PERKEMBANGAN PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA TAHUN 1977-1999

BAB III PERKEMBANGAN PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA TAHUN 1977-1999

A. Letak Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta

Seiring dengan berkembangnya Indonesia sebagai salah satu Negara dengan tingkat perkembangan yang cukup baik, maka makin tinggi pula harapan hidup penduduknya. Diproyeksikan harapan hidup orang Indonesia dapat mencapai 70 tahun pada tahun 2000. Perlahan namun pasti masalah lanjut usia mulai mendapat perhatian pemerintah dan masyarakat. Hal ini merupakan konsekuensi logis terhadap berhasilnya pembangunan, yaitu bertambahnya usia harapan hidup dan banyaknya jumlah lanjut usia di

Indonesia. 39 Meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut dan makin panjangnya usia

harapan hidup sebagai akibat yang telah dicapai dalam pembangunan selama ini, maka mereka yang memiliki pengalaman, keahlian, dan kearifan perlu diberi kesempatan untuk berperan dalam pembangunan. Kesejahteraann penduduk usia lanjut yang karena kondisi fisik dan mentalnya sudah tidak memungkinkan lagi untuk berperan dalam pembangunan, maka lanjut usia

perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat. 40

39 Mia Fatma Ekasari, 2008, Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya, Jakarta: Salemba Medika, hal. 10.

40 Ibid, hal 12.

Di Surakarta sebagai realisasi usaha untuk memperhatikan dan membina para lanjut usia maka didirikan Panti Wredha Dharma Bhakti yang dulunya pada masa kasunanan terkenal dengan nama “Wangkung” yaitu tempat untuk penampungan orang-orang yang menglami permasalahan sosial. Panti Wredha Dharma Bhakti bertujuan untuk menampung, merawat, dan pelayanan terhadap para lajut usia, sehingga mereka dapat menikmati hari tuanya dengan rasa aman dan tenteram lahir batinnya. Panti tersebut juga bertujuan untuk mencegah timbul, berkembang dan meluasnya permasalahan

sosial dalam kehidupan masyarakat. 41 Lokasi Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta terletak di Kalurahan

Pajang, Kecamatan Laweyan tepatnya di Jalan Dr. Radjiman No. 620 Kotamadya Surakarta. Panti Wredha Dharma Bhakti didirikan di atas tanah

seluas 3.500 m 2 dengan status tanah milik Negara. Letak Panti Wredha Dharma Bhakti sangat strategis yakni tepat di pinggir Jalan Dr. Radjiman dan

dekat dengan pasar jongke sehingga mudah dijangkau dengan sarana transportasi yang ada. Lokasi panti berbatasan dengan:

1. Sebelah timur : berbatasan dengan pasar Jongke.

2. Sebelah barat : berbatasan dengan Panti Sosial Bhakti Candrasa.

3. Sebelah utara : berbatasan dengan rumah penduduk.

4. Sebelah selatan : berbatasan dengan Jalan Dr. Radjiman.

B. Latar Belakang Berdirinya Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta

41 Wawancara dengan Rahayu Sulistyowati, tanggal 15 Maret 2010.

Pada mulanya, lokasi di tempat didirikannya Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta dikenal oleh masyarakat dengan sebutan “Wangkung”. Tempat tersebut sebagai tempat penampungan bagi orang-orang yang mengalami masalah sosial seperti: gelandangan, pengemis, orang lanjut usia, anak-anak nakal termasuk wanita tuna susila.

Pada tahun 1942 kewenangan Keraton dialihkan ke Pemerintah Kota Surakarta dalam hal ini Dinas Sosial yang dinamakan “Panti Karya Pamardi Karya” yang berfungsi untuk menampung orang-orang gelandangan dan lanjut

usia. 42 Sekarang tempat tersebut dibagi menjadi tiga bagian, yaitu untuk lanjut usia Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta, untuk penyadang tuna netra

Panti Bhakti Chandrasa, dan untuk wanita tuna susila Panti Karya Wanita Utama.

