PUSAT PENDIDIKAN MUSIK DI SURAKARTA

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PUSAT PENDIDIKAN MUSIK DI SURAKARTA

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret DI SUSUN OLEH : NOVIA TINNA WIJAYANTI

I 0204091

Dosen Pembimbing: Ir. Rachmadi Nugroho, M.T. Amin Sumadyo, S.T. M.T. JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Jl. Ir. Sutami No. 36 A Surakarta 57126 ph. (0271) 643666

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Judul : PUSAT PENDIDIKAN MUSIK DI SURAKARTA Nama

: Novia Tinna Wijayanti NIM

: I 0204091

Disetujui, 28 Juli 2010 Oleh :

Pembimbing II Pembimbing I

Amin Sumadyo, ST. MT. Ir. Rachmadi Nugroho. MT. NIP. 19720811 200012 1 001

NIP. 19560821 198601 1 001

Mengetahui:

Pembantu Dekan I Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNS

Ir. Noegroho Djarwanti, MT. Ir. Hardiyati, MT. NIP. 19561112 198403 2 007 NIP. 19561209 198601 2001

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan berkah, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul ”Pusat Pendidikan Musik di Surakarta”, dengan baik.

Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penyusun menyadari bahwa dengan keterbatasan yang dimiliki tidak akan dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik tanpa bantuan, saran, dorongan, dan perhatian dari berbagai pihak. Hanya dengan berbalas terima kasih dan doa yang dapat penyusun haturkan atas segala yang telah diberikan.

Dalam kesempatan ini dengan segenap kerendahan hati perkenankan penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ir. Hardiyati, MT, selaku Ketua Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret.

2. Bapak Ir. Rachmadi Nugroho, MT, selaku Dosen Pembimbing I atas petunjuk, bimbingan dorongan, dan perhatiannya.

3. Bapak Amin Sumadyo, ST. MT, selaku Dosen Pembimbing II atas petunjuk, bimbingan, dorongan, dan perhatiannya.

4. Ibu Yuli Sri Yuliani, ST, M AppSc, selaku Ketua Panitia Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret.

5. Bapak Yosafat Winarto, ST. MT., selaku Sekretaris Panitia Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret.

6. Ummul Mustaqimah, ST. MT, selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan dukungannya.

7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

iii

8. Teman-teman seangkatan’04, kakak dan adik-adik angkatan, untuk segala dukungan, persahabatan, dan bantuannya.

9. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu hingga terselesainya tugas akhir ini.

Akhir kata penyusun menyadari sepenuhnya tugas akhir yang telah dikerjakan ini masih jauh dari sempurna, maka kritik dan saran demi perbaikan akan diterima dengan senang hati. Semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Atas perhatiannya, penulis selaku penyusun laporan ini mengucapkan terimakasih.

Surakarta, Juli 2010

Novia Tinna Wijayanti

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karyaku ini untuk :

Allah SWT

Alhamdulillahi Robbil ’Alamiin...Terurai Sujud Syukurku pada ALLAH SWT, Sang Penggenggam Ruh serta pemilik jiwaku yang selalu memberikan kasih sayangnya untukku, yang membuat segalanya mungkin, hingga terwujudlah semua asa dan mimpiku_ sungguh tak

ada kata yang bisa menggambarkan betapa besar rasa syukurku ini. Engkau yang Maha Kuasa, Maha Pengasih, dan Maha Penyayang yang memberikan kelapangan hati bagi umat-

Nya …terima kasih untuk semua kemudahan yang telah Engkau berikan_ terima kasih_terimakasih untuk semuanya

Bapak & Ibu

Ayahanda Tercinta, Isbiyanto, S.Pd Ibunda Tercinta, Martinah, M.Pd Alhamdulillah akhirnya Novia bisa memberikan persembahan terbaik ini untuk ibu dan bapak_terima kasih untuk ridho dan doanya selama ini... Special For mother : Tiada terkira cinta kasih dan pengorbanan ibu. Dengan penuh ketabahan, kekuatan, jerih payah yang tak terkira, tanpa lelah berusaha memehuni

kewajiban seorang ibu yang tak ringan. Terima kasih atas doanya, bimbingan, material, & spiritual yang tak bisa kuakhiri dengan balasan apapun untuk selamanya. Bu, maafin aku ya? aku suka manja, paling ngrepotin, gak mandiri, malas, dan yang terakhir, maaf aku baru lulus

sekarang. Novia mencintai ibu & bapak karena Allah...

Adikku

Fendy, makasih atas dukungan dan antar jemputnya....

Sahabat-sahabatku

Inilah yang bisa kupersembahkan untuk waktu-waktu terbaik yang pernah kita miliki Pada saat-saat sulit dan bimbang, aku tak pernah merasa sendiri. Makasih ya................

xxiv

Special Thanks To............

Ayah & ibu untuk semua yang ”terbaik” yang telah diberikan. Pak Rachmadi dan Pak Amin , terima kasih atas semua bimbingan, perhatian, dan kesabarannya. Banyak pengetahuan yang bapak berikan kepada saya. Fendy , yang telah setia antar jemput aku.....hehe...Cepet Lulus bro!! My Best Friends, Indah, Heni, Iin, Fera, & Ovie, kalian telah memberikan sisi kehidupan yang penuh warna. Jangan pernah terlupakan kisah “togo” kita yang penuh canda tawa. Jalin terus persahabatan dan kekompakan kita.... Kesti dan Jatu Arsi’04 , kalian telah banyak memberikan bantuan, motivasi, dan semangat. Makasih atas persahabatannya. Adik kostku ”Kru PS Mania” : Arum (aku nyusul kamu neh... aku kangen klo inget kita ngerjain tugas bersama...hee2, makasih dah bantuin aku & nemeni muter2), Diah (makasih motivasinya & perjuangan wira wiri konsumsinya), Ratna (makasih dateng waktu aku pendadaran & nemeni aku ngerjain TA

malem2), Irla, Nanik, & Sofi (ade2 kosku yg manis makasih bantuan, dorongan, dan motivasinya), dan Ajeng, Dewi, Tanti, Dina, Maria, Tika, Wilis, Eva, Dian, & Vina (thanks atas persahabatannya). Burhan & Widi , kalian telah banyak membantu di saat pendadaranku. Gak tau gimana jadinya tanpa kalian. Thanks....... Mbak2 alumni kru PS Mania nan jauh disana (mb.Santi, mb. Yeyen, mb.

mb.Tri) …..makasih untuk semuanya_semangatnya, nasihatnya, dan bantuan morilnya_semoga Allah kan mewujudkan mimpi- mimpi kita… Amiin.. Temen2 SMAku dlu (Upik, Fajar, Erny, Anna, Suci, Akmal,

Ulya, mb.

Pipit,mb.

