data Hasil pengujian terhadap nilai F regresi menunjukan nilai F sebesar 6.699 dengan signifikansi sebesar 0.000. Nilai F memberikan hasil yang signifikan. Sehingga dapat kita simpulkan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan.
3. Nilai t Nilai t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Hasil nilai t dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel IV.7 Hasil Uji Hipotesis
P-Value Konstanta
Variabel
Koefisien Regresi
.380 Sumber : Hasil Pengolahan Data
1.373
.881
Keterangan: * signifikan pada α = 1%
Pengujian Hipotesis ke-1 Hipotesis ke-1 menguji pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan. Hasil nilai t regresi menunjukkan koefisien regresi sebesar 1.373 dengan signifikansi sebesar 0.380. Pengujian memberikan hasil yang tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hipotesis ke-1 di tolak. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Benson dan Davinson (2008) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Menurut Benson dan Davinson (2008), kepemilikan manajerial besar maka akan ada kecenderungan tindakan manajer yang oportunis sehingga akan menurunkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini juga tidak mendukung hasil
penelitian Wahyudi dan Pawestri (2006) yang menyatakan struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan baik secara langsung maupun melalui keputusan pendanaan. Hasil penelitian ini juga tidak mendukung hasil penelitian Haruman (2008) yang membuktikan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan. Penulis menduga hasil yang tidak mendukung penelitian sebelumnya ini disebabkan oleh perbedaan sampel yang digunakan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Selain itu, penulis menduga perbedaan hasil ini disebabkan kepemilikan manajerial yang digunakan dalam penelitian ini memiliki rata-rata persentase yang kecil. Penulis menduga pasar saham tidak bereaksi terhadap komposisi kepemilikan manajerial yang kecil karena dinilai tidak akan menimbulkan perilaku oportunis yang dapat merugikan perusahaan. Pengujian Hipotesis ke-2
Hipotesis ke-2 bertujuan untuk menguji pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan. Hasil nilai t regresi menunjukkan koefisien regresi sebesar 2.979 dengan signifikansi sebesar 0.008. Pengujian memberikan hasil yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hipotesis ke-2 di terima. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Chu (2005) yang menyatakan sebagai pihak mayoritas pemegang saham institusional memiliki hak yang besar atas kendali perusahaan. Dengan pengendalian yang besar itu, kepemilikan institusional mampu mempengaruhi
kebijakan keuangan perusahaan. Sehingga tetap dapat menjaga tujuan utama manajemen yaitu untuk meningkatkan nilai dan kesejahteraan pemegang saham. Jumlah pemegang saham besar (large shareholders) mempunyai arti penting dalam memonitor perilaku manajer dalam perusahaan. Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian Rachmawati dan Triatmoko (2007) menyatakan bahwa dalam hubungannya dengan fungsi monitor, investor institusional diyakini memiliki kemampuan untuk memonitor tindakan manajemen lebih baik dibandingkan investor individual. Investor institusional akan melakukan monitoring secara efektif dan tidak akan mudah diperdaya dengan tindakan manipulasi yang dilakukan manajer sehingga dapat meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan. Pengujian Hipotesis ke-3
Hipotesis ke-3 bertujuan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Hasil nilai t regresi menunjukkan koefisien regresi sebesar 2.96E-013 (0.000000000000296) dengan signifikansi sebesar 0.001. Pengujian memberikan hasil yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hipotesis ke-3 di terima. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Rachmawati dan Triatmoko (2007) menyebutkan bahwa perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang
relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil. Hal ini dapat menjadi sinyal positif bagi pasar dimana investor akan lebih suka berinvestasi pada perusahaan besar karena kondisi keuangan perusahaan yang lebih kuat dan kemampuan menghasilkan laba yang lebih baik. Perusahaan besar akan lebih banyak dipilih investor karena jaminan kepastian operasi dan prospek bisnis masa depan yang lebih baik. Hal ini akan direspon dengan peningkatan harga saham perusahaan yang menyebabkan peningkatan nilai perusahaan.