Pada awal berdiri tahun 1942, Panti Karya Pamardi Karya mempunyai lahan yang sangat luas, kurang lebih 15 Hektar. Pasar Jongke dan pom bensin serta terminal angkutan yang berada di sebelah timur panti dulunya merupakan lahan milik panti, bahkan di sebelah utara panti dahulunya juga merupakan lahan panti yang terdapat makam bagi lanjut usia yang meninggal. Namun sekarang lahan tersebut sudah berubah fungsi sebagai pemukiman,

pasar dan terminal bagi angkutan umum. 43 Berdasarkan Surat Perintah Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah tertanggal 3 September 1977, Pamardi Karya

berubah nama menjadi Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Panti ini berada di bawah Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta.

42 Berkas Tentang Peraturan Rumah Pamardi Karyo Wangkung Th 1940, Koleksi: Reksopustaka Mangkunegaran.

43 Wawancara dengan Suryanto, tanggal 8 April 2010.

Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta mempunyai fungsi dan tujuan antara lain:

1. Fungsi

a. Sebagai pusat pelayanan kesejahteraan bagi usia lanjut terlantar, dengan sistem penyantunan di dalam Panti.

b. Sebagai pusat informasi kesejahteraan sosial.

c. Sebagai pusat pengembangan usaha kesejahteraan sosial.

2. Tujuan

a. Dapat terpenuhinya kebutuhan hidup para lanjut usia atau jompo terlantar, sehingga mereka dapat menikmati hari tuanya dengan meliputi rasa ketentraman lahir dan batin.

b. Mencegah timbul dan berkembangnya masalah sosial dalam masyarakat.

c. Menciptakan kehidupan sosial klien agar mereka mempunyai rasa harga diri dan percaya diri, sehingga mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar. Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta berusaha melaksanakan

pembinaan terhadap klien sesuai dengan fungsi dan tujuan di atas. Para lanjut usia di dalam panti mendapat pembinaan dan kehidupan yang lebih layak dari pada mereka hidup tidak nyaman di dalam keluarga mereka sendiri maupun terlantar di jalanan. Selama di dalam panti para lanjut usia juga tidak perlu khawatir untuk mendapatkan sandang pangan dan papan untuk kehidupannya, karena pihak panti sudah memenuhi kebutuhan tersebut sesuai dengan

fungsinya sebagai pusat kesejahteraan sosial. Namun dalam pelaksanaan pembinaan tentu banyak hambatan yang dihadapi, misalnya sulitnya mengatur lanjut usia untuk dibina dalam kesehariannya. Untuk itu diperlukan kerjasama yang baik antara pihak panti dengan klien dan juga dengan keluarga maupun masyarakat pada umumnya agar panti dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik. Dari fungsi dan tujuan di atas, Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta berusaha memberikan kesejahteraan sosial terhadap para lanjut usia, menciptakan para lanjut usia dengan hidup sejahtera aman dan tenteram dan mempersiapkan untuk kebahagiaan hidup bagi lanjut usia baik lahir maupun batin.

C. Strategi Meraih Klien

Banyak cara Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta untuk mendapatkan klien (orang yang mendapatkan pelayanan pembinaan). Ada tiga cara yang biasa ditempuh untuk mendapatkan klien, yaitu:

1. Melalui operasi atau razia yang dilakukan di jalan raya atas kerjasama dengan Dinas Kebersihan Kota, Kepolisian, Satpol PP.