Nita,

Bulin,dalijo,dll).. ,makasih atas dorongan dan motivasinya. My PC ..... for accompany me „till I get graduation Doni ’04..... makasih bantuan mu. Maaf aku banyak merepotkan kamu.... Team Maket : Dedi tim maket UMS..Thanks.....Maketnya bagus lho. Maaf.....aku

ngrepotin kalian..!!! Temen-temen di Studio TA periode 118 yang rajin-rajin sehingga memberikan tambahan energi semangat bagiku.... Temen – temen Angkatan ’04 . Makasih atas semua bantuan, dorongan dan motivasinya. Maafin kalau aku sering merepotkan kalian semua. Bapak Perpus, Bapak TU Arsitek (pak Bejo, mas Toni, dll), makasih atas keramahan dan bantuannya. Untuk mereka yang tak bisa, tak pernah kusebut satu persatu, trimakasih jika pertemuan kita bs memberi arti, turut memberi warna saat aku kuliah, skripsi, studio, dan akhirnya hrs benar2 meninggalkan almamater ini untuk masuk ke dalam hidup yg lebih luas. Thanks for all.......

xv

BAB I PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN JUDUL

Pusat Pendidikan Musik di Surakarta adalah suatu wadah yang berfungsi untuk menyelenggarakan kegiatan pendidikan musik diatonis dan pentatonis di Surakarta dengan fasilitas- fasilitas penunjang yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan musik.

B. LATAR BELAKANG

1. Umum Musik

Siapa yang tidak mengenal musik? Manusia mengenal musik jauh lebih lama sebelum manusia mengenal peradaban. Meskipun, banyak orang yang tidak bisa memainkan alat musik, namun setiap orang pasti mengenal atau setidaknya menyukai musik. Musik adalah sesuatu yang menggairahkan, menyejukan sekaligus memberi inspirasi. Musik merupakan sebuah ekspresi nurani dasar yang memiliki dunianya sendiri. Layaknya sebuah dunia, dunia musikpun disertai oleh bahasa dan warna sebagai sarana ekspresi dan komunikasi. (Purwacaraka)

Manusia untuk dapat berkomunikasi dibutuhkan bahasa sebagai media komunikasi. Akan tetapi, bahasa yang ada di dunia saat ini terkadang malah mengkotak-kotakkan manusia dan membatasinya dalam berkomunikasi. Namun, lain halnya dengan musik, melalui musik kita dapat mengungkapkan segalanya dan orang lain dapat dengan mudah mengerti.

Seiring perkembangan zaman, musik pun mengalami banyak perubahan. Banyak jenis musik baru yang lahir dan berkembang. Misalnya, musik triphop yang merupakan perpaduan antara beat-beat elektronik dengan musik Pop yang ringan dan easy listening.

Musik dapat Menstimulan Kemampuan Kognitif dan Kecerdasan Emosi

Mempelajari musik erat kaitannya dengan perkembangan mental/jiwa. Musik memainkan peranan penting dalam rangka (proses) menjadi seorang manusia. Musik dapat mengisi kehidupan dengan lebih harmoni dan berpikir positif. Musik juga dapat menjadi sarana efektif mengembangkan rasa dan rasio. (Jitulifestyle, 10 November 2008)

Menurut Rauscher yaitu orang yang pertama kali mencetuskan teori efek mozart, ”Mendengarkan musik klasik semacam Mozart, kemampuan berpikir dan bersosialisasi kita akan makin terasah.”

I-1

Itu baru mendengarkan musik saja, bagaimana kalau kita memainkan alat musik? Christo Pantev, seorang ahli syaraf, punya penelitian mengenai ini. Menurutnya, bermain musik bisa meningkatkan cara kerja otak dan juga meningkatkan kepekaan terhadap bunyi dan nada-nada. Karena, semakin sering kita bermain musik, lebih banyak wilayah dalam otak yang terlibat sehingga dia bekerja lebih harmonis. Dengan kata lain, musik juga bisa mengasah kecerdasan.

Banyak pakar musik maupun pendidik telah mengadakan penelitian untuk melihat efek positif dari beberapa jenis musik. Bila anak terbiasa mendengar musik yang indah, banyak sekali manfaat yang akan dirasakan anak. Tidak saja meningkatkan kognisi anak secara optimal, juga membangun kecerdasan emosional.

Hasil penelitian Prof.Gordon Show dari Universitas California Los Angeles, membagi sekelompok anak menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok belajar musik, belajar komputer, dan belajar keterampilan. Kelompok pertama menunjukkan perkembangan yang dramatis, yaitu 35% lebih cerdas dari kelompok kedua maupun ketiga. Bermain musik terbukti dapat mengajarkan anak-anak untuk dapat memperhatikan dan mengingat sesuatu, serta dapat membantu memperbaiki koordinasi dan keterampilan jasmani dan lainnya. (Seputar Indonesia, 24 Maret 2008)

Keuntungan belajar musik, menurut lembaga pendidikan musik Yayasan Musik Indonesia:  Mengaktifkan fungsi-fungsi otak. Menekankan perkembangan sisi kiri otak dari pada sisi kanan  Stress control, musik memiliki efek menenangkan jiwa  Pola berfikir positif, dengan cara mengekspresikan perasaan dan emosi secara positif melalui

musik.  Perkembangan mental dan kecerdasan emosional, mempertajam cara mengekspresikan perasaan senang, sedih, dan emosi lainnya.

Permusikan di Indonesia

Dalam akhir dekake ini, perkembangan industri musik sangat cepat peningkatannya. Begitu pula di Indonesia, masyarakat Indonesia sendiri, khususnya generasi mudanya adalah suatu masyarakat yang menaruh minat yang cukup besar dalam hal musik. Hal ini dapat dilihat dari beragam dan banyaknya jenis lagu, artis, dan group band serta dari banyaknya acara TV tentang musik.

Dilihat dari pemaparan di atas, musik tidak hanya dapat dijadikan hiburan saja, namun memberikan manfaat yang cukup besar bagi manusia. Pemahaman dan penghayatan musik, yaitu pemanfaatan musik sebagai alat peningkatan sumber daya manusia dapat dicapai melalui pendidikan musik. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu wadah yang dapat menampung berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan seni musik.

I-2

2. Khusus Potensi Permusikan di Surakarta

Surakarta merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah, yang juga berperan sebagai salah satu kota pusat budaya di Indonesia. Banyak macam budaya yang tumbuh dan berkembang dengan baik di kota ini, terutama dalam bidang musik. Musik yang merupakan bagian dari kehidupan manusia, juga mempunyai pengaruh besar pada kehidupan masyarakat Surakarta. Kota Surakarta saat ini sedang giat, giatnya membangun, baik dari segi ekonomi maupun seni dan budaya. Berbagai atraksi seni dan budaya juga terus digelar di kota ini, termasuk bidang musik tradisional maupun modern.

