Kecernaan Bahan Kering, Bahan Organik, dan Protein Kasar

C. Kecernaan Bahan Kering, Bahan Organik, dan Protein Kasar

Rerata kecernaan bahan kering, bahan organik, dan protein kasar Sapi Peranakan Ongole ditunjukan dalam Tabel 6. Tabel 6 Rerata kecernaan bahan kering, bahan organik, dan protein kasar Sapi

Peranakan Ongole ( % )

Rata – rata Kecernaan

P3 Bahan Kering (BK)

56.12 61.64 62.96 Bahan Organik (BO)

70.49 73.77 74.64 Protein Kasar (PK)

63.63 69.48 76.76

Rata-rata kecernaan bahan kering (Kc BK), bahan organik (Kc BO), dan protein kasar (Kc PK) pada perlakuan P1, P2, P3 pada masing-masing adalah Kc BK 56.12; 61.64; 62.69 (%), Kc BO 70.49; 73.77; 74.64 (%), dan Kc PK 63.63; 69.48; 76.76 (%). Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa ketiga perlakuan berbeda tidak nyata ( P > 0,05). Hal ini dapat diartikan pada P1 penambahan urea 1 % (tanpa perlakuan), sedangkan P2 dan P3 yang

commit to user

kecernaan bahan kering, bahan organik, dan protein kasar. Hasil anailis variansi pada penelitian ini didapat hasil berbeda tidak nyata, namun apabila dilihat dari nilainya semakin tinggi penambahan urea semakin tinggi kecernaan bahan kering. Menurut Ismartoyo (2011) kecernaan pakan sebagian besar dicapai dari proses degradasi pakan oleh mikrobia rumen, yang menghasilkan subtrat untuk proses fermentasi. Subtrat yang terfementasi akan menghasilkan VFA sebagai sumber energi utama dan sejumlah gas baik

CH 4 dan CO 2 . Kecernaan pakan ditentukan oleh karakteristik dan kecepatan aliran (outflow rate) atau laju dari zat pakan tersebut meninggalkan rumen. Perjalanan bahan pakan yang terlalu cepat disaluran pencernaan akan menyebabkan kurangnya waktu untuk mencerna zat-zat pakan secara menyeluruh oleh enzim-enzim pencernaan, sehingga nilai cerna pakan tersebut menjadi rendah (Anggorodi, 1979).

Pada penelitian ini rata-rata kecernaan bahan organik pada perlakuan P1, P2, P3 menunjukan hasil analisis variansi berbeda tidak nyata. Hal ini disebabkan karena adanya komponen bahan organik yaitu protein yang mengalami peningkatan sehingga dengan tingginya kandungan protein dapat meningkatkan kecernaan bahan organik. Tillman et al. (1991) menyatakan bahwa pakan dengan kandungan protein yang cukup menyediakan nitrogen

seperti NH 3 untuk mikroorganisme dan sumber energi yang juga cukup bagi mikroba rumen akan membantu pencernaan bahan organik sehingga berjalan normal.

Konsumsi bahan organik berpengaruh terhadap ketersediaan energi dalam rumen untuk pertumbuhan mikrobia rumen. Pertumbuhan mikrobia rumen berhubungan dengan kerja optimal mikrobia rumen yang akhirnya berpengaruh terhadap kecernaan baik kecernaan bahan kering maupun kecernaan bahan organik. Hal ini sesuai pendapat Tillman et al., (1991) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kecernaan adalah jumlah pakan yang dikonsumsi. Soeparno (1992) menambahkan bahwa kecernaan bahan

commit to user

pakan. Rata-rata kecernaan protein kasar pada masing-masing perlakuan P1, P2, dan P3 pada penelitian ini secara berturur-turut adalah 63.63; 69.48 dan

76.76 %. Pada kecernaan protein kasar hasil analisis variansi dari ketiga perlakuan berbeda tidak nyata. Menurut Preston dan Leng (1987), urea merupakan sumber non protein nitrogen yang sering digunakan untuk suplementasi pakan ternak ruminansia. Urea memiliki sifat sangat larut dalam air serta cepat didegradasi oleh mikroorganisme rumen menjadi amonia. Amonia yang dihasilkan dari urea pada media air merupakan basa lemah dengan kandungan nitrogen melimpah. Penambahan kandungan urea ini dapat meningkatkan kecernaan rumen yang mengalami defisiensi nitrogen.

Kecernaan protein menurut Tillman et al., (1991) kualitas protein bukan hanya ditentukan oleh daya cerna ternak dan banyaknya protein yang diabsorbsi. Tetapi juga ditentukan oleh kandungan protein yang memenuhi untuk pertumbuhan normal. Di dalam rumen terjadi degradasi protein pakan melalui proses deaminasi oleh mikrobia rumen sehingga dapat menurunkan efisiensi pemanfaatan protein pakan oleh ternak ruminansia, terutama protein pakan yang berkualitas baik dan sifatnya mudah terdegradasi.

commit to user