lxxxiii mulai diakhir tahun 2001 senantiasa mengupayakan perbaikan kinerja semaksimal
mungkin. Timbulnya kredit bermasalah karena adanya faktor-faktor intern merupakan suatu permasalahan kredit tersendiri yang tidak dapat dengan begitu
mudahnya diprediksikan. Bank baik pada saat sebelum memberikan kredit ataupun pasca pencairan
kredit harus mampu meprediksikan dan atau menganalisa secara menyeluruh atas segenap kemungkinan dan faktor-faktor yang akan berpengaruh serta
mengakibatkan timbulnya kredit bermasalah. Bank diharapkan dengan melakukan analisa yang integratif akan mampu mengantisipasi segala kemungkinan yang
mungkin akan timbul serta melakukan upaya-upaya antisipasif dan menemukan solusi yang paling effektif dan effisien dalam penanganan kredit-kredit
bermasalah.
2. Aspek Hukum Penyelamatan Kredit Debitur Bermasalah.
Salah satu tindakan penyelamatan kredit dilakukan dengan merestrukturisasi kredit debitur dengan harapan debitur akan dapat kembali
lancar memenuhi kewajibannya kepada kreditur. Penyelamatan kredit dapat dilakukan antara lain dengan melakukan upaya restrukturing, rescheduling
ataupun reconditioning yang dalam istilah perbankan lebih dikenal dengan sebutan 3 R.
Penentuan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam rangka upaya tindakan penyelamatan kredit, harus terlebih dahulu didahului dengan
lxxxiv adanya penelitian secara menyeluruh mengenai sebab-sebab suatu kredit
menjadi bermasalah. Pada setiap proses pemberian kredit kepada debitur selalu mengandung resiko. Secara prinsip tindakan penyelamatan kredit
adalah tindakan penanganan kredit bermasalah dengan tujuan mempertahankan dan tetap melanjutkan hubungan dengan debitur.
Secara administratif, kredit yang diselamatkan adalah kredit yang semula tergolong kurang lancar, diragukan atau macet yang kemudian
diusahakan untuk diperbaiki sehingga mempunyai kolekbilitas lancar. Tindakan penyelamatan kredit dapat ditempuh dengan upaya :
1. Penjadwalan kembali rescheduling, yaitu perubahan syarat kredit yang
hanya menyangkut jadwal pembayaran dan atau jangka waktu termasuk masa tenggang, baik yang meliputi perubahan besarnya atau tidaknya
angsuran. Secara khusus rescheduling bertujuan untuk : -
Debitur dapat menyusun dana langsung “cash flow” secara lebih pasti. -
Memastikan pembayaran yang lebih tepat. -
Memungkinkan debitur untuk mengatur pembayaran kepada pihak lain selain bank.
2. Persyaratan kembali reconditioning, yaitu perubahan sebagian atau
seluruh syarat-syarat kredit yang tidak terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu dan atau persyaratan lainnya sepanjang tidak
menyangkut perubahan maksimun saldo kredit. Upaya penyelamatan kredit secara reconditioning bertujuan untuk :
lxxxv -
Menyempurnakan legal documentation. -
Menyesuaikan kemampuan membayar debitur dengan kondisi yang terjangkau oleh debitur angsuran pokok, denda, bunga, penalti dan
biaya-biaya lainnya. -
Memperkuat posisi bank.
3. Penataan kembali restructuring, yaitu perubahan syarat-syarat kredit