Kota Surakarta menyimpan orang-orang berpotensi dalam bidang seni musik. Selain maestro keroncong Gesang, Waljinah, dan Bambang Waskito, ada juga pemusik etnik seperti S Yasudah.

Dunia musik di Surakarta memang tidak pernah mati, baik musik tradisional maupun modern. Hal ini dipicu dari lomba-lomba musik yang diselenggarakan dari tingkat SD sampai remaja, misalnya lomba menyanyi antar SD, banyak bermunculannya kelompok-kelompok musik baik tradisional maupun musik modern mulai dari kelompok Solo Organ, Campur Sari, Keroncong, Dangdut sampai pada grup band seperti Utara Band ikut mewarnai perkembangan musik di Surakarta, minat masyarakat dalam mengikuti reality show yang diselenggarakan di stasiun TV, serta keberadaan musik gamelan menjadi keunikan dan kekhasan yang mewarnai permusikan di kota Surakarta.

Di Surakarta pernah diselenggarakan Solo International Ethnic Music Festival and Conference (SIEMFC) dengan tujuan agar setiap masyarakat etnis yang merupakan bagian dari kota ini mendapat kesempatan untuk masing-masing belajar dari kelebihan dan kekurangan etnis utamanya dalam bidang seni musiknya. Tahun 2008 lalu SIEM diselenggarakan kembali di Mangkunegaran Solo. Di Surakarta sendiri juga terdapat perusahaan rekaman tertua di Indonesia yaitu PN Lokananta, sehingga dapat dikatakan bahwa kota Surakarta pernah menjadi pusat perkembangan musik.

Perkembangan musik juga didukung oleh adanya industri alat-alat musik seperti gamelan, gitar/bass, ketipung (tabla, bongo) yang kesemuanya masih aktif memproduksi dan menjual alat-alat. Selain industri alat-alat musik, toko-toko/tempat penjualan alat-alat musik banyak tersebar di kota Surakarta ini.

Pemusik-pemusik baru yang bermunculan memerlukan sarana untuk mengekspresikan ide seni mereka. Bibit-bibit baru yang mulai tumbuh memerlukan dukungan dan dorongan untuk mengenal dunia musik. Hal ini semakin menyadarkan kita akan kurangnya fasilitas pewadahan ide dan kreasi musik.

I-3

Untuk dapat menghasilkan musik yang indah dan bermakna perlu belajar dan berlatih. Untuk mempelajari, menambah pengetahuan, dan mengembangkan dalam bidang musik diperlukan sarana untuk menimba ilmu dalam bermusik (pendidikan musik) yaitu lembaga pendidikan musik. lembaga pendidikan musik sebagai media pendidikan, bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik/masyarakat untuk mengembangkan bakat dan kemampuan secara optimal.

Bagi mereka yang mendalami musik secara formal, pasti akan dilandasi pengetahuan dasar tentang apa yang dimaksud musik. Namun, bagi kebanyakan orang yang tidak pernah mengenyam sekolah musik, jarang sekali bisa menjawab apa sebenarnya definisi musik. Bermusik itu perlu proses waktu belajar, bermain dengan rasa, dan sering mengasah skill. (Bambang Waskito, 2008)

Seni VS Akademis Melihat Kembali Pendidikan Musik di Sekolah

Apakah pendidikan musik di sekolah-sekolah sudah menumbuhkan kecintaan siswa terhadap musik? Apabila pertanyaaan tersebut muncul, dengan sangat menyesal jawaban yang kerap muncul adalah belum. Minat besar seorang anak di bidang musik belum mampu dijawab dengan memuaskan oleh kurikulum musik sekolah formal saat ini. Pendidikan musik di sekolah terasa belum penting karena memang belum menggali potensi anak didik. Dan kurikulum pelajaran di sekolah formal belum menjawab minat dan keingintahuan siswa akan pelajaran tersebut.

Pendidikan musik belum diproyeksikan menjadi sesuatu yang penting, sehingga sering terlupakan. Karena itu pula pengaruhnya pada anak didik dan juga pada outcome tidak sebesar mata pelajaran lainnya. www.google.com

Dalam hal ini, sekolah sebagai media pendidikan, bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuan secara optimal. Akan tetapi, kurikulum pendidikan di Indonesia belum memberikan porsi yang seimbang untuk pelajaran di bidang musik. Alokasi waktu mata pelajaran seni setiap minggu yang hanya 2x45 menit dan masih dibagi dengan mata pelajaran seni tari, seni rupa, dan kerajinan tangan, sehingga tentu saja tidak cukup.

Pendidikan musik dalam tradisi pendidikan barat memiliki kedudukan yang sejajar dengan ilmu-ilmu lain, seperti matematika, biologi, dll. Sebagai gambaran, siswa-siswi setingkat kelas 14 SD di Amerika Serikat mendapatkan pelajaran musik 75 menit setiap minggu, sejak kelas 5 mereka memperoleh pelajaran musik selama 80 menit. Pelajaran musik ini juga diteruskan hingga SLTP dan SLTA. Sebagian besar sekolah di sana memiliki ruangan khusus musik, demikian juga di Australia. Universitas-universitas di Jepang juga banyak yang mempunyai orkes simfoni sebagai kelanjutan dari pelajaran musik yang mereka terima di tingkat SD, SLTP, dan SLTA. (Utami Munandar, 1998)

I-4

Perkembangan industri musik di Indonesia kurang diimbangi dengan adanya pembinaan musik yang baik pada pendidikan formal. Pada pendidikan formal ini pun jatah yang didapat untuk pelajaran seni musik bisa dibilang kurang banyak, yaitu hanya seminggu sekali. Umumnya, satu jam pelajaran di sekolah berdurasi sekitar 45 menit. Sehingga waktu buat belajar seni musik di sekolah sedikit. Belum lagi kurikulum yang memberi porsi lebih banyak mengenai teori seni musik, padahal pada ujian akhir, materi ujian adalah praktikum. “Ini aneh, kan? Padahal musik itu yang penting kan praktiknya!” ujar Pak Erman menegaskan. Menurut sebuah literatur yang beliau baca, idealnya siswa mendapatkan pelajaran seni musik sebanyak 80 menit setiap minggunya, dan semakin tinggi tingkatan sekolahnya, materi musik yang diajarkan harus lebih kompleks. (Pikiran Rakyat, 16 januari 2007)

Dari hal di atas terungkap bahwa pendidikan seni khususnya musik di Indonesia ditempatkan sebagai pelengkap saja sehingga daya kreasi dan ketrampilan mengalami kemacetan setelah level pendidikan Menengah Pertama. Hal ini merangsang berdirinya berbagai macam lembaga pendidikan musik dengan kurikulum yang berbeda-beda. Sebut saja beberapa sekolah musik yang sudah lama berdiri dan memiliki nama yang cukup dikenal masyarakat. Seperti Yayasan Musik Indonesia (YMI), Purwacaraka Music School, Elfa Music School, Lembaga Pendidikan Musik Farabi (LPMF), dan banyak lagi yang lain. Mereka pun cukup eksis, ini terlihat dari banyaknya cabang yang dimiliki.

