SISTEM INFORMASI PARIWISATA BUDAYA DI DINAS PARIWISATA SURAKARTA

SISTEM INFORMASI PARIWISATA BUDAYA DI DINAS PARIWISATA SURAKARTA SKRIPSI

Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial pada Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh:

AJI ENDRA KUSUMA

D 1107506

PROGRAM S1 ILMU ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PERSETUJUAN

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pembimbing Skripsi

Drs. Susartono, SU NIP. 194607141979031001

PENGESAHAN

Telah disetujui dan disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada Hari

Tanggal

Tim Penguji Skripsi :

1. Drs. Is Hadri Utomo, M.Si. NIP. 195909071987021001

Ketua

2. Rino A. Nugroho, S.Sos, M.T.I NIP. 198005032005011003

Sekretaris

3. Drs. Susartono, SU. NIP. 194607141979031001

Penguji

Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universits Sebelas Maret Surakarta

Drs. H. Supriyadi SN, SU.

“Sesungguhnya beserta kesusahan ada kemudahan, maka apabila kamu telah “Sesungguhnya beserta kesusahan ada kemudahan, maka apabila kamu telah “Sesungguhnya beserta kesusahan ada kemudahan, maka apabila kamu telah “Sesungguhnya beserta kesusahan ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kepada Tuhanmulah selesai dari suatu urusan, kepada Tuhanmulah selesai dari suatu urusan, kepada Tuhanmulah selesai dari suatu urusan, kepada Tuhanmulah kamu kembali kamu kembali kamu kembali kamu kembali””””

(Q.S. Al-Insyirah : 6-8)

“ Dirimu akan dipandang sebagai seorang yang hidup, jika hidupmu diisi dengan Dirimu akan dipandang sebagai seorang yang hidup, jika hidupmu diisi dengan Dirimu akan dipandang sebagai seorang yang hidup, jika hidupmu diisi dengan Dirimu akan dipandang sebagai seorang yang hidup, jika hidupmu diisi dengan kesungguhan kerja, dan dirimu tidak mau diseret oleh kesungguhan kerja, dan dirimu tidak mau diseret oleh kesungguhan kerja, dan dirimu tidak mau diseret oleh kesungguhan kerja, dan dirimu tidak mau diseret oleh kemalasan kemalasan kemalasan kemalasan””””

(Muhammad SAW)

“Belajarlah dari hari kemarin, hiduplah untuk hari ini, “Belajarlah dari hari kemarin, hiduplah untuk hari ini, “Belajarlah dari hari kemarin, hiduplah untuk hari ini, “Belajarlah dari hari kemarin, hiduplah untuk hari ini, dan berharaplah untuk dan berharaplah untuk dan berharaplah untuk dan berharaplah untuk esok hari esok hari esok hari esok hari”””” (Albert Einstein)

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk : Kedua Orang Tuaku Kedua Orang Tuaku Kedua Orang Tuaku Kedua Orang Tuaku ter ter ter tersayang sayang sayang sayang, Terima kasih atas kasih sayang sepanjang masa yang telah kalian berikan kepadaku dengan tulus dan ikhlas. Adikku yang kusayangi Adikku yang kusayangi Adikku yang kusayangi Adikku yang kusayangi, Terima kasih buat semangat dan dukungan kepada kakakmu ini. Insyaallah berguna dan bermanfaat. Tika Arum Pratiwi Tika Arum Pratiwi Tika Arum Pratiwi Tika Arum Pratiwi, Terima kasih buat inspirasi, semangat dan dukungannya. Ayooo…semangat…!! Kita lulus bareng.. Cah Kost Arifah Cah Kost Arifah Cah Kost Arifah Cah Kost Arifah, Matur nuwun sanget nggih…!!! Akhirnya selesai juga skripsiku ini. Pembaca Pembaca Pembaca Pembaca yang budiman.

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb. Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Sistem Informasi Pariwisata Budaya di Dinas Pariwisata Surakarta”.

Penyusunan skripsi ini dilaksanakan untuk melengkapi tugas-tugas sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam proses penulisan skripsi ini, tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, arahan dan petunjuk dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Drs. Susartono, SU selaku pembimbing yang telah membantu dan mengarahkan serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Rino A.Nugroho, S.Sos, M.TI selaku pembimbing akademis dan sekaligus sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Negara Non Reguler.

3. Bapak Drs. Supriyadi, SN, SU selaku Dekan FISIP UNS.

4. Bapak Drs. Purnomo Subagyo selaku kepala Dinas Pariwisata Surakarta, yang telah berkenan memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

5. Bapak Drs. Mufti Raharja selaku Kepala Bidang Seni, Budaya, Sejarah dan Purbakala Dinas Pariwisata kota Surakarta yang berkenan meluangkan waktunya memberikan informasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Ina selaku staf Dinas Pariwisata kota Surakarta yang telah memberikan arahan dan penjelasan mengenai kegiatan wisata budaya Surakarta yang diperlukan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

berkenan memberikan informasi dan data guna melengkapi penelitian ini.

8. Wisatawan domestik dan mancanegara pengunjung obyek wisata budaya Surakarta yang telah meluangkan waktunya memberikan informasi yang diperlukan.

9. Sahabat-sahabat terbaikku (Widhi, Dedy, Reta, Lilik, Esty, Vicky), Terima kasih atas support yang luar biasa kepada penulis. Luv u all..

10. Teman-teman terbaikku anak-anak Arifah (Fariz, Jana, Tian, Nevir, Firman, Qomar, Rifky, Sofyan, Sigit, Ridwan, Gepeng), terima kasih banyak atas dukungan, semangat, dan canda tawa yang telah kalian berikan kepadaku selama ini dalam penyusunan skripsi ini.

11. Anak-anak kost Wahyu Jaya (Galih, Darwin, Lutfi, Hamzah, Tino, Topek, Hafid, Eky, Erfan, Gery, Haris, Hendri) Thanks for all. Luv u full..