2. Penyerahan para lanjut usia dari pihak keluarga kepada panti.

3. Para lanjut usia tersebut datang atas kemauan sendiri ke panti. Operasi tertib atau razia dilakukan untuk menangkap para gelandangan, anak jalanan, preman maupun jompo terlantar yang berkeliaran di jalanan sehingga terkesan bahwa para lanjut usia tersebut dipaksa untuk dibina di dalam panti, karena menurut pandangan mereka pemerintah mengekang kebebasan mereka untuk hidup bebas. Hal ini sering menimbulkan 3. Para lanjut usia tersebut datang atas kemauan sendiri ke panti. Operasi tertib atau razia dilakukan untuk menangkap para gelandangan, anak jalanan, preman maupun jompo terlantar yang berkeliaran di jalanan sehingga terkesan bahwa para lanjut usia tersebut dipaksa untuk dibina di dalam panti, karena menurut pandangan mereka pemerintah mengekang kebebasan mereka untuk hidup bebas. Hal ini sering menimbulkan

Mengatasi tingkah laku dari klien hasil razia di jalanan, selain dengan adanya penjagaan ketat oleh petugas keamanan panti, pihak panti juga menerapkan pendekatan kekeluargaan, sehingga dalam kesehariannya pegawai panti selalu berhubungan dan berusaha untuk mengetahui latar belakang atau keinginan mereka untuk dapat hidup bahagia di usia senja. Namun pada dasarnya para lanjut usia tersebut di atas mempunyai keinginan untuk dapat hidup bahagia, sehingga mereka akhirnya mengikuti dengan baik berbagai pembinaan yang dilakukan di dalam panti.

D. Kriteria Klien Masuk Panti

Pada dasarnya kriteria menjadi klien tidak terdapat syarat yang sulit. Adapun beberapa kriteria yang telah ditetapkan bagi klien agar dapat diterima sebagai klien, diantaranya:

1. Orang lanjut usia atau jompo pria maupun wanita minimal berusia 60 tahun.

2. Surat keterangan dari Kalurahan diketahui Camat yang menerangkan bahwa penduduk setempat dan keluarga tidak mampu.

3. Surat keterangan kesehatan dari dokter.

4. Surat rekomendasi dari Dinas Sosial tempat lanjut usia tinggal.

5. Pas photo 4 x 6 sebanyak 3 lembar.

6. Mentaati segala peraturan dan tata tertib Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

Dari kriteria di atas, dapat dilihat bahwa pemilihan atau penerimaan klien di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta tidak terlalu sulit. Hanya dengan memenuhi syarat-syarat tersebut di atas maka klien akan dapat

diterima sebagai klien binaan panti. 44

E. Sarana dan Prasarana Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta

Selain letaknya yang sangat strategis, Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta juga didukung sarana dan prasarana yang memadai. Pembangunan sarana dan prasarana yang ada di panti dilakukan oleh pemerintah daerah maupun masyarakat yang tinggal di sekitar panti. Sarana dan prasarana yang terdapat di panti diantaranya:

1. Luas tanah panti kurang lebih 3.500 m 2 .

2. Luas tanah makam khusus panti kurang lebih 2.600 m 2 , yang terletak di wilayah Desa Makam Haji, Kecamatan Kartasura, Kabupaten

Sukoharjo. 45

3. Sarana panti: Asrama klien sebanyak 30 ruangan, aula 1 buah, kantor 1 buah, masjid 1 buah dan rumah dinas bagi kepala dan sebagian pegawai panti.

4. Perlengkapan asrama terdiri dari kelengkapan tempat tidur klien, penerangan listrik, air minum PDAM, alat masak dengan kompor gas.

44 Selayang Pandang Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta, 1997.

45 Berdasarkan Surat Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sukoharjo No: 596/3446/1988 Tentang Rekomendasi dan Lokasi Tanah Seluas 2600 m 2 Untuk Kuburan Panti Wredha Dharma

Bhakti Surakarta.

5. Asrama dikelompokkan menjadi 7 kelompok masing-masing kelompok dibimbing oleh petugas panti.

6. Fasilitas hiburan yang ada adalah televisi 5 buah dan radio tape 2 buah. 46

F. Kepemimpinan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

Kepemimpinan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta dipegang oleh seorang Kepala Panti. Antara tahun 1977-2000 di panti ini sudah mengalami pergantian kepemimpinan sebanyak tiga kali. Kepala Panti mempunyai peranan penting karena merekalah yang menjadi ujung tombak

dalam tumbuh dan berkembangnya Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. 47 Kepemimpinan yang berwibawa akan membawa keberhasilan yang

diharapakan, namun sebaliknya jika kepemimpinan kurang berwibawa maka akan mengakibatkan panti kurang berhasil pula. Di dalam memimpin panti ini, para Kepala Panti mempunyai program-program yang dilaksanakan beserta para pegawainya demi keberhasilan panti ini sendiri untuk kedepannya.