"Minat masyarakat terhadap dunia musik semakin meningkat, hal ini, terlihat dari tingginya minat masyarakat untuk mengikuti sekolah musik, khususnya di LPMF ini," jelas General Affair LPMF Prapto Waluyo. Hingga September 2007, tercatat sekitar 1200 orang yang terdaftar sebagai siswa di LPMF. Bahkan, Prapto mengilustrasikan, setiap satu hari setidaknya ada satu orang yang mendaftar ke LPMF. (Republika, 01 Oktober 2007)

Sementara itu, pendidikan musik di Surakarta selama ini lebih banyak diperoleh anak melalui jalur pendidikan non formal melalui kursus dan les. Menjamurnya sekolah-sekolah musik di Surakarta, memberi warna tersendiri bagi perkembangan musik di kota budaya ini. Selain menawarkan karir di dunia hiburan, sekolah musik menjadi penyalur hobi. Nama-nama seperti Yayasan Musik Indonesia (YMI), Elfa’s Music School (EMS), Purwacaraka Music Studio (PCMS), Gilang Ramadhan Studio Drumer (GRSD), Solo Concert adalah beberapa sekolah musik yang ada di Surakarta.

Berikut adalah kondisi tempat kursus musik yang telah ada di kota Surakarta :  Dalam hal perencanaan awal bangunan, fasilitas ini kurang terencana dengan baik. Banyak yang menggunakan bangunan yang tadinya tidak direncanakan menjadi tempat pendidikan ataupun studio musik, seperti rumah tinggal atau ruko yang akhirnya dijadikan sebagai bangunan pendidikan musik. Misalnya, Purwacaraka Music Studio bangunannya menyewa bangunan bekas

I-5 I-5

Gb. 1. Purwacaraka Music Studio

Gb. 2. Elfa’s Music School

Gb. 3. Solo Concert Music

Sumber; Doc. Pribadi, 2008

Sumber; Doc. Pribadi, 2008

Sumber; Doc. Pribadi, 2008

 Dalam hal penampilan eksteriornya ada beberapa bangunan seni musik yang ada di Solo belum memiliki karakter bangunan yang dapat menarik perhatian pengunjung karena bentuk yang masih standar dan beberapa yang kurang mencerminkan fungsinya sebagai bangunan seni musik. Misalnya, bangunan YMI di Surakarta dari luar lebih terkesan seperti ruko karena tempat kursusnya justru menyesuaikan toko alat musiknya (hanya seperti toko biasa, tidak mencerminkan sebagai toko alat musik) karena berada dalam satu bangunan.

 Fasilitas sekolah musik atau kursus musik di Surakarta belum dilengkapi tempat khusus menampilkan/tempat pertunjukkan hasil belajar musik siswa. Proses pengenalan dunia musik sampai pada pengekspresian diri memerlukan pewadahan kegiatan secara khusus dengan pertimbangan bentuk ruang dalam bangunan sesuai kenyamanan pengguna yang mendukung kegiatan belajar musik dalam berekspresi.

Oleh karena itu, apabila terdapat pusat Pendidikan Musik di Surakarta dapat mendukung perkembangan musik di kota Surakarta terutama dalam bidang pendidikan musik yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung kegiatan pendidikan musik. Pendidikan musik non formal ini diharapkan dapat mendukung perkembangan musik diatonis (meliputi musik klasik, pop, jazz) dan musik pentatonis (gamelan, karawitan, keroncong), untuk meningkatkan kualitas bermusik, serta mengembangkan kegiatan-kegiatan musik di Surakarta.

Untuk menunjang keberadaan Pusat Pendidikan Musik di Surakarta ini perlu adanya penampilan bangunan yang mampu menarik pengunjung. Tampilan bangunan ini diharapkan mampu mencerminkan kegiatan yang ada didalamnya.

C. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN

1. Permasalahan

a. Sampai saat ini, khususnya di Surakarta, sangat minim bangunan yang memang fungsi awalnya sebagai tempat pendidikan musik. Biasanya tempat kursus yang sudah ada, menggunakan bangunan ruko atau bekas rumah tinggal sehingga kurang memperhatikan bangunan yang

I-6 I-6

b. Karena fungsi awal bangunan yang digunakan sebagai bangunan rumah tinggal, maka tidaklah heran jika tempat pendidikan musik yang ada saat ini tidak menyediakan fasilitas bagi para siswanya untuk tampil di depan publik memperdengarkan segala yang telah mereka pelajari.

2. Persoalan

Persoalan yang dapat ditemukan dari permasalahan di atas adalah:

a. Bagaimana merencanakan pusat pendidikan musik di Surakarta sebagai wadah untuk menyelenggarakan kegiatan pendidikan musik diatonis (berupa Musik Popular, meliputi: musik pop, jazz, klasik) dan musik pentatonis (gamelan, karawitan, keroncong) di Surakarta yang mampu menarik perhatian umum, dengan demikian masyarakat tertarik untuk mendatanginya dan melakukan kegiatan belajar musik yang dilengkapi fasilitas pendukung belajar musik?

b. Bagaimana menentukan bentuk dan penampilan bangunan yang sesuai dengan kegiatan yang diwadahinya sebagai bangunan pusat pendidikan musik?

c. Bagaimana merencanakan peruangan bangunan pusat pendidikan musik sehingga dapat mewadahi aktivitas dan kebutuhan para penggunanya serta dapat menghasilkan sirkulasi yang lancar berdasarkan karakter user, jenis dan pola kegiatan yang ada?

d. Bagaimana menentukan lokasi dan site di Surakarta yang strategis dan sesuai dengan kebutuhan bangunan pusat pendidikan musik?

e. Bagaimana menentukan sistem struktur dan sistem utilitas yang digunakan dalam bangunan pusat pendidikan musik?

D. TUJUAN DAN SASARAN

1. Tujuan

Menyusun konsep perencanaan dan perancangan bangunan Pusat Pendidikan Musik di Surakarta sebagai suatu wadah yang dapat mencerminkan fungsinya untuk menyelenggarakan kegiatan pendidikan musik diatonis (berupa Musik Popular, meliputi: musik pop, jazz, klasik) dan musik pentatonis (gamelan, karawitan,keroncong) di Surakarta dengan fasilitas-fasilitas penunjang yang berkaitan dengan kegiatan bermusik.