12. Dora Wahyu Permata, I can feel u, if u were not with me.

13. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Terima kasih untuk semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dan mendukung hingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis dengan besar hati menerima kritik dan saran yang membangun, sehingga dapat kesempurnaan dari tulisan ini dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surakarta, Mei 2010

Penulis

A. Output Sistem Informasi Pariwisata Budaya…………………………55

B. Respon Masyarakat Terhadap Sistem Informasi Pariwisata Budaya…72

C. Data Jumlah Pengunjung Obyek Wisata Budaya……………………..78

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………85

A. Kesimpulan…………………………………………………………….85

B. Saran…………………………………………………………………...91

DAFTAR PUSATAKA LAMPIRAN

Tabel 2.1

Jumlah Pegawai Dinas Pariwisata kota Surakarta berdasarkan Status dan Tingkat Pendidikan…………………….43

Tabel 2.2 Pegawai Dinas Pariwisata berdasarkan Golongan………………44 Tabel 3.1

Data Jumlah Kunjungan Wisatawan ke ODTW…………..…….76 Tabel 3.2

Jumlah Kunjungan Wisatawan 5 tahun terakhir…………………77 Tabel 3.3

Data Kunjungan Wisatawan tahun 2009………………….……..78 Tabel 3.4

Jumlah Kunjungan Wisatawan melalui ODTW dan TIC……..…80 Tabel 3.5

Jumlah Kunjungan Wisatawan melalui ODTW dan TIC……..…81

Gambar 1.1 Kerangka Sistem……………………………………….……….12 Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran…………………………………………….25 Gambar 1.3 Teknik Analisa Data…………………………………………….32 Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Dinas Pariwisata Surakarta……..….39 Gambar 3.1 Halaman Muka Website Dinas Pariwisata……………..……….69 Gambar 3.2 Halaman Muka website www.wisatasolo.com............................70

Aji Endra Kusuma, D1107506, Sistem Informasi Pariwisata Budaya di Dinas Pariwisata Surakarta, Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010, 93 Halaman.

Salah satu badan yang berwenang dan bertugas serta berfungsi untuk menangani masalah wisata budaya adalah Dinas Pariwisata yang bertugas untuk pengendalian dan pengembangan aset wisata, seni dan kebudayaan dan pemasaran wisata. Khususnya Dinas Pariwisata Surakarta dalam rangka pemasaran wisata budaya melalui Sistem Informasi Pariwisata Budaya. Kota Surakarta mempunyai potensi yang besar untuk mengembangkan wisata budaya, terutama yang terkait dengan Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran. Kelebihan lainnya dari Kota Surakarta yang dapat memberikan peluang besar bagi berkembangnya kepariwisataan, antara lain : banyaknya obyek dan daya tarik wisata di Surakarta, banyaknya lembaga pendidikan pariwisata, seni dan budaya, tersedianya sarana dan prasarana pariwisata serta mempunyai aksesbilitas yang tinggi.

Adapun rumusan masalah adalah apa sajakah bentuk Output dari Sistem Informasi Pariwisata Budaya di Dinas Pariwisata kota Surakarta serta apakah sistem informasi pariwisata budaya di Dinas Pariwisata Surakarta sudah memberikan informasi yang lengkap kepada wisatawan. Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif kualitatif, dimana peneliti bermaksud untuk menggambarkan fenomena yang ada dengan menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis untuk mempermudah pemahaman dan penarikan kesimpulan. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang secara tidak langsung untuk mendukung data primer. Sumber data diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik purposive sampling dimana sampel yang diambil berdasarkan pertimbangan tertentu. Analisis data menggunakan analisa model interaktif, dengan tiga alur meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Untuk menjamin validitas data, peneliti menggunakan teknik triangulasi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Pariwisata Budaya di Dinas Pariwisata Surakarta memiliki output yaitu : 1. Pamflet/brosur. 2. Leaflet. 3. Baliho. 4. Media Cetak dan Elektronik. 5. TIC. Berdasarkan tanggapan para wisatawan, Sistem Informasi pariwisata kota Surakarta sudah memberikan informasi, tetapi masih perlu perbaikan dalam penyajian dan kelengkapan informasi sehingga bisa memberikan informasi yang lengkap dan jelas kepada wisatawan. Sistem informasi pariwisata budaya di dinas pariwisata Surakarta pada tahun 2009 berhasil menarik wisatawan sebanyak 26.047 wisatawan asing dan 1.054.283 wisatawan domestik.

Aji Endra Kusuma, D1107506, Cultural Tourism Information System in Surakarta Tourism Department, Thesis, State Administration Department, Faculty of Social and Politics Science, Sebelas Maret University Surakarta, 2010,

93 pages.

Tourism department is one of department who has responsibility, duty and function to handle tourism issues, control and develop tourism asset, culture and tourism marketing. Especially Tourism Department of Surakarta in its effort to introduce their cultural tourism trough Cultural Tourism Information System has a great potential to develop their culture, especially Keraton Kasunanan and Pura Mangkunegaran. The other plus values for Surakarta with its ability to develop culture are: they have a big number of tourism objects, education institutions, art and culture, availability of tourism facilities and good accessibility.

Problem formulation in this research is “What is the shape of the output from this Cultural Tourism Information System of Tourism Department of Surakarta” and “Is this department able to provide complete information to the tourist.” This research is a descriptive qualitative research, where researcher attempt to describe existing phenomena through systematic analysis and fact presentation to simplify the understanding and conclusion making. Data source in this research are primary data and secondary data that indirectly support the primary data. Data are collected from interviews, observation and documentation. Data collection technique in this research is purposive sampling, where sample are obtained from certain consideration. Interactive model is the model used to analyze data that consist of three plot, they are data reduction, data presentation and data analysis. For data validity, researcher use data triangulation technique.

