Fungsi Perjanjian Kredit Perjanjian Kredit 1. Pengertian Perjanjian Kredit

xl Kredit dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan pada umumnya mempunyai fungsi : 14 1. Meningkatkan daya guna uangmodal 2. Meningkatkan daya guna dan peredaran barang 3. Meningkatkan peredaran dan lalulintas uang 4. Meningkatkan kegairahan berusaha 5. Salah satu alat stabilitas ekonomi 6. Kredit sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional.

4. Fungsi Perjanjian Kredit

Perjanjian kredit dalam kaitan dengan fungsinya sebagai secured instrumen sangat perlu mendapat perhatian khusus dan tersendiri dari para pihak baik oleh bank sebagai pemberi kredit maupun oleh nasabah sebagai debitur. Pentingnya perjanjian kredit adalah berkaitan dengan fungsinya yang sangat penting dalam pemberian, pengelolaan maupun penatalaksanaan kredit itu sendiri. Perjanjian kredit mempunyai beberapa fungsi, yaitu : 1. Perjanjian kredit berfungsi sebagai perjanjian pokok, artinya perjanjian kredit merupakan sesuatu yang menentukan batal atau tidak batalnya perjanjian lain yang mengikutinya, misalnya perjanjian pengikatan jaminan. 14 Ibid, hlm. 5 xli 2. Perjanjian kredit berfungsi sebagai alat bukti mengenai batasan-batasan hak dan kewajiban diantara kreditur dan debitur 3. Perjanjian kredit berfungsi sebagai alat untuk melakukan monitoring kredit. 15 Dari banyaknya uraian-uraian tersebut diatas kiranya dapat dipahami kiranya bahwa perjanjian kredit secara prinsip mempunyai peran yang sangat penting, dominan dan strategis dalam rangka pengawasan, pengamanan dan atau penatalaksanaan dalam suatu pemberian kredit. Lengkapnya dokumen kredit. Dalam relevansinya dengan tertib administasi pada perjanjian kredit dapat digunakan sebagai instrumen pengaman “secured instrument” kredit yang telah dicairkan. Bank dengan perjanjian kredit yang telah dibuat dan ditanda-tangani para pihak diharapkan dapat memperoleh payung hukum yang kuat serta ditempatkan pada posisi yang aman manakala debitur tidak dapat memenuhi kewajiban hutangnya kepada bank. Bank harus yakin bahwa segala hak dan kepentigannya telah terakomodir dalam syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang telah diatur dalam perjanjian kredit. 15 CH. Gatot Wardoyo, Selintas Klausul-Klausul Perjanjian Kredit Bank, Bank dan Manajemen, hlm. 65 dalam bukunya H. Budi Untung SH, MM., Kredit Perbankan di Indonesia, Yogyakarta: Andi 2000, hlm. 43 xlii

C. Tahap-Tahap Proses Pemberian Kredit 1. Aspek-Aspek Penting dalam Pemberian Kredit.

Apabila seseorang atau suatu perusahaan selaku pemohon kredit mengajukan kredit kepada bank, maka biasanya permohonan itu tidak begitu saja diterima oleh bank, karena sebelum bank memberikan jawaban untuk menyetujui diberikan atau ditolaknya suatu permohonan kredit bank harus terlebih dahulu mengadakan proses seleksi analisa pendahuluan, sesudah dilakukan analisa pendahuluan mengenai permohonan kredit maka sampailah pada putusan akhir apakah pemohon tersebut layak mendapat pinjaman atau tidak. Jika pemohon kredit itu dinilai layak untuk diberikan pinjaman maka bank akan segera mengkonfirmasikan persetujuan pemberian kredit tersebut kepada calon debiturnya, ataupun sebaliknya jika ternyata bank menilai pemohon tidak layak diberikan kredit maka bank akan segera memberitahukan penolakannya kepada pemohon kredit. Bank dalam memberikan kredit pada nasabah memerlukan data-data dan informasi akurat yang dimiliki dari calon penerima kredit. Data yang akurat mengenai kondisi riil finansial ataupun non finansial debitur sangat penting bagi bank untuk menilai keadaan dan kemampuan nasabah dalam pengembalian kredit, sehingga menumbuhkan kepercayaan bank untuk memberikan kredit kepada calon debitur. Pasal 8 ayat 1 Undang-undang Perbankan menyatakan : Bank umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas itikad dan kemampuan dan kesanggupan nasabah debitur