Ruang Lingkup Pembahasan Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1. Tinjauan Pustaka

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan

Dari permasalahan- permasalahan yang ada, perlu adanya ruang lingkup dalam pembatasan masalah tersebut. Hal ini bertujuan agar penelitian ini tidak menjadi luas dan tetap terfokus pada masalah yang ingin diteliti. Data yang digunakan adalah komik Yamato Nadeshiko Shichi Henge atau yang diterjemahkan menjadi Perfect Girl Evolution dalam versi terjemahan bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Level comic. Penulis menganalisis komik tersebut mulai dari jilid 1 sampai dengan 30. Dalam pembahasan skripsi ini, penulis hanya fokus membahas tentang masalah psikologis yang berkaitan dengan struktur kejiwaan yang saling menekan yaitu Id, Ego dan Super ego yang saling berkaitan dengan dinamika kepribadian yang juga berkaitan dengan insting hidup dan insting mati yang dialami oleh tokoh utama dalam komik Yamato Nadeshiko Shichi henge tokoh utama dalam menikmati hobinya yang cenderung membuat takut dan membahayakan orang-orang di sekitarnya terutama keempat anak laki-laki yang tinggal bersamanya. Penulis menganalisis penelitian ini dengan menggunakan pendekatan semiotik, dan teori psikoanalisis Sigmund Freud sebagai acuan. Agar pembahasan dalam skripsi ini lebih jelas dan akurat, maka penulis dalam bab dua akan menjelaskan defenisi manga, Unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik manga, setting manga Yamato Nadeshiko Shichi Henge, dan Psikoanalisa Sigmund Freud. Universitas Sumatera Utara 1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1. Tinjauan Pustaka Sastra sebagai “gejala kejiwaan” yang didalamnya terkandung fenomena yang tampak melalui perilaku tokoh-tokohnya. Sedangkan psikologi adalah ilmu jiwa atau studi tentang jiwa. Dengan demikian, teks sastra karya sastra dapat didekati dengan menggunakan pendekatan psikologi. Hal ini dikarenakan sastra dan psikologi memiliki hubungan lintas yang bersifat tak langsung dan fungsional Darmanto yatman dan Roekhan dalam Aminudin, 1990. Hubungan tak langsung yang dimaksudkan adalah baik sastra maupun psikologi sastra kebetulan memiliki tempat berangkat yang sama, yaitu kejiwaan manusia. Pengarang dan psikolog adalah sama-sama manusia biasa. Mereka menangkap kejiwaan manusia secatra mendalam, kemudian diungkapkan dalam bentuk karya sastra. Sedangkan hubungan fungsional antara sastra dan psikologi adalah keduanya sama-sama berguna sebagai sarana untuk mempelajari keadaan kejiwaan orang lain. Perbedaannya adalah adalah dalam karya sastra gejala- gejala kejiwaan dari manusia-manusia imajiner sebagai tokoh dalam karya sastra, sedangkan dalam psikologi adalah gejala kejiwaan manusia-manusia riil Karena itu, penulis akan menggunakan teori psikoanalisis yang dikemukakan oleh Sigmund Freud dalam Pieter dan Lubis, 2010, dengan teori psikodinamika yang mengatakan bahwa struktur kepribadian manusia terdiri dari tiga aspek yaitu: Id, ego dan super ego. Id adalah aspek yang berhubungan dengan aspek biologis yang merupakan sistem orisinal di dalam kepribadian manusia. Ego adalah aspek yang berkaitan dengan aspek psikologis manusia dan timbul karena kebutuhan seseorang dengan kenyataan realita. Sedangkan, super ego adalah aspek sosiologi kepribadian yang dianggap sebagai wakil dari nilai- Universitas Sumatera Utara nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan dan diajarkan orang tua kepada anak-anaknya yang dimaksudkan dalam bentuk larangan atau perintah.

1.4. 2. Kerangka Teori