Based on data analysis, Cultural Tourism Information System from Tourism Department of Surakarta is doing well. This can be concluded from the output, they are Pamphlet/ brochure, leaflet, billboard, electronic and printed media and TIC. Based on reaction from tourist, Tourism Information System of Surakarta provides information nicely, but it still needs some maintenance in data completeness and presentation resulting in clear and complete information for the tourist. At 2009, Cultural Tourism Information System of Surakarta was able to attract 1.054.283 domestic tourists and 26.047 foreign tourists.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era tahun 80-an, sebagai negara yang sedang membangun, semula Indonesia sangat mengandalkan sektor minyak dan gas bumi sebagai sumber penerimaan utama pembiyaan pembangunan. Sehubungan dengan semakin merosotnya perdagangan dari sektor minyak dan gas bumi di dunia Internasional pada era 90-an yang mengakibatkan tidak seimbangnya antara penerimaan dengan tuntutan dana yang dibutuhkan dalam pembangunan, maka diperlukan usaha untuk menopang pembangunan dari sektor lain. Sebagai alternatif yang diambil adalah dengan meningkatkan pendapatan dari sektor nonmigas yang mempunyai prospek yang cerah dan diharapkan mampu mendatangkan penerimaan yang besar.

Pariwisata merupakan salah satu kegiatan industri pelayanan dan jasa yang menjadi andalan Indonesia dalam rangka meningkatkan pemasukan devisa Negara disektor nonmigas. Pilihan untuk mengembangkan industri pariwisata di Indonesia berdasarkan beberapa pertimbangan, antara lain seperti, Pertama, Pemerintah tidak dapat mengandalkan sepenuhnya cadangan sumber minyak dan gas bumi untuk membiayai pembangunan Negara. Hal ini disebabkan sumber minyak dan gas bumi tidak bisa dieksploitasi terus-menerus tanpa adanya alternatif sumber devisa lainnya. Selain itu harga minyak dan gas bumi di pasaran internasional tidak menentu, yang pada gilirannya kurang menguntungkan

Negara akibat biaya produksi yang lebih mahal. Alasan Kedua, pengembangan industri pariwisata di Indonesia mempunyai masa depan yang cerah, mengingat banyak potensi obyek wisata alam dan budaya yang menarik dan pantas untuk dijual di pasaran internasional.

Alasan Ketiga, dalam upaya pengembangan industri pariwisata. Dalam hal ini industri pariwisata tidak perlu mendatangkan mesin-mesin atau teknologi canggih lainnya sebagai penunjang. Disamping itu produksi pariwisata tidak perlu didistribusikan dengan alat angkut yang memerlukan pembiyaan untuk sarana serta prasarana transportasi dan komunikasi. Industri pariwisata hanya membutuhkan promosi untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas daya tarik produk dan potensi apa yang terkandung di dalamnya.

Industri pariwisata dirasa cocok dengan kondisi keuangan atau pendanaan Indonesia, karena dengan biaya relatif kecil dapat menyerap dana sebesar- besarnya dari wisatawan. Sudah merupakan kenyataan bahwa para wisatawan yang datang ke obyek-obyek wisata bukan sebaliknya. Disamping itu personil- personil yang mendukung suatu kegiatan pariwisata relatif tidak harus memiliki pendidikan ketrampilan dan keahlian khusus dibidang kepariwisataan seperti halnya ahli-ahli mesin dan mekanik dalam industri pertambangan.

Pengembangan sektor pariwisata di Indonesia juga berdasarkan pertimbangan lain, yaitu melihat animo masyarakat di Negara-negara maju di Eropa, Amerika Serikat, Jepang dan Australia yang memiliki ekonomi relatif

bagi penduduknya memanfaatkan waktu luang untuk melakukan perjalanan wisata. Hal inilah yang mendorong meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara datang ke daerah-daerah tujuan wisata dunia termasuk ke Indonesia. Selain itu, adanya perkembangan baru (trend) di kalangan penduduk Negara-negara itu untuk melihat dari dekat hal-hal yang masih dianggap asli. Hal ini hanya mungkin diperoleh dengan melaksanakan perjalanan ke Negara-negara berkembang, seperti Indonesia, yang dianggap wilayahnya belum banyak kena polusi industri, keanekaragaman corak budayanya yang masih asli serta lingkungan alamnya yang belum banyak tersentuh tangan manusia.

Sektor pariwisata mempunyai andil yang tidak kecil dalam perekonomiaan dan mempunyai potensi yang sangat besar dalam mengeruk devisa. Dari tahun ke tahun sektor ini terus berkembang, baik dalam jumlah wisatawan, dolar yang tersedot maupun ragam pariwisata yang dipromosikan.

Pariwisata Indonesia mempunyai keistimewaan tersendiri dibanding dengan sektor lain karena obyek wisata tersebar hampir di setiap pelosok kepulauan Indonesia sehingga dari sektor ini akan diperoleh peningkatan penerimaan devisa sebanyak mungkin, oleh karena itu, saat Pemerintah menaruh perhatiaan yang besar untuk meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan sumber potensi kepariwisataan nasional sehingga menjadi kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan.

Sektor pariwisata diarahkan agar dapat memantapkan sumbangan Sektor pariwisata diarahkan agar dapat memantapkan sumbangan

Pariwisata melibatkan kegiatan perjalanan wisatawan dari suatu tempat ke tempat lain di dalam suatu negara ataupun antar negara dan mempunyai implikasi ekonomi, baik bagi daerah asal maupun daerah tujuan wisata serta mempengaruhi pola pikir dan tata pergaulan masyarakat di daerah yang dikunjungi. Kegiatan tersebut mendorong berkembangnya kegiatan pada sektor-sektor terkait, seperti perhotelan, restoran, jasa perjalanan, perdagangan industri kecil serta jasa-jasa lainnya yang secara berantai akan meningkatkan kesempatan kerja, mendukung upaya pemerataan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta meningkatkan pendapatan regional maupun nasional. Selain itu pariwisata diharapkan mampu mendorong berkembangnya kegiatan budaya dan menghidupkan pasar-pasar bagi para perajin, seniman dan kebudayaan.