2. Sasaran

a. Merencanakan pusat pendidikan musik sebagai wadah untuk menyelenggarakan kegiatan pendidikan musik diatonis (berupa Musik Popular, meliputi: musik pop, jazz, klasik) dan musik pentatonis (gamelan, karawitan, keroncong) di Surakarta yang mampu menarik perhatian

I-7 I-7

b. Menentukan bentuk dan penampilan bangunan yang sesuai dengan kegiatan yang diwadahinya sebagai bangunan pusat pendidikan musik?

c. Merencanakan peruangan bangunan pusat pendidikan musik sehingga dapat mewadahi aktivitas dan kebutuhan para penggunanya serta dapat menghasilkan sirkulasi yang lancar berdasarkan karakter user, jenis dan pola kegiatan yang ada?

d. Menentukan lokasi dan site di Surakarta yang strategis dan sesuai dengan kebutuhan bangunan pendidikan musik?

e. Menentukan sistem struktur dan sistem utilitas yang digunakan dalam bangunan pendidikan musik?

E. BATASAN DAN LINGKUP PEMBAHASAN

1. Batasan

a. Pembahasan nantinya akan mengarah pada bangunan pusat pendidikan musik di Surakarta, serta fasilitas-fasilitas pendukung dalam bangunan Pusat Pendidikan Musik di Surakarta.

b. Pembahasan didasarkan pada disiplin ilmu arsitektur, pembahasan teoritik, dan empiris, diluar disiplin ilmu arsitektur hanya sebagai bahan pendukung untuk memperkuat konsep dalam perancangan.

c. Pembahasan mengacu pada tujuan dan sasaran yang berkaitan (analisis yang kemudian disintesa) yang akhirnya menghasilkan konsep sebagai dasar perancangan.

2. Lingkup Pembahasan

Pembahasan ditekankan pada masalah-masalah dalam lingkup disiplin ilmu arsitektur sesuai dengan tujuan dan sasaran. Pembahasan di luar lingkup disiplin ilmu arsitektur akan dibahas sebatas menunjang dan memberi kejelasan pada pembahasan bangunan pusat pendidikan musik di Surakarta.

F. METODE PEMBAHASAN

1. Metode Pembahasan

Metoda pembahasan dilakukan dengan menggunakan metoda analisa dengan proses pemikiran deduktif, untuk kemudian ditarik kesimpulan yang ideal, melalui tahap-tahap sebagai berikut :

a. Tahap Pengumpulan Data dan informasi  Survey / Observasi

I-8

Pengamatan langsung pada objek sasaran secara fisik yaitu lembaga pendidikan musik, seperti tempat kursus musik, khususnya di Surakarta yang dilakukan di beberapa tempat yang cukup berkembang seperti: Yayasan Musik Indonesia (YMI), Elfa’s Music School (EMS), Purwacaraka Music Studio (PCMS), dan Solo Concert. Pengamatan tersebut meliputi perkembangan sekolah musik di Surakarta, kurikulum pendidikan musik, fisik bangunan seperti besaran ruang yang sudah ada, interior dan eksterior bangunan, untuk mendapatkan fakta dan fenomena.

 Wawancara Melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait untuk mengetahui tentang kursus musik sebagai bahan referensi dan acuan dalam penyusunan konsep yang sesuai dengan kebutuhan pusat pendidikan musik.

 Study literatur Dengan pengambilan informasi berupa sumber-sumber data tertulis dari beberapa buku referensi dan sumber lain seperti situs-situs internet yang terkait dengan judul dan konsep TA. Data-data yang didapat dari study literatur tersebut antara lain: - Data tentang sekolah musik/kursus musik (kegiatan pendidikan musik) - Data tentang kota Surakarta sebagai lokasi kawasan bangunan pusat pendidikan musik

beserta elemen pendukung kotanya - Teori tentang musik  Study komparasi - Penulis melakukan studi banding dari objek bangunan yang telah ada untuk lebih mendukung objek pembahasan. Studi komparasi yang dilakukan antara lain pada Rock and Roll Hall of Fame, Cleveland USA, dll dengan study banding melalui internet.

b. Tahap pengolahan data Data-data yang diperoleh dari survey lapangan, wawancara, dan study literature kemudian diolah pada aspek yang berkaitan, yaitu :

 Aspek manusia Merupakan aspek untuk mencari penyelesaian masalah yang berkaitan dengan aktivitas, perilaku, menentukan kebutuhan dan kapasitas ruang yang menentukan dimensi ruang yang dibutuhkan serta pola sirkulasi dalam bangunan maupun di luar bangunan.

 Aspek lingkungan Merupakan aspek untuk mencapai penyelesaian masalah yang berkaitan dengan lokasi, tipologi bangunan, serta potensi lingkungan yang mendukung perencanaan dan perancangan.

 Aspek induktif I-9

Adalah menggabungkan data-data yang telah diperoleh kemudian dianalisa dan dari hasil analisa tersebut kemudian disintesa untuk menuju ke transformasi desain.

c. Sintesis Merupakan suatu tahap penyatuan antara keseluruhan data dan hasil analisa untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Data dan analisa diolah kemudian diintegrasikan dengan ketentuan atau persyaratan perencanaan dan perancangan, yang pada akhirnya seluruh hasil integrasi dikembangkan menjadi konsep rancangan yang siap ditransformasikan ke dalam ungkapan bentuk fisik yang dikehendaki.

d. Konsep dasar perencanaan dan perancangan Merupakan tahap kesimpulan dari hasil sintesa yang berupa pemecahan persoalan yang timbul sehubungan dengan perencanaan Pusat Pendidikan Musik di Surakarta.

G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

TAHAP I Pendahuluan Pembahasan mengenai pengertian judul, latar belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, batasan dan lingkup pembahasan, metode pembahasan, serta sistematika pembahasan yang menjadi pedoman dan dasar dalam perancangan sebuah bangunan Pusat Pendidikan Musik di Surakarta.

TAHAP II Tinjauan Teori Berisi ulasan informasi teori pendukung yaitu teori tentang musik, musik diatonis (meliputi musik klasik, pop, jazz) dan musik pentatonis (gamelan, karawitan, keroncong) di Surakarta, sekolah musik/kursus musik, dan teori arsitektur yang berhubungan dengan pendekatannya.

TAHAP III Tinjauan Umum Kota Surakarta dan Pusat Pendidikan Musik di Surakarta Memaparkan mengenai tinjauan kota Surakarta sebagai lokasi yang akan dipilih untuk bangunan Pusat Pendidikan Musik yang direncanakan, kondisi fasilitas kursus musik (pendidikan musik) di Surakarta.

TAHAP IV Pusat Pendidikan Musik di Surakarta yang Direncanakan Merumuskan mengenai bangunan Pusat Pendidikan Musik di Surakarta.

