Menurut Elton et al 2011 menyebutkan bahwa APT adalah sebagai
berikut: “Pendekatan baru dan berbeda yang digunakan dalam penentuan harga
aset menggunakan CAPM. APT memberikan suatu pendekatan yang lebih baik dibandingkan dengan CAPM. Dalam penentuan harga saham dan atau
return
saham. APT dikembangkan oleh Ross tahun 1976 .” Berdasarkan pengertian-pengertian para ahli diatas maka disimpulkan
bahwa
Arbitrage Pricing Theory
APT adalah suatu model pendekatan untuk menindak lanjuti teori CAPM. APT menjadi alternatif untuk penentuan harga
suatu aktiva atau
return
saham dan bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor.
2.1.6.2 Asumsi Yang Mendasari
Arbitrage Pricing Theory
APT Menurut Reilley dalam Premananto dan Madyan 2004 menyebutkan ada
tiga asumsi yang mendasari model
Arbitrage Pricing Theory
APT adalah sebagai berikut:
1. Pasar modal dalam kondisi persaingan sempurna,
2. Para Investor selalu lebih menyukai kekayaan yang lebih daripada
kurang dengan kepastian. 3.
Hasil dari proses
stochastic
artinya bahwa pendapatan asset dapat dianggap sebagai K model faktor.
Menurut Arifin 2005:40 menyebutkan ada lima asumsi yang mendasari
model
Arbitrage Pricing Theory
APT adalah sebagai berikut: 1.
Pasar modal diasumsikan pada kondisi persaingan sempurna. 2.
Investor memiliki ekspektasi yang sama homogen terhadap
return
pada tiap-tiap saham.
3. Ekspektasi return ini berasal dari sejumlah k faktor yang berpengaruh
secara linear. 4.
Faktor umum
common factors
atau faktor loading menampung seluruh risiko sistematis dari aset yang dianalisis
asset financial
sehingga error term tidak saling berkorelasi secara
cross sectional
maupun antar waktu. Ini berarti bahwa error term akan semakin kecil ketika jumlah asset yang
dianalisis semakin banyak.
5. Jumlah faktor umum sistematis jumlahnya jauh lebih sedikit
dibandingkan dengan jumlah aset yang dianalisis.
2.1.6.3 Perhitungan
Arbitrage Pricing Theory
APT Menurut Rjoub, dkk 2009 menyebutkan bahwa model APT dapat
diformulasikan dengan prinsip investor percaya bahwa
return
sekuritas akan ditentukan oleh sebuah model faktorial dengan n faktor risiko. Model APT yang
disarankan oleh Chen dan Ross adalah sebagai berikut:
Keterangan: R
i
= tingkat
return
aktual sekuritas i ��� = pengembalian yang diharapkan dari sekuritas i
b
i
= sensitivitas sekuritas i terhadap faktor i, dan e
i
= random error Model faktorial di atas tidak memberikan penjelasan mengenai kondisi
keseimbangan, untuk itu perlu mengubahnya menjadi:
Keterangan: ��� = Pengembalian yang diharapkan dari sekuritas i
a =
Return
harapan dari sekuritas i bila risiko sistematis sebesar nol b
in
= Koefisien yang menujukkan besarnya pengaruh faktor n terhadap
return
sekuritas I dan F1
= Premi risiko untuk sebuah faktor misalnya premi risiko untuk F1 adalah EF
1
– a . Risiko dalam APT didefinisikan sebagai sensitivitas saham terhadap
faktor-faktor ekonomi makro bi, dan besarnya
return
harapan akan dipengaruhi oleh sensitivitas tersebut.
Menurut Premananto dan Madyan 2004 berdasarkan asumsi yang
mendasari APT tersebut menyatakan investor percaya bahwa pendapatan skuritas
i n
in 2
i2 1
i1 i
i
e f
b ...
f b
f b
R E
R
n in
2 i2
1 i1
i
F b
... F
b F
b a
ER
F
akan ditentukan oleh sebuah model faktorial dengan k faktor risiko. Dengan demikian dapat ditentukan pendapatan aktual untuk sekuritas I dengan
menggunakan rumus, adalah sebagai berikut: ERit = Rf + b1F1t +b2F2t + b3F3 + b4F4 + b5F5 + b6F6 + e
Keterangan: ERit = Pendapatan yang diharapkan sama I pada periode t
B1,2,3 = Sensitivitas
return
saham terhadap premi risiko untuk masing-masing faktor
F1t = Tingkat inflasi yang tidak diharapkan pada periode t
F2t = Tingkat suku bunga yang tidak diharapkan pada periode t
F3t = Tingkat kurs yang tidak diharapkan pada periode t
F4
t
= Tingkat jumlah uang beredar yang tidak diharapkan pada periode t F5
t
= Tingkat harga minyak dunia yang tidak diharapkan pada periode t F6
t
= Tingkat harga emas yang tidak diharapkan pada periode t
2.1.7
Return
Saham 2.1.7.1 Pengertian
Return
Saham Menurut Brigham dan Houston 2011:215 menyebutkan bahwa
return
saham adalah sebagai berikut : “Return merupakan tingkat pengembalian merupakan selisih antara jumlah
yang diterima dan jumlah yang diinvestasikan, dibagi dengan jumlah yang diinvestasikan.”
Menurut Fahmi 2012:189 menyebutkan bahwa
return
saham adalah sebagai berikut:
“Return adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, individu,dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya.”
Menurut Gitman 2012:228 menyebutkan bahwa
return
saham adalah
sebagai berikut:
“
Return
saham adalah tingkat pengembalian untuk saham biasa dan merupakan pembayaran kas yang diterima akibat kepemilikan suatu saham
pada saat awal investasi.”
Berdasarkan pengertian-pengertian para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
return
saham merupakan tingkat pengembalian atas suatu saham biasa yang diterima oleh para pemegang saham pada saat awal
berinvestasi.
2.1.7.2 Jenis-jenis