1. Sunarko 1977-1983 Masa Kepemimpinan Sunarko berperan besar dalam pendirian Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Sunarko bekerja sebagai petugas sosial Kecamatan di Laweyan yang beralamat di sondakan sangat memperhatikan kesejahteraan sosial masyarakat Surakarta. Sunarko juga bertugas sebagai pembina di Wangkung yang pada saat itu masih belum fokus mengurusi orang lanjut usia. Setelah turun Surat Dinas Sosial Propinsi Jawa Tengah tertanggal

46 Wawancara dengan Suryanto, tanggal 8 April 2010.

47 Wawancara dengan Rahayu Sulistyowati, tanggal 25 Maret 2010.

3 September 1977 yang berisi tentang pendirian tempat untuk menampung lanjut usia dengan nama Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta tersebut barulah beliau diserahi tugas untuk memimpin panti tersebut mulai tahun 1977.

Dalam masa awal kepemimpinannya keadaan panti masih sangat memprihatinkan, sistem pelayanan dan fasilitas dan prasaran yang ada masih belum memadai mengingat pada saat itu panti masih dikelola oleh Dinas Sosial Tingkat Provinsi. Keadaan klien pada saat itu masih memprihatinkan, mereka makan seadanya dan tidur seadanya bahkan hanya beralaskan tikar. Sistem pengawasannya pun masih sangat sulit, sehingga masih banyak lanjut usia yang melarikan diri mengingat lingkungan tersebut belum dikelola dengan baik. Jadi perlu dicatat bahwa pada kepemimpina beliau ini merupakan awal penyelenggaraan Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

2. Suradi 1983-1986 Di bawah Kepemimpinan Suradi meskipun hanya dalam waktu singkat yaitu tiga tahun, memang perkembangan panti tidak mengalami kemajuan yang signifikan. Namun dibanding kepemimpinan sebelumnya struktur organisasi dan tata kerja di panti sudah mengalami kemajuan, para klien pun sebagian sudah mulai ditata sedemikianrupa sehingga mereka dapat mengikuti program panti dengan baik.

3. Tugimin S.E 1986-2008 Tugimin S.E awalnya bekerja sebagai Kepala Sub Dinas Sosial Surakarta di bagian orang cacat. Dalam kepemimpinan beliau ini perkembangan Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta berkembang sangat 3. Tugimin S.E 1986-2008 Tugimin S.E awalnya bekerja sebagai Kepala Sub Dinas Sosial Surakarta di bagian orang cacat. Dalam kepemimpinan beliau ini perkembangan Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta berkembang sangat

Dalam pertemuan tersebut selalu berdiskusi mengenai perkembangan panti di beberapa wilayah sehingga beliau mempunyai gagasan untuk membuat panti ini menjadi lebih baik untuk kedepannya. Pembangunan mulai banyak dilakukan dalam era kepemimpinan beliau. Kamar-kamar klien mulai diperbanyak sehingga daya tampung panti semakin meningkat. Apalagi setelah terbitnya Keputusan Walikota No. 061.1/017/I/1993 tentang pembentukan susunan organisasi dan tata kerja Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta, pembangunan semakin gencar dilakukan, hal ini mengingat panti ini mulai dikelola oleh Pemerintah Kota meskipun dalam pendanaan juga Pemerintah Provinsi juga masih membantu. Bahkan pada tahun 2000 yang sebelumnya kapasitas panti hanya mencapai 65 orang kini sudah mampu menampung 95 klien, serta kamar-kamar sudah dikeramik dan sarana sudah lengkap, misalnya masing-masing klien tidur dengan masing-masing satu ranjang, televisi dan radio sudah bertambah. Pada intinya semua Kapala Panti dan pegawai panti mempunyai jiwa sosial yang sangat kuat serta memiliki jiwa pengabdian kepada masyarakat dalam pembinaan kepada para lanjut

usia. 48

48 Wawancara dengan Tugimin, tanggal 29 April 2010.

G. Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Kerja Panti Wredha

Dharma Bhakti Surakarta.