TAHAP V Analisa Perencanaan dan Perancangan

1. Analisa pendekatan konsep perencanaan dan perancangan mikro, meliputi pendekatan penentuan kebutuhan ruang sesuai dengan kebutuhan pelaku dan fungsinya, pendekatan besaran ruang, pendekatan fasilitas akomodasi, dan pendekatan sirkulasi, pendekatan struktur bangunan, serta pendekatan utilitas bangunan.

I-10

2. Analisa pendekatan konsep perencanaan dan perancangan makro, meliputi: pendekatan penentuan lokasi, pendekatan pengolahan tapak, pendekatan pencapaian, kebisingan, orientasi, view, landscape, serta pendekatan bentuk dan tampilan bangunan.

TAHAP VI Konsep Perencanaan dan Perancangan Merumuskan konsep perancangan sesuai dengan analisa yang dilakukan pada tahap sebelumnya yang merupakan hasil akhir dari proses analisa untuk kemudian dijadikan sebagai acuan terhadap desain yang direncanakan dan ditransformasikan dalam wujud desain.

I-11

BAB II TINJAUAN TEORI

A. TINJAUAN MUSIK

1. Sejarah Musik

Siapa yang tidak mengenal musik? Bahkan, manusia mengenal musik jauh lebih lama sebelum manusia mengenal peradaban. Meskipun, banyak orang yang tidak bisa memainkan alat musik, namun setiap orang pasti mengenal atau setidaknya menyukai musik. Musik digambarkan sebagai “bentuk murni” ekspresi emosi. Musik mengandung berbagai countour, spacing, variasi intensitas, dan modulasi bunyi yang luas, sesuai dengan komponen-komponen emosi manusia. Musik adalah sesuatu yang menggairahkan, menyejukan sekaligus memberi inspirasi.

Seni musik adalah cetusan ekspresi perasaan atau pikiran yang dikeluarkan secara teratur dalam bentuk bunyi. Bisa dikatakan, bunyi (suara) adalah elemen musik paling dasar. Suara musik yang baik adalah hasil interaksi dari tiga elemen, yaitu: irama, melodi, dan harmoni. www.google.com

Dalam memahami musik kita mempunyai tiga tingkat pemahaman yang berhubungan dengan:  Sensualitas: pemahaman berdasarkan dengan penangkapan musik oleh indra penglihatan dan pendengaran.  Emosional: pemahaman musik oleh perasaan dan jiwa sehingga dapat menimbulkan penghayatan terhadap lagu  Intelektual: pemahaman musik oleh rasio dan daya pikir, karena musik merupakan ilmu pasti yang membutuhkan pemikiran dalam mengkomposisikannya. Proses mendengar musik merupakan salah satu bentuk komunikasi efektif dan memberikan pengalaman emosional. Emosi yang merupakan suatu pengalaman subyektif yang inherent terdapat pada setiap manusia. Untuk dapat merasakan dan menghayati serta mengevaluasi makna dari interaksi dengan lingkungan, ternyata dapat dirangsang dan dioptimalkan perkembangannya melalui musik sejak dini.

Berdasarkan analisa Sri Hermawati Dwi Arini, musik merupakan stimulasi terhadap keseimbangan aspek kognitif dan kecerdasan emosi, disimpulkan sebagai berikut:  Musik memberikan rangsangan terhadap jalinan antara neuron, sehingga neuron yang

bersangkutan akan meningkatkan kemampuan matematika dan emosi.  Musik merangsang pikiran  Musik memperbaiki konsentrasi dan ingatan  Musik membuat lebih pintar  Musik meningkatkan aspek kognitif

 Musik membangun kecerdasan emosional  Siswa yang mendapat pendidikan musik kelak dewasa akan menjadi manusia yang berpikiran

logis, sekaligus cerdas, kreatif, dan mampu mengambil keputusan dan mempunyai empati.  Dengan pendidikan musik, anak memperoleh stimulasi yang seimbang antara belahan otak kiri dan belahan otak kanan, artinya ada keseimbangan antara aspek kognitif dan aspek emosi. Pendidikan musik disini untuk membuka wawasan masyarakat akan pentingnya belajar musik guna mengembangkan budaya khususnya budaya Indonesia serta mencari bibit-bibit pemusik baru yang nantinya akan menjadi potensi yang berguna bagi dunia pendidikan maupun komersial/entertainment.

2. Klasifikasi Seni Musik

Seni musik dapat diklasifikasikan menurut beberapa kriteria, yaitu

a. Menurut jaman berkembang

 Musik antik dan sederhana

<800 AD

 Musik abad pertengahan

800-1400 AD

 Musik renaissance

1400-1600 AD

 Musik Baroque

1600-1750 AD

 Musik klasik

1750-1820 AD

 Musik romantis

1820-1900 AD

 Musik abad 20

1900-sekarang

b. Menurut sifat musik

 Musik Klasik/Concert Music (sebelum tahun 1900) Yaitu musik ynag dalam penyajiannya menggunakan aturan-aturan baku yang telah ada. Pemain biasanya tidak memasukkan improvisasi dalam permainannya. Biasanya dimainkan dengan menggunakan alat musik non elektrik (akustik).

 Musik Non Klasik/Entertainment Music (sesudah tahun 1900) Musik yang dalam perjalanannya menganut aliran bebas, tanpa terikat, dan permainannya bebas melakukan improvisasi. Menggunakan alat-alat musik bantu elektrik, seperti amplifier, efek, turntable, dsb.

c. Menurut tata cara permainannya

 Musik tradisional Musik ini mempunyai dua skala nada yaitu menggunakan 5 nada atau 7 nada. Disebut juga sebagai musik pentatonik. Biasanya dimainkan dengan alat musik daerah. Contoh: macapat, karawitan, dsb dengan musik gamelan.

 Musik hiburan Musik ini menggunkan 12 nada dengan 2 skala nada dalam 1 tangga nadanya. Dimainkan dengan alat-alat musik standar internasional. Contoh: Pop, Jazz, Rock, punk, dsb.

 Musik dunia Musik yang sudah terkenal selama berabad-abad diseluruh dunia, yang terdiri dari beberapa aliran yang sesuai dengan zamannya.

d. Menurut jenis pertunjukkannya

 Musik Seni Musik yang mengutamakan kreativitas individualisme pencipta dan keutuhan ekspresi ide/gagasannya sehingga cenderung berkesan kurang memperhatikan penikmatnya.

 Musik Hiburan Musik ini lebih mengutamakan penikmatnya, yaitu khalayak umum. Bersifat komersil dan penciptaannya memperhatikan selera umum.

e. Menurut cara pertunjukkannya

 Opera Musik yang dalam penyajiannya dibarengi dengan pentas opera. Biasanya tema lagu/musik sesuai dengan tema opera.

