Matriks Resin Organik Partikel Bahan Pengisi Inorganik Filler

2.1.1 Matriks Resin Organik

Bahan organik resin membentuk matriks yang berbahan dasar metakrilat 25-30. Matriks tersebut umumnya menggunakan bisphenol A glycol dimethacrylate Bis-GMA, triethylene glycol dimethacrylate TEGDMA, urethane dimethacrylate UDMA, dan bisphenol A hexaethoxylated dimetakrilat BisEMA Gambar 1. Matriks resin komposit sangat mempengaruhi polimerisasi, reaktivitas, sifat mekanik, dan penyerapan airnya. 26 Bis-GMA ini sangat kental, meningkatkan kekakuan pada rantai polimerisasi, mengalami penyusutan setelah polimerisasi dan menyerap air. Secara umum, ditambahkan pencair akrilat, triethylene glycol dimethacrylate TEGDMA atau bisphenol A hexaethoxylated dimetakrilat Bis-EMA , untuk mengurangi kekentalan dan meningkatkan penyusutan akibat penyinaran curing. 12,26 Gambar 1. Struktur kimia matriks organik resin komposit, a bis-GMA b TEGDMA,c UDMA, d bis-EMA. 12 Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Partikel Bahan Pengisi Inorganik Filler

Bahan inorganik filler biasanya kaca yang mengandung aluminium, barium, strontium, zinc, zirconium, atau kuarsa dengan ukuran yang berikisar antara 0.1-10 μm. Alternatif filler dapat berupa silika dengan ukuran partikel bervariasi antara 0.04 - 0.2 μm. Filler bersifat keras, kuat, tetapi rapuh brittle. Filler mengurangi penyusutan ketika penyinaran dan menurunkan suhu ekspansi. Barium glasses digunakan untuk radioopasitas. Resin komposit untuk gigi posterior memiliki filler lebih besar daripada gigi anterior. Semakin kecil ukuran partikel filler, maka semakin baik dan mudah dipoles. 27

2.1.1.3 Bahan Interfasial coupling agent

Bahan Interfasial coupling agent berfungsi sebagai pengikat filler ke matriks yang berfungsi sebagai penyerap tekanan, dan memungkinkan tekanan pada resin disebarkan diantara partikel-partikel filler melalui matriks yang lebih lemah. Aplikasi bahan coupling yang tepat dapat meningkatkan sifat mekanis dan fisik serta memberikan kestabilan hidrolitik dengan mencegah air menembus sepanjang perlekatan bahan pengisi dan resin. Bahan coupling ini merupakan bahan silane dan salah satu yang paling sering digunakan adalah γ-methacryloxypropyltriethoxysilane atau disingkat dengan γ-MPTS Gambar 2. Ikatan yang kuat antara bahan pengisi dengan resin penting didapatkan agar penyaluran tekanan antara bahan pengisi dan resin efisien sehingga kemungkinan fraktur dan keausan restorasi dapat dihindari. 26 Gambar 2. Struktur kimia bahan coupling agent γ - methacryloxypropyltriethoxysilane 27 Universitas Sumatera Utara

2.1.4 Akselerator dan Inisiator