Indonesia mempunyai kekayaan alam yang beraneka ragam dengan keindahan-keindahan khas masing-masing daerahnya. Kekayaan seni dan budaya bangsa telah sejak berabad-abad memukau masyarakat luar negeri yang ingin berkunjung ke Indonesia. Akan tetapi agar segala potensi untuk pariwisata dapat menghasilkan kemampuan pariwisata yang konkrit, maka diperlukan pendekatan

ekonomi yang efektif. Pembangunan kepariwisataan di Indonesia pada hakekatnya merupakan upaya untuk mengembangkan dan memanfaatkan obyek dan daya tarik pariwisata, yang antara lain berwujud kekayaan alam, seperti keragaman flora dan fauna, kemajemukan tradisi dan seni budaya serta peninggalan sejarah purbakala. Upaya tersebut juga menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjunjung tinggi kebudayaan serta melestarikan lingkungan. Pernyataan ini sejalan dengan Kebijakan Pemerintah dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara Tahun 1999, mengenai arah kebijakan dalam bidang sosial dan budaya tentang Kebudayaan, Kesenian, dan Pariwisata. Pertama, melestarikan apresiasi nilai kesenian dan kebudayaan tradisional serta menggalakkan dan memberdayakan sentra-sentra kesenian untuk merangsang berkembangnya kesenian nasional yang lebih kreatif dan inovatif, sehingga menumbuhkan rasa kebanggaan nasional. Kedua, menjadikan keseniaan dan kebudayaan tradisional Indonesia sebagai wahana bagi perkembangan pariwisata nasional dan mempromosikannya ke luar negeri secara konsisten sehingga dapat menjadi wahana persahabatan antar bangsa. Ketiga, mengembangkan pariwisata melalui pendekatan sistem yang utuh dan terpadu bersifat interdisipliner dan partisipatoris dengan menggunakan kriteria ekonomis, teknis, ergonomis, sosial budaya, hemat energi, melestarikan alam dan tidak merusak lingkungan.

Dengan demikian untuk mengembangkan usaha pariwisata yang merupakan Dengan demikian untuk mengembangkan usaha pariwisata yang merupakan

Sementara itu, dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, maka menjadi tantangan bagi daerah-daerah untuk memaksimalkan potensinya guna menyongsong otonomi daerah yang lebih luas dan nyata. Apalagi didalam pasal 13 (1) UU No. 32 Tahun 2004 tersebut dinyatakan bahwa daerah yang tidak mampu menyelenggarakan otonomi daerah dapat dihapus dan/atau digabung dengan daerah lain.

Demikian halnya dengan Kota Surakarta, dalam menyongsong pelaksanaan otonomi daerah merupakan tantangan yang sangat berat, mengingat kondisi geografis yang relatif terbatas dan tidak punya kekayaan sumber daya alam yang dapat diandalkan. Maka salah satu alternatif yang dipilih untuk meningkatkan pendapatan asli daerah dan sedang giat-giatnya dilaksanakan adalah sektor pariwisata.

Kota Surakarta mempunyai potensi yang besar untuk mengembangkan wisata budaya, terutama yang terkait dengan Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran. Pengembangan wisata budaya tersebut dengan memperhatikan

ajaran kepemimpinan, teologi dan nilai-nilai luhur dan moral yang tinggi, tetapi juga mampu berpikir jauh kedepan. Kesemuanya itu merupakan sumber potensi kultural dan spiritual yang tak ternilai harganya dan sumber yang tidak akan ada habis-habisnya bagi pengembangan budaya bangsa. Keraton Surakarta dengan berbagai kelengkapannya, sungguh merupakan daya tarik yang mengagumkan bagi wisatawan dalam dan luar negeri. Untuk itu, persyaratan agar Keraton Surakarta dikembangkan menjadi pusat pengembangan budaya telah dipenuhi dengan berbagai karya budaya yang dihasilkan dalam bentuk koleksi karya – karya sastra, seni budaya, ukir –ukiran, tosan aji yang besar jumlah dan macamnya serta benda –benda bersejarah dalam kaitannya dengan tumbuh dan kembangnya Keraton Surakarta.

Kedua, sumber potensi kultural dan spiritual yang bersifat konstruktif bagi pembinaan pendidikan, kebudayaan, pembangunan mental yang bersendikan cinta tanah air, watak dan sifat kesatria, keprajuritan, kepahlawanan terkandung dalam berbagai buku dan naskah yang tersimpan dalam Perpustakaan Reksa Pustaka Mangkunegaran, hampir dua ribu judul telah dimikro film, Serat Tripama, Wredatama, Nayokoworo dan karya seni lainnya yang merupakan identitas yang sangat menonjol dari Mangkunegaran. Disamping itu juga koleksi benda – benda arkeologi seni ukir sungguh sangat menarik dan tidak ternilai harganya. Sedangkan Pura Mangkunegaran sangat menarik bagi para wisatawan, baik dari segi arsitektur maupun dari segi karya budayanya.

variasi. Misalnya, pagelaran wayang kulit, yang semula memiliki dimensi religius mistis telah disajikan secara estetik komersial, yang menarik wisatawan untuk menikmatinya. (Bambang Indrayanto, Skripsi, 2001 : 7)

Kelebihan lainnya dari Kota Surakarta yang dapat memberikan peluang besar bagi berkembangnya kepariwisataan, antara lain : banyaknya obyek dan daya tarik wisata di Surakarta, banyaknya lembaga pendidikan pariwisata, seni dan budaya, tersedianya sarana dan prasarana pariwisata serta mempunyai aksesbilitas yang tinggi.

Namun banyak obyek pariwisata di kota Surakarta kurang diminati oleh pengunjung, hal ini disebabkan karena kurangnya informasi pariwisata kepada pengunjung sehingga terjadi sepi pengunjung di beberapa obyek pariwisata di kota Surakarta.

