tinggi sebagai dampak dari emiten yang memberikan penghasilan tinggi pada masa resesi. Emiten seperti ini biasanya bergerak dalam
produk yang sangat dan selalu dibutuhkan masyarakat seperti rokok dan barang-barang kebutuhan sehari-hari
consumer goods.
2.1.4.3 Karakteristik Saham Menurut Martalena dan Malinda 2011:12 menyebutkan bahwa saham
memiliki karakteristik adalah sebagai berikut: 1.
Saham biasa memiliki karakteristik a.
Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan dilikuidasi. b.
Hak suara proposional pada pemilihan direksi serta keputusan lain yang ditetapkan pada rapat umum pemegang saham.
c. Dividen, jika perusahaan memperoleh laba dan disetujui di dalam
rapat umum pemegang saham. d.
Hak memesan efek terlebih dulu sebelum efek tersebut ditawarkan kepada masyarakat.
2. Saham preferen memiliki karakteristik
a. Pembayaran dividen dalam jumlah yang tetap.
b. Hak klaim lebih dahulu dibandingka saham biasa jika perusahaan
dilikuidasi. c.
Dapat dikonversikan menjadi saham biasa.
2.1.5 Indeks LQ-45
Indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar. Indeks LQ 45, menggunakan 45
saham yang terpilih berdasarkan Likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan setiap awal bulan Februari dan Agustus. Dengan demikian
saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah. Beberapa kriteria - kriteria seleksi untuk menentukan suatu emiten dapat masuk
dalam perhitungan indeks LQ 45 adalah : a. Kriteria yang pertama adalah :
1. Berada di TOP 95 dari total rata – rata tahunan nilai transaksi saham
di pasar reguler.
2. Berada di TOP 90 dari rata – rata tahunan kapitalisasi pasar.
b. Kriteria yang kedua adalah : 1. Merupakan urutan tertinggi yang mewakili sektornya dalam klasifikasi
industri BEI sesuai dengan nilai kapitalisasi pasarnya. 2. Merupakan urutan tertinggi berdasarkan frekuensi transaksi.
Indeks LQ-45 hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan
likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi. Saham-saham pada indeks LQ 45 harus memenuhi kriteria dan melewati seleksi utama sebagai berikut:
1. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir.
2. Ranking berdasar kapitalisasi pasar rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir
3. Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan 4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi
dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler. Saham-saham yang termasuk didalam LQ 45 terus dipantau dan setiap
enam bulan akan diadakan review awal Februari, dan Agustus. Apabila ada saham yang sudah tidak masuk kriteria maka akan diganti dengan saham lain yang
memenuhi syarat. Pemilihan saham - saham LQ 45 harus wajar, oleh karena itu BEI mempunyai komite penasehat yang terdiri dari para ahli di BAPEPAM,
Universitas, dan Profesional di bidang pasar modal Kasinus 2010. Faktor
– faktor yang berperan dalam pergerakan Indeks LQ 45, yaitu :
1. Tingkat suku bunga SBI sebagai patokan benchmark portofolio
investasi di pasar keuangan Indonesia 2. Tingkat toleransi investor terhadap risiko, dan
3. Saham – saham penggerak indeks index mover stocks yang notabene
merupakan saham berkapitalisasi pasar besar di BEI.
Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap naiknya Indeks LQ 45 adalah :
1. Penguatan bursa global dan regional menyusul penurunan harga minyak
mentah dunia 2.
Penguatan nilai tukar rupiah yang mampu mengangkat indeks LQ 45 ke zone positif.
Tujuan indeks LQ 45 adalah sebagai pelengkap IHSG dan khususnya untuk menyediakan sarana yang obyektif dan terpercaya bagi analisis keuangan,
manajer investasi, investor dan pemerhati pasar modal lainnya dalam memonitor pergerakan harga dari saham-saham yang aktif diperdagangkan.
2.1.6
Arbitrage Pricing Theory
APT 2.1.6.1 Pengertian
Arbitrage Pricing Theory
APT Menurut Sharpe et al 2005:260 menyebutkan bahwa APT adalah
sebagai berikut: “Arbitrase
arbitrage
adalah proses memperoleh laba tanpa risiko dengan memanfaatkan peluang perbedaan harga aset atau sekuritas fisik yang
sama.”
Menurut Husnan 2005:197 menyebutkan bahwa APT adalah sebagai
berikur: “
Arbitrage Pricing Theory
APT yaitu dalam dua kesempatan investasi yang mempunyai karakteristik yang identik sama tidaklah bisa dijual
dengan harga yang berbeda.”
Menurut Fahmi 2012:300 menyebutkan bahwa APT merupakan teori
yang dikembangkan atau menindak lanjuti dari pemikiran teori CAPM. Adapun pengertian APT adalah sebagai berikut:
“
Arbitrage Pricing Theory
APT merupakan tindak lanjut dari kajian
Capital Asset Pricing Model
CAPM. APT adalah suatu kajian dimana suatu aktiva dan harga pasar, serta keputusan yang berusaha mengkaji dan
menjelaskan bagaimana suatu aktiva dan harga dipasar serta keputusan investasi yang
feasible
untuk diterapkan. CAPM dikemukakan dan digagas oleh William F. Sharpe, Litner, dan Mossing di tahun 1960-an. Teori APT
dikemukakan oleh Stephen A. Ross tahun 1976.”
Menurut Elton et al 2011 menyebutkan bahwa APT adalah sebagai
berikut: “Pendekatan baru dan berbeda yang digunakan dalam penentuan harga
aset menggunakan CAPM. APT memberikan suatu pendekatan yang lebih baik dibandingkan dengan CAPM. Dalam penentuan harga saham dan atau
return
saham. APT dikembangkan oleh Ross tahun 1976 .” Berdasarkan pengertian-pengertian para ahli diatas maka disimpulkan
bahwa
Arbitrage Pricing Theory
APT adalah suatu model pendekatan untuk menindak lanjuti teori CAPM. APT menjadi alternatif untuk penentuan harga
suatu aktiva atau
return
saham dan bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor.
2.1.6.2 Asumsi Yang Mendasari