 Cabaret Pertunjukkan musik yng disertai dengan tari-tarian atau gerak anggota badan.  Konser Pertunjukkan musik yang menitikberatkan perhatian penonton pada komposisi aransemen lagu

dan keterampilan para pemainnya dalam membawakan lagu, sesuai dengan alat musiknya masing-masing. Konser dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

Resital: Pertunjukkan musik dalam skala kecil dimana pemain musik mengiringi satu atau beberapa penyanyi. Dapat pula beberapa permainnan tunggal. Camber Concert: pertunjukkan musik skala sedang dengan jumlah pemain antara 20-30 orang. Coral Concert: pertunjukkan musik skala besar dengan jumlah pemain dapat mencapai 200 orang, mengiringi beberapa penyanyi atau suatu group band.

f. Menurut Bentuk Pertunjukan Musik

Seiring dengan perkembangan masa, pertunjukan musik dapat dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu :  Ensemble, pemain berjumlah + 5-10 orang dan ditujukan pada audience dalam jumlah kecil/

tertentu.

Gb. 4 Ensemble Sumber; www.albertabaroque.com

 Symphony orchestra, pemain berjumlah + 20 -100 orang dan ditujukan pada audience dalam jumlah sedang.

Gb. 5 Budapest Symphony Orchestra Sumber; www.corradodeinnocentiis.com

 Concert band, pemain berjumlah + 3 -10 orang dan ditujukan pada audience dalam jumlah besar.

Gb. 6 Bon Jovi live in concert

Sumber; www.bonjovi.com

g. Menurut Tempat Pertunjukannya

 Dalam gedung (indoor) Pertunjukan yang dilaksanakan dalam gedung tertutup, jumlah pengunjung pertunjukannya bersifat terbatas/ dibatasi dan diperlukan sistem pengkondisian ruang yang baik sehingga tata sound dan lighting ruang dapat tercapai dengan baik.

Gb. 7 Pertunjukkan indoor Sumber; www.google.com

 Luar gedung (outdoor)

Pertunjukan yang dilaksanakan di ruangan terbuka dan mampu menampung pengunjung dalam jumlah yang besar.

Gb. 8 Pertunjukkan outdoor Elthon John

Sumber; www.eltonjohn.com

Secara garis besar ada dua jenis musik yaitu diatonis dan pentatonis.

a. Musik Diatonis

Dari perkembangannya sejak dulu hingga sekarang, terdapat banyak aliran musik diatonis modern yang beredar di dunia dan dapat dikelompokkan menjadi beberapa aliran besar seperti:

1) Musik Klasik Musik klasik lahir di negara Eropa. Jenis musik diatonis ini memiliki sifat mantap dan mendapat pengakuan tentang keindahannya oleh banyak orang serta masa kehidupannya relatif abadi dari massa ke massa.

2) Musik Jazz Musik jazz merupakan perpaduan antara musik Afrika dan Eropa yang lahir di Amerika pada awal abad 20 dikalangan warga kulit hitam di New Orleans yang kemudian berkembang di Chicago.

3) Musik Pop Musik pop lebih mudah hidup dan dihafal oleh masyarakat pada massa tertentu, dan hampir setiap masa selalu ada dan memiliki ciri tersendiri.

4) Musik Rock Musik rock ditemukan oleh Fats Domino, yang secara tidak sengaja bermain di atas piano degan gaya yang dikenal dengan “ Honky Tonk” Piano pada tahun 50an dan merupakan kesinambungan dari Blues. Rock dalam bahasa Indonesia berarti “ayunan” yang menggambarkan gerakan dalam membawakan dan menikmatinya. Bunyi khas dari musik rock sering berkisar sekitar gitar listrik atau gitar akustik, dan penggunaan back beat yang sangat kentara pada rhythm section dengan gitar bass listrik dan drum, dan keyboard seperti organ, piano atau sejak 70an, synthesizers. Disamping gitar atau keyboard, saxophone dan harmonika bergaya blues kadang diapakai sebagai instrument solo.

5) Musik Kontemporer Merupakan perpaduan dari berbagai jenis bunyi-bunyian selain dari alat musik baku/modifikasi atau eksperimental baru.

6) Musik Blues Musik blues juga lahir di Amerika sekitar tahun 1892-1893 dikalangan kulit hitam sebagai bentuk pengungkapan perasaan kalangan warga kulit hitam yang tertindas karena munculnya gerakan rasis di Amerika pada waktu itu.

b. Musik Pentatonis

Musik Pentatonis merupakan jenis musik yang menganut aturan 5 tangga nada sebagai skalanya, contohnya pada musik tradisional jawa. Musik tradisional jawa misalnya, musik gamelan merupakan kumpulan sejumlah instrumen yang memainkannya tidak bisa lepas dari titi laras, irama, dan gending.

 Keroncong Akar keroncong berasal dari sejenis musik

Portugis yang dikenal sebagai fado. Bentuk awal musik ini disebut moresco, yang diiringi oleh alat musik dawai. Dalam perkembangannya, masuk sejumlah unsur tradisional Nusantara, seperti penggunaan seruling serta beberapa komponen

Gb.9. Alat Musik Keroncong

gamelan. Pada awalnya, Keroncong diiringi oleh

Sumber; www.keroncong.wordpress.com

musik dawai, seperti biola, ukulele, serta celo. Perkusi juga kadang-kadang dipakai. Set orkes semacam ini masih dipakai oleh keroncong

Tugu, bentuk keroncong yang masih dimainkan oleh komunitas keturunan budak Portugis dari Ambon yang tinggal di Kampung Tugu, Jakarta Utara, yang kemudian berkembang ke arah selatan di Kemayoran dan Gambir oleh orang Betawi berbaur dengan musik Tanjidor (tahun 1880-1920). Tahun 1920-1960 pusat perkembangan pindah ke Solo, dan beradaptasi dengan irama yang lebih lambat sesuai sifat orang Jawa.

Keroncong dapat dijadikan seni campuran, dengan alat-alat musik seperti: sitar India rebab suling bambu gendang, kenong, dan saron sebagai satu set gamelan gong

Saat ini, alat musik yang dipakai dalam orkes keroncong mencakup: ukulele cuk, berdawai 3 (nilon), urutan nadanya adalah G, B dan E; sebagai alat musik utama yang menyuarakan crong - crong sehingga disebut keroncong (ditemukan tahun 1879 di Hawai, dan merupakan awal tonggak mulainya musik keroncong) ukulele cak, berdawai 4 (baja), urutan nadanya A, D, Fis, dan B. Jadi ketika alat musik lainnya memainkan tangga nada C, cak bermain pada tangga nada F gitar akustik sebagai gitar melodi, dimainkan dengan gaya kontrapuntis (anti melodi) biola (menggantikan Rebab) flute (mengantikan Suling Bambu) cello, betot menggantikan kendang kontrabas (menggantikan Gong)

Penjaga irama dipegang oleh ukulele dan bas. Gitar yang kontrapuntis dan selo yang ritmis mengatur peralihan akord. Biola berfungsi sebagai penuntun melodi. Bentuk keroncong yang dicampur dengan musik populer sekarang menggunakan organ tunggal serta synthesizer untuk mengiringi lagu keroncong. Peminat jenis musik ini mulai berkurang sehingga musik ini nantinya dapat terkikis jika tidak mengupayakan kelestariannya. Jenis-jenis tindakan pelestarian ini juga harusnya di lakukan oleh kalangan seni itu sendiri dengan mengadaptasi musik keroncong ini menjadi musik yang enak didengar oleh kawula muda sekarang dengan kolaborasi dengan jenis musik lain.