Selain memiliki kelebihan-kelebihan tersebut, ada beberapa faktor yang sangat mendukung berkembangnya kepariwisataan di Surakarta, antara lain : keberadaan Bandara Internasional Adi Sumarmo, Surakarta sebagai simpul kawasan JogloSemar (Jogja,Solo,Semarang), tersedianya jaringan internet sehingga dapat memudahkan pengunjung mengakses sistem informasi pariwisata kota Surakarta. (Bambang Indrayanto, Skripsi, 2001 : 9)

Dari berbagai uraian tersebut jelas kiranya bagaimana usaha-usaha pelestarian dan pengembangan budaya dan potensi pariwisata dapat terpadu dengan kepariwisataan sehingga diharapkan Kota Surakarta mempunyai daya tarik yang Dari berbagai uraian tersebut jelas kiranya bagaimana usaha-usaha pelestarian dan pengembangan budaya dan potensi pariwisata dapat terpadu dengan kepariwisataan sehingga diharapkan Kota Surakarta mempunyai daya tarik yang

Surakarta memiliki banyak obyek wisata yang memiliki potensi dan daya tarik yang masih belum di kelola secara optimal tetapi mempunyai prospek pasar skala nasional dan internasional. Obyek wisata budaya di kota Surakarta adalah Pura mangkunegaran, Keraton Kasunanan, Museum Radya Pustaka, THR.Sriwedari, dll. Obyek wisata di kota Surakarta yang memiliki potensi dan prospek pasar dalam menarik banyak pengunjung adalah Pura Mangkunegaran dan Kraton Kasunanan Surakarta. Kedua obyek wisata budaya tersebut paling diminati oleh wisatawan asing dan domestik. Oleh karena itulah, Dinas Pariwisata Surakarta mengembangkan potensi pariwisata melalui sistem informasi pariwisata yang baik untuk menarik lebih banyak minat wisatawan untuk berkunjung.

Sistem Informasi adalah Sebuah sistem mulai dari pengumpulan data, pemrosesan data, sampai pada penyajian data mengenai informasi tentang pariwisata. Pariwisata adalah keseluruhan (gejala) dan hubungan-hubungan yang Sistem Informasi adalah Sebuah sistem mulai dari pengumpulan data, pemrosesan data, sampai pada penyajian data mengenai informasi tentang pariwisata. Pariwisata adalah keseluruhan (gejala) dan hubungan-hubungan yang

Sistem Informasi pariwisata kota Surakarta memiliki output dalam bentuk internet, leaflet, baliho, media cetak dan elektronik dan lain-lain. Wisatawan dapat dengan mudah mengetahui obyek-obyek wisata yang ada di kota Surakarta. Kota Surakarta juga memiliki TIC (Tourism Information Centre) yang berguna untuk memberikan informasi pariwisata kota Surakarta kepada wisatawan atau pengunjung.

Obyek wisata yang banyak dan dinamis memerlukan sistem pengelolaan yang baik. Kendala-kendala seperti masalah biaya, sosial budaya dan keamanan patut diperhatikan, harus diseimbangkan dengan keuntungan yang bisa didapat. Keuntungan yang didapat antara lain dengan kemudahan akses dari luar akan meningkatkan jumlah wisatawan dan sistem informasi yang baik akan meningkatkan ketepatan pengambilan keputusan. Dengan demikian, ketersediaan suatu sistem informasi, baik untuk pengelola pariwisata dan juga sistem penyebarluasan informasi pariwisata akan sangat dibutuhkan.

Dari latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang ada dalam penelitian ini adalah :

1. Apa sajakah bentuk Output dari Sistem Informasi Pariwisata Budaya di Dinas Pariwisata kota Surakarta?

2. Apakah sistem informasi pariwisata budaya di Dinas Pariwisata Surakarta sudah memberikan informasi yang lengkap kepada wisatawan?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan yang dapat penulis kelompokkan menjadi tiga, yaitu tujuan operasional, tujuan fungsional, dan tujuan yang bersifat individual.

1. Tujuan Operasional Untuk mengetahui apa sajakah output dari sistem informasi pariwisata budaya di dinas pariwisata Surakarta dan apakah sistem informasi pariwisata di dinas pariwisata Surakarta sudah memberikan informasi yang lengkap kepada wisatawan.

2. Tujuan Fungsional Sebagai bahan yang dapat dimanfaatkan untuk dijadikan pertimbangan bagi instansi yang bersangkutan atau pihak lain bila memerlukan khususnya yang menyangkut masalah tersebut.

3. Tujuan Individual

Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Tinjauan Pustaka

Sistem Informasi Pariwisata. Dari judul yang dikemukakan diatas berikut ini akan penulis uraikan batasan dan pengertian dari istilah-istilah yang membentuk variabel diatas:

a. Sistem Informasi

Sistem dapat dijelaskan dengan sederhana sebagai : “Seperangkat elemen yang digabung satu dengan yang lainnya untuk tujuan bersama.” (Robert G. Murdick/Joel E. Ross/James R. Claggett,1986:6)

Menurut The Liang Gie, sistem adalah : “Suatu rangkaian prosedur yang telah merupakan suatu kebutuhan untuk melaksanakan suatu fungsi” (The Liang Gie dalam Moekijat,1986:4)

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian atau elemen-elemen yang saling berhubungan dan ditujukan untuk mencapai maksud / tujuan tertentu.

tetapi suatu susunan dasar yang sama.” (Raymond McLeod,1995:14)

Seperti yang dijelaskan dalam gambar berikut ini :

Gambar 1.1 Kerangka Sistem

Tujuan

Mekanisme Pengendalian

Keterangan gambar : Sumber daya input diubah manjadi sumber daya output. Sumber daya mengalir dari elemen input, melalui elemen transformasi kepada elemen output. Suatu mekanisme kontrol memantau proses transformasi untuk meyakinkan bahwa sistem tersebut memenuhi tujuannya.