1. Struktur Organisasi di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Organisasi yang semakin kompleks dalam tugas dan kegiatan maupun pelaksanaan membutuhkan spesialisasi tugas untuk mencapai hasil yang optimal secara efisien. Hal ini didasarkan pada birokrasi organisasi dan kedisiplinan dalam kegiatan berorganisasi.

Adapun bagan Struktur Organisasi Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta sebagaimana yang tercantum dalam Keputusan Walikota No. 061.1/017/I/1993 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta sebagai berikut: 49

Kepala Panti

Kepala Sub. Bagian Tata Usaha

Ur. Identifikasi Ur. Pendidikan

Ur. Keperawatan Ur. Kesehatan

Ur. Administrasi Ur. Gudang

Tenaga Panti

1. Juru Masak

2. Juru Kebersihan

49 Keputusan Walikota No. 061.1/017/I/1993 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata 3. Juru Cuci

Kerja Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

Kepala panti membawahi jabatan yang berada di bawahnya, urusan identifikasi, urusan administrasi dan urusan perawatan masih berada di bawah Kepala Sub Bagian Tata Usaha. Selain membawahi urusan identifikasi, urusan administrasi dan urusan keperawatan, Kepala Sub Bagian Tata Usaha juga mengkoordinir urusan keuangan, pendidikan, urusan kesehatan dan juga urusan gudang. Di dalam panti juga terdapat tenaga panti yang bertugas sebagai juru masak, juru pembersih, dan juru cuci.

2. Tugas Pokok dan Fungsi Kerja Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta

a. Kepala Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Tugas pokok: Sebagai pelaksana kegiatan tehnis operasional atau kegiatan tehnis penunjang Dinas di bidang penerimaan, pengasuhan atau pendidikan, palayanan, penempatan dan pembinaan lanjut kepada klien sehingga memberikan pelayanan kesejahteraan sosial baik jasmani rohani maupun sosial terhadap para lanjut usia terlantar agar merasa nyaman, aman, tenteram untuk menghadapi hari tua.

Adapun fungsi dari Kepala Panti, yaitu: Menyelenggarakan dan mempertanggung jawabkan urusan rumah tangga di Panti Wredha, membina dan merawat para klien untuk memperoleh rasa sejahtera, menyelenggarakan urusan tata usaha Panti Wredha, sebagai pelaksana kebijakan tehnis operasional panti, mengevaluasi tugas-tugas bawahannya, mempertanggung jawabkan semua kegiatan kepada atasan atau Kepala Dinas, mempertanggung Adapun fungsi dari Kepala Panti, yaitu: Menyelenggarakan dan mempertanggung jawabkan urusan rumah tangga di Panti Wredha, membina dan merawat para klien untuk memperoleh rasa sejahtera, menyelenggarakan urusan tata usaha Panti Wredha, sebagai pelaksana kebijakan tehnis operasional panti, mengevaluasi tugas-tugas bawahannya, mempertanggung jawabkan semua kegiatan kepada atasan atau Kepala Dinas, mempertanggung

b. Kepala Sub. Bagian Tata Usaha Tugas Pokok: Menyiapkan program-program kerja Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta, meliputi: kepegawaian, keuangan, ketata usahaan, rumah tangga dan perlengkapan.

Adapun fungsi dari Kepala Sub. Bagian Tata Usaha, yaitu: memberikan tugas-tugas kepada staf panti, mengevaluasi semua kegiatan yang dilaksanakan oleh staf panti, memberikan laporan semua kegiatan kepada Kepala panti, menyiapkan semua leporan kegiatan kepada atasan atau Kepala Dinas, mengkoordinir semua kegiatan kelompok jabatan fungsional, melaksanakan kebijaksanaan tehnis yang ditetapkan oleh Kepala panti, melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Panti.

