Uraian Teoritis Mekanisme Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (P2) Pada Dinas Daerah Pendapatan Kabupaten Langkat

c. Guna meningkatkan profesionalisme, memperluas wawasan serta memantapkan pengetahuan dan keterampilan Mahasiswa dalam menerapkan ilmu khususnya di bidang perpajakan.

C. Uraian Teoritis

Pajak menurut S.I. Djajadiningrat, pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umumResmi, 2008:1. Berdasarkan Undang – Undang Nomor 34 tahun 2000 sebagaimana telah diubah menjadi Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang dimaksud dengan pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang – undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar – besarnya untuk kemakmuran rakyat. Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak negara yang dikenakan terhadap harta tak bergerak berupa bumi dan bangunan UU No. 12 Tahun 1994. PBB adalah pajak yang bersifat kebendaan, artinya besarnya pembebanan pajak ditentukan oleh keadaan objek pajak itu saja yaitu bumi dan bangunan, sedangkan keadaan pribadi subjek pajak atau wajib pajak tidak diperhatikan. PBB pada awalnya merupakan pajak pusat yang dialokasikan ke daerah – daerah dengan proporsi tertentu, namun demikian dalam perkembangannya berdasarkan Undang – Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, PBB untuk sektor Perdesaan dan Perkotaan sepenuhnya menjadi pajak daerah mulai tahun 2010. Kewenangan yang dialihkan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah terkait pelaksanaan PBB sektor Perdesaan dan Perkotaan antara lain: prose pendataan, penilaian, penetapan, pengadministrasian, pemungutanpenagihan, dan pelayanan. Maka dari itu kewenangan masing – masing pemerintah daerah kabupatenkota di Indonesia berbeda – beda sesuai dengan peraturan daerah yang bersangkutan. Objek PBB adalah Bumi danatau bangunan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. Bumi adalah permukaan bumi tanah dan perairan dan tubuh bumi yang ada dibawahnya. Bangunan adalah kontruksi teknik yang ditanamkan atau dilekatkan secara tetap pada tanah danatau perairan di wilayah Republik Indonesia. Contoh objek bangunan: jalan lingkungan, jalan tol, Menara, kilang, galangan, dermaga, tempat olahraga, taman mewah, pagar mewah, kolam renang. Dasar pengenaan PBB sektor perdesaan dan perkotaan adalah Nilai Jual Objek Pajak NJOP. Berdasarkan Undang – Undang Nomor 12 Tahun 1994, yang dimaksud dengan NJOP adalah harga rata – rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, atau nilai perolehan baru, atau nilai jual objek pajak pegganti. Dalam Keputusan Menteri Keuangan RI. Nomor : 201KMK.04200 tentang penyesuaian besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak NJOPTKP sebagai dasar penghitungan PBB setinggi – tingginya Rp 12.000.000. Sedangkan menurut Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 besarnay NJOPTKP ditentukan paling rendah Rp 10.000.000 dan penetapannya dilakukan oleh masing – masing Kepala Daerah. Tarif PBB berdasarkan UU Nomor 28 Tahun 2009 adalah paling tinggi 0,3 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Perhitungan PBB menurut Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 81 adalah sebagai berikut: PBB = Tarif max 0,3 X NJOP – NJOPTKP

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM

Dokumen yang terkait

DAMPAK PERALIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) MENJADI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (KABUPATEN KARANGANYAR).

0 0 15

Mekanisme Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (P2) Pada Dinas Daerah Pendapatan Kabupaten Langkat

0 0 10

Mekanisme Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (P2) Pada Dinas Daerah Pendapatan Kabupaten Langkat Chapter III V

0 0 21

Mekanisme Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (P2) Pada Dinas Daerah Pendapatan Kabupaten Langkat

2 3 1

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat

0 0 11

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat

0 0 44

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat

1 1 18

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat Chapter III V

0 0 21

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat

1 1 1

Optimalisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Sektor Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

0 0 5