Tembaga Cu Mangan Mn

11 Sumber besi yang baik adalah makanan hewani, seperti daging, ayam, dan ikan. Sumber baik lainnya adalah telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis buah Almatsier, 2001.

2.2.2. Seng Zn

Tubuh mengandung 2-2,5 gram seng yang tersebar di hampir semua sel. Sebaian besar seng berada di dalam hati, pankreas, ginjal, otot dan tulang. Jaringan yang banyak mengandung seng adalah bagian-bagian mata, kelenjar prostat, spermatozoa, kulit, rambut dan kuku Almatsier, 2001. Seng merupakan kofaktor lebih dari 70 macam enzim yang mempunyai fungsi khusus pada organ mata, hati, ginjal, otot, kulit, tulang dan organ reproduksi laki-laki. Seng juga penting dalam pertumbuhan gigi Indrasari, 2006. Sumber seng yang paling baik adalah protein hewani, terutama daging, hati, kerang dan telur. Serealia tumbuk dan kacang-kacangan juga merupakan sumber yang baik, namun mempunyai ketersediaan biologik yang rendah Almatsier, 2001.

2.2.3. Tembaga Cu

Tembaga ada dalam tubuh sebanyak 50 sampai 120 mg. Sekitar 40 ada di dalam otot, 15 di dalam hati, 10 di dalam otak, 6 di dalam darah dan selebihnya di dalam tulang, ginjal, dan jaringan tubuh yang lain. Di dalam plasma, 60 dari tembaga terikat dari seruloplasmin, 30 pada transkuperin dan selebihnya pada albumin dan asam amino. Tembaga terdapat luas di dalam makanan. Sumber utama tembaga adalah tiram, kerang, hati, ginjal, kacang- kacangan, unggas, biji-bijian, serealia dan coklat Almatsier, 2001. Universitas Sumatera Utara 12 Tembaga berperan bersama zat besi dalam beberapa fungsi metabolik penting yaitu dalam sistem oksidasi jaringan sel dalam produksi energi. Sebagai unsur penting dalam enzim oksidatif asam amino, mineral tersebut sangat penting bersama-sama dengan zat besi dalam membentuk hemoglobin dan merupakan unsur penting dalam proses katalis melalui perannya sebagai komponen dalam banyak sel enzim. Penting juga bagi fungsi saraf, pertumbuhan tulang dan metabolisme gula Indrasari, 2006.

2.2.4. Mangan Mn

Dalam tubuh manusia, Mn berperan sebagai katalisator dari beberapa reaksi metabolik yang penting pada pembentukan protein, karbohidrat, dan lemak. Pada metabolisme protein, Mn mengaktifkan interkonversi asam amino dengan enzim spesifik seperti arginase, prolinase, dipeptidase. Pada metabolisme karbohidrat, Mn berperan aktif dalam beberapa reaksi konversi pada oksidasi glukosa dan sintesis oligosakarida. Pada metabolisme lemak, Mn berperan sebagai kofaktor dalam sintesis asam lemak rantai panjang dan kolesterol Indrasari, 2006. Defisiensi kekurangan mangan jarang terjadi, tetapi kekurangan mangan dapat mengganggu metabolisme lemak, menghambat pertumbuhan serta merusak sistem kerangka tubuh, reproduksi dan saraf. Mangan banyak terdapat dalam makanan nabati sedangkan kebutuhan tubuh terhadap mangan kecil Almatsier, 2001.

2.3. Inductively Coupled Plasma ICP