Selain fungsi tersebut, Kepala Sub. Bagian Tata Usaha juga mengkoordinir kegiatan panti, meliputi:

1) Urusan Administrasi Fungsi Urusan Administrasi, yaitu: Mencatat keluar masuk surat. pengelolaan data dan grafik kegiatan panti, mengurusi kepegawaian meliputi usulan kepangkatan semua kepegawaian, membuat laporan kegiatan kepada atasan, melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala panti.

2) Urusan Keuangan atau Bendahara. Fungsi Urusan Keuangan dan Bendahara, yaitu: Menyimpan dan mengeluarkan uang, mengelola administrasi keuangan, membuat laporan kegiatan keuangan setiap bulan kepada atasan, menyimpan arsip dan 2) Urusan Keuangan atau Bendahara. Fungsi Urusan Keuangan dan Bendahara, yaitu: Menyimpan dan mengeluarkan uang, mengelola administrasi keuangan, membuat laporan kegiatan keuangan setiap bulan kepada atasan, menyimpan arsip dan

3) Urusan Identifikasi Fungsi Urusan Identifikasi, yaitu: Menyiapkan pendataan klien, menyeleksi calon klien, memberikan motifasi atau penerangan keluarga dan calon klien, mencatat latar belakang dan permasalahan penghidupan klien, melaporkan semua kegiatan kepada atasan, melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala panti.

4) Urusan Pendidikan Fungsi Urusan Pendidikan, yaitu: Memberikan pembinaan dan ketrampilan praktis sesuai dengan kondisi kesehatan, memberikan bimbingan dan motifasi kearah tingkah laku dan mental spiritual klien, mengadakan kontak dan kerjasama dengan lembaga sosial lain dalam rangka pelayanan kesejahteraan klien, membuat laporan semua kegiatan pada atasan, melakasanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala panti.

5) Urusan Rumah Tangga Fungsi Urusan Rumah Tangga, yaitu: Merencanakan kebutuhan rumah tangga baik sarana maupun prasarana, menyiapkan dan mengatur penyajian makanan bagi klien panti, bertanggung jawab peralatan dapur dan makan bagi klien panti, bertanggung jawab kebersihan dapur panti, memberikan laporan semua kegiatan kepada atasan, melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala panti.

6) Urusan Kesehatan

Fungsi Urusan Kesehatan, yaitu: Melayani kesehatan bagi klien, bertanggung jawab balai pengobatan di panti meliputi penyediaan dan penggunaan obat-obatan di balai pengobatan panti, penanggung jawab upacara dalam rangka penguburan klien panti, penanggung jawab pelaksanaan kegiatan olah raga atau senam lanjut usia, membuat laporan semua kegiatan pada atasan, melakasanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala panti.

7) Urusan Gudang Fungsi Urusan Gudang, yaitu: Mencatat dan mengatur masuk keluarnya barang di tempat penyimpanan, membuat laporan semua kegiatan kepada atasan, melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala panti.

c. Tugas Pokok Tenaga Panti

1) Juru Masak Tugas pokok Juru Masak, yaitu: Mempersiapkan makan dan minum klien, melaksanakan penyajian makan dan minum bagi klien. Sebagai pelaksanaan kebersihan dapur, alat masak, alat makan, dan minum bagi klien, menjaga keharmonisan para tenaga pembantu dapur, melaksanakan tugas- tugas lain yang diberikan oleh pegawai dan Kepala panti.

2) Juru Pembersih Tugas pokok Juru Pembersih, yaitu: Melaksanakan kebersihan ruang isolasi bagi klien panti, penanggung jawab kebersihan lantai, kaca asrama, taman, dan lingkungan panti dan penanggung jawab pembuangan sampah akhir di panti, melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pegawai dan Kepala panti.