 Gamelan Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel. Gamelan digunakan sebagai

Gb. 10. Alat musik gamelan

pengiring semua pertunjukan tradisional di Solo. Selain itu,

Sumber;

www.keroncong.wordpress.com gamelan juga bisa berdiri sebagai musik sendiri dan dilengkapi dengan suara para sinden.

Di Bali dan Lombok saat ini, dan di Jawa lewat abad ke-18, istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan. Gamelan menggunakan empat cara penalaan, yaitu sléndro, pélog, "Degung" (khusus daerah Sunda, atau Jawa Barat), dan "madenda" (juga dikenal sebagai diatonis, sama seperti skala minor asli yang banyak dipakai di Eropa. Slendro memiliki 5 nada per oktaf, yaitu 1 2 3 5 6 [C- D E+ G A] dengan perbedaan interval kecil. Pelog memiliki 7 nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 6 7 [C+ D E- F# G# A B] dengan perbedaan interval yang besar. Komposisi musik gamelan diciptakan dengan beberapa aturan, yaitu terdiri dari beberapa putaran dan pathet, dibatasi oleh satu gongan serta melodinya diciptakan dalam unit yang terdiri dari 4 nada.

Gamelan Jawa merupakan Budaya Hindu yang digubah oleh Sunan Bonang, guna mendorong kecintaan pada kehidupan Transedental (Alam Malakut) "Tombo Ati" adalah salah satu karya Sunan Bonang.

Sampai saat ini tembang tersebut masih dinyanyikan dengan nilai ajaran Islam, juga pada pentas-pentas seperti: Pewayangan, hajat Pernikahan dan acara ritual budaya Keraton. Tidak ada kejelasan tentang sejarah munculnya gamelan. Perkembangan musik gamelan diperkirakan sejak kemunculan kentongan, rebab, tepukan ke mulut, gesekan pada tali atau bambu tipis hingga dikenalnya alat musik dari logam. Perkembangan selanjutnya setelah dinamai gamelan, musik ini dipakai untuk mengiringi pagelaran wayang, dan tarian. Barulah pada beberapa waktu sesudahnya berdiri sebagai musik sendiri dan dilengkapi dengan suara para sinden.

Seperangkat gamelan terdiri dari beberapa alat musik, diantaranya satu set alat musik serupa drum yang disebut kendang, saron, rebab dan celempung, ketuk, kenong, gambang, gong dan seruling bambu. Komponen utama yang menyusun alat-alat musik gamelan adalah bambu, logam, dan kayu. Masing-masing alat memiliki fungsi tersendiri

Gb. 11. Perangkat Gamelan

Sumber; www.keroncong.wordpress.com dalam pagelaran musik gamelan, misalnya gong berperan menutup sebuah irama musik yang panjang dan memberi keseimbangan setelah sebelumnya musik dihiasi oleh irama gending.

 Karawitan Karawitan adalah seni suara daerah baik vokal atau instrumental yang mempunyai klarifikasi dan perkembangan dari daerahnya itu sendiri. Pengertian dari karawitan itu sendiri secara khusus dapat diartikan sebagai Seni Musik Tradisional yang terdapat di seluruh wilayah etnik Indonesia.

Penyebaran seni karawitan terdapat di Pulau Jawa, Sumatra, Madura dan Bali. Karawitan memainkan alat musik bersama gamelan, sebagai contoh Gamelan Pelog/Salendro, Gamelan Cirebon, Gamelan Degung dan Gamelan Cianjuran (untuk bentuk sajian ensemble/kelompok). Dalam prakteknya, karawitan biasa digunakan untuk mengiringi tarian dan nyanyian, tapi tidak tertutup kemungkinan untuk mengadakan pementasan musik saja.

Karawitan di bagi 3, yaitu : Karawitan Sekar Karawitan Sekar merupakan salah satu bentuk kesenian yang dalam penyajiannya lebih mengutamakan terhadap unsur vokal atau suara manusia. Karawitan Gending Karawitan Gending merupakan salah satu bentuk kesenian yang dalam penyajiannya lebih mengutamakan unsur instrumental atau alat musik. Karawitan Sekar Gending Karawitan Sekar Gending adalah salah satu bentuk kesenian yang dalam penyajiannya terdapat unsur gabungan antara karawitan sekar dan gending.

3. Alat Musik

Dalam penyajiannya, musik memerlukan media sebagai penyalur antara pemain dengan penikmat. Media musik ini sebagai penghasil suara, yang dapat mengantar ide/gagasan pencipta kepada pendengarnya. Media musik terbagi dua, yaitu:

a. Vokal Yaitu suara manusia yang digunakan untuk menghasilkan nada. Nada yang dihasilkan berupa nada tunggal. Suara manusia dapat dibagi menurut umur dan jenis kelamin:

 Suara wanita dewasa : tinggi (sopran), rendah (mesosopran), rendah (alto)  Suara pria dewasa : tinggi (tenor), sedang (bariton), rendah (bass)  Suara anak-anak : tinggi, rendah

b. Instrument Musik Alat/instrument musik adalah alat-alat yang dapat menimbulkan bunyi tertentu yang dapat diselaraskan dengan aturan baku nada-nada. Secara umum alat musik dapat dibagi dua:

 Alat musik melodis: alat musik yang dapat menghasilkan beberapa nada. Contoh : gitar, pianika, rekorder, dll.

 Alat musik ritmis: alat musik pukul yang tidak mempunyai nada, berfungsi untuk menabuh irama lagu dan menjaga tempo. Contoh : drum, triangle, ketipung, conga, dll.

Menurut sumber penghasil bunyi suara alat musik dapat dibagi menjadi:

a. Idiophone Alat musik dimana penghasil suara (bunyi/nada) adalah badan alat itu sendiri. Contoh : gong, cymbal, triangle, kolintang, dll.

b. Membranophone Alat musik dimana penghasil suara (bunyi/nada). Biasanya sebagai alat perkusi (alat musik ritmis). Contoh : gendang, drum, conga, dll.

c. Chordophone Alat musik dengan dawai sebagai penghasil nada. Biasanya sebagai alat musik melodis (menghasilkan beberapa nada). Contoh: gitar, biola, harpa, dll.