Dalam pemahaman sistem informasi didalamnya tercakup pula pemahaman informasi. Secara konsepsional ada perbedaan yang prinsipil antara yang disebut data dan informasi. Oleh karena itu akan dikemukakan terlebih dahulu pengertian data dimana informasi itu sendiri berasal dari

“Fakta-fakta dan angka-angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai” (Raymond McLeod, 1995:18)

Menurut The Liang Gie, data atau bahan keterangan adalah :

“Hal, peristiwa, atau kenyataan lainnya apapun yang mengandung suatu pengetahuan untuk dijadikan dasar guna penyusunan keterangan, pembuatan keputusan atau penetapan keputusan. Data adalah ibarat bahan mentah yang melalui pengolahan tertentu lalu menjadi keterangan(informasi)”. (The Liang Gie dalam Moekijat, 1986:5)

Sedangkan data menurut Robert J.Murdick/ Joel E.Ross/ James R.Claggett adalah : “Fakta dan angka yang tidak sedang digunakan pada proses keputusan

dan biasanya berbentuk catatan historis yang di catat dan diarsipkan tanpa maksud untuk segera diambil kembali untuk pengambilan keputusan. Sebaliknya, informasi terdiri dari data yang telah diambil kembali, diolah atau sebaliknya, digunakan untuk tujuan informatif atau kesimpulan, argumentasi, atau sebagai dasar untuk peramalan atau pengambilan keputusan.” (1986:6)

Dari penjelasan diatas maka jelaslah bahwa data merupakan sumber bagi informasi atau bahan baku informasi, yang memerlukan pengolahan sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.

Seperti yang dijelaskan oleh John Burch and Gary Grudnitski dalam bukunya Information System, Theory and Practice : “Information is data that have been put into a meaningfull and usefull

context and communicated to a recipient who uses it to make a decision .” (Informasi adalah data yang telah dimasukkan ke dalam konteks yang berarti dan berguna yang dikomunikasikan kepada

“Information is data that has been processed into a form that is meaningfull to the recipient and is of real or perceived value in current or prospective decisions .” (Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang). (Gordon B. Davis dalam Moekijat, 1986:5)

Maka jelaslah bahwa dalam pengambilan keputusan bagi seorang pemimpin sangat diperlukan informasi dimana informasi itu sendiri berasal dari data yang sudah diolah.

Setelah mengetahui batasan-batasan tentang sistem dan informasi, maka lebih lanjut akan dikemukakan pula pengertian sistem informasi sebagai sebuah variabel. Menurut The Liang Gie, Sistem informasi didefinisikan sebagai :

“Rangkaian tata cara, pola kerja dan tata tertib yang menangani sebagai suatu kebulatan yang lengkap keterangan-keterangan sejak pengumpulan melalui penggunaan dan penyampaiannya sampai penyingkirannya untuk membantu tercapainya tujuan dari suatu organisasi”. (The Liang Gie dalam Moekijat, 1986:10)

Gordon B. Davis dalam bukunya Pengantar Sistem Informasi Manajemen mendefinisikan sebagai : “Sebuah sistem manusia atau mesin yang terpadu untuk menyajikan

informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi (1995:3)

Sedangkan menurut Buch and Strater, sistem informasi dirumuskan sebagai : “Kumpulan bagian-bagian yang formal dan sistematis yang Sedangkan menurut Buch and Strater, sistem informasi dirumuskan sebagai : “Kumpulan bagian-bagian yang formal dan sistematis yang

Dari penjelasan yang diuraikan diatas, maka dalam sistem informasi terkandung pengertian tentang suatu kegiatan yang dilakukan yang meliputi hal-hal berikut :

− Suatu sistem atau metode pengolahan data. − Menyajikan informasi secara cepat dan tepat. − Digunakan bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan.

b. Pariwisata

Pengertian pariwisata adalah : Menurut Dr. Salah Wahab dalam tourism manajemen, pengertian pariwisata sebagai berikut : Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru mampu menghasilkan

pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standart hidup serta menstimulasi sektor- sektor produktivitas lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang kompleks, ia juga meliputi industri-industri klasik yang sebenarnya seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata. (Nyoman S.Pendit, 1986:29)

Sedangkan menurut E. Guyer Freuler merumuskan pariwisata dengan member batasan bahwa pariwisata dalam artian modern ialah fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai Sedangkan menurut E. Guyer Freuler merumuskan pariwisata dengan member batasan bahwa pariwisata dalam artian modern ialah fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai

“Tourists (guests) are defined as holidaymakers, business travellers, visitors to health resorts and other such persons who stay overnight in an accommodation enterprise either for money or for free and for not longer than two months (in accordance with the Registration Act).” . (Turis didefinisikan sebagai orang yang sedang berlibur, pelaku bisnis yang sedang bepergian, pengunjung fasilitas kesehatan dan orang lain yang tingggal lebih dari satu malam malalui sebuah perusahaan akomodasi baik yang berbayar mauoun gratis dan tidak lebih dari dua bulan (sesuai dengan undang2 registrasi). (Stephan

Faßbender

(JR),

Anton

Schautzer (OeNB)

http://nyx.at/kwf/_uploads/_page/355_picture1.pdf)

Sedangkan Yoeti A.Oka memberi batasan pariwisata sebagai berikut : Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara

waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. (1987:109)

Berangkat dari pengertian tersebut maka perjalanan yang dikategorikan sebagai kegiatan wisata dapat dirumuskan sebagai berikut : “…Perjalanan dan persinggahan yang dilakukan oleh manusia di luar

tempat tinggalnya untuk berbagai maksud dan tujuan, tetapi bukan untuk tinggal menetap ditempat yang dikunjungi atai disinggahi, atau untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan dengan mendapatkan upah.”

Dari definisi-definisi diatas dapat diketahui tentang motif-motif yang

tujuan wisata yang akan dikunjungi. Karena suatu daerah pada umumnya dapat menyajikan berbagai macam atraksi wisata. Oleh karena itu, sangat menarik mempelajari dan membahas jenis pariwisata mana yang sekiranya mempunyai kesempatan baik untuk dikembangkan di daerah tersebut. Hal ini juga akan berpengaruh pada fasilitas yang perlu dipersiapkan dalam pembangunan maupun program-program promosi. Menurut Nyoman S.Pendit (1986:36) jenis pariwisata dapat dibedakan menjadi 14 macam, salah satunya adalah wisata budaya.