3) Juru Cuci Tugas pokok Juru Cuci, yaitu: Penanggung jawab peralatan mesin cuci di panti, pelaksana mencuci pakaian klien pada umumnya, khususnya pakaian ruang isolasi, pelaksana mencuci barang asrama, seperti sprei dan korden, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pagawai dan Kepala

panti. 50

Tabel 7.

Data Pegawai dan Karyawan Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta

Tahun 1999.

NO NAMA

JABATAN

GOLONGAN PENDIDIKAN

1 Tugimin S.E

Kepala Panti

III/d

SI

2 Rahayu Sulistyowati

Sub. Bag. TU

III/c

SMPS

3 Kusyanti

Ur. Administrasi

III/b

SMEA

4 Sri Dayanti

Ur. Rumah Tangga

III/b

SMPS

5 Sutarni

Pembantu Bendahara

III/a

SMEA

6 Dwi Hastuti

Ur. Kesehatan

III/a

SMA

7 Narmi

Ur. Tata Boga

Ur. Kebersihan

IIa

SMA

9 Sri Rahayu

Juru Cuci

SD

10 Desy Andriastuti

Tenaga Komputer

SI

11 Tarni

Tenaga Pembantu

SD

SMK Sumber Data: Data Pegawai dan Karyawan Panti Wredha Dharma Bhakti

12 Eko Nugroho

Tenaga Pembantu

Surakarta Tahun 1999. Pegawai dan karyawan yang bekerja di Panti Wredha Dharma Bhakti pada tahun 1999 berjumlah 12 orang, di mana yang berstatus Pegawai Negeri Sipil ada 8 orang dan 4 orang pegawai honorer. Namun di dalam pelaksanaannya tiap-tiap pegawai atau tenaga panti dibantu oleh beberapa

50 Sekilas Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta, 1997.

orang tenaga pembantu. Banyak pihak dari luar panti membantu dalam pembinaan di panti, diantaranya dari Puskesmas setempat dan juga dari pihak

masjid maupun gereja yang membantu kegiatan dalam bidang keagamaan. 51

H. Gambaran Klien di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta

1. Latar Belakang Umur Klien. Klien yang berada di Panti Wredha Dharma Bhakti merupakan para lanjut usia yang umurnya berada di atas 60 tahun. Melihat umur tersebut tentu sangat memprihatinkan, karena pada umur tersebut manusia sudah cenderung tidak produktif lagi dalam bekerja maupun beraktifitas. Lanjut usia sewajarnya lebih banyak mendapat kasih sayang dari anak dan keluarganya agar mereka dapat menikmati masa tuanya, namun karena berbagai kondisi

mereka terpaksa hidup di dalam panti. 52

Tabel 8.

Data Umur Klien Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta Tahun 1979-1999.

UMUR

TAHUN

90-100 Tahun

Sumber: Data Klien Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta 1979-1999. Dari tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa antara tahun 1979 sampai 1999, klien yang paling banyak menghuni Panti Wredha Dharma Bhakti

51 Wawancara dengan Rahayu Sulistyowati, tanggal 15 Maret 2010.

52 Wawancara dengan Dwi Hastuti, tanggal 5 April 2010.

Surakarta yaitu umur 60 sampai 79 tahun. Umur 90 sampai 100 tahun sangat sedikit jumlahnya, karena rata-rata manusia jarang mencapai usia tersebut. Pada tahun 1979 jumlah penghuni panti tercatat sekitar 60 orang, namun pada tahun 1999 jumlahnya meningkat menjadi 90 orang lebih. Jumlah klien dari tabel di atas terus meningkat karena daya tampung panti dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.

2. Latar Belakang Agama Klien Sebagian besar klien di panti adalah pemeluk agama Islam. Jumlah pemeluk agama Islam lebih dari 96% sisanya adalah pemeluk agama Kristen dan Katholik. Dari jumlah tersebut tingkat religi mereka terhitung tidak begitu tinggi, dengan bimbingan keagamaan maka diharapkan mereka akan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan mengingat juga usia mereka yang sudah

lanjut. 53

Tabel 9.

