9 pemakaian  dalam  waktu  yang  cukup  lama  sebelum  sediaan  ini  dicuci  atau
dihilangkan Anwar, 2012.
2.3.1  Bahan-bahan dalam krim anti-aging
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sediaan krim anti-aging, yaitu: 1.
Asam stearat Asam  stearat  digunakan  dalam  formulasi  topikal  digunakan  sebagai  zat
pengemulsi.  Konsentrasi  asam  stearat  yang  biasa  digunakan  dalam formulasi krim berkisar antara 1
– 20. Asam stearat dapat larut dalam propilen glikol Rowe, et al., 2009.
2. Setil alkohol
Berbentuk  partikel  pipih  berwarna  putih,  berfungsi  sebagai  bahan pengelmusi  dan  sebagai  pengeras  krim  sehingga  mampu  meningkatkan
konsistensi.  Setil  alkohol  seringkali  digunakan  dalam  sediaan  krim karena sifatnya sebagai emolien Anwar, 2012.
3. Sorbitol
Sorbitol  sifatnya  tidak  berbau,  putih,  kristal,  dan  bubuk  higroskopik. Sorbitol memiliki rasa manis, dingin, dan memiliki sekitar 50
– 60 dari manisnya sukrosa Rowe, et al., 2009.
4. Propilen glikol
Propilen glikol adalah cairan jernih, tidak berwarna, kental, tidak berbau, dengan  rasa  manis,  agak  sangit  menyerupai  gliserin.  Bahan  ini  dapat
berfungsi  sebagai  pengawet  antimikroba,  disinfektan,  humektan, plasticizer,  pelarut,  stabilizer,  dan  pelarut  pembantu  yang  dapat
bercampur dengan air Rowe, et al., 2009.
Universitas Sumatera Utara
10 5.
Trietanolamin Trietanolamin  TEA adalah cairan kental jernih, tidak berwarna hingga
berwarna kuning pucat yang mempunyai bau agak menyerupai amoniak. TEA  digunakan  secara  luas  dalam  formulasi  bidang  farmasi,  terutama
dalam  pembentukan  emulsi.  TEA  jika  dicampur  dengan  asam  lemak seperti asam stearat atau asam oleat akan membentuk sabun anionik yang
dapat  berfungsi  sebagai  pengemulsi  untuk  menghasilkan  emulsi  minyak dalam air yang stabil Rowe, et al., 2009.
6. Metil paraben
Metil  paraben  digunakan  secara  luas  sebagai  pengawet  antimikroba dalam  formulasi  kosmetika,  produk  makanan,  dan  bidang  farmasi.
Khasiat  pengawet  dari  metil  paraben  juga  ditingkatkan  dengan penambahan propilen glikol sebanyak 2
– 5. Konsentrasi pengawet ini biasa  digunakan  dalam  sediaan  topikal  berkisar  antara  0,02
–  0,3 Rowe, et al., 2009.
2.4 Kulit