“Wisata Budaya adalah perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan mengadakan kunjungan / peninjauan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka.” (Nyoman S.Pendit, 1986:36)

c. Sistem Informasi Pariwisata

Sistem informasi pariwisata dapat diartikan sebagai: Sebuah sistem mulai dari pengumpulan data pemrosesan data sampai pada penyajian data mengenai informasi tentang pariwisata. Sistem informasi pariwisata memberikan informasi kepada wisatawan yang membutuhkan data tentang tempat tujuan wisata yang mereka inginkan.

Sistem informasi pariwisata memuat data-data pariwisata secara lengkap dan mudah diakses oleh para wisatawan. Sistem informasi pariwisata menyediakan data base yang lengkap dan akurat dibidang Sistem informasi pariwisata memuat data-data pariwisata secara lengkap dan mudah diakses oleh para wisatawan. Sistem informasi pariwisata menyediakan data base yang lengkap dan akurat dibidang

Menurut Omur Esen, Ismail Bulent Gundogdu and Fatih Sari dalam jurnal internasional yang berjudul The Establishment of a Tourism Information System by Theory of Constraint (TOC). Mengatakan bahwa :

“Tourism Information System (TIS) is one of the fields of the Geographic Information System (GIS) useful for the tourism organization. This system is used for the management of tourism activities and decision-making for the future. TIS are, as its name implies, one of the application fields of GIS. Generally, tourist regions are facing more management service problems in high season because of increasing populations. Sometimes it doubles or, occasionally, increases tenfold. In this situation, the first aim of TIS is constitution of effective management services. The first duty of the TIS is serving knowledge to tourists on time and impressively. So, if tourists went to anywhere, they could get required data about the environment quickly and correct (Erdogan & Tiryakioglu, 2006). (Sistem Informasi Pariwisata (TIS) adalah salah satu bagian dari sistem informasi geografis (GIS) yang digunakan oleh organisasi pariwisata. Sistem ini digunakan untuk mengatur kegiatan pariwisata dan pembuatan keputusan pada masa yang akan datang. Tugas utama dari TIS adalah memberikan informasi pada turis secara aktual dan menarik. Jadi, jika turis bepergian ke suatu tempat, mereka bisa mendapatkan data yang mereka butuhkan tentang tempat tujuannnya dengan cepat dan tepat (Erdogan & Tiryakioglu, 2006). (Menurut Omur Esen, Ismail Bulent Gundogdu and Fatih Sari http://www.fig.net/pub/fig2008/papers/ts07i/ts07i_02_esen_etal_2917. pdf )

d. Kota Pariwisata

Menurut dinas pariwisata, Kota pariwisata adalah kota yang menjadi daerah tujuan wisata. Kota pariwisata dimaksudkan sebagai kota yang Menurut dinas pariwisata, Kota pariwisata adalah kota yang menjadi daerah tujuan wisata. Kota pariwisata dimaksudkan sebagai kota yang

Setiap obyek pariwisata sebetulnya ada berbagai unsur yang saling bergantung. Unsur – unsur tersebut diperlukan agar para wisatawan dapat menikmati suatu perjalanan yang memuaskan, yaitu liburan mereka. Menurut James S. Spillane SJ (1994 : 63), suatu obyek pariwisata atau destination meliputi lima unsur yang penting, yaitu :

1) Attractions Merupakan hal yang menarik perhatian para wisatawan. Attractions dapat digolongkan menjadi dua jenis yakni site attractions dam event attractions . Site attractions adalah attractions agak permanen dengan lokasi yang tetap, sedangkan event attractions adalah attractions yang berlaku sementara dan lokasinya dapat diubah atau dipindah mudah. Para wisatawan biasanya tertarik pada suatu lokasi karena memiliki ciri khas, antara lain : keindahan alam, iklim atau cuaca, kebudayaan, sejarah, ethnicity (sifat kesukuan) dan accessibility (kemampuan atau kemudahan berjalan ke tempat tertentu).

selama perjalanan. Fasilitas cenderung mendukung bukan mendorong pertumbuhan dan cenderung berkembang pada saat yang sama atau sesudah attractions berkembang. Penyediaan fasilitas untuk wisatawan antara lain : penginapan, makanan dan minuman, souvenir atau toko duty-free, laundry, pemandu, daerah festival dan fasilitas rekreasi untuk kegiatan.

3) Infrastuktur Infrastruktur termasuk semua konstruksi di bawah dan di atas tanah dari suatu wilayah atau daerah. Hal ini termasuk : sistem pengairan, jaringan

terminal-terminal pengangkutan, sumber listrik dan energi, sistem pembuangan kotoran / air, jalan-jalan atau jalan raya dan sistem keamanan.

4) Transportations Transportasi meliputi fasilitas pengengkutan yang digunakan oleh wisatawan untuk mengunjungi daerah tujuan.

5) Hospitality Yaitu keramah-tamahan atau kesediaan untuk menerima tamu. Wisatawan yang berada dalam lingkungan yang tidak mereka kenal menginginkan keramahtamahan atau kesediaan masyarakat untuk menerima sebagai tamu sehingga mereka merasa aman dan tenang.

Sedangkan menurut Nyoman S Pendit (1986 : 65) ada tiga kebutuhan

Atraksi atau obyek menarik yang dimaksudkan adalah sesuatu mungkin dihubungkan dengan keindahan alam, kebudayaan, perkembangan ekonomi, politik, lalu lintas, kegiatan olahraga dan sebagainya tergantung kepada kekayaan suatu daerah dalam soal pemilikan atraksi atau obyek ini.

2) Mudah dicapai dengan alat-alat kendaraan. Suatu daerah tujuan wisata, selain terdapat obyek yang menarik juga mempunyai kriteria mudah dicapai dengan alat-alat kendaraan. Alat- alat kendaraan tersebut dapat berupa angkutan darat, laut dan udara.

3) Menyediakan tempat untuk tinggal sementara. Suatu daerah tujuan wisata tentunya menyediakan tempat untuk tinggal sementara bagi wisatawan, karena perjalanan yang mereka lakukan tentunya tidak kurang dari satu hari. Tempat yang nyaman untuk tinggal sementara merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Tempat tersebut dapat berupa hotel, motel, homestay atau yang lain.

Daerah tujuan wisata idealnya benar-benar memberikan atraksi beraneka ragam, baik yang dimiliki alam sekitar sebagai obyek tidak bergerak maupun yang merupakan manifestasi budaya khas bersifat daerah atau nasional sebagai obyek bergerak, serta dapat memperlihatkan kegiatan kehidupan rakyat disekitarnya, tambahan pula memiliki situasi hubungan lalu lintas baik yang dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas

e. Kota Budaya dan Pariwisata. Berdasarkan definisi-definisi di atas maka pengertian Kota Budaya dan Pariwisata adalah kota yang menjadi pusat pengembangan kebudayaan dan menjadi daerah tujuan wisata. Maka Kota Budaya dan Pariwisata mempunyai unsur budaya yang meliputi terpeliharanya tradisi atau adat istiadat, upacara keagamaan dan kesenian daerah, selain itu mempunyai unsur pariwisata yang meliputi terdapat atraksi atau obyek menarik, mudah dicapai dengan alat-alat kendaraan dan menyediakan tempat tinggal untuk sementara.

Peningkatan promosi dan pemasaran pariwisata dapat dilakukan dengan pembuatan leaflet, brosur, dan promotions kits. Keikutsertaan pada pameran Nusa Dua di Bali, Pasar wisata di jakarta, pembuatan website dan pembuatan event seni budaya dan pariwisata. Pembuatan leaflet ini untuk promosi Kraton Kasunanan Surakarta,Pura Mangkunegaran Surakarta dan Solo Guide Map. (Bambang Indrayanto, Skripsi, 2001 : 129)

Pada pameran wisata di Bali, Dinas Pariwisata diberikan kesempatan untuk memperkenalkan daya tarik wisata budaya di Kota Surakarta dengan menempati stand yang disediakan panitia. Dalam kesempatan tersebut Dinas Pariwisata memberikan pelayanan informasi tentang daya tarik wisata di Kota Surakarta dan penyebaran brosur, leaflet, folder dan seminar kits kepada pengunjung pameran, sedangkan di Jakarta Dinas Pariwisata hanya menitipkan leaflet, brosur dan

91) Pelaksanaan penyebaran media promosi tersebut dilakukan sepanjang tahun. Dengan adanya media promosi tersebut diharapkan Kota Surakarta menjadi lebih terkenal sebagai Kota Budaya dan Kota Pariwisata di Indonesia, sehingga banyak wisatawan tertarik untuk mengunjungi Kota Surakarta.

E. Kerangka Pemikiran

Seperti telah dijelaskan diatas bahwa Dinas Pariwisata Surakarta bertanggung jawab terhadap Sistem informasi pariwisata kota Surakarta. Oleh karena itu Dinas Pariwisata Surakarta harus dapat memasarkan pariwisata kota Surakarta melalui sistem informasi pariwisata kepada masyarakat dengan sebaik mungkin.

Sistem informasi pariwisata ini diharapkan dapat mempromosikan potensi wisata kota Surakarta khususnya wisata budaya kepada seluruh masyarakat Indonesia maupun kepada wisatawan mancanegara. Sistem informasi pariwisata sendiri dapat berupa pamflet, leaflet, baliho, media cetak dan media elektronik, Tourism Information Centre , dan buku-buku panduan wisata di Surakarta, bahkan bisa diakses melalui internet, karena wisatawan biasanya melihat pamflet, leaflet, baliho, media cetak dan media elektronik sebelum berkunjung ke obyek wisata di kota Surakarta. Dinas pariwisata Surakarta sendiri telah bekerja sama dengan beberapa pihak dalam mempromosikan potensi pariwisata kota Surakarta melalui sistem informasi pariwisata. Contohnya Dinas Pariwisata bekerja sama dengan Sistem informasi pariwisata ini diharapkan dapat mempromosikan potensi wisata kota Surakarta khususnya wisata budaya kepada seluruh masyarakat Indonesia maupun kepada wisatawan mancanegara. Sistem informasi pariwisata sendiri dapat berupa pamflet, leaflet, baliho, media cetak dan media elektronik, Tourism Information Centre , dan buku-buku panduan wisata di Surakarta, bahkan bisa diakses melalui internet, karena wisatawan biasanya melihat pamflet, leaflet, baliho, media cetak dan media elektronik sebelum berkunjung ke obyek wisata di kota Surakarta. Dinas pariwisata Surakarta sendiri telah bekerja sama dengan beberapa pihak dalam mempromosikan potensi pariwisata kota Surakarta melalui sistem informasi pariwisata. Contohnya Dinas Pariwisata bekerja sama dengan

Obyek wisata yang paling banyak di kunjungi adalah Keraton Mangkunegaran dan Keraton Kasunanan karena Kota Surakarta sudah terkenal dengan wisata budayanya karena wisata budaya menjadi salah satu andalan pariwisata di kota Surakarta.

Namun banyak obyek pariwisata di kota Surakarta kurang diminati oleh wisatawan, hal ini disebabkan karena kurangnya informasi pariwisata kepada wisatawan sehingga terjadi sepi pengunjung di beberapa obyek pariwisata di kota Surakarta.

Masyarakat yang akan mengunjungi tempat wisata di kota Surakarta memerlukan sebuah bentuk informasi yang lengkap dan mudah. Yaitu bentuk sistem informasi yang memberikan kemudahan bagi para masyarakat mengenai informasi tempat – tempat pariwisata. Sistem informasi pariwisata sangat diperlukan agar dapat memberikan kemudahan para wisatawan.