Data Agama yang Dianut Klien Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta

Tahun 1979-1999.

AGAMA

TAHUN ISLAM

KRISTEN

KATHOLIK

BUDHA HINDU

87 2 1 0 0 Sumber: Data Klien Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta 1979-1999.

Dari tabel 9 di atas dapat dilihat bahwa antara tahun 1979 sampai tahun 1999 tidak terdapat pemeluk agama Budha dan Hindu. Mayoritas dari

53 Wawancara dengan Sri Dayanti, tanggal 5 April 2010.

klien memeluk agama Islam, dan sisanya sebagai pemeluk agama Kristen dan Katholik.

3. Latar Belakang Pendidikan Klien Dari data yang terdapat di panti menunjukkan tingkat pendidikan para klien adalah buta huruf sampai SMA. Namun rata-rata pendidikan mereka sangat rendah, hal itu tentu saja merupakan pengaruh dari tingkat ekonomi mereka. Ekonomi mereka rendah sehingga tidak mampu membiayai sekolah atau pendidikan mereka, bahkan di usia mereka yang lanjut mereka menikmati masa tuanya di dalam panti yang seluruh biaya di tanggung oleh pemerintah kota.

Tabel 10.

Data Pendidikan Klien Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta

Tahun 1979-1999.

PENDIDIKAN

TAHUN BUTA HURUF

Sumber: Data Klien Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta 1979-1999.

Dari tabel 10 di atas pada tahun 1979 klien buta huruf 30 orang, SD 26 orang, SMP 4 orang, SMA tidak ada, angka tersebut tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun berikutnya. Namun pada tingkat pendidikan SD, SMP dan SMA sudah banyak klien yang sudah mengenyam pendidikan tersebut. Dapat dilihat bahwa banyak lanjut usia yang memiliki tingkat pendidikan yang sangat rendah bahkan banyak yang buta huruf. Tingkat pendidikan yang rendah tentu dipengaruhi kondisi ekonomi keluarga yang tidak mampu.

5. Asal daerah Klien Klien yang berada di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta sebagian besar berasal dari daerah Karesidenan Surakarta. Panti Wredha Dhara Bhakti Surakarta lebih mengutamakan para lanjut usia yang berasal dari daerah Surakarta dan sekitarnya. Panti Wredha Dharma Bhakti merupakan panti yang digunakan sebagai tempat menampung para lanjut usia yang terjaring razia atau hidup menggelandang di jalanan. Pihak Kepolisian dan Dinas Sosial selalu mengirim lanjut usia yang terjaring ke panti. Hal ini disebabkan karena panti ini merupakan panti yang dikelola oleh Pemerintah Kota dan sama sekali

tidak dipungut biaya. 54 Namun dalam operasionalnya Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta

tidak hanya menerima lanjut usia terlantar, namun juga menerima kiriman dari keluarga yang kurang mampu dari berbagai daerah. Di dalam panti ini banyak juga klien yang berasal dari luar daerah Surakarta, umumnya mereka adalah jompo terlantar yang terjaring dalam razia. Mereka umumnya tidak tahu asal daerah mereka dikarenakan umur mereka yang memang sudah dalam keadaan lanjut atau tua

54 Wawancara dengan Tugimin, tanggal 22 April 2010.

Tabel 11. Data Daerah Asal Klien Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta Tahun 1979-1999

DAERAH

TAHUN

SURAKARTA SUKOHARJO KLATEN WONOGIRI SRAGEN BOYOLALI

KOTA LAIN

Sumber: Data Klien Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta 1979-1999. Tabel 11 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar klien di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta berasal dari Surakarta dan daerah-daerah di sekitarnya. Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta merupakan salah satu dari

8 Panti Wredha milik pemerintah propinsi Jawa Tengah. Klien dari daerah lain merupakan titipan dari panti milik pemerintah yang lain, karena panti-panti tersebut memiliki kerja sama